• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Problem Based Learning. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Problem Based Learning. pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Model

Problem Based Learning

Mochamad Yusuf

STKIP Bina Insan Mandiri

1. Pengertian Model Problem Based Learning

Model PBL dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning. Konsep tersebut memberikan dukungan teoritis terhadap pengembangan model PBL yang berorientasi pada kecakapan memproses informasi.

(2)

Stepien & Workman (1993) dan Ward & Lee (2002) memiliki pandangan yang sedikit berbeda tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Mereka mengatakan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Yang memiliki pandangan seperti Stepien & Workman (1993) adalah Bood & Felelti (1997) mereka menyatakan bahwa “Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) adalah suatu cara bagaimana mengkonstruk dan mengajar menggunakan masalah sebagai stimulus dan fokus aktivitas belajar”.

Pendapat lain mengatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah motode pembelajaran yang mengembangkan siswa untuk belajar dan belajar, yang dilaksanakan secara kooperatif di dalam kelompoknya dalam upaya mencari penyelesaian masalah-masalah nyata. Suradijono (2004) mengungkapkan pendapat yang sama tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Beliau meyatakan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model belajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengitegrasikan pengetahuan baru.

(3)

menemukan peyelesaian atas masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan mereka. Dalam hal ini siswa akan terlibat sebagai subjek pembelajaran dan akan mendorong rasa ingin tahu mereka dalam proses pembelajaran.

Konsep pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dikembangkan berdasarkan pada teori-teori pendidikan Vygotsky, Dewey, dan teori lain yang terkait dengan teori pembelajaran konstruktivis sosioal-budaya dan desain pembelajaran. Menurut Hmelo & Evensen (2000) bahwa dalam perspektif konstruktivisme, peran instruktur atau pengajar dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah membimbing proses pembelajaran daripada memberikan pengetahuan. Dari perspektif ini, komponen penting dalam proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adanya umpan balik (feed back), refleksi terhadap proses pembelajaran dan dinamika kelompok.

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, ditemukan bahwa pengertian pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak dinyatakan dalam satu arti yang sama. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat saja dikatakan sebagai suatu strategi, metode atau model, pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang ensensial dari materi pembelajaran

(4)

akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan beriteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator kepada siswa menjadi proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Diharapkan proses tersebut menghasilkan yang lebih baik, karena menurut paham kontruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.

2. Karakteristik Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran, memiliki karakteristik masing-masing untuk membedakan model yang satu dengan model yang lain. Seperti yang diungkapkan Trianto (2009: 93) bahwa karakteristik model PBL yaitu: (a) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (b) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (c) penyelidikan autentik, (d) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (e) kerja sama.

Sedangkan karakteristik model PBL menurut Rusman (2010: 232) adalah sebagai berikut:

a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.

(5)

d. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning.

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

i. Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

j. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barraws (1996), Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sebagai berikut.

a. Belajar berpusat pada siswa

(6)

b. Belajaran mengunakan masalah-masalah ontentik

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang ontentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

c. Memperoleh informasi baru melalui belajar secara langsung

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

d. Belajar dalam kelompok lain

Agar terjadi interaksi ilmiah atau tuker pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, maka pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.

e. Pengajar bertidak sebagai fasilitator

Pada pelaksanaan pembelajaran Problem Based Learning (PBL), pengajar hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun begitu pengajar harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.

(7)

Tabel 2.1 : Perbedaan PBL dengan Model Lain

No Model Belajar Deskripsi

1 Ceramah Informasi dipresentasikan dan

didiskusikan oleh guru dan siswa.

2 Studi Kasus Pembahasan kasus biasanya

dilakukan di akhir pembelajaran dan selalu disertai dengan pembahasan di kelas tentang materi (dan sumber-sumbernya) atau konsep terkait dengan kasus.

3 PBL Informasi tertulis yang berupa

masalah diberikan diawal kegiatan pembelajaran. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah. Materi dan konsep yang relevan ditemukan oleh siswa

3. Tujuan Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan Rusman (2010: 238) bahwa tujuan model PBL adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan karakteristik model PBL yaitu belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif, dan belajar tim, serta kemampuan berpikir reflektif dan evaluatif.

(8)

belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan; (c) menjadi para siswa yang otonom atau mandiri. 4. Kelebihan dan Kelemahan Model PBL

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu dicermati untuk keberhasilan penggunaannya. Menurut (Warsono dan Hariyanto, 2012, 152) kelebihan PBL antara lain:

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan tertantang untuk menyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world).

b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman.

c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa. d. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.

Kelemahan dari penerapan model ini antara lain:

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah.

(9)

5. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning

Model PBL memiliki beberapa langkah pada implementasinya dalam proses pembelajaran. Menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2010: 243) mengemukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut.

a. Orientasi siswa pada masalah, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing pengalaman individual atau kelompok, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru membantu siswa

dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya dan,

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka lakukan.

(10)

Tabel 2.1

Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Tahap I terlibat pada aktivitas pemecahan masalah berada dalam kelompok yang telah ditetapkan

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Siswa melakukan inkuiri, investigasi, dan bertanya untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang dihadapi laporan serta membantu siswa untuk berbagai

(11)

dipelajari, siswa berusaha untuk membuat rancangan, proses, penelitian yang mengarah ke penyelesaian masalah, sehingga membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman nyata, kemudian siswa mengidentifikasi permasalahan dengan cara apa saja hal-hal yang diketahui, yang ditanyakan, dan mencari cara yang cocok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam menginvestigasikan dan menyelesaikan masalah, dalam prosesnya siswa menggunakan banyak keterampilan sehingga termotivasi untuk memecahkan masalah nyata dan guru mengapresiasi aktivitas siswa sehingga senang bekerjasama.

(12)

Gambar

Tabel 2.1 : Perbedaan PBL dengan Model Lain

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji F menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik berbeda jenis dan dosis berpengaruh nyata secara interaksi terhadap berat volume tanah, sedangkan jenis dan

Dalam pembinaan agama pada diri pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena

Berdasarkan hasil dari penelitian diatas menunjukkan bahwa faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai adalah faktor infrastruktur yang memiliki bobot paling besar

Hasil tersebut sesuai pendapat dari Muslihatun (2010) yang menyatakan bahwa faktor janin/ bayi baru lahir yang dapat menyebabkan asfiksia adalah prematur, berat badan

Dengan kat a lain ekspresinya harus m em iliki nilai yang bert

Realizing that fact, Stella Duce 1 Senior High School and English Language Training International (ELTI) Yogyakarta then made an agreement to carry out a collaborative teaching

Nilai moral yang terkandung dalam karya seni, atau dalam bentuk cerita rakyat, langsung maupun tak langsung, bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal

Selama berdiskusi, baik pembawa acara maupun narasumber se- cara visual nonverbal masing-masing berupa- ya menunjukkan eksistensinya di dalam layar untuk menyajikan perbincangan