• Tidak ada hasil yang ditemukan

T LIN 1202062 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T LIN 1202062 Chapter3"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan prosedur untuk mengungkap jawaban terhadap berbagai

permasalahan dalam penelitian. Pemaparan pada bab ini dimulai dengan metode

penelitian (3.1), sumber data (3.2), informan penelitian (3.3), prosedur

pengumpulan data (3.4), tempat dan waktu penelitian (3.5), dan diakhiri dengan

prosedur analisis data (3.6).

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memberikan gambaran yang komprehensif,

konsisten dan akurat mengenai prosedur penelitian supaya peneliti lain dapat

mereplikasi penelitian yang dilakukan dan cara menganalisis data yang dipakai.

Metode penelitian yang pilih untuk penelitian ini adalah penelitian

kualitiatif deskriptif. Creswell (1998: 15) memandang penelitian kualitatif sebagai

proses penelisikan dan eksplorasi permasalah sosial. Dalam penelitian kualitatif,

peneliti menggambarkan fenomena secara menyeluruh (holistik), menganalisis

kata-kata, melaporkan tinjauan mengenai informan secara rinci, dan melakukan

penelitiannya dalam setting alamiah.

Metode penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri antara lain: (1) menggunakan

latar ilmiah (natural setting); (2) peneliti sebagai instrumen kunci (key

instrument); (3) data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambaran sesuatu

bukan berupa angka-angka; dan (4) data dianalisis secara induktif, artinya data

dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta (data) ke teori (Moleong, 2001).

Dengan menggunakan metode ini fokus kajian akan lebih mudah dieksplor

dan perubahan-perubahan bunyi yang terjadi ketika anak DS melafalkan kata akan

lebih mudah diteliti karena metode penelitian kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1975 dalam

(2)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini juga bersifat deskriptif yaitu menjelaskan gambaran

perubahan bunyi segmental anak DS ketika memproduksi kata bahasa Indonesia.

Ini terkait dengan karakteristik penelitian deskritif menurut Furchan (2004) yaitu

(1) cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah

secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat. (2)

tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya uji

hipotesis. Hermawan Wasito (1992:10) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

dan keadaan sebagaimana adanya sesuai fakta.

Selain bersifat deskriptif, jenis penelitian ini merupakan studi kasus. Studi

kasus adalah penelitian yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan

terperinci dan memiliki pengambilan data yang mendalam. Beberapa macam

kasus yang diteliti berupa program, peristiwa, aktivitas, ataupun individu. Data

dari studi kasus pun diperoleh dari observasi dan dokumentasi yang sebagaimana

prosedur perolehan data penelitian kualitatif (Rahardjo, 2011).

3.2 Sumber Data

Sumber data untuk penelitian ini adalah korpus berupa transkripsi fonetis atas

perubahan bunyi konsonan bilabial dan apikoalveolar anak DS ketika melafalkan

kata Indonesia. Pembahasan detail mengenai korpus penelitian dijelaskan pada

subbab selanjutnya.

3.2.1 Korpus

Penelitian yang berkaitan dengan bahasa pada hakikatnya merupakan bagian dari

penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah seperti yang dikatakan Kerlinger (1990:17)

adalah penelitian yang sistemis, terkontrol, empiris dan kritis tentang

fenomena-fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang

hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Berdasarkan

batasan penelitian ilmiah ini, maka penelitian bahasa adalah penelitian yang

(3)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tutur (Mahsun, 2000:1). Penelitian ini membahas pelafalan anak DS berupa

perubahan-perubahan bunyi yang terjadi ketika mereka melafalkan kata bahasa

Indonesia.

Transkripsi fonetis atas pelafalan bunyi konsonan bilabial dan apikoalveolar

pada kata bahasa Indonesia anak DS tersebut sebagai data primer, serta data-data

mengenai informan baik secara medis, akademis, dan kesehariannya sebagai data

sekunder.

Korpus ini didapat melalui beberapa kali pengambilan data. Ini dilakukan

untuk mendapatkan keajegan dari pelafalan anak DS selama penelitian hingga

terkumpullah transkripsi-transkripsi fonetis atas pelafalan bunyi konsonan bilabial

dan apikoalveolar anak DS pada kata bahasa Indonesia yang mengalami proses

perubahan bunyi.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah dua anak DS berumur sembilan dan sepuluh tahun

yang selanjutnya informan satu disebut dengan R1 dan informan dua dengan R2.

R1 mulai belajar di SLBN Cileunyi semenjak umur tujuh tahun. Ayahnya bekerja

sebagai wirausaha sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga, dan R1

merupakan anak tunggal. R1 memiliki kemampuan yang berada pada taraf

retardasi mental sedang. Artinya kemampuannya dibawah rata-rata anak

sebayanya. Usia kalender R1 adalah sembilan tahun tapi usia kemampuannya

setara dengan anak berumur dua tahun. R1 kesulitan dalam melafalkan bunyi [b],

[m], [t], [d], dan [r] sehingga sering melakukan kesalahan pelafalan ketika

memproduksi bunyi-bunyi tersebut. Tidak ada pengulangan dan perpanjangan

ketika berbicara. Untuk hubungan sosial, R1 dapat bergaul dengan teman

sekelasnya, dengan orang yang baru kenal pun R1 bisa berinteraksi dengan baik

hanya saja R1 pasif dan malas.

R2 adalah anak penyandang DS berusia sepuluh tahun yang merupakan

(4)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012 ketika berumur delapan tahun. Ayahnya adalah POLRI dan ibunya seorang

ibu rumah tangga. Kemampuan R2 yang sudah dimiliki adalah memiliki

pembendaharaan kata gambar dan dapat menyebutkan beberapa nama benda yang

ada di lingkungan sekitar meskipun pelafalannya belum jelas. Kesalahan pelafalan

yang sering dilakukakan oleh R2 adalah dalam melafalkan bunyi [b], [m], [d], [n],

[l], dan [r]. Selain itu ketika R2 berbicara terdengar monoton dan datar. Tidak ada

perpanjangan suku kata, kata maupun kalimat. Kesalahan-kesalahan ini

disebabkan R2 memiliki kelainan perkembangan mental intelektual yang tidak

sesuai dengan perkembangan usianya. Meskipun demikian, R2 adalah anak yang

aktif, mampu berinteraksi dan bersosialisasi meskipun dengan orang yang baru ia

kenal.

Pemilihan informan ini berdasarkan atas amatan, apakah termasuk ke dalam

kualifikasi sampel atau tidak dan direkomendasikan oleh guru kelas untuk

menjadi informan dalam penelitian ini. Kualifikasi sampel terdiri dari tiga

kualifikasi yaitu pertama adalah anak DS yang telah didiagnosa memiliki

kesalahan pelafalan dalam produksi kata karena dislogia yaitu suatu bentuk

kelainan dimana perkembangan mental intelektual tidak sesuai dengan

perkembangan anak yang berdampak pada gangguan bahasa dan bicara. Kedua,

termasuk anak DS yang tingkat mental retardasinya sedang. Kemudian ketiga,

kedua sampel tumbuh dan berkembang secara alamiah belum dikenai terapi

wicara atau metode lain untuk melatih kesalahan pelafalannya. Sedangkan untuk

jumlah informan bergantung pada kesanggupan informan.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Langkah yang sangat penting dalam penelitian adalah pengumpulan data karena

langkah ini merupakan bagian dari penelitian untuk memperoleh data yang

diperlukan. Peneliti dituntut terampil dalam mengumpulkan data agar

mendapatkan data yang valid. Penelitian ini menggunakan tiga prosedur

pengumpulan data, yaitu (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) tes pelafalan kata.

(5)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung

tingkah laku anak pada saat berujar (Djardjowidjojo, 2005). Observasi yang

digunakan adalah observasi libat cakap atau partisipan. Metode cakap ini

memiliki teknik dasar berupa teknik pancing atau stimulasi yang diberikan

peneliti pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan

(Mahsun, 2013: 95). Pada pelaksanaannya, teknik stimulasi yang diberikan adalah

tes pelafalan kata. Tes ini sangat efektif dalam menstimulus pelafalan dan variasi

pelafalan yang dituturkan informan.

Untuk membantu dalam melakukan pengamatan terhadap variasi pelafalan

yang diujarkan oleh anak DS maka penulis mengumpulkan data melalui metode

rekam dan catat. Metode ini dilakukan untuk membantu penulis mengumpulkan

data yang berupa ujaran dari informan yang nantinya data rekaman tersebut

ditranskripsikan dalam bentuk tulisan yang kemudian dianalisis. Instrumen yang

digunakan dalam metode rekam ini adalah alat rekam yang fungsinya untuk alat

bantu mengingat pelafalan informan.

3.4.2 Wawancara

Penelitian ini menggunakan wawancara alamiah tanpa naskah wawancara yang

dilakukan kepada orang tua informan dan guru pembimbing di sekolah. Hal ini

dilakukan untuk mendapat keterangan yang seobjektif mungkin dan memperoleh

data secara jelas dan konkret tentang perilaku kebiasaan dan perkembangan

bahasa informan.

3.4.3 Tes Pelafalan Kata

Tes ini adalah tes pelafalan yang diberikan kepada anak DS berupa daftar kata

berdasarkan cara artikulasi, tempat artikulasi, dan posisi kata. Lebih spesifiknya,

daftar kata ini terdiri dari 280 kata yang terdiri dari 264 kata benda, 13 kata kerja,

dan 3 kata sifat. Jumlah kata ini selain karena keterbatasan waktu, merujuk pula

pada perkiraan bahwa anak umur 2;0 atau lebih telah menguasai 200-300 kata

(lihat Barret, 1995 dalam Dardjowidjojo, 2008:258). Jumlah demikian diyakini

sudah bisa mengungkap kecenderungan-kecenderungan kesalahan pelafalan anak

(6)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proporsi kata benda yang lebih banyak merujuk pada hasil penelitian yang

dilakukan Dardjowidjojo terhadap jenis kata yang dikuasai oleh cucunya selama

lima tahun (Dardjowidjojo, 2008:259) bahwa frekuensi kemunculan nomina

(rata-rata 49%) menduduki posisi paling atas daripada verba ((rata-rata-(rata-rata 29%), dan

ajektifa (13%).

Berikut adalah tabel pelafalan yang digunakan sebagai lembar pengamatan

yang meliputi (1) tempat artikulasi, (2) cara artikulasi, (3) posisi konsonan pada

kata, (4) transkripsi grafemis, dan (5) transkripsi fonetis penutur.

No.

Tabel 3.1 Instrumen pelafalan konsonan bilabial dan apikoalveolar anak DS

Keterangan:

Ada perubahan fonologis = ada kesalahan pelafalan konsonan bilabial dan apikoalveolar Tidak ada perubahan fonologis = tidak ada kesalahan pelafalan konsonan bilabial dan

apikoalveolar

Dalam pelaksanaannya, peneliti mengujarkan beberapa daftar kata bahasa

Indonesia yang sudah disiapkan dengan pelafalan yang benar kemudian dilafalkan

ulang oleh informan dan proses ini dilakukan berulang-ulang atau dilatih setiap

kali dengan penuh kesabaran. Tes ini digunakan untuk mengetahui realisasi gejala

variasi pelafalan seperti perubahan atau penambahan bunyi pada daftar kata

bahasa Indonesia yang dilafalkan anak DS.

(7)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan di SLBN Cileunyi Bandung Jl. Pandanwangi Cibiru Indah

III, Desa Cibiru Wetan Cileunyi, Kabupaten Bandung. SLBN Cileunyi ini

merupakan sekolah yang dijadikan koordinator wilayah administratif bagi gugus

yang berada di wilayah Timur dan Selatan Kabupaten Bandung. Sekolah ini tidak

mengkhususkan pada satu jenis anak berkebutuhan khusus tetapi tetap berupaya

untuk mengakomodir semua kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus.

Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Januari sampai dengan Juni

2014. Dalam kurun waktu enam bulan itu informan diobservasi saat belajar

dikelas, berkomunikasi dengan teman kelas, guru, dan orang tua serta

kegiatan-kegiatan selama di lingkungan sekolah. Tes pelafalan dilakukan setiap tiga hari

dalam seminggu dan menambahkan gambar pada kata benda yang akan diteskan.

Ini dilakukan untuk mengurangi rasa bosan informan ketika dilakukan tes. Guru

pendamping informan sangat bekerjasama dengan peneliti sehingga memberikan

waktu yang leluasa selama penelitian. Waktu tes penelitian ini dilakukan pukul

09.00 – 11.00. Selama kegiatan tes, diterapkan kegiatan bermain, bernyanyi, dan

mewarnai agar informan tidak merasa bosan atau jenuh sehingga mereka dapat

mengikuti tes ini dengan baik.

3.6 Prosedur Analisis Data

Prosedur analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Dalam analisis data langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

3.6.1 Analisis Tuturan Anak DS dalam Melafalkan Konsonan Bilabial dan

Apikoalveolar

Data yang telah terkumpul kemudian ditelaah untuk mencari tuturan anak DS

yang mengalami perubahan fonologis dalam pelafalan bunyi konsonan bilabial

dan apikoalveolar. Tuturan Anak DS terkait dengan kemampuan dan

ketidakmampuan mereka dalam melafalkan kata yang terdiri dari bunyi konsonan

bilabial dan apikoalveolar pada posisi awal, tengah, dan akhir. Untuk melihat

kemampuan dan ketidakmampuan ini, dilakukan perhitungan rata-rata terhadap

(8)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diklasifikasikan kepada empat kategori yaitu sangat akurat (SA), akurat (A), tidak

akurat (TA), dan sangat tidak akurat (STA). Berikut tabel skor setiap kategori

dengan mengacu pada skala pelafalan Djiwandono (2008:83).

Empat Indikator Penilaian

Pilihan Penilaian Skor

Sangat Akurat 4

Akurat 3

Tidak Akurat 2

Sangat Tidak Akurat 1

Tabel 3.2 Penskoran pelafalan kata

Penjelasan setiap indikator yang diamati adalah (1) sangat akurat (SA) yaitu

pelafalan amat baik dan amat jelas, (2) akurat (A) yaitu pelafalan baik dan jelas,

(3) tidak akurat (TA) yaitu pelafalan kurang baik dan kurang jelas, dan (4) sangat

tidak akurat (STA) yaitu pelafalan tidak baik dan tidak jelas. Untuk mendapatkan

skala tingkat kemampuan pelafalan anak DS dalam penelitian ini menggunakan

persentase kesalahan terhadap jumlah keseluruhan fonem yang dilafalkan.

Nilai kemampuan (%) = ∑ � �ℎ� � � �

∑ � x 100%

Setelah mendapatkan skor kemampuan yang didapat anak DS dalam

melafalkan konsonan bilabial dan apikoalveolar kemudian ditentukan interpretasi

persentase kelompok kemampuan informan sebagai berikut.

0 25% 51% 76% 100%

SA A TA STA

(Riduwan, 2009)

Tahap selanjutnya adalah pengklasifikasian data. Tahap ini dibagi atas dua

(9)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelafalan dan kedua, pengklasifikasian berdasar ketidakmampuan baik pada

posisi awal, tengah, dan akhir kata. Kemudian data-data yang sudah

diklasifikasikan dianalisis dan dideskripsikan dengan penganalisisan fonologis

Chaer (2013). Untuk mendapatkan pola kemampuan dan ketidakmampuan

menggunakan pola fonotaktik dan notasi kemampuan dan ketidakmampuan yang

diadopsi dari O’Grady et al. (1996:105).

3.6.2 Analisis Pola Perubahan Anak DS dalam Melafalkan Konsonan Bilabial

dan Apikoalveolar Berdasakan Tipe Perubahan Bunyi

Langkah 3.6.2 ini dilakukan untuk mengetahui pola ketidakmampuan pelafalan

konsonan bilabial dan apikoalveolar berdasarkan teori perubahan bunyi yang

diadopsi dari teori Crowley (1992). Selain pemaparan hasil analisis data

berdasarkan teori, dideskripsikan pula proses pengucapan yang dilakukan

informan. Misalnya penghilangan fonem [p] pada kata <pesawat> dianalisis

berdasarkan posisi pada kata dan struktur silabel (Dardjowidjojo, 2008:42)

disertai dengan cara proses produksinya. Setelah mengetahui letak penghilangan

(10)

Laili Rahmatul Fajri, 2014

PERUBAHAN FONOLOGIS KONSONAN BILABIAL DAN APIKOALVEOLAR PADA ANAK DOWN SYNDROME

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen pelafalan konsonan bilabial dan apikoalveolar anak DS
Tabel 3.2 Penskoran pelafalan kata

Referensi

Dokumen terkait

24 unsur institusi yang berkaitan dengan pengelolaan lahan kritis, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pada hal mereka adalah tenaga teknis dan fasilitator yang paling

merek Aqua ketika akan melakukan pembelian AMDK. Hal ini didukung dengan kemudahan konsumen mendapatkan Aqua, kualitas Aqua yang telah teruji dan memiliki citra

Surat dukungan (termasuk jaminan purna jual) dari produsen atau distributor peralatan RPH terutama katrol dinding dan surat dukungan dari distributor/agen

Apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, pendekatan adalah cara yang dipilih untuk mencapaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi

Setelah bidang benar-benar halur, rata dan disetujui oleh pengawas, maka pelaksanaan pengecatan dasar (filler coat) dapat dilakukan dengan menggunakan roller sampai didapat

Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) terhadap cookies kelor menunjukkan bahwa konsentrasi tepung kelor (T) dan suhu pemanggangan (S) berpengaruh nyata

Dengan metode penjadwalan usulan yaitu metode ACSJS (Ant Colony System – Job Shop), semua pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 3130 menit (15,2% lebih cepat dari metode FIFO). o

Dari hasil penelitian yang didapat kuat tekan beton rencana adalah K-250 berdasarkan pendekatan dari hasil perhitungan stuktural dan perhitungan daya dukung mekanika tanah