PENDAHULUAN Latar Belakang
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka pengusahaan budidaya bawang merah
telah menyebar di hampir semua provinsi di Indonesia
(Sumarni dan Hidayat, 2005).
Bawang merah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, dan senyawa yang berfungsi sebagai anti-mutagen dan anti-karsinogen.
Dari setiap 100 gram umbi bawang merah kandungan airnya mencapai 80-85 g, protein1,5 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 9,3 g. Adapun komponen lain adalah beta karoten 50 IU, tiamin 30 mg, riboflavin 0,04 mg, niasin 20 mg, asam askorbat
(vitamin C) 9 mg. Mineralnya antara lain kalium 334 mg, zat besi 0,8 mg, fosfor 40 mg, dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).
Berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan Karo, 2014 kerugian di sektor pertanian dan perkebunan sejak Gunung Sinabung erupsi hingga 6 Januari 2014 diperkirakan Rp 712,2 milyar dimana 10.406 ha lahan
pertanian dan perkebunan puso. Luas lahan pertanian dan perkebunan ini meliputi tanaman pangan (1.837 ha), hortikultura (5.716 ha), tanaman buah (1.630 ha),
biofarmaka (1,7 ha), dan perkebunan (2.856 ha). Dampak ini terdapat di 4 kecamatan yaitu Naman Teran, Simpang Empat, Payung dan Tiganderket.
Abu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan
yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar
biasanya jatuh disekitar sampai radius 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga ribuan kilometer (Sudaryo dan Sucipto, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Sinuhaji (2011) debu vulkanik Gunung
Sinabung memiliki kandungan logam berat Tembaga dan unsur hara Karbon
(C-Organik) 0,54% ; Nitrogen (N-Total) 0,13% ; Kalium (K2O) 0,55% ; Fosfor (P2O5) 0,14% ; Silika (SiO2) 59,92% ; Belerang (S) 0,18% ; Besi (Fe)
16,11% ; pH (H2O) 5,69% ; Kehalusan 100 Mesh 85,20%.
Rehabilitasi dan pemulihan untuk jangka pendek, pada lahan yang mengalami tutupan abu tipis, dilakukan penyampuran dengan tanah menggunakan cangkul. Untuk penanaman baru dilakukan pengolahan tanah dengan
cangkul/traktor dan penambahan bahan organik 5 ton/ha. Untuk tutupan abu ketebalan sedang pada lahan tanaman sayuran dan tanaman pangan dilakukan
pengolahan tanah dengan traktor, penambahan bahan organik 5-10 ton/ha, sedangkan untuk tutupan abu yang tebal penanganannya dalam mengolah tanah
dengan traktor dan penambahan bahan organik 10-15 ton/ha
(Litbang. Deptan, 2013).
Penutupan lahan oleh abu volkan dengan ketebalan < 5 cm, dilakukan
perbaikan dengan pengolahan tanah, pemberian mulsa 1 ton/ha. Penutupan lahan oleh abu volkan dengan ketebalan >5 - 10 cm dilakukan pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik curah 2 ton /ha (Suriadikarta dkk., 2010).
Menurut analisis Bahri (2010), arang sekam mengandung N, 32 %, P205,
15 %, K2 0,31%, Ca 0,96 %, Fe 180 ppm, Mn 80,4 ppm, Zn 14,10 ppm dan pH 6,8.
Bahan organik yang melimpah di sekitar sawah tadah hujan adalah limbah jerami padi. Selain sebagai pakan ternak. Jerami merupakan sumber bahan organik in situ yang murah untuk memperbaiki mutu tanah. Jerami padi dapat
diberikan dalam bentuk kompos. Jerami padi yang diletakkan di pinggir petak persawahan dan digunakan pada musim tanam berikutnya yang merupakan sistem
pengomposan secara sederhana ternyata mampu memperbaiki produktivitas tanaman dan memberikan emisi gas rumah kaca seperti metana dan dinitrogen oksida lebih rendah daripada jerami segar (Harsanti dkk., 2012).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh komposisi pemberian abu vulkanik Gunung Sinabung, arang sekam padi dan kompos jerami terhadap pertumbuhan dan
produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.).
Hipotesa Penelitian
Komposisi pemberian abu vulkanik Gunung Sinabung, arang sekam padi dan kompos jerami berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.).
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memperoleh data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.