KALKULUS INTEGRAL
O l e h
Drs. Dwi Purnomo, M.Pd.
NIP : 196412041990031003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN IKIP BUDI UTOMO MALANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadlirat Allah swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga ditengah-tengah kesibukan dan rutinitas penulis serta dengan segala kekurangannya, dapat disusun modul sederhana yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari Kalkulus Integral.
Modul ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan IKIP Budi Utomo Malang yang sedang mengikuti perkuliahan Kalkulus. Kekurangan dan belum sempurnanya modul ini menjadi ‘tuntutan” penulis sehingga yang seharusnya mahasiswa menerima banyak pengetahuan tentang Kalkulus Integral dari modul ini belum dapat terwujud seluruhnya.
Terselesaikannya penulisan modul ini tentu tidak terlepas dari bantuan rekan-rekan seprofesi di IKIP Budi Utomo Malang, lebih-lebih mahasiswa yang menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan modul sederhana ini. Terima kasih juga untuk anakku Pandu, Prisma, Caesar dan juga mama anak-anak yang juga telah memberikan dorongan dan inspirasi panjang selama pembuatan modul ini.
Semoga bahan ajar yang telah dituangkan dalam modul ini, akan sangat berguna bagi mahasiswa. Kekurangan dan kekhilafan disana sini Insyaallah diperbaiki dikemudian hari.
Malang, 3 Mei 2010
Dwi Purnomo
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Sampul ... 1 Kata
Pengantar ... 2 Daftar
Isi ... 3
Bab I PENDAHULUAN 1.1
Turunan ... ... .
4
1.2
Antiturunan ... ..
9
1.3 Integral
Tertentu ... 17
Bab II TEKNIK INTEGRAL 2.1 Teknik
Substitusi ... 28 2.2 Integral Fungsi
Trigonometri ... 34 2.3 Teknik Substitusi Fungsi
Trigonometri ... 45
2.4 Integral
Parsial ... 57 2.5 Integral Fungsi
Rasional ... 61 2.6 Integral Fungsi Rasional yang Memuat Fungsi
Trigonometri ... ....
73
Bab III INTEGRAL TIDAK WAJAR 3.1
Diskontinu ...
3.3 Integral Tidak Wajar dengan Batas Tak
Hingga .. 85
Bab IV RUMUS-RUMUS
INTEGRAL ... 91
Bab V TRANSFORMASI LAPLACE
5.1 Definisi Transformsi Laplace
... 101
5.2 Syarat Cukup Transformasi Laplace
Ada ... 106
5.3 Metode Transformasi
Laplace ... 106 5.4 Sifat-sifat Transformasi
Laplace ... 108
DAFTAR
PUSTAKA ... 122
BAB I
ANTITURUNAN
1.1 Turunan
Pembahasan tentang turunan tidak dapat dipisahkan dari pengertian tentang fungsi, baik fungsi eksplisit maupun fungsi implisit. Fungsi eksplisit adalah fungsi yang secara umum penulisannya dinyatakan dalam bentuk y = f(x), sedangkan fungsi implisit adalah fungsi yang secara umum penulisannya dinyatakan dalam bentuk f(x,y) = 0.
1. y = 2 - 2 3x 2. y = 3x2 4x3
3. y = x x x
4. x2 + y2 – 25 = 0 5. xy2 + x2 y – 2 = 0
6. x2 – 2x + y2 + 4y – 5 = 0
Pada contoh di atas, fungsi no 1, 2, dan 3 adalah fungsi eksplisit, sedangkan contoh 4, 5, dan 6 adalah fungsi implisit. Semua fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit dapat diubah penulisannya dalam bentuk implisit, akan tetapi tidak semua fungsi yang ditulis dalam bentuk implisit dapat diubah dalam bentuk eksplisit. Perhatikan contoh 5 di atas. Selanjutnya dari fungsi-fungsi tersebut, dapat ditentukan turunannya.
Definisi
Turunan fungsi y = f(x) adalah fungsi lain yang dinotasikan dengan f’(x) dan didefinisikan oleh
f’(x) = x f x xx f x
) ( ) (
lim
0 , asalkan limitnya ada.
Misal (x+x)= t , maka x = t – x
Karena x 0maka t x
Sehingga definisi turunan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk lain
f’(x) = t x f tt xf x
) ( ) (
lim , asalkan limitnya ada.
Notasi lain untuk turunan y = f(x) dinyatakan dengan ,D f(x)
dx dy
x ,
dx x df ( )
.
menggunakan kaidah differensial yaitu dengan cara mendiferensialkan masing-masing variabel dalam fugsi tersebut. Berikut ini diberikan beberapa contoh menentukan turunan fungsi eksplisit dan implisit.
Contoh
Tentukan dx dy
fungsi-fungsi berikut.
1. y = x + C
Berdasarkan definisi di atas diperoleh
dxdy x f x xx f x
) ( ) (
lim
0
=
x x x x
x
lim0
=
x x x x
x
lim0 . x x x
x x x
= limx0
}
{
)(
)
(
x
x
xx
x
x
x
= limx0x
xxx x
= x xx x 1 lim
0
= 21x
2. y = (13x)
Berdasarkan definisi di atas diperoleh
x x f x x f dx
dy
x
) ( ) (
lim
0
=
x
x x
x
x
1 3 ) 1
( 3
lim
= lim 3(1{(1 ) )(31(1 )})
0 x x x x
x x x
x
= lim(1 1)(1 3 )
0 x x
x
= (1 )2
3
x
Fungsi-fungsi yang mempunyai turunan sebagaimana dijelaskan pada contoh di atas disebut fungsi yang differensiable (dapat diturunkan).
Dengan cara yang sama, jika y = xn maka turunannya ditentukan oleh: x x f x x f dx dy x ) ( ) ( lim 0 = x x x x Lim n n x ) ( 0 = x x x x x n n n x x n n x nx
xn n n n n n
x ) ( ... ) ( ! 3 ) 2 )( 1 ( ) ( ! 2 ) 1 ( lim 3 3 2 2 1 0 = x x x x n n n x x n n x
nxn n n n
x ) ( .... ) ( ! 3 ) 2 )( 1 ( ) ( ! 2 ) 1 ( lim 3 3 2 2 1 0 = ( ) .... ( ) ] ! 3 ) 2 )( 1 ( ) ( ! 2 ) 1 ( [
lim 1 2 3 2 1
0
n n n
n
x x x x
n n n x x n n nx
= nxn1
3. x2y2 250
Dengan mendiferensialkan masing-masing variabel, diperoleh:
d(x2) + d(y2) - d(25) = d(0)
0 2
2
xdx ydy
x + y dxdy = 0
4. Tentukan dxdy dari x2y + xy2 – 2 = 0
d(x2y) + d(xy2 ) – d(2) = d(0)
(x2dy + 2xydx) + (2xydy + y2dx) = 0 (2xy + y2) dx + (2xy +x2) dy = 0
dx dy
= - 2
2
2 2
x xy
y xy
Secara umum, misal u = u(x), v = v(x), dan w = w(x) adalah fungsi yang masing-masing dapat diturunkan dan c sebarang bilangan real, maka dengan menggunakan definisi turunan dapat ditentukan beberapa rumus umum turunan fungsi sebagai berikut.
1. dxd (c) = 0
2. dx
d
(x) = 1
3. dxd (xn) = nxn-1
4. dxd (un) = nun-1
dx d
(u)
5. dxd ( u + v) = dxd (u) + dxd (v)
6. dxd (u - v) = dxd (u) - dxd (v)
7. dx
d
( u v w ... ) = dx
d
(u)
dx d
(v)
dx d
(w) ...
8. dxd (cu) = c dxd (u)
9. dxd (uv) = udxd (v) + v dxd (u)
10. dxd (uvw) = uvdxd (w) + uw dxd (v) + vw dxd (u)
11. dxd (uv ) =
2 v
Bukti sifat-sifat di atas diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Selanjutnya, dengan menggunakan definisi turunan
dx dy
= x f x xx f x
) ( ) (
lim
0 , dapat ditunjukkan beberapa turunan
fungsi geometri di bawah ini. y = cos x, maka
dx dy
=
x x f x x f
x
) ( ) (
lim
0
= x x xx x
cos ) cos(
lim
0
=
x
x x x x
x x
x
2 ) (
sin 2
) (
sin 2 lim
0
=
2 sin 2
) 2
sin( 2 lim
0
x x
x x
x
= -sin x.
Analog, diperoleh turunan fungsi trigonometri yang lain:
1. dxd (sinx) = cos x
2. dxd (cos x) = -sin x
3. dxd (tan x) = sec2x
4. dxd (cot x) = -csc2x
5. dxd (sec x) = sec x tan x
6. dxd (csc x) = -csc x cot x
Antiturunan merupakan balikan dari turunan, sehingga untuk mempelajarinya harus dikaitkan dengan turunan fungsi.
Menurut definisi turunan, jika y = x maka
x dx
dy
2 1
.
Dengan cara yang sama, diperoleh
1. Jika y = x +3 maka
x dx
dy
2 1
.
2. Jika y = x - 3 maka
x dx
dy
2 1
.
3. Jika y = x - 100 maka
x dx
dy
2 1
4. Jika y = x +
7
1 maka
x dx
dy
2 1
, dan seterusnya.
Dengan kata lain, untuk y = x + C, C R maka
x dx
dy
2 1
.
Karena antiturunan merupakan balikan dari turunan, maka penulisan bentuk di atas dapat disederhanakan dengan Ax
x
2 1
= xC.
Hal ini berarti bahwa fungsi y = xC, dengan C Rmempunyai
turunan dxdy 21x .
atau antiturunan dari f(x) =
x
2 1
adalah F(x) = x + C, C R.
Fungsi-fungsi yang dapat ditentukan antiturunannya disebut integrable (terintegralkan).
Dalam hal yang lebih umum, bentuk Ax
x
2 1
= xC.
dinyatakan dengan
x
2 1
dx = xC.
Jadi, misal y = f(x) dan antiturunannya adalah F(x) + C, maka
Bentuk
f(x) dx = F(x) + C , f(x) disebut integran dan F(x) + C disebut anti turunan.Teorema 1.
Jika r sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka:
C r
x dx x
r r
1
1 .
Akibatnya jika r = -1 maka
xrdx
x1dx=
dx x1
= ln x C
Bukti
Untuk mengembangkan suatu hasil yang berbentuk
f(x) dx = F(x) + C, C
Real.Kita cukup menunjukkan bahwa
) ( ] ) (
[F x C f x
Dx
Dalam kasus di atas
r r r
x n x x
r C r
x
D
) 1 ( 1 1 1
1
Teorema 2
Misal f(x) dan g(x) fungsi-fungsi yang integrable dan C sebarang konstanta maka:
1.
Cf(x)dx = C
f(x)dx,2.
[f(x)g(x)]dx
f(x)dx
g(x)dx,3.
[f(x) g(x)]dx
f(x)dx
g(x)dx, BuktiUntuk membuktikan teorema di atas, cukup dengan mendeferensialkan ruas kanan dan amati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.
= Cf(x)
2. Dx {
f(x)dx
g(x)dx} = Dx
f(x)dxDx
g(x)dx= f(x) + g(x)
3. Dx {
f(x)dx
g(x)dx} = Dx
f(x)dx Dx
g(x)dx= f(x) - g(x)
Contoh
Tentukan integral berikut berdasarkan sifat integral di atas. 1.
x2 x
dxJawab
x2 x
dx=
x2dx xdx= 3 1 2 2
2 1 3
1
C x C
x
= x3 x2C
2 1 3 1
2. dx
x x2 1 2
Jawab
dx
x x2 1 2
= dx
x x x
2 12 4
=
dx x dxx x dx
x
x4 2 2 1
=
x7/2dx2
x3/2dx
x1/2dx3. dx
x x x
3 2) 1 (
Jawab
dx x x x
3 2) 1 (
=
( 2 3 2 1)x x x x
dx
= dx
x x dx x x dx
x x
3 3
2
3 3
=
x8/3dx2
x5/3dx
x2/3dx= x11/3 x8/3 x5/3C
5 3 4
3 11
3
Teorema 3
sin x dx = - cos x + C, C
Real
cos x dx = sin x + C, c
RealBukti
Untuk membuktikan teorema di atas cukup dengan menunjukkan bahwa
Dx( cosx)sinx dan Dx(sinx) cosx.
Teorema 4
Andaikan f(x) fungsi yang differensiable dan n bilangan Rasional yang bukan -1, maka:
, 1
) ( )
( ' ) (
1 C r
x f dx x f x f
r
r C
Real.Contoh
1.
3x 4x2 11dx JawabKarena D (4x2 11)
x = 6x dx, sehingga berdasarkan teorema
di atas
3x 4x2 11dx =
4 11 21 x2 d(6x)
= x C
2 / 3
) 11 4
( 2
1 2 3/2
= (4 2 11)3/2
3 1
x + C.
2.
dy yy
5 2
3
2
Jawab
dy yy
5 2
3
2 =
ydy
y 5) 3
2
( 2 1/2
=
y 4ydy 4 3 ) 5 2( 2 1/2
=
(2y 5) .4ydy 43 2 1/2
= y C
2 / 1
) 5 2 ( . 4
3 2 1/2
= 2y 5C
2
3 2
3.
3sin(6x2)dx JawabMisal U = 6x + 2 dU = 6 dx atau 3 dx = dU2 , sehingga
3sin(6x2)dx =
2 sinU dU
= ( cosU)C
2 1
= cos(6x2)C
2 1
4.
1cosxsinxdx JawabMisal A = 1cosx A21cosx
2A dA = (-sin x) dx, sehingga:
1cosxsinxdx =
A.(2A)dA= -2
A2dA= A3C
3 2
= (1cosA)3 C
3 2
Beberapa rumus dasar integral tak tentu. 1.
dx = x + C, C
Real1.
xr dx =1 1
r x
r+1 + C, C
Real, r
-1 2.
(u+v) dx =
u dx +
v dx3.
a u du = a
u du4.
1x dx = ln | x | + C = elog │x│+ C, C
Real5.
au du =a a
ln + C, C
Real6.
eu du = eu + C, C
Real7.
tan x dx = ln | sec x | + C, C
Real8.
sec x dx = ln | sec x + tan x | + C, C
Real9.
cot x dx = ln | sin x | + C, C
Real10.
css x dx = ln | csc x – cot x | + C, C
Real11.
sec2x dx = tan x + C, C
Real12.
csc2x dx = - cot x + C, C
Real13.
sec x tan x dx = sec x + C, C
Real14.
csc x cot x dx = -csc x + C, C
Real15.
cosm x dx = cosn 1nxsinx nn 1
cos m-2 x dx16.
sinm x dx = nx x nnn cos 1
sin 1
sin m-2 x dx17.
u dv = uv -
v du18.
x2 a2 dx = 2a
1
ln xx aa + C, C
Real19.
a2 x2 dx = 2a
1
ln xxaa + C, C
Real20.
a2 x2 dx = arc sin a x
+ C
21.
x2 a2 dx = a
1
arc tgn ax + C
22.
x x2 a2 dx = a
1
arc sec a x
23.
x2a2 dx =2 1
u x2a2 +
2 1
a2 Ln ( u + x2u2 ) + C
24.
x2 a2 dx =2 1
u x2 a2 -
2 1
a2 Ln ( u + x2 u2 ) + C
25.
x2 a2 dx =
2 1
u x2 a2
+
2 1
a2 Ln ( u + x2 u2
) + C
30.
x2a2 dx= arc sinh ax + C
31.
x2 a2 dx= arc cosh ax + C
32.
umeau du =
m au
au
m u e
a m e u a
1
1
du
Soal-soal
Tentukan integral berikut. 1
(x 2 3)3 2dx2
(x3 1)43x2dx3
(5x2 1)(5x3 3x 8)6dx4
(5x2 1) 5x33x 8dx5 x x dx
x x
) 1 2
1 2 (
2
6 dx
x x x
x
5 2
3 )
5 2 (
2
2 / 3 3
7
dx x
x x
1 1
4 2
4
8
dxx
3 cos
1
2
9
sin3[(x2 1)4]cos[(x2 1)4(x2 1)3xdx 10 Andaikan u = sin{(x2 1)4 }
11 Tentukan
2 xdxsin
12
6sin[3(x 2)]dx13
dx x
14
(x2cos2xxsin2x)dx1.3 INTEGRAL TERTENTU
Definisi :
Misal f(x) suatu fungsi yang didefinisikan pada [a,b], selanjutnya f(x) dikatakan terintegralkan (integrable) pada [a,b]
jika
n
i i i
Plim0 1f(x ) x ada.
Selanjutnya
b
a
dx x
f( ) disebut Integral Tentu (Integral Riemann)
f(x) dari a ke b, dan didefinisikan
b
a
dx x
f ( ) =
n
i i i
Plim0 1f(x ) x .
b
a
dx x
f ( ) menyatakan luas daerah yang tercakup diantara kurva
y = f(x) dan sumbu x dalam selang [a,b], jika
b
a
dx x
f( ) bertanda
negatif maka menyatakan luas daerah yang berada dibawah sumbu x.
Definisi :
1.
a
a
dx x
f ( ) = 0
2.
b
a
dx x
f ( ) = - a
b
dx x
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema dasar Kalkulus memberikan kemudahan untuk menghitung Integral Tentu, berikut teorema tersebut :
Misal f(x) kontinu pada [a,b] dan F(x) sebarang anti turunan
f(x), maka
b
a
dx x
f ( ) = F(b) – F(a)
Selanjutnya ditulis F(b) – F(a) = b a
x F( )] [
Contoh :
1. Perlihatkan bahwa jika r Q dan r -1, maka
1 1
1 1
x dx br ar r r
b
a r
Jawab :
Karena F(x) =
1
1
r
xr suatu anti turunan dari f(x) = xr, maka
menurut teorema dasar Kalkulus
1 1
) ( )
( 1 1
x dx F b F a br ar r r
b
a r
Integral tentu sebagai operator linear, yaitu bersifat :
Misal f(x) dan g(x) terintegralkan pada [a,b] dan k suatu konstanta, maka:
1.
b
a
dx x
kf ( ) k
b
a
dx
x
f
(
)
2.
f
x
g
x
dx
b
a
)]
(
)
(
[
=
b
a
dx
x
f
(
)
+ b
a
Contoh :
Hitung 2(4x 6x )dx
1
2
Jawab :
dx x dx
x dx
x
x
2
1 2 2
1 2
1
2) 4 6
6 4
( = 4
2
1 3 2
1 2
3 6 2
x x
= 4
3 1 3 8 6 2 1 2 4
= 12
Sifat-Sifat Integral Tentu 1. Sifat Penambahan Selang
Teorema :
Jika f(x) terintegralkan pada suatu selang yang memuat tiga titik a, b dan c, maka
dx x f c
a
)
( = b f x dx
a
)
( + c f x dx
b
)
( bagaimanapun urutan a, b
dan c. Contoh :
1. x dxx dxx dx
2
1 2 1
0 2 2
0
2 2. x dx x dx x dx
2
3 2 3
0 2 2
0 2
3. x dx x dx x dx
2
1 2 1
0 2 2
0 2
2. Sifat Simetri
Jika f(x) fungsi genap, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat
f(-x) = f(x) , maka:
dx x f a
a
)
( = 2 af x dx
0 )
Jika f(x) fungsi ganjil, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat
f(-x) = - f(x), maka
dx x f a
a
)
( = 0.
Contoh :
1.
0 4
cos 2 4
cos x dx x dx 4 2
4 1 . 4 cos 8
0
dx x
2. dx
x x
5 5 2
5
4 = 0
Secara lebih umum, sifat-sifat integral tertentu adalah:
Jika f(x) dan g(x) kontinu pada interval [a,b] dan k
Real dan f(x), g(x)terintegralkan pada interval tersebut, maka:
1.
b
a
b
a
dx x f k dx x
kf( ) ( )
2. f x g x dx f x dx g xdx
b
a b
a b
a
[ ( ) ( )] ( ) ( )3. [f(x) g(x)]dx f(x)dx g(x)dx, b
a b
a b
a
4.
( ) 0 aa
dx x f
5.
a
b b
a
dx x f dx
x
f( ) ( ) , jika b < a
6.
b
a
dx x
f( )
b
c c
a
dx x f dx x
f( ) ( ) , c (a,b)
7.
( )0, a
a
x
f jika f(-x) = -f(x)
8.
a
a
dx x
f( ) = 2
adx x f 0
)
9. Jika F(u) =
b
a
dx x
f( ) , maka F(u) f(u)
du d
10.
b
a
dx x
f( ) = (b-a) f(xo) untuk paling sedikit x = xo antara a
dan b.
11.
b
a b
a
dx x g dx x
f( ) ( ) jika dan hanya jika f(x) g(x) untuk
setiap x
[a,b].12. D f(t)dt f(x) x
a x
Contoh
Tentukan hasil integral
1.
x dx 20
) 2 (
Jawab
x dx 20
) 2
( =
2
0 2
2
2
x
x
=
2 0 0 . 2 2 2 2 . 2
2 2
= (4+2) – (0+0) = 6
2.
2
0 3
2(x 1)dx x
Jawab
Misalnya u = (x31) du = 3x2 dx
du x2dx
3
2
0 3
2(x 1)dx
x =
9
1 3
du u
= 9
1 2
6 u
=
6 1 6 91
=
6 90
3.
4
1
) 1
( u udu
Jawab
Misal p = u p2 = u
2p dp = du Untuk u = 1 maka p = 1
Untuk u = 4 maka p = 2, sehingga:
4.
4
1
) 1
( u udu =
2
1
2) .2
1
( p p pdp
=
2
1
3 2 2 )
2
( p p dp
= 2 1 4 3
4 2 3 2
p
p
= 3 4 3 4(1)4 2 ) 1 ( 3 2 )
2 ( 4 2 ) 2 ( 3 2
= 4 2 3 2 8 3 16
= 143 304
=
4 31
5.
8
4 x2 15 xdx
Misal A = x2 15 A2 x215
2A dA = 2x dx Untuk x = 4 maka A = 1
Untuk x = 8 maka A = 7, sehingga
8
4 x2 15 xdx
=
71 A AdA
=
71 dA
= [A] 7 1 = 7 – 1 = 6
6.
106
2
25 x
dx
= 10
6
5 5 ln 5 . 2
1
x x
= ln66 55 10
1 5 10
5 10 ln 10
1
= ln11 10
1 3 ln 10
1
7. Tentukan
b
a
dx x f( )
dengan f(x) =
2
,
2
1
,2
1
0
,
2
untukx
x
x
untuk
x
untuk
x
Soal di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat
b
a
dx x
f( )
b
c c
a
dx x f dx x
f( ) ( ) , c (a,b)
sehingga:
b
a
dx x
f( )
2
1
5
2 1
0
2
=
52 2 1 1 0 2
2
2
x x
x
= (1-0) +(4-2) +
5/2 1
1=
2 9
8.
3
3
x dx
Menurut definisi fungsi harga mutlak, bentuk di atas dapat dinyatakan dengan
3
3
x dx =
30
x dx +
0
3
x dx.
=
0
3 2 3
0 2
2
2
x x
= (8/3 – 0) – (0 – 8/3)
= 163
Berdasarkan contoh di atas, tentukan hasil pengintegralan fungsi-fungsi berikut ini:
1.
8
1
3
1 xdx
2. x(1 x)2dx
=
x
1 2 x x
dx=
(x 2x xx2)dx, dengan sifat integral diperoleh=
xdx -
2x x dx +
x2dx= 3
3 2 2 5 1
2
3 1 )
5 2 ( 2 2
1
C x C x C
x
= 1 2 3
3 2
5 2
3 1 ) 5 2 ( 2 2 1
C C C x x
x
= x x2 x3C 5
2
Latihan di rumah
2. dz
z z
2 2 1)
(
3.
ds s s s3 2
) 1 (
4.
(x 2x)3dx3.
1
1
2 2 4 x dx x
= 2 2 2
1
0
4 x
x
dxMisal 4 x2 = u
4-x2 = u2 atau x2 = 4 - u2
-2x dx = 2 u du atau dx = du x u
4.
2
2
2
4 x dx
5.
3
0 1 x dx
6.
4 22
16
dx x
x
7.
27
8
3 / 1 x x
dx
8.
20 2
sin x dx
9.
3 /0
2sin3
xdx x
10.
2 /
0 3 cos2
x dx
11.
11
3
3
12.
9
41
1
x x
dx
13. x ex dx
2
0 3 2
14.
4 /
6 / sin2
x
dx
15.
2
1 x2 2x 2 dx
16.
2
1
2( 1)
) 1
( dx
x x
x
17.
2
1
2
) 2 (
) 2 (
x x
dx x
18.
2
1
2 1)
ln(x x dx
19.
4 /
0 2 sin
x dx
20.
1
2 2 4 3
) 1 (
dx x x
x
21.
4
0
1
2x dx
x
22.
3
1 3 2
3 1
dx x x x
23.
a
a
dx x
a 8
3 3 / 1 3 / 1
24.
2 /
0
23 sin3
cos
xdx x
25. sin 3xcos3xdx 2
/
0 2
26. Hitunglah
b
a
dx x
a. f(x) =
2
1
,2
)1
(2
1
0
,
2
x
untuk
x
x
untuk
x
b. f(x) =
2
1
,1
1
0
,
1
2x
untuk
x
x
untuk
x
c. f(x) =
2
0
,2
2
0
2
,
1
2x
untuk
x
x
untuk
x
d. f(x) = x 2 untuk -4x4
e. f(x) = x x , untuk -1x2
f. f(x) = (x-
x )2g. f(x) = x2
x , untuk -1x2BAB II
Beberapa macam teknik pengintergralan digunakan untuk menentukan antiturunan suatu fungsi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menentukan selesaian integral fungsi yang ditentukan. Agar teknik pengingtegralan mudah dipahami oleh pembaca, maka dalam bab ini dirincikan teknik pengintegralan dimaksud dengan syarat-syarat yang ditentukan. Teknik-teknik integral tersebut adalah: Teknik Substitusi, Integral Fungsi Trigonometri, Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri, Integral Parsial, Integral Fungsi Rasional, dan Integral Fungsi Rasional yang memuat fungsi Trigonomteri.
Berikut ini penjelasan teknik-teknik dalam pengintegralan.
2.1 Teknik Substitusi
Istilah lain untuk teknik substitusi adalah pemisalan. Teknik substitusi pada umumnya digunakan untuk memudahkan selesaian integral ke bentuk rumus dasar rumus integral tak tentu, yaitu;
a.
xndx =
1
1
n xn
+ C, asalkan n
-1 ataub.
f(x)
n f'(x)dx =
1 )
( 1
n x f n
+ C, asalkan n
-1Karena rumus di atas adalah pedoman umum. maka integrannya menyesuaikan dengan rumus di atas. Jika belum sesuai atau menyimpang dari bentuk di atas maka sedapat mungkin diubah terlebih dahulu. Dengan demikian setelah integran sesuai dengan bentuk baku integralnya dapat dilakukan dengan mengaplikasikan rumus dasar integral tidak tentu. Akhirnya selesaiannya dapat dilakukan dengan metode substitusi.
1.
1 x dxMisal u = 1 x x
u
2 1
) 1 ( )
(u2 d x
d
dx udu
2
Substitusi bentuk terakhir ke
1 x dx, diperoleh
u(2u)du= -2
u2duDengan rumus dasar di dapat
1 x dx = -2
u2du= -2 u C
3
3
= - (1 x)3 C
3 2
2.
(3x12)11dxMisal A = 3x + 12 d(A) = d(3x+12) dA = 3 dx
dx = dA3
Sehingga
x 11dx) 12 3
( =
3
11 dA A
=
A11dA3 1
= A )C
12 ( 3
1 12
= A12C
36 1
= x C
36 ) 12 3
( 12
3. Cos22x
dxdA = 2 dx
dx =
2
dA
x Cos22
dx = cos2 AdA2
=
Cos2A dA2 1
=
cos2AdA2 1
=
AdA2 2 cos 1 2 1
=
dA
cos2AdA4 1 4
1
= A AC
8 2 sin 4
= x xC
8 4 sin 4 2
= x xC
8 4 sin
2
4.
4x2 4x (4x+2) dxJawab
Misal A = 4x2 4x A2 = 4x2 4x 2A dA = (8x+4) dx 2A dA = 2(4x+2) dx A dA = (4x+2) dx Sehingga
4x2 4x (4x+2) dx =
A.A dA =
A2dA= A3C
3 1
= 3 4 2 4
3 1
x
5.
4 3t
tdt
Jawab
Misal P = 3t4
P2 = 3t + 4 t =
3 4
2 P
d(P2) = d(3t+4)
2P dp = 3 dt dt = Pdp
3 2
, sehingga
3tdtt4 =
p
dp p P
) 3 2 )( 3
4 (
2
=
(2P 8)dp9
1 2
6.
2
2
16 x
dx x
Jawab
Misal U = 16 x2
U2 = 16 - x2 x2= 16 - U2 d(U2 ) = d(16 - x2 )
2U du = (-2x)dx
dx = du x U
2
2
16 x
dx x
=
u x u u ) 16
( 2
du
= du x
u
2
16
= -
u du x (16 )1 2
= 2 3 1
3 16
C x u C x
u
= C
x x x
x x
3 16 ) 16 ( 16
16
2 2
= C x
x x
x
3 ) 16 ( ) 16 (
16 2 1/2 2 3/2
Soal-soal
Tentukan hasil pengintegralan di bawah ini: 1.
t(t2)3/2dtJawab
Misal M = (t+2)2 3
M2 = (t+2)3
2M dM = 3(t+2)2 dt
t(t2)3/2dt =
3( 2)22 . .
t MdM t
M
=
M dM tt 2
2
) 2 ( 3
2
= 3 2 3
1 ) 2 ( 3
2
M t
t
+ C
= 2 9 2( 2)
) 2 ( 9
2
t
t
t + C
= t t 2 C 5
) 2 ( 9 2
2. dx
x x
sin3.
23tdt14.
dxx x
2 sin
2 cos 1
2
5.
dt t
t
t t t
1 3
1 3
sin ) 1 6 (
2 2
6.
x x2 9 dx7.
x(3x2)3/2dx8.
dxx x
16
9.
x dx3 sin
10.
x
xdx 2
cos 16
sin
11.
cos(2x 4)dx12.
xsin(x2 1)dx13.
x2cos(x3 1)dx14.
x x2 12/7dx) 3 (
15.
dx x
x x
1 3 2
2
16.
dx e e
e e
x x
x x
2 2
2 2
17. dt
e e
t t
6
3
4
18.
dx
x x
4
4 2
19.
4
4 x
xdx
20.
sinx 1 2cosxdx2.2 Integral Fungsi Trigonometri
Sebelum membahas teknik integral fungsi trigonometri secara lebih rinci, berikut ini diberikan integral dasar fungsi trigonometri yang menjadi acuan untuk menentukan hasil pengintegralan dengan teknik fungsi trigonometri. Bentuk dasar tersebut adalah:
1.
sinx dx = -cos x + C2.
cosx dx = sin x + C3.
tanx dx = ln secx C= -ln cosxC
= ln sinx C
5.
secx dx = ln secxtanx C6.
cscx dx = ln cscx cotx CBerdasarkan bentuk di atas selanjutnya diberikan beberapa kasus bentuk integral fungsi trigonometri yang dibahas pada bagian ini, diantaranya adalah:
A.
sinmxdx,dan
cosmxdxdengan m bilangan ganjil atau genap positip
Jika m bulat positip dan ganjil, maka m diubah menjadi (m-1) + 1, atau m digenapkan terdekat. Selanjutnya substitusi dengan menggunakan kesamaan identitas sin2xcos2x1 atau
sin2x = 1 - cos2x atau cos2x = 1 - sin2x.
Akhirnya dengan substitusi tersebut didapat kesamaan antara integran dengan tanda integrasinya, sehingga dengan mudah dapat diselesaikan.
Contoh: 1.
sin3xdx Jawab
sin3xdx=
sin(31)1xdx= sin2xsinx
dx=
(1 cos2x)d( cosx)=
1d( cosx)
cos2d(cosx)= -cos x + cos3xC
3 1
2.
cos5xdx Jawab
cos5xdx=
cos(51)1xdx
= cos4xcosxdx
=
(1 sin2x)2d(sinx)= (12sin2xsin4x)d(sinx)
=
1d(sinx) 2
sin2xd(sinx)
sin4 xd(sinx)= sin x - 3x sin5xC
5 1 sin 3 2
3.
sin5(2x)dx Jawab:Misal u = 2x, du = 2dx atau dx = du2
Sehingga
2 sin )
2 (
sin5 x dx 5udu
=
sin5udu2 1
=
sin usinudu2
1 4
=
(1 cos ) ( cos ) 21 2u 2d u
=
(1 2cos cos ) ( cos ) 21 2u 4u d u
= u 3u sin5uC
10 1 sin 3 1 cos 2 1
= x x sin 2xC
10 1 2 sin 3 1 2 cos 2
1 3 5
Bentuk
cosmxdx,
sinmdx, jika m bilangan bulat positip genap, selesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan substitusi kesamaan setengah sudut
sin2x =
2 2 cos
1 x
dan cos
2 2 cos 1
2x x
Contoh: 1.
sin2xdxKarena pangkatnya genap, digunakan kesamaan setengah sudut, maka
sin2xdx=
xdx=
dx
cos2xdx2 1 2
1
= x xC
4 2 cos 2
2.
cos4xdx Jawab
cos4xdx=
(cos2 x)2dx
=
x 2dx
2 2 cos 1
=
x cos 2x)dx4 1 2
2 cos 4 1
( 2
=
dx
xdx
cos 2xdx4 1 2
2 cos 4
1 2
=
4 2 sin 4
x x
+
x dx2 ) 4 cos 1 ( 4 1
= x xx xC
32 4 sin 8 4
2 sin 4
= x x xC
32 4 sin 4
2 sin 8 3
3.
sin42xdxMisal u = 2x , du = 2dx atau dx = du2 , sehingga
sin42xdx =
sin4udu2=
u 2du
2 2 cos 1 2 1
=
(1 2cos2ucos 2u)du4 1 2
1 2
=
du
udu
cos 2udu8 1 2
cos 4 1 8
1 2
=
udu u du
du
2 4 cos 1 8 1 2
cos 4 1 8
1
=
du
udu
du
cos4udu16 1 16
1 2
cos 4 1 8
1
= u u u sin4uC
64 1 16
Karena u = 2x, maka
sin42xdx= x x x sin4(2x)C
64 1 ) 2 ( 16
1 ) 2 ( 2 sin 8 1 ) 2 ( 8 1
B.
sinm xcosnxdxJika m atau n bilangan bulat positip ganjil, sedangkan lainnya sebarang bilangan, maka faktorkan sin x atau cos x dengan menggunakan kesamaan identintas sin2xcos2x1
dengan terlebih dahulu mengubah salah satu bilangan ganjil. Misal m ganjil maka ubah m dengan m = (m-1)+1 , jika n ganjil diubah menjadi (n-1)+1. Jika m dan n genap digunakan
kesamaan setengah sudut sin2x =
2 2 cos
1 x
dan cos 2x1cos2 2x
sehingga diperoleh hasil pengintegralannya. Contoh
1.
sin3xcos2xdx JawabKarena m ganjil, maka gunakan substitusi kesamaan identitas
3x 2xdxcos
sin =
sin(31)1cos2xdx
sin2xsinxcos2dx=
(1 cos2x)cos2xsinxdx= (cos2x cos4x)d( cosx)
=
cos2xd( cosx)
cos4xd( cosx)= 3x cos5xC
5 1 cos 3 1
= cos x x )C
3 1 cos 5 1
( 2
3
2. sin2xcos3xdx
Karena n ganjil, maka ubah menjadi genap sin2xcos3xdx
=
sin2xcos2xcosxdx =
sin2 (1 sin2 ) (sin )=
sin2xd(sinx)
sin4xd(sinx)= 3x sin5xC
5 1 sin 3 1
3.
sin3xcos3xdxJawab
sin3xcos3xdxKarena kedua pangkat bilangan ganjil, pilih salah satu untuk diubah menjadi genap
sin3xcos3xdx=
sin3xcos2xcosxdx=
sin3x(1 sin2 x)d(sinx)=
sin3xd(sinx)
sin5xd(sinx)= 4x sin6 xC
6 1 sin 4 1
Atau
sin3xcos3xdx=
sin2xsinxcos3xdx=
(1 cos2 x)cos3xd( cosx)=
(cos3x cos5x)d( cosx)= 4x cos6xC
6 1 cos 4 1
4.
cos2xsin2xdxKedua pangkat bilangan genap, sehingga diperoleh:
cos2xsin2xdx=
dx x x
2 2 cos 1 2
2 cos 1
=
(1 cos 2x)dx4
1 2
=
x dx
2 4 cos 1 1 4 1
=
x dx
2 4 cos 2 1 4 1
= x xC
8
= x x C
64 4 cos 8
4.
4x 4xdxcos sin
Jawab
Karena kedua pangkatnya bilangan genap, untuk menentukan selesaiannya gunakan kesamaan setengah sudut sin2x =
2 2 cos
1 x
dan cos 2x1cos2 2x , sehingga:
sin4xcos4xdx=
(sin2x)2(cos2 x)2dx=
x 2 x 2dx
2 2 cos 1 2 2 cos 1
=
(1 2cos2xcos 2x)(12cos2xcos 2x)dx16
1 2 2
=
(1 2cos 2xcos 2x)dx16
1 2 4
=
dx
xdx
cos 2xdx16 1 2 cos 8 1 16
1 2 4
=
x x dx
dx 2 2 4 cos 1 16 1 2 4 cos 1 8 1 16 1
=
dx
x
(12cos4xcos24x)2dx64 1 2 4 cos 1 8 1 16 1 =
x dx xdx x dx
dx 2 8 cos 1 64 1 4 cos 32 1 64 1 2 4 cos 1 8 1 16 1
=
dx
x
dx
xdx
dx
cos8xdx128 1 128 1 4 cos 32 1 64 1 2 4 cos 1 8 1 16 1 =
dx
dx
xdx
dx
xdx
dx
cos8xdx128 1 128 1 4 cos 32 1 64 1 4 cos 16 1 16 1 16 1
=
dx
xdx
cos8xdx= x x sin8xC
1024 1 4
sin 128
1 128
3
C.
tann xdx,dan n xdx
cotDalam kasus ini jika n genap gunakan kesamaan identitas 1 + tan2 xsec2 x dan 1+cot2xcsc2 x. Jika n ganjil ubah menjadi (n-1)+1 dan gunakan kesamaan 1 + tan2 xsec2 x dan 1+cot
x
x 2
2 csc .
Perhatikan contoh berikut: 1.
tan3 xdxKarena pangkat n ganjil maka diubah dalam bentuk perkalian yang salah satunya genap, selanjutnya gunakan kesamaan identitas 1 +tan2xsec2 x
Sehingga diperoleh
tan3 xdx=
tan2 xtanx dx
=
(sec2 x 1)tan x dx
=
2xsec tan x dx -
tan x dx=
tan x sec2xdx – ln secx + C =
tanx d(tan x) – ln secx + C= tan x lnsecx C
2
1 2
2.
cot4 xdxKarena pangkat n , langsung gunakan kesaman identintas 1+cot2xcsc2 x, sehingga didapat
cot4 xdx= (cot2x)2dx
=
(csc2x 1)2dx= (csc4x 2csc2x 1)dx
=
(1cot2x)csc2x 2csc2x1dx`=
(1cot2x)d( cotx) 2
d( cotx)
dx= x cot x2cotxxC
3 1 ) cot
( 3
= cot xcotxxC
3
1 3
D.
tanm xsecnxdx, dan
cotm xcscnxdxBentuk ini mempunyai dua kasus yaitu n genap m sebarang dan m ganjil n sebarang. Jika n genap dan m sebarang gunakan kesamaan 1 + tan2xsec2x atau
1 + cot2x= csc2x. Contoh
1.
tan5 xsec4 xdxKarena salah satu pangkat bilangan genap, maka langsung gunakan kesamaan identitas 1+tan2xsec2x, sehingga diperoleh
tan5xsec4 xdx = x x xdx
tan5 sec2 sec2=
tan5x(1tan2x)sec2xdx=
(tan5 xtan7 x)d(tgnx)= 6 x tan8xC
8 1 tan 6 1
2.
cot4 xcsc4xdx Jawab
4x 4xdxcsc
cot =
cot4x(csc2x)(csc2x)dx= cot4x(cot2 1)d( cotx)
= (cot6x cot4x)d( cotx)
= 7x cot5xC
Sedangkan untuk m bilangan ganjil dan n sebarang juga dengan menggunakan substitusi kesam