• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALKULUS INTEGRAL PROGRAM STUDI PENDIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KALKULUS INTEGRAL PROGRAM STUDI PENDIDIK"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

KALKULUS INTEGRAL

O l e h

Drs. Dwi Purnomo, M.Pd.

NIP : 196412041990031003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN IKIP BUDI UTOMO MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadlirat Allah swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga ditengah-tengah kesibukan dan rutinitas penulis serta dengan segala kekurangannya, dapat disusun modul sederhana yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari Kalkulus Integral.

Modul ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan IKIP Budi Utomo Malang yang sedang mengikuti perkuliahan Kalkulus. Kekurangan dan belum sempurnanya modul ini menjadi ‘tuntutan” penulis sehingga yang seharusnya mahasiswa menerima banyak pengetahuan tentang Kalkulus Integral dari modul ini belum dapat terwujud seluruhnya.

Terselesaikannya penulisan modul ini tentu tidak terlepas dari bantuan rekan-rekan seprofesi di IKIP Budi Utomo Malang, lebih-lebih mahasiswa yang menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan modul sederhana ini. Terima kasih juga untuk anakku Pandu, Prisma, Caesar dan juga mama anak-anak yang juga telah memberikan dorongan dan inspirasi panjang selama pembuatan modul ini.

Semoga bahan ajar yang telah dituangkan dalam modul ini, akan sangat berguna bagi mahasiswa. Kekurangan dan kekhilafan disana sini Insyaallah diperbaiki dikemudian hari.

Malang, 3 Mei 2010

(3)

Dwi Purnomo

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman

Sampul ... 1 Kata

Pengantar ... 2 Daftar

Isi ... 3

Bab I PENDAHULUAN 1.1

Turunan ... ... .

4

1.2

Antiturunan ... ..

9

1.3 Integral

Tertentu ... 17

Bab II TEKNIK INTEGRAL 2.1 Teknik

Substitusi ... 28 2.2 Integral Fungsi

Trigonometri ... 34 2.3 Teknik Substitusi Fungsi

Trigonometri ... 45

2.4 Integral

Parsial ... 57 2.5 Integral Fungsi

Rasional ... 61 2.6 Integral Fungsi Rasional yang Memuat Fungsi

Trigonometri ... ....

73

Bab III INTEGRAL TIDAK WAJAR 3.1

(4)

Diskontinu ...

3.3 Integral Tidak Wajar dengan Batas Tak

Hingga .. 85

Bab IV RUMUS-RUMUS

INTEGRAL ... 91

Bab V TRANSFORMASI LAPLACE

5.1 Definisi Transformsi Laplace

... 101

5.2 Syarat Cukup Transformasi Laplace

Ada ... 106

5.3 Metode Transformasi

Laplace ... 106 5.4 Sifat-sifat Transformasi

Laplace ... 108

DAFTAR

PUSTAKA ... 122

BAB I

ANTITURUNAN

1.1 Turunan

Pembahasan tentang turunan tidak dapat dipisahkan dari pengertian tentang fungsi, baik fungsi eksplisit maupun fungsi implisit. Fungsi eksplisit adalah fungsi yang secara umum penulisannya dinyatakan dalam bentuk y = f(x), sedangkan fungsi implisit adalah fungsi yang secara umum penulisannya dinyatakan dalam bentuk f(x,y) = 0.

(5)

1. y = 2 - 2 3x 2. y = 3x2 4x3

3. y = x x x

4. x2 + y2 – 25 = 0 5. xy2 + x2 y – 2 = 0

6. x2 – 2x + y2 + 4y – 5 = 0

Pada contoh di atas, fungsi no 1, 2, dan 3 adalah fungsi eksplisit, sedangkan contoh 4, 5, dan 6 adalah fungsi implisit. Semua fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit dapat diubah penulisannya dalam bentuk implisit, akan tetapi tidak semua fungsi yang ditulis dalam bentuk implisit dapat diubah dalam bentuk eksplisit. Perhatikan contoh 5 di atas. Selanjutnya dari fungsi-fungsi tersebut, dapat ditentukan turunannya.

Definisi

Turunan fungsi y = f(x) adalah fungsi lain yang dinotasikan dengan f’(x) dan didefinisikan oleh

f’(x) = x f x xx f x

   

) ( ) (

lim

0 , asalkan limitnya ada.

Misal (x+x)= t , maka x = t – x

Karena x 0maka tx

Sehingga definisi turunan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk lain

f’(x) = t x f tt xf x   

) ( ) (

lim , asalkan limitnya ada.

Notasi lain untuk turunan y = f(x) dinyatakan dengan ,D f(x)

dx dy

x ,

dx x df ( )

.

(6)

menggunakan kaidah differensial yaitu dengan cara mendiferensialkan masing-masing variabel dalam fugsi tersebut. Berikut ini diberikan beberapa contoh menentukan turunan fungsi eksplisit dan implisit.

Contoh

Tentukan dx dy

fungsi-fungsi berikut.

1. y = x + C

Berdasarkan definisi di atas diperoleh

dxdy x f x xx f x

   

 

) ( ) (

lim

0

=

x x x x

x

    lim0

=

x x x x

x

   

lim0 . x x x

x x x

  

  

= limx0

}

{

)(

)

(

x

x

xx

x

x

x





= limx0x

xxx x

= xxx x 1 lim

0

= 21x

2. y = (13x)

Berdasarkan definisi di atas diperoleh

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0

=

x

x x

x

x

      

1 3 ) 1

( 3

lim

(7)

= lim 3(1{(1 ) )(31(1 )})

0 x x x x

x x x

x

      

= lim(1 1)(1 3 )

0 x x

x

 

= (1 )2

3

x

 

Fungsi-fungsi yang mempunyai turunan sebagaimana dijelaskan pada contoh di atas disebut fungsi yang differensiable (dapat diturunkan).

Dengan cara yang sama, jika y = xn maka turunannya ditentukan oleh: x x f x x f dx dy x       ) ( ) ( lim 0 = x x x x Lim n n x      ) ( 0 = x x x x x n n n x x n n x nx

xn n n n n n

x                   ) ( ... ) ( ! 3 ) 2 )( 1 ( ) ( ! 2 ) 1 ( lim 3 3 2 2 1 0 = x x x x n n n x x n n x

nxn n n n

x                 ) ( .... ) ( ! 3 ) 2 )( 1 ( ) ( ! 2 ) 1 ( lim 3 3 2 2 1 0 = ( ) .... ( ) ] ! 3 ) 2 )( 1 ( ) ( ! 2 ) 1 ( [

lim 1 2 3 2 1

0               

n n n

n

x x x x

n n n x x n n nx

= nxn1

3. x2y2 250

Dengan mendiferensialkan masing-masing variabel, diperoleh:

d(x2) + d(y2) - d(25) = d(0)

0 2

2  

xdx ydy

 x + y dxdy = 0

(8)

4. Tentukan dxdy dari x2y + xy2 – 2 = 0

 d(x2y) + d(xy2 ) – d(2) = d(0)

 (x2dy + 2xydx) + (2xydy + y2dx) = 0  (2xy + y2) dx + (2xy +x2) dy = 0

dx dy

= - 2

2

2 2

x xy

y xy

 

Secara umum, misal u = u(x), v = v(x), dan w = w(x) adalah fungsi yang masing-masing dapat diturunkan dan c sebarang bilangan real, maka dengan menggunakan definisi turunan dapat ditentukan beberapa rumus umum turunan fungsi sebagai berikut.

1. dxd (c) = 0

2. dx

d

(x) = 1

3. dxd (xn) = nxn-1

4. dxd (un) = nun-1

dx d

(u)

5. dxd ( u + v) = dxd (u) + dxd (v)

6. dxd (u - v) = dxd (u) - dxd (v)

7. dx

d

( u v  w  ... ) = dx

d

(u) 

dx d

(v) 

dx d

(w)  ...

8. dxd (cu) = c dxd (u)

9. dxd (uv) = udxd (v) + v dxd (u)

10. dxd (uvw) = uvdxd (w) + uw dxd (v) + vw dxd (u)

11. dxd (uv ) =

2 v

(9)

Bukti sifat-sifat di atas diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.

Selanjutnya, dengan menggunakan definisi turunan

dx dy

= x f x xx f x

   

) ( ) (

lim

0 , dapat ditunjukkan beberapa turunan

fungsi geometri di bawah ini. y = cos x, maka

dx dy

=

x x f x x f

x

   

) ( ) (

lim

0

= x x xx x

   

cos ) cos(

lim

0

=

x

x x x x

x x

x

   

  

 

2 ) (

sin 2

) (

sin 2 lim

0

=

2 sin 2

) 2

sin( 2 lim

0

x x

x x

x

 

  

 

= -sin x.

Analog, diperoleh turunan fungsi trigonometri yang lain:

1. dxd (sinx) = cos x

2. dxd (cos x) = -sin x

3. dxd (tan x) = sec2x

4. dxd (cot x) = -csc2x

5. dxd (sec x) = sec x tan x

6. dxd (csc x) = -csc x cot x

(10)

Antiturunan merupakan balikan dari turunan, sehingga untuk mempelajarinya harus dikaitkan dengan turunan fungsi.

Menurut definisi turunan, jika y = x maka

x dx

dy

2 1

.

Dengan cara yang sama, diperoleh

1. Jika y = x +3 maka

x dx

dy

2 1

.

2. Jika y = x - 3 maka

x dx

dy

2 1

.

3. Jika y = x - 100 maka

x dx

dy

2 1 

4. Jika y = x +

7

1 maka

x dx

dy

2 1

, dan seterusnya.

Dengan kata lain, untuk y = x + C, C R maka

x dx

dy

2 1

.

Karena antiturunan merupakan balikan dari turunan, maka penulisan bentuk di atas dapat disederhanakan dengan Ax

     

x

2 1

= xC.

Hal ini berarti bahwa fungsi y = xC, dengan C Rmempunyai

turunan dxdy21x .

atau antiturunan dari f(x) =      

x

2 1

adalah F(x) = x + C, C R.

Fungsi-fungsi yang dapat ditentukan antiturunannya disebut integrable (terintegralkan).

Dalam hal yang lebih umum, bentuk Ax 

    

x

2 1

= xC.

dinyatakan dengan

     

x

2 1

dx = xC.

Jadi, misal y = f(x) dan antiturunannya adalah F(x) + C, maka

(11)

Bentuk

f(x) dx = F(x) + C , f(x) disebut integran dan F(x) + C disebut anti turunan.

Teorema 1.

Jika r sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka:

 

C r

x dx x

r r

1

1 .

Akibatnya jika r = -1 maka

xrdx

x1dx

=

dx x

1

= ln xC

Bukti

Untuk mengembangkan suatu hasil yang berbentuk

f(x) dx = F(x) + C, C

Real.

Kita cukup menunjukkan bahwa

) ( ] ) (

[F x C f x

Dx  

Dalam kasus di atas

r r r

x n x x

r C r

x

D

  

      

 

 

) 1 ( 1 1 1

1

Teorema 2

Misal f(x) dan g(x) fungsi-fungsi yang integrable dan C sebarang konstanta maka:

1.

Cf(x)dx = C

f(x)dx,

2.

[f(x)g(x)]dx

f(x)dx

g(x)dx,

3.

[f(x) g(x)]dx

f(x)dx

g(x)dx, Bukti

Untuk membuktikan teorema di atas, cukup dengan mendeferensialkan ruas kanan dan amati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.

(12)

= Cf(x)

2. Dx {

f(x)dx

g(x)dx} = Dx

f(x)dxDx

g(x)dx

= f(x) + g(x)

3. Dx {

f(x)dx

g(x)dx} = Dx

f(x)dxDx

g(x)dx

= f(x) - g(x)

Contoh

Tentukan integral berikut berdasarkan sifat integral di atas. 1.

x2 x

dx

Jawab

x2 x

dx=

x2dxxdx

= 3 1 2 2

2 1 3

1

C x C

x   

= x3 x2C

2 1 3 1

2. dx

x x2 1 2

   

 

Jawab

dx

x x2 1 2

   

 

= dx

x x x

2 1

2 4

=

dx x dx

x x dx

x

x4 2 2 1

=

x7/2dx2

x3/2dx

x1/2dx

3. dx

x x x

3 2

) 1 (

Jawab

dx x x x

3 2

) 1 (

=

( 2 3 2 1)

x x x x

dx

= dx

x x dx x x dx

x x

 

3 3

2

3 3

(13)

=

x8/3dx2

x5/3dx

x2/3dx

= x11/3  x8/3  x5/3C

5 3 4

3 11

3

Teorema 3

sin x dx = - cos x + C, C

Real

cos x dx = sin x + C, c

Real

Bukti

Untuk membuktikan teorema di atas cukup dengan menunjukkan bahwa

Dx( cosx)sinx dan Dx(sinx) cosx.

Teorema 4

Andaikan f(x) fungsi yang differensiable dan n bilangan Rasional yang bukan -1, maka:

 

, 1

) ( )

( ' ) (

1 C r

x f dx x f x f

r

r C

Real.

Contoh

1.

3x 4x2  11dx Jawab

Karena D (4x2 11)

x = 6x dx, sehingga berdasarkan teorema

di atas

3x 4x2  11dx =

4  11 2

1 x2 d(6x)

= x  C

2 / 3

) 11 4

( 2

1 2 3/2

= (4 2 11)3/2

3 1

x + C.

2.

dy y

y

5 2

3

2

Jawab

(14)

dy y

y

5 2

3

2 =

ydy

y 5) 3

2

( 2 1/2

=

y 4ydy 4 3 ) 5 2

( 2 1/2

=

(2y 5).4ydy 4

3 2 1/2

= y  C

2 / 1

) 5 2 ( . 4

3 2 1/2

= 2y 5C

2

3 2

3.

3sin(6x2)dx Jawab

Misal U = 6x + 2  dU = 6 dx atau 3 dx = dU2 , sehingga

3sin(6x2)dx =

2 sinU dU

= ( cosU)C

2 1

=  cos(6x2)C

2 1

4.

1cosxsinxdx Jawab

Misal A = 1cosx  A21cosx

2A dA = (-sin x) dx, sehingga:

1cosxsinxdx =

A.(2A)dA

= -2

A2dA

=  A3C

3 2

=  (1cosA)3 C

3 2

Beberapa rumus dasar integral tak tentu. 1.

dx = x + C, C

Real
(15)

1.

xr dx =

1 1

r x

r+1 + C, C

Real, r

-1 2.

(u+v) dx =

u dx +

v dx

3.

a u du = a

u du

4.

1x dx = ln | x | + C = elog x+ C, C

Real

5.

au du =

a a

ln + C, C

Real

6.

eu du = eu + C, C

Real

7.

tan x dx = ln | sec x | + C, C

Real

8.

sec x dx = ln | sec x + tan x | + C, C

Real

9.

cot x dx = ln | sin x | + C, C

Real

10.

css x dx = ln | csc x – cot x | + C, C

Real

11.

sec2x dx = tan x + C, C

Real

12.

csc2x dx = - cot x + C, C

Real

13.

sec x tan x dx = sec x + C, C

Real

14.

csc x cot x dx = -csc x + C, C

Real

15.

cosm x dx = cosn 1nxsinxnn 1 

cos m-2 x dx

16.

sinm x dx = nx x nn

n cos 1

sin 1

 

sin m-2 x dx

17.

u dv = uv -

v du

18.

x2 a2 dx

 = 2a

1

ln xxaa + C, C

Real

19.

a2 x2 dx

 = 2a

1

ln xxaa + C, C

Real

20.

a2 x2 dx

 = arc sin a x

+ C

21.

x2 a2 dx

 = a

1

arc tgn ax + C

22.

x x2 a2 dx

 = a

1

arc sec a x

(16)

23.

x2a2 dx =

2 1

u x2a2 +

2 1

a2 Ln ( u + x2u2 ) + C

24.

x2 a2 dx =

2 1

u x2 a2 -

2 1

a2 Ln ( u + x2 u2 ) + C

25.

x2 a2

 dx =

2 1

u x2 a2

 +

2 1

a2 Ln ( u + x2 u2

 ) + C

30.

x2a2 dx

= arc sinh ax + C

31.

x2 a2 dx

= arc cosh ax + C

32.

umeau du =

m au

au

m u e

a m e u a

1

1

du

Soal-soal

Tentukan integral berikut. 1

(x 2  3)3 2dx

2

(x3 1)43x2dx

3

(5x2 1)(5x3 3x8)6dx

4

(5x2 1) 5x33x 8dx

5 x x dx

x x

) 1 2

1 2 (

2

 

6 dx

x x x

x

5 2

3 )

5 2 (

2

2 / 3 3

  

7

 

dx x

x x

1 1

4 2

4

8

dx

x

3 cos

1

2

9

sin3[(x2 1)4]cos[(x2 1)4(x2 1)3xdx 10 Andaikan u = sin{(x2 1)4

 }

11 Tentukan

2 xdx

sin

12

6sin[3(x 2)]dx

13

    

dx x

(17)

14

(x2cos2xxsin2x)dx

1.3 INTEGRAL TERTENTU

Definisi :

Misal f(x) suatu fungsi yang didefinisikan pada [a,b], selanjutnya f(x) dikatakan terintegralkan (integrable) pada [a,b]

jika 

 

n

i i i

Plim0 1f(x ) x ada.

Selanjutnya 

b

a

dx x

f( ) disebut Integral Tentu (Integral Riemann)

f(x) dari a ke b, dan didefinisikan

b

a

dx x

f ( ) =

 

n

i i i

Plim0 1f(x ) x .

b

a

dx x

f ( ) menyatakan luas daerah yang tercakup diantara kurva

y = f(x) dan sumbu x dalam selang [a,b], jika 

b

a

dx x

f( ) bertanda

negatif maka menyatakan luas daerah yang berada dibawah sumbu x.

Definisi :

1. 

a

a

dx x

f ( ) = 0

2. 

b

a

dx x

f ( ) = - a

b

dx x

(18)

Teorema Dasar Kalkulus

Teorema dasar Kalkulus memberikan kemudahan untuk menghitung Integral Tentu, berikut teorema tersebut :

Misal f(x) kontinu pada [a,b] dan F(x) sebarang anti turunan

f(x), maka 

b

a

dx x

f ( ) = F(b) – F(a)

Selanjutnya ditulis F(b) – F(a) = b a

x F( )] [

Contoh :

1. Perlihatkan bahwa jika r  Q dan r  -1, maka

1 1

1 1

   

 

x dx br ar r r

b

a r

Jawab :

Karena F(x) =

1

1

r

xr suatu anti turunan dari f(x) = xr, maka

menurut teorema dasar Kalkulus

1 1

) ( )

( 1 1

    

 

x dx F b F a br ar r r

b

a r

Integral tentu sebagai operator linear, yaitu bersifat :

Misal f(x) dan g(x) terintegralkan pada [a,b] dan k suatu konstanta, maka:

1.  

b

a

dx x

kf ( ) k

b

a

dx

x

f

(

)

2.

f

x

g

x

dx

b

a

)]

(

)

(

[

=

b

a

dx

x

f

(

)

+ 

b

a

(19)

Contoh :

Hitung 2(4x 6x )dx

1

2

Jawab :

dx x dx

x dx

x

x

 

 

2

1 2 2

1 2

1

2) 4 6

6 4

( = 4

2

1 3 2

1 2

3 6 2

 

              

x x

= 4 

   

    

3 1 3 8 6 2 1 2 4

=  12

Sifat-Sifat Integral Tentu 1. Sifat Penambahan Selang

Teorema :

Jika f(x) terintegralkan pada suatu selang yang memuat tiga titik a, b dan c, maka

dx x f c

a

)

( = b f x dx

a

)

( + c f x dx

b

)

( bagaimanapun urutan a, b

dan c. Contoh :

1. x dxx dxx dx

2

1 2 1

0 2 2

0

2 2. x dx x dx x dx

 

  

2

3 2 3

0 2 2

0 2

3. x dx x dx x dx  

 

2

1 2 1

0 2 2

0 2

2. Sifat Simetri

Jika f(x) fungsi genap, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat

f(-x) = f(x) , maka:

dx x f a

a

)

( = 2 af x dx

0 )

(20)

Jika f(x) fungsi ganjil, yaitu suatu fungsi yang memenuhi sifat

f(-x) = - f(x), maka

dx x f a

a

)

( = 0.

Contoh :

1.    

     

     

 

 0 4

cos 2 4

cos x dx x dx 4 2

4 1 . 4 cos 8

0

 

     

dx x

2. dx

x x

 

5 5 2

5

4 = 0

Secara lebih umum, sifat-sifat integral tertentu adalah:

Jika f(x) dan g(x) kontinu pada interval [a,b] dan k

Real dan f(x), g(x)

terintegralkan pada interval tersebut, maka:

1.

b

a

b

a

dx x f k dx x

kf( ) ( )

2. f x g x dx f x dx g xdx

b

a b

a b

a

[ ( ) ( )]  ( )  ( )

3. [f(x) g(x)]dx f(x)dx g(x)dx, b

a b

a b

a

  

4.

( ) 0 a

a

dx x f

5.



a

b b

a

dx x f dx

x

f( ) ( ) , jika b < a

6.

b

a

dx x

f( )

b

c c

a

dx x f dx x

f( ) ( ) , c (a,b)

7.

( )0, 

a

a

x

f jika f(-x) = -f(x)

8.

a

a

dx x

f( ) = 2

a

dx x f 0

)

(21)

9. Jika F(u) =

b

a

dx x

f( ) , maka F(u) f(u)

du d

10.

b

a

dx x

f( ) = (b-a) f(xo) untuk paling sedikit x = xo antara a

dan b.

11.

b

a b

a

dx x g dx x

f( ) ( ) jika dan hanya jika f(x) g(x) untuk

setiap x

[a,b].

12. D f(t)dt f(x) x

a x

    

 

Contoh

Tentukan hasil integral

1.

x dx 2

0

) 2 (

Jawab

x dx 2

0

) 2

( =

2

0 2

2

2

  

 

x

x

=    

 

     

 

2 0 0 . 2 2 2 2 . 2

2 2

= (4+2) – (0+0) = 6

2.

2

0 3

2(x 1)dx x

Jawab

Misalnya u = (x31) du = 3x2 dx

du x2dx

3 

(22)

2

0 3

2(x 1)dx

x =

9

1 3

du u

= 9

1 2

6     u

=    

 

 6 1 6 91

=

6 90

3.

4

1

) 1

( u udu

Jawab

Misal p = u  p2 = u

 2p dp = du Untuk u = 1 maka p = 1

Untuk u = 4 maka p = 2, sehingga:

4.

4

1

) 1

( u udu =

2

1

2) .2

1

( p p pdp

=

2

1

3 2 2 )

2

( p p dp

= 2 1 4 3

4 2 3 2

   

 

p

p

=  3  4  3  4(1)4 2 ) 1 ( 3 2 )

2 ( 4 2 ) 2 ( 3 2

=      4 2 3 2 8 3 16

= 143  304

=

4 31 

5.

8

4 x2 15 xdx

(23)

Misal A = x2 15  A2 x215

 2A dA = 2x dx Untuk x = 4 maka A = 1

Untuk x = 8 maka A = 7, sehingga

8

4 x2 15 xdx

=

7

1 A AdA

=

7

1 dA

= [A] 7 1 = 7 – 1 = 6

6.

10

6

2

25 x

dx

= 10

6

5 5 ln 5 . 2

1

 

x x

= ln66 55 10

1 5 10

5 10 ln 10

1

  

 

= ln11 10

1 3 ln 10

1 

7. Tentukan

b

a

dx x f( )

dengan f(x) =

2

,

2

1

,2

1

0

,

2

untukx

x

x

untuk

x

untuk

x

Soal di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat

b

a

dx x

f( )

b

c c

a

dx x f dx x

f( ) ( ) , c (a,b)

sehingga:

b

a

dx x

f( )

2

1

5

2 1

0

2

(24)

=

 

 

5

2 2 1 1 0 2

2

2

     

x x

x

= (1-0) +(4-2) +

5/2 1

 1

=

2 9

8.

3

3

x dx

Menurut definisi fungsi harga mutlak, bentuk di atas dapat dinyatakan dengan

3

3

x dx =

3

0

x dx +

 

0

3

x dx.

=

0

3 2 3

0 2

2

2 

          

x x

= (8/3 – 0) – (0 – 8/3)

= 163

Berdasarkan contoh di atas, tentukan hasil pengintegralan fungsi-fungsi berikut ini:

1.

8

1

3

1 xdx

2. x(1 x)2dx

=

x

1 2 xx

dx

=

(x 2x xx2)dx, dengan sifat integral diperoleh

=

xdx -

2x x dx +

x2dx

= 3

3 2 2 5 1

2

3 1 )

5 2 ( 2 2

1

C x C x C

x     

= 1 2 3

3 2

5 2

3 1 ) 5 2 ( 2 2 1

C C C x x

x     

= xx2  x3C 5

2

(25)

Latihan di rumah

2. dz

z z

2 2 1)

(

3.

ds s s s

3 2

) 1 (

4.

(x 2x)3dx

3.

1

1

2 2 4 x dx x

= 2 2 2

1

0

4 x

x

dx

Misal 4 x2 = u

4-x2 = u2 atau x2 = 4 - u2

-2x dx = 2 u du atau dx = du x u

4.

2

2

2

4 x dx

5.

3

0 1 x dx

6.

4  2

2

16

dx x

x

7.

27

8

3 / 1 x x

dx

8.

 2

0 2

sin x dx

9.

3 /

0

2sin3

xdx x

10.

2 /

0 3 cos2 

x dx

11.

11

3

3

(26)

12.

 

9

41

1

x x

dx

13. x ex dx

2

0 3 2

14.

4 /

6 / sin2 

x

dx

15.

  

2

1 x2 2x 2 dx

16.

 

2

1

2( 1)

) 1

( dx

x x

x

17.

 

2

1

2

) 2 (

) 2 (

x x

dx x

18.

 

2

1

2 1)

ln(x x dx

19.

4 /

0 2 sin 

x dx

20.

  

1

2 2 4 3

) 1 (

dx x x

x

21.

 

4

0

1

2x dx

x

22.

 

3

1 3 2

3 1

dx x x x

23.

a

a

dx x

a 8

3 3 / 1 3 / 1

24.

2 /

0

23 sin3

cos

xdx x

25. sin 3xcos3xdx 2

/

0 2

26. Hitunglah

b

a

dx x

(27)

a. f(x) =

2

1

,2

)1

(2

1

0

,

2

x

untuk

x

x

untuk

x

b. f(x) =



2

1

,1

1

0

,

1

2

x

untuk

x

x

untuk

x

c. f(x) =



2

0

,2

2

0

2

,

1

2

x

untuk

x

x

untuk

x

d. f(x) = x 2 untuk -4x4

e. f(x) = x x , untuk -1x2

f. f(x) = (x-

 

x )2

g. f(x) = x2

 

x , untuk -1x2

BAB II

(28)

Beberapa macam teknik pengintergralan digunakan untuk menentukan antiturunan suatu fungsi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menentukan selesaian integral fungsi yang ditentukan. Agar teknik pengingtegralan mudah dipahami oleh pembaca, maka dalam bab ini dirincikan teknik pengintegralan dimaksud dengan syarat-syarat yang ditentukan. Teknik-teknik integral tersebut adalah: Teknik Substitusi, Integral Fungsi Trigonometri, Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri, Integral Parsial, Integral Fungsi Rasional, dan Integral Fungsi Rasional yang memuat fungsi Trigonomteri.

Berikut ini penjelasan teknik-teknik dalam pengintegralan.

2.1 Teknik Substitusi

Istilah lain untuk teknik substitusi adalah pemisalan. Teknik substitusi pada umumnya digunakan untuk memudahkan selesaian integral ke bentuk rumus dasar rumus integral tak tentu, yaitu;

a.

xn

dx =

1

1

 

n xn

+ C, asalkan n

-1 atau

b.

f(x)

n f'(x)dx =

1 )

( 1

 

n x f n

+ C, asalkan n

-1

Karena rumus di atas adalah pedoman umum. maka integrannya menyesuaikan dengan rumus di atas. Jika belum sesuai atau menyimpang dari bentuk di atas maka sedapat mungkin diubah terlebih dahulu. Dengan demikian setelah integran sesuai dengan bentuk baku integralnya dapat dilakukan dengan mengaplikasikan rumus dasar integral tidak tentu. Akhirnya selesaiannya dapat dilakukan dengan metode substitusi.

(29)

1.

1 x dx

Misal u = 1 x x

u  

 2 1

) 1 ( )

(u2 d x

d  

dx udu 

 2

Substitusi bentuk terakhir ke

1 x dx, diperoleh

u(2u)du= -2

u2du

Dengan rumus dasar di dapat

1 x dx = -2

u2du

= -2 u C

    

3

3

= - (1 x)3 C

3 2

2.

(3x12)11dx

Misal A = 3x + 12 d(A) = d(3x+12) dA = 3 dx

dx = dA3

Sehingga

x 11dx

) 12 3

( =

3

11 dA A

=

A11dA

3 1

= A )C

12 ( 3

1 12

= A12C

36 1

= x C

36 ) 12 3

( 12

3. Cos22x

dx
(30)

dA = 2 dx

dx =

2

dA

x Cos22

dx = cos2 AdA2

=

Cos2A dA

2 1

=

cos2AdA

2 1

=

AdA

2 2 cos 1 2 1

=

dA

cos2AdA

4 1 4

1

= AAC

8 2 sin 4

= xxC

8 4 sin 4 2

= xxC

8 4 sin

2

4.

4x2 4x (4x+2) dx

Jawab

Misal A = 4x2 4x  A2 = 4x2 4x 2A dA = (8x+4) dx 2A dA = 2(4x+2) dx A dA = (4x+2) dx Sehingga

4x2 4x (4x+2) dx =

A.A dA =

A2dA

= A3C

3 1

= 3 4 2 4

3 1

x

(31)

5.

4 3t

tdt

Jawab

Misal P = 3t4

P2 = 3t + 4 t =

3 4

2 P

d(P2) = d(3t+4)

2P dp = 3 dt  dt = Pdp

3 2

, sehingga

3tdtt4 =

p

dp p P

) 3 2 )( 3

4 (

2

=

(2P  8)dp

9

1 2

6.

 2

2

16 x

dx x

Jawab

Misal U = 16 x2

U2 = 16 - x2 x2= 16 - U2 d(U2 ) = d(16 - x2 )

2U du = (-2x)dx

dx = du x U

 2

2

16 x

dx x

=

     

u x u u ) 16

( 2

du

= du x

u

2

16

= -

u du x (16 )

1 2

= 2 3 1

3 16

C x u C x

u

   

= C

x x x

x x

  

  

3 16 ) 16 ( 16

16

2 2

(32)

= C x

x x

x

 

 

3 ) 16 ( ) 16 (

16 2 1/2 2 3/2

Soal-soal

Tentukan hasil pengintegralan di bawah ini: 1.

t(t2)3/2dt

Jawab

Misal M = (t+2)2 3

M2 = (t+2)3

2M dM = 3(t+2)2 dt

t(t2)3/2dt =

3( 2)2

2 . .

t MdM t

M

=

M dM t

t 2

2

) 2 ( 3

2

= 3 2 3

1 ) 2 ( 3

2

M t

t

 + C

= 2 9 2( 2)

) 2 ( 9

2

t

t

t + C

= t t 2 C 5

) 2 ( 9 2

2. dx

x x

sin

3.

23tdt1

4.

dx

x x

2 sin

2 cos 1

2

5.

 

  

dt t

t

t t t

1 3

1 3

sin ) 1 6 (

2 2

6.

x x2 9 dx

7.

x(3x2)3/2dx

8.

dx

x x

16

(33)

9.

x dx

3 sin

10.

x

xdx 2

cos 16

sin

11.

cos(2x 4)dx

12.

xsin(x2 1)dx

13.

x2cos(x3 1)dx

14.

x x2 12/7dx

) 3 (

15.

  

dx x

x x

1 3 2

2

16.

 

dx e e

e e

x x

x x

2 2

2 2

17. dt

e e

t t

 6

3

4

18.

dx

x x

4

4 2

19.

4

4 x

xdx

20.

sinx 1 2cosxdx

2.2 Integral Fungsi Trigonometri

Sebelum membahas teknik integral fungsi trigonometri secara lebih rinci, berikut ini diberikan integral dasar fungsi trigonometri yang menjadi acuan untuk menentukan hasil pengintegralan dengan teknik fungsi trigonometri. Bentuk dasar tersebut adalah:

1.

sinx dx = -cos x + C

2.

cosx dx = sin x + C

3.

tanx dx = ln secxC

= -ln cosxC

(34)

= ln sinxC

5.

secx dx = ln secxtanxC

6.

cscx dx = ln cscx cotxC

Berdasarkan bentuk di atas selanjutnya diberikan beberapa kasus bentuk integral fungsi trigonometri yang dibahas pada bagian ini, diantaranya adalah:

A.

sinmxdx,

dan

cosmxdx

dengan m bilangan ganjil atau genap positip

Jika m bulat positip dan ganjil, maka m diubah menjadi (m-1) + 1, atau m digenapkan terdekat. Selanjutnya substitusi dengan menggunakan kesamaan identitas sin2xcos2x1 atau

sin2x = 1 - cos2x atau cos2x = 1 - sin2x.

Akhirnya dengan substitusi tersebut didapat kesamaan antara integran dengan tanda integrasinya, sehingga dengan mudah dapat diselesaikan.

Contoh: 1.

sin3xdx Jawab

sin3xdx

=

sin(31)1xdx

= sin2xsinx

dx

=

(1 cos2x)d( cosx)

=

1d( cosx)

cos2d(cosx)

= -cos x + cos3xC

3 1

2.

cos5xdx Jawab

cos5xdx

=

cos(51)1x

dx

= cos4xcosxdx

(35)

=

(1 sin2x)2d(sinx)

= (12sin2xsin4x)d(sinx)

=

1d(sinx) 2

sin2xd(sinx)

sin4 xd(sinx)

= sin x - 3xsin5xC

5 1 sin 3 2

3.

sin5(2x)dx Jawab:

Misal u = 2x, du = 2dx atau dx = du2

Sehingga

2 sin )

2 (

sin5 x dx 5udu

=

sin5udu

2 1

=

sin usinudu

2

1 4

=

(1 cos ) ( cos ) 2

1 2u 2d u

=

(1 2cos cos ) ( cos ) 2

1 2u 4u d u

=  u 3usin5uC

10 1 sin 3 1 cos 2 1

=  xx sin 2xC

10 1 2 sin 3 1 2 cos 2

1 3 5

Bentuk

cosmxdx

,

sinmdx

, jika m bilangan bulat positip genap, selesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan substitusi kesamaan setengah sudut

sin2x =

2 2 cos

1 x

dan cos

2 2 cos 1

2xx

Contoh: 1.

sin2xdx

Karena pangkatnya genap, digunakan kesamaan setengah sudut, maka

sin2xdx

=

xdx
(36)

=

dx

cos2xdx

2 1 2

1

= xxC

4 2 cos 2

2.

cos4xdx Jawab

cos4xdx

=

(cos2 x)2

dx

=

   

  x 2dx

2 2 cos 1

=

x  cos 2x)dx

4 1 2

2 cos 4 1

( 2

=

dx

xdx

cos 2xdx

4 1 2

2 cos 4

1 2

=

4 2 sin 4

x x

+

x dx

2 ) 4 cos 1 ( 4 1

= xxxxC

32 4 sin 8 4

2 sin 4

= xxxC

32 4 sin 4

2 sin 8 3

3.

sin42xdx

Misal u = 2x , du = 2dx atau dx = du2 , sehingga

sin42xdx =

sin4udu2

=

   

  u 2du

2 2 cos 1 2 1

=

(1 2cos2ucos 2u)du

4 1 2

1 2

=

du

udu

cos 2udu

8 1 2

cos 4 1 8

1 2

=

  

   

udu u du

du

2 4 cos 1 8 1 2

cos 4 1 8

1

=

du

udu

du

cos4udu

16 1 16

1 2

cos 4 1 8

1

= uuu sin4uC

64 1 16

(37)

Karena u = 2x, maka

sin42xdx

= xxx  sin4(2x)C

64 1 ) 2 ( 16

1 ) 2 ( 2 sin 8 1 ) 2 ( 8 1

B.

sinm xcosnxdx

Jika m atau n bilangan bulat positip ganjil, sedangkan lainnya sebarang bilangan, maka faktorkan sin x atau cos x dengan menggunakan kesamaan identintas sin2xcos2x1

dengan terlebih dahulu mengubah salah satu bilangan ganjil. Misal m ganjil maka ubah m dengan m = (m-1)+1 , jika n ganjil diubah menjadi (n-1)+1. Jika m dan n genap digunakan

kesamaan setengah sudut sin2x =

2 2 cos

1 x

dan cos 2x1cos2 2x

sehingga diperoleh hasil pengintegralannya. Contoh

1.

sin3xcos2xdx Jawab

Karena m ganjil, maka gunakan substitusi kesamaan identitas

3x 2xdx

cos

sin =

sin(31)1cos2xdx

sin2xsinxcos2dx

=

(1 cos2x)cos2xsinxdx

= (cos2x cos4x)d( cosx)

 

=

cos2xd( cosx)

cos4xd( cosx)

=  3x cos5xC

5 1 cos 3 1

= cos x x )C

3 1 cos 5 1

( 2

3

2. sin2xcos3xdx

Karena n ganjil, maka ubah menjadi genap sin2xcos3xdx

=

sin2xcos2xcosxdx =

sin2 (1 sin2 ) (sin )
(38)

=

sin2xd(sinx)

sin4xd(sinx)

= 3x sin5xC

5 1 sin 3 1

3.

sin3xcos3xdx

Jawab

sin3xcos3xdx

Karena kedua pangkat bilangan ganjil, pilih salah satu untuk diubah menjadi genap

sin3xcos3xdx

=

sin3xcos2xcosxdx

=

sin3x(1 sin2 x)d(sinx)

=

sin3xd(sinx)

sin5xd(sinx)

= 4xsin6 xC

6 1 sin 4 1

Atau

sin3xcos3xdx

=

sin2xsinxcos3xdx

=

(1 cos2 x)cos3xd( cosx)

=

(cos3x cos5x)d( cosx)

=  4x cos6xC

6 1 cos 4 1

4.

cos2xsin2xdx

Kedua pangkat bilangan genap, sehingga diperoleh:

cos2xsin2xdx

=

  

      

  

dx x x

2 2 cos 1 2

2 cos 1

=

(1 cos 2x)dx

4

1 2

=

   

 

x dx

2 4 cos 1 1 4 1

=

   

 

x dx

2 4 cos 2 1 4 1

= x xC

  

 

 8

(39)

= xxC

64 4 cos 8

4.

4x 4xdx

cos sin

Jawab

Karena kedua pangkatnya bilangan genap, untuk menentukan selesaiannya gunakan kesamaan setengah sudut sin2x =

2 2 cos

1 x

dan cos 2x1cos2 2x , sehingga:

sin4xcos4xdx

=

(sin2x)2(cos2 x)2dx

=

           

  x 2 x 2dx

2 2 cos 1 2 2 cos 1

=

(1 2cos2xcos 2x)(12cos2xcos 2x)dx

16

1 2 2

=

(1 2cos 2xcos 2x)dx

16

1 2 4

=

dx

xdx

cos 2xdx

16 1 2 cos 8 1 16

1 2 4

=

        

x x dx

dx 2 2 4 cos 1 16 1 2 4 cos 1 8 1 16 1

=

dx

x

(12cos4xcos24x)2dx

64 1 2 4 cos 1 8 1 16 1 =

          

x dx xdx x dx

dx 2 8 cos 1 64 1 4 cos 32 1 64 1 2 4 cos 1 8 1 16 1

=

dx

x

dx

xdx

dx

cos8xdx

128 1 128 1 4 cos 32 1 64 1 2 4 cos 1 8 1 16 1 =

dx

dx

xdx

dx

xdx

dx

cos8xdx

128 1 128 1 4 cos 32 1 64 1 4 cos 16 1 16 1 16 1

=

dx

xdx

cos8xdx
(40)

= xx sin8xC

1024 1 4

sin 128

1 128

3

C.

tann xdx,

dan n xdx

cot

Dalam kasus ini jika n genap gunakan kesamaan identitas 1 + tan2 xsec2 x dan 1+cot2xcsc2 x. Jika n ganjil ubah menjadi (n-1)+1 dan gunakan kesamaan 1 + tan2 xsec2 x dan 1+cot

x

x 2

2 csc .

Perhatikan contoh berikut: 1.

tan3 xdx

Karena pangkat n ganjil maka diubah dalam bentuk perkalian yang salah satunya genap, selanjutnya gunakan kesamaan identitas 1 +tan2xsec2 x

Sehingga diperoleh

tan3 xdx

=

tan2 x

tanx dx

=

(sec2 x 1)

tan x dx

=

2x

sec tan x dx -

tan x dx

=

tan x sec2xdx – ln secx + C =

tanx d(tan x) – ln secx + C

= tan x lnsecxC

2

1 2

2.

cot4 xdx

Karena pangkat n , langsung gunakan kesaman identintas 1+cot2xcsc2 x, sehingga didapat

cot4 xdx

= (cot2x)2dx

=

(csc2x1)2dx

= (csc4x 2csc2x 1)dx

 
(41)

=

(1cot2x)csc2x 2csc2x1dx`

=

(1cot2x)d( cotx) 2

d( cotx)

dx

=  x  cot x2cotxxC

3 1 ) cot

( 3

=  cot xcotxxC

3

1 3

D.

tanm xsecnxdx, dan

cotm xcscnxdx

Bentuk ini mempunyai dua kasus yaitu n genap m sebarang dan m ganjil n sebarang. Jika n genap dan m sebarang gunakan kesamaan 1 + tan2xsec2x atau

1 + cot2x= csc2x. Contoh

1.

tan5 xsec4 xdx

Karena salah satu pangkat bilangan genap, maka langsung gunakan kesamaan identitas 1+tan2xsec2x, sehingga diperoleh

tan5xsec4 xdx = x x xdx

tan5 sec2 sec2

=

tan5x(1tan2x)sec2xdx

=

(tan5 xtan7 x)d(tgnx)

= 6 x tan8xC

8 1 tan 6 1

2.

cot4 xcsc4xdx Jawab

4x 4xdx

csc

cot =

cot4x(csc2x)(csc2x)dx

= cot4x(cot2 1)d( cotx)

= (cot6x cot4x)d( cotx)

 

=  7xcot5xC

(42)

Sedangkan untuk m bilangan ganjil dan n sebarang juga dengan menggunakan substitusi kesam

Gambar

Gambar segitiga siku-siku di atas yang masing-masing sisinya

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana proses pemilihan bahan baku cajon produksi Dian Radian. Bagaimana proses pembuatan cajon produksi

Antivirus adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi dan menghapus virus komputer dari sistem komputer yang dikenal dengan Virus Protection Software. Aplikasi

Terbentuknya kerajaan Saudi Arabia, tidak terlepas dari peran dua tokoh utama yaitu Muhammad ibn Abd Wahhab dan Muhammad ibn Sa’ud, dari persekutuan antara

Jika Anda mencoba memutar konten DivX VOD yang tidak diperbolehkan untuk perangkat Anda, pesan “Authorization Error” akan muncul dan konten Anda tidak akan dapat diputar.]

Penelitian yang dilakukan oleh Prayitno dan Dieny (2012), tentang konsumsi cairan dan status hidrasi pada remaja obesitas dan non obesitas di SMP Islam Al-AZHAR

Menguasai struktur, materi, konsep, dan pola pikir 20.21 Mengelola kegiatan agribisnis ternak unggas. 20.21.2 Menghitung penggunaan

[r]

Pemberian kolarhino dengan berbagai dosis menunjukkan peningkatan nyata pada pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter bonggol, volume akar dan berat kering