vi
ABSTRAK
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
PERIODE 1 JANUARI 2007 - 31 DESEMBER 2011
Baginda, 2012; Pembimbing I : dr. Aloysius Suryawan, Sp.OG-KFM
Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) adalah abnormalitas lokasi implantasi
hasil konsepsi berada diluar endometrium uterus yang dapat menyebabkan abortus
dan ruptur. Hal ini dapat mengancam jiwa terutama pada kehamilan di trisemester
pertama. Walaupun belum begitu jelas penyebabnya, banyak faktor yang diduga
berpengaruh terhadap kejadian KET.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) di Rumah Sakit Immanuel Bandung selama periode 1 Januari
2007 sampai 31 Desember 2011 di Bagian Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit
Immanuel Bandung.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan data
retrospektif berupa data rekam medik.
Hasil penelitian didapatkan 150 kasus KET selama periode 5 tahun. Kelompok
usia tersering adalah kelompok usia 25-34 tahun sebanyak 109 kasus (72,7%).
Pekerjaan suami paling banyak adalah karyawan pabrik 48 kasus (32%) dan supir
41 kasus (27,33%). Lama terlambat haid terbanyak pada kelompok 5-9 minggu
sejumlah 77 kasus (51,3%). Paritas tersering sebanyak 1 kali sebanyak 65 kasus
(43,33%). Penggunaan kontrasepsi paling banyak adalah AKDR 65 kasus (43,33%)
dan suntik progesteron 40 kasus (26,67%). Riwayat
Pelvic Inflammatory Disease
(PID) sebanyak 19 kasus (12,7%) dan KET sebelumnya 22 kasus (14,7%). Riwayat
pembedahan paling banyak sesar 16 kasus (10,7%) dan operasi saluran tuba 11
kasus (7,3%). Berdasarkan lokasi kanan tersering sebanyak 84 kasus (56%)
bertempat di tuba pars ampularis sebanyak 126 kasus (84%).
vii
ABSTRACT
IMAGE OF CHARACTERS PATIENTS WITH RUPTURED ECTOPIC
PREGNANCY IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG
1 JANUARY 2007 – 31 DECEMBER 2011
Baginda, 2012;
Tutor I :
dr. Aloysius Suryawan, Sp.OG-KFM
Tutor II :
dr. Dani, M.Kes
Ruptured ectopic pregnancy (REP) is an abnormality of implantation, in which
the embryo should be implanted on uterine endometrium, which can cause abortion
and rupture. This problem is life-threatening, especially on the first trisemester. The
etiology is not clear but there are many factors that contribute to REP.
The objective of this study was to know the picture of REP in Immanuel Hospital
Bandung 1 Janury 2007 – 31 December 2011. This is an observational analytic
study of medical records as its retrospective data.
The result showed that there were 150 cases of REP in five-year-period. REP
was most common on 25-34 years old, 109 cases (72.7%). Most husbands were
factory workers, 46 cases (30.7%) and driver 41 cases (27,33%). Most of them were
late on their menstruation for 5-9 weeks, 77 cases (51.3%). They had been on
pregnancy once, 65 cases (43.33%). They used IUD, 65 cases (43,33%) and
progesteron injection 40 cases (26,67%). History of pelvic inflammatory disease
(PID) was positive on 19 cases (12.7%) and REP, 22 cases (14.7%). History of
caesarian was positive on 16 cases (10.7%) and ovarian tube surgery on 11 cases
(7.3%). It was mostly on the right side, 84 cases (56%) on pars ampularis tube, 126
cases (84%)..
viii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi ... 5
2.1.1 Uterus ... 5
2.1.2 Tuba Falopi ... 6
2.1.3 Fimbrae ... 6
ix
2.2 Proses Pembuahan ... 7
2.3 Kehamilan Ektopik Tergsnggu ... 10
2.3.1 Definisi ... 10
2.3.2 Etiologi ... 10
2.3.3 Klasifikasi ... 11
2.3.4 Epidemiologi ... 13
2.3.5 Patogenesis ... 14
2.3.6 Gambaran Klinik ... 17
2.3.7 Diagnosis ... 19
2.3.8 Pemeriksaan Penunjang ... 20
2.3.9 Diagnosis Diferensial ... 23
2.3.10 Penatalaksanaan ... 23
2.3.10.1 Penatalaksanaan Ekspektasi ... 24
2.3.10.2 Penatalaksanaan Medis ... 24
2.3.10.2.1 Methotrexate ... 24
2.3.10.3 Penatalaksanaan Bedah ... 25
2.3.10.3.1 Salpingostomi ... 26
2.3.10.3.2 Salpingotmi ... 26
2.3.10.3.3 Salpingektomi ... 26
2.3.11 Prognosis ... 27
BAB III BAHAN DAN METODELOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian... 28
3.1.1 Bahan Penelitian... 28
3.1.2 Subjek Penelitian ... 28
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.2 Metode Penelitian... 28
3.2.1 Desain Penelitian ... 28
x
3.2.3 Prosedur Penelitian... 29
3.2.4 Pengumpulan Data ... 29
3.2.5Metode Analisis ... 29
3.3 Definisi Operasional... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian Keamilan Ektopik Terganggu (KET) ... 33
4.2 Gambaran KET Berdasarkan Usia Pasien... 35
4.3 Gambaran KET Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 36
4.4 Gambaran KET Berdasarkan Lama Terlambat Haid ... 37
4.5 Gambaran KET Berdasarkan Paritas ... 38
4.6 Gambaran KET Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi ... 39
4.7 Gambaran KET Berdasarkan Riwayat Kelainan Ginekologi... 40
4.8 Gambaran KET Berdasarkan Riwayat Pembedahan... 41
4.9 Gambaran KET Berdasarkan Lokasi ... 42
4.10 Gambaran KET Berdasarkan Jenis Klasifikasi Anatomis ... 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 44
5.2 Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
LAMPIRAN ... 49
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Persalinan ... . 33
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Pasien KET ... 34
Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Usia ... 35
Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Pekerjaan Suami . 36
Tabel 4.5 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Lama Telat Haid . 37
Tabel 4.6 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Paritas ... 38
Tabel 4.7 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Penggunaan
Kontrasepsi ... 39
Tabel 4.8 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Riwayat
Kelainan Ginekologi ... 40
Tabel 4.9 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan
Riwayat Pembedahan ... 41
Tabel 4.10 Distribusi Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Lokasi 42
Tabel 4.11 Distribusi Jumlah Pasien KET Berdasarkan Jenis
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Genitalia Interna Wanita……… 9
Gambar 2.2 Proses Implantasi Normal……….. 11
Gambar 2.3 Klasifikasi KET ……… 14
Gambar 2.4 Rupturpada Tuba ……….. 18
Gambar 2.5 Laparaskopi ……….. 23
Gambar 2.6 Ultrasonography (USG) ………... 24
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
48
Lampiran 1 Data Rekam Medik Pasien Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Sakit Immanuel Kota
Bandung Periode 1 Januari 2007 -31 Desember 2011
Tahun 2011
no Inisial umur pekerjaan suami
Telat
Haid paritas kontrasepsi
Riwayat Kelainan Ginekologis
Riwayat
Pembedahan Jenis KET Lokasi
1 er 31 karyawan
pabrik 4 minggu 2
pil
kombinasi pid
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kanan
2 aw 27 karyawan
pabrik 5 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
3 ww 31 pedagang 6 minggu 1 suntik
progesteron ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
4 ys 32 abri 4 minggu 1 suntik
progesteron keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
5 vv 27 pegawai
swasta 2 minggu 1 implan
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
6 if 30 karyawan
pabrik
12
minggu 3 akdr keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
7 ys 35 abri 3 minggu 1 suntik
progesteron keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
8 e 31 karyawan
pabrik 4 minggu 1
suntik
progesteron keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
9 la 34 karyawan
pabrik 3 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
10 y 30 abri 7 minggu 1 pil
kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
11 rr 30 supir 8 minggu 1 suntik
progesteron keguguran
operasi kista ovarium
tuba pars
49 Tahun 2010
no Inisial umur pekerjaan telat
haid partus kontrasepsi
riwayat kelainan ginekologi
riwayat
pembedahan Jenis KET lokasi
1 li 33 abri 7 minggu 1
suntik progesteron tidak ada riwayat operasi kista ovarium tuba pars
ampularis kiri
2 my 36
karyawan
pabrik 9 minggu 2 akdr ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
3 y 26 supir
12
minggu 0
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
4 er 26
karyawan
pabrik 4 minggu 0
pil
kombinasi keguguran
tidak ada
riwayat ovarium kiri
5 rd 30 pedagang
10
minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
6 er 38
pegawai
swasta 3 minggu 2 akdr
tidak ada riwayat
operasi usus buntu
tuba pars
ampularis kanan
7 nh 29
karyawan
pabrik 4 minggu 1 akdr keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
8 m 25 supir 5 minggu 2 tidak berKB ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
9 tk 37 abri 4 minggu 3
pil
kombinasi pid
operasi saluran
tuba ovarium kanan
10 ta 27 abri 6 minggu 1 akdr ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kiri
11 ls 33 pedagang 3 minggu 1
suntik
progesteron keguguran
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kanan
12 sj 27
karyawan
pabrik 5 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
13 yy 34 supir 4 minggu 3
suntik
progesteron ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
50
14 rr 38
karyawan
pabrik 8 minggu 2
suntik
progesteron pid sesar
tuba pars
ampularis kanan
15 hr 20 supir 6 minggu 0
pil
kombinasi keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
16
ii
18/06/10 32
karyawan
pabrik 4 minggu 2 akdr pid operasi saluran tuba ampularis tuba pars kanan
17 ss 27
karyawan
pabrik 4 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
18 ia 26 supir 3 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
19 oo 29 pedagang 5 minggu 3
pil
kombinasi ims sesar
tuba pars
ampularis kanan
20 edm 28
karyawan
pabrik 6 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
21 ah 30 pedagang 6 minggu 1
suntik progesteron tidak ada riwayat operasi usus buntu tuba pars
ampularis kanan
22 edm 28
pegawai
swasta 8 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
23 ah 30
karyawan
pabrik 6 minggu 1
Pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
24 oo 29
karyawan pabrik
10
minggu 3 akdr pid sesar
tuba pars
ampularis kanan
25 ia 26 supir 4 minggu 0 implan
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
26 ss 27 pedagang 4 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
27 ii 32 abri 4 minggu 2
suntik progesteron tidak ada riwayat sesar, usus buntu tuba pars
ampularis kanan
28 hr 20
karyawan
pabrik 6 minggu 0
pil
kombinasi keguguran sesar
tuba pars
51
29 rr 38
karyawan
pabrik 4 minggu 2 akdr pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
30 yy 34 supir 5 minggu 4
Pil
kombinasi ket berulang sesars
tuba pars
ampularis kanan
31 sj 27 supir 3 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
32 ls 33
karyawan
pabrik 8 minggu 1
suntik
progesteron ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kanan
33 ta 31
karyawan
pabrik 7 minggu 1
suntik
progesteron ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kiri
34 tk 37 supir 4 minggu 3
suntik progesteron
tidak ada
riwayat sesar ovarium kanan
35 m 25 abri 4 minggu 2
suntik
progesteron ims
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kiri
36 nh 29 abri 6 minggu 2 akdr hamil anggur sesar
tuba pars
ampularis kiri
37 er 38 supir 8 minggu 2
suntik
progesteron pid
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kanan
38 rd 30
pegawai
swasta 8 minggu 0 akdr keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
39 er 26
karyawan
pabrik 6 minggu 0 tidak berKB keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
40 y 26
karyawan
pabrik 8 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada
riwayat ovarium kanan
41 my 36 supir 5 minggu 2 akdr ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kanan
42 li 33
karyawan pabrik
11
minggu 1 implan
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
52 Tahun 2009
no Inisial umur pekerjaan telat
haid partus kontrasepsi
Riwayat Kelainan Ginekologis Riwayat Pembedahan diagnosis
akhir lokasi
1 rf 26
pegawai
swasta 2 minggu 0 akdr ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
2 tg 27 abri 8 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
3 asn 40 supir 4 minggu 3 akdr
tidak ada riwayat
operasi usus buntu
tuba pars
ampularis kiri
4 ebi 27
karyawan pabrik
10
minggu 1 tidak berKB keguguran sesar
tuba pars
ampularis kanan
5 tr 24
karyawan
pabrik 8 minggu 1
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
6 cna 34 pedagang 6 minggu 2
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
7 dt 30
karyawan
pabrik 8 minggu 0
pil
kombinasi pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
8 k 25
karyawan
pabrik 5 minggu 1 akdr ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
9 lm 40 supir 7 minggu 1
Pil
kombinasi ket berulang
tidak ada
riwayat ovarium kanan
10 Ld 24 pedagang 4 minggu 0 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
11 em 30
karyawan
pabrik 3 minggu 1 akdr ims
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kiri
12 im 40 abri 8 minggu 1 akdr ket berulang sesar ovarium kanan
13 st 36 supir 2 mingg8 1
suntik
progesteron keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
53
14 wk 31
karyawan
pabrik 8 minggu 1
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
15 tk 29 supir 8 minggu 0
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
16 y 33
pegawai
swasta 8 minggu 1 akdr keguguran
tidak ada
riwayat parsisthmika tuba kanan
17 eo 18 supir 4 minggu 1 akdr ims
operasi usus buntu
tuba pars
ampularis kanan
18 f 23 abri 8 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
operasi usus buntu
tuba pars
ampularis kanan
19 rh 29 abri 8 minggu 0 tidak berKB
tidak ada riwayat
operasi usus buntu
tuba pars
ampularis kiri
20 is 30
karyawan
pabrik 4 minggu 1
pil
kombinasi pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
21 rbrt 33
karyawan
pabrik 4 minggu 1
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
22 pl 25 pedagang 4 minggu 1 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
23 skk 27 abri 3 minggu 2 akdr pid
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
24 hn 26 supir
12
minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
25 ns 30 pedagang 4 minggu 1
suntik progesteron
tidak ada
riwayat sesar
tuba pars
isthmika kanan
26 po 22
karyawan
pabrik 8 minggu 0
suntik
progesteron ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
27 es 34
pegawai
swasta 3 minggu 2
Pil kombinasi
tidak ada riwayat
tidak ada
riwayat ovarium kanan
28 sj 35 supir 5 minggu 1
suntik
progesteron ket berulang
tidak ada
54
29 nmk 24 supir 3 minggu 1
suntik progesteron
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
55 Tahun 2008
no Inisial umur pekerjaan telat
haid partus kontrasepsi
riwayat kelainan ginekologi
riwayat
pembedahan Jenis KET lokasi
1 a 33 supir 4 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada
riwayat ovarium kiri
2 sj 33 pedagang 6 minggu 1 tidak berKB keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
3 tt 30
karyawan
pabrik 4 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kiri
4 h 29 supir 2 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
5 r 30
pegawai
swasta 4 minggu 1
suntik
progesteron pid
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
6 wn 29 supir 4 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
7 es 40
karyawan
pabrik 12 bulan 4 akdr ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
8 es 32 supir 2 minggu 3
suntik
progesteron ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
9 np 28 pedagang 6 minggu 0
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
10 sj 25
karyawan
pabrik 8 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
11 m 38 abri 4 minggu 4
suntik
progesteron ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
12 nr 34
karyawan
pabrik 1 minggu 2
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
13 ns 27
pegawai
swasta 4 minggu 0 akdr ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
56
14 wsz 35
karyawan pabrik
8
mingggu 3
pil
kombinasi ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
15 j 23 abri 9 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
16 hh 27
karyawan
pabrik 8 minggu 2
pil
kombinasi keguguran sesar
tuba pars
ampularis kanan
17 rm 32
pegawai
swasta 6 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kiri
18 sf 33
pegawai swasta
11
minggu 1
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kanan
19 Sf 33 abri 7 minggu 2
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
20 s 28
karyawan
pabrik 6 minggu 2 akdr pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
21 pf 28 pedagang 8 minggu 0
suntik progesteron
tidak ada riwayat
operasi usus
buntu ovarium kiri
22 ls 28 abri 8 minggu 0 tidak berKB keguguran
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
23 tt 33
karyawan
pabrik 8 minggu 3
pil
kombinasi keguguran sesar
tuba pars
ampularis kanan
24 ah 29 supir 8 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
25 sm 25 supir 8 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
26 d 36 supir 7 minggu 2
suntik
progesteron ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
57 Tahun 2007
no Inisial umur pekerjaan
Lama telat haid
partus kontrasepsi kelainan ginekologi
riwayat pembedahan
diagnosis
akhir lokasi
1 py 32 supir 5 minggu 2
Pil
kombinasi pid
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kanan
2 lm 23 pedagang
12
minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
operasi usus buntu
tuba pars
ampularis kiri
3 en 26 abri 4 minggu 1 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
4 rbnr 29
pegawai
swasta 3 minggu 1 akdr ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
5 ep 31 supir 3 minggu 0 akdr pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
6 im 24 abri 8 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
7 ij 27
karyawan
pabrik 4 minggu 0
suntik
progesteron ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
8 m 31 pedagang 8 minggu 0 implan
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
interstitial kiri
9 ya 29 supir 4 minggu 1
suntik
progesteron ket berulang
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
10 dp 37 pedagang 8 minggu 2 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
11 ts 31 supir 5 minggu 1 akdr keguguran sesar
tuba pars
ampularis kiri
12 ts 22 supir 4 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
13 rr 27
pegawai
swasta 5 minggu 0
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
58
14 dl 26 supir 4 minggu 0 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
15 h 33 supir 8 minggu 1
suntik
progesteron pid
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kanan
16 ln 24
karyawan
pabrik 8 minggu 0 akdr ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
17 i 29 supir 8 minggu 1 akdr pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
18 eyk 34
karyawan
pabrik 4 minggu 1
suntik progesteron
tidak ada riwayat
tidak ada
riwayat ovarium kiri
19 s 30
karyawan
pabrik 8 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
20 sh 20
pegawai swasta
12
minggu 1
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
21 d 29
pegawai swasta
12
minggu 1 akdr ket berulang sesar
tuba pars
ampularis kiri
22 AK 26 supir 3 minggu 0 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
23 nr 29 pedagang 8 minggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kiri
24 wy 27 pedagang 8 minggu 1 tidak berKB pid
operasi kista ovarium
tuba pars
ampularis kiri
25 ee 35
karyawan
pabrik 7 minggu 3 akdr pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
26 d 23 supir 6 minggu 1
pil
kombinasi ket berulang
operasi saluran tuba
tuba pars
ampularis kanan
27 sr 21 supir 4 minggu 0 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
28 s 33 abri 3 minggu 3 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada
59
29 es 24
karyawan
pabrik 8 minggu 1 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
isthmika kanan
30 ys 33
karyawan
pabrik 8 minggu 3
pil kombinasi tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
isthmika kiri
31 tsd 29 supir
6
miniggu 1 akdr
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
32 nsr 34 pedagang 4 minggu 2 akdr ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
33 aba 30
karyawan
pabrik 4 minggu 1
suntik progesteron tidak ada riwayat operasi usus buntu tuba pars
ampularis kiri
34 sm 37 pedagang 5 minggu 1
suntik
progesteron ims
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
35 s 31 pedagang 4 minggu 1
suntik progesteron tidak ada riwayat tidak ada riwayat tuba pars
ampularis kiri
36 fs 39 pedagang 7 minggu 2 akdr keguguran sesar
tuba pars
ampularis kanan
37 vw 24
karyawan
pabrik 8 minggu 2 akdr keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
38 gh 26 pedagang 3 minggu 2
suntik
progesteron ket berulang
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kiri
39 s 25 supir 6 minggu 1 tidak berKB
tidak ada riwayat
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
40 dafir 20 pedagang 2 minggu 1 akdr keguguran
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
41 nksh 31 abri 1 minggu 2 implan pid
tidak ada riwayat
tuba pars
ampularis kanan
42 s 30 supir 8 minggu 0
pil
kombinasi ims
tidak ada riwayat
tuba pars
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan ektopik merupakan suatu kelainan letak implantasi sel telur yang
dibuahi, dimana lokasi hasil konsepsi tumbuh dan berkembang tidak berada pada
endometrium kavum uterus. Abnormalitas ini dapat menyebabkan banyak
komplikasi dalam kehamilan salah satunya adalah Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET) dimana terjadi abortus dan ruptur pada lokasi implantasi. Lokasi tersering
dari kehamilam ini terjadi pada tuba, selain itu dapat terjadi juga pada ovarium,
rongga perut, serviks, dan tanduk rudimenter rahim.
Penelitian sebelumnya menyebutkan banyak faktor yang dapat meningkatkan
resiko kehamilan ektopik antara lain inflamasi pelvis, penggunaan IUD, paparan
diethylstilbestrol
, operasi pada tuba, infertil, dan riwayat kehamilan ektopik
sebelumnya (Josie, 2000).
Masalah ini bila tidak terdeteksi dan ditangani secara tepat dan cepat dapat
menjadi keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa. Berdasarkan
The Centers
for Disease Control and Prevention
di Amerika Serikat angka kejadian
kehamilan ektopik berkisar 1 - 2 % dari keseluruhan kehamilan dan menjadi
penyebab utama tersering kematian Ibu pada trimester awal kehamilan. Selain itu
juga menjadi penyebab sebanyak 10 % dari seluruh kematian ibu yang
berhubungan dengan kehamilan. Sumber lain menyebutkan hubunganya dengan
infertilitas dan peningkatan kejadian yang berulang sebanyak 7 sampai 13 kali
lipat (Berek J.S, 2007; Koonin, 1997).
2
KET sekitar 5-9 minggu sebanyak 26 kasus (55,3), lokasi tersering terjadi pada
ampula sebanyak 39 kasus (83,0%), dan dengan riwayat penggunaan kontrasepsi
suntik progesteron sebanyak 20 kasus (Aloysius, 2007).
Berdasarkan dari hal-hal yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian kembali mengenai gambaran karakteristik pasien kehamilan
ektopik terganggu di bagian Obstetri dan Ginekologi RS Immanuel Bandung
periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2011.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, berikut
dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini:
1.
Bagaimana angka kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu dari data rekam
medis Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari
2007 - 31 Desember 2011.
2.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan usia.
3.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan pekerjaan suami.
4.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan telat haid.
5.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan paritas.
3
7.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan riwayat ginekologi.
8.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan riwayat pembedahan.
9.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan lokasi implantasi.
10.
Bagaimana gambaran karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 -
31 Desember 2011 berdasarkan jenis klasifikasi anatomis.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Meneliti dan melaporkan karakteristik pasien Kehamilan Ektopik Terganggu
dan hubungan dengan banyaknya angka kejadian yang diperoleh dari data rekam
medik Rumah Sakit Immanuel kota Bandung selama periode 1 Januari 2007 - 31
Desember 2011.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama
kuliah ke dalam permasalahan yang ada di tengah masyarakat serta memberikan
informasi mengenai profil pasien terdiagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu,
dengan memaparkan hal-hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini.
1.4.2 Manfaat Praktis
4
pengelolaanya, sehingga diharapkan dapat membantu menurunkan angka
kematian Ibu.
1.5
Lokasi dan Waktu
Lokasi : Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medik Rumah
Sakit Immanuel Bandung dan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan di bagian Rekam Medik Rumah Sakit
Immanuel Bandung diambil simpulan sebagai berikut :
1.
Selama 5 tahun (1 Januari 2007 - 31 Desember 2011) ditemukan 150 kasus
kehamilan ektopik terganggu dari 5713 persalinan sehingga didapatkan
insidensi kehamilan ektopik terganggu sebanyak 2,16%.
2.
Distribusi karakteristik pasien kehamilan ektopik terganggu sebagai
berikut:
a.
Usia frekuensi tertinggi pasien terdapat pada umur 25 - 34 yaitu
sebanyak 72,7%.
b.
Pekerjaan suami frekuensi paling banyak adalah pasien dengan
suaminya bekerja sebagai karyawan pabrik sebanyak 32% lalu supir
27,33%.
c.
Lama terlambat haid pasien kehamilan ektopik terganggu frekuensi
terbanyak adalah pada minggu ke 5-9 sebanyak 51,3%.
d.
Paritas tertinggi terdapat pada pasien dengan jumlah paritas 1 sebanyak
43,33%.
e.
Penggunaan kontrasepsi dengan frekuensi tertinggi adalah AKDR
sebanyak 43,33% dan suntik progesteron 26,67%.
f.
Riwayat kelainan ginekologi terbanyak yaitu keguguran sebanyak
15,2% diikuti riwayat KET 14,7% dan PID 12,7%.
45
h.
Lokasi kehamilan ektopik terganggu paling banyak pada tuba pars
ampularis sebanyak 84% dan paling banyak terletak sebelah kanan
56%.
5.2 Saran
Mengingat kehamilan ektopik terganggu ini merupakan kasus darurat yang
di bidang ginekologis dan menjadi ancaman bagi pasien, penulis menyarankan:
1.
Meningkatkan kualitas pendidikan, serta keterampilan tenaga-tenaga
kesehatan agar dapat menegakan diagnosis kehamilan terganggu lebih
dini sehingga diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
2.
Pemberian pengetahuan mengenai gejala-gejala yang timbul akibat
kehamilan yang tidak normal pada setiap ibu, sehingga dapat
memeriksaan kehamilanya di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
3.
Ibu dengan faktor resiko dan riwayat kehamilan ektopik terganggu
46
DAFTAR PUSTAKA
Aloysius Suryawan, Rimonta F. Gunanegara, Hanafi Hartanto, Ucke S
Sastrawinata. Profil Kehamilan Ektopik Terganggu Periode 1 Januari 2003
sampai 31 Desember 2004 di RS Imannuel Bandung. Bagian/KSM Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha. JKM. Vol.6,
No 2, Februari 2007.
CDC. Sexually transmitted disease surveillance, 1992. Atlanta: US Department of
Health and Human Services, Public Health Service, July 1993.
Cunningham FG, MacDonald PC, Grant NF, Levono KJ, Gilstrap LC, Hanskins
GDV, Clark SL eds. Ectopic Pregnancy. In : Williams Obstetrics. 20th ed.
New York : Appleton Century Crofts; 2000: p.607-29.
Condous Gerorge. Ectopic Pregnancy; Challenging accepted management
strategies. The Royal Australian adn New Zealand College of Obstetricians
and Gynaecologists. 2009; 49; 346-351
Coste J, Job-Spira N, Fernandez H: Risk Factor for Ectopic Pregnancy in France:
A case control study inFrance, with special focus on infectiuos factor. Am J
Epidemiol 133-839, 1991
Cynthia M Farquhar. Ectopic Preganacy.Depasrtement of Obstetric and
Gynaecology, National Womens’ Helath at Auckland City Hospital,
University of Auckland. Lancet, 2005; 366;583-91
Daniel. S. W, Widjaya. P. 2007.
Anatomi Tubuh Manusia
. Bandung. Graha Ilmu
Eddy Suparman, A. Suryawan. Karakteristik Kehamilan Ektopik Terganggu di
Rumah Sakit Umum Pusat Manado 1 Januari 2000-31 Desember 2001.
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. CDK vol.34 no.5/158 Sep-Okt 2007.
47
Lozeau Anne-Marie, potter beth. Diagnosis and Managment of Ectopic
Pregnancy. University of Wisconsin Medical School Madison. American
Academy of Family Physicians. 2005;72;1707-14,1719-20
M. Sindos. Ruptured Ectopic Pregnancy; Risk Factors for a life threatning
condition. Hellenic National Centre for Emergency Care (EKAB), Athens,
Greece. Arch Gynecol Obstet, 2009; 279:621-623
Prawirohardjo, S., 2005, Kehamilan Ektopik
dalam
Ilmu Kebidanan, Jakarta Pusat
: Yayasan Bina Pustaka.
Rachimhadhi T. Kehamilan Ektopik, Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi I,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Richard S, Krause David, M. Janicke.
Ectopic Pregnancy
. In Emergency
Medicine: A Comprehensive Study Guide. Editors Judith E Tintinalli,
Gabor D Kellen, J. Stephan Stapczynski. Sixth Ed. American College of
Emergency Physichian. 2004. McGraw-Hill. New York; 658-664.
Sadler T.W PH.D. Langman’s Medical Embryology. UNC Birth Defects Center
The University of North Carolina at Chapel Hill. William Wilkins. 2000.
Tulandi T, Saleh A: Surgical Management of Ectopic Pregnancy. Clint Obstet
Gynecol 103:47, 1999
US Census Bureau.Statistic by country for ectopic pregnancy. International Data
Base, 2004 May 27, 2003 dari:http://www.emedicine.com/.