• Tidak ada hasil yang ditemukan

BE GCG Annisa Nurlestari Hapzi Ali PENER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BE GCG Annisa Nurlestari Hapzi Ali PENER"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh : Nama : Annisa Nurlestari NIM : 55117110007

Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PENERAPAN NILAI ETIKA BISNIS

(Studi Pada PT Garuda Indonesia Tbk Periode 2016)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Business Ethics & Good Governance

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

FAKULTAS MAGISTER MANAJEMEN

(2)

ABSTRAK

Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang ketat, maka dalam persaingan tersebut, orang-orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin professional justru yang akan menang. Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan factor lingkungan hidup juga. Dunis usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata, melainkan juga meliputi aspek sosial dan lingkungan. Lingkungan hidup dan permasalahan sosial yang ditimbulkan semakin tegas, begitu juga dengan standar dan hukum yang akan berlaku. Beberapa investor dan perusahaan telah memulai memerhatikan kebijakan Corporate Social Responsibily (CSR).

Seiring dengan semakin bertambahnya permintaan jasa industri penerbangan, perusahaan aviasi berlomba-lomba untuk terus mengembangkan usahanya demi menjadi pilihan terbaik bagi para konsumennya. Termasuk salah satu perusahaan penerbangan milik negara yang bernama PT Garuda Indonesia Tbk, dimana perusahaan ini terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan meninjau tentang penerapan etika bisnis yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk periode 2016. Diharapkan tinjauan ini dapat memberikan pembaca memahami mengenai etika bisnis yang baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai etika (etika bisnis) yang tumbuh dalam internal PT Garuda Indonesia Tbk.

Metode pengumpulan informasi yang dipakai dalam pembuatan artikel ini adalah pengumulan informasi langsung dari studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari buku, modul mata kuliah Bussiness ethic and GCG, informasi melalui internet, dan laporan tahunan PT Garuda Indonesia Tbk periode 2016. Titik berat dari penulisan artikel ini adalah : (1) Pembahasan teori mengenai bisnis etik (2) Penerapan bisnis etik di PT. Garuda Indonesia Tbk.

Hasil dari penelitian ini adalah PT Garuda Indonesia telah menerapkan etika bisnis yang baik di dalam internal manajemennya, dan hal tersebut memberikan dampak yang baik pula bagi pihak eksternal dari PT Garuda Indonesia. Salah satu budaya perusahan yang telah melekat adalah budaya ”SINCERITY” dimana budaya tersebut diharapkan menjadi panduan bagi seluruh insan PT GI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan.

Jadi, kesimpulan dari penelitian ini adalah etika bisnis sangatlah diperlukan oleh perusahaan dan setiap individu di dalam perusahaan, guna dapat mencapai visi dan misi perusahaan. Perusahaan yang ingin pencapai kestabilan bisnis dan dapat berkompetisi adalah perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis. Karena Perusahaan yang memiliki komitmen yang tinggi dalam menjaga etika bisnisnya akan memiliki konsumen yang cenderung loyal sehingga visi dan misi perusahaan akan lebih mudah dicapai.

(3)

I. PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin bertambahnya permintaan jasa industri penerbangan, perusahaan aviasi berlomba-lomba untuk terus mengembangkan usahanya demi menjadi pilihan terbaik bagi para konsumennya. Termasuk salah satu perusahaan penerbangan milik negara yang bernama PT Garuda Indonesia Tbk, dimana perusahaan ini terus mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia.

Garuda Indonesia terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Hal tersebut dapat kita lihat dari annual report yang diterbitkan oleh PT Garuda Indonesia, dimana dalam laporan tersebut kita dapat melihat etika bisnis yang dijalankan oleh Garuda Indonesia.

Bisnis yang baik adalah bisnis yang memiliki etika yang baik. Pada dasarnya, bisnis tidak hanya bertujuan semata-mata karena profit, melainkan perlu mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi. Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga disinilah etika dibutuhkan sebagai pedoman dan orientasi dalam pengambilan keputusan, kegiatan, dan tindak-tanduk manusia dalam berhubungan bisnis satu dengan lainnya.

Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang ketat, maka dalam persaingan tersebut, orang-orang yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang semakin professional justru yang akan menang. Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan factor lingkungan hidup juga. Dunis usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata, melainkan juga meliputi aspek sosial dan lingkungan. Lingkungan hidup dan permasalahan sosial yang ditimbulkan semakin tegas, begitu juga dengan standar dan hukum yang akan berlaku. Beberapa investor dan perusahaan telah memulai memerhatikan kebijakan Corporate Social Responsibily (CSR).

Pada kesempatan kali ini, penulis akan meninjau tentang penerapan etika bisnis yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk periode 2016. Diharapkan tinjauan ini dapat memberikan pembaca memahami mengenai etika bisnis yang baik.

Sejarah PT Garuda Indonesia Tbk

(4)

Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.

Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training Center.

Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasidan restrukturisasi besar-besaran di sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.

Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras serta dedikasi berbagai pihak.

(5)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai etika (etika bisnis) yang tumbuh dalam internal PT Garuda Indonesia Tbk.

II. TINJAUAN LITERATUR

Etika adalah filsafat moral yaitu cabang filsafat yang merenungi baik buruk tingkah laku manusia. Etika sebagai ilmu filsafat yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk, dan keharusan sebagai pedoman sikdpa dan tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma-norma.

A. Nilai Etika (Etika Bisnis)

Pengertian Nilai Etika (Etika Bisnis)

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Etika Bisnis menurut Velasques merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Brown dan Petrello menyatakan bahwa Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh. Mengutip dari pendapat ahli Hill dan Jones bahwa, “Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.” Sedangkan menurut Steade et al, Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.

Pendekatan Etika Bisnis

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

(6)

memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan

bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

C. Profil PT Garuda Indonesia Tbk Visi &Misi

Vision Statement: To be a sustainable airline company through customer-oriented services and growth in profit.

Company Vision: To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in full service operations, and group synergy while providing the highest value to customers through excellent Indonesian hospitality.

Strategi Perusahaan

Excellent Indonesian Hospitality, yakni sebagai berikut:

1. Memberikan layanan terdepan pada inflight dan ground services. 2. Memastikan keandalan operasi.

3. Mempertahankan positioning premium. Return Maximization, yakni sebagai berikut:

4. Meningkatkan margin operasi.

5. Meningkatkan kemampuan komersial.

6. Meningkatkan customer value.

7. Menanamkam pola pikir yang mengedepankan cost effectiveness. 8. Meningkatkan efisiensi di operasi.

Group Synergy, yakni sebagai berikut: 9. Memperkuat pasar domestik. 10.Meningkatkan daya saing operasi.

(7)

Seiring waktu dan perkembangan usahanya, armada PT GI terus berkembang, di mana untuk pertama kalinya maskapai tanah air tersebut mulai membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956 dan kemudian memasuki kawasan Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Dua dekade berikutnya menandai titik penting, di mana terjadi revitalisasi dan restrukturisasi terhadap seluruh struktur PT GI dan kegiatan operasional guna memasuki era persaingan terbuka industri penerbangan baik di kalangan nasional maupun internasional. Dalam proses ini, PT GI fokus pada pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawannya melalui pendirian sebuah pusat pelatihan karyawan, yaitu Garuda Indonesia Training Center (GITC) yang berlokasi di Jakarta Barat. Selain itu, Garuda Indonesia juga mendirikan Pusat Perawatan Pesawat, Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFAA) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada rentang waktu yang sama.

Setelahnya, era 90-an dan awal milenium juga menjadi babak penting dalam aspek pertumbuhan bisnis. Kedua era tersebut dijadikan Garuda Indonesia sebagai tahun-tahun perencanaan di mana maskapai tersebut mulai menyusun strategi jangka panjang dan membentuk manajemen baru. Oleh karena itu, tahun-tahun tersebut banyak diwarnai langkah strategis, evaluasi, peningkatan efisiensi, dan pembaharuan.

Dalam perjalanannya sebagai maskapai kebanggaan bangsa, PT GI juga tidak henti-hentinya mengasah keunggulan dan menyempurnakan diri, di antaranya dengan secara konsisten berusaha mencapai standar keamanan dan keselamatan terbaik. Atas usahanya tersebut, PT GI menjadi satusatunya maskapai Indonesia yang memperoleh sertiikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator pada tahun 2008.

Tiga tahun berselang, pada usianya yang semakin matang, PT GI membuka lembaran baru dengan melenggang sebagai perusahaan publik setelah melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering) atas 6.335.738.000 saham PT GI kepada masyarakat pada 11 Februari 2011. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada 11 Februari 2011 dengan kode GIAA.

Seiring dengan kinerja yang semakin gemilang dan eksistensi yang semakin kuat di industri penerbangan nasional dan global, PT GI meraih beragam apresiasi dan penghargaan nasional dan internasional. Di samping prestasi yang gemilang, langkah PT GI diranah penerbangan internasional juga semakin mantap sejak bergabung dengan aliansi penerbangan sebagai bagian dari program pengembangan jaringan internasionalnya. Dengan bergabungnya PT GI dalam SkyTeam, pengguna jasa PT GI dapat terhubung ke 1.062 destinasi di 177 negara yang dilayani oleh seluruh maskapai penerbangan anggota SkyTeam dengan total lebih dari 17.300 penerbangan per hari.

(8)

Citilink Indonesia, PT Gapura Angkasa, dan Garuda Indonesia Holiday (GIH) France. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT GI didukung oleh 7.988 orang karyawan, termasuk 248 orang siswa yang tersebar di kantor pusat dan kantor cabang.

Kegiatan Usaha Utama

1. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

2. Jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

3. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

4. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi katering dan ground

handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

5. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

6. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;

7. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

8. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga.

III.METODOLOGI PENELETIAN

Metode pengumpulan informasi yang dipakai dalam pembuatan artikel ini adalah pengumulan informasi langsung dari studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari buku, modul mata kuliah Bussiness ethic and GCG, informasi melalui internet, dan laporan tahunan PT Garuda Indonesia Tbk periode 2016. Titik berat dari penulisan artikel ini adalah : (1) Pembahasan teori mengenai bisnis etik (2) Penerapan bisnis etik di PT. Garuda Indonesia Tbk.

IV.PEMBAHASAN

A. Manajemen Kelayakan Udara

Mengacu pada visi PT GI yaitu menjadi perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan pelayanan berkualitas kepada masyarakat dunia dengan menggunakan keramahan Indonesia, maka Manajemen Kelaikan Udara sebagai bagian dari Direktorat Teknik dan Teknologi Informasi bertanggung jawab dalam memastikan armada PT GI senantiasa laik udara dan memenuhi standar keselamatan dunia. Standar yang baik diharapkan dapat mendukung operasional penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional.

(9)

serta Continuing Airworthiness Maintenance Program (CAMP) yang telah disahkan oleh regulator, serta persyaratan keselamatan dan kelaikan udara lainnya untuk masing-masing tipe pesawat.

B. Keandalan Keberangkatan Armada

Pentingnya keandalan keberangkatan (dispatch reliability) adalah jelas di bisnis aviasi. Terganggunya operasional pesawat dikarenakan dispatch reliability yang buruk akan diterjemahkan ke dalam biaya yang signiikan bagi operator karena biayabiaya tambahan akan muncul. Pencapaian Dispatch Reliability di tahun 2016 adalah 99,60% atau lebih tinggi dibandingkan dengan Dispatch Reliability ditahun 2015 yang sebesar 99,47%. Meningkatnya angka dispatch reliability tersebut sebagai akibat dari berhasilnya penerapan strategi kerja penunjang. Strategi kerja penunjang yang dimaksud adalah berupa evaluasi permasalahan teknis pesawat penyebab keterlambatan melalui forum Technical Delay Analysis Meeting, Aircraft Type Meeting, dan Engineering Review Committee. Seluruh forum tersebut dirancang untuk merumuskan program pencegahan yang terencana dan berkesinambungan. C. Kode Etik dan Budaya Perusahaan

Dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan praktik GCG, PT GI telah merumuskan kebijakan terkait kode etik berupa Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang berperan sebagai pedoman standar sikap dan perilaku dalam pelaksanaan segenap aktivitas bisnis sekaligus pencapaian visi dan misi PT GI. Sebagai pedoman sikap dan perilaku, Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja mengacu pada praktik industri terbaik dengan memperhatikan kesesuaian terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. Melalui penerapan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang menyeluruh untuk seluruh insan PT GI tanpa terkecuali, PT GI juga berharap mampu meningkatkan kesadaran dan mengarahkan pola pikir, sikap, dan perilaku segenap karyawan pada pengelolaan usaha yang baik sesuai prinsip-prinsip GCG dan hubungan yang selaras dengan pemangku kepentingan dalam jangka waktu panjang.

Universalitas Kode Etik

Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku secara universal yang berarti bahwa semua nilai dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja berlaku bagi setiap level organisasi di PT GI mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Struktural dan Seluruh Staf Non Struktural. Etika Bisnis dan Etika Kerja disosialisasikan kepada seluruh level organisasi melalui acara tatap muka secara langsung, tulisan-tulisan pada media intra pegawai dan situs resmi PT GI.

Pokok-Pokok Kode Etik

(10)

pada 11 Maret 2011 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT GI tanggal 7 Oktober 2015. Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja memuat di antaranya sebagai berikut:

1. Jati Diri Perusahaan, yang berisi mengenai Visi dan Misi PT GI, Tata Nilai PT GI serta Perilaku Utama yang harus ditampilkan oleh pegawai PT GI.

2. Perilaku Terpuji yang menjelaskan mengenai hubungan dengan PT GI, hubungan

dengan pelanggan, hubungan dengan mitra kerja, hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan kreditur, dan hubungan dengan pesaing.

3. Kepatuhan dalam bekerja yang menjelaskan mengenai bagaimana transparansi

komunikasi dan informasi keuangan, penanganan benturan kepentingan, pengendalian gratiikasi, perlindungan terhadap aset PT GI dan perlindungan terhadap rahasia PT GI.

4. Tanggung jawab insan PT GI yang menjelaskan mengenai tanggung jawab kepada

masyarakat, tanggung jawab kepada pemerintah dan tanggung jawab kepada lingkungan.

5. Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja yang menjelaskan mengenai pelaporan

pelanggaran Whistleblowing System (WBS), sanksi atas pelanggaran, sosialisasi Etika Bisnis dan Etika Kerja, penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh insan PT GI. Sosialisasi Dan Penegakan Kode Etik Tahun 2016

Nilai-nilai budaya PT GI SINCERITY menjadi akar dari penerapan dan penegakan etika bisnis dan etika kerja di PT GI. PT GI melakukan upaya sosialisasi, internalisasi, dan pemantauan secara konsisten agar Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja benar-benar mendasari sikap dan perilaku kerja pegawai sehari-hari.

People Manager berperan sebagai teladan dalam penegakan dan penerapan kode etik. Sebagai wujud komitmen Insan Garuda Indonesia terhadap penerapan dan penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja, maka setiap tahunnya seluruh Insan Garuda Indonesia diwajibkan untuk menandatangani Pakta Integritas yang termuat di dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja. Penandatanganan Pakta Intergitas yang dilakukan oleh seluruh Insan Garuda Indonesia merupakan bagian dari indikator/parameter bagi penilaian penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Di sisi lain, sistem pelaporan dalam penegakan etika bisnis dan etika kerja juga dibangun agar Insan Garuda Indonesia selalu menghindarkan diri dari hal-hal yang terkait gratiikasi dan pelanggaran etika melalui penerapan Whistleblowing System.

(11)

Garuda Indonesia melalui persetujuan dalam media portal internal PT GI. Dengan adanya sistem tersebut, maka pegawai tidak lagi menandatangani pernyataan Kepatuhan secara fisik. Selain itu, PT GI juga bekerja sama dengan pihak eksternal untuk memupuk integritas dan kepatuhan seluruh insan PT GI pada peraturan perundang-undangan. Antara lain melalui sosialisasi identiikasi dan pencegahan praktik kecurangan bisnis termasuk suap, korupsi, dan gratiikasi oleh KPK.

Budaya Perusahaan

Secara umum, Budaya Perusahaan dibentuk dari nilai-nilai utama PT GI yang menjadi landasan pelaksanaan kegiatan manajemen dan seluruh jajaran unit kerjanya. Namun pada penerapannya, Budaya Perusahaan juga diharapkan menjadi panduan bagi seluruh insan PT GI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan. Pokok-pokok nilai utama PT GI yang diharapkan akan menjadi budaya Perusahaan tersebut disebut sebagai ‘SINCERITY’ yang terdiri dari:

• Synergy; Berkomitmen menyokong pertumbuhan perusahaan dengan keterkaitan antar

entitas perusahaan dan dengan mitra potensial.

• Integrity; Menjunjung tinggi etika bisnis, akuntabilitas, dan tanggung jawab sosial dalam menciptakan budaya terpercaya.

• CustomER focus; Mendorong terciptanya pengalaman pelanggan yang lebih baik

untuk menghasilkan kesuksesan usaha berjangka panjang.

• agIlity; Membangun perilaku strategis melalui kemampuan beradaptasi dan tindakan kreatif untuk memperkuat daya tahan perusahaan.

• safeTY; Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan mengutamakan

keamanan dan keselamatan. Program Pengendalian Gratifikasi

Sebagai tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara PT GI dengan Komisi Pemberantas Korupsi (“KPK”) pada tanggal 10 Februari 2011, PT GI mencanangkan dan mulai melaksanakan Program Pengendalian Gratiikasi (“PPG”). Program pengendalian gratiikasi merupakan inisiatif program dalam rangka mengimplementasikan tata nilai perusahaan SINCERITY, terutama nilai-nilai kejujuran (honesty) dan integritas (integrity) serta implementasi dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance terutama prinsip transparansi, responsibilitas dan independen.

(12)

Perusahaan telah menerbitkan ketentuan mengenai pengendalian gratiikasi sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direktur Utama Nomor: JKTDZ/SKEP/50001/13 tanggal 09 Januari 2013 tentang Pengendalian Gratiikasi di Lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. PT GI menjalin kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membangun program pengendalian gratiikasi di PT GI. KPK memberikan bantuan teknis dalam bentuk assessment atas kesiapan PT GI untuk menjalankan program pengendalian gratiikasi dan pelatihan bagi Tim Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) yang dibentuk PT GI, serta melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program pengendalian gratiikasi.

Program Pelaporan Harta Kekayaan

Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kinerja yang bersih dari praktik-praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, PT GI menyelenggarakan program pelaporan harta kekayaan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direktur Utama No. JKTDZ/SKEP/50015/13 tanggal 26 April 2013 tentang Penyampaian Laporan Harta Kekayaan di Lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Keterbukaan Informasi

Sebagai perusahaan terbuka yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT GI wajib untuk menyampaikan Keterbukaan Informasi kepada Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-306/ BEJ/07-2004 tentang Peraturan No. I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. Sampai dengan akhir Desember 2016, Direksi telah menyampaikan 63 (enam puluh tiga) Laporan Keterbukaan Informasi kepada BEI.

Dalam rangka memudahkan komunikasi dan akses para pemangku kepentingan termasuk atas untuk informasi terbaru terbaru mengenai laporan kondisi keuangan, non keuangan, dan data perusahaan lainnya yang terkait dengan pertanggungjawaban transparansi serta akuntabilitas perusahaan, PT GI senantiasa melakukan pembaharuan sarana dan prasarana penunjang penyampaian informasi. Selain itu, PT GI juga terus berupaya memperkuat platform teknologi informasi untuk menjaga dan meningkatkan keandalan dalam penyediaan informasi secara terintegrasi, tepat waktu dan tepat sasaran melalui (e-mail), penyebaran buku, buletin, poster, rilis pers, laman (website), maupun media lain.

Komunikasi Internal Dan Eksternal

(13)

karyawan diharapkan akan meningkat. Media komunikasi internal tersedia dalam berbagai format:

1. Internal Portal “Tell Us About Us”. Portal internal bersifat komunikasi dua arah yang mengandung unsur partisipatif dan involvement karyawan.

2. E-mail Blast “Corporate Information”. Broadcast message melalui e-mail kepada

seluruh karyawan PT GI berisi informasi terkait pesan Manajemen, pengumuman penting termasuk pada situasi krisis, peristiwa, program dan pencapaian PT GI.

3. Internal Magazine “View”. Majalah khusus internal yang terbit secara periodik

memuat artikel bersifat indepth, mengangkat ‘suara’ karyawan, destinasi hingga artikel lepas yang menambah mwawasan karyawan.

4. Poster. Pesan visual yang ditempatkan di area kerja karyawan dan dimuat di media komunikasi internal.

Selain media internal, PT GI juga memastikan bahwa komunikasi eksternal berjalan dengan efektif dan tepat sasaran guna meningkatkan reputasi dan kepercayaan publik terhadap Garuda Indonesia. Akses informasi dan data mengenai PT GI dapat diakses publik melalui medium sebagai berikut:

1. Deployment Press Release. Informasi tertulis yang disampaikan kepada media

berkaitan dengan perkembangan terbaru atas kinerja, aksi dan rencana PT GI.

2. Landing Page “Press Release” di PT GI Halaman khusus di situs Garuda Indonesia yang memuat rencana bisnis PT GI.

3. Akun Media Sosial

• Twitter

• Facebook (www.facebook.com/ PT.GarudaIndonesia)

• YouTube

4. Inlight Magazine “Colours”. Majalah khusus yang didistribusikan di seluruh

penerbangan Garuda Indonesia, baik domestik maupun internasional. D. Landasan Penerapan CSR dan PKBL

Dalam pelaksanaan CSR dan PKBL, Garuda Indonesia senantiasa berpedoman pada ketentuan dalam berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku berikut ini:

1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Garuda Indonesia Terbatas

2. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 mengenai Perlindungan Konsumen

3. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan

4. Permen BUMN No. PER-03/MBU/12/2016 19 Desember 2016

5. Permen BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015

6. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab

Pengangkut Angkutan Udara

(14)

praktik-praktik tanggung jawab sosial dalam aspek akuntabilitas, transparansi, perilaku etis, penghormatan kepada kepentingan stakeholder, kepatuhan pada hukum, penghormatan pada norma perilaku internasional, dan penegakan hak asasi manusia.

Visi dan Misi CSR

Untuk terus mewujudkan tumbuh kembang yang berkualitas dan memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan, Perseroan melandaskan implementasi tanggung jawab sosialnya dalam visi dan misi berikut ini.

Visi: Menjadi pengelola Corporate Social Responsibility yang efektif dan tepat guna sehingga memberikan dampak positif terhadap masyarakat, lingkungan, dan perusahaan.

Misi: Berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di Indonesia melalui program berkelanjutan yang inovatif.

V. HASIL PENELITIAN

Dari pembahasan mengenai niali etika bisnis dan budaya yang tumbuh dalam manajemen PT GI, dapat kita lihat bahwa PT GI sudah sesuai aturan dan prinsip nilai etika bisnis yang baik. Berbagai macam bentuk pengelolaan PT GI telag ditempuh demi dapat memberikan semua pihak yang bersangkutan, baik itu internal maupun eksternal.

Manajemen kelayakan udara dilakukan untuk dapat melayani masyarakat dalam maupun luar negeri dengan cara yang professional dan berkualitas. Keandalan keberangkatan armada dilakukan guna mengurangi tingkat dispatch reliability. Selain itu, dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan praktik GCG, PT GI telah merumuskan kebijakan terkait kode etik berupa Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang berperan sebagai pedoman standar sikap dan perilaku dalam pelaksanaan segenap aktivitas bisnis sekaligus pencapaian visi dan misi PT GI.

Salah satu budaya perusahan yang telah melekat adalah budaya ”SINCERITY” dimana budaya tersebut diharapkan menjadi panduan bagi seluruh insan PT GI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan.

(15)

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Etika bisnis sangatlah diperlukan oleh perusahaan dan setiap individu di dalam perusahaan, guna dapat mencapai visi dan misi perusahaan. Perusahaan yang ingin pencapai kestabilan bisnis dan dapat berkompetisi adalah perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis. Karena Perusahaan yang memiliki komitmen yang tinggi dalam menjaga etika bisnisnya akan memiliki konsumen yang cenderung loyal sehingga visi dan misi perusahaan akan lebih mudah dicapai.

Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Blogspot. 2017. PENERAPAN ETIKA BISNIS di PT ANEKA TAMBANG. Tbk. Diambil dari : Oktober 2017)

Hapzi, Ali. Modul ketiga: PPT Business Ethic and Good Governance. Jakarta

Garuda Indonesia. 2016. Annual Report 2016. Jakarta

Garuda Indonesia. 2016. Visi dan Misi. Diambil dari :

Sumber Pengertian. 2017. Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli dan Contohnya.

Diambil dari:

Wikipedia. 2017. Etika Bisnis. Diambil dari:

Referensi

Dokumen terkait

P301 + P312 - JIKA TERTELAN: Hubungi PUSAT INFORMASI RACUN atau dokter jika merasa tidak enak badan P302 + P352 - JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan sabun dan air yang banyak.. P305 +

Tujuan dari penelitian ini (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan tipe Pembagian Prestasi

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang

scaffolding yang ditinjau dari gaya belajar siswa terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Tabel 2.2 (Persamaan dan perbedaan dengan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dan dosis daun karamunting serta interaksi antara lama perendaman dan penambahan daun

yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi. Menurut Association for Profesional Music Therapist in Great Britain , terapi musik adalah bentuk rawatan dengan

Masing-masing bagian produksi dipimpin oleh CO Cake, CO Bakery, dan CO Basahan yang bertugas dalam merencanakan, mengkoordinasikan serta mengendalikan seluruh kegiatan pada

Merupakan sistem nilai yang dijabarkan dari Filosofi Perusahaan dan Prinsip-Prinsip Dasar Astra, yang dianut oleh perusahaan sebagai acuan untuk berhubungan dengan