• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB II 54 edi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB II 54 edi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI

Secara geografis Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu kabupaten yang terletak dititik tengah Provinsi Gorontalo, secara geografis berada pada 00 30’ – 00 54’ Lintang Utara dan 122o 07’ – 123o

44’ Bujur Timur, dengan batas – batas wilayah Kabupaten Gorontalo meliputi :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara  Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango dan ;  Sebelah Barat dengan Kabupaten Boalemo.

Peta administrasi Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1

Secara administrasi Kabupaten Gorontalo memiliki 18 Kecamatan, 205 Desa/Kelurahan, 685 dusun. Jumlah penduduk 340.470 jiwa yang secara umum komposisi penduduk Kabupaten Gorontalo didominasi oleh penduduk muda, secara umum jumlah penduduk perempuan lebih sedikit dibanding jumlah penduduk laki-laki. Hal ini dapat ditunjukan oleh sex ratio yang nilainya lebih dari 100 atau untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki,

BAB II

GAMBARAN UMUM

(2)

dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 170.689 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 169.781 orang dengan pertumbuhan penduduk 0,33 persen. Luas wilayah Kabupaten Gorontalo sekitar 2.124,60 km2 dengan kepadatan penduduk sebanyak 160 jiwa/km2.

Luas Kabupaten Gorontalo menurut Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Luas Kabupaten Gorontalo Menurut Kecamatan

Kecamatan Luas (km2) Prosentase

1. Batudaa Pantai 114,05 5,37

2. Batudaa 34,66 1,63

11. Limboto Barat 144,16 6,79

12. Telaga 78,18 3,68

13. Telaga Biru 104,71 4,93

14. Biluhu 72,93 3,43

15. Tabongo 49,48 2,33

16. Asparaga 102,75 4,84

17. Tilango 5,62 0,26

18. Telaga Jaya 5,73 0,27 Kabupaten Gorontalo 2.124,60 100

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo,

Ket : *) Masih Gabung dengan Kecamatan Induk (Boliyohuto)

Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan dengan luas terbesar adalah Bongomeme yaitu 257,73 km2 atau 12,13% luas Kabupaten

Gorontalo, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah kecamatan Tilango yaitu 5,62 km2 atau 0,26% luas Kabupaten

Gorontalo.

Dapat dilihat pula pada tabel di bawah ini, Jarak antara ibu kota Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan :

Tabel 2.2

Jarak antara ibu kota Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan

Bagian Jarak

(km)

(3)

Limboto – Luhu (Kecamatan Telaga) 10 Limboto – Tuladenggi (Kecamatan Telaga Biru) 8 Limboto – Kayu Bulan (Kecamatan Batudaa

Pantai) 40

Limboto – Sidomulyo (Kecamatan Boliyohuto) 56 Limboto – Bilato (Kecamatan Bilato) 63 Limboto – Paris (Kecamatan Mootilango) 66 Limboto – Suka Makmur (Kecamatan

Tolangohula) 76

Sumber : BPS Kabupaten Gorontalo

Secara topologi Kabupaten Gorontalo mempunyai kondisi tofologi yang variatif yang terdiri dari wilayah datar, kaki bukit, dan pengunungan dengan kemiringan 0 – 2 M seluas 20,12%, 2 – 15 M seluas 8,08%, 15 – 40 M seluas 34,31%, dan 40 M keatas seluas 37,49% (batas tanah yang kemiringannya lebih dari 40 M diklasifikasikan menjadi Hutan Lindung). Kabupaten Gorontalo beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata berkisar 104 mm dan hari hujan rata-rata 13 hh pada tahun 2009 dengan curah hujan tertinggi tercatat 190 mm dan jumlah hari hujan sebanyak 161 hari. Suhu udara di Kabupaten Gorontalo rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,90C sampai

33,40C dengan rata-rata temperatur udara bekisar antara 26,70C –

29,30C dan ratarata kelembaban udara bervariasi antara 51,5 persen

-93,8 persen.

Berdasarkan kondisi tofografi tampak bahwa Kabupaten Gorontalo merupakan daerah bukan pesisir, separuh lebih wilayah Kabupaten Gorontalo berada pada ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut dan hanya empat persen wilayahnya yang berada pada ketinggian 1000 meter ke atas. Kabupaten Gorontalo memiliki gunung di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa (Tohupo, Talumutuhu, Langgula, Oluhuwa, Lombata, dan Huango Daa), Kecamatan Tibawa (Pombolu, Botumoputi, dan Ayumolingo), dan Kecamatan Boliyohuto (Boliyohuto, Helumo, dan Satria). dan Kabupaten Gorontalo memiliki banyak sumber daya air bisa dilihat di Kabupaten gorontalo mempunyai 18 sungai yang berada di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa, Kecamatan Tibawa, Kecamatan Limboto, Kecamatan Telaga, dan Kecamatan Boliyohuto.

(4)

Kabupaten Gorontalo panjang garis pantai saat ini 79,60 Km membentang di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa Pantai, Kecamatan Biluhu dan Kecamatan Boliyohuto, yang kaya dengan Flora dan Biota Laut yang sangat potensial untuk dikembangkan Budidaya Ikan dan Rumput Laut.

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah serangkaian proses usaha dan kebijakan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diindikasikan lewat pencapaian kondisi stabilitas perekonomian melalui indikator pertumbuhan ekonomi. Dalam proses perencanaan pembangunan daerah,kondisi perekonomian perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk dapat merumuskan kebijakan – kebijakan serta penentuan strategi yang urgen. Di samping itu dengan mengetahui kondisi perekonomian, pemerintah daerah dapat merencanakan kegiatan – kegiatan yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang telah memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang seluas luasnya kepada daerah maka pemerintah daerah dituntut untuk dapat senantiasa berinovasi dan kreatif dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber keuangan daerah dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah, yang tidak hanya bermakna pada kemandirian perencanaan semata namun lebih dari itu diperlukan pula kemandirian dalam melaksanakan dan merealisasikan perencanaan itu dengan segenap kemampuan yang dimiliki.

(5)

makro tidak hanya merupakan kinerja pemerintah Kabupaten Gorontalo tetapi juga merupakan kinerja bersama masyarakat dan pihak swasta. Berikut gambaran Kabupaten Gorontalo kurun waktu 5 tahun terakhir dalam aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :

2.2.1FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

a. Produk Domestik Regional Bruto Dan Pertumbuhan Ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan kapasitas ekonomi suatu daerah, yaitu keseluruhan produksi yang dihasilkan dalam batas suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu satu tahun. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan nilai PDRB yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun. Dengan melihat beberapa indikator yang tertuang dalam PDRB sektoral seperti struktur PDRB, laju pertumbuhan, PDRB berkapita dan pendapatan perkapita, maka dapat dilihat sejauh mana keadaan perekonomian kabupaten gorontalo dalam waktu 2005-2009. Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo pada kurun waktu sampai dengan tahun 2009 telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Gorontalo pada tahun 2005 sebesar Rp.932.312,62 (juta), meningkat menjadi Rp.1.881.976,41 (juta) pada tahun 2009. Demikian pula Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2005 naik dari angka 5,98 % menjadi 7,48% di tahun 2009.

Secara Nasional, tahun 2009 ekonomi Indonesia tumbuh 4,5 persen, Pada tahun 2010 ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,7 %, pertambahan ini dipicu oleh ekonomi dunia yang mulai pulih dari krisis dan meningkatnya konsumsi masyarakat,selain itu juga dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditi.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo antara tahun 2005-2009 menunjukan gejala yang positif dan termasuk salah satu kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Gorontalo.

Tabel 2.3

Gambaran PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gorontalo

Tahun PDRB HARGA BERLAKU

(6)

2005 2006 2007 2008 2009

932.312,62 1.034.381,52 1.203.634,26 1.560.531,26 1.881.976,41

5,98 7,20 7,45 7,63 7,48 Sumber : BPS Kab. Gorontalo

(7)

Tabel 2.4

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gorontalo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun

2005-2009

Sektor Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian kontribusi sektor ini sebesar 32,34 persen, sektor lain yang juga cukup besar pengaruhnya adalah sektor jasa-jasa, yaitu sebesar 23,36 persen.

b. Pendapatan perkapita

Variabel PDRB perkapita sering dijadikan indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Sejak kurun waktu 2005-2009 angka PDRB perkapita menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.5

PDRB Perkapita Tahun 2005-2009 Kabupaten Gorontalo

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

c. Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah dapat terlihat dari distribusi sektoral masing-masing lapangan usaha. Kontribusi suatu sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto dapat menggambarkan peran tersebut dalam kegiatan ekonomi. membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap jumlah PDRB di kabupaten gorontalo masih kental dengan nuansa agraris, selama

(8)

lima tahun terakhir (2005-2010), hal ini menunjukan bahwa peran tersebut masih di dominasi oleh sektor pertanian. Jika melihat konfigurasi distribusi sektoral di kabupaten gorontalo dari tahun 2005-2010 tidak terlihat adanya pergeseran struktur ekonomi dimana sektor ril masih menjadi tumpuan. Secara jelas struktur ekonomi kabupaten gorontalo yang memberi kontribusi besar terhadap pembentukan PDRB, yaitu: Sektor Pertanian, Sektor jasa-jasa, dan Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan. 1) Pertanian

Pada tahun 2005 pertumbuhan di sektor ini sebesar 15,79 persen, menjadi 17,09 persen pada tahun 2009. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2009 sebesar 2,07 persen, lebih lambat bila dibanding dengan tahun 2008. Selanjutnya sub sektor kehutanan pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 97,71 persen. Subsektor tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 28,92 persen serta sub sektor peternakan mengalami pertumbuhan 17,70 persen pada tahun yang sama. Meskipun terjadi penurunan dalam pembentukan PDRB bukan berarti sektor ini tidak mengalami pertumbuhan, tetap mengalami pertumbuhan tetapi lebih lambat dibandingkan waktu sebelumnya.

Selama tahun 2005-2010 rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 32,34 persen, masih jadi yang terbesar dari sektor yang lain. Dengan tingkat pertumbuhan tersebut diatas, sektor ini ke depan masih diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengingat kontribusinya terhadap PDRB.

Tabel 2.6

Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga berlaku

Tahun PDRB sektor Pertanian

Kontribus i (%)

Pertumbuhan (%)

2005 251.583 26,98 15,79 2006 269.177 26,02 6,99 2007 319.586 26,55 18,73 2008 519.775 33,31 62,64 2009 608.613 32,34 17,09

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

(9)

Sektor ini menyumbang kontribusi terbesar kedua pada PDRB kabupaten gorontalo setelah pertanian yaitu sebesar 23.36 persen pada tahun 2009, Rata-rata kontribusi sektor selama periode 2005-2010 cukup signifikan dalam menopang PDRB kabupaten gorontalo. bila sektor Jasa yang maju maka akan menjadi indikator kemajuan sektor-sektor lain. Kemajuan di sektor lain akan membutuhkan dukungan kemajuan sektor ini.

Tabel 2.7

Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Jasa Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga berlaku

Tahun PDRB Sektor

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

3)Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan

Penyumbang PDRB terbesar ketiga ini memberikan kontribusi sebesar 14,37 persen pada tahun 2005 selanjutnya pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan menjadi 13,26 persen lebih besar dibanding dengan tahun 2008 yang sebesar 12,68 persen. Pertumbuhan pada sektor ini masing-masing disumbangkan oleh pertumbuhan sub sektor lembaga keuangan tanpa bank mengalami pertumbuhan sebesar 26,31 persen, sub sektor sewa bangunan yang mengalami pertumbuhan 16,61 persen.

Tabel 2.8

Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 Atas Dasar Harga berlaku

Tahun

Sumber : BPS Kab. Gorontalo

(10)

Inflasi menggambarkan besarnya perubahan harga barang dan jasa yang beredar di pasaran, ada tiga komponen yang terpenuhi bila suatu daerah dikatakan terjadi inflasi :

 Kenaikan harga  Bersifat umum  Berlangsung umum

Pada daerah yang mengalami inflasi, peningkatan harga beberapa barang tertentu meluas dan berdampak pada meningkatnya harga barang– barang lain. Variabel yang digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. perubahan indeks tersebut dalam kurun waktu tertentu menunjukan besarnya laju inflasi yang terjadi. Jika inflasi terlalu tinggi maka daya beli masyarakat akan menurun yang akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, selain itu laju inflasi yang terkendali merupakan salah satu kondisi yang mendukung pencapaian percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia IHK dikelompokkan ke dalam tujuh (7) jenis pengeluaran yaitu :

(1) Kelompok bahan makanan

(2) Kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau (3) Kelompok perumahan

(4) Kelompok sandang (5) Kelompok kesehatan

(6) Kelompok pendidikan dan olah raga (7) Kelompok transportasi dan komunikasi

(11)

Gorontalo diprediksi pada kisaran 4 – 6% akibat meningkatnya sisi permintaan terkait dengan semakin menguatnya daya beli masyarakat yang salah satunya diakibatkan naiknya gaji pegawai negeri sipil. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan nasional yang semakin baik, tentunya pemerintah Kabupaten gorontalo harus terus menyesuaikan laju inflasi yang lebih realistis.

(12)

jumlah pengangguran dan kemiskinan. Strategi penanggulangan kemiskinan dengan cakupan program dan lingkup kegiatan yang lebih mengarah kepada pemberdayaan dan peningkatan etos kerja, serta kebijakan yang bersifat terpadu, terkoordinasi dan saling bersinergi diharapkan mampu mengangkat perekonomian masyarakat lapisan bawah ataupun masyarakat pedesaan. Melalui beberapa program penanggulangan kemiskinan diharapkan angka kemiskinan dapat ditekan dari tahun ke tahun. Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu kebijakan utama yang diperlukan untuk memperkuat landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus untuk mencapai target nasional dan daerah dalam mensejahterakan masyarakat.Tingkat kemiskinan Kabupaten gorontalo tahun 2005 mencapai 33,29 % atau 28.311 RTM,sedangkan tahun 2008 berdasarkan data BPS per juli tahun 2008 tingkat kemiskinan mengalami penurunan menjadi 21.435 RTM dari total Rumah Tangga 85.042 atau sebesar 24,10 persen. Pada tahun 2010 ini angka tersebut menurun menjadi sebesar 18.544 RTM (66.900 jiwa) atau 21,48 persen. Demikian pula dengan pengangguran pada awal pemerintahan persentase pengangguran terbuka pada tahun 2005 mencapai 27,22%. Kondisi ini memacu pemerintah Kabupaten gorontalo untuk berupaya maksimal dalam mendorong terciptanya lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan para pencari kerja, juga pelaksanaan berbagai kebijakan dalam mendorong kewirausahaan masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu. Dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan maka tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten gorontalo berkembang secara signifikan dan mampu ditekan pada tahun 2009 menjadi sebesar 4,69 %. Hal ini telah melampaui target yang tertuang dalam RPJMD pada akhir periode tahun 2010 yang sebesar 10,00 persen.

Tabel 2.9

Capaian tingkat pengangguran dan kemiskinan

Uraian Data

(13)

persen.

Tingkat Pengangguran

Pengangguran terbuka tahun 2005 mencapai 27,22 %, pada tahun 2009 turun menjadi 4,69 %

2.2.2FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL

Isu rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang memiliki relevansi dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) / Angka Partisipasi Murni (APM), dan derajat kesehatan yang kurang baik dan masalah sosial lainnya seperti kemiskinan, ketenagakerjaan serta belum optimalnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian merupakan akumulasi permasalahan yang secara sistemik memiliki hubungan kausal terhadap kemiskinan masih menjadi fenomena sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Gorontalo

Dalam fokus kesejahteraan sosial kabupaten gorontalo memiliki capaian sebagai berikut :

a. Pendidikan

Capaian program kegiatan bidang pendidikan adalah sebagai berikut :

- Pembangunan 197 PAUD

- Pembangunan RKB SD 240 Unit

- Rehabilitasi SD 353 buah

- Pembangunan USB SMP 15 unit

- Pembangunan Perpustakaan 86 unit

- Pembangunan RKB SMP sederajat 169 unit

- Rehabilitasi SMP sederajat 92 unit

- Pembangunan 4 unit sekolah baru SMU dan 6 unit sekolah baru SMK

- Pembangungan Ruang Kegiatan Belajar SMU 26 unit dan 29 unit RKB SMK

- Guru yang tersertifikasi 1833 orang.

- Pengembangan Sekolah rintisan bertaraf internasional (SDN 1 Kayubulan, SDN Bulila, SMPN 1 Limboto, SMAN 1 Limboto)

(14)

- Bantuan buku di 5 Desa dan 1 Kelurahan sejumlah 6000 buah

Dari hasil pembangunan pendidikan di Kabupaten Gorontalo selama periode 2005-2010, telah berhasil memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat maupun negara-negara luar melalui lembaga donor antara lain :

 Terbaik nasional lomba kreatifitas anak tahun 2006

 Terpilih sebagai pilot project peningkatan mutu pendidikan oleh worl bank tahun 2007

 Predikat terbaik nasional dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) tahun 2007

 Penghargaan Satya Lencana Pembangunan bidang pendidikan oleh presiden tahun 2007

 Penghargaan Bupati terbaik nasional dalam pembinaan PAUD non formal dan informal tahun 2008 oleh Mendiknas.

Selain penghargaan tersebut, keberhasilan pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Gorontalo juga mendapat apresiasi dari beberapa negara melalui beberapa program kerjasama pembangunan pendidikan berikut ini :

1. Pilot BERMUTU ( Better Education Reformed Managing Universal Teacher Upgrading ) kerja sama dengan Bank Dunia

2. Program MGP-BE ( Mainstreaming Good Practice in Basic Education ) kerja sama dengan UNICEF

3. Program WDD / WSD ( Whole Distric Development – Whole School Development ) kerja sama dengan Australia

4. Program PAUD kerja sama dengan Bank Dunia 5. Program UNDP

6. Program Penanggulangan Flu Burung Kerja Sama dengan Jerman

7. Program pertukaran Guru kerja sama dengan Amerika b. Kesehatan

Capaian pembangunan bidang kesehatan kurun waktu 2005 – 2010 adalah sebagai berikut :

- Peningkatan PKM Medical Center Sebanyak 11 Unit

(15)

- Rehabilitasi Puskesmas sebanyak 8 Unit

- Rehabilitasi PUSTU sebanyak 33 unit

- Pembangunan Puskesmas sebanyak 4 Unit

- Pembangunan PUSTU sebanyak 39 Unit

- Pembangunan RUDIS PUSKESMAS sebanyak 8 Unit

- Pembangunan POSKESDES sebanyak 46 Unit

- Rehabilitasi RUDIS Dokter sebanyak 5 unit

- Pengadaan Kenderaan Roda 4 sebanyak 20 Unit

- Pengadaan Kenderaan roda dua sebanyak 115 unit

- Pengadaan alat penunjang promosi kesehatan 2 unit

- Pengadaan alkes medis sebanyak 5 paket

- Pengadaan alkes non medis sebanyak 4 unit

- Pengadaan alat Lab Kesehatan sebanyak 5 paket

- Pengadaan alat sistem informasi kesehatan sebanyak 2 pkt

- Pembangunan Rumah Sakit MM Dunda di Eks Mall Limboto

- Program Pelayanan Kesehatan Gratis

Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan gratis di tingkat puskesmas dan jaringannya tahun 2009 dan 2010 sebanyak 608.091 pasien

- Program santunan duka

Santunan duka diberikan kepada orang yang meninggal usia 60 tahun ke atas sebesar Rp.500.000. Jumlah yang menerima santunan dari tahun 2007 sampai 2009 sebanyak 4060 jiwa dengan jumlah dana sebesar Rp. 2.030.000.000.

- Program Desa Sehat

Sasaran dari program ini adalah 156 desa, dengan realisasi sampai dengan tahun 2010 sudah 152 Desa.

- Program pelayanan kesehatan berbasis dasa wisma

Program ini ditujukan untuk memudahkan Jangkauan masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan dasar melalui pendekatan dasa wisma. Jumlah dasa wisma yang telah mendapatkan sentuhan program ini dari tahun 2007 – 2010 sejumlah 4.854 dasa wisma.

- Program Jamkesda

(16)

- Jumlah bayi dan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di pusat pemilihan gizi masyarakat/TFC (teraupic feeding center) adalah : 358 orang sampai tahun 2010. c. Sosial

Berikut Capaian penyelenggaraan pembangunan

kesejahteraan sosial di Kabupaten Gorontalo selama 5 tahun terakhir (2006 – 2010):

 Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni :

 Pembangunan Rumah Layak Huni bagi 1.658 KK Miskin

 Bantuan perlatan kerja 35 orang Penyandang Cacat

 Bantuan UEP bagi 15 orang Penyandang Cacat

 Bantuan UEP bagi 50 orang Anak Terlantar

 Bantuan UEP bagi 59 orang Korban Tindak Kekerasan

 Bantuan UEP bagi 42 orang Pekerja Migran Terlantar

 Pemberian jaminan hidup bagi 133 KK Komunitas Adat Terpencil

 Pembangunan 62 unit Sarana Air Bersih dan MCK  Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial

 Bantuan modal usaha KUBE bagi 2.870 Keluarga Fakir Miskin

 Bantuan langsung UEP bagi 300 KK Keluarga Rentan

 Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) bagi 100 KK Miskin

 Bantuan modal usaha KUBE LANSIA bagi 400 orang

Penyediaan

Sarana Prasarana Sosial, berupa :

(17)

 Pemberian jaminan hidup bagi 70 orang anak cacat siswa SLB

 Pendidikan dan pelatihan bagi 135 orang siswa anak cacat siswa SLB

 Pemberian JAMKESMAS bagi 741 Anak Terlantar dalam panti

 Pembinaan bagi 617 orang Anak Terlantar didalam panti

 Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi 10 Anak Terlantar

 Penyediaan Sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial diluar panti

 Bantuan modal usaha KUBE bagi 15 ORSOS

 Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen bagi 3 ORSOS

 Penyediaan dana ASKESOS bagi 8 ORSOS

 Bantuan modal usaha UEP bagi TAGANA

 Bantuan modal usaha UEP bagi 11 orang Tuna Sosial dan 5 orang Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan

 Bantuan modal usaha KUBE bagi 86 Karang Taruna

 Fasilitasi pembentukan 50 Karang Taruna

 Bimbingan sosial bagi 20 orang Penyandang Cacat

 Penyediaan insentif bagi 149 orang anggota TAGANA

 Pemberian insentif anggota veteran dan tokoh pejuang

 Peningkatan kapasitas SDM bagi 13 orang TKSK

Penanggulanan Korban Bencana, berupa :

(18)

 Pemberian bantuan bahan makanan sebanyak 200 ton

 Penanganan tanggap darurat berupa dapur umum selama 6 kali

 Bantuan Bahan Bangunan Rumah bagi 608 KK korban bencana alam

 Bantuan Bahan Bangunan Rumah (BBR) bagi 46 KK korban bencana sosial

 Pelaksanaan Evakuasi Korban Bencana

 Evakuasi korban bencana sejumlah 3.361 jiwa

 Penyediaan shelter bagi pengungsi

 Pelatihan 10 orang tenaga evakuasi

 Penyediaan dana tali asih bagi 149 orang anggota TAGANA

Pelaksanaan dan Pengembangan Jaminan Sosial,

berupa :

 Penyelenggaraan Jaminan Sosial bagi PMKS (Penyandang Cacat dan Lanjut Usia Tidak Potensial)

 Jaminan sosial (Rp. 300.000/bulan) bagi 7 orang Penyandang Cacat

 Pemberian JAMKESMAS bagi 93 orang Penyandang Cacat

 Pemberian JAMKESMAS bagi 19 Lanjut Usia Tidak Potensial

d. Ketenagakerjaan

Capaian dibidang ketenagakerjaan pada periode 2005-2010 sebagai berikut :

 Bantuan Usaha tenaga kerja terlatih 58 kelompok

 Bantuan Alat listrik 17 unit/Kelompk di 17 Kecamatan

 Bantuan alat menjahit 17 unit/Kelompk di 17

(19)

 Pelatihan keterampilan Budidaya Ikan Laut

 Pelatihan Pakan ternak komoditi jagung

 Pelatihan Las Listrik dan Las Karbit sebanyak 24

kelompok

 Pelatihan menjahit sebanyak 25 kelompok

 Pelatihan Otomotif sebanyak 2 kelompok

 TTG tentang pengasapan Ikan dan rumput laut

 Pelatihan kewirausahaan kepada LPK

 Pelatihan Komputer sebanyak 2 Kelompok

 Pembuatan 4 Jaring Apung di Danau Limboto tahun

2008

 Program Pengembangan Keahlian Keterampilan Tenaga

Kerja Indonesia (DPKK TKI),

 Pengembangan Wilayah Tertinggal / P2MKT,

 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga

Kerja

 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga

Kerja (PNBP),

 Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan

Kerja (PPKK)

e. Pengarustamaan Gender

Capaian Kabupaten Gorontalo dalam hal pengarustamaan gender tahun 2005-2010 :

 Bina Keluarga Balita, KIT 1 paket (limboto, limboto barat,

telaga biru,telaga, tabongo, tibawa, tilango, talaga jaya)

 Pengadaan Sarana Klinik KB 1 paket yang tersebar di pusat

kota Kabupaten Gorontalo

 Pelayanan KB gratis kepada rakyat miskin sejumlah 11.931

 Penguatan kelompok LANSIA melalui pembinaan khusus

 Terbentuknya usaha peningkatan pendapatan keluarga

akseptor (UPPKS) sebanyak 29 kelompok

 Pengadaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB 1 unit

f. Pertanian

(20)

produktivitas hasil pertanian. Capaian komoditi tanaman pangan tahun 2005-2010 dijelaskan sebagai berikut :

 Padi

Produksi Padi tahun 2005 sebesar 103.331 ton, tahun 2006 meningkat menjadi 121.744 ton. Pada tahun 2007 produksi padi 87.244 ton, yang meningkat menjadi 107.917 ton tahun 2008, pada tahun 2009 produksi padi mencapai 130.459 ton dan pada tahun 2010 produksi padi mencapai 113.904 ton

 Jagung

Pada tahun 2005 produksinya 71.568 Ton, tahun 2006 mencapai 127.041 Ton, tahun 2007 mencapai 106.249 Ton, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 186.221 Ton, pada tahun 2009 produksi Jagung mencapai 119.951 Ton dan posisi bulan september tahun 2010 produksi Jagung mencapai 129.383 Ton.

 Kedelei

Pada tahun 2005 produksinya 71 ton, tahun 2006 mencapai 540 ton, tahun 2007 produksinya menurun manjadi 164 ton, pada tahun 2008 mencapai 146 ton, dimana penurunan ini diakibatkan adanya pemekaran kabupaten yaitu kabupaten gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai 261 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi kedelei mencapai sampai dengan 365 ton.

 Kacang Tanah

Pada tahun 2005 produksinya 2.289 ton, tahun 2006 mencapai 3.300 ton, tahun 2007 produksinya menurun manjadi 2.053, pada tahun 2008 mencapai 770 ton, penurunan ini disebabkan oleh pemekaran wilayah kabupaten gorontalo utara, tahun 2009 produksi mencapai 670 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi kacang tanah mencapai 1.169 ton.  Kacang Hijau

(21)

bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi kacang hijau mencapai 142 ton.

 Ubi Kayu

Pada tahun 2005 produksinya 858 ton, tahun 2006 mencapai 3.335 ton, tahun 2007 produksinya manjadi 1.435, dan meningkat pada tahun 2008 mencapai 1.872 ton, peningkatan produksi ubi kayu ini berlanjut pada tahun 2009 hingga mencapai 2.522 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi kayu mencapai 1.573 ton.

 Ubi Jalar

Pada tahun 2005 produksinya 375 ton, tahun 2006 mencapai 2.862 ton, tahun 2007 produksinya manjadi 701, pada tahun 2008 mencapai 629 ton, untuk tahun 2009 produksi meningkat mencapai 1.168 ton dan posisi bulan september sesuai ARAM II pada tahun 2010 produksi ubi jalar manjadi 725 ton.

Sumberdaya Penunjang Lainnya

Capaian pembangunan sarana dan prasarana bidang pertanian kurun waktu 2005 – 2010 adalah sebagai berikut :

Sarana dan Prasarana Pertanian di Kabupaten Gorontalo :  Pembangunan Jalan Usaha Tani sepanjang 76.5 Km

 Pembangunan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani sepanjang 7.478 Mtr

 Pembangunan Jaringan Irigasi Desa sepanjang 7.200 Mtr  Pembangunan Embung sebanyak 11 Unit

 Pengadaan Traktor Roda 4 sebanyak 16 Unit  Pengadaan Trakror Roda 2 sebanyak 345 Unit  Pengadaan Pemipil Jagung sebanyak 24 Unit  Pengadaan Power Threser sebanyak 12 Unit  Pengadaan Rice Milling Unit sebanyak 5 Unit

 Pembangunan Rumah Pengolah Pupuk Organik sebanyak 4 Unit

 Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik sebanyak 6 Unit  Pengadaan Pompa Air sebanyak 32 Unit

(22)

 Pengadaan Rice Huller sebanyak 10 Unit

 Pengadaan Mesin Penepung Pisang sebanyak 6 Unit  Pengadaan Pengolah Kelapa Terpadu sebanyak 2 Unit  Pengadaan Pemecah Kemiri sebanyak 3 Unit

 Pengadaan Mesin Pengolah Jarak 1 Unit  Bantuan RMU Mobile sebanyak 8 Unit

 Pembangunan Lumbung Pangan sebanyak 15 Unit

Selain itu, beberapa keberhasilan yang dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo dalam pelaksanaan Pembangunan Pertanian selama tahun 2005–2010 diantaranya adalah :

 Ekspor Jagung ke Singapura sebesar 4.300 ton tahun 2007  Ekspor Jagung ke Malaysia sebesar 4.300 ton tahun 2008  Sukses melakukan Take Over Lahan seluas 35,22 Hektar  Sukses melaksanakan program tambahan 2 juta ton beras

nasional, Provinsi Gorontalo 100.000 ton dan Kabupaten Gorontalo 30.000 ton.

 Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Tahun 2006 dari Gubernur Gorontalo.

 Penghargaan Satya Lencana Ketahanan Pangan Tahun 2007 dari Presiden Republik Indonesia.

 Penghargaan Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Terbaik Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2008.

 Penghargaan Ketahanan Pangan atas Pelampauan Produksi Padi diatas 5 persen dari Presiden Republik Indonesia Tahun 2008.

 Penghargaan Terbaik I Gapoktan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2009.

 Penghargaan UPJA Terbaik Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2009.

 Penghargaan Terbaik I Lomba Asah Terampil Kelompok Wanita Tani Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2009.

(23)
(24)

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

a. Infrastruktur

 Jalan dan jembatan

Total panjang jalan Kabupaten Gorontalo adalah 1.315,18 km, dan kondisi yang rusak/rusak berat sepanjang 838,69 km. Dalam kurun waktu 2005 – 2010 total jalan yang ditangani sepanjang 615,48 Km. sehingga masih terdapat 223.21 Km jalan yang belum tertangani.

Total jembatan yang tertangani sampai dengan tahun 2010 adalah sebanyak 175 unit dengan total panjang 1.701,30 meter.

 Sungai

Total penanganan sungai dari tahun 2005 – 2010 adalah sepanjang 302,95 dari Panjang sungai 1.007,65 kilometer.

 Irigasi

Kabupaten Gorontalo memiliki 56 Daerah Irigasi yang tersebar dengan potensi kapasitas pengairan 9.028 hektar. Melalui program pengelolaan jaringan irigasi yang telah dilaksanakan selama lima tahun terakhir maka daerah irigasi yang terbangun mempunyai kapasitas pengairan sebesar 2480 hektar atau sebesar 27,47 persen.

 Air Bersih

Cakupan air bersih di Kabupaten Gorontalo hingga tahun 2010 sudah mencapai 73,1%, melalui kegiatan Pengadaan dan pemasangan pipa sepanjang 140.748 m, pengadaan pompa air 7 unit, pengadaan meteran air 4000 buah, pengadaan genset dan water meter teste masing-masing 1 unit.

 Infrastruktur Energi

(25)

untuk memenuhi kebutuhan penerangan masyarakat di daerah tertinggal.

 Perumahan

Pembangunan perumahan di Kabupaten Gorontalo kurun waktu 2005 – 2010 adalah :

 Laintainisasi 3000 unit rumah

 Pembangunan Rumah Layak Huni 2262 unit  Pembangunan Perumahan BSP2S 400 Unit

 Pembangunan Prasarana, Sarana dan utilitas perumahan berupa drainase sepanjang 6019 meter dan MCK 23 unit.

b. Lingkungan Hidup

Dari berbagai kebijakan pembangunan lingkungan hidup yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan selama periode 2005-2010, pemerintah Kabupaten Gorontalo memperoleh pengakuan dari pemerintah pusat atas keberhasilan pembangunan Lingkungan Hidup anatara lain berupa :

 Penghargaan ADIPURA 2006/2007 untuk Kota Kecil, diterima pada tanggal 5 Juni 2007

 Penghargaan ADIPURA 2008/2009 untuk Kota Kecil, diterima pada tanggal 5 Juni 2009

Gambar

Gambar 2.1Secara  administrasi  Kabupaten  Gorontalo
Tabel 2.2Jarak antara ibu kota Kabupaten dengan ibu kota Kecamatan
Tabel 2.4Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tabel 2.6Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Tahun
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk variabel place (tempat) ini berkaitan dengan kesetrategisan lokasi letak gedung perpustakaan pusat universitas Muhammadiyah malang yang dimana lokasi tersebut berada

Dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa giro, tabungan dan deposito (Sulistya & Wirakusuma, 2015, hal. 667) menyatakan bahwa setiap

Curah hujan adalah faktor utama yang mengendalikan daur hidrolgi di suatu DAS.Terbentuknya ekologi, geografi dan tataguna lahan di suatu daerah sebagian besar ditentukan

Suatu studi yang dilakukan oleh Keim (1983) yang mengevaluasi semua saham yang listing di NYSE dan AMEX sepanjang periode 17 tahun dari 1963 sampai 1979 menunjukkan bahwa

Selain sebagai sumber makanan trofik level di atasnya, Ordo Lepidoptera ini juga dapat menjadi hama pada saat dewasa, sehingga produktivitas sekunder Ordo

Dengan memahami karakteristik peserta didik asuh guru BK/Konselor dapat memilih pendekatan dan teknik yang tepat dalam memperlakukan mereka sebagai individu yang berbeda dan

Layanan klaim PT. IBS Insurance Broking Service saat ini mengalami kendala dalam proses penanganan laporan klaim. Petugas klaim tidak dapat mengirimkan surat pemberitahuan dan

Berdasarkan hasil Gambar 4.6 diketahui bahwa pada grafik secara visual terdapat 5 eigen value atau 5 faktor yang terbentuk dari variabel nilai rapor mata