• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Darah Tepi pada Penderita Karsinoma Nasofaring Sebelum dan Sesudah Kemoradioterapi di RSUP.H.Adam Malik tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Darah Tepi pada Penderita Karsinoma Nasofaring Sebelum dan Sesudah Kemoradioterapi di RSUP.H.Adam Malik tahun 2015"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

Pendahuluan: Karsinoma nasofaring adalah keganasan nomor satu di THT dibidang faring, dengan angka insidensi 2.8/100.000 orang per-tahun pada laki-laki dan 1.9/100.000 orang per-tahun pada perempuan. Pengobatan utama pada penyakit ini adalah radioterapi dan kemoradioterapi yang memberi efek pada jantung, paru, tulang, sendi, jaringan lunak, otak, sumsum tulang belakang, saraf, daya ingat, konsentrasi, sistem pencernaan dan darah. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perubahan gambaran darah tepi pada penderita karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah kemoradioterapi

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu melibatkan seluruh penderita karsinoma nasofaring di RSUP.H.Adam Malik Medan. Dari 321 kasus didapati 45 kasus yang dapat dijadikan subjek penelitian dengan memenui kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan progam komputer SPSS.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa 8.9% menderita anemia, 82.2% kadar eritrosit dibawah normal,11.1% leukopenia, 84.4% kadar hematokrit tidak normal, 6.7% trombositopenia, 2.2% trombositosis, 26.7% neutrositosis, 66.7%limfopenia, 4.4% monositopenia, 36.1% monositosis, 48.9% eosinopenia, 15.6% eosinofilia,2.2% kadar basofil tidak normal setelah menerima kemoradioterapi 1 siklus.

Kesimpulan: Terjadi penurunan kadar Hb, leukosit, eritrosit, trombosit setelah di berikan kemoradioterapi siklus yang pertama

Kata Kunci: karsinoma nasofaring, gambaran darah tepi, kemoterapi, radioterapi

(2)

iii

ABSTRACT

Introduction:Nasopharyngeal carcinoma is the most common malignancy at ear

nose throat in faring area. The incidence rate is 2.8/100.000 patients/year for man and 1.9/100.000 patients/year for woman. The treatment of choice for this case are radiotherapy and chemoradiotherapy which cause the side effect on heart, lung, bones, joints, soft tissue, brain, bone marrow, nerve, memory, concentration, GI tract and homeostatic. Therefore, this research purposes is observing the peripheral blood count in nasopharyngeal carcinoma patient before and after receiving chemoradiotherapy 1 cycles.

Methode: This research is descriptive analysis with cross-sectional design. The sampling technique is total sampling which taking all the nasopharyngeal patient at RSUP H Adam Malik Medan. Total case is 321 cases but only 45 cases occur in this research which occupy the inclusion and exclusion criteria. After that the data has been analyses using statistic computer programe(SPSS).

Result: The research result shows 8.9% patients with anemia, 82.2% eritrosite level below normal, 11.1% leukopenia,84.4% haematocrit level below normal, 6.7% trombocytopenia, 2.2% trombocytocis, 26.7% neutrocytosis, 66.7% lymphopenia, 4.4% monocytopenia, 36.1% monocytosis, 48.9% eosinopenia, 15.6% eosinophilia, 2.2% basophil level below normal after receiving 1 cycle chemoradiotherapy.

Conclusion: There was a decrease in haemoglobin, leukosit, eritrocyte, and thrombocyte level after 1 cycle chemoradiotherapy Terjadi penurunan kadar Hb, leukosit, eritrosit, trombosit setelah di berikan kemoradioterapi siklus yang pertama

Key word: nasopharyngeal carcinoma, blood count, chemotherapy, chemoradiotherapy

Referensi

Dokumen terkait

Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 1... Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk Mencegah Konstipasi Tahun 2009.. Nama : Sri Kumala Sari NIM

(1) Biro Pemerintahan mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantauan dan evaluasi program kegiatan dan

[r]

Wahid, Abdurrahman, “Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia”, The Wahid Institute,

Adapun kelebihan dari metode Modified Least Significant Bit (MLSB) ini adalah pada penyisipan ke dalam citra digital menggunakan metode MLSB telah. memenuhi kriteria steganografi

Jaringan Islam Tradisional dan Peranannya dalam Dinamika Perubahan Sosial, Ekonomi, Politik, dan Kemasyarakatan di Pekalongan.. Studi eksplorasi dengan memakai pendekatan

[r]