BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaaan Umum
Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan umum,sesuai dengan namanya
maka segala bentuk informasi dan jenis layanan yang dimiliki harusbersifat umum, dengan
kata lain tersedianya berbagai bentuk informasi dan memberikan layanan kepada setiap orang
tanpa memandang adanya perbedaan.
Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang berkedudukan di ibu kota provinsi
yang diberi tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua
karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di daerah. (Pasal 1 Angka 6 UU Nomor 4
Tahun 1990 Tentang Serah-Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam).
Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana daerah
(APBD) dengan tujuan melayani masyarakat daerah, dengan ciri-ciri sebagai berikut;
1. Terbuka untuk umum, artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang
perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras usia, pandangan politik, dan
pekerjaan.
2. Dibiayai oleh dana daerah (APBD). Yaitu, dana yang berasal dari masyarakat.
Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah.
7
3. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma. Jasa yang diberikan
mencakup jasa referal artinya jasa memberikan informasi, peminjaman,
konsultasi studi, sedangkan keanggotaan bersifat cuma-cuma artinya tidak perlu
Dalam Keputusan Presiden RI Tahun 2007 Bab VII Bagian Kedua Pasal 22
dinyatakan bahwa “Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan desa serta dapat diselenggarakan oleh
masyarakat”.
Menurut Sjahrial – Pamuntjak (2000, 3) Perpustakaan Umum ialah:
Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum, dan berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama.Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.
Sedangkan Sutarno (2008, 26) mengemukakan bahwa:
Perpustakaan Umum yaitu perpustakaan yang di peruntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi, termasuk penyandang cacat.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat tanpa membedakan jenis kelamin,
ras, suku, agama, kedudukan yang memberikan pelayanan tanpa melihat perbedaan pada
pengguna yang dilayani.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan memiliki tujuan sesuai dengan jenis perpustakaannya dan
masyarakat yang dilayani, Begitu juga halnya dengan perpustakaan umum memilikitujuan
yang ingin dicapai. Adapun menurut manifesto perpustakaan umum Unesco dalam Sulistyo
Basuki yang dikutip oleh Rahayuningsih (2007, 5) menyatakan bahwa Perpustakaan umum
mempunyai tujuan utama yaitu ;
2. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
3. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan caramenyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Sedangkan Hermawan dan Zen (2006, 31) menyatakan bahwa perpustakaan umum
bertujuan:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahanpustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagimasyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.
3. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
4. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Pendapat lain dikemukakan olen Mudjito (1993, 20) menyatakan bahwa tujuan
perpustakaan umum adalah :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Perpustakaan Umum adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar mandiri masyarakat sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup.
2. Tujuan Khusus
a) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khusunya, serta mendayagunakan budaya tulisan dan rekaman dalam segala sektor kehidupan. b) Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan
informasi.
c) Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka sevara tepat gunadan berhasil guna.
d) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. e) Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat informasi secara murah,
mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan.
Disamping itu perpustakaan umum juga berperan sebagai agen kultural yang bertugas
menumbuhkan apresiasi masyarakat dibidang seni dan budaya.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sebagai pusat informasi yang melayani seluruh lapisan
masyarakat umum selalu berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pengguna
dalam mengembangkan kebiasaan membaca.
Penyelenggaraan suatu perpustakaan tentunya ingin mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara
dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat umum.
Menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul Perpustakaan Energi Pembangunan
Bangsa (2004, 76) bahwa fungsi perpustakaan umum adalah :
1. Membantu orang-orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.
2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.
3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.
4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.
Dalam Standar Nasional Perpustakaan (2011, 8) dinyatakan bahwa fungsi
perpustakaan umum sebagai berikut:
1. Mengembangkan koleksi
2. Menghimpun dan merawat koleksi muatan lokal 3. Mengorganisasikan materi perpustakaan
4. Mendayagunakan koleksi
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna, menerapkan tekhnologi informasi dan komunikasi
6. Merawat materi perpustakaan
8. Mengkoordinasikan kampanye gerakan pembudayaan gemar membaca di wilayahnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum
adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah, melestarikan, menyebar luaskan
informasi, mengembangkan kebiasaan membaca dan mempromosikan kebudayaan. Salah
satu fungsi perpustakaan adalah membantu pengguna agar melek akan informasi dan
mengajarkan bagaimana cara menelusuri informasi yang baik. Setiap perpustakaan akan
mempunyai makna apabila dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Umum
Meskipun saat ini perpustakaan masih kurang mampu dimanfaatkan masyarakat
bahkan dalam pendidikan juga masih belum optimal, namun perpustakaan sudah mampu
melaksanakan peran dan tugas secara umum dengan baik. Tugas perpustakaan sebagai pusat
informasi dan menyimpan segala ilmu pengetahuan dan memberikan layanan kepada
pengguna ini telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh perpustakaan, masyarakat dari
berbagai kalangan pengguna yang harus mampu memanfaatkan berbagai kekayaan ilmu
pengetahuan dan informasi yang tersimpan di perpustakaan sehingga dalam masyarakat
perpustakaan memiliki fungsi yang baik.
Menurut Suwarno (2011, 21) terdapat 3 tugas perpustakaan secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1. Tugas menghimpun informasi meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, dan
mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai dan lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir
2. Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan
pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusuri kembali (temu balik informasi) dan diakses oleh pemakai, serta merawat bahan pustaka
Sedangkan Sutarno (2006,37) menyatakan bahwa “Tugas perpustakaan umum
memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat
sumber belajar, tempat rekreasi penelitian dan sebagai pelestarian koleksi bahan pustaka yang
dimiliki”.
Sesuai dengan pengertian perpustakaan, maka tugas dari perpustakaan
meliputipengumpulan, menyimpan dan menyajikan koleksi yang tersedia kepada pengguna
tanpa memandang ras, suku, dan kedudukannya. Dalam Standar Nasional Perpustakaan
(2011, 8) dikemukakan bahwa tugas perpustakaan umum ialah:
1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini. 2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup.
3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal.
4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyararakat.
5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasi budaya lokal apat terpelihara dan berkembang dengan baik.
6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain serta berbagai situs web.
7. Menyelenggarakan kerjasama dan membentuk jaringan informasi 8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca. .
9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer.
10.Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan pro aktif antara lain melalui perpustakaan keliling.
11.Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan dan perpustakaan desa/kelurahan wilayah lainnya.
12.Menghimpun dan melakukan pemutakhiran data perpustakaan di wilayah dari menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah melayani
kebutuhan masyarakat dengan menyediakan berbagai ragam bahan bacaan yang bermanfaat
yang dapat mendorong masyarakat untuk terampil membaca sehingga dapat meningkatkan
2.1.4 Peranan Perpustakaan Umum
Salah satu fungsi perpustakaan adalah membantu pengguna agar minatakaninformasi
dan mengajarkan bagaimana cara menelusuri informasi yang baik. Setiapperpustakaan akan
mempunyai makna apabila dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan baik.Sutarno
(2003, 55) menyatakan bahwa ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan
diantaranya:
1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumberinformasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaandengan para pemakainya.
2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin danmengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggaraperpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator
bagimereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmupengetahuan dan pengalamannya.
5. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agenkebudayaan umat manusia.
6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggotamasyarakat dan pengunjung perpustakaan.
Sedangkan Siregar (2004, 75) menyatakan bahwa:
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik didalammasyarakat.Sebagai suatu lembaga netral, perpustakaan menyediakan informasi danperbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat dapatmemberitahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa peranan perpustakaan umum adalah
sebagaimedia atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan
kepada pengguna, sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara
sesama pengguna, sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca,sebagai fasilitator,
mediator dan motivator.
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu
perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat dinyatakan bahwa, salah satu kriteria
dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui koleksinya.
Menurut Ade Kohar (2003, 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup
berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai
perpustakaan terhadap media rekam informasi”.Sedangkan Yusuf (2007, 9) mengemukakan
bahwa koleksi perpustakaan “koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau
sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk
kepentingan proses belajar dan mengajar”.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan merupakan semua
bahan pustaka yang dikumpulkan, di olah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna
sesuai dengan kebutuhan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
2.2.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum dalam memilih, mengadakan dan mendapatkan koleksi bahan
pustaka berdasarkan maksud dan tujuannya, yaitu menunjang proses pendidikan dan
menambah ilmu pengetahuan masyarakat.
Pemilihan koleksi dilaksanakan bersama-sama oleh petugas perpustakaan, terutama
bila buku yang akan di adakan menyangkut bidang tertentu. Dengan cara ini pemilihan
koleksi akan lebih objektif dan efektif.
Menurut Sutarno (2006, 54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan
ada dua bagian utama yaitu:
1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, buletin, pamphlet, kamus, ensiklopedia, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan,buku pedoman, dll.
Sedangkan menurut buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan umum
(2000, 14) Jenis koleksi perpustakaan meliputi segala jenis buku dan yang tidak termasuk
kategori buku. Rincian uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Buku pelajaran pokok
Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan/diadakan oleh pemerintah, dan isinya sesuai kurikulum yang berlaku.
2 . Buku pelajaran pelengkap
Buku pelajaran pelengkap adalah buku sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3. Buku bacaan
Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi bacaan nonfiksi, fiksi ilmiah, dan fiksi.
a. Buku bacaan nonfiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum. b. Buku bacaan fiksi ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan dan
rekaan pengarang dalam bentuk cerita yang dapat mempengaruhi pengembangan daya pikir ilmiah.
c. Buku bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat.
d. Buku sumber/referensi/rujukan
Buku sumber/referensi/rujukan adalah buku yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa dan atau guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampilan. Buku referensi terdiri atas: kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, atlas, buku indeks, dan abstrak. Buku sumber lain yang sangat penting sebagai acuan guru mengajar adalah buku kurikulum, buku ilmu pendidikan, dan lail-lain.
4. Terbitan berkala adalah jenis terbitan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Jenis terbitan berkala ini antara lain adalah surat kabar, majalah dan buletin.
Berdasarkan uraiandi atas dinyatakan bahwa jenis-jenis bahan pustaka terdiri dari
bahan pustaka cetak dan noncetak. Bahan pustaka cetak meliputi: buku, majalah, surat kabar,
dan laporan. Untuk terbitan berkala jangka terbitnya tergantung kebijakan masing-masing.
Bahan pustaka noncetak meliputi: video, kaset, dan piringan hitam, untuk bisa
menggunakannya dengan memakai alat bantu yakni microreader, dan untuk bentuk
elektronik bisa menggunakan komputer atau CD-ROM player.
2.2.2Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di
perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah
proses, cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia, (1999, 626) pemanfaatan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan.
Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kegiatan kerja pelayanan
teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan
informasi kepada para pemakai perpustakaan demi tercapainya tujuan perpustakaan yaitu
menyajikan jenis informasi dalam menambah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan atau penelitian yang sedang dilakukan oleh pengguna.
Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan
perpustakaan, maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber
informasi atau bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan
lembaga atau badan dimana perpustakaan itu bernaung. Dalam Panduan Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (1992, 92) menyatakan bahwa “berjenis-jenis lapisan masyarakat yang
memiliki kebutuhan dan inat yang berbeda terhadap bahan pustaka yang diinginkan”.
Sedangkan Sulistyo-Basuki (1993, 10) menyatakan bahwa“pemakai sebagai anggota
masyarakat memiliki kebutuhan kultural dan informasi. Kebutuhan itu lazimnya dipenuhi
melalui perpustakaan terutama perpustakaan umum”.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemanfaatan koleksi adalah suatu cara yang
dilakukan oleh pengguna perpustakaan di dalam memanfaatkan kumpulan bahan pustaka
maka dibutuhkan koleksi yang dapat memenuhikebutuhan masing-masing pengguna dan hal
ini yang menjadi tugas perpustakaan dalam hal penyediaan koleksi yang sesuai dan
dibutuhkan pengguna.
2.2.3 Relevansi Koleksi Perpustakaan dengan Masyarakat Daerah Kabupaten
Pihak perpustakaan harus mempunyai data koleksi dan relevan dengan kebutuhan
pengguna yang bermanfaat bagi penelitian dan pengembangan pada masyarakat
tertentu.Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan pengguna akan informasi dan ilmu pengetahuan. Koleksi yang relevan dengan
kebutuhan informasi masyarakat dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan
yang ada.
Adanya kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan informasi
apa yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah relevansi pada pemakai.
Hal ini berarti koleksi yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam
mencari informasi.
Menurut Siregar (2004, 8) “Salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi atau
kesesuaian. Yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan
dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”.
Sedangkan Andriani (2003, 11) menyatakan bahwa ”Relevansi merupakan suatu yang
difahami oleh pengguna pada saat memilih dokumen”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Purnomo (2006,9) bahwa “Dokumen yang relevan
artinya dokumen-dokumen yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
sedang dibutuhkan”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa relevansi merupakan kesesuaian
dokumen yang diperoleh dari sumber informasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
2.2.4 Pelayanan Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan perlu menentukan sistem layanan yang akan digunakan, agar
pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik. Dengan
adanya penentuan sistem layanan ini pengguna juga dapat mengetahui bagaimana cara
memanfaatkan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.
Menurut Darmono (2001, 137-139) sistem layanan perpustakaan ada 2 (dua) yaitu:
5. Sistem layanan Terbuka (Opened Access)
Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini pemakai perpustakaaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi.
6. Sistem layanan Tertutup ( Closed Access)
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka diperpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya.
Sedangkan menurut Rahayuningsih (2007, 93-94) ada dua sistem layanan
perpustakaan, yaitu:
1. Sistem terbuka
Sistem terbuka dalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan.
2. Sistem tertutup
Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan.
Pada dasarnya setiap sistem memiliki keuntungan dan kerugian, begitu juga yang
terdapat pada sistem layanan terbuka dan tertutup ini, yaitu perpustakaan memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya.
Menurut Darmono (2001, 139) keuntungan dan kerugian sistem layanan
terbuka,yaitu:
Keuntungan:
2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan
3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.
4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain. Kerugian:
1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.
2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.
3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa.
4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.
Sedangkan menurut Lasa (1994, 5) keuntungan dan kerugian sistem layanan tertutup
antara lain:
Keuntungan:
1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem terbuka.
4. Tidak memerlukan meja baca dan ruang koleksi. Kerugian :
1. Banyak energi yang terserap di bagian sirkulasi ini.
2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam.
3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara petugas dan peminjam.
4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku di bagian ini sering berjubel. Keadaan ini berarti membuang waktu.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dalam sistem layanan terbuka (opened
acces) pelayanaan perpustakaan yang memberi kebebasan kepada pengguna secara langsung
2.3 Membaca
Membaca secara umum dapat di artikan sebagai kegiatan yang mampu membaca dan
memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana.Tujuan
utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi,
memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intensif kita dalam membaca ( Depdiknas ; 2004, 15 ).
Membaca adalah satu aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Seperti, melatih
kemampuan berfikir, meningkatkan pemahaman, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan,
menambah kemampuan menulis, mendukung kemampuan berbicara di depan umum,
meningkatkan konsentrasi, sarana refleksi dan pengembangan diri.
Menurut Klein, dkk. (2005, 3) menyatakan bahwa definisi membaca mencangkup :
1. Membaca merupakan suatu proses
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
2. Membaca adalah strategis
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca. 3. Membaca merupakan interaktif
Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Sedangkan Gie yang dikutip oleh Damaiwati (2007, 43) menyatakan
bahwa“Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan dengan
penuh rasa perhatian untuk memahami suatu keterangan yang diihat oleh indra penglihatan
berupa huruf maupun tanda lainnya”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 83) membaca adalah:
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa membaca merupakan proses
aktivitas komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau
makna dan memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Melalui membaca,
informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh.
2.3.1 Tujuan Membaca
Membaca hendaknya memiliki tujuan. Sebab, seseorang yang hendak membaca
dengan sesuatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan orang yang tidak memiliki
tujuan. Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup
isi, dan memahami makna bacaan.
Menurut Rahim (2008, 11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu:
1. Kesenangan.
2. Menyempurnakan membaca nyaring. 3. Menggunakan strategi tertentu.
4. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topic.
5. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya. 6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.
7. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi.
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Sedangkan Darmono (2007, 27) menyatakan bahwa ada beberapa tujuan membaca,
antara lain:
1. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik tertentu yang menarik.
2. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.
3. Membenahin dan meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya.
4. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahamin orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
Pendapat lain dikemukakan oleh Poul dalam Damaiwati (2007, 46) yang menyatakan
bahwa terdapat 3 tujuan membaca yang lebih khusus, yaitu :
1. Membaca untuk kesenangan. Termasuk dalam kategori ini misalnya membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for pleasure, bacaan yang dijadikan sebagai suatu kesenangan.
2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti membaca buku-buku pelajaran. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for intellectualprofit.
3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya, para mekanik, membaca buku resep, dan lain-lain. Dalam hal ini, membaca mempunyai tujuan Reading for work.
Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa tujuan membaca tidak hanya berfokus
pada satutujuan tetapi banyak sekali tujuannya, bisa untuk memperoleh
kesenangan,menambah wawasan, mengetahui informasi-informasi yang sedang
berkembangsaat ini atau hanya sekedar untuk melakukan suatu pekerjaaan. Seseorang
yangsudah melakukan kegiatan membaca sudah pasti mempunyai tujuan
masingmasing,karena di dalam membaca banyak manfaat yang bisa kita ambil, dan juga
dapat meningkatkan pengetahuan.
2.3.2 Manfaat Membaca
Dalam memasuki era globalisasi saat ini, peran membaca sangat penting dalam
kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk mencapai kemajuan dan
kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Oleh karena itu, sejak dini
masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan biasa membaca.
Membaca adalah satu aktivitas yang memiliki segudang manfaat. Seperti, melatih
kemampuan berfikir, meningkatkan pemahaman, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan,
menambah kemampuan menulis, mendukung kemampuan berbicara di depan umum,
meningkatkan konsentrasi, sarana refleksi dan pengembangan diri.
Menurut Nasikin (2008, 3) ada beberapa manfaat membaca, yaitu:
2. Membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pikiran dan membersihkan hati nurani.
3. Membaca dapat menjauhkan kemungkinan seseorang untuk berhubungan dengan seseorang yang menganggur dan tidak memiliki aktifitas
4. Membaca dapat menghindari seseorang agar tidak tenggelam dalam hal-hal yang batil.
5. Membaca dapat mengusir perasaan was-was, kecamasan dan kesedihan.
6. Dengan membaca, kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kebijaksanaan dan pemahaman dari para ulama atau ahli ilmu lainnya.
7. Mematangkan kemampuan seseorang untuk memcari dan memproses pengetahuan, untuk mempelajari bidang-bidang pengetahuan yang berbeda penerapannya dalam kehidupan nyata.
8. Membaca dapat membantu pikiran agar lebih tenang, membuat hati agar lebih terarah dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.
9. Membaca dapat menambah keimanan khususnya ketika kita membaca, merenungi dan mengamalkan isi kandungan kitab suci Al-Qur’an danAl-Hadist, kerena keduanya memang pemberi nasehat yang agung bagi kita kaum muslim. Serta buku-buku karangan kaum muslim, sebab buku-buku tersebut juga merupakan pemberi nasehat yang baik.
Sedangkan menurut Darmono (2007,27) ada beberapa tujuan membaca, antara lain:
1. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik tertentu yang menarik.
2. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.
3. Membenahin dan meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya.
4. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahamin orang-orang lain dan bagian atau tempat-tempat lain.
5. Memahamin lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar dan pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kamah dkk (2002, 6) menjabarkan manfaat
membacasebagai berikut :
1. Manfaat membaca bagi individu antara lain :
a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah denganmempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yangberhubungan dengan peningkatan kecakapan.
b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.
c. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan dirisendiri. d. Untuk mengisi waktu luang dengan mengamati seni sastra ataupun ceritacerita
fiksi yang bermutu.
2. Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain : a.Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat.
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuanyang lebih besar untuk mengembangkan diri.
d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksimengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat.
e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untukmeningkatkan perkembangan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa banyak manfaat yang dapat dipetik dari
kegiatan membaca. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai pengalaman,
moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pada tingkat
perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari manfaat membaca.
2.3 Minat Baca
Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah
seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat terantas, karena
tanpa minat seseorang akan sukar melakukun kegiatan membaca.Meningkatkan minat baca
kini sudah sangat diperlukan.
Keadaan dunia semakin mengglobal secara tidak langsung telah memaksa kita untuk
mempertajam pengamatan kita terhadap informasi-informasi yang beredar. Selain itu,
keadaan ini juga telah menuntut kita untuk memperbaiki kualitas diri. Salah satu kunci untuk
mencapai beberapa poin tersebut adalah dengan membaca.
Kegiatan membaca merupakan kegiatan reseptif, suatu bentuk penyerapan yang aktif.
Dalam kegiatan membaca, pikiran dan mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya aktifitas
fisik saja. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang membaca.
Menurut Suwarno (2007, 6)”Minat baca merupakan perasaan senang seseorang
terhadap bacaan karena adanya pengertian bahwa dengan membaca itu dapat ditegaskan
bahwa minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa senang untuk
membaca”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Mapiarre yang dikutip oleh Ginting (2005: 19)
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang
mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu”.
Dari uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa membaca merupakan proses aktivitas
komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna
dan memperoleh pesan melalui media kata-kata atau bahasa tulis sehingga diperoleh
pemahaman terhadap bacaan.
2.4.1 Tujuan Pembinaan Minat Baca
Seseorang rang yang melakukan aktivitas membaca tentunya mempunyai tujuan yang
ingin dicapai. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Semakin banyak seseorang membaca, semakin tertantang seseorang untuk terus
berpikir terhadap apa yang mereka telah baca. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan
membaca untuk membantu masyarakat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
dengan cepat.
Menurut Siregar (2008, 139) secara umum pembinaan minat baca mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga.
2. Mewujudkan suatu sistem penumbuhkembagan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna .
Sedangkan Kamah, dkk (2002, 7) mengemukakan bahwa tujuan pembinaan minat
baca dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum minat baca adalah memgembangkan masyarakat membaca lewat layanan perpustakaan dengan menekankan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
b) Menyelenggarakan program penumbuhkembangan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
c) Menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan sebagai bahan bacaan sesuai kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.
Dalam buku Pedoman Pembinaan Minat Baca (2002, 7) dinyatakan bahwa tujuan
pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan umum
Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sebagai subjek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkan kemampuan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menyelenggarakan program untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
c.Menggerakkan dan menumbuh kembangkan minat baca semua lapisan masyarakat.
d. Mengusahakan menyediakan berbagai jnis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan, bahwa pembinaan minat baca
merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap dalam
rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri agar dapat menemukan makna
tulisan dan memperolah informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan
intelektualitas dan pembelajaran bagi masyarakat.
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Budaya baca merupakan suatu sikap dan tindakan untuk membaca, yang dilakukan
secara teratur dan berkelanjutan. Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan
berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca.
Manusia yang memiliki minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam
sendiri atau dorongan dari luar. Minat baca selalu disertai dengan perasaan senang dan
adanya perhatian terhadap kegiatan membaca.
Menurut Sutarno (2003, 29) faktor-faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat
baca masyarakat adalah:
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atau fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi. 2.Kadaan lingkungan yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang
menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama aktual.
5. Berprinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan dasar akan informasi.
Sedangkan Suwarno ( 2001, 24) menyatakan bahwa minat baca seseorang sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal:
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu, yaitu meliputi pembawaan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, dan keadaan jiwa serta kebiasaan.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berada dari luar individu yaitu keadaan yang memberikan dan membentuk minat. Faktor dari luar ini meliputi buku atau bahan bacaan, kebutuhan anak, faktor lingkungan. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan adanya perbedaan minat baca yang dimiliki oleh setiap orang.
Pendapat lain dikemukakan oleh Mujdito (1994, 84) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pembinaan minat baca didalam perpustakaan, antara lain:
1) Kurangnya tenaga pengelola diperpustakaan 2) Kurangnya dana pembinaan minat baca 3) Terbatasnya bahan pustaka
4) Kurangnya bervariasinya jenis layanan perpustakaan 5) Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan 6) Terbatasnya ruang perpustakaan
7) Kurangnya sentralnya lokasi perpustakaan
8) Kurangnya promosi atau pemasyarakatan perpustakaan
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa minat membaca tidak dengan sendirinya
dimiliki oleh seorang siswa melainkan harus dibentuk. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi
minat baca, yaitu faktor internal dan eksternal. Diperlukan upaya-upaya yang harus dilakukan
terutama dari kalangan pendidik, di samping dari lingkungan keluarganya sebagai lingkungan
2.4.2.1Faktor Pendukung Minat Baca
Faktor pendukung minat baca yang mampu mendorong bangkitnya minat baca
seseorang yangartinya memberikan dampak positif dalam perkembangan pembelajaran.
Menurut Sutarno (2006, 29) yang menyatakan bahwa faktor pendukung minat baca
adalah:
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi. 2. Keadaan lingkungan fiksi yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan
yang menarik, berkualitas dan beragam.
3. Keadaan lingkungan yang lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual. 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Sedangkan Mudjito (1994, 99) mengemukakan bahwa faktor-faktor pendukung
minat baca antara lain sebagai berikut :
1. Adanya lembaga-lembagga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil guna.
2. Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah di Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam hal jumlah dan mutu perpustakaan, koleksi, dan sistem pelayanannya.
3. Adanya lembaga-lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah. 4. Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka
mencerdaskan kehiduupan bangsa, dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik peyajian.
5. Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme, dan kemampuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
6. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang secara langsung atau tidak langsung mendorong atau merangsang pertumbuhan dan pengembangan minat baca masyarakat.
7. Adanya usaha-usaha perseorangan, organisasi, dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa faktor yang mendukung minat baca
adalah rasa keingintahuan yang tinggi terhadap suatu informasi terkini yang sedang beredar
2.4.2.2 Faktor Penghambat Minat Baca
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan menghambat masyarakat untuk
mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran dan
majalah. Menurut Sutarno (2003, 46) faktor-faktor yang menghambat pembinaan minat baca,
faktor tersebut antara lain :
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan minat baca anak. 2. Banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan perkembangan minat
baca peserta didiknya.
3. Terbatasnya jumlah bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi lapisan masyarakat.
4. Kuarangnya jumlah perpustakaan, serta koleksi yang tersedia danpelayanan yang belum begitu baik.
5. Pengaruh perkembangan media audio-visual seperti tv, vidio games danlain-lain, sehingga pengakibatkan waktu terpakai hanya untuk berhiburansejenisnya. 6. Rendahnya pendapatan masyarakat mempengaruhi daya beli atau
prioritaskebutuhan dimana buku bukan merupakan kebutuhan utama.
7. Harga buku yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakattertentu.
Sedangkan menurut Damaiwati (2007, 29) yangmenjadi faktor penyebab rendahnya
minat baca antara lain:
1. Televisi
Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluargasekarang ini didominasi hasil didikan telivisi. Bahasa televisi yang singkat, simpel dan memikat, membuat seseorang sering ketagihan dan menjadimalas belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak sukamembaca, berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif.
2. Kultur Keluarga
Masyarakat kita lebih suka bercerita daripada memanfaatkan waktuluangnya untuk, bercerita lebih umum dibandingkan membaca.Menurut para pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masihbersifat gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang kontak-kontakpribadinya masih memegang peranan penting daripada kontak-kontakyang menggunakan symbol.
Pendapat lain dikemukakan oleh Mudjito (1994, 104) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang menghambat pembinaan minat baca antara lain sebagai berikut:
2. Kurangnya tindakan hukum yang tegas meskipun sudah ada undang-undang hak cipta terhadap pembajakan buku yang merajalela dapat memberi akibat secara tidak langsung terhadap minat baca.
3. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan dapat mengurangi minat dalam masalah perbukuan.
4. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan, baik dalam hal koleksi maupun sistem pelayanan dapat juga memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca.
5. Dalam beberapa taraf kemampuan masyarakat berbahasa Indonesia masih dipermasalahkan.
6. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan. Pada kelompok masyarakat ini buku belum merupakan kebutuhan utama.
7. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa anak-anak. Sejauh mana orang tua memberi teladan dalam hal minat baca ? Kalau orang tua tidak pernah membaca buku di rumah, maka anak-anaknya pun tidak tertarik untuk membaca buku.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat minat baca
dikarenakan oleh terbatasnya sarana-sarana bacaan dilingkungan masyarakat, budaya
membaca yang jarang diwariskan oleh orang tua, serta semakin banyaknya tempat-tempat
hiburan/rekreasi yang lebih menarik dari tempat membaca.
2.5 Upaya Peningkatan Minat Baca
Dalam menanamkan kebiasaan membaca harus dimulai pada usia dini, dan tidak
dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk memupuk
minat dan kebiasaan membaca bagi anak-anak. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk
menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru. Guru perlu memotivasi siswa untuk
mencintai buku sejak awal. Karena itu upaya pengembangan/ peningkatan minat dan
kebiasaan membaca di sekolah.
Menurut Sutarno (2003, 57) Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan
kebiasaan membaca. Cara-cara yang dapat ditempuh oleh pustakwan untuk meningkatkan
minat baca siswa antara lain :
2. Pemberian tugas membaca.
3. Pemberian tugas pembuatan abstraksi.
4. Memotivasi penyelenggaraan majalah dinding. 5. Penyelenggaraan lomba membaca.
6. Penyelenggaraan lomba pembuatan kliping.
7. Pemotivasian penerbitan majalah atau buletin sekolah.
8. Penyelenggaraan pameran buku yang dikaitkan dengan peringatan hari-haribesar nasional dan agama;penugasan siswa membantu pustakawan di perpustakaan sekolah.
9. Penyelenggaraan program membaca. 10. Pemberian bimbingan teknis membaca.
Sedangkan Menurut Siregar (2008, 2), peningkatan minat baca ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1. Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam masyarakat, maka akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca.
2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti, tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga sangat membantu.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa upaya-upaya yang harus dilakukan untuk
meningkatkan minat baca adalah dengan cara berdiskusi, membuat target membaca, membeli
buku setiap ada waktu luang, serta mengalokasikan waktu yang khusus untuk membaca.
2.6 Metode Untuk Menumbuhkan Minat Baca
Dalam menumbuhkan minat baca menurut Darmono (2007, 21) Ada empat hal yang
perlu diperhatikan pustakawan dalam menumbuhkan minat baca melalui pelayanan
perpustakaan, yaitu :
1. Usaha untuk menarik pembaca
Untuk menarik pembaca agar datang ke perpustakaan dan memiliki kegemaran membaca hendaknya dilakukan oleh pustakwan dengan cara :
a. Kunjungan Perpustakaan
Dengan kunjungan ini diharapkan pengunjung perpustakaan memperoleh informasi dengan melihat sendiri dan mengamati secara teratur sehingga mengetahui koleksi perpustakaan dan menimbulkan rasa ingin membaca atau meminjam buku di perpustakaan.
Wadah untuk memberitahukan pada pemakai perpustakaan tentang adanya buku-buku baru dan buku-buku referensi baru. Hal ini bisa dilakukan melalui tulisan, petunjuk brosur dan tulisan lain.
c. Pameran
Pameran dilakukan untuk memperkenalkan koleksi yang tersedia di perpustakaan
d. Rangsangan Kegiatan Membaca
Untuk merangsang kegiatan membaca di sekolah perlu diadakan diskusi, kegiatan ceramah, pembacaan puisi atau prosa, dan sebagainya.
2. Bimbingan membaca
Ada beberapa kegiatan yang perludiberikan dalam rangka menggiatkan minat baca antara lain:
a. Pemakaian Perpustakaan
Dalam hal ini pustakawan perlu memperkenalkan macam-macam bahan pustaka dengan menerangkan bahwa tiap-tiap bacaan mempunyai informasi yang berbeda tujuan dan fungsinya.
b. Cara membaca yang baik dan membuat laporan Dalam melakukan kegiatan ini ada dua cara yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Cara membaca untuk mengerti, memakai dan membaca cepat.
2. Cara membaca dilihat dari gerak mata, posisi badan, dan arah sinar yang baik.
c. Perlunya digiatkan pelajaran mengarang dan bercerita.
Jika pelajar dan mahasiswa diberi tugas mengarang oleh guru/dosen bahasa mereka pasti mereka akan mencari bahan yang berhubungan dengan tugas yang diberikan.
d. Membuat Kliping
Pembuatan kliping ini dapat membantu merangsang minat baca. Karena dengan membuat kliping mau tidak mau mereka harus membaca untuk mengelompokkan kliping tersebut sesuai dengan subyeknya.
e. Pembuatan Majalah Dinding
Di sekolah perlu diadakan majalah dinding agar dapat berkreasi, suka membaca dan menulis.
f. Jam Buka Perpustakaan
Jam buka Perpustakaan ini perlu ditetapkan untuk membiasakan pelajar dan mahasiswamengunjungi Perpustakaan.
g. Adanya Pelayanan Referral
Pelayanan referral ini dilakukan dengan mengadakan hubungan kerjasama dengan Perpustakaan lain. Jika siswa tidak dapat menemukan informasi di Perpustakaan setempat maka bias mencari di Perpustakaan lain.
h. Pembuatan Karya Tulis
Penulisan karya tulis ini perlu diupayakan secara terusmenerus.
3.Petugas Perpustakaan (Pustakawan)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan minat baca melalui
pelayanan perpustakaan sekolah. Menurut E Novitayang dikutip oleh Paul (2007, 4-6) yaitu :
1. Usaha untuk menarik pembaca
Untuk menarik pembaca agar datang ke Perpustakaan dan memiliki kegemaran membaca hendaknya dilakukan oleh pustakawan dengan cara:
a) Kunjungan perpustakaan, b) publikasi, c) pameran, d) rangsangan kegiatan membaca.
2. Bimbingan membaca
Ada beberapa kegiatan yang perlu diberikan dalam rangka menggiaatkan minat baca antara lain :
a) Pemakaian perpustakaan, b) cara membaca yang baik dan membuat laporan, c) perlunya digiatkan pelajaran mengarang dan bercerita, d) membuat kliping, e) pembuatan majalah dinding f) Jam buka Perpustakaan, g) adanya layanan referral, h) pembuatan karya tulis untuk siswa.
3. Petugas Perpustakaan (Pustakawan)
Pustakawan hendaknya bersikap ramah, mempunyai disiplin kerja yang tinggi, terbuka, suka menolong dan menyenangkan pembaca.
4. Fasilitas Perpustakaan
Perpustakaan yang mempunyai pasilitas yang cukup memadai akan membawa pengaruh yang baik terhadap pemakaian. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut antara lain : koleksi buku yang cukup memadai, perabot, penerangan yang cukup baik, adanya ruang diskusi/ceramah, ruang pandang dengar, toilet, dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa untuk menumbuhkan minat baca diperlukan
metode yang mendukung, seperti mengadakan bimbingan membaca, membenahi fasilitas
perpustakaan, serta petugas perpustakaan yang harus bersikap ramah dan memiliki disiplin
yang tinggi.
2.7 Dimensi dan Perkembangan Minat Baca
Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca cakupannya amat luas, karena
menyangkut masalah-masalah mulai dari keluarga sampai ke masyarakat. Di samping itu
peran pemerintah mulai dari tingkat pemerintahan pusat hingga pemerintahan tingkat
terendah di daerah sangat besar, masing-masing tingkat pemerintahan berperan sesuai tugas
dan fungsinya serta kewenangannnya. Pemerintah Pusat misalnya harus menentukan
Pemerintah Tingkat Provinsi menetapkan kebijakan dan strategi sesuai dengan
kewenangannya termasuk penyediaan anggaran operasionalnya.
Ada tiga dimensi pengembangan minat membaca yang dijelaskan oleh Yuliana (2012,
7), antara lain :
1. Dimensi Edukatif Pedagogik
Dimensi ini menekankan tindak- tindak motivasional apa yang dilakukan oleh para guru di kelas, untuk semua bidang studi yang pada akhirnya para siswa tertarik dan memilaki minat yang terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja.
2. Dimensi Sosio Cultura
Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca dapat digalakkanberdasarkan hubungan social dan kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat, misalnya dalam masyarakat paternalistic, orang tua atau pemimpin slalu menjadi panutan. 3. Dimensi Perkembangan Psikologis
Anak usia sekolah pada jenjang SLTP (usia 13-15 tahun) merupakan usia anak menjelang remaja, tahap masa ini didominasi oleh fungsi penalaran secara intelektual. Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca siswa.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa dalam pengembangan minat
baca terdapat tiga dimensi yaitu, dimensi Edukatif Pedagogik yang memberikan motivasi
kepada pelajar dan mahasiswa oleh guru/dosen, dimensi Sosio Cultura yang mengandung
makna bahwa minat baca dapat digalakkan berdasarkan hubungan sosial, serta dimensi
Perkembangan Psikologis yaitu diperlukannya pertimbangan secara sungguh-sungguh dalam
upaya memotivasi kegemaran membaca siswa.
2.8 Motivasi Membaca
Minat baca dapat menjadi daya pendorong atau motivasi oleh seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian minat baca berarti dorongan atau motivasi untuk
membaca.
Menurut Darmono (2007, 217) “Motivasi dalam membaca sangat penting karena
kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak
dalam usia sekolah”.
Sedangkan Mudjito (1994, 86) hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi internal ini
diantaranya yang penting adalah:
1. Adanya Kebutuhan
Karena adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membaca. 2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Apabila seseorang mengetahui hasil-hasi atau prestasinya sendiri dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
3. Adanya aspirasi atau cita-cita
Mungkin bagi seorang anak kecil dia belum punya cita-cita. Sebaliknya bagi anak yang telah remaja, cita-cita itu akan menjadi lebih jelas dan tegas. Cita-cita itu akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk belajar, karena dengan belajar lebih banyak, ia akan dapat mencapai cita-citanya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Makmun (2007, 37) yang mengemukakan
bahwa“Adalah suatu kekuatan, tenaga, daya atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kea rah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tidak. Motivasi timbul dan berkembang dari dalam diri individu sendiri dan dari
lingkungan”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa motivasi
membaca berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar serta rasa ingin tahu yang tinggi
dalam melibatkan tujuan yang berkaitan untuk mencapai tujuan dalam memperoleh informasi
dan ilmu pengetahuan.
2.9 Peranan Pustakawan
Telah banyak program atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka upaya
menumbuhkan minat baca masyarakat di Indonesia, namum bagaimana hasilnya masih belum
dapat dirasakan dan masih jauh dari harapan. Pustakawan dalam upaya menumbuhkan minat
baca masyarakat dewasa ini, tidak hanya bertumpu pada apa yang pernah diterapkan didalam
yang datang dan tidak melengkapi sarana perpustakaan dengan teknologi informasi yang
mutakhir dan pustakawannya tidak proaktif.
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, Pasal 1 dinyatakan bahwa,
“Pustakawan adalah sesorang yang memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan
dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan layanan perpustakaan”.
Pustakawan atau petugas pelayanan memegang peranan yang sangat penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan. Pustakawan harus memilki kemampuan dan ilmu yang cukup
dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan, sehingga peran pustakawan juga
menjadi faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu pelayanan tersebut.
Peran pustakawan di perpustakaan sangat dominan terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat perpustakaan (pemustaka). Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka yang
beraneka ragam, tentunya diperlukan cara-cara yang dapat memikat bagi mereka.
Menurut Ratnaningsih yang dikutip oleh Engkos Koswara (1998, 300) menyatakan bahwa:
Peran proaktif pustakawan berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat baca masyarakat sejak dini, memang utamanya dilakukan oleh pustakawan yang bekerja di perpustakaan yang melayani anak-anak. Pustakawan harus mampu mengajar, membimbing, serta memberi contoh pada anak-anak.
Sedangkan Abbas yang dikutip oleh Kusumah (2001, 1) mengemukakan bahwa peran
pustakawan adalah :
1. Pustakawan sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu. 2. Pustakawan sebagai pengajar.
3. Pustakawan sebagai manajer knowledge.
4. Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber informasi. 5. Pustakawan sebagai penyokong untuk pengembangan kebijakan
informasi.
6. Pustakawan sebagai komunitas partner.
7. Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi.
8. Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber teknologi. 9. Pustakawan sebagai teknisi.
Menurut Rachman (2006, 57) pustakawan memainkan berbagai peran(berperan ganda)
yang dapat disingkat dengan akronim EMAS dengan rinciansebagai berikut:
1. Edukator, Sebagai seorang pustakawan pendidik, pustakawan juga harusmemahami prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara,yaitu: “ing ngarsa sung tolada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
a). Ing ngarsa sung tulada, artinya harus mampu lewat sikap danperbuatannya menjadikan dirinya sebagai pola anutan dan ikutan orangorangyang dilayaninya.
b). Ing madya mangun karsa artinya pustakawan harus mampumembangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orangyang dilayaninya. c). Tut wuri handayani artinya pustakawan harus mampu mendorong
orangorangyang dilayaninya agar berani berjalan dan bertanggung jawab. 2. Manajer, pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yangmengelola
informasi pada satu sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapatdalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola denganbaik.
3. Administrator, sebagai administrator pustakawan harus mampu
menyusun,melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan serta dapatmelakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upayaupayaperbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
4. Supervisor, sebagai supervisor pustakawan harus:
a). Dapat melaksanakanpembinaaan professional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuanantar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatansemangat kerja dan kebersamaan.
b). Dapat meningkatkan prestasi,pengetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakatpengguna yang dilayaninya.
c). Mempunyai wawasan yang luas, pandanganjauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikapsabar, tetapi tegas, adil, objektif dalam melaksanakan tugasnya.
d).Mampuberkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan parapembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehinggamampu menigkatkan kinerja unit organisasinya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa peran pustakawan sangat penting, karena
mereka dapat mengatur alokasi sumber daya bagi perkembangannya. Merekalah sebagai
penentu yang dapat mengantisipasi berbagai gambaran dan imajinasi untuk perkembangan
perpustakaan akan dicapai dimasa mendatang.Pustakawan memiliki banyak peran, yaitu
sebagai edukator, manager, pustakawan juga berperan sebagai pengayak sumber informasi,
sebagai teknisi dan sebagai konsultan informasi untuk pengembangan perpustakaan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan