• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Bayes Empiric Pada Pendugaan Area Kecil (Studi tentang Proporsi Status Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Bayes Empiric Pada Pendugaan Area Kecil (Studi tentang Proporsi Status Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pendugaan Area Kecil

Secara umum metode pendugaan area kecil dibagi menjadi dua bagian yaitu metode

penduga langsung (direct estimation) dan metode penduga tak langsung (indirect

estimation). Metode-metode pendugaan selama ini yang sering digunakan adalah

metode pendugaan langsung.

Pendugaan langsung merupakan pendugaan yang didasarkan pada desain

penarikan yang menjadi perhatian (jumlah pemakai Jamkesmas). Dalam kasus

pendugaan area kecil, penduga langsung bagi parameter pada area kecil yang menjadi

perhatian relatif akan menghasilkan galat baku yang besar karena masalah jumlah

yang memakai kartu Jamkesmas.

Suatu pendekatan tidak langsung mampu meningkatkan efektifitas ukuran jumlah

pemakai Jamkesmas. Pada pendugaan tak langsung terdapat dua model penghubung

yang digunakan untuk menghubungkan area kecil dengan area kecil lainnya yaitu

(2)

Penduga tak langsung dengan menggunakan model penghubung implisit adalah

model yang didasarkan pada desain penarikan jumlah yang menjadi perhatian (design

based). Penduga yang dihasilkan mempunyai ragam desain yang relatif kecil

dibandingkan dengan ragam desain dari penduga langsung. Model penghubung

implisit mempunyai tiga metode yaitu, metode sintetik, komposit, dan James-Stein.

Metode sintetik adalah merupakan suatu metode dari penduga langsung untuk area

besar, yang memiliki galat baku kecil digunakan untuk memperoleh penduga tak

langsung untuk area kecil tertentu. Metode ini mengasumsikan bahwa area kecil

tersebut memiliki karateristik yang sama dengan area besar. Metode komposit

merupakan rata-rata terboboti dari penduga langsung dan penduga tak langsung.

Metode James-Stein adalah penduga komposit yang menggunakan pembobot umum

dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat.

Model penghubung eksplisit adalah model yang didasarkan pada pengaruh acak

area kecil untuk mendapatkan keragaman antar area dan informasi peubah penyerta,

yang selanjutnya dikenal dengan model area kecil. Menurut Rao (2005) peubah

penyerta yang baik adalah peubah yang berhubungan erat dengan peubah yang

menjadi perhatian dan berasal dari data sensus atau data administratif.

Suatu peubah respons yang menyatakan “sukses” atau “gagal” disebut sebagai

peubah biner. Pada pendugaan area kecil untuk kasus biner, peubah yang menjadi

perhatian berupa proporsi. Penduga langsung bagi proporsi merupakan penduga

kemungkinan maksimum yaitu ̂ = �

� , dengan mengasumsikan peubah pengamatan

diasumsikan menyebar binomial, ~� Binomial ( , ). Penduga langsung ini

mempunyai ragam yang besar karena hanya berdasarkan jumlah objek survei yang

terdapat pada area tersebut. Suatu pendugaan lain dikembangkan untuk mengatasi

permasalahan ini, yaitu pendugaan tak langsung. Pendugaan tak langsung bagi

proporsi diperoleh dari model Beta-Binomial. Model ini mempunyai dua tahap, yaitu

pada tahap pertama diasumsikan bahwa peubah yang menjadi perhatian ~

Binomial ( , ) = 0,…, , 0< < , = , … , . Sedangkan pada tahap kedua

diasumsikan bahwa ~� beta( , ) sebagai prior, dengan fungsi kepadatan

(3)

ƒ( ⃒ , ) = � +

� ∝ � − (1- − ; > , > (Robert V. Hogg) (2.1)

Berdasarkan teorema Bayes maka penduga Bayes dan ragam posterior bagi adalah:

̂� , = � , , = +

+ + .

dan

Var ⃒ , , = , , = + + ++ − ++ + .

Bila penduga Bayes ini akan digunakan maka harus diketahui terlebih dahulu nilai

parameter sebaran priornya. Namun seringkali informasi mengenai parameter prior

belum diketahui. Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah Bayes empirik, yaitu

pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi parameter prior

berdasarkan datanya. Informasi parameter prior diperoleh dengan memaksimumkan

fungsi sebaran marjinal ⎹ , ~ � Beta-Binomial, namun bentuk tertutup untuk ̂

dan ̂ tidak ada (McCulloch & Searle, 2001). Pada tulisan ini bertujuan untuk

menilai kinerja penduga langsung dan penduga Bayes empirik pada pendugaan area

(4)

2.2 Metode Bayes Empirik

Metode Bayes yang ditemukan oleh Thomas Bayes dan kemudian dikembangkan

oleh Richard Price (1763) dua tahun setelah wafatnya Bayes, kemudian Laplace pada

tahun 1774 dan 1781 yang memberikan analisis secara rinci, merupakan metode yang

lebih baik untuk statistik Bayes sekarang (Gill, 2002).

Model statistik Bayes merupakan perpaduan antara sebaran prior dan posterior,

yaitu jika dimisalkan dengan sebaran percontohan �⃒ �~ ⃒ �) dan sebaran prior

�~� � diketahui maka sebaran posterior dari θ adalah:

� �⃒ ) =� ,� =� ⎹ � � �

dengan

= ∫ ⃒ � � � � (2.4)

Suatu sebaran prior dinamakan konjugate bila menghasilkan sebaran posterior

yang sama dengan dirinya. Sebaran yang masih dalam keluarga eksponensial

mempunyai prior konjugate. Seperti sebaran Poisson memiliki prior konjugate

(5)

Metode Bayes empirik merupakan suatu metode yang menggunakan data

pengamatan untuk menduga parameter prior. Pertama kali model ini diperkenalkan

oleh Fay-Herriot (1970), untuk menduga rata-rata pendapatan area kecil di Amerika

Serikat. Metode ini sesuai untuk menangani data-data biner dan cacahan pada

pendugaan area kecil. Pendekatan Bayes Empirik dalam pendugaan area kecil

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Memperoleh fungsi kepekatan posterior dari parameter area kecil yang teramati.

b) Pendugaan parameter model dari fungsi kepekatan marginal.

c) Menggunakan pendugaan fungsi kepekatan posterior untuk membuat inferensi

parameter area kecil.

2.3 Model Beta Binomial

Model ini merupakan suatu model yang berawal dari model Bernoulli dengan model

peluang untuk data biner yang dinyatakan dengan

~� Binomial ( , ) = 0,…, , 0< < , = , … , (2.5)

dengan model dasar

~

~� � , (2.6)

dan

(6)

dengan � , menyatakan sebaran beta dengan parameter dan serta fungsi

kepekatan untuk adalah:

ƒ( ⃒ , ) = � +

� ∝ � − (1- − ; > , > (Robert V. Hogg) (2.8)

dan, � = fungsi gama

untuk menyederhanakan = , … , � menjadi total contoh = ∑ ,

merupakan statistik cukup minimal untuk model tahap pertama. Diketahui bahwa

~� � ,

yang mempunyai fungsi kepekatan sebagai berikut:

⃒ = � − � (2.9)

Berdasarkan fungsi kepekatan dan fungsi kepekatan maka:

⃒ , , ~ � + , − + (2.10)

Oleh karena itu, penduga Bayes bagi adalah:

̂� , = � ⎹ , , = +

+ + .

dan ragam posterior bagi adalah:

� ⃒ , , = �+ �− �+

(7)

Sebaran penghubung , , dinamakan prior konjugate pada sebaran posterior,

⎹ , , mempunyai bentuk yang sama dengan sebaran priornya. Dari sebaran penghubung tersebut, maka digunakan model Beta-Binomial dengan sebaran peluang

marginal:

⃒ , , = � + � � + �− �

� , , �

� +

� �

= � + �, + �− �

� , (2.13)

Untuk menduga parameter dan digunakan dengan metode momen Kleinman:

̂

̂+̂ = ̂ (2.14)

dan

̂+̂+ =

���2−�̂ −�̂ −

�̂ −�̂ [ �−∑� �2/ � − − ] (2.15)

Dengan rataan berbobot ̂ = ∑ �

� ̂ , ragam terboboti.

� = ∑ �

� ̂ − ̂ � = ∑ . (2.16)

Ekspresi untuk dugaan parameter ̂ dan ̂ dinyatakan dengan rumus berikut dan

diperoleh:

̂ = ̂ [ − ̂[ �− ∑ / � − − ]

(8)

dan

̂ = ̂ [�̂ −�̂ [ �−∑�( �2/ �)− − ]

���2−�̂ −�̂ − − ] [�̂− ] (2.18)

di mana ̂ dan ̂ dugaan parameter sebaran Beta-Binomial

Pensubstitusian parameter ̂ dan ̂ dari metode Kleinman ke penduga EB bagi ̂��

diperoleh:

̂�� = ̂( ̂, ̂) = ̂ ̂ + − ̂ ̂ (2.19)

dengan ̂ = �

�+̂+̂ ̂

�� merupakan rataan berbobot dari penduga langsung ̂

dan penduga sintetik ̂ ( Rao, 2003).

2.4 Penduga Bayes Empirik Bagi Proporsi

Langkah awal pada pendugaan Bayes empirik dari model Beta-Binomial oleh

Kleinman (Rao, 2003) adalah dengan membuat dugaan parameter prior dengan

menyamakan rataan contoh terboboti.

̂ = ∑ �

� ̂ (2.20)

Keterangan:

̂ = dugaan parameter prior

= banyaknya individu pada subpopulasi ke-i

� = jumlah seluruh individu

(9)

dan ragam contoh terboboti.

� = ∑ �

� ̂ − ̂ (2.21)

dengan nilai harapan masing-masing dan kemudian diselesaikan persamaan momen

untuk dan , dengan = ∑ . Penduga momen ̂ dan ̂, diberikan sebagai

berikut:

̂

̂+̂ = ̂ (2.22)

dan

̂+̂+ =

���2−�̂ −�̂ −

�̂ −�̂ [ −∑� �2/

�− − ] (2.23)

Lalu substitusikan penduga momen ̂ dan ̂ ke dalam rumus:

̂� , = � ⃒ , , = �+

�+ + (2.24)

untuk memperoleh penduga Bayes empirik bagi yaitu:

̂�� = ̂( ̂, ̂) = ̂ ̂ + − ̂ ̂ (2.25)

dengan ̂ = �

�+̂+̂ , ̂ = �

� sebagai penduga langsung dari , dan masing

-masing menyatakan banyaknya pengamatan dan banyaknya suatu kasus, ̂ adalah

(10)

2.5 Prosedur Pendugaan Proporsi Dengan Metode Bayes Empirik

Prosedur yang digunakan dalam menduga proporsi ada dua cara yaitu berdasarkan

penduga langsung dan penduga Bayes empirik dari model Beta-Binomial yang

diuraikan sebagai berikut:

2.5.1 Penduga Langsung

5. Menentukan penduga proporsi

̂ = �

� (2.26)

Dengan menyatakan banyaknya pengamatan suatu kasus pada subpopulasi ke-i,

menyatakan banyaknya individu pada subpopulasi ke-i. Subpopulasi ini dapat

berupa kecamatan.

6. Menentukan dugaan kuadrat tengah galat (ktg) yaitu

ktg(�̂)= ̂ − ̂ (2.27)

7. Menentukan galat baku

8. Proses hitungan dilakukan dengan Microsoft Office Excel.

2.5.2 Penduga Bayes Empirik Berdasarkan Model Beta-Binomial

6. Menentukan nilai dugaan parameter ̂ dan ̂ dari sebaran prior

~

��� , (2.28)

(11)

8. Menentukan kuadrat tengah galat dengan menggunakan metode Jacknife yaitu:

a) Anggap bahwa ̂��= ( ̂ , ̂, ̂), ̂��,− = ( ̂ , ̂ , ̂ , lalu

�̂ = − ∑ = ̂��,− – ̂�� =

.

b) Dengan mencari ̂ dan ̂yang merupakan penduga momen yang diperoleh

dari data ke -1 yang dihapus maka dihitung

�̂ = ̂, ̂, )− − ∑ [ ( ̂= − , ̂− , ) − ̂, ̂, ] (2.30)

c) Penduga Jacknife bagi kuadrat tengah galat penduga Bayes empirik diberikan

oleh

� �̂�� = �̂ + �̂ (2.31)

9. Menentukan galat baku.

10.Proses hitungan dilakukan dengan Microsoft Office Excel.

Perbandingan kebaikan dari kedua penduga proporsi (penduga langsung dan

Referensi

Dokumen terkait

Rataan panjang usus tertinggi terletak pada perlakuan A1 dengan panjang 17, 53 cm dan rataan terendah terdapat pada perlakuan AO dengan panjang usus 15.14 cm.Penelitian

Kandidat service yang dihasilkan adalah berdasarkan proses bisnis dari kebun tebu untuk manajemen kebun tebu khususnya bagian administrasi dan lahan TS (milik

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SD 1 Wonosoco dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Solving dapat meningkatkan

Merancang struktur dan utilitas bentang lebar.. • Mahasiswa mampu

  Panduan Sistem Bangunan Tinggi:   Untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan.   Struktur Bangunan Tinggi dan

[r]

[r]

Mengingat bahwa learning error meningkat seiring bertambahnya ukuran learning set, dan error test akan berkurang seiring pertambahan ukuran learning set