• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Pembatalan Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Oleh Kemenkumham Terhadap Perseroan Terbatas (Studi Putusan Mk Nomor 84 Puu-Xi 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Pembatalan Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Oleh Kemenkumham Terhadap Perseroan Terbatas (Studi Putusan Mk Nomor 84 Puu-Xi 2013)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

19

A. Perseroan Terbatas sebagai badan hukum

Ada dua macam subjek hukum yang dikenal alam ilmu hukum, yaitu

sebagai berikut :

1. Natuurlijke Persoon (Natural Person), yaitu manusia pribadi (Pasal 1329 KUHPerdata)

2. RechtPersoon (legal entity) yaitu badan atau perkumpulan yang didirikan dengan sah yang berkuasa melakukan perbuatan-perbuatan perdata (Pasal

1654 KUHPerdata).21

Undang-undang tidak menjabarkan defiinsi badan hukum. Selama ini,

istilah badan hukum diadopsi dari istilah Belanda (RechtPersoon), atau istilah

Inggris (legal persons) dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah Pesona

Moralis. Badan hukum merupakan subjek hukum, sama halnya seperti manusia pribadi.22

Berikut pengertian badan hukum menurut para ahli :23

1. Menurut R. Subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau

perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti

21

Mulhadi, Op.Cit., hlm. 73.

22 Ibid.

23 Handiri Raharjo, Hukum Perusahaan Step by Step Prosedur Pendirian Perusahaan

(2)

seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau

menggugat di depan hakim.

2. R. Rochmat Soemitro mengemukakan, badan hukum (rechtpersoon) ialah

suatu badan hukum dapat mempunyai harta, hak sewa kewajiban seperti orang

pribadi.

3. Sri Soedewi Mascjchoen mengatakan bahwa yang disebut badan hukum yaitu

kumpulan dari orang-orang bersama-sama mendirikan suatu badan

(perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan, yang ditersendirikan untuk

tujuan tertentu dan ini dikenal dengan yayasan.

4. Salim HS. Badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai

tujuan tertentu, harta kekayaan, hak dan kewajiban, serta organisasi

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1653 menyebutkan

jenis-jenis perkumpulan badan hukum, yaitu :

1. Perkumpulan yang diadakan oleh kekuasaan umum

2. Perkumpulan yang diakui oleh kekuasaan umum

3. Perkumpulan yang diperkenankan atau untuk suatu maksud tertentu yang

tidak berlawanan dengan undang-undang atau kesusilaan

Kehadiran badan hukum dalam ilmu hukum terdapat teori-teori yang

membahas mengenai badan hukum dalam pergaulan hukum masyaraat sejak

permulaan abad ke-19 sampai sekarang telah menarik perhatian kalangan hukum.

(3)

hukum telah mengemukankan pendapatnya mengenai subjek hukum di samping

manusia. 24

1. Teori Fiksi :

Adapun beberapa pandangan/pendapat dan teori mengenai badan hukum,

yaitu :

Teori fiksi yang diajarkan oeh Friedrich Carl Von Savigny, C.W.

Opzoomer, dan Houwing. Teori ini mengemukakan bahwa badan hukum itu

pengaturannya oleh Negara dan badan hukum itu sebenarnya tidak ada hanya

orang menghidupkan bayangannya untuk menerangkan sesuatu dan terjadi karena

manusia yang membuat berdasarkan hukum atau dengan kata lain merupakan

orang buatan hukum. 25

Teori ini dipumpunkan pada pendirian bahwa yang bisa menjadi subjek

hukum sebenarnya hanya manusia, sebab hanya manusia saja yang pada dirinya

yang mempunyai kehendak. Kelahirannya semata-mata melalui persetujuan

pemerintah dalam bentuk fiat, approval, atau consensus of the government. Badan

hukum adalah fiksi, yakni sesuatu yang sebenarnya tidak ada, tetapi orang

menghidupkannya dalam bayangannya untuk menjelaskan sesuatu.

26

2. Teori organ (organ Theorie)

Teori ini merupakan reaksi terhadap teori fiksi. Tokoh teori organ adalah

Otto vin Gierke, ajaran teori organ disebut sebagai leer der volledige realiteit

24 Mulhadi ,Op.Cit. hlm. 77. 25

C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, Modul Hukum Dagang (Jakarta: Djambatan, 2001), hlm. 11.

26 Tri Budiyono, Hukum Peruasahaan Telah Yuridis terhadap Undang-Undang No. 40

(4)

(ajaran realitas sempurna).27 menurut teori ini badan hukum bukanlah sesuatu

yang fiksi tetapi merupakan makhluk yang sungguh-sungguh ada secara abstrak

dari konstruksi yuridis.28 Badan hukum menjadi suatu badan yang membentuk

kehendak dengan perantaraan alat-alat atau organ badan tersebut, Misalnya

anggota-anggotanya atau pengurus-pengurusnya seperti manusia yang

mengucapkan kehendaknya dengan perantaraan mulut atau tangan. Apa yang

mereka (organ) putuskan adalah kehendak dari badan hukum.29

3. Teori harta kekayaan dalam jabatan (ambtelijk vermogen)

Menurut teori ini badan hukum ialah suatu badan yang mempunyai harga

yang berdiri sendiri, yang dimiliki oleh badan hukum itu tetapi oleh pengurusnya

dan karena jabatannya, ia diserahkan tugas untuk mengurus harta tersebut. Teori

ini diajarkan oleh Holder dan Binder.30

4. Teori harta bertujuan (Zweck vermogen)

Teori ini dikemukakan oleh A. Brinz dan dibela oleh Van Der Heijden.

Menurut teori ini hanya manusia yang menjadi subyek hukum dan badan hukum

adalah untuk melayani kepentingan tertentu.31

27 Ibid. hlm. 62.

28 C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, Modul Hukum Dagang (Jakarta: Djambatan,

2001), hlm. 12.

29 Tri Budiyono, Op.Cit., hlm. 62.

30 C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, Loc.Cit. 31 Ibid.

Teori ini mengemukakan badan

hukum itu tidak terdiri dari hak-hak sebagaimana lazimnya (ada manusia yang

menjadi pendukung hak-hak sebagaimana lazimnya manusia yang menjadi

(5)

pemegangnya. Disini yang penting bukan siapakah badan hukum melainkan

kekayaan tersebut diurus untuk tujuan tertentu.32

5. Teori milik bersama

Teori ini dipumpunkan pada suatu anggapan yang menyatakan bahwa

badan hukum sebagai kumpulan manusia. Kepentingan badan hukum adalah

kepentingan dari seluruh anggota secara bersama-sama. Mereka bertanggung

jawab secara bersama-sama, harta kekayaan badan hukum itu adalah milik

(eigendom) bersama-sama seluruh anggota. Para anggota yang berhimpun adalah

suatu kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang disebut badan hukum.33 Atau

dengan kata lain badan hukum ialah ialah harta yang tidak dapat dibagi-bagi dari

anggota-anggotanya secara bersama-sama.34

6. Teori kenyataan yuridis (Juridische Realiteitsleer)

Ajaran kenyataan yuridis sering disebut penghalusan dari teori organ.

Teori ini dikemukakan oleh sarjana belanda, E.M. Meijers dan dianut oleh Paul

Scholten.35 Menurut Meijers, badan hukum itu merupakan suatu realitas, konkrit,

dan rill, walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal (fiksi), tetapi merupakan

realitas hukum (kenyataan hukum). Meijers juga menyatakan bahwa teori ini

merupakan teori kenyataan yang sederhana. Kesederhanaannya terletak pada cara

pandang orang ketika mempersamakan badan hukum dengan manusia. Menurut

dia, dalam mempersamakan hendaknya terbatas pada bidang hukum saja. 36

32 Tri Budiyono, Op.Cit., hlm. 63. 33

Ibid., hlm. 24.

34 C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, Loc.Cit. 35 Mulhadi, Op.Cit., hlm. 79.

(6)

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa definisi PT menurut UUPT

yang dijelaskan dalam Pasal 1 angka 1 UUPT bahwa “Perseroan Terbatas, yang

selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan

modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”

Sebagai badan hukum, secara keilmuan PT memenuhi unsur-unsur sebagai

badan hukum seperti yang ditentukan dalam UUPT, unsur-unsur tersebut adalah

sebagaimana diuraikan berikut ini : 37

1. Organisasi yang teratur

Organisasi yang teratur ini dibuktikan oleh adanya organ perseroan yang

terdiri dari RUPS, Direksi, dan Komisaris (Pasal 1 angka 2). Ketentuan

organisasi perseroan dapat diketahui melalui ketentuan Undang-Undang

Perseroan, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Keputusan RUPS.

2. Harta kekayaan sendiri

Perseroan memiliki harta kekayaan sendiri berupa modal dasar yang terdiri

atas seluruh nilai nominal saham Pasal 24 ayat (1) UUPT, misalnya brang

tidak bergerak berupa gedung kantor perseroan, barang bergerak berupa

inventaris perseroan.

3. Melakukan hubungan hukum sendiri

Sebagai badan hukum, perseroan melakukan sendiri hubungan hukum dengan

pihak ketiga. Perseroan diwakili oleh pengurus yang disebut Direksi. Menurut

37 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perseroan Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya

(7)

ketentuan Pasal 82 UUPT, Direksi bertanggungjawab penuh atas pengurusan

perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan,

baik di dalam maupun di luar Pengadilan.

4. Mempunyai tujuan sendiri

Sebagai badan hukum yang menjalankan perusahaan, perseroan mempunyai

tujuan sendiri. Tujuan tersebut ditentukna dalam Anggaran Dasar Perseroan

Pasal 12 butir (b) UUPT. karena perseroan menjalanan perusahaan, maka

tujuan utama perseroan adalah memperoleh keuntungan dan atau laba.

Pencantuman maksud dan tujuan perseroan memegang peranan penting

kerena menjadi batas bagi kecapan dan ruang lingkup kewenangan perseroan.

Penentuan maksud dan tujuan ini merupakan salah satu perbedaan antara manusia

dan badan hukum karena manusia dapat melakukan apa saja yang tidak dilarang

hukum, sedangkan badan hukum hanya dapat melakukan apa yang secara eksplisit

atau implisit diizinkan oleh hukum atau anggaran dasarnya.38

1. Adanya harta kekayaan yang terpisah

Menurut Ridwan Syahrani suatu PT sebagai badan hukum mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :

yaitu bahwa perseroan mempunyai harta kekayaan yang terpisah dari harta

para pemegang sahamnya. Didapat dari pemasukan para pemegang saham

yang berupa modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal disetor

2. Mempunyai tujuan tertentu

38 Hasbullah F. Sjawie, Direksi Perseroan Terbatas Serta PertanggungjawabanPpidana

(8)

Yaitu tujuan tertentu dari suatu perseroan dapat diketahui dalam Anggaran

Dasarnya sebagaimana dalam Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang lama menyebutkan bahwa

anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya maksud dan tujuan serta kegiatan

usaha perseroan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Mempunyai kepentingan sendiri

Yaitu hak-hak subjektif sebagai akibat dari peristiwa hukum yang dialami

yang merupakan kepentingan yang dilindungi hukum dan dapat menuntut

serta mempertahankan kepentingannya terhadap pihak ketiga.

4. Ada organisasi yang teratur

Yaitu badan hukum mempunyai organisasi yang teratur, demikian pula dengan

perseroan mempunyai anggaran dasar yang terdapat dalam akta pendiriannya

yang menandakannya adanya organisasi yang teratur. 39

Menurut Pasal 7 ayat (4) Jo. Pasal (1) UUPT, menyatakan bahwa PT

memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan

Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan (Kemenkumham dalam

UUPT). Sebelum pengesahan maka suatu PT bukanlah subjek hukum, karena itu

PT tidak dapat melakukan perbuatan hukum atau tidak dapat mengikatkan diri

sebagai suatu pihak dalam perjanjian. Tetapi setelah PT mendapat pengesahan

dari Menteri Kehakiman (sekarang Kemenkumham) maka saat itu pula PT ada

39 Freddy Haris dan Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas Kewajiban

(9)

secara hukum sebagai suatu subjek hukum yang berbentuk badan hukum. Barulah

PT itu dapat melakukan perbuatan hukum.

B. Pendirian Perseroan Terbatas

Pilihan dalam mendirikan sebuah PT harus disadari memiliki kelebihan

dan kesulitan tertentu dibandingkan mendirikan badan usaha lainnya. Hal ini di

antaranya karena adanya persyaratan prosedural yang panjang dengan biaya yang

relatif mahal, adanya setoran modal yang lumayan besar, juga ditambah pungutan

pajak yang cukup banyak. Namun di atas semua itu, memiliki badan usaha yang

solid dalam hal legalitasnya (pengaturannya) dengan struktur badan usaha yang

cukup banyak. Namun di atas semua itu, memiliki badan usaha yang jauh lebih

baik dan mandiri. 40

1. Adanya dua orang atau lebih untuk mendirikan perseroan.

Suatu PT berdiri atau ada semata-mata karena perjanjian oleh dua orang

atau lebih dengan akta resmi atau akta notaris. Demikian ditentukan dalam Pasal 7

ayat (1) UUPT, yang menyatakan “Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau

lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”.

Berdasarkan pasal di atas, dapat dikatakan bahwa untuk mendirikan suatu

PT haruslah dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

2. Ada pernyataan kehendak dari pendiri untuk persetujuan mendirikan

perseroan dengan mewajibkan setiap pendiri mengambil bagian saham pada

saat perseroan didirikan.

(10)

Ketentuan dalam ayat tersebut menegaskan prinsip yang berlaku

berdasarkan undang-undang bahwa PT pada dasarnya sebagai badan hukum,

perseroan didirikan berdasarkan perjanjian, karena itu mempunyai lebih dari satu

orang pemegang saham. Perjanjian tersebut harus dibuat dengan “akta notaris”,

yang berarti bahwa perjanjian pendirian perseroan tersebut tidak dapat dibuat di

bawah tangan, tetapi harus dibuat oleh pejabat umum yang ditunjuk untuk

membuat akta pendirian tersebut, yaitu notaris dan dibuat “dalam bahasa

Indonesia”, bukan dalam bahasa lainnya. Jika akta pendirian tersebut ingin

dibuatkan dalam bahasa lainnya (di luar bahasa Indonesia) adalah sah saja, tetapi

bukan menjadi dasar untuk dapat diajukan dalam rangka pengesahan akta

pendirian tersebut. 41

Ketentuan mengenai dua orang pendiri atau lebih ini tidak berlaku lagi

terhadap :42

1. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara, atau

2. Persero yang mengolah bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga

penyimpanan dan penyelesaian dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam

Undang-undang tentang Pasar Modal

Ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1) ini juga menegaskan bahwa akta notaris

merupakan syarat mutlak untuk adanya suatu PT. Tanpa adanya akta otentik ini

akan meniadakan eksistensi PT, sebab akta pendirian inilah nantinya yang harus

disahkan oleh Menteri Kehakiman (sekarang Kemenkumham). 43

41

Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas UU No. 40 Tahun 2007 (Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti, 2007), hlm. 23.

42 Ibid, hlm. 24.

(11)

Sejak ditandatangani akta pendirian perseroan oleh para pendirinya, maka

perseroan telah berdiri dan hubungan antara para pendiri adalah hubungan

kontraktual karena perseroan belum mempunyai status badan hukum. Agar suatu

kontrak atau perjanjian mengikat para pihak, menurut Pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, harus dipenuhi 4 unsur utama :44

1. Sepakat mereka mengikatkan dirinya

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

3. Perikatan harus mengenai sesuatu hal tertentu

4. Perikatan harus mengenai sesuatu hal yang tidak bertentangan dengan hukum.

Namun berdirinya PT yang ditandai dengan telah dibuatnya akta pendirian

PT belumlah menjadikan PT bisa berbuat hukum sendiri karena PT sebenarnya

belum berbadan Hukum. Namun para pendiri tetap bisa berbuat hukum dengan

ketentuan akan tetap dianggap bahwa dalam hal ini pendiri bertanggung jawab

secara pribadi.45

Setelah diperolehnya status badan hukum, maka perseroan adalah badan

yang mandiri dan hubungan antara para pendiri tidak lagi merupakan hubungan

yang kontraktual, pendiri sebagai pemegang saham tidak lagi bertanggung jawab

secara pribadi atas perikatan yang dibuat oleh perseroan dan tidak

bertanggungjawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang diambilnya.

Namun demikian, dalam hal tertentu, tidak tertutup kemungkinan hapusnya

tanggung jawab terbatas itu apabila terbukti bahwa terjadi pembauran harta

kekayaan pribadi pemegang saham dan harta kekayaan perseroan sehingga

44 Ibid, hlm. 34.

(12)

perseroan semata-mata didirikan sebagai alat untuk memenuhi tujuan pribadi

pemegang saham.46

1. Syarat subjek pendiri PT

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mendirikan suatu PT adalah

sebagai berikut :

Secara sederhana, orang yang bermaksud mendirikan PT disebut sebagai

calon pendiri, kemudian mulai disebut sebagai pendiri apabila hadir pada saat akta

pendirian PT ditandatangani di hadapan notaris. Jadi, pendiri adalah pihak yang

menandatangani akta pendirian. Kemudian status pendiri PT berubah menjadi

pemegang saham pada saat PT telah berbadan hukum, yakni setelah akta

pendirian PT mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan HAM.

Pasal 7 ayat (1) UUPT, pendiri ini dipersyaratkan adalah orang yang

berkewarganegaraan Indonesia yang berjumlah minimal 2 (dua) orang atau badan

hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia. Jadi pada prinsipnya PT tidak

dapat dimiliki oleh satu orang saja atau satu badan hukum saja.47 Setelah PT

disahkan lalu pemegang saham menjadi kurang dari dua orang maka dalam waktu

paling lambat enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang

bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain.48

46

Agus Budiarto, Op.Cit., hlm. 36.

47 Ibid.

48 Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1996), hlm. 51.

Perlu

diingat juga, anak-anak yang belum dewasa dan orang-orang yang berada di

(13)

Cuma suami istri (dan tidak ada pemisahan harta) maka harus ada orang lain lagi

yang bertindak sebagai pendiri/pemegang saham.49

2. Syarat permodalan PT.

Untuk mengelola perseroan, diperlukan modal. UUPT mengatur struktur

permodalan terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

a. Modal dasar (authorized capital/statute capital) adalah jumlah modal yang

ditetapkan dalam Anggaran Dasar PT jumlah modal ini harus habis terbagi

dalam nominal saham yang dikeluarkan oleh perseroan.

b. Modal ditempatkan (subscribed capital/issued capital) adalah jumlah

modal (saham) yang telah diambil baik oleh pendiri maupun orang lain.

Dan karenanya telah terjual. Tetapi harga saham tersebut belum dibayar

secara penuh. Oleh karenanya, yang telah mengambil saham ini wajib

untuk menyetor ke perseroan sejumlah harga saham yang diambilnya

tersebut.

c. Modal disetor (Paid in Capital) adalah modal yang telah diambil (baik

oleh pendiri maupun orang lain) dan harga saham tersebut telah disetorkan

ke kas perseroan.50

3. Syarat dokumen-dokumen yang diperlukan

perlu digarisbawahi bahwa pendirian PT dilakukan dihadapan notaris (akta

notaris) dengan prosedur pembuatan akta pendirian. Akta notaris memuat

sekurang-kurangnya sebagai berikut:51

a. nama dan tempat kedudukan perseroan

(14)

b. jangka waktu berdirinya perseroan

c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan

d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor

e. Alamat lengkap

Adapun persyaratan dokumen material yang harus dipersiapkan sebagai

kelengkapan sebelum membuat akta pendirian PT di hadapan notaris adalah

sebagai berikut :

a. Kartu tanda penduduk untuk jabatan tanda penduduk para pendiri dan

kartu keluarga (KK), khusus untuk jabatan direktur/direktur utama, baik

asli maupun foto kopi.

b. Keterangan modal dasar dan modal disetor.

c. Keterangan nama dan susuna Direksi dan Komisaris PT, serta jumlah

Dewan Direksi dan Dewan Komisaris

d. Jumlah saham yang akan diambil oleh masing-masing pendiri untuk PT

yang akan didirikan. Hal ini untuk mengetahui struktur permodalan di

PT tersebut nantinya, 52

4. Ketentuan lainnya.

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah mengenai

perjanjian-perjajian, prapendirian. Perjanjian ini dibuat oleh selutuh pendiri mengenai

hal-hal, seperti suatu perbuatan hukum pendiri yang boleh atau tidak boleh dilakukan,

yang pada nantinya setelah PT berdiri akan diakui sebagai perbuatan hukum PT

(15)

atau pengeluaran PT yang dapat diakui nantinya sebagai bagian dari setoran

modal saham dari pendiri ke PT. 53

Suatu badan hukum seperti PT memiliki harta kekayaan yang terpisah dari

harta kekayaan pribadi organ perseroan. Harta kekayaan terdiri dari atas benda

bergerak dan tidak bergerak, berwujud dan tidak berwujud. Termasuk dalam harta

kekayaan perseroan adala modal. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai

nominal saham.

C. Struktur Modal dalam Perseroan Terbatas

54

Walaupun modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nomnal saham,

namun tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang

pasar modal mengatur modal perseroan yang terdiri atas saham tanpa nilai

nominal. 55

1. Modal dasar (authorized capital/statute capital) adalah jumlah modal yang

ditetapkan dalam Anggaran Dasar PT jumlah modal ini harus habis terbagi

dalam nominal saham yang dikeluarkan oleh perseroan.

Untuk mengelola Perseroan, diperlukan modal. UUPT mengatur struktur

permodalan terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

2. Modal ditempatkan (subscribed capital/issued capital) adalah jumlah modal

(saham) yang telah diambil baik oleh pendiri maupun orang lain. Dan

karenanya telah terjual. Tetapi harga saham tersebut belum dibayar secara

53 Adib Bahari, Op.Cit., hlm. 29.

(16)

penuh. Oleh karenanya, yang telah mengambil saham ini wajib untuk

menyetor ke perseroan sejumlah harga saham yang diambilnya tersebut.

3. Modal disetor (Paid in Capital) adalah modal yang telah diambil (baik oleh

pendiri maupun orang lain) dan harga saham tersebut telah disetorkan ke kas

perseroan.56

Peraturan lama dalam KUHD menentukan bahwa para pendiri harus ikut

serta dalam modal perseroan sekurang-kurangnya 20% pada saat perseroan

didirikan dan 10% modal perseroan sudah harus disetor sebelum diperoleh

pengesahan. Sedangkan berapa jumlah minimum modal dasar perseroan tidak

ditentukan, begitu pula kapan batas waktu penyetoran penuh harus dilakukan oleh

para pendiri yang mengambil saham juga tidak ditentukan, tetapi semua itu

ditentukan dalam anggaran dasarnya.

57

Sebaliknya, dalam UUPT ditentukan dengan tegas bahwa suatu PT harus

mempunyai modal dasar minimum sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) sebagaiamana ditentukan dalam Pasal 32 ayat (1) UUPT. Dan dari modal,

paling sedikit 25% harus ditempatkan dan disetor penuh, sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 33 ayat (1) UUPT.58

Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau

dalam bentuk lainnya. Dalam hal ini, penilaian setoran modal saham ditentukan

berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli

yang tidak terafiliasi dengan perseroan. Penyetoran saham dalam bentuk benda

tidak bergerak harus diumuman dalam satu surat kabar atau lebih, dalam jangka

(17)

waktu empat belas hari setelah akta pendirian ditandatangani atau setelah RUPS

memutuskan penyetoran saham tersebut.59

Pemegang saham yang mempunyai hak tagihan kepada perseroan tidak

dapat menggunakan hak tagihannya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran

atas harga sahamnya. Dengan adanya larangan kompensasi tagihan maka

pemegang saham harus menyetor penuh atas saham yang telah dikeluarkan.60

1. Perseroan telah menerima uang atau penyerahan benda berwujud atau benda

tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang.

Hak tagih atas tagihan terhadap perseroan yang timbul karena hal-hal

berikut ini :

2. Pihak yang menjadi penganggung atau penjamin utang perseroan telah

membayar lunas utang perseroan sebesar yang ditanggung atau dijamin; atau

dengan kata lai pibak yang menjadi penganggung atau penjamin utang

perseroan telah membayar lunas utang perseroan sehingga mempunyai hak

tagih terhadap perseroan.m

3. Perseroan menjadi penanggung atau penjamin utang dari pihak ketiga dan

perseroan telah menerima manfaat berupa uang atau barang yang dapat dinilai

dengan uang yang langsung atau tidak langsung secara nyata telah diterima

perseroan. Yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah kewajiban pembayaran

utang oleh perseroan dalam kedudukannya sebagai penanggung atau penjamin

59 Mulhadi, Op.Cit., hlm. 97.

(18)

menjadi hapus hak tagih kreditor dikompensasi dengan setoran saham yang

dikeluarkan perseroan.61

Pada prinsipnya, pengeluaran saham adalah suatu upaya pengumpulan

modal, maka kewajiban penyetiran atas saham seharusnya dibebankan kepada

pihak. Untuk itu dalam PT juga terdapat larangan mengeluarkan saham untuk

dimiliki sendiri. Demi kepastian, pasal 36 UUPT mengatur mengenai larangan

tersebut. Larangan lain juga termasuk juga larangan kepemilikian silang (cross

holding) yang terjadi apabila perseroan memiliki saham yang dikeluarkan oleh perseroan lain yang memiliki saham perseroan tersebut, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Pengertian kepemilikan silang secara langsung adalah apabila perseroan

pertama memiliki saham pada perseroan kedua tanpa melalui kepemilikan pada

saru “perseroan antara” atau lebih dan lebih dan sebaliknya perseroan kedua

memiliki saham pada perseroan pertama.

Pengertian kepemililkan silang secara tidak langsung adalah apabila

kepemilikan perseroan pertama atas saham pada perseroan kedua melalui

kepemilikan pada satu “perseroan antara” atau lebih sebaliknya perseroan kedua

memiliki saham pada perseroan pertama.

Peningkatan modal dalam PT dilakukan dengan cara melakukan

penambahan modal dalam PT, yang prosesnya hanya dapat dilakukan berdasarkan

pada persetujuan RUPS. Dalam hal yang ditingkatkan adalah modal dasar, maka

harus diselenggarakan RUPSLB yang diselenggarakan secara khusus untuk

(19)

mengubah anggaran dasar PT tersebut selanjutnya harus disetujui Kemenkmham,

didaftarkan dalam daftar perseroan dan diumumkan dalam Lembaran Berita

Negara. Menurut UUPT untuk mengubag anggaran dasar dapat dilangsungkan

jika dalam rapat paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara

sah dan keputusan diambil berdasarkan 2/3 dari jumlah tersebut.62

Sedangkan jika yang ditingkatan adalah hanya sebatas modal ditempatkan

atau modal dikeluarkan, maka RUPSLB yang diselenggarakan adalah rapat

dengan kuorum kehadiran biasa, dengan persetujuan sebagaimana halnya

pengambilan keputusan dalam rapat dengan kuorum kehadiran biasa, dengan

persetujuan sebagaimana halnya pengambilan keputusan dalam suatu RUPS biasa.

Sedangkan hasil dari RUPS ini cukup disampaikan atau diberitahukan ke

Kemenkumham dan selanjutnya didaftarkan dalam daftar perseroan. 63

Berbeda dari peningkatan modal, di mana peningkatan modal PT hanya

peningkatan modal dasar PT saja yang dianggp sebagai perubahan anggaran dasar

yang memerlukan kuorum dan persetujuan khusus, dalam penurunan modal PT,

baik penurunan modal dasar maupun penurunan modal dikeluarkan, baik dalam

rangka penurunan niai nominal saham yang dilakukan tanpa mengurangi jumlah

saham yang telah dikeluarkan atau beredr di antara para pemegang saham,

pengurangan jumlah saham yang telah dikeluarkan atau beredar di antara

pemegang saham yang dikeluarkan tanpa mengurangi nominal saham, maupun

pembelian saham dalam bentuk treasury stock oleh perseroan, semuanya harus

dilaksanakan berdasarkan RUPSLB yang khusus diselenggarakan mengubah

62

Jamin Ginting, Op.Cit., hlm. 60-61

63

(20)

anggaran dasar PT.Risalah RUPS yang mengubah anggaran dasar tersebut harus

disetujui Kemenkumham dan selanjutnya didaftarkan dalam daftar perseroan dan

diumumkan dalam Lembaran Berita Negara.64

D. Pengurusan dalam Perseroan Terbatas

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya layaknya tubuh manusia yang

dilengkapi organ-organ dengan fungsi fisiologisnya masing-masing untuk

membantu bertahan hidup, perseroan juga memerlukan organ untuk

menggerakkan ‘roda’ perseroan sehari-hari. Organ-organ inilah yang kemudian

akan saling berkoordinasi untuk membuat perseroan tetap berjalan dan survive.

Dan organ-organ tersebut merupakan pengurus dalam PT. Organ-organ tersebut,

seperti tercantum dalam UUPT Pasal 1 angka 2 dikatakan bahwa “Organ

Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan

Komisaris.” 65

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan organ perusahaan yang

kedudukannya adalah sebagai organ yang memegang kekusaan tertinggi dalam

perseroan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 butir 4 UUPT yang mengatakan

“Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ

Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau

Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini

dan/atau anggaran dasar”. akan tetapi, bila kita melihat pada bunyi kalimat

64

Ibid., hlm. 27-28.

65.Orinton Purba, Petunjuk Praktis bagi RUPS, Komisaris, dan Direksi Perseroan

(21)

“memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau

Komisaris”, maka apa yang dimaksud di dalam Pasal 1 butir 4 UUPT tersebut di

atas sebenarnya kekuasaan RUPS adalah tidak mutlak. Artinya, kekuasaan

tertinggi yang diberikan oleh Undang-Undang kepada RUPS tidak berarti bahwa

RUPS dapat melakukan lingkup tugas dan wewenang yang telah diberikan

undang-undang dan anggaran dasar kepada direksi dan komisaris. Kekuasaan

tertinggi yang dimiliki oleh RUPS hanya mengenai wewenang yang tidak

diserahkan kepada direksi atau komisaris. Dengan demikian, dapat pula bahwa

direksi atau komisaris mempunyai wewenang yang tidak dapat dipengaruhi oleh

RUPS. Tugas, kewajiban, dan wewenang dari setiap organ, termasuk RUPS sudah

diatur secara mandiri (otonom) di dalam Undang- undang Perseroan Terbatas

Tahun 1995 (sekarang Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007) 66

a. Penetapan perubahan anggaran dasar (Pasal 19).

Beberapa hal yang menjadi wewenang dari RUPS yang ditetapkan dalam

UUPT antara lain :

b. Penetapan pengurangan modal (Pasal 44)

c. Pemeriksaan, persetujuan dan pengesahan laporan tahunan (Pasal 69)

d. Penetapan penggunaan laba (Pasal 71)

e. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris (Pasal 94, 105,

111).

f. Penetapan mengenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan

(Pasal 127).

(22)

g. Penetapan pembubaran perseroan (Pasal 142).

2. Direksi

Berdasarkan Pasal 1 angka (5) UUPT menyebutkan bahwa pengertian

Direksi dalam PT adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, bukan untuk

kepentingan pemegang saham, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta

mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan

anggaran dasar.67

Pengangkatan anggota direksi dilakuan oleh RUPS. Untuk pertama

kalinya, pengangkatan anggota direksi dilakukan oleh pendiri dalam Akta

Pendirian. Anggota direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat

diangkat kembali untuk jangka waktu tertentu berikutnya.68

Kewenangan direksi untuk mewakili perseroan sebagaimana dimaksud

adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam UUPT,

anggaran dasar atau keputusan RUPS. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud

tidak boleh bertentangan dengan ketentuan undang-undang ini dan/atau anggaran

dasar perseroan (Pasal 98).69 Karena kepentingan maksud dan tujuan perseroan

umumnya bersifat abstrak dan terkadang dinamis, maka direksi dilengkapi dengan

otoritas untuk bertindak secara tepat dalam batas kewenangan yang ditetapkan

melalui UUPT atau Anggaran Dasar Perseroan. 70

67

Parasian Simanungkalit, Op.Cit., hlm. 5.

(23)

Bertindak secara tepat mengandung maksud adanya pemberian

kewenangan yang luas (bahkan sangat luas) tetapi kepadanya dituntut sifat

profesionalisme sebagai seorang yang memiliki keahlian mengelola perusahaan.71

Pertanggungjawaban direksi menurut UUPT mengalami beberapa

perubahan. Misalnya diadopsinya prinsip business judgement rule (ketentuan

keputusan bisnis). Prinsip yang berasal dari negara Common Law ini memberian

Safe Harbor bagi para direksi yang mengambil calculated business decision untuk tidak dipertanggungjawabkan secara hukum apabia nantinya keputusan bisnisnya

merugikan perusahaan. Hal ini memang sangat penting bagi perlindungan Direksi

yang selama ini tidak jelas di atur dalam UUPT yang lama.

72

Doktrin ini pada dasarnya mencegah campur tangan judisial terhadap

tindakan direksi yang didasari itikad baik dan kehati-hatian dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan yang sah menurut hukum.

73

Mengenai pertanggungjawaban anggota direksi , ada tiga macam tanggung

jawab anggota direksi yang diatur dalam Pasal 97 UUPT. yaitu :74

1. Bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan dengan itikad baik

2. Bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang

bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya

3. Bertanggungjawab secara renteng dalam hal direksi terdiri atas dua orang atau

lebih atas kerugian yang sama seperti pada poin 2 di atas.

71 Ibid.

72 Bismar Nasution, disampaikan pada seminar Tanggung Jawab Pengurus Bank dalam

Penegakan dan Penanganan Penyimpanan di Bidang Perbankan Menuru Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Perbankan, diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan, Surabaya, tanggal 21 Februari 2008

(24)

3. Dewan Komisaris

Sebelum keluarnya Undang-Undang No.1 Tahun 1995 (yang sekarang

digantikan oleh UU No. 40 Tahun 2007), keberadaan organ komisaris pada PT

tidak merupakan suatu keharusan atau tidak mutlak harus ada atau bersifat

fakultatif. Ada tidaknya Komisaris biasanya ditentukan dalam Anggaran Dasar PT

yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui pada Pasal 44 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang. Namun dengan keluarnya UUPT, keberadaan komisaris

tidak lagi bersifat fakultatif, bahkan sudah merupakan keharusan. Hal ini dapat

dilihat di dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT75

Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi

nasihat kepada Direksi. Ketentuan yang berkatan dengan Dewan Komisaris diatur

dalam Pasal 1 ayat (6), Pasal 108 sampai dengan Pasal 121 UUPT. .

76

Dewan komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Dewan

komisaris yang terdiri atas lebih dari satu orang anggota merupakan majelis dan

setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri tetapi

berdasarkan keputusan dewan komisaris. Hal ini berbeda dengan setiap anggota

direksi dimungkinkan untuk bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas

direksi.

77

Menurut Pasal 116 UUPT, kewajiban dewan Komisaris dirumuskan

sebagai berikut :

78

75

Agus Budiarto, Op.Cit. hlm. 73-74.

(25)

1. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya.

2. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau

keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain.

3. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukannya

selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

Selain itu tugas yang secara umum dirumuskan dalam undang-undang

tersebut, melalui Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris juga dapat

diberikan wewenang untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi

dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan atau RUPS, Dewan Komisaris

juga dapat melakukan pengurusn Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka

waktu tertentu. Pengurusan perseroan seperti ini sejatinya adalah pengursan

perseroan yang bersifat temporer.79

Salah satu prinsip lagi yang dikenal dalam pelaksanaan tugas Direksi

dan Komisaris adalah prinsip Fiduciary Duty. Teori Fiduciary duty adalah

suatu kewajiban yang ditetapkan undang-undang bagi seseorang yang

memanfaatkan seorang lain, dimana kepentingan pribadi seseoang yang diurus

oleh pribadi lainnya, yang sifatnya hanya hubungan atasan-bawahan sesaat.

Orang yang mempunyai kewajiban ini harus melaksanakannya berdasarkan

suatu standar dari kewajiban (standard of duty) yang paling tinggi sesuai

dengan yang ditentukan oleh hukum. Sedangkan fiduciary ini adalah seseorang

yang memegang peran sebagai suatu wakil (trustee) atau suatu peran yang

(26)

disamakan dengan sesuatu yang berperan sebagai wakil, dalam hal ini peran

tersebut didasarkan kepercayaan dan kerahasiaan (trust and confidence) yang

dalam peran ini meliputi, ketelitian (scrupulous), itikad baik (good faith), dan

keterusterangan (candor). Fiduciary ini termasuk hubungan seperti, pengurus

atau pengelola, pengawas, wakil atau wali, dan pelindung (guardian).

Termasuk juga di dalamnya seorang lawyer yang mempunyai hubungan

fiduciary dengan client-nya

Pengelolaan perseroan atau perusahaan, para anggota direksi dan

komisaris sebagai salah satu organ vital dalam perusahaan tersebut merupakan

pemegang amanah (fiduciary) yang harus berperilaku sebagaimana layaknya

pemegang kepercayaan. 80

E. Pembubaran Perseroan Terbatas

Sekalipun telah dijelaskan bahwa PT merupakan bentuk usaha yang

memiliki masa hidup tidak terbatas, namun PT dapat menjadi bubar karena

alasan tertentu. Pembubaran perseroan sejatinya merupakan tindakan

penghapusan entitas hukum tersebut sebagai subjek hukum.81

Menurut Pasal 142 UUPT, pembubaran perseroan bisa terjadi karena hal

berikut :82

1. Berdasarkan keputusan RUPS;

Direksi dapat mengajukan usu pembubaran perseroan keada RUPS. Keputusan

RUPS tentang pembubaran perseroan sah apabila diambil sesuai dengan

(27)

ketentuan Pasal 87 UUPT yaitu berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan

Pasal 89 UUPT yaitu dalam hal penggabungan, peleburan, pengambilalihan,

kepailitan, dan pembubaran perseroan, keputusan RUPS sah apabila dihadiri

oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh

paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah suara tersebut.83

2. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah

berakhir;

Dalam hal perseroan bubar karena jangka waktu berdirinya berakhir

sebagaimana ditetapkan dalam anggaran asar, maka Menteri Kehakiman

(Menteri Hukum dan Ham) atas permohonan direksi dapat memperpanjang

jangka waktu tersebut. Permohonan untuk memperpanjang jangka waktu

tersebut hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri

oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh

paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah suara tersebut.84

3. Berdasarkan penetapan pengadilan;

Pengadilan Negeri dapat membubarkan perseroan atas:

a. Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan yang kuat perseroan melanggar

kepentingan umum.

b. Permohonan satu orang pemegang saham atau lebih yang mewakili paling

sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

83 I.G.Ray Widjaya, Hukum Perusahaan Perseron Terbatas Khusus Pemahaman Atas

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 (Jakarta: Kesaint Blanc, 1996), hlm. 104.

(28)

c. Permohonan kreditor berdasarkan alasan:

1) Perseroan tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit.

Atau

2) Harta kekayaan perseroan tidak cukup untuk melunasi seluruh

utangnya setelah pernyataan pailit dicabut. 85

4. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan Pengadilan Niaga yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup

untuk membayar biaya kepailitan;

5. Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam

keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau

6. Karena dicabutnya izin usaha perseroan sehingga mewajibkan perseroan

melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Yang dimaksud dengan “dicabutnya izin usaha perseroan sehingga

mewajibkan perseroan melakukan likuidasi” adalah ketentuan yang tidak

memungkinkan perseroan untuk berusaha dalam bidang lain setelah izin

usahanya dicabut. Misalnya, izin usaha perbankan dan izin usaha

perasuransian.

Pembubaran perseroan terjadi dengan dicabutnya kepailitan berada pada

ranah Pengadilan Niaga yang berarti Pengadilan Niaga harus memutus

kepailitannya dan sekaligus memutuskan pemberhentian kurator dengan

memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan

85

(29)

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.86 Sedangkan untuk pembubaran yang

terjadi berdasarkan keputusan RUPS, jangka waktu berdirinya yang ditetapkan

dalam Anggaran Dasar telah berakhir atau dengan dicabutnya kepailitan

berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga dan RUPS tidak menunjuk likuidator,

Direksi bertindak selaku likuidator.87

Menurut Pasal 142 ayat (2) UUPT, setiap terjadi pembubaran PT, wajib

diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau kurator, dan perseroan

tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlakukan untuk

membereskan semua urusan perseroan dalam rangka likuidasi. Berbeda dengan

bubarnya perseroan sebagai akibat Penggabungan dan Peleburan yang tidak perlu

diikuti likuidasi, bubarnya perseroan berdasarkan ketentuan Pasal 142 ayat (1)

harus selalu diikuti dengan likuidasi. 88

Proses pemberesan/likuidasi ini menurut Pasal 149 UUPT meliputi antara

lain : 89

1. pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang perseroan;

2. pengumuman dalam surat kabar dan Berita Negara Republik Indonesia

mengenai rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi;

3. pembayaran kepada para kreditur;

4. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham; dan

5. tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.

86

Jamin Ginting, Op.Cit., hlm. 156.

87 Ibid.

88 Mulhadi, Op.Cit., hlm. 112.

89

(30)

a. Mencantumkan kata-kata “dalam likuidasi” dibelakang nama PT pada

surat keluar

b. Memberitahukan kepada semua kreditor dengan surat tercatat tentang

bubarmya perseroan

c. Membertitahukan kepada semua kreditor dengan surat tercatat tentang

bubarnya perseroan

d. Mempertanggungjawabkannya kepada RUPS

e. Mendaftarkan pada daftar perusahaan dan mengumumkan dalam Berita

Negara serta pada 2 (dua) surat kabar tentang :

1) Bubarnya perseroan, dan

2) Hasil akhir proses likuidasi

Dengan pengangkatan likuidator, tidak berarti bahwa anggota direksi dan

dewan komisaris diberhentikan, kecuali RUPS yang memberhentikan yang

berwenang untuk melakukan pemberhentian sementara likuidator dan pengawasan

terhadapnya adalah dewan komisaris sesuai dengan ketentuan dalam anggaran

dasar.

Pembubaran perseroan juga tidak mengakibatkan perseroan kehilangan

status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban

likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan. Sejak saat pembubaran pada

setiap surat keluar perseroan dicantumkan kata “dalam likuidasi” dibelakang

nama perseroan (Pasal 143). Karena perseroan yang dibubarkan masih diakui

sebagai badan hukum, maka perseroan dapat dinyatakan pailit dan likuidator

(31)

status perseroan yang telah dibubarkan dan oleh karena itu perseroan harus

dilikuidasi.90

Seandainya ada perseroan yang bubar bukan untuk penggabungan maupun

peleburan diri dan tidak menjalankan likuidasi, menurut Pasal 142 ayat (3) UUPT

mengatakan bahwa dalam hal tidak ditunjuk likuidator maka direksi bertindak

selaku likuidator. Jadi bila direksi tidak menjalankan proses likuidasi bagi

perseroan yang bubar berdasarkan Pasal 142 UUPT, atas permohonan satu orang

atau lebih yang berkepentingan atau atas permohonan jaksa, dapat mengangkat

likuidator dan memberhentikan likuidator lama seperti diatur dalam Pasal 151

ayat (1). 91

Mengenai permohonan untuk pembubaran perseroan, direksi atau dewan

komisaris, atau satu persepuluh dari jumlah seluruh saham dengan hak suara,

dapat megajukan usul pembubaran perseroan kepada RUPS. Keputusan RUPS

tentang pembubaran perseroan sah apabila diambil sesuai dengan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 UUPT. pembubaran

perseroan dimulai sejak saat ditetapkan dalam keputusan RUPS (Pasal 144). 92

Selain itu, Pengadilan Negeri juga dapat membubarkan perseroan atas : 93

1. Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan perseroan melanggar kepentingan

umum atau perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan

perundang-undangan

90

Jamin ginting, Op.Cit., hlm. 157.

91

Hardijan Rusli, Op.Cit., hlm. 150.

92

Jamin ginting, Op.Cit., hlm. 157.

(32)

2. Permohonan yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum

dalam akta pendirian.

3. Permohonan pemegang saham, Direksi, atau dewan Komisaris berdasarkan

alasan perseroan tidak mungkin dilanjutkan (Pasal 146)

Referensi

Dokumen terkait

yang dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dengan menggunakan teori belajar sosial dari Albert Bandura, Programming dan Identifikasi, selain hal

Bantalan merupakan elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak- baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis burung milik beberapa penggemar burung dan di sebuah penangkaran burung di Jakarta telah terinfeksi virus avian influenza..

Berdasarkan latar belakangnya yang telah dijelaskan bahwa walaupun Tari Tradisional ini sampai sekarang masih bisa dipelajari di Sekolah-Sekolah maupun sanggar seni tetapi

Menurut Saud (2012:56-58), Yang terpenting dalam membuka pelajaran itu terdiri atas: (1) membantu anak mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat

PREFEITURA MUNICIPAL DE PORTEIRINHA/MG - Aviso de Licitação - Pregão Presencial para Registro de Preços nº.. 27/2017 - Objeto: Serviços de recarga de cartuchos,

Dalam novel Shi ga futari wo wakatsu made, utopianya p enyakit aneh menjangkiti Yurie Yonehara, yang hanya bisa hidup dengan menghisap nyawa orang lain dan Ninjoo :

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Bank BRI Unit Poncowati, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan restrukturisasi kredit dalam menurunkan kredit