• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hermeneutika Gaya Komunikasi Dai Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hermeneutika Gaya Komunikasi Dai Di Kota Medan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HASIL WAWANCARA

Nama : Ustad Muhammad Yunus Rangkuti Status : Penceramah

Hari / Tanggal : Sabtu / 16 Januari 2016

Lokasi : Masjid Al Anshor Ring Road Medan

Tanda Tangan :

Apa yang dimaksud dengan dakwah menurut ustad ?

Jawab: Wallahu a‟lam kata dakwah itu berasal dari bahasa Arab da‟a, yad‟u,

da‟watanbisa juga da‟a yad‟u du‟a berarti meminta, kalau da‟a ya dau

berarti mengajak. Jadi dakwah tentu arahnya mengajak manusia kepada kembali kepada Allah SWT dan Rasulnya SAW itulah dakwah

Perlukan seorang penceramah memiliki kemampuan teknik berbicara atau retorika?

Jawab: Sebetulnya dakwah itu memang memerlukan beberapa perkara yang itukan intinya termasuk dalam amal makruf nahi mungkar, amal makruf nahi mungkar itu termasuk ibadah, dakwah juga ibadah, ibadah itu sudah ada ketentuannya dari Allah SWT dan Rasul SAW. Sejauh yang kita ketahui berkaitan dengan ceramah, kita tidak dapati dalil atau keterangan yang katakanlah menyebutkan seorang dai atau penceramah itu seorang orator itu karena dakwah itu harus dilandasi dengan ilmu, ilmunya itu benar sesuai dengan Al Quran dan Sunah dengan pemahaman para sahabat insya Allah itu sudah mencukupi, walaupun cara bicaranya tidak seperti orator yang menggebu-gebu, yang dibutuhkan umat itu kan isi bukan seseorang itu bicaranya bagus merangkai kata-kata intonasinya meledak-ledak gitu.

Tidak ada dalilnya ustad ?

Jawab: ya dalilnya gak ada, yang penting dakwah itu harus didasari dengan ilmu, karena dahwah itu ngajak orang, sementara orang itu kalau tidak

punya ilmu bagaimana ngajak orang ya kan. Wallahu a‟lam bish

-shawab.

Apakah setiap akan berceramah pada satu lokasi yang baru atau pertama kali , ustad mencari tahu bagaimana kondisi calon jamaahnya ?

(3)

begini , hanya saja mungkin yang perlu kita sesuaikan disitu gaya bahasalah, cara penyampaian, kalau untuk yang orang umum kebanyakan mungkin bahasa penyamapai kita harus pelan-plean disesuaikan dengan tingkat kemapuan mereka kan beda orang awan dengan mahasiswa, mungkin itulah, tapi untuk materi kalau saya tidak ada pertimbangan jadi kalau mahasiswa materinya harus yang kepemudaan, kalau orang awan materinya harus berkaitan dengan akhirat saja.

Bagaimana dengan urusan penentuan materi, ustad atau panitian yang menentukan ?

Jawab: Kalau kronologisnya, kita diminta isi, biasanya itu tadi karena dasarnya akidah yang mau kita bahas, kadang ada yang mengajukan bahas masalah ini misalnya, kalau bisa kita sarankan dialihkan ke masalah yang lebih prinsipil masalah akidah tadi, biasanya mereka bersedia. Kadang-kadang kalau yang acidentil ya, kita kan jadwalnya ada yang terjadwal ada yang aksidentil. aksidentil ini kadang-kadang minta tata cara shalat nabi gitu misalnya. Acidentil ini ya artinya tidak jadwal tetap, misalnya kalau disini (masjid Al Anshor) kita dikasi kepercayaan untuk isi dua kali sebulan, nah jadi jadwalnya terus setiap malam sabtu pekan kedua dan minggu pagi pekan kedua, nah itu materi ya ng disampaikan itu berseri artinya berlanjut, tapi kalau yang umpanyanya dipanggil diminta ngisi bukan dalam kajian rutin itu kadang disesuaikan juga, kadang panitai minta masalah ini kalau itu kita anggap urgen sekali yang kita turuti, kadang kita usulkan untuk masalah yang prinsipil dulu

Untuk kelompok pengajian mereka yang tentukan atau ustad ?

Jawab: Kalau yang itu biasanya mereka menentukan kalau kelompok pengajian. kajian kita biasanya dimasjid saja ya kalaupun ada yang diluar masjid biasanya ada acara-acara keluarga seperti arisan itu mereka minta begini misalnya kadang-kadang kita penuhi juga.

Itu mempengaruhi gaya bahasa juga ustad ? Jawab: kalau saya ngak, sama aja.

Apakah seorang ustad itu ada spesialisasinya? Bagaimana dengan ustad sendiri ? Jawab: Ada. Kalau dinisbatkan kepada saya tidak ada spesialisasi apapun,

(4)

Bagaimana ustad menyikapi dengan adanya perbedaan pemikiran kaum muslimin dalam melakukan ceramah ?

Jawab: Begini Wallahu a‟lam bish-shawab dakwah itu kan menyampaikan a pa yang Allah perintahkan apa yang Rasul perintahkan, disitu kita tidak boleh takut akan celaan, takut akan protes artinya misalnya ada sebagian kelompok ada yang mengambil sikap berbeda dengan pemerintah sebagai contohnya ya berhubungan dengan Hari Raya atau puasa dan sebagainya maka kita secara pribadi, masyarakat itu harus diberitahu sesungguhnya tuntunan Allah dan tuntunan nabi itu bagaimana, jadi tidak lagi menimbang ada kelompok yang bikin sendiri terus masyarakat dibiarkan, tetep harus disampaikan yang bener itu apa, yang bener itukan yang ada dalam Al Qur‟an dan Hadist.

Agak keluar dari topik ustad, sampai jam berapa bisa wawancara hari ni ustad ? Jawab: Saya biasanya Sabtu sore juga ada ngajar bahasa Arab mungkin sampe

kawan itu datang.

Disini ustad ?

Jawab: Ya disini (Masjid Al Anshor).

Jadi ustad ngajar bahasa Arab juga ?

Jawab: Iya ngajar private, ngajar tentang kaidah-kaidah bahasa Arab gitu.

Latarbelakang ustad memang bahasa Arab ?

Jawab: Saya tamatan IAIN di Banda Aceh fakultasnya Tarbiah jurusannya Bahasa Arab.

Asli dari mana ustad ?

Jawab: Saya asli orang seberang, wilayah Stabat lurus kesana biasa disebut tanjung pura gitulah.

Kalau saya perhatikan ceramahnya sepertinya ustad orang Sunda ? Jawab : Bukan, saya orang Mandailing.

Sejak kapan ustad memulai menjadi penceramah ?

Jawab : Kalau persisnya kapan kita diminta ngisi gak inget mas,

Sejak kapan ada keinginan berceramah ustad ?

Jawab: Yah, mungkin dimulai dari kita suka mengajar, tidak terbayanglah tidak jadi program, tidak ada cita-cita jadi penceramah seperti itu.

Tantangan seorang penceramah sekarang ini dimasyarakat kita apa ustad ?

(5)

jauh dari agama , itu salah satu indikasi akhir jaman itu ilmu banyak yang ilang, jadi masyarakat itu pengetahuannya tentang agama walahualam bisawab bisa dikatakan turun temurun, itu gak bisa ditolak. kalau kita tanyalah bapak bikin ini dasarnya darimana, ini memang dari dulu sudah begini. nah tantangan terbesarnya ya merubah pemahaman yang selama ini mereka memang sudah mentok disitu, bayangkan puluhan tahuan, dari kecil sudah dapat pemahaman umpanya kalau begini begini harus begini. padahal kalau dikembalikan kepada al quran dan hadist salah misalnya, itukan berat. kita sajalah sudah terbiasa melakukan maaf cakap kita sudah terbiasa makan tangan kanan atau menulis tangan kanan dari keci suruhlah tangan kiri, kan susah itu

Bagaimana cara menghadapinya ustad ?

Jawab: Ah itu dia, kalau disitu yang penting kita bukan takut menyampaikan kebenaran pada masyarakat mungkin bahasa yang kita perhalus, misalnya, orangkan gerah sekali kalau mendengarkan kata -kata bid‟ah, padahal itukan bahasa nabi. Mungkin bisa kita perhalus yang maknanya sama, ini tidak sesuai dengan sunah nabi gitulah, bahasa-bahasa seperti ini meyalahi petunjuk nabi kita karena jaman sekarang ba nyak orang tidak tahu agama, jadi kalau kita sampaikan begitu.

Munculnya perbedaan-perbedaan pemikiran itu bagaimana ustad ?

Jawab: Ada dua hal yang harus kita bedakan sebagai mana yang dibahas para ulama, perbedaan itu ada perbedaan dalam masalah prinsipil, masalah akidah, masalah metode beragama nah disini kita tidak boleh berbeda. Pemahaman kita tidak boleh berbeda, karena masalah akidah masalah metode beragama itu perkaranya itu bisa dibilang saklek tidak ada ruang ijtihad gitu, misalnya kalau masalah akidah, Allah SWT itu berada diatas arash misalnya, itu masalah akidah dari jaman nabi sampe kita sekarang para ulama yang mengikuti petunjuk nabi semuanya sepaham, semuanya satu akidahnya, tetapi kalau masalah yang ibadah,

praktek-praktek ibadah disitu terkadang Wallahu a‟lam bish-shawab satu tata

(6)

tidak boleh kita vonis salah, tapi kalau masalah akidah yang menyelisihi nabi itu harus kita vonis salah, akidah itu sudah saklek.”

Bagaimana dengan humor dalam berceramah menurut ustad ?

Jawab: Nabi juga didalam riwayat-riwayat disebutkan beliau juga suka bercanda tetapi candaan beliau itu bener gak bohong nah gitu ya. Kalau ditanya dalam kajian itu supaya suasana tidak terlalu tegang, mencengkam, mungkin ya bahasa -bahasa yang menyegarkan sajalah, kalau humor nanti identiknya dengan ketawa-ketawa gitu, gak bener juga kalau banyak ketawa dalam majelis ilmu begitu.

Apakah ada organisasi untuk tempat bernaungnya para da‟i di Medan ustad ? Jawab: Yang saya tahu Wallahu a‟lam bish-shawab ada namanya IKADI Ikatan

DAI Indonesia, kita tidak masuk dalam keorganisasian manapun, termasuk juga IKADI itu juga

Bagaimana menyikapi jika ditemukan seorang ustad yang melakukan penyelewengan dalam berdakwah ?

Jawab: Kalau menyikapi masalah tersebut ada yang memang Wallahu alam bish-shawab ada yang bisa disikapi secara individual ada yang disikapi secara institusional, kalau secara institusional MUI lah yang melakukan peneguran. Adapun kita-kita secara individual ini menjelaskan kepada umat sebetulnya metode dakwah nabi itu seperti apa, jadi kita tidak maaf cakapnya kita tidak harus menunggu MUI itu berbuat apa terus kita mengambil sikap gak gitu kita maksudnya. Jadi misalnya ada fenomena ustad fulan ketika berceramah ada isinya itu yang secara agama tidak benar, maka adab dalam majelis itu tidak dibenarkanlah kalau tidak betul-betul perlu, tidak dibenarkan untuk menyebutkan ustad fulan itu. Misalnya ustad fulan pernah berkata begini didalam televisi ketika berceramah maka kita sampaikan kepada masyarakat adapun perkataan sebagian orang yang dianggap ustad mengatakan masalah ini begini-begini itu tidak benar. Jadi gak nunggu MUI mengatakan itu salah baru kita katakan salah. Kita tidak menyebutkan secara nama, nama itukan menyangkut kehormatan. yang kita perbaiki itu kesalahannya orangnya tidak perlu kita eksposkan.

Menurut pendapat ustad suksesnya suatu dakwah itu bagaimana ?

(7)

Bagaiman dengan ada penceramah yang memiliki guru spiritual, menurut ustad bagaimana ?

Jawab: Kalau kita lebih cenderung mengatakan bapak kita lah orang yang lebih tua dari kita yang ilmunya lebih mumpuni daripada kita , ungkapan guru spiritual kayaknya kita tidak sependapat. Artinya kalau kita sedang menghadapi kendala dalam berdakwah masalah materi atau masalah orang yang didakwahi, kitakan perlu sharing ya kan dengan rekan-rekan sharing kepada orang-orang yang mengajari kita, pengalaman mereka mungkin lebih banyak lagi mungkin seperti itu gambaranya.

Kalau untuk sesama penceramah sendiri ada perkumpulanya ustad ?

Jawab: Jadi gini harus dibedakan antara berkomunikasi antara satu dengan lainya dengan harus punya organisasi, kalau kita wallahu alam bish-shawab organisasi secara khusus yang punya aturan-aturan sendiri harus begini begitu kayaknya gak ada, akan tetapi kita punya link secara pemahamanlah begitu yah, ustad ini pemahamannya sama dengan para pemahaman ahlusunnah waljamaah misalnya, kita kadang-kadang bisa denger ceramahnya, kita punya nomornya, nah itu nanti kalau ada perlu kumpul-kumpul mempererat kekeluargaan gitu baru kumpul, tapi tidak jadi kerutinan sebulan sekali gitu.

Mengenai penampilan penceramah ada perbedaan makna ustad ?

Jawab: Tidak ada perbedaan makna, itu masing-masing, maaf cakapnya kalau sayakan sepertinya gemuk ya kalau pake batik atau pake baju koko kayaknya gak nyaman, kan pendek dia, gimana kalau kita rukuk, kita sujud kurang etis juga nengoknya kan. tapi kalau harus seorang penceramah harus pake jubah mewajibkan sesuatu yang gak ada dasarnya tidak boleh juga.

Ada pengaruh budaya luar mengenai pakaian ini ustad ?

Jawab: Bukan pakaian Indonesialah kita bilang, kayak gamis dari P akistan kayaknya. yang penting tidak menlanggar koridor agama dalam berpakaian itu, tidak boleh ketat kalau ketentua nnya harus bergamis atau berjubah kita minta dalilnya seperti itu, yang penting sopan menutupi aurat tidak ketat tidak tembus pandang tidak transparan.

Jadi bagaimana kalau ada yang mengatakan bahwa dia mengikuti nabi dalam berpakaian ?

(8)

Ada tidak persiapan sebelum berceramah itu ?

Jawab: Harus ada persiapanlah mas, banyak bacalah kita. Persiapan materi persiapan fisik juga kalau sakit juga atau staminanya kurang berpengaruh juga ketika berceramah. Untuk menjaga tetap fit kita ikuti aja pola nabi, nabi tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, kalau dah berlebihan dampaknya gak bagus misalnya kita sampe begadang gak tidur-tidur walaupun atas nama nyiapin bahan, kalau ternyata itu berdampak buruk bagi kita besoknya kita gak fit staminanya gak bener juga itu. Kata nabikan badan kamu itu punya hak dari kamu, hak istirahat misalnya, jadi ikuti petunjuk nabilah makan tidak berlebihan, tidur jangan berlebihan juga pertengahanlah.

Masalah mahzab itu bagaimana ustad ?

Jawab: Mahzab itukan bahasa Arab mas, kita harus kembalikan pengertiannya sama para ulama, jadi yang kita tahu mahzab itu kalau kita sambung dengan kata-kata misalnya mahzab Safi‟i mahzab Maliki, itu maknanya metodologi mereka menyimpulkan hukum dari ayat maupun hadist, tapi itu kaitanya dengan masalah-masalah fiqih. Jadi mahzab itu pengertianya metodologi pengambilan kesimpulan hukum dalam masalah fiqih dari ayat maupun hadist. Imam Safi‟i punya metode sendiri, Imam Maliki punya metode sendiri, Imam Hanafi begitu juga. Metode mereka ini ada yang mengikuti jadilah disebutlah mahzab Safi‟i mahzab Maliki dan sebagainya. Tapi intinya, imam-imam mahzab ini gak keluar dari dalil, makanya kita dilarang kalau umpamanya mengikuti pendapat Imam Safi‟i tapi ada dalil yang tidak cocok dengan pendapat Imam Safi‟i kita gak boleh ikuti Imam Safi‟i kita harus ikut dalil, kalau masalah akidah tidak ada mahzab. Karena akidah imam-imam itu sama, rukun imanya itulah contoh gampangnya sama. Beda itu masalah fiqih itupun disebabkan banyak faktor, salah satunya Wallahu alam paling bisa kita katakan paling besar kadang satu hadist sudah didengar salah satu imam hadis yang lain belum pernah didengarnya. Itu yang bikin beda pendapat, sementara terkadang dalam majelis itu, misalnya di majelis Imam Safi‟i ada yang bertanya satu permasalahan kepada Imam

Safi‟i, Imam Safi‟i telusuri diayat tidak ada secara tegas menyebutkanya,

(9)

Secara konsep ada perbedaan antara tausyiah, tabligh, ceramah atau pengajian ? Jawab: Bahasa aja itu cuman, tausyiah bahasa arab artinya ngasi nasihat,

tabligh bahasa Arab artinya menyampaikan, menyampaikan nasihat juga, ceramah itu bahasa kita, khutbah mungkin sudah identik dengan waktu misalnya khutbah Jumat. Khutbah Idul Fitri itu bahasa lain atau bahasa-bahasa terapan dari kata dakwah itulah mungkin, kesimpulanya umumnya itu dakwah, bahasanya macem-macem.

Motivasi berceramah apa ustad?

Jawab: Ya mudah-mudahan Allah ikhlaskan saya suka membaca, saya suka bahasa Arab saya suka baca buku-buku Arab, otomatis kalau kita diminta ceramah kan harus banyak persiapan kita harus banyak baca, dengan banyak baca yang dulunya mungkin kita gak tahu gara-gara diminta ceramah misalnya ya kan bahasannya masalah ini jadi tambah lah ilmu kita, disitulah kenikmatannya lah.

Pendapat ustad saat kita mendengarkan ceramah apa yang harus dilakukan ? Jawab: Kita tidak boleh asal comot, gini baik mata telinga mulut kita gak boleh

sembarang maksudnya dalam urusan beragama, artinya begini termasuk mas mendengarkan dari saya, misalnya kita duduk dengar ceramah ada kita dapat keterangan begini begini, apa iya, kita harus seperti itu apa iya memang ada dalilnya dari Al Qur‟an atau Hadist. Jadi kita tidak terpukau dengan penampilan tidak terpukau dengan intonasi menggebu-gebu ini hebat ini hebat misalnya ternyata yang diomongkannya maaf cakapnya ini ada hadist nabi padahal bukan hadist nabi itu gawat itu, karena disana nanti masing-masing ditanya..

Bagaiamana pendapat ustad masalah pembomnya Sarinah kemarin ?

(10)

Hari / Tanggal : Sabtu / 6 Februari 2016

Lokasi : Masjid Al Anshor Ring Road Medan

Dalam mempersiapkan ceramah apakah ustad juga menyiapakan bagaimana agar jamaah tertarik dengan ceramah ustad ?

Jawab: Yang kita ketahui tidak ada pertimbangan masyarakat nanti bakal terima atau tidak, masyarakat nanti bakal senang atau tidak, karena contoh kita kan nabi. Nabi itu yang didakwahkannya tauhid akidah yang pertama -tama itu, padahal bukan tidak banyak waktu masa nabi itu kasus pencurian, kasus korupsi, kasus asusila, perzinaan dan lain-lain sebagainya. Tapi yang diperintahkan kepada nabi memang yang paling mendasarkan, akarnya masalah akidah. Orang Arab itu yang selama ini sudah salahlah akidahnya menyembah berhala, ketika diajak untuk mentauhidkan Allah kan tidak suka. Kalau pertimbanganya suka tidak sukanya jamaah tentunya nabi lebih tahu lagikan, kan begitu kan. Ini orang Arab sudah ratusan tahun dia menyembah berhala jadi kalau kita mentauhidkan Allah mereka tidak suka pula, ya sudahlah biarlah mereka lakukan yang mereka suka dulu, tidak dilakukan begitukan oleh nabi. Jadi saya berusaha untuk mencontohi itu dan bisa dibilang dalam tanda kutip ya “cuek” aja tidak perduli orang mau terima atau tidak, tapi kan harus dibedakan ketika menyampaikan tidaklah dengan bahasa -bahasa yang tidak mengenakan hati gitu, membentak-bentak atau memvonis-vonis secara blak-blakan ini harus kita jaga.

Bagaimana ustad menjelaskan suatu perintah atau larangan dalam konteks jaman nabi kedalam konteks sekarang? Semisal contohnya perintah untuk taat kepada suami, sebagaimana diketahui jaman dahulu para suami sering berperang maka perintah itu sesuai, sedangkan saat ini situasi berbeda.

(11)

dampak buruknya atau yang akan datang besar atau kecil. Maka kalau dikatakan dulu dengan sekarang nabinya beda atau tidak? Sama kan. Tuhannya pada masa nabi dan sekarang sama kan. Pertanyaan selanjutnya apa kita punya anggapan Allah ta‟ala itu tidak tahu bahwa setelah masa nabi ribuan tahun setelah masa nabi orang akan seperti ini, artinya manusia sudah semakin padat, perempuan banyak yang bekerja, kira-kira Allah tahu gak? pasti tahu. Jadi intinya tadi syariat Allah ta‟ala yang sudah mengatur semuanya sejak diutusnya nabi sampai hari kiamat kan berlaku. Terjadinya seperti yang kita lihat sekarang itu sudah belok jalur. Dan kalau seseorang itu sudah belok jalur hukum alamnya berlaku pasti salah jalan.

Trus untuk memaknai perintah dari suami yang melarang istri keluar rumah saat suami keluar untuk masa sekarang bagaimana?

Jawab: Tetap sama, begini semuanya pakai ilmu, menyuruh atau melarang juga harus pakai ilmu, patuh pada suami juga harus ada ilmunya, suami menyuruh istri juga harus ada ilmunya. Kalau suami melarang istri untuk shalat fardhu misalnya kita gak boleh patuh, karena menyuruh pada perbuatan dosa, istri juga begitu. Jadi intinya kalau dilarang keluar rumah apa halnya dilarang keluar rumah, kalau dia mau keluar rumah dalam kondisi harus keluar rumah ya gak boleh juga dilarang. Maka si istri dengan keilmuanya juga harus pandai bersikap, masak dirumah dia harus masak apa dia tidak belanja, artinya keperluan dirumah cuma bisa diperoleh diluar ya itu gak apa -apa Insha Allah. Tapi kalau keluarnya itu untuk hal-hal yang kurang berguna cuman untuk kumpul-kumpul, cerita-cerita jika suaminya melarang ya patuhlah.

Bagaimana dengan rujukan misalnya dalam syariah jaman dulu tidak ada dijelaskan suatu masalah yang saat ini ada, misalnya mengenai rokok?

(12)

seratus misalnya, dalam lingkungan masyarakat mungkin namanya bukan riba lagi, tapi sifatnya didalamnya kan mengembalikan tidak sebagaimana yang dipinjam, berlebih dia itu riba.

Kalau istilahnya bagi hasil yang tidak ditentukan diawal bagaimana?

Jawab: Babnya harus jelas juga, pengertian bagi hasil itu gimana. Akad itu ada bermacam-macam, ada akad jual beli, ada akad sewa menyewa, ada akad pinjam meminjam. Kalau jual beli babnya Insha Allah gak apa -apa. Tapi kalau akadnya pinjam meminjam itu gak boleh lebih gak boleh kurang.

Apakah seorang dai diperbolehkan mempromosikan diri?

Jawab: Dakwah itukan ibadah ya, ibadah itu harus ikhlas. Promosikan diri nanti bisa mempengaruhi keikhlasan. Namun apabila menggunakan bahasa promosi ya, saya cenderung menceritakan siapa gurunya, dengan siapa dia menimba ilmu, kayak biografi pendidikan dari tahun sekian ke sekian saya dulu ikut majelisnya ustad ini, nantikan dicek sama yang mendengarkan. Menurut saya itulah maksud promosi, supaya orang berhati-hati terhadap si ustad, artinya jelas ini keilmuannya dari siapa, kalau gurunya ternyata dukun kan gak boleh diambil ilmunya.

Bagaimana dengan dai yang menyebarkan nomor kontaknya kepada jamaah agar diundang jika mengadakan acara?

Jawab: Tidak dianjurkan itu. Wallahu a‟lam itu sama dengan minta jabata, itu beda tipis dengan minta jabatan. Kita dilarang minta jabatan dalam agama. Minta amanah itukan gak diperbolehkan, kita harus sadar posisi kita, seorang sahabat nabi pernah minta kepada nabi supaya diberikan sebuah tugas. Nabi menilai sahabat ini tidak cocok untuk disitu. Jadi istilahnya jangan nyari susah begitu, orang-orang sekarangkan banyak seperti itu. Supaya dipilih, supaya diundang, supaya dipanggil itukan mempersulit diri sendiri sebetulnya.

Bagaimana menurut ustad jika seorang dai mempelajari teknik berbicara didepan umum agar dapat manarik bagi jamaah?

(13)

besok-besoknya gak dipanggil lagi, kita harus siap dengan itu. Karena namanya juga orang awan belum tau betapa pentingnya masalah yang disampaikan ini, dan itu sering dihadapi oleh para penceramah.

Bagaimana dengan perintah menggunakan jilbab, sebagaimana perintah langsung mengenai jilbab tidak ada dalam Al Quran dan Hadist?

(14)

TRANSKRIP CERAMAH

Nama Ustad : Ustad Muhammad Yunus Rangkuti Kegiatan : Kajian Rutin

Tema : Masalah Tasyabbuh (Meniru) Waktu : 8 Januari 2016, 19.30 – Selesai

Lokasi : Masjid Al Anshor Ring Road Pasar 3 Medan

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Membaca doa, Syahadat, Shalawat.

Sebagaimana yang kita ketahuai bersama bahwasanya Allah SWT telah menyempurnakan agama ini. Firman Allah SWT “Al-yauma akmaltu lakum

diinakum wa atmamtu „alaikum ni‟matii waradhiitu lakumul islaamadiinan”,

yang artinya pada hari ini telah KU sempurnakan untukmu agamamu, dan telah KU cukupkan nikmat KU atasmu dan AKU telah ridho Islam sebagai agamamu. Diantara perkara yang telah Allah SWT sempurnakan didalam agama ini yaitu yang berkaitan dengan perintah dan larangan. Semua hal-hal yang berkaitan dengan perintah dan larangan telah Allah SWT sebutkan dan telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW. Satu hal yang harus kita ingat, Allah SWT memiliki salah satu namanya adalah Hakim, yang artinya Maha Bijaksana, segala ketetapan Allah SWT baik perintah maupun larangan pasti ada hikmahnya, dibalik perintah itu ada manfaat dan dibalik larangan itu ada kerusakan, baik kerusakan lahiriah maupun kerusakan yang lebih parah yaitu kerusakan hati atau batin. Salah satu aturan ataupun ketetapan yang sudah dijelaskan oleh Allah dan Rasul bagi seorang muslim adalah masalah pergaulan atau berkaitan dengan aspek sosial.

Islam telah mengatur segala urusan manusia bahkan sampai dengan perkara yang dianggap oleh orang mungkin perkara yang sepele, yaitu masalah buang air baik buang air kecil maupun buang air besar. Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam syariatnya telah menjelaskan kepada kita secara gamblang bagaimana adab, bagaimana cara, bagaimana seharusnya seseorang itu ketika buang hajat. Kalau sampai dengan urusan sepele itu saja diatur Allah SWT karena ada hikmahnya maka tentunya perkara-perkara lebih besar lagi daripada itu juga telah diatur oleh Allah SWT demi kebaikan manusia baik didunia maupun diakhirat.

(15)

kesempatan ini dengan melihat kepada tulisan-tulisan para ulama dimana mereka memberi penjelasan yang begitu penting terkait dengan masalah tasyabbuh ini kepada kaum muslimin, mereka tidak menafikan permasalahan ini tidak memandang remeh masalah ini bahkan menganggapnya salah satu permasalahan yang bisa dikatakan berkaitan dengan pola beragama atau manhaj metode beragama. Pada kesempatan ini dalam rangka untuk melakukan amar makruf nahi mungkar dan juga melakukan nasihat sebagaimana sabda nabi SAW, maka mudah-mudahan materi kita yang berkaitan dengan tasyabbuh itu menjadi ilmu tambahan bagi kita yang bisa menjadi sarana kita untuk mendakwahkannya kepada kaum muslimin lainnya agar mereka menjauhi sikap tasyabbuh bil kuffar. Sesungguhnya tasyabbuh bil kuffar ini dampaknya/ efeknya luar biasa jahatnya, luar biasa buruknya, pada kesempatan ini ada beberapa poin nanti Insya Allah yang akan kita ketengahkan berkaitan dengan tasyabbuh. Pembahasan kita ini kita rujuk kepada ceramah yang dituangkan dalam tulisan yang disampaikan oleh Dr. Syeikh Nasir Al Nasar. Beliau adalah seorang mualim, seorang ahli ilmu yang Alhamdulillah Allah SWT senantiasa menjaganya, beliau sekarang masih aktif mengajar di Arab Saudi masalah akidah dan spesialisasinya tentang kelompok-kelompok. Judul ceramahnya adalah neraca atau timbangan pedoman untuk mengetahui bagaimana seseorang itu telah dianggap sebagai orang yang telah tasyabbuh dengan orang-orang kufar. Sekali lagi ini adalah masalah penting yang tidak diabaikan oleh para ulama kita. Jika mereka tidak mengabaikan terlebih kita patut untuk lebih memperhatikannya, Wallahu a‟alam bish-shawab.

Dengan memohon pertolongan kepada Allah SWT maka kita masuki pada poin demi poin yang berkaitan dengan masalah ini yang pertama berkaitan definisi atau pengertian tasyabbuh yaitu meniru, menyerupai orang-orang kafir. Beliau mengatakan tasbi itu artinya secara bahasa adalah menyerupai, jadi kalau ada kata-kata mutasyabi‟a itu artinya saling menyerupai, dalam sebuah ungkapan disebutkan dalam bahasa Arab ashba‟a fulan fulanan sifulan meniru atau menyerupai sifulan yang lain, itu secara bahasa.

Jadi tasyabbuh itu ada dua, tasyabbuh yang baik dan tasyabbuh yang buruk ini berdasarkan hadits nabi SAW “man tasyabbuh minqaumin qahuu minum” barang siapa yang menyerupai atau meniru satu kaum maka dia bagian dari mereka, hadits ini tidak mutlak ditafsirkan dengan penafsiran yang jelek, barang siapa yang meniru orang lain berarti dia buruk, tidak ya, tetapi hadits ini sifatnya masih umum untuk kepada siapa yang ditiru kalau yang ditiru orang-orang shaleh dari kalangan kaum muslimin, ahli ibadah, orang-orang yang memiliki keutamaan maka itu terpuji karena itu dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan tasyabbuh yang kita bahas sekarang adalah tasyabbuh yang tercela yang dilarang yaitu tasyabbuh bil kufar.

(16)

kebiasaan, yang keempat meniru perilaku, pergaulan yang merupakan kekhususan atau ciri khas orang-orang kafir. Termasuk tasyabbuh yang dilarang dalam Al Quran dan Sunnah adalah tasyabbuh dengan orang-orang yang tidak baik meskipun mereka ini termasuk kaum muslimin, contohnya adalah orang-orang fasik orang-orang yang terus menerus melakukan perbuatan keji, perkara-perkara yang dilarang syaiah. Juga termasuk tasyabbuh terhadap orang-orang bodoh, termasuk juga tasyabbuh terhadap orang-orang yang dianggap badui, yang agama mereka itu belum dianggap sempurna sebagaimana yang akan dijelaskan lebih lanjut. Jadi dalam definisi ini syeikh menyebutkan beberapa unsur yang termasuk dalam tasyabbuh yang dilarang terhadap orang-orang kafir, yang pertama masalah akidah, kedua masalah ibadah, ketiga masalah kebiasaan, keempat masalah perilaku yang merupakan kekhususan mereka termasuk tasyabbuhnya yang dilarang bukan hanya kepada orang kafir tapi tasyabbuh atau meniru orang-orang yang bodoh meskipun yang ditiru itu orang-orang muslim, misalnya orang-orang-orang-orang fasik, demikian secara global dapat kami katakan, selama tidak termasuk kekhususan orang-orang kafir, selama tidak termasuk ciri khas orang kafir tidak termasuk kebiasaan mereka tidak termasuk dalam ibadah-ibadah mereka dan selama tidak bertentangan dengan dalil atau kaidah-kaidah syar‟i dan tidak menimbulkan kerusakan maka itu tidak termasuk tasyabbuh. Sekali lagi kita sebutkan secara umum dapat dikatakan menurut beliau tidak termasuk tasyabbuh kalau perkara itu bukan kekhususan orang kafir, bukan kebiasan orang kafir, bukan termasuk ibadah orang kafir, bukan perkara yang menyelisihi agama dan tidak menimbulkan kerusakan itu tidak termasuk dalam makna tasyabbuh kata beliau wallahu a‟lam bish-shawab.

Kemudian beliau menyebutkan kenapa tasyabbuh terhadap orang kafir itu dilarang. Dalam agama kita wallahu a‟lam bish-shawab perintah dan larangan itu ada dua sifat, yang pertama disebut mu‟alalah, yang kedua ghairu mu‟alalah. Mu‟alalah itu maksudnya sebab alasan disyariatkannya sesuatu itu disebutkan atau diketahui ada keterangannya baik dari dalil maupun dari penelitian, yang kedua ghairu mu‟alalah tidak disebutkan alasanya yang dituntut adalah menerima, mengimani dan mangamalkan, contohnya shalat, kenapa shalat kenapa disuruh shalat tidak ada keterangan dalil alasan yang menyebutkan kita disuruh shalat karena begini-begini kalau ada yang mengatakan supaya sehat supaya ini itu gak ada dalilnya itu hanya omongan dari manusia saja tidak bisa dijadikan acuan, ada ibadah-ibadah yang bisa diketahui sebabnya.

(17)

mereka berani mengutak-atik kitab suci mereka, kaum Yahudi dan Nasrani itu berani mengutak-atik kitab suci mereka Taurat dan Injil. Kalau kitab suci saja sudah berani mereka utak-atik apalagi yang menjadi landasan amal mereka? Sudah tidak murni lagi, sudah tidak bersih lagi kitab suci mereka buat lantas apa landasan mereka untuk beramal kalau bukan kerusakan wallahu a‟alam bish-shawab. Alasan utama kata beliau perbuatan tingkah laku orang kafir itu dasarnya adalah kerusakan dan kesesatan, ini landasan amal perbuatan orang-orang kafir. Baik kerusakannya itu nampak maupun kerusakannya itu tersembunyi, semua amal orang kafir landasanya itu kesesatan, penyimpangan, kerusakan dalam seluruh masalah mereka, masalah akidah mereka, masalah kebiasaan mereka, masalah ibadah mereka, masalah hari-hari besar mereka dan juga dalam masalah perilaku mereka kalaupun diantara mereka itu ada didapati perkara-perkara yang baik sedikit saja maka orang yang mengamalkanya itu tidak mendapatkan pahala sama sekali, ini satu perkara ini satu sebab dan sebab ini kita bisa mengambil kesimpulan: kalaulah amal orang-orang kafir itu landasannya adalah berdasarkan kesesatan dan kerusakan maka kaum muslimin muslimat yang meniru orang-orang kafir akan jatuh pada perbuatan ini amal mereka nanti akan sesat, amal mereka akan rusak dan lain sebagainya.

(18)

sebagaimana disebutkan itu imbasnya akan ke batin. Awalnya secara zohir dia, contoh anak kecil; pakaikan dia pakaian biasa trus pakaikan pakaian polisi atau dokter lain rasanya, ada dalam perasaannya yang lain dengan pakaian yang pakaian biasa yang dia pakai. Mungkin sikapnya akan lebih gagah kalau pakai pakaian tentara atau polisi itu contoh anak kecil saja begitu apalagi orang-orang lainnya wallahu a‟lam bish-shawab. Jadi kata beliau alasannya landasannya orang-orang kafir itu kesesatan dan penyimpangan, yang kedua tasyabbuh itu biasanya menyebabkan persamaan antara yang ikut dan yang diikuti baik ucapan maupun perbuatan, kaum muslim gak boleh latah mereka harus punya pendirian inilah ciri ahlul sunnah wal jamaah akan muncul dalam umatku satu golongan yang tegak diatas kebenaran gak peduli orang lain mau membenci mereka, kaum muslimin itu harus punya sikap bukan membeo maka betul apa kata nabi SAW dalam hadist tadi, kalau kamu lihat orang-orang sebelum kamu itu masuk kedalam lubah dhot kamu paksa masuk juga, kemudian sambungan hadits tadi yang terputus, kemudian nabi SAW ditanya apakah itu orang-orang romawi dan persia ya Rasulullah? kata nabi SAW kalau bukan mereka sapa lagi, didalam riwayat yang lain ahlul kitab.

Yang ketiga, tasyyabuh dengan orang-orang kafir biasanya, umumnya menyebabkan orang Islam itu meremehkan Sunnah, merememehkan petunjuk Rasulullah SAW, minder jadi anggap remeh, jadi terasa asing, betul kata nabi SAW Islam itu diawal munculnya dianggap aneh dan akan dianggap aneh nanti sebagaimana awal kemunculannya. Lihatlah kalau anak muda sekarang umpamanya pakaiannya tidak ketat-ketat dicibir, sampai anak kecil. Ada seorang teman kita, punya anak laki-laki celananya besar gak ketat, kawannya rata-rata celananya ketat dibilang kepada anaknya tadi celanamu kok besar kali padahal Sunnah Rasulullah SAW itu pakaian itu tidak boleh ketat itu salah satunya, asing. Lihatlah pemuda-pemudi misalnya tidak ngumpul-ngumpul, tidak campur baur ketawa-ketawa, becanda-becanda yang lain tidak berbuat seperti, yang berbuat seperti itu dibilang ketinggalan jaman padahal itu mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW mengamalkan syariat. Jadi orang yang meniru orang kufar bisa-bisa jatuh pada meremehkan syariat Islam.

(19)

Inilah beberapa perkara atau sebab yang sebutkan oleh Syeikh tentang sebab mengapa tasyabbuh itu dilarang, tasyabbuh terhadap orang-orang kafir itu dilarang dan yang boleh tasyabbuh terhadap orang-orang yang shaleh. Berikutnya beliau menyebutkan beberapa kaidah, dengan kaidah ini bisa diketahui timbangan tentang tasyabbuh, ingat Ahlul Sunnah Wal Jamaah adalah Ahlul Wasab, Ahlul Sunnah Wal Jamaah adalah orang-orang yang sikapnya pertengahan. Bisa pertengahan itu karena dalil atau kaidah yang disebutkan dalam dalil, tidak berlandaskan dalil tidak berlandaskan kaidah maka akan berada disalah satu posisi, kalau tidak ekstrim atau kafir/ meremehkan tidak memperdulikan menganggap sepele. Jadi kalau kita tidak tahu kaidah tasyabbuh bisa-bisa terjatuh dalam dua sikap yang bertolak belakang yang sama-sama buruk. Pertama kita bisa terjatuh dalam pemahaman ini tasyabbuh padahal bukan tasyabbuh, bisa-bisa jatuh dalam pemahaman ini bukan tasyabbuh padahal tasyabbuh. Pentingnya belajar manhaj pentingnya belajar kaidah beragama seperti ini agar kita tidak terjatuh dalam dua kubangan yang sama-sama jelek, berlebihan/ ekstrem yang kedua menganggap remeh, ahli sunnah pertengahan.

(20)

perilaku dan hari raya atau hari-hari besar. Yang dimaksud dengan orang-orang sebelum kita, umat-umat sebelum kita dijelaskan dalam hadist-hadits yang shahih ada yang menyebutkan orang-orang persia dan orang-orang romawi, ada yang menyebutkan hadits nabi ahlul kitab, ada yang menyebutkan orang-orang kafir dan lain-lain sebagainya, ini kaidah pertama nabi telah mengabarkan bahwa diantara kaum muslimin ada kelompok-kelompok nantinya yang akan meniru orang-orang kufar.

Kaidah kedua sesungguhnya nabi SAW ketika memberitahukan kepada kita terjadinya tasyabbuh ini atau mengikuti jalan-jalannya orang kafir selain nabi memberitahukan itu Nabi memperingatkan keras masalah ini, lafal haditsnya berita, kalian akan mengikuti umat-umat sebelum kalian begini-begini, Nabi menyebutkannya berita, secara berita bahasanya tetapi maknanya disitu larangan, larangan bagi kita untuk mengikuti mereka, didalam hadits-hadits SAW disebutkan banyak hadits atau beberapa dalil yang melarang kita untuk meniru orang-orang kafir, baik secara umum orang-orang kafir itu maupun secara terperinci sudah disebutkan oleh nabi SAW, misalnya nabi mengatakan ( ) nah ini barang siapa yang mengikuti suatu kaum maka dia bagian dari mereka ini meniru secara umum, yang ditiru umum. Begitu juga hadits nabi SAW kalian kelak akan mengikuti jalannya orang-orang sebelum kalian kemudian didalam nash-nash yang lain Nabi menyebutkan secara khusus larangan untuk meniru orang-orang sebelum kita umat-umat sebelum kita diantaranya Nabi mengatakan bersikaplah berbeda dengan orang-orang musyrik, selisihilah pahamnya musyrik, lakukan yang berbeda dari orang musyrik dalam riwayat lain selisihilah dari orang-orang majusi wallahu a‟lam bish-shawab.

Kaidah yang ketiga menyebutkan Nabi SAW telah memberitakan akan ada satu kelompok dari umatnya yang tetap berpengang teguh dengan kebenaran, tidak peduli dicela, dihina oleh orang-orang yang menghinanya, orang-orang yang memusuhinya sampai hari kiamat. Ahli sunnah wal jamaah kaidah-kaidah ini tidak bisa terpisah antara yang satu dengan yang lainnya ketika kita memandang, ketika kita menimbang permasalahan-permasalahan tasyabbuh. Itulah beberapa kaidah yang disebutkan oleh beliau.

(21)

tasyawuf, kelompok-kelompok yang menyimpang yang punya tokoh yang punya pendiri itu dikultuskan ini jatuh meniru pada orang-orang kafir, karena dia tidak lagi punya pertimbangan dia katakan orang yang dianggap orang saleh itu selalu benar, selalu baik begini-begini dan seterusnya melebihi Rasulullah SAW. Nabi melarang tapi kata ustad saya boleh begini-begini, dikatakan Nabi menyuruh begini dia katakan ah ustad saya gak berbuat begitu, ulama atau kiai dijadikan panutan yang menyelisihi syariat mengkultuskan orang-orang saleh bisa jatuh dalam kufur contoh lainya tasyabbuh dalam masalah akidah, yaitu memalingkan satu jenis ibadah kepada selain Allah SWT. Contohnya lagi mengaku-ngaku mengklaim ada anak ada bapak, anak tuhan bapak tuhan sebagai mana yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani. Apakah kaum muslimin ada yang menyimpang seperti ini? ada, sampai ektrim ada wallahu a‟lam bish-shawab. Termasuk perilaku orang-orang kafir masalah akidah yang ditiru orang Islam adalah berpecah belah, tidak mau ikut dalil, ikutnya kelompoknya aja, kalau dalil tidak sesuai dengan kelompoknya ditolak dalilnya. Jadi kalau kelompok A masalah puasa misalnya puasa kalau air surut, kelompok lain puasa kalau imam kita bilang puasa contohnya tokoh-tokoh tarekat, darimana tahunya ? dari terawangan, nah ini termasuk memecah belah agama, kita dimintakan berpegang teguhlah dengan tali Allah SWT jangan berpecah belah, jadi memecah belah itu termasuk perilaku orang-orang kufar. Barangkali sampai disini dulu pembahasan kita berkaitan dengan tasyabbuh, masih ada beberapa poin namun waktu tidak memungkinkan, Insya Allah kita lanjutkan pada pertemuan berikut. Demikian mudah-mudah bermanfaat.

(22)

TRANSKRIP CERAMAH

Nama Ustad : Abdul Wahid Silitonga

Kegiatan : Memperingati Hari Besar Agama Islam

Tema : Memperingati Hari Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab 1436 Hijriyah) dan Menyambut Datangnya Bulan Suci Puasa Ramadhan 1436 Hijriyah / 2015 Masehi

Lokasi : MASJID NURUL TUFAIL KHATIJAH

Jl. Garu IV Lk. IV No. 140 Kel. Harjosari I Kec. Medan Amplas - Medan

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=6vKpBy74DDc diakses Tuesday, November 03, 2015, 1:59:47 AM

Bukan kacang sembarang kacang, kacang dibawa ke kota Medan, datang bukan sembarang datang, kita datang melaksanakan Isra Miraj dan menyambut bulan suci Ramadhan. Ada pantun khusus untuk anak-anak ustad ini, ada pantun untuk anak-anak, nenek-nenek memotong rumput, rumput dipotong sambil makan, kepada anak-anak ustad semua jangan ribut ketika ustad ceramah, tolong dengarkan. Patenkan ?

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. (berbicara dalam bahasa batak) Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Membaca Doa, Syahadat, Shalawat.

(23)

apapun kita sama dihadapan Allah SWT, yang membedakan kita hanya taqwa, tengok dalam Al Quran hai manusia kami ciptakan kalian satu laki-laki dan satu perempuan dan kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk apa ? “lita‟arafu” supaya kalian saling kenal, saya orang Jawa pasti memiliki kekurangan, saya orang Batak pasti memiliki kekurangan, saya orang Melayu pasti memiliki kekurangan, saya orang Arab pasti memiliki kekurangan, jangan lihat kekurangan saudaramu tapi lihatlah kelebihannya, Insya Allah kita semua Allah akan berikan rahmat, amin ya rabbal alamin. Masya Allah.

Yang sama-sama kita hormati Pak Camat, Pak Ketua Darwin Lubis, tulang, semua yang hadir pada malam hari ini terutama yang saya cintai, istri saya, ya istri saya saya bawa kemana-mana dan Alhamdulillah setelah pulang ceramah sampai dihotel, itu mengkusuk, kusuk full body, asisten pribadi, ibu-ibu majelis taklim, orang-orang tua kami yang hadir semoga yang hadir ini semua Allah SWT berikan keberkahan, anak-anak menjadi anak-anak yang shaleh dan shalehah, yang punya hutang Allah lunaskan hutang-hutangnya, kencang kali aminnya, Subhanallah.

Ustad akan ceramah dengan tiga macam tapi pilih salah satu gaya saja dari tiga ini. Ada tiga macam ceramah ustad, pilih salah satu diantara yang tiga, pertama ceramah marah-marah, yang kedua ceramah sedih, yang ketiga ceramah lucu, yang mana yang mau bapak ibu inginkan, musyawarah musyawarah dulu. Ibu-ibu sebelah sini? tiga-tiganya? bapak-bapak? tiga-tiganya juga?, satu macam itu dua jam kalau tiga macam enam jam, kuat bapak ibu? bapak ibu yang puas saya lemas, ha siapa yang kuat enam jam ceramah, pokoknya saya ceramah sampai selesai, setuju? Bapak ibu yang mulia, orang tua-tua kami yang kami muliakan, kita berjanji ustad ceramah itu ada tiga hal yang tidak boleh dilakukan jamaah ketika ustad ceramah, kalau salah satu ustad tengok ada jamaah melakukan ini ustad langsung pulang bilang sama ketua ayo ke hotel lah pulang. Tiga ini tidak boleh jamaah melakukannya, yang pertama jamaah tidak boleh menengok-nengok jam, ini pantang pantang ini, sikit-sikit tengok jam sikit-sikit tengok jam itu seolah-olah mengatakan sudalah itu ustad tengoklah jam itu ha, ini menganggu konsentrasi, setuju ini? yang kedua jamaah tidak boleh batuk yang disengaja ya, ini tidak boleh ini, kalau sakit ustad? kalau sakit hantamlah situ namanya juga orang sakit. Apa bedanya ustad dengan disengaja, bedanya itu tipis, kalau sakit (batuk) itukan sakit, kalau disengaja (batuk), ujungnya itu, ujungnya ini yang membuat konsentrasi ustad terganggu, makanya disini kepada jamaah tidak boleh batuk yang disengaja, setuju? dua, yang ketiga jamaah tidak boleh ngantuk, kita kira iya juga kawan tu kan, iya juga kirain udah dua kali mimpi kawantu, ini tidak boleh yang tiga ini setuju bapak ibu? Masya Allah, ada pula ustad acong disini, masya Allah udah lama ustad acong? ustad acong MNC TV.

(24)

ceramah didepan ustad itu paling susah itu tapi kalau salah-salah sikit tak apalah kan, nanti kalau protes nanti di kamar saja di hotel.

Bapak ibu yang mulia Subhanallaji Maha Suci Allah, Maha Suci Allah apa maknanya nanti tengok tafsir dirumah, Maha Suci Allah, Isra Mi‟raj adalah salah satu peristiwa luar biasa yang disebut peristiwa menjemput shalat, shalat, shalat adalah mikrajtul mukminin, mi‟rajnya orang-orang yang beriman, Subhanallaji Maha Suci Allah apa maknanya? seolah-olah Allah berkata apabila engkau ingin menghadap kepada yang Maha Suci, sucikan diri terlebih dahulu, bagaimana caranya mensucikan diri? ada dua, yang pertama jasmani yang kedua rohani, bagaimana cara jasmani? apabila engkau ingin menghadap kepada yang Maha Suci berwudhulah terlebih dahulu, sekhusuk apapun kita shalat tapi wudhu tidak sempurna, nol. Allahu Akbar (memperagakan takbiratul ikram shalat), ini ada kejadian bu, ada kejadian ada opung-opung umurnya enam puluh tujuh tahun, nah berwudhulah kan, mau berwudhu, sap sap ada anak-anak sekolah Arabkan, kalau disini namanya sekolah Arab itu, ada anak-anak sekolah Arab, pung! Apa? opung ngapain itu pung? berwudhulah apa kau ini, ini pung kata ustad Lubis kalau kita berwudhu itu, ini kan itu harus basah pung (menunjukan bagian wajah) opung itunya ternyata tidak basah pung, kata anak yang sekolah Arab ini, apa kata opung ini; kalaupun saya shalat dah syukur itu, weh kalaupun saya shalat udah syukur itu, mau shalat apa opung umur sudah enam puluh tujuh tahun, lasholatan koblalwudhu gak shalat seseorang kalau ndak sempurna wudhunya, maka yang pertama apabila kita ingin menghadap kepada yang Maha Suci, sucikan diri terlebih dahulu jasmani, jasad kita wudhu sempurnakan wudhu. Satu yang kedua rohaniah, rohaniah mesti disucikan, tidak ada dendam ketika menghadap Allah, tidak ada kedengkian ketika kita menghadap kepada Allah, tidak ada rasa sombong ketika kita menghadap kepada Allah SWT, maka Imam Ghozali, nah ini opung-opung kami, orang tua-tua kami yang belajar tasauf. Ada tiga cara mensucikan diri, yang pertama keluarkan sifat-sifat tercela dari dalam diri, keluarkan sifat-sifat tercela dari dalam diri, baru yang kedua setelah engkau keluarkan sifat tercela engkau masukkan sifat-sifat terpuji, sudah selesai? belum, maka yang ketiga maka sampailah kamu kepada Tuhannya secara sempurna, Subhanallah inilah mensucikan diri secara rohaniah maka pantas Rasul SAW bersabda shalat itu mikrajnya orang-orang yang beriman.

(25)

marah. Ibu-ibu udah pas niat bangun nanti jam satu, niat, sap pas bangun, weh jam satu, kebelakang, malaikat dah mencatat, nah ini mau shalat tahajud, sap, bangun tengah malam untuk menghambakan diri.

(26)

Bapak ibu yang mulia minal masjidil haram ilal masjidil aqsa kalau lima kali sehari semalam sudah dikerjakan dimasjid, apa yang ia dapatkan? Allah akan berikan keberkahan-keberkahan luar biasa, bagi orang yang istiqomah shalat lima kali sehari semalam, Allah berikan keberkahan, keberkahan apa yang dia dapatkan?, yang pertama orang istiqomah shalat lima kali sehari semalam Allah akan jauhkan dari dirinya sifat kemiskinan dan kefakiran.Satu yang kedua orang yang istiqomah dalam ibadah shalat istiqomah dalam shalatnya maka Allah SWT akan jauhkan sakratul maut yang luar biasa, intinya Allah akan bantu ia dalam sakratul maut dan khusnul khatimah. Yang ketiga orang istiqomah dalam shalat maka Allah jauhkan ia dari azab kubur. Yang keempat orang yang istiqomah dalam shalat maka Allah SWT akan memasukkan ia dalam surga dari pintu mana yang dia sukai. Ini orang yang istiqomah dalam shalat, orang yang menyia-nyiakan shalat, ini sebaliknya orang yang menyia-menyia-nyiakan shalatnya maka Allah SWT akan sempitkan hatinya, Allah akan berikan kepadanya sifat fakir dan miskin, Allah SWT akan berikan azab ketika sakratul maut, Allah akan berikan kepadanya azab kubur, Allah akan datangkan kekuburnya seekor ular yang namanya suja'ul aqra' yang matanya mengeluarkan api yang luar biasa. Siapa mereka orang yang menyia-nyiakan shalatnya maka Allah akan memasukan mereka kedalam neraka tentunya ini tidak kita harapkan. Orang yang istiqomah dalam ibadah shalat Allah SWT akan masukan dalam surga, amin ya rabbal alamin. Tidak hanya keberkahan yang mereka dapatkan, apalagi yang mereka dapatkan? Allah akan nampakan tanda-tanda kebesarannya kepada orang yang istiqomah dalam shalat. Sesungguhnya Allah itu Maha Mendengar dan Maha Melihat, apapun yang kita ucapkan Allah mendengar, dalam hati kita Allah mendengar, apapun yang kita lakukan Allah Maha Melihat dalam sendirian pun kita Allah Maha Melihat, maka orang yang istiqomah dalam shalatnya maka akan timbul dalam dirinya pengawasan Allah SWT.

(27)
(28)

imam kita itu malaikat, malaikat apa kata opung yang satu, ah saya gak yakin dia itu malaikat pasti nabi Khidir, hah nabi Khidir dari Hongkong. Itu tukang monyet yang tidak tahu ilmu maka shalat mesti dikerjakan dengan ilmu dulu, tahu ilmunya dulu bagaimana wudhu yang sempurna, bagaimana cara shalat yang sempurna, bagaimana syarat-syarat shalat, bagaimana bacaan shalat, bagaimana hal-hal yang membatalkan shalat, apa-apa yang diperbolehkan dalam shalat. Bapak ibu yang mulia, didalam shalat, contoh, ini contoh hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat, ha ini kan banyak kita kadang-kadang kita gak tahu ini, ini sepele hal-hal yang dimakruhkan dalam shalat. Apa itu? ini contoh saja kata Nabi makruh bagi mu dalam shalat melihat-lihat ketika shalat, Allahuakbar (memperagakan gerakan shalat) saking lamanya imamnya baca ayat, tengok-tengok, apalagi di Madinah itukan banyak emas-emas disitu ditiang-tiang, wah emasnya banyak sekali dalam hati, ini makruh hukumnya ini, kemudian menguap tanpa ditutup hukumnya makruh, kalau sudah bersuara banyak para ahli ulama fiqih mengatakan ini sudah batal, hati-hati. Selanjutnya yang dimakruhkan dalam shalat adalah ngantuk apalagi sampai tidur, itu pernah kejadian dulu waktu kami dipondok di purba dahulu, hah gini kawani pas shalat subuh kan paling tepi itu, Allahuakbar (memperagakan gerakan shalat) dia biasa bersandar begini, dua rakaat subuh itu dua kali mimpi, suatu ketika dia shalat ternyata dia bersandar kekawannya, sap alhasil apa rubuh semua orang, ini gara-gara orang yang ngantuk dan tidur dalam shalat, makruh hukumnya, tinggalkan. Kemudian, nah ini menahan sesuatu yang akan keluar, ini hukumnya makruh, Allahuakbar rakaat pertama belum mau keluar pas mau rakaat kedua agak panjang pula imamnya, ya Allah ya Rabbi, udah, udah mau keluar kawantu kalau begini lebih bagus tinggalkan, kenapa? Allah tidak suka, menahan sesuatu yang akan keluar kecuali ketika ketika tasauf terakhir, kalau sudah tasauf terakhir apa ustad? lebih bagus ditahan, gak bisa ditahan lagi ustad, hantam saja, keluarkan, orang gak bisa lagi ditahan, bagaimana lagi, menahan sesuatu yang akan keluar itu sebenarnya makruh hukumnya. Intinya disini bahwa khusyuk fokus kita kepada Allah SWT, inikan ilmu tentang shalat, ilmu shalat menuju shalat yang berkualitas kepada Allah SWT, bagaimana caranya? tahu ilmu shalat.

(29)

sampai sekarang pernah gak ketika merokok baca bismillah? gak ada itu, bismillahirahmanirahim, gak ada itu, gak ada, agak ada, ini realita karena rokokan sebelum dibakar dah dimulutu ambil macis sap. Yang kedua gara-gara merokok kita sering minum dengan tangan kiri, contoh ini kita contohkan pak, inikan rokok tangan kanan, ketika ditanya bapak-bapak ditanya minum pakai tangan apa kiri atau kanan, pasti bapak bilang kanan, tapi perokok sering minum pakai tangan kiri, kenapa? rokok tangan kanan, ini reflek ini contoh minum sap ini rokok, ah tukar dulu sap ini, ndak ada ini, jadi bapak saya yakin dan percaya bapak-bapak yang sudah merokok pasti, pasti ingin meninggalkan rokok, pasti ingin meninggalkan rokok, bagaimana dengan niat tulus ikhlas karena Allah SWT, buktinya ketika mau bulan puasa, bapak-bapak yang bulan puasa merokok pak? gak akan, karena ketika kita niat jatuh satu hari, satu hari pull, mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari kita tidak merokok, karena apa, karena kekuatan niat, Insya Allah bapak yang merokok, Insya Allah Allah SWT hilangkan kecanduan rokok, amiin kan pak.

(30)

menjadi suami yang shaleh? istiqomah dalam shalat, itu saja hidup kan suasana agama dirumah, kalau sudah hidup suasana agama dirumah Allah SWT akan berikan keberkahan, intinya jaga sholat, jaga sholat, jaga sholat.

Bapak ibu yang mulia ada kisah, mau dengar cerita? ini sedih ceritanya, sedih pak, pak ada cerita ada seorang anak ditanya sama bapaknya, anak siapa yang pertama kita hormati, ibu, kemudian siapa lagi nak? ibu, kemudian siapa lagi nak? ibu, berapa kali? oh anak pintar kata bapak, anak pintar, berapa kali tadi ibu nak? tiga, berarti ibu mu sekarang berapa? satu, berarti kurang dua, berarti kurang dua, artinya ibumu masih kurang dua nak, oh ya pak, nah sampaikan ke ibu ya, ibumu mesti tiga, ibumu, ibumu, ibumu baru bapakmu, berarti bapakmu satu ibumu tiga, sekarang kurang dua sampaikan ke ibu ya, iya pak. Datang ke ibu, bu! kata bapak eee ibumu ibumu ibumu jadi kata bapak ibu saya harus tiga bu, sekarang baru satu baru satu baru ibu, sekarang kurang dua lagi bu, kata sianak ke ibunya, oh begitu nak siapa yang bilang ? bapak, ibu berangkat kebelakang ngambil pisang, ngambil pisang satu, ini apa nak? pisang bu, kalau dimakan untuk tiga orang diapain nak? dipotong-potong bu, nah bilang sama bapak ini pisang untuk dimakan tiga orang harus dipotong-potong, bawalah pisang ini sama bapak. Pak ini pisang tiga orang makanya harus dipotong-potong, siapa yang bilang? ibu, kasih aja pisang ini semua sama ibumu semuanya.

Pak untuk mendatangkan sakinah, mawaddah, warohmah bahwa memang Allah hidupkan konsep agama dalam suasan dirumah kita, hidupkan susana agama jangan mencari gara-gara, barang siapa yang sudah bermain-main api berarti sudah siap untuk terbakar. Ajaran agama kita mendidik kita supaya taat kepada Allah, bukan mencari gara-gara, bahwa konsep agama kita tunduk kepada perintah Allah, tunduk kepada Nabi SAW, hidupkan suasana agama dirumah Insya Allah Allah akan turunkan keluarga kita menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah, itu perjalanan Isra Mi‟raj.

(31)

karib kerabat, tetangga dan sahabat-sahabatnya, kita kita ini, yang setiap hari kita bertemu, setiap saat kita berjumpa terkadang kita mengucapkan sesuatu belum tentu diterima oleh orang lain, maka disini kita saling maaf memaafkan sebelum datangnya bulan suci Ramadhan, ini persiapan yang pertama, yang kedua persiapan mental, apa persiapan mental, bahwa kita akan memasuki bulan suci Ramadhan, mustilah sehat, sehat fisik jasmani dan rohani, supaya kita betul-betul puasa kita adalah betul-betul puasa yang berkualitas ini yang kedua, yang ketiga apa persiapan kita untuk memasuki bulan suci Ramadhan hah ini kalau disini biasa mungkin barangkali dimana-mana di Indonesia ini biasa ziarah kubur sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, ada hadits Nabi walaupun sebagian ulama mengatakan ini doif, karena kita bukan menerapkan suatu hukum, bahwa ketika datang bulan suci Ramadhan, penghuni kubur akan keluar dari kubur mereka, maka mereka akan datang kerumah-rumah saudara mereka, mereka berkata wahai anak-anakku, wahai saudaraku, wahai suamiku, wahai cucu-cucuku berikan aku berkat dalam kubur satu atau dua suap apabila kalian tidak mau bersedekah untuk aku maka maksudnya nanti disini nanti dibulan suci Ramadhan banyak sedekah, kalau tidak mau kalau kalian tidak mau bersedekah dibulan suci Ramadhan maka hendaklah kalian bacakan ayat Al Quran, kalian berikan kepadaku doa, ziarah kubur sebelum masuk bulan suci Ramadhan yang paling intinya adalah kita mengingat mati sebelum masuk bulan suci Ramadhan maka persiapan mental kita bahwa ini adalah Ramadhan saya yang terakhir, Ramadhan saya yang terakhir, maka kita akan berusaha bagaimana Ramadhan ini adalah Ramadahan yang betul-betul Ramadhan yang berkualitas.

Bapak ibu yang mulia, Rajab, Sya‟ban, Ramadhan ini adalah bulan-bulan yang penuh berkah, mudah-mudahan dengan bulan suci Ramadhan ini Isra Mi‟raj yang kita laksanakan masuknya bulan suci Ramadhan, semuanya kita Allah SWT masukkan kedalam bulan suci Ramadhan, amin ya rabbal alamin.

Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi kalau ada umur yang panjang, kalau ada umur yang panjang bolehlah kita berjumpa lagi, mohon maaf kepada orang tua-tua kami, tadi ada yang merequest, merequest orang tua kita, ustad buatlah sikit merungut ungut, maronang-ronang.

(32)

TRANSKRIP CERAMAH

Nama Ustad : Abdul Fattah Hafidzhahullah Kegiatan : Tabligh Akbar

Tema : Pembatal-pembatal Syahadat Waktu : 21 Oktober 2015, 18.30 – Selesai

Lokasi : Masjid Al Anshor Ring Road Pasar 3 Medan

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Sebelum kita mulai ada satu permohonan saya kepada bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian terutama kepada panitia karena mungkin keadaan kita yang berbeda-beda atau kemampuan kita yang berbda-beda maka untuk pribadi saya, saya memohon kepada bapak dan ibu sekalian untuk tabirnya diturunkan.

Membaca doa, Syahadat, Shalawat

(33)

seperti tidak berdaya untuk meninggalkannya. Oleh sebab itu pantaslah kita berdoa dengan doa Allahumma arinal-haqqa haqqan warzuqnat-tiba'ah, wa arinal-batila batilan warzuqnaj-tinabah, Ya Allah perlihatkanlah kepadaku yang haq yang benar itu memang benar dan berilah kemampuan untuk bisa melaksanakannya dan beritahulah kepadaku yang salah itu adalah salah yang bathil itu adalah bathil dan berikanlah kemampuan atau taufik untuk bisa meninggalkannya. Karena adakalanya orang memanang yang haq seperti bathil dan yang bathil seperti haq. Jadi jika seseorang bisa melihat yang kebenaran itu sebuah kebenaran itu merupakan petunjuka Allah. Jika dia melihat sesuatu kebathilan itu sebuah kebathilan itu petunjuk Allah apalagi jika Allah memberikan taufik kepadanya untuk bisa berada diatas kebenaran. Maka sepantasnya kita memperbanyak bersyukur kepada Allah.

Kemudian shalawat dan salam dimohonkan kepada Allah untuk disampaikan kepada Rasulullah SAW dan itu adalah yang utama yang disyariatkan kepada kita. Oleh sebab itu shalawat kepada nabi merupakan ibadah demikian juga kepada keluarga beliau, para sahabat-sahabat beliau, para tarbiin dan orang-orang yang selalu berusaha untuk beribadah kepada Allah dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Kemudian kita berlindung kepada Allah dari keburukan-keburukan dari diri kita dari kesalahan amalan-amalan kita karena Allah yang akan memberikan perlindungan dan pengampunan terhadap apa-apa yang terjadi dari kesalahan-kesalahan kita, karena barang siapa yang Allah berikan petunjuk kepadanya maka tidak seorangpun yang bisa menyesatkannya, beruntunglah orang yang dapat petunjuk dari Allah dan barang siapa yang Allah biarkan mereka tersesat maka tidak ada orang yang bisa memberikan petunjuk kepadanya. Maka petunjuk itu, hidayah itu dari sisi Allah SWT. Oleh sebab itu maka hendaknya kita senantiasa berdoa mengharapkan agar Allah memberikan petunjuknya kepada kita. Karena tanpa hidayah tanpa petunjuk Allah kita akan menjadi orang-orang yang binasa baik didunia maupun diakhirat.

(34)

Rasulullah itu sifatnya mutlak, sampai ditegaskan dalam surat An-Nisa ayat 80 barang siapa yang taat kepada rasul berarti dia taat kepada Allah. Ayat ini juga mengandung makna tentang kemaksuman Rasulullah SAW, karena kalau bukan beliau maksum Allah tidak akan memerintahkan ketaatnya kepadanya secara mutlak. Dan juga ditegaskan bahwa pada diri Rasul terdapat teladan contoh yang baik. Maka bicara Islam adalah bicara apa yang diajarkan nabi. Makanya makna dari syahadat Ashaduallailahailallah Wa ashadu anha Muhammadarasulullah yaitu adalah yaitu membenarkan seluruh berita yang beliau sampaikan, mentaati seluruh yang beliau perintahkan, meninggalkan semua yang beliau larang dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat yang beliau ajarkan. Itulah makna daripada syahadat, apa saja perintah dari nabi wajib dibenarkan tidak boleh didustakan tidak boleh diingkari dan apa yang beliau perintahkan wajib ditaati menurut kemampuan kita dan apa yang beliau larang wajib di tinggalkan dan tidak boleh menyakini suatu perbuatan sebagai beribadah kepada Allah termasuk ajaran agama kalau tidak diajarkan oleh beliau.

Bahkan berkaitan perintah dan larangan Nabi mengatakan apa saja yang aku larang kalian daripadanya tinggalkan, dan apa-apa yang aku perintahkan laksanakan yang mana yang kalian mampu. Beda antar perintah dan larangan, dalam masalah perintah dikatakan maka laksanakan diantaranya, diantara yang diperintahkan nabi itu yang mana yang kalian mampu. Kan seperti ada keringanan dalam masalah perintah yang dilaksanakan sebatas yang kita mampu. Berkaitan dengan larangan apa yang aku larang daripadanya tinggalkan, disini nabi tidak ada mengatakan masta‟tum , artinya semua yang diharamkan nabi diharamkan Allah itu bisa ditinggalkan, tapi belum tentu semua yang diperintah Allah bisa dilaksanakan. Contoh dalam perintah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa dibulan Ramadhan, apakah semua orang mampu berpuasa dibulan Ramadhan? Tidak, dan Allah memberikan keringanan barang siapa diantara kalian sakit boleh ganti pada hari yang lain. Begitu juga dalam banyak perintah, zakat, haji bagi yang mampu dan yang lain-lainya yang sifatnya perintah, tapi perkara yang sifatnya larangan nabi tidak mengatakan masta‟tum yang mana yang kalian mampu, berarti semua apa yang dilarang nabi itu mesti bisa ditinggalkan. Coba kalau bisa kita menghadirkan seruan larangan nabi yang pantas kita melanggarnya ada alasan syar‟i untuk melanggarnya dengan alasan tidak mampu? Coba kalau bisa menunjukan satu perkara yang diharamkan dan kita tidak mampu meninggalkannya dan alasan itu bisa diterima, ada tidak diantara jamaah yang bisa kasih contoh ? Gak ada kan, berarti kita yakini bahwa semua larangan bisa ditinggalkan, nah itu perlu diingat-ingat. Tidak ada istilah tidak mampu meninggalkan yang diharamkan oleh Allah yang ada hanyalah tidak mau.

(35)

Islam ? Ya apabila batal syahadatnya. Bila batal syahadatnya batalah keIslaman seseorang. Kan itu kesimpulannya, orang masuk Islam dengan syahadat berarti dia keluar dari Islam dengan batalnya atau keluar dari konsekuensi syahadat tersebut. Pada intinya demikian. Seperti juga disebutkan dalam surat Al Bayyinah manusia atau mereka itu tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dan mengikhlaskan Din hanya untuk Allah, itulah manusia diciptakan. tidak AKU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU surat Adh-Dhariyat ayat 56. Kemudian kata nabi aku diperintahkan oleh Allah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan La illaha Ilallah dan Muhammad Rasulullah atau hingga orang itu bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah dan dia bersaksi bahwa aku ini adalah rasul Allah.

Dalam hadits yang lain yang sudah sering kita dengar kata nabi barang siapa yang bersaksi dengan La illaha Ilallah dan Muhammad Rasulullah maka maksumlah, terpeliharalah darahnya, nyawanya, hartanya, dan kehormatannya, tidak boleh dibunuh, tidak boleh ditumpahkan darahnya, tidak boleh diambil hartanya dan tidak boleh dirusak kehormatannya kalau dia sudah mengucapkan Laillaha Ilallah Muhammad Rasulullah, kecuali dengan hak-hak Islam, seperti kalau orang sudah berkeluarga kemudian berzina maka dibunuh dengan di rajam, atau seseorang yang membunuh maka dibunuh juga qisash, atau seorang Islam kemudian murtad dan berpisah dari jamiatul muslimin kemudian dikatakan hisab seseorang itu kembali kepada Allah. Yang jelas kalau seseorang mengucapakan dua kalimat syahadat dia menjadi muslim hisabnya disisi Allah.

Jadi intinya seseorang menjadi muslim dengan dua kalimat syahadat, dan apabila seseorang meninggal sudah bersyahadat maka dikatakan pada akhirnya dia akan masuk kedalam surga. Syahadat itu menyelamatkan seseorang itu dari api neraka.Selamat dalam dua arti kata, pertama selamat dari sentuhan api neraka dan kedua selamat dari kekal dalam neraka, jadi selamat itu ada dua pengertian, selamat tidak masuk neraka dan selamat tidak kekal dalam neraka. Habis dosanya dikeluarkan dari neraka kemudian dimasukan kedalam surga.

(36)
(37)

kalau mau meminta kepada sesuatu yang tidak punya. Manusia itu sama seperti kita, dia tidak serba memiliki, dia punya hanya dititipi saja. DIA yang menghidupkan DIA yang mematikan DIA yang bisa membalas DIA yang punya surga dan DIA yang punya neraka, maka oleh sebab itulah tidak layak manusia beribadah kepada selain DIA karena tidak ada gunanya, daripada beribadah kepada selain Allah mendingan gak sama sekali karena gak menjadi beban pemikiran dan tidak ada beban tenaga kenapa?, karena tidak ada gunanya menyembah kepada selain Allah beribadah kepada selain Allah itu gak ada gunanya, hanya buang-bunga waktu, buang-buang tenaga, buang-buang harta, karena selain Allah itu tidak bisa memenuhi kebutuhan kita, tidak bisa menolong kita, tidak bisa menyelamatkan kita didunia dan akhirat. Makanya setelah kita tahu gak ada gunanya beribadah atau mengikuti aturan selain aturan Allah karena Allah yang menciptakan seluruh alam ini dan DIA yang menghidupkan dan mematikan, DIA yang mengatur rejeki seluruhnya maka kalaulah tidak sesuai dengan syariat Allah hidup didunia ini tidak ada gunanya. Tidak ada gunanya hidup didunia ini kalau tidak sesuai dengan syariat Islam karena hanya akan menjadi sebab bencana, sebab kebinasaan. Selain Allah itu lemah, maka dari sebab itulah kita diperintahkan oleh Allah untuk memahami kemudian menyakini kalau sudah yakin kemudian diikrarkan kalau sudah diikrarkan kemudian coba untuk dibuktikan dengan berbagai perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Makanya barang siapa yang meninggal dalam keadaan dia sudah memahami bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah maka dia masuk surga. Orang yang mengucapkan La illaha Ilallah dengan dasar ilmu, wal yakin yang dia yakini maka dia akan laksanakan perintah-perintah Allah dan dia akan tinggalkan larangan-larangan Allah. Kalimat La illaha Ilallah tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan sebenarnya kecuali Allah, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dikatakan dia mempunyai dua rukun. menapikan penyembahan terhadap selain Allah dan menetapkan penyembahan hanya kepada Allah, maka untuk hal ini begini, ketika seseorang sudah melaksanakan perintah-perintah Allah apa yang diperintahkan oleh Allah dia lakukan, sudah tepatkan orang ini dikatakan muslim? semua yang diperintahkan Allah dia laksanakan apakah dia sudah menjadi muslim? belum sampai yang dilarang Allah dia tinggalkan, karena orang-orang Arab jahiliyah dulu mereka juga beibadah kepada Allah cuma mereka tidak mau dilarang menyembah selain Allah, jadi mereka Allah disembahnya selain Allah juga disembah. Bahkan ketika mereka menyembah berhala kata mereka tidaklah kami ibadahi ini berhala-berhala ini kecuali dengan keyakinan harapan kami ini adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Jadi berarti ucapan syahadat La illaha Ilallah menuntut dua hal, satu tidak akan beribadah kepada selain Allah kemudian dia menyembah kepada Allah saja. Inilah intinya, jika orang keluar dari dua hal ini keluar dia dari Islam, batalah keIslamannya itulah yang dinamakan dengan syirik.

(38)

Allah dengan syirik besar dengan segala perinciannya itu banyak sekali kan, berdoa kepada selain Allah, doa itu ibadah maka ibadah tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Ketika seorang berdoa kepada selain Allah, doa ini kan untuk mendatangkan manfaat atau menolak mudharat, Ya Allah berikan aku sesuatu, Ya Allah lindungi aku selamatkan aku jauhkan aku dari sesuatu, meminta manfaat dan menjauhkan mudharat, adakah yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat selain Allah? tidak ada, oleh sebab itu tidak boleh meminta kepada selain Allah. Makanya dikatakan doa itu ibadah. Mengharapkan suatu ibadah kepada selain Allah termasuk kesyirikan. Jadi pembatal Islam pertama adalah syirik dengan segala bentuknya yang tergolong kepada syirik akbar, syirik besar seperti dikatakan sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Kalau seseorang mati membawa dosa syirik yang dia tidak bertobat dari kesyirikannya sebelum matinya maka dijamin orang ini tidak mendapatkan pengampunan dari Allah selama-lamanya. Allah jelaskan Allah tidak mengampuni dosa seseorang yang menserikatkan Allah. Jadi dosa syirik ini obatnya cuman satu, yaitu tobat sebelum mati. Seperti firman Allah juga janganlah kalian berdoa kepada selain Allah yaitu sesuatu yang tidak bisa mendatangkan manfaat kepada kalian dan tidak bisa juga menjauhkan mudharat kepada kalian jika itu kalian kerjakan maka sungguh kalian termasuk diantara orang-orang yang zalim dan zalim yang dimaksud dalam ayat ini adalah termasuk diantara orang musyrik surat Yunus ayat 106. Jika seseorang berdoa meminta kepada selain Allah kenapa? orang yang meminta kepada selain Allah dia anggap sesuatu yang diminta pertolongan itu mampu mendatangkan manfaat kepadanya, contoh umpamanya orang yang meminta kepada arwah-arwah orang saleh yang ada didalam kubur yang dia anggap yang dia datangi itu hajatnya bisa terpenuhi, contoh dia mau menikah sudah lama belum dapat-dapat juga kemudian dia pergi kekuburan orang saleh, pergi kekuburan kalau dia mau meminta kepada Allah kenapa dia datang kekuburan? mana syariatnya kan begitukan. Kenapa dia kekuburan, karena dia menganggap ada pengaruh arwah orang saleh ini untuk bisa menyampaikan hajatnya. Apakah arwah orang saleh itu bisa mendatangkan manfaat? tidak. Makanya kalau orang mengerti, punya ilmu tentang La ilaha Ilallah maka dia tidak melakukan kesyirikan, maka diperintahkan dalam ayat ilmu kalimat La illaha Ilallah. Kemudian sabda Rasulullah SAW dalam diriwayatkan Imam Bukhari kata nabi barangsiapa yang mati dalam keadaan dia berdoa kepada selain Allah meminta kepada selain Allah yaitu sebagai tandingannya maka dia masuk kedalam neraka. Kemudian segala bentuk amalan-amalan keyakinan-keyakinan yang termasuk katagori syirik akbar tentunya bukan ini pembahasannya karena kita akan menyebutkan beberapa perkara yang dapat menyebabkan batalnya keIslaman seseorang. Bahwasanya dia itu beribadah kepada selain Allah disamping dia beribadah kepada Allah atau dia tidak mau beribadah kepada Allah maka batalah Islamanya syahadatnya kalau dia tidak mau secara i‟tikadi dia tidak memandang perlu untuk beribadah kepada Allah artinya dia membatalkan syahadatnya, murtad dia.

Referensi

Dokumen terkait

Humbang Hasundutan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 42 15071902710300 HONDA SIHOTANG Kab.. Humbang Hasundutan Guru

Pemodelan tata ruang dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi dalam bentuk visualisasi 3D yang menampilkan keseluruhan kondisi tata ruang mulai dari

Pada proyek akhir ini merupakan salah satu cara untuk menambah layanan suatu jaringan lokal intranet di PCR yang berbasis digital dan sebagai media pendistribusian content TV

Video juga merupakan komponen penting dalam distance learning, suatu metode pengajaran yang tidak lagi terikat oleh ruang.Dalam upaya memenuhi kebutuhan peralatan

Dari hasil perbandingan dengan program THAL dan Kuljian, hasil perhitungan kode komputer PresTHa-C untuk temperatur pendingin, kelongsong, dan temperatur pusat

Kedua, masalah dan fokus penelitian ini adalah: (1) etika moral ekonomi apa yang melandasi petani dalam membangun sistem nafkahnya?; (2) bagaimana bentuk strategi nafkah

Kinerja keuangan dapat meningkat jika cost of capital (biaya modal) perusahaan rendah, karena tingkat hutang yang terjadi dalam perusahaan semakin rendah ini yang

a) Quiters (mereka yang berhenti). Tak diragukan lagi, ada banyak orang yang memilih untuk keluar menghindari kewajiban, mundur dari usahanya. Mereka ini disebut dengan