• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom id"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik

Di Kabupaten Garut

Moch. Ridwan Fauzi

ridwanfauzi220@yahoo.co.id

Abstrak - Menganalisis menganalisa Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksplanasi dengan teknik evaluasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi lapangan melalui angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan model analisis jalur (path analysis). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut. Sedangkan pengujian pada sub hipotesis menunjukkan, secara simultan terdapat pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik terhadap Kinerja Kader Partai Politik, secara parsial Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik berpengaruh terhadap peningkatan raihan suara partai, Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut, memiliki korelasi yang signifikan terhadap manajemen partai politik. Sementara itu antar variabel bebas terdapat hubungan korelasional, kecuali antar variabel terikat terdapat hubungan korelasional.

Kata Kunci – Pelaksanaan kebijakan platform Partai Politik dan manajemen partai politik, kinerja kader partai politik dalam peningkatan raihan suara partai politik.

1

Pendahuluan

Demokrasi pada mulanya merupakan satu gagasan tentang pola kehidupan yang muncul sebagai reaksi terhadap kenyataan sosial politik yang tidak manusiawi di tengah-tengah masyarakat. Reaksi tersebut tentu datangnya dari orang-orang yang berpikir idealis dan bijaksana. Mereka terusik dan tergugah melihat adanya pengekangan dan pemerkosaan terhadap hak-hak asasi manusia. Ada tiga nilai ideal yang mendukung demokrasi sebagai satu gagasan kehidupan yaitu kemerdekaan (freedom), persamaan (ekuality), dan keadilan (justice). Dalam kenyataan hidup, ide tersebut direalisasikan melalui perwujudan symbol-simbol dan hakekat dari nilai-nilai dasar demokrasi sungguh-sungguh mewakili atau diangkat dari kenyataan hidup yang sepadan dengan nilai-nilai itu sendiri.

(2)

kekerasan. Rezim-rezim demokratis dibedakan oleh kekerasan, legalitas, dan legitimasi berbagai organisasi dan himpunan yang relatif bebas dalam hubungannya dengan pemerintah dan dengan dirinya satu sama lain. Salah satu hal penting untuk memenuhi prasyarat tersebut diatas yaitu dengan melaksanakan pemilihan umum, karena tidak ada demokrasi tanpa diikuti pemilihan umum yang merupakan wujud yang paling nyata dari demokrasi.

Salah satu lembaga politik yang merupakan ukuran demokrasi adalah lembaga parpol. Setidaknya parpol menjadi lembaga politik yang jauh dinamis dibandingkan dengan lembaga formal lainnya, sebab di dalam partai secara konseptual melaksanakan berbagai fungsi politik seperti artikulasi kepentingan, pendidikan politik, komunikasi politik, rekruitmen politik sosialisasi politik. Parpol sebagai salah satu indikator berjalannya mesin demokrasi tentunya tidaklah diskriminatif dalam merekrut atau mengkader anggota-anggotanya. Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Partai Politik adalah kendaraan untuk mencapai tujuan politik. Partai Politik diterjemahkan sebagai organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga negara secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggotanya, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945.

Substansi sebuah partai politik adalah sebuah lembaga yang didirikan atas suatu kehendak. Kehendak yang dimaksud disini adalah sebuah konsep ideologis yang mendasari dibentuknya sebuah parpol. Sehingga yang membedakan antara partai politik yang satu dengan yang lain adalah konsep ideoligis atau platform partai. Masing-masing parpol memiliki konsep khas, yang berbeda dengan partai politik lainnya, mereka yang memiliki cara pandang yang sama, konsep ideologis yang sama, bergabung dalam satu partai politik tertentu. ‘

Dalam perolehan suara dalam ajang pemilihan umum suatu partai politik dituntut untuk menerapkan kebijakannya platfromnya secara optimal, dimana Platform partai politik seakan menjadi diskripsi kebijakan partai politik tersebut, jika mereka memenangkan pemilu, baik pemilu legislatif (DPR/DPRD), maupun eksekutif (Pilpres dan Pilkada). Di negara-negara yang diteliti oleh Klingemenn diatas terdapat korelasi antara baiknya platform partai politik dengan daya dukung publik terhadapnya. Di lain pihak platform partai yang dijalankan melalui kebijakan yang konsisten nyatanya menghasilkan keberhasilan pembangunan di beberapa negara tersebut. Dalam konteks ini, partai politik seakan menjadi jantung keberlangsungan tata kelola bernegara.

Namun fenomena yang terjadi Di negara kita, khususnya pasca reformasi dimana partai politik tumbuh bak jamur di musim hujan, platform partai politik masih menjadi jualan yang tak diperhitungkan. Persoalan lain yang lebih fundamental adalah, masih banyaknya partai politik yang tidak jelas platformnya. Ketidak jelasan tersebut minimal berada pada dua aras. Pertama ketidakjelasan ada atau tidaknya platform itu sendiri pada masing-masing partai politik kita. Tidak sedikit partai politik di tempat kita yang tidak memiliki platform, jika pun ada, maka hanya diamaknai sebagai aksesori belaka.

(3)

2.1

Teori tentang Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Pilitik

Dalam sistem pemerintahan, posisi pemerintah merupakan salah satu pembuat keputusan-keputusan yang ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat, keputusan-keputusan tersebut merupakan salah satu bentuk dari kebijakan pemerintah yang merupakan kebijakan publik, yaitu suatu rangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat (Islamy, 2007 : 20).

Implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting bahkan lebih penting dari formulasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan langkah nyata untuk mewujudkan tujuan – tujuan yang normatif kebijakan yang dirumuskan melalui langkah-langkah formulasi kebijakan. Sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (2005a ; 162) bahwa Pemerintah boleh jadi mempunyai sejumlah kebijakan beserta tujuannya yang layak dipuji, sayangnya dalam menterjemahkan kebijakan tersebut ke dalam bentuk program-program, pada saat implementasi terdapat sandungan berat. Oleh karena itu konsep kebijakan publik pada penelitian ini dikhususnya pada kajian implementasi kebijakan.

Demikian halnya dalam pelaksanaan kebijakan platform partai politik yang menjadi kerangka dasar dalam menjalankan suatu kegiatan partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua lapisan masyarakat. Penggalangan dukungan rakyat terhadap negara memerlukan partai politik sebagai institusi yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Partai politik menjalankan fungsi-fungsinya dalam sistem politik antara lain sebagai sarana partisipasi politik dan fungsi sebagai pemandu kepentingan, tetapi fungsi utama dari partai politik ialah mencari dan mempertahankan eksistensi dalam bentuk kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi partai tersebut.

2.2

Manajemen Partai Politik

Dalam literatur politik, setidaknya dikenal 80 defenisi mengenai partai politik. Namun, terlepas dari variasi yang ada, para pakar politik sepakat bahwa partai politik memiliki beberapa ciri umum sebagai berikut :

a. Kumpulan orang-orang yang se-ide dan berupaya mewujudkan ide-ide mereka dalam kehidupan masyarakat,

b. Memiliki organisasi yang rapi, yang menjamin kontinyutas kegiatan sepanjang tahun, c. Berupaya menyusun agenda kebijakan publik, serta berusaha mempengaruhi

pengambilan keputusan atas agenda tersebut,

d. Berambisi menempatkan wakil-wakilnya dalam jajaran pemerintahan.

Partai politik adalah unsur penting dalam kehidupan politik dan pemerintahan. Partai politik menghubungkan masyarakat madani dengan negara dan lembaga-lembaganya. Selain itu, partai menyuarakan pandangan serta kepentingan berbagai kalangan masyarakat. Serupa lembaga-lembaga politik lainnya, partai politik tentu memiliki kelemahan dan kekurangan. Akan tetapi, sentimen anti partai, emoh partai, yang berkembang selama ini bersumber dari orde politik yang melecehkan peran serta warga negara supaya segolongan masyarakat dapat berkuasa dan mengontrol seluruh rakyat dan sumberdaya nasional dengan cara-cara yang monopolistik dan monolitik.

Secara lebih spesifik Vicky Randall dan Lars Svasand (2008; 13-14) mengusulkan empat kriteria manajemen partai politik untuk mengukur eksistensi partai yaitu :

(4)

sehingga mampu berfungsi sebagai acuan dan prosedur dalam melaksanakan semua fungsinya sebagai partai politik. Suatu partai politik dapat dikatakan telah terinstitutionalisasi dari segi kesisteman bila partai politik melaksanakan fungsinya semata-mata menurut AD/ ART yang dirumuskan secara komprehensif dan rinci itu. Derajat kesisteman suatu partai poilitik dapat dilihat dari asal-usul partai politik tersebut, apakah dibentuk dari atas, dari bawah, atau dari atas yang disambut dari bawah.

2. Identitas nilai merupakan orientasi kebijakan dan tindakan partai politik menurut ideologi atau platform partai. Identitas nilai seperti ini tidak hanya tampak pada pola dan arah kebijakan yang diperjuangkan partai politik tetapi juga tampak pada basis sosial pendukungnya. Lapisan sosial atau golongan masyarakat memberi dukungan kepada suatu partai karena mengidentifikasi orientasi politiknya dengan ideologi atau platform partai politik tersebut. Indikator derajat identitas nilai suatu partai politik dapat dilihat dari bagaimana hubungan partai dengan kelompok masyarakat tertentu, apakah partai politik tersebut merupakan gerakan sosial yang didukung kelompok masyarakat tertentu, seperti buruh, petani, dunia usaha, kelas menengah, komunitas agama tertentu, komunitas kelompok etnik tertentu, dan apa yang akan di dapat jika menjadi anggota partai tersebut apakah anggota tersebut akan mendapatkan materi ataukah partai politik tersebut dapat bertindak berdasarkan ideologi partai

3. Derajat otonomi suatu partai politik dalam pembuatan keputusan berkait dengan hubungan partai dengan aktor luar partai, baik dengan sumber otoritas tertentu yaitu penguasa, pemerintah maupun dengan sumber dana seperti pengusaha, penguasa, negara atau lembaga luar, dan sumber dukungan massa yaitu organisasi masyarakat. Pola hubungan suatu partai dengan aktor di luar partai dapat berupa hubungan ketergantungan kepada aktor luar, hubungan itu bersifat saling tergantung dan hubungan itu berupa jaringan yang memberi dukungan kepada partai.

Derajat pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pertanyaan apakah keberadaan partai politik itu telah tertanam bayangan masyarakat seperti dimaksudkan partai politik itu. Yang menjadi isu utama di sini bukan terutama tentang sikap masyarakat mengenai partai politik umumnya, tetapi tentang kiprah masing-masing partai politik bagi masyarakat. Bila sosok dan kiprah partai politik tertentu telah tertanam pada pola pikir masyarakat seperti dimaksudkan partai politik tersebut itu, maka pihak lain baik individu maupun lembaga di masyarakat akan menyesuaikan aspirasi dan harapannya atau sikap dan perilaku mereka dengan keberadaan partai politik itu.

2.3

Kinerja Kader Partai Polotik

Istilah kinerja berkaitan dengan istilah ‘produktivitas’ yang berarti kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu dengan berhasil dan efisien. Hal ini seperti yang dikemukakan Faustino Cardosa Gomes (dalam Mangkunegara, 2005 : 9) bahwa kinerja karyawan sebagai : “Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas”. Sedangkan kata kinerja dalam bahasa Inggris yakni job performance

atau actual performanceyang secara sederhana berarti prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai seseorang.

(5)

dalam memahami tugas dan fungsinya dalam bekerja. Selain itu juga, Iskandar (2010:265) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil pencapaian atau suatu prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang dilaksanakan oleh kelompok dan perorangan dengan saling pengertian dan pertimbangan bersama yang berpedoman pada suatu standar kerja.

Pada dasarnya manajemen yang berhasil mengelola organisasi mampu menjadikan organisasi tersebut sebagai organisasi berkinerja tinggi. Untuk menilai kinerja, maka digunakan pengukuran kinerja sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Agar pengukuran kinerja terlaksana dengan baik, LAN RI (dalam Iskandar, 2010:268-269) mengemukakan bahwa setiap organisasi harus : a) membuat komitmen untuk mengukur kinerja dan memulainya segera, b) perlakukan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan (on going process), c) sesungguhnya proses pengukuran kinerja dengan organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kinerja kader partai menyangkut tiga langkah kegiatan yaitu proses, hasil dan dampak. Kinerja berhubungan erat dengan masalah produktivitas kerja, efektivitas dan efisiensi. Kinerja pegawai akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja keras, mempunyai harapan (expecation) masa depan lebih baik.

Sedarmayanti (2012:221), menyatakan bahwa untuk mengukur kompetensi sesorang dalam organisasi maupun kelompok terdapat 2 (dua) dimensi yaitu kemampuan dan pengalaman/ keahlian, secara rinci penulis uraikan sebagai berikut :

1. Kemampuan merupakan kekuatan yang merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan. Kemampuan keseluruhan individu, hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Pengalaman / keahlian merupakan suatu dimensi kompetensi yang dijadikan kriteria ampuh dalam menjelaskan seseorang dapat dipertahankan dan dijadikan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, sebagai indikator dari pengalaman ini diantaranya masa kerja, partisipasi dalam kegiatan, usia kronologis dan lain sebagainya.

2.4

Peningkatan Perolehan Suara Partai Politik

Raihan suara merupakan tolak ukur kemenangan suatu partai, dimana raihan suara tersebut sesuatu yang dipandang perlu dalam pencapaian tujuan suatu partai dalam perolehan kemenangan pada setiap pesta demokrasi atau pemilihan umum setiap lima tahun sekali.

Sebagaimana dikemukakan Sitepu (2012 ; 136 ) bahwa pemilihan umum adalah merupakan sarana demokrasi terpenting, tidak saja dalam pengertian sebagai proses perwujudan nyata terhadap kedaulatan rakyat melainkan juga sebagai instrument perubahan social dan politik dan suksesi yang berlangsung secara berkala.

Dalam hal tersebut tentunya pencapaian suksesi suatu partai politik tidak terlepas dari seberapa besar raihan suara yang diperoleh dalam ajang pesta demokrasi tersebut, sebagaimana lebih lanjut Sitepu (2012 ; 137) mengemukakan dimensi-dimensi perkembangan raihan suara terdiri dari (1) perencanaan, (2) pendataan dan pelaksanaan (3) Hasil dan Dampak. Secara rinci penulis uraikan sebagai berikut :

(6)

2. Pendataan dan pelaksanaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisasi/ kelompok yang dimulai dari tahapan pendataan anggaran biaya dan pelaksanaan pendataan raihan suara.

3. Hasil/ Dampak yaitu suatu pencapaian akhir dari sebuah kegiatan yang memiliki akibat terhadap efektivitas pencapaian tujuan yang dihendaki oleh organisasi maupun kelompok. Untuk memperoleh suara dalam pemilu diperlukan mesin partai yaitu kader yang hadir melalui proses rekrutmen. Rekrutmen partai politik dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui eksistensi sebuah partai politik. Merupakan suatu hal yang mutlak bagi partai politik untuk merekrut kader untuk berpartisipasi secara aktif dalam kampanye dan mengajukan calon untuk menduduki posisi struktural dalam pemerintahan ( pilkada) mereka harus mendapatkan simpati rakyat dengan menawarkan ide dan tujuan yang membuat mereka merasa bahwa mereka bagian dari proses politik (simbol integritas) dengan begitu mereka akan membentuk pemerintahan dan saluran internal untuk menghasilkan program yang memuaskan untuk sebagian besar warga negara (fungsi agregasi), (Scimitter (1999: 477-478).

3

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi. Metode penelitian eksplanasi merupakan metode untuk mencari keterangan atau penjelasan dengan tujuan menjelaskan hubungan kausalitas atau sebab akibat antara lain dari dua variabel berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada dan berusaha untuk mencari variabel penyebabnya. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian hubungan sebab akibat (causal effectual).

Metode eksplanasi ini dengan teknik evaluasi yaitu suatu teknik penelitian untuk menguji hasil dan dampak dari suatu kegiatan atau tindakan terhadap obyek atau lingkungannya. Iskandar (2009b:194-195) menyatakan bahwa tujuan penelitian evaluatif adalah untuk mengukur akibat-akibat atau dampak-dampak dari suatu program tertentu terhadap tujuan-tujuan yang akan di capai oleh suatu lembaga pelayanan tertentu. Selain itu, tujuan lainnya adalah memperoleh fakta-fakta bagi pembuatan keputusan mengenai pragram-program selanjutnya serta peningkatan program-program tersebut di masa mendatang.

Populasi penelitian sebanyak 277 orang Kader Partai Golongan Karya Kabupaten Garut yang tersebar di setiap wilayah DPC Partai Golongan Karya Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 73 responden Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi lapangan melalui angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan model analisis jalur (path analysis).

4

Pembahasan

Penurunan suara Partai Partai Golongan Karya pada pemilu 2009 merupakan suatu fenomena politik yang menarik untuk dibahas, untuk menjawab hal tersebut diperlukan suatu konsep dan teori maka pada bagian kerangka pemikiran ini. Perumusan arah tujuan ini berdasarkan pada beberapa konsepsi dasar yang disadur dari beberapa referensi yang dianggap memiliki kompetensi demi pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.

(7)

dilakukan oleh pemilih melalui aturan-aturan yang ditetapkan, guna memperoleh atau mempertahankan eksistensi sebuah partai politik.

Eksistensi sebuat partai politik tersebut didasarkan pada suatu implementasi kebijakan yang ditetapkannya sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan partai politik . Sejalan dengan femomena tersebut penyelenggaraan politik di dalam suatu Negara merupakan bagian dari kajian ilmu administrasi negara .

Administrasi negara (publik administration) yang dikenal di Indonesia adalah salah satu aspek dari kegiatan pemerintah, sebagaimana dikemukakan Waldo (dalam Iskandar 2005/a : 18) yang mendefinisikan administrasi negara sebagai suatu organisasi dan manajemen manusia dalam pemerintahan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi negara sebagaimana dikemukakan oleh Dimock dan Dimock (dalam Iskandar, 2005/a : 17) adalah suatu ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui pemerintah dan cara mereka memperolehnya. Oleh sebab itu ilmu administrasi negara tidak saja mempersoalkan apa yang dilakukan pemerintah tetapi juga bagaimana melakukannya. Sejalan dengan pendapat di atas Thoha (dalam Iskandar 2005/a : 17) mengemukakan bahwa ilmu administrasi negara ini diturunkan dari ibu administrasi dan ayah politik.

Lebih daripada itu administrasi negara mengambil bagian aktif dalam perumusan kebijakan negara sebagaimana Siagian (2000 : 12) mengemukakan bahwa pembangunan yang diselenggarakan akan menimbulkan ekses akibat perubahan. Ekses dimaksud adalah ada sesuatu yang hilang tetapi yang baru belum mampu menggantikannya. Malah hal itu menjadi kewajiban administrator publik untuk menumbuhkan konformitas terhadap sistem nilai dengan jalan : 1) melestarikan nilai-nilai dasar yang telah menjadi konsep, 2) menjalani aturan, 3) melakukan tindakan preventif terhadap kecenderungan untuk melawan standar perilaku yang telah dibakukan. Ketiga hal tersebut merupakan bentuk upaya administrasi negara dalam menciptakan kestabilan dalam kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, pengetahuan administrasi yang diterapkan dalam kegiatan politik atau negara atau pemerintahan itulah administrasi negara. Karena itu administrasi negara merupakan tindakan manajerial dalam mewujudkan tujuan-tujuan negara yang dilakukan oleh lembaga-lembaga negara. Kegiatan manajerial tersebut dapat dilihat dalam wujud perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Adapun Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu satu variabel bebas, satu variabel antara dan dua variabel terikat, untuk lebih rinci penulis uraikan konsep variabel sebagai berikut :

Dalam sistem pemerintahan, posisi pemerintah merupakan salah satu pembuat keputusan-keputusan yang ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat, keputusan-keputusan tersebut merupakan salah satu bentuk dari kebijakan pemerintah yang merupakan kebijakan publik, yaitu suatu rangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat (Islamy, 2007 : 20).

Implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting bahkan lebih penting dari formulasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan langkah nyata untuk mewujudkan tujuan – tujuan yang normatif kebijakan yang dirumuskan melalui langkah-langkah formulasi kebijakan. Sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (2005a ; 162) bahwa Pemerintah boleh jadi mempunyai sejumlah kebijakan beserta tujuannya yang layak dipuji, sayangnya dalam menterjemahkan kebijakan tersebut ke dalam bentuk program-program, pada saat implementasi terdapat sandungan berat. Oleh karena itu konsep kebijakan publik pada penelitian ini dikhususnya pada kajian implementasi kebijakan.

(8)

dasar dalam menjalankan suatu kegiatan partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua lapisan masyarakat. Penggalangan dukungan rakyat terhadap negara memerlukan partai politik sebagai institusi yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Partai politik menjalankan fungsi-fungsinya dalam sistem politik antara lain sebagai sarana partisipasi politik dan fungsi sebagai pemandu kepentingan, tetapi fungsi utama dari partai politik ialah mencari dan mempertahankan eksistensi dalam bentuk kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi partai tersebut.

Partai politik dianggap sebagai pusat politik dalam sistem Demokrasi, tujuan partai politik ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik yang biasanya dengan cara konstitusionil untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

Eksistensi partai sebagai keberadaan sebuah partai politik untuk memegang bagian dalam sistem politik karena kedudukan atau status yang dimilikinya. Keberadaan atau eksistensi partai politik dalam sistem politik ditentukan oleh jumlah suara yang diperoleh pada pemilu, sehingga penulis mengaggap untuk mengukur eksistensi partai adalah dengan melihat upaya dari partai politik dalam memperoleh suara pada pemilu.

Berkaitan dengan manajemen partai politik, apabila dikaitkan dengan fungsi manajemen meliputi beberapa hal seperti yang dikemukakan Fayol (dalam Sedarmayanti, 2001 : 5)

meliputi :

a. Plan what they are to do(merencanakan apa yang dilakukan) b. Organize to meet plan(mengorganisasi agar sesuai rencana)

c. Staff their organization with the necessary resources(menstaffingorganisasi dengan sumberdaya yang diperlukan)

d. Direct the resources to execute the plan (mengarahkan sumberdaya untuk mengeksekusi rencana)

e. Control the resources keeping them on course(mengontrol sumberdaya) Sebagai anggapan dasar dalam penelitian ini, penulis uraikan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik merupakan salah satu bentuk kerangka dasar dalam menjalankan suatu kegiatan / program partai politik sehingga partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua lapisan masyarakat, sehingga berdampak pada optimalisasi dan peningkatan perolehan suara partai politik.

2. Manajemen Partai politik merupakan mekanisme pengaturan mesin penggerak dalam menjalankan visi, misi partai politik dalam meraih peningkatan peraihan suara partai politik yang maksimal.

3. Kinerja Kader Parpol merupakan ujung tombak partai politik dalam menunjukkan eksistensi Partai Politik secara efektif dan optimal sehingga terwujudnya suatu peraihan suara terbanyak dalam setiap pemilihan umum.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.

Selanjutnya hasil penelitian terhadap sub-sub hipotesis sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik

2. Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Partai Politik.

3. Kinerja Partai Politik berpengaruh positif terhadap Peningkatan Raihan Suara Partai Politik.

4. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik memiliki korelasi yang signifikan.

(9)

Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Peningkatan Raihan Suara Partai Politik.

5

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut. Sedangkan pada masing-masing sub hipotesis yang diajukan menunjukkan antar variable penelitian berpengaruh secara positif dan signifikan.

Daftar Pustaka

Atmosudirdjo, Prajudi. 2003. Hukum Administras Negara.Ghalia Indonesia. Jakarta. Dwiyanto Indiahono, 2009.Kebijakan Publik.Penerbit Gava Media. Yogyakarta. Dwidjowijoto, Riant Nugroho. 2003. Analisa Kebijakan Publik. Hanindita. Yogyakarta.

---. 2003. Kebijakan Publik-Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia. Jakarta.

Fatah Saefulloh Eep, 2000, Zaman Kesempatan, Agenda-Agenda Besar Demokratisasi Pasca Orde Baru, Mizan Pustaka, Bandung.

Iskandar, Jusman. 2010. Manajemen Publik. Puspaga, Bandung

2009a. Kapita Selekta Administrasi Negara dan Kebijakan Publik. Puspaga, Bandung

Kristiadi. 2000. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Bumi Aksara. Jakarta.

Nawawi & Martini Hadari. 2001. Kepemimpinan yang Efektif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta :

Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Alfabeta. Bandung.

Ramto, H. Bunyamin. 2000. Sistem Pengambilan Keputusan Kebijakan Publik Yang Integralistik : Studi Kasus Kebijaksanaan Perumahan Dalam Wilayah DKI Jakarta,

Bandung : Disertasi Program Pascasarjana, Unpad.

Ramlan Subakti 2009, Kebijakan Platfrom Partai Politik, Gunung Agung Jakarta. Sitepu P Anthonius. 2012. Teori-Teori PolitikCV. Graha Ilmu. Yogyakarta

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Wahab, Abdul, Solichin. 2000. Analisis Kebijakan ; Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijakan Negara.Bumi Aksara. Jakarta.

Widodo, Joko. 2009.Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Bayumedia Publishing. Jakarta. Yudhoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah (Desentralisasi dan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Dokumen-Dokumen

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun guna memperoleh gelar Strata 1 (S1) ilmu Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam (PAI ) di STAIN Kudus. Latar belakang penyusunan skripsi ini

7 Saya terdorong bekerja apabila Dinas menyediakan peralatan keamanan bekerja (helm, masker, sepatu boots, dll).. Lampiran 4

Sistem yang berlaku adalah sistem borongan, dalam hal ini upah dihitung berdasarkan banyaknya pekerjaan penyusunan kayu yang bisa dilakukan oleh karyawan selama jam kerja (1

Tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan yang tak terhingga kepada penulis berupa nikmat rohani maupun jasmani sehingga

Permasalahan yang paling menonjol pada pembahasan adalah Boring (kebosanan) peserta didik setelah mengikuti pembelajaran selama beberapa saat. Dalam kajian disimpulkan

Perendaman bakso filler roti dalam asap cair ternyata menurunkan rasa bakso filler roti yang dihasilkan, tetapi hanya sedikit berpengaruh terhadap warna, lendir, tektur, dan

JUMLAH PENDUDUK USIA 65 TAHUN KE ATAS DI KECAMATAN LABUAPI MENURUT JENIS KELAMIN DAN DESA Population Age Above 65 Years by Sex and Village in Labuapi Sub District 2016 ....

Menurut penelitian Harapan (2004), yang bertujuan untuk mengidentifikasi tentang kepuasan kerja dan hubungannya dengan kinerja perawat tetap baik dalam memberikan asuhan