LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
NAMA :
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :
JURUSAN :
ASISTEN :
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?
Molaritas (M) adalah satuan konsentrasi dalam System Internasional yang banyak dipergunakan dan didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut dalam 1 L (1000 mL) larutan dengan satuan M
Molalitas (m) adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol.
Normalitas (N) adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitasi didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan dengan satuan N
(James, 2008)
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b), ppm, dan ppb!
Molar menyatakan jumlah milimol zat terlarut dalam 1 mL larutan Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan % berat/volume (b/v) gram zat terlarut per volum larutan di kali 100
% volume/volume (v/v) Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dikali 100 % berat/berat (b/b) gram zat terlarut per gram larutan dikali 100
Satuan ppm (gram zat terlarut per 100 gram larutan) ekuivalen dengan 1 mg zat terlarut dalam 1 Liter larutan
Satuan ppb (gram zat terlarut per satu juta gram larutan) ekuivalen dengan 1ug zat terlarut per 1 Liter larutan
(Chang, 2006).
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!
Perbedaan pengenceran larutan terdapat pada penuangan air atau aquades. Pada larutan HCl pekat pengenceran dilakukan dengan menuangkan aquades atau H2O ke dalam larutan HCl pekat. Sedangkan, pada H2SO4 dilakukan dengan cara yang sebaliknya menuangkan larutan H2SO4 ke dalam H2O atau aquades
(Redjeki, 2010).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian larutan :
Campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri dari zat pelarut dan terlarut (Sumardjo, 2008).
Sifat larutan :
1. Memiliki komposisi dan ukuran yang sama
2. Tidak memiliki bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak bedakan secara langsung antara)
3. Partikel ukurannya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih
4. Dalam larutan fase cair, pelarutnya adalah cairan dan zat yang terlarut bisa berwujud padat, cair, atau gas
5. Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar (Underwood, 2006).
b. Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan dalam Konsep Larutan Pengertian konsentrasi :
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Umunya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan (Underwood, 2006).
Perhitungan dalam konsep larutan : 1) MOLARITAS (M)
Banyak mol zat terlarut dalam 1000 mL larutan (Brady, 2011).
M = gr zat terlarut Mr x
1000 ml larutan
2) MOLALITAS (m)
Jumlah mol zat yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol (Brady, 2011).
m : molalitas (mol/kg)
Mr : massa relatif zat terlarut (g/mol)
3) NORMALITAS (N)
N = gr zat terlarutBE x ml larutan1000
Keterangan:
BE: Berat Ekivalen (Mr yang telah dipengaruhi oleh reaksi berdasarkan lepas atau diterimanya atom H. Rumus BE = Mr/Banyak atom H yang dilepas atau di terima)
4) FRAKSI MOL (X)
menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan (Oxtoby, 2006).
Xt =
mol zat terlarut(mol)
mol zat terlarut(mol)+mol pelarut(mol) dan
Xp =
mol zat pelarut(mol)
mol zat terlarut(mol)+mol pelarut(mol)
5) PART PER MILLIOIN (ppm)
menyatakan perbandingan bagian dalam satu juta bagian yang lain (Kenkel, 2007).
adalah menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut dalam volume atau berat total larutan (Kenkel, 2007).
ppb = µ g zat terlarut
volume larutan(L) x 100% atau ppb =
µg zat terlarut berat larutan(kg) x 100%
c. Aplikasi Larutan dalam Teknologi Pertanian Indonesia
C. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Dihitung konsentrasi larutan
NaCl ditimbang menggunakan neraca digital
Diletakkan dalam beaker glass
Dipindahkan kedalam labu ukur ukuran 100ml
Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan
NaCl 0,585 gram
Aquades Secukupnya
Aquades
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
Nacl ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik
Dilarutkan
Dipindahkan kedalam labu ukur ukuran 100ml
Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 96% (v/v)
Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran
Dipindahkan ke dalam labu takar 100ml
Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan NaCl 10 mg
Aquades Secukupnya
Aquades
Hasil
Etanol 96%
Aquades
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)
Ditimbang sebanyak 5 gram
Diletakkan kedalam beaker glass
Dipindahkan kedalam labu takar 100ml
Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
Perhitungan konsentrasi HCL 32% dan volume yang dibutuhkan
Dihitung volume HCL yang akan diambil dengan rumus pengenceran
Diletakkan dalam labu ukur yang berukuran 100ml
Ditambahkan hingga tanda batas
Dikocok hingga homogen Gula Pasir
Aquades Secukupnya
Aquades
Hasil
Larutan HCl 32%
Aquades
D. DATA HASIL PRAKTIKUM
Larutan Konsentrasi Solute (zat terlarut) /satuan (g/ml) Solven (pelarut) / satuan(g/ml)
NaCl
0,1 M
0,585 gram
0,5863 gram
100 ml aquades
100 ppm
0,01 gram
0,0117 gram
100 ml aquades
Etanol 96% (v/v) 10,4 ml 89,6 ml
Gula 5% (b/v)
5 gram
4,9967 gram
100 ml aquades
HCl 0,1 M 0,96 ml 99,04 ml
1. NaCl 0,1 M ; 100 ml 4. Gula 5% ; 100 ml
M = massa(gr) Mr x
1000
Volume(ml) % =
massa
100ml x 100% 0,1 = 58,5gr x 1000100 5 = massa100 x 100
Massa = 0,585 gram massa = 5 gram
Ppm = Vmg
(L) M =
.10. ρ Mr =
32.10.1,19 36,5 100 = mg
0,1 M = 10,433
Massa = 10 mg 10,433 . V1 = 0,1 . 100 V1 = 10 /10,433 3. Etanol 96% ; 100 ml = 0,958 ml M1 . V1 = M2 . V2
E. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan (larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan kerja yang lebih utama. Pembuatan larutan membutuhkan kehati-hatian yang tinggi. Ada salah satu larutan pekat yang akan membahayakan jika ditambahkan air seperti H2SO4 karena bersifat panas dan bisa merusak alat-alat kimia yang terbuat dari kaca, selain itu jika berbentuk padatan ukuran penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan larutan itu berhasil atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm dilakukan dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan tersebut (Khopkar, 2007).
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !
Menghitung massa NaCl menggunakan rumus molaritas dan ppm
M =
Memasukkan kaca arloji ke dalam neraca analitik kemudian di nol kan
Mengambil dan menimbang kristal NaCl sebanyak 5,85 gram untuk molaritas dan 10 mg untuk ppm dan menuangkannya ke dalam bekker glass
Menambahkan aquades supaya tidak ada kristal yang tertinggal
Mengaduk larutan NaCl dan aquades menggunakan pengaduk hingga larut Menuangkan larutan NaCl 10 M dan 100 pm ke dalam labu ukur
Menambahkan aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas 100ml Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenisasikan larutan NaCl 10M dan 100 ppm sebanyak 12 kali Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ppm
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1 M.
Menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan. M1 . V1 = M2 . V2
10 . 100 = 1 . V2 V2 = 1000 ml
Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk.
Menuangkan larutan NaCl 1 M dalam labu ukur 1000 ml.
Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 1000 ml.
Menutup labu ukur dengan penutup.
Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
Hasil 1000 ml larutan NaCl 1 M
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1 M Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm
100 = berat zat terlarut(mg) 0,1L
g = 10 mg M =
0,01mg 58,5
0,1 M = 0,001
Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan M1 . V1 = M2 . V2
0,001 . 100 = 1 . V2 V2 = 0,1 ml
Mengurangi volume larutan hingga 0,1 ml. Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% ! Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
M1 =
x10xƿ Mr
M1 = 37 x36,510x1,19 M1 = 12,06
M1 . V1 = M2 . V2 12,06 . V1 = 0,1 . 100 V1 =
0,1x100
12,06 = 0,82 ml
Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan pipet ukur dan memasukkannya ke dalam labu ukur
Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah
Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam labu ukur sebanyak 12 kali
Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% (Rohman, 2007).
ppm = berat zat terlarut(mg) L
100 = mg 0,05 berat = 5 mg
Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik dan setelah di nol kan sambil menimbangnya hingga mencapai massa 5 mg
Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker
Menuangkan aquades ke dalam gelas beker
Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk .
Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur
Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas
Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan sebanyak 12 kali
Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm (Gandjar, 2009).
5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 10% (b/v)!
Menghitung terlebih dahulu massa gula yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 10% (b/v) dengan menggunakan %berat
%berat = berat zat terlarut(gram)
100ml x100 10% = berat zat terlarut(gram)
Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah di nol kan di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai massa 10 gram
Menuangkan ke dalam gelas beker
Menuangkan aquades ke dalam gelas beker
Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk hingga gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi kuning kecoklatan
Menuangkan larutan gula 10% ke dalam labu ukur
Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas
Menutup labu ukur dengan penutup
F. ANALISA PROSEDUR
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes, gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu
. sehingga di temukan massa yang dibutuhkan adalah 0,5 gr. Kemudian mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik hingga mencapai massa 0,5 gram. Setelah itu ambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. Aduk dengan menggunakan pengaduk kaca dengan di campur sedikit aquades hingga benar-benar terlaru. Kemudian tuangkan kedalam labu ukur dengan bantuan corong kaca, tetapi dengan ujung corong tidak menyentuh mulut labu, sehingga ada udara yang masuk kedalam labu ukur. Kemudian tambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 10-12 kali, sehingga menghasilkan 100 ml larutan NaCl 0,1 M.
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes, gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part
per million (ppm) : ppm = berat zat terlarut(mg)
Kemudian tambahkan kembali aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan sebanyak 12 kali
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 10% (v/v)
Pertama yang kita lakukan adalah menghitung terlebih dahulu jumlah volume etanol 96% yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 10% (v/v) dengan menggunakan rumus pengenceran larutan.
M1 . V1 = M2 . V2 96 . V1 = 10 . 100
V1 = 1096.100 = 10,4 ml
Kemudian mengambil etanol menggunakan pipet ukur 10 ml sebanyak dua kali dan pipet ukur 1 ml dengan bantuan bulb, lalu memasukkannya ke dalam labu ukur. Pada saat memasukkan nya kedalam labu ukur, pipet yang berisi etanol harus menyentuh dinding labu ukur, agar etanol mengalir dan tidak menetes. Kemudian tambahkan aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung massa gula, kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan rumus molaritas terlebih dahulu. Rumusnya adalah :
%(b/v) = massa zat terlarut(gr)
volume larutan(ml)
cuci glass ware sampai bersih, kemudian keringkan menggunakan lap atau tisu.
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung
molaritas. Rumusnya adalah : M = X10X P
Mr . Hasil yang didapatkan
adalah 10,4 ml. Selanjutnya kita masukkan air ke dalam labu ukur. Kemudian kita mencari berapa HCl yg di butuh kan dengan
menggunakan rumus M1 . V1 = M2 . V2. Sehingga didapatkan hasil
0,96 ml. Pasang bulb pada bagain atas pipet ukur, ambil HCl sebanyak 0,96 ml. Pada saat pengambilan posisi pipet harus tegak dan lurus dengan mata kita. Setelah itu keluarkan etanol di dalam labu ukur ukuran 100 ml. Tambahkan aquades hingga batas. Tutup labu ukur menggunakan penutup. lalu kocok labu ukur agar larutan homogen. Terakhir, buang larutan tersebut ke limbah asam, kemudian cuci glass ware sampai bersih, kemudian keringkan menggunakan lap atau tisu.
G. ANALISA HASIL
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M. Menggunakan
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part per million atau bagian per sejuta.
ppm = berat zat terlarut(mg)
L
100 = m g0,1
mg = 0,01 gram (Baroroh, 2009).
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)
Percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)
Percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan menggunakan rumus %berat.
%berat = berat zat terlarut(gram)
100ml x100
5% = berat zat terlarut(gram)
100ml x100
Berat zat terlarut = 5 gram (Sulami, 2006).
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
penimbangan tidak akurat seperti teoritis dikarenakan sulitnya menepatkan angka pada neraca analitik yang selalu berubah-ubah (Keenan, 2010).
Kesalahan dalam pengukuran analitik terbagi menjadi tiga: kesalahan serius, kesalahan acak, kesalahan sistematik. Secara umum faktor yang menjadi kesalahan dalam pengukuran sehingga menimbulkan variasi hasil antara lain: perbedaan yang terdapat pada objek yang diukur, perbedaan situasi pada saat pengukuran, perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan, perbedaan penyelenggaraan, perbedaan pembacaan hasil ukuran (Petrucci, 2008).
Pada kelompok kami, kesalahan yang kami lakukan adalah human error dan rasa tidak sabaran saat melakukan praktikum, seperti: penambahan aquades yang melebihi batas ukur, penimbangan padatan yang tumpah, pipet tercelup ke dalam labu ukur, hal seperti ini mengakibatkan ke gagalan dan harus mengulang untuk membuat larutan yang baru,serta pembuangan limbah etanol tidak pada tempatnya.
H. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum pembuatan dan pengenceran larutan adalah mampu membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mampu mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu (Tim Pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar, 2016).
Data Hasil Praktikum yang pertama mencantumkan bahwa berat pada NaCl tidak tepat 0,585 gram tetapi 0,5863 gram meski hanya berbeda 0,001 tetapi sudah sesuai dengan prinsip dan rumus untuk membuat larutan NaCl 0,1 M ; 100 ml.
Kedua, mencantumkan nilai berat 0,0117 gram pada pembuatan larutan NaCl 100 ppm ; 100 ml yang seharusnya berat yang dibutuhkan adalah 0,01 gram, tetapi sudah sesuai prinsip untuk membuat larutan tersebut.
Ketiga, dalam DHP yang bersangkutan tertulis satuan etanol yang dibutuhkan 10,4 ml dengan pelarut sebanyak 89,6 ml dan sudah sesuai prinsip untuk membuat larutan etanol 96% ; 100 ml.
begitu, sudah sesuai dengan prinsip pembuatan larutan gula 5% ; 100 ml.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 2011. Kimia UniversitasAsas dab Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Chang, Raymond. 2006. General Chemistry: The Essential Concepts. Washington DC: McGraw-Hill Companies.
James, Joyce. 2008. Principles of Science For Nurse. California: Blackwell Publishing. Kenkel, John. 2007. Analytical Chemistry for Technician. Florida: CRC Press.
Lister, Ted. 2009. Classic Chemistry Demonstrations. Lancaster: Royal Society Corporation. Oxtoby, David W. 2006. Principles of Modern Chemistry. New York: Harcourt, Inc.
Redjeki, Tri. 2010. Praktikum Kimia Dasar 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sumardjo, Darmin. 2008. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sutanto, Rachman. 2012. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Baroroh, Umi L. 2009. Diktat Kimia Dasar I. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat. Gandjar, Susanto. 2009. Perhitungan Kimia Sistematis. Jakarta: Pustaka Publika.
Keenan, Charles W. 2010. Kimia untuk Universitas Jakarta. Jakarta: Erlangga. Khopkar, SM. 2007. Konsep Dasar Analitik. Jakarta: UI Press.
Mulyani, Sri. 2010. Kimia Fisika Jilid 2. Malang: Universitas Negeri Malang. Petrucci, Ralph. 2008. Kimia Dasar. Bogor: Erlangga.
Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analitik. Yogyakarta: Pustaka Pelaiar. Sulami, Emi. 2006. Kimia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Suminar. 2010. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.