• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Berdasarkan hasil observasi di SDN Bergaskidul 01 khususnya di kelas IV pada mata pelajaran IPS guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar utama. Di lihat dari hasil evaluasi dengan Kompetensi Dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya di kelas IV, dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) (≥65). Dari 45 siswa terdapat 18 siswa yang memenuhi KKM (40%). Sementara itu 27 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (60%), dengan skor maksimal 92 dan skor minimal 52. Selanjutnya peneliti dan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 60% siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi dari 45 siswa yang mendengarkan penjelasan guru hanya 3 siswa yang berani bertanya tentang materi yang disampaikan. Sedangkan siswa yang lain cenderung jenuh tidak mendengarkan penjelasan guru. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan potensinya yang berdampak pada hasil belajar siswa. Dari hasil belajar siswa pada tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi pembelajaran baru tercapainya 3 indikator dari 5 indikator yang diberikan. Maka peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran jigsaw. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu ≥90.

Berdasarkan data hasil ulangan dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa, siswa kelas IV SD Negeri Bergaskidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang pada semester II tahun ajaran 2011-2012, hasil ulangan siswa dengan Kompetensi Dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi,

(2)

dan transportasi serta pengalaman menggunakannya yang sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditingkatkan yaitu ≥ 90.

Berikut ini adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS tentang mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus No. Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Angka Ketuntasan 1. 2. < 90 90 Tidak tuntas Tuntas 35 10 78% 22% Jumlah 45 100%

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan pembelajaran IPS dengan kompetensi mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siswa kelas IV SDN Bergaskidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berjumlah 45 siswa. Data ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPS dengan KKM 90 tercatat 10 siswa atau 22% dinyatakan tuntas dan 35 siswa atau 78% tidak tuntas. Selain itu skor maksimal yang dicapai siswa sebesar 92 dan skor minimal sebesar 52 dengan rata-rata kelas 71,95 dan standar deviasi sebesar 11,74. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian siswa pada skor maksimal sudah tinggi sebesar 92 namun terdapat perbedaan yang cukup jauh dengan skor minimal yang diperoleh siswa sebesar 52, hal ini menyebabkan standar deviasi cukup tinggi yaitu 11,74. Standar deviasi yang tinggi menunjukkan penyimpangan nilai siswa yang tinggi pula. Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut:

(3)

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar sebesar 78% siswa belum tuntas. Dengan kondisi seperti ini penulis melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran jigsaw yang akan dilaksanakan dalam dua siklus (1 siklus 2 pertemuan)

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan pokok bahasan perkembangan teknologi komunikasi dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.2.1 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya (lampiran 1), media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, gambar alat komunikasi dan alat peraga berupa handphone, kentongan, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP.

(4)

4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan sebuah handphone dan bertanya jawab tentang kegunaan benda tersebut. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan yaitu perkembangan teknologi komunikasi. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran jigsaw.

Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan materi, siswa membentuk kelompok asal yang beranggotakan 5 orang siswa heterogen, setiap siswa dalam kelompok mendapat materi yang berbeda-beda, kemudian masing-masing kelompok asal mengirimkan satu siswa untuk belajar bersama membahas materi yang sama (membentuk kelompok ahli), siswa belajar bersama menjelaskan materi yang dia peroleh, siswa belajar bersama mengevaluasi materi tersebut, siswa memberi tanggapan dari hasil belajar bersama.

Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan pada pertemuan kedua meliputi guru bertanya jawab dengan siswa tentang kegunaan kentongan, kemudian bertanya seperti pembelajaran minggu yang lalu?” Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu perkembangan teknologi komunikasi. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa membentuk kelompok heterogen (kelompok asal). Siswa melaksanakan diskusi kelompok asal, kemudian siswa berdiskusi menjelaskan materi satu per satu, setelah itu siswa berdiskusi mengevaluasi materi kepada

(5)

rekannya yang menguasai materi tersebut, siswa memberi tanggapan dari hasil diskusi.

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran tentang perkembangan teknologi komunikasi. Hasil Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan aktifitas siswa (lampiran 6) pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 22 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian.Item pertanyaan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 21 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Pertemuan pertama

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi.

(6)

Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru.

Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang .

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan.

Pertemuan kedua

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima

(7)

pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri.

Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang .

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi.

4.2.3 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran jigsaw bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada

(8)

manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu pada siklus I ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat menjadi 94, sedangkan skor terendah menjadi 77,05 dengan skor rata-rata 89,72 dan standar deviasi 4,11. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 33 siswa (73%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 12 siswa (27%). Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I No KetuntasanStandar KetuntasanKeterangan Jumlah Siswa Persentase 1.

2. < 9090 Tidak tuntasTuntas 1233 27%73%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I dengan KKM

90 telah mencapai 73% siswa tuntas dan 27% siswa belum tuntas. Pada siklus I

ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 94, sedangkan skor terendah 77,05 dengan skor rata-rata 89,72 dan standar deviasi 4,11. Standar deviasi tersebut telah mengalami penurunan dari 11,74 menjadi 4,11 hal ini menunjukkan penyimpangan skor pada siklus I telah mengalami penurunan sehingga semakin banyak siswa yang mengalami peningkatan hasil belajarnya.

Dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut.

(9)

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 73%. Walaupun persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II adalah sebagai berikut:

A. Kekuatan

1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi C3 dan C5, kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran aktif.

2. Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan. 3. Perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik

diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian.

4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati tempat duduknya.

(10)

5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi.

6. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif bertanya dan menjawab.

7. Siswa melakukan refleksi bersama guru. B. Rekomendasi

1. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru tidak perlu cepat-cepat, sehingga siswa tahu apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir pembelajaran dilakukan bersama-sama siswa.

2. Perlu dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani semua. Selain itu perlu perhatian dalam manajemen waktu pembelajaran sehingga pembelajaran belangsung efektif dan efisien.

3. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dengan pokok bahasan perkembangan teknologi transportasi dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.3.1 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran, gambar alat transportasi, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan.

(11)

4.3.2 Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi bersama lagu “Naik Delman” kemudian bernyatan jawab tentang alat transportasi dalam lagu tersebut dilanjutkan dengan tujuan pembelajaran yaitu perkembangan teknologi transportasi. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran jigsaw.

Kegiatan selanjutnya menjelaskan materi, siswa membentuk kelompok asal yang beranggotakan 5 orang siswa heterogen, setiap siswa dalam kelompok mendapat materi yang berbeda-beda, kemudian masing-masing kelompok asal mengirimkan satu siswa untuk belajar bersama membahas materi yang sama (membentuk kelompok ahli), siswa belajar bersama menjelaskan materi yang dia peroleh, siswa belajar bersama mengevaluasi materi tersebut, siswa memberi tanggapan dari hasil belajar bersama.

Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan pada pertemuan kedua meliputi guru mengajak siswa bermain (Ice Break) “Marina Menari” setelah itu guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari yaitu perkembangan teknologi transportasi. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran jigsaw.

Siswa membentuk kelompok heterogen (kelompok asal). Siswa melaksanakan diskusi kelompok asal, kemudian siswa berdiskusi menjelaskan materi satu per satu, setelah itu siswa berdiskusi mengevaluasi materi kepada

(12)

rekannya yang menguasai materi tersebut, siswa memberi tanggapan dari hasil diskusi.

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran tentang perkembangan teknologi transportasi. Hasil Observasi

Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan aktifitas siswa (lampiran 6) pada siklus II ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 22 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas dan penilaian.Item pertanyaan pada lembar pengamatan aktifitas siswa sejumlah 21 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:

Pertemuan pertama

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran tersedia RPP, Indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi C3 dan C5, kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran aktif. pada strategi pembelajaran menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan mobilitas, interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan terhadap siswa berupa pujian.

(13)

Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang .

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan.

Pertemuan kedua

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam

(14)

kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri.

Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang .

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi.

4.3.3 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran jigsaw bagi guru kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan

(15)

guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus II kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu pada siklus II ini skor tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat menjadi 96,4, sedangkan nilai terendah menjadi 83,15 dengan skor rata-rata 92,09 dan standar deviasi 2,52. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 42 siswa (93%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 3 siswa (7%). Berikut ini tabel distribusi hasil belajar IPS pada sisklus II.

Tabel 4.3

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II No KetuntasanStandar KetuntasanKeterangan Jumlah Siswa Persentase 1.

2. < 9090 Tidak TuntasTuntas 342 7%93%

Jumlah 45 100%

Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus II dengan KKM

90 telah mencapai 93% siswa tuntas dan 7% siswa belum tuntas. Pada siklus II

ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 96,4, sedangkan skor terendah 83,15 dengan skor rata-rata 92,09 dan standar deviasi 2,52. Standar deviasi tersebut telah mengalami penurunan dari 4,11 menjadi 2,52 hal ini menunjukkan penyimpangan skor pada siklus II telah mengalami penurunan sehingga semakin banyak siswa yang mengalami ketuntasan dan peningkatan hasil belajarnya.

Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran sebagai berikut.

(16)

Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 93% dan siswa yang tidak tuntas sebesar 7%. Berdasarkan indikator kinerja dengan KKM 90 dan dicapai 90% siswa pada siklus II ini indikator kinerja telah tercapai.

Berdasarkan pengamatan dari implementasi RPP dan aktivitas siswa pada siklus II maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

A. Kekuatan

1. Tersedia RPP, Indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi C3 dan C5, kegiatan belajar menggambarkan pembelajaran aktif

2. Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan 3. Merkembangan belajar siswa dipantau dengan baik, umpan balik

diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan thd siswa berupa pujian

4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati tempat duduknya

5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi

(17)

6. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa aktif bertanya dan menjawab

7. Siswa melakukan refleksi bersama guru B. Rekomendasi

1. Strategi pembelajaran sudah baik untuk membuat siswa aktif, tata tertib kelas sudah dilaksanakan baik dan penataan tempat duduk ketika berdiskusi sudah tertata dengan rapi.

2. penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah perlu ditingkatkan

4.4 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya bagi siswa kelas IV SDN Bergaskidul 01 pada semester II tahun ajaran 2011-2012. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.4

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Ketuntasan

Belajar FrekuensiPra Siklus% FrekuensiSiklus I % FrekuensiSiklus II%

Tidak Tuntas 35 78% 12 27% 3 7%

Tuntas 10 22% 33 73% 42 93%

Jumlah 45 100% 45 100% 45 100%

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, pada pra siklus 78% siswa tidak tuntas dan 22% siswa tuntas, siklus I 27% siswa tidak tuntas dan 73% siswa tuntas serta pada siklus II 7% siswa tidak tuntas dan 93% siswa tuntas. Hal ini dapat digambarkan pada gambar diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.

(18)

Gambar 4. 4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada PraSiklus Siklus I dan Siklus II

Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat perolehan skor maksimal juga meningkat yaitu pada prasiklus sebesar 92 pada siklus I menjadi 94 dan pada siklus II meningkat menjadi 96,4. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor maksimal berikut ini.

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II

Adapun perolehan skor minimal juga meningkat yaitu pada prasiklus sebesar 52 pada siklus I meningkat menjadi 77,05 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,15. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor minimal berikut ini.

(19)

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Skor Minimal pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II

Kemudian pada skor rata-rata pada tiap siklus juga mengalami peningkatan yaitu pada prasiklus skor rata-rata sebesar 71,96 meningkat menjadi 89,72 dan pada siklus II meningkat menjadi 92,09. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar grafik perbandingan skor rata-rata berikut ini.

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II

Pada standar deviasi di setiap siklus yang terus mengalami penurunan dari pra siklus sebesar 11,74 menurun menjadi 4,11 pada siklus I dan pada siklus II turun menjadi 2,52. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan skor pada setiap siklus semakin menurun. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.

(20)

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Standar Deviasi pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pembahasan Siklus I

Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran jigsaw. Zaini Hisyam (2010:59) mengemukakan bahwa m ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas IV SD N Bergaskidul 01 Bergas Kabupaten Semarang terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran jigsaw, pada sebelum diadakan tindakan skor rata-rata 71,96 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata menjadi 89,72 dengan skor tertinggi 94 dan skor terendah 77,05. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator keberhasilannya ≥90 dengan tingkat keberhasilan 73% dari jumlah siswa sebanyak 45 siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat, tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 27%. Walaupun persentase ini sudah cukup besar namun belum

(21)

memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa, perlu dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani semua, dalam manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran belangsung efektif dan efisien. Semua siswa harus beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran melalui model pembelajaran jigsaw ini.

4.5.2 Pembahasan Siklus II

Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran guru, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir pembelajaran belum dilakukan bersama-sama dengan siswa. penataan tempat duduk yang kurang optimal, kemudian kurang tepatnya manajemen waktu pembelajaran. Belum semua siswa beraktifitas positif dalam pembelajaran.

Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih beraktifitas positif. Pada penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 73% dan skor rata-rata 89,72 dengan skor tertinggi 94 dan skor terendah 77,05. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 93% dan skor rata-rata meningkat menjadi 92,09 dengan skor tertinggi 96,4 dan skor terendah 83,15. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%.

(22)

Sampai pada perbaikan hasil belajar siklus II, masih ditemukan beberapa siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai KKM. Hal ini bukan karena kemampuan siswa yang kurang dalam pembelajaran namun karena kurang aktifnya mereka ketika diskusi bersama dibanding dengan siswa yang lain sehingga mempengaruhi nilai proses mereka.

4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pada kondisi awal (pra siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas IV SD N Bergaskidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang skor rata-rata 71,96 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I skor rata-rata-rata-rata menjadi 89,72 dengan skor tertinggi 94 dan skor terendah 77,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 73% dari jumlah siswa sebanyak 45 siswa, tetapi masih terdapat 27% siswa belum tuntas sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 93% dan skor rata-rata meningkat menjadi 92,09 dengan skor tertinggi 96,4 dan skor terendah 83,15. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 90%.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran menerapkan model pembelajaran jigsaw maka hasil belajar IPS bagi siswa kelas IV di SD Negeri Bergaskidul 01 pada semester II tahun ajaran 2011-2012 akan meningkat.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa  yang telah tuntas sebanyak 93%  dan  siswa  yang  tidak  tuntas  sebesar  7%
Gambar 4. 4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada PraSiklus Siklus I dan Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji penerbitan Surat Keputusan penetapan tanah terlantar telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerin- tahan

Pada hari ini Senin tanggal Dua bulan Juli tahun Dua ribu dua belas (2-07-2012), kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kantor Pengadilan Negeri

The globalization of culture cannot be disseminated smoothly without help from the technological communication and mass media. Through the television, people learn about

ISSN-L (Linking ISSN) ISSN designated by the ISSN Network to enable collocation or linking among the different medium versions of a continuing resource and based on the

Untuk mendukung kinerja bidang keuangan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar mendapatkan penilaian WTP (wajar tanpa pengecualian) dari BPK (Badan

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

Rencana Kerja Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Garut (DLHKP) merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran,

Dalam dunia pendidikan ada banyak metode yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran guru dapat lebih menggunakan lebih