• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data dan Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data dan Informasi"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Teori – teori Mengenai Basis Data 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi

M enurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian dan hal-hal yang penting dalam organisasi. Tiap fakta, dengan sendirinya, secara relatif tidak ada artinya, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima.

2.1.2 Pengertian Basis Data

M enurut Connolly dan Begg(2005, p15), basis data merupakan sekumpulan data yang saling terhubung secara logis serta pengertian dari data tersebut yang dirancang untuk keperluan sebuah perusahaan. Basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar yang digunakan secara terus menerus oleh banyak pengguna. Basis data digunakan sebagai pengganti dari penggunan file yang tidak saling terhubung, yang menyebabkan redudansi data. Semua data diintegrasikan untuk mengurangi duplikasi.

(2)

M enurut Abraham Silberschatz, Henry F. Korthm, dan S. Sudarshan (2006, p1), basis data adalah sekumpulan data yang mengandung informasi yang berkaitan dengan sebuah perusahaan. Basis data umum digunakan di berbagai bidang seperti perbankan, penerbangan, universitas, telekomunikasi, penjualan, keuangan, manufacturing, sumber daya manusia. Dengan melihat hal tersebut, sekarang ini basis data dapat dikatakan sebagai hal yang penting bagi hampir seluruh perusahaan.

2.1.3 DBMS (Database Management System)

M enurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBM S adalah sebuah sistem piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.

M enurut Abraham Silberschatz, Henry F. Korthm, dan S. Sudarshan (2006, p1), DBM S merupakan sebuah kumpulan data yang saling terhubung dan satu set piranti lunak untuk mengakses data tersebut. Tujuan utama dari DBM S adalah menyediakan cara untuk menyimpan dan mengambil informasi dari basis data secara tepat dan efisien.

(3)

M enurut Connolly dan Begg (2005, p18), komponen DBM S terdiri dari 5 komponen, yaitu :

1. Perangkat Keras

Sebuah DBM S dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk dapat dijalankan. Perangkat keras yang dibutuhkan dapat berupa memory ataupun tempat penyimpanan (disk) untuk DBM S dapat berjalan.

2. Piranti Lunak

Komponen piranti lunak terdiri dari piranti lunak DBM S itu sendiri, program aplikasi bersama dengan sistem operasi, termasuk juga piranti lunak jaringan apabila DBM S digunakan melalui jaringan. 3. Data

Komponen yang paling penting dari DBM S adalah data. Basis data mengandung data operasional dan metadata

4. Prosedur

Prosedur merupakan intruksi dan aturan yang digunakan untuk merancang dan menggunakan basis data. Contoh dari beberapa instruksi itu, antara lain menjalankan dan menghentikan basis data, menggunakan fasilitas DBM S atau program aplikasi, membuat backup basis data, dan lain-lainnya.

(4)

Pengguna basis data dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu database administrator, database designer, application developer, dan pengguna akhir (the end-users)

Gambar 2.1 Komponen DBMS

Keuntungan DBM S menurut Connolly dan Begg (2005, p26): 1. M engontrol redudansi data

2. Konsistensi data

3. M enghasilkan informasi yang lebih dari data yang sama 4. Penggunaan data bersama

5. Data lebih terintegrasi 6. Keamanan terjamin 7. Penetapan standardisasi 8. M eningkatkan produktivitas

9. M emungkinkan dua atau lebih pengguna mengakses data yang sama 10. Pelayanan backup dan recovery yang baik

Kerugian DBM S menurut Connolly dan Begg (2005, p29) :

Machine Bridge Hum an

Hardware Software Procedures People

(5)

1. Rumit

2. M embutuhkan kapasitas penyimpanan dan memori yang lebih besar 3. Biaya lebih mahal

4. M embutuhkan biaya konversi 5. Aplikasi berjalan lebih lambat

6. M embutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras

7. M emberikan dampak yang lebih besar dari kegagalan yang terjadi

2.1.4 Database Language

2.1.4.1 DDL (Data Definition Language )

M enurut M enurut Connolly dan Begg (2005, p40), DDL merupakan sebuah bahasa yang memungkinkan Database Administrator atau pengguna untuk menggambarkan dan menamakan entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk aplikasi termasuk integritas dan batasan keamanan. Sedangkan menurut Abraham Silberschatz, Henry F. Korthm, dan S. Sudarshan (2006, p10), DDL dalah sebuah bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan skema basis data.

2.1.4.2 DML (Data Manipulation Language )

M enurut Connolly dan Begg (2005, p40), DM L adalah sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk memanipulasi data yang ada dalam basis data. Operasi manipulasi data biasanya mencakup hal-hal berikut:

(6)

- M emasukan atau menambah data baru - M engubah isi data

- M engambil data - M enghapus data -

2.1.5 Normalisasi

M enurut Connolly dan Begg (2005, p388), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan satu set relasi dengan atribut-atribut yang inginkan, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentifikasi suatu set relasi yang sesuai, yang mendukung permintaan data dari perusahaan. Sedangkan menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p306), normalisasi adalah teknik analisis data yang mengatur atribut data dalam kelompok untuk membentuk entitas yang non-redundan, stabil, fleksibel, dan mudah beradaptasi.

Unnormalized (UNF) merupakan keadaan dimana sebuah tabel berisi satu atau lebih grup yang berulang. Grup yang berulang adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut, dalam sebuah tabel, yang mempunyai multiple value. Untuk membuat entitas data yang normal, tidak redundan, stabil, dan fleksibel, diperlukan normalisasi.

Tahapan-tahapan Normalisasi menurut Connolly dan Begg (2005, p401): 1. First Normal Form (1 NF)

(7)

Bentuk normal pertama merupakan sebuah relasi dimana irisan dari baris dan kolom hanya memiliki 1 nilai. Bentuk normal pertama ini dicapai apabila setiap nilai atribut adalah tunggal, tidak ada atribut yang dapat memiliki lebih dari satu nilai untuk contoh entitas tunggal. Untuk mencapai bentuk normal pertama, yang harus dilakukan adalah;

− menghilangkan perulangan − menghilangkan perhitungan − menentukan primary key 2. Second Normal Form (2NF)

Bentuk normal kedua merupakan sebuah relasi dari bentuk normal pertama dimana setiap atribut yang bukan primary key harus bergantung sepenuhnya secara fungsional dengan primary key (fully functional dependency). Untuk mencapai bentuk normal kedua, yang harus dilakukan adalah menghilangkan ketergantuan parsial dari atribut-atribut non-primary key.

3. Third Normal Form (3NF)

Bentuk normal ketiga merupakan sebuah relasi dari bentuk normal pertama dan kedua dimana tidak ada atribut yang non-primay key tergantung transitif dengan primay key.

2.1.6 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Application Lifecycle) M enurut Connolly dan Begg (2005, p283), sistem basis data adalah komponen penting dari sistem informasi sebuah organisasi yang

(8)

besar. Siklus hidup aplikasi basis data adalah pengumpulan warisan dengan daur hidup dari sistem informasi.

Untuk aplikasi basis data yang kecil dengan jumlah pengguna yang sedikit, tidak dibutuhkan siklus hidup basis data yang kompleks. Bagaimanapun, saat merancang aplikasi basis data menengah sampai besar dengan jumlah pemakai puluhan hingga ribuan pemakai, menggunakan ratusan query dan aplikasi program, siklus hidup dapat menjadi sangat kompleks.

Berikut ini adalah gambar tahapan – tahapan siklus hidup aplikasi basis data menurut Conolly dan Begg (2005, p284):

(9)

Gambar 2.2 S iklus Hidup Aplikasi Basis Data Database Planning System Definition Requirements Collection and Analysis Conceptual database Design Logical database design Physical database design DBMS selection (optional) Application design Prototyping (optional) Implementation Data Conversion and Loading T esting Operational Maintenance

(10)

M enurut Connolly dan Begg (2005, p285), berikut ini adalah tahapan – tahapan dari siklus hidup aplikasi basis data beserta aktifitas – akitifitas utama yang dilakukan oleh setiap tahapannya :

2.1.6.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)

Tahapan ini merencanakan bagaimana tahapan–tahapan siklus hidup basis data dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Database planning harus berintegrasi dengan keseluruhan Information System dari organisasi. Tahap perencanaan basis data juga harus menjelaskan :

Mission statement dari sistem basis data.

Mision statement ini menjelaskan tujuan utama dari sistem basis data, membantu menjelaskan tujuan sistem basis data dan menyediakan maksud yang lebih jelas dalam pembuatan sistem basis data secara efektif dan efisien (Connolly dan Begg, 2005, p286). Dengan merumuskan tujuan dari pembuatan sistem basis data diharapkan dapat lebih memfokuskan pekerjaan pada tahapan yang selanjutnya.

Mission Objectives

Setiap Mission Objectives akan menjelaskan mengenai tugas–tugas tertentu yang harus didukung oleh sistem basis data tersebut, dengan asumsi jika sistem basis data mendukung mission objectives, maka mission statementnya juga harus sesuai (Connolly dan Begg, 2005, p286)

(11)

2.1.6.2 Definisi Sistem (System Definition)

Tahapan ini menggambarkan ruang lingkup dan batasan – batasan aplikasi basis data dan user view (gambaran pengguna) utama. System Definition yang kita buat tidak hanya mencakup pengguna dan area aplikasi saat ini tetapi juga pengguna dan aplikasi di masa yang akan datang. User view merupakan aspek penting dalam mengembangkan sistem basis data karena dapat membantu menjamin bahwa tidak ada kebutuhan yang dilupakan saat mengembangkan aplikasi baru.

2.1.6.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirements Collection and Analysis)

M erupakan proses pengumpulan dan analisis informasi bagian dari perusahaan yang akan didukung oleh sistem basis data dan penggunaan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan–kebutuhan untuk sistem yang baru. Terdapat 5 teknik melakukan requirements collection and analysis yang umum digunakan (Connolly dan Begg, 2005, p316) :

1. M engevaluasi dokumen 2. Interview

3. M engobservasi sistem berjalan 4. Penelitian

(12)

2.1.6.4 Desain Basis Data (Database Design)

M erupakan proses pembuatan sebuah perancangan untuk mendukung mission statement dan mission objective untuk kebutuhan basis data. M enurut Connoly dan Begg (2005, p291), ada 2 pendekatan untuk merancang basis data yaitu bottom-up dan top-down. Pendekatan bottom-up dimulai dari analisis atribut, entitas dan hubungan. Proses bottom-up sering kita kenal dengan istilah normalisasi. Pendekatan top-down dimulai dari analisis entitas, atribut dan hubungan.

M enurut Connoly dan Begg (2005, p293), proses perancangan basis data terdiri dari tiga tahapan utama yaitu

2.1.6.4.1 Perancangan Basis Data Konseptual

M erupakan proses untuk membuat sebuah model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan serta bebas dari semua pertimbangan fisik. Pertimbangan fisik yang dimaksud meliputi DBM S yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa pemrograman, platform perangkat keras, dan pertimbangan fisik lainnya.

Berikut ini adalah langkah–langkah dalam membuat model data konseptual :

(13)

1. M engidentifikasi tipe entitas 2. M engidentifikasi tipe hubungan

3. M engidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe entitas atau hubungan

4. M enentukan domain atribut

5. M enentukan, candidate, primary dan alternate key 6. M empertimbangkan penggunaan enhanced

modeling concepts (langkah pilihan) 7. M emeriksa redudansi

8. M envalidasi model konseptual dengan transaksi pengguna

9. M eninjau kembali model data konseptual dengan pengguna

2.1.6.4.2 Perancangan Basis Data Logikal

M erupakan proses untuk membuat suatu model informasi yang digunakan untuk suatu perusahaan berdasarkan suatu data model spesifik namun bebas dari DBM S tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Dalam logical database design, model data yang telah diperoleh dalam conceptual database design diubah dalam logical model dimana data yang ada dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basis data, contohnya relational model. Hal ini dilakukan untuk

(14)

menerjemahkan presentasi konseptual ke dalam bentuk struktur logis dalam basis data. Logical Model Data merupakan sumber informasi dalam merancang physical database.

Berikut ini adalah langkah–langkah dalam membuat model data logikal :

1. M embuat hubungan untuk model data logikal

2. Validasi hubungan dengan menggunakan normalisasi

3. Validasi hubungan terhadap transaksi pengguna 4. M emeriksa batasan–batasan integritas

5. M eninjau kembali model data logikal dengan pengguna

6. M enggabungkan model data logikal ke dalam model global

7. M emeriksa perkembangan yang akan datang

2.1.6.4.3 Perancangan Basis Data Fisikal

M erupakan proses untuk menghasilkan sebuah gambaran dari pengimplementasian basis data pada secondary storage, menggambarkan hubungan dasarnya, pengaturan file, pengindeksan yang digunakan untuk memenuhi akses data yang efisien,

(15)

batasan integritas terkait lainnya, dan pengukuran keamanan.

Berikut ini adalah langkah–langkah dalam membuat model data fisikal :

1. M enerjemahkan model data logikal untuk DBM S yang digunakan

a. M erancang basis relasional

b. M erancang representasi data turunan c. M erancang general constraints 2. M erancang organisasi file dan indeks

a. M enganalisis transaksi b. M emilih organisasi file c. M emilih indeks

d. M emperkirakan kapasitas disk yang dibutuhkan 3. M erancang tampilan layar untuk pengguna

4. M erancang mekanisme keamanan

5. M empertimbangkan pengenalan pengontrolan redudansi

6. M emantau dan meningkatkan operasional sistem

2.1.6.5 Pemilihan DBMS (DBMS Selection)

Pada tahapan ini ditentukan DBM S yang sesuai untuk menunjang sistem basis data. Tahapan utama dalam memilih basis data (Connolly dan Begg, 2005, p296) yaitu :

(16)

1. M endefinisikan syarat–syarat sebagai referensi

Dibuat dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran tugas–tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) yang akan digunakan dalam mengevaluasi produk–produk DBM S, daftar produk–produk yang dimungkinkan, semua batasan– batasan dan skala waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran

2. Daftar singkat dua atau tiga produk

Kriteria yang dianggap penting dalam keberhasilan implementasi dapat digunakan untuk membuat daftar produk –produk DBM S dalam evaluasi, seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kecocokan dengan piranti lunak lainnya, dan apakah produk hanya berjalan pada perangkat keras tertentu.

3. Evaluasi produk

Fitur–fitur yang digunakan dalam evaluasi produk–produk DBM S dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik, kemampuan akses, penanganan keperluan–keperluan, pengembangan dan fitur–fitur lainnya

4. M erekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan

Langkah terakhir dari pemilihan DBM S adalah mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan

(17)

dalam penemuan dan rekomendasi atas produk DBM S tertentu

2.1.6.6 Perancangan Aplikasi (Application Design)

Tahapan ini merancang tampilan layar pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data.

2.1.6.7 Prototyping

M erupakan pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis data dengan tujuan utama memungkinkan pengguna menggunakan prototype tersebut untuk menentukan fitur–fitur dari sistem bekerja dengan baik atau tidak. Keuntungan prototype adalah relatif murah dan proses pembuatannya yang cepat.

2.1.6.8 Implementasi (Implementation)

M erupakan sebuah langkah merealisasikan rancangan fisikal dari basis data dan desain aplikasi. Untuk melakukan implementasi basis data maka digunakan Data Definition Language (DDL)

(18)

2.1.6.9 Data Conversion and Loading

M erupakan pemindahan data yang ada ke dalam basis data baru dan merubah aplikasi yang ada untuk beroperasi pada basis data yang baru.

2.1.6.10 Pengecekan (Testing)

Pengecekan untuk mencari kesalahan yang terdapat pada aplikasi yang dibuat. Pembuat program dan pengguna harus dilibatkan dalam proses ini.

2.1.6.11 Pemeliharaan Operasi (Operational Maintenance)

Aplikasi basis data diimplementasikan secara penuh. Sistem tersebut ditinjau dan dirawat secara terus–menerus. Saat dibutuhkan, maka permintaan–permintaan baru akan dimasukkan ke dalam aplikasi basis data melalui tahapan– tahapan siklus hidup sebelumnya

2.1.7 Entity-Relationship

M enurut Connoly dan Begg (2005, p342), salah satu bagian yang sulit dalam perancangan basis data adalah suatu fakta bahwa para perancang pembuat program dan end-user cenderung untuk melihat data dan menggunakannya dengan cara yang berbeda–beda. Kecuali kalau kita memperoleh sebuah pemahaman sama yang mencerminkan bagaimana suatu perusahaan beroperasi, suatu perancangan yang dihasilkan akan

(19)

gagal untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk meyakinkan bahwa kita mendapat sebuah pemahaman yang tepat dari suatu data dan bagaimana data tersebut digunakan oleh suatu perusahaan, kita harus mempunyai sebuah model untuk membuat komunikasi yang non-teknikal dan tidak bersifat ambigu. Salah satu contohnya adalah Entity Relationship (ER).

Pemodelan ER adalah sebuah pendekatan top–down untuk perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan suatu data penting yang disebut entitas dan hubungan di antara suatu data yang harus direpresentasikan dengan suatu model. Lalu kita menambah perincian–perincian lagi seperti suatu informasi yang ingin kita ambil tentang suatu entitas dan hubungan yang disebut atribut dan batasan– batasan yang lain pada suatu entitas, hubungan, dan atribut.

Berikut ini adalah notasi Entity Relationship Modelling menurut Connolly dan Begg (2005, p346) :

Gambar 2.3 Notasi Entity Relationship Modelling M empunyai

Nama Entitas

A B

Nama Hubungan

(20)

Pengertian multiplicity menurut Connolly dan Begg (2005, p356) adalah sejumlah kemungkinan kejadian–kejadian dari sebuah tipe entitas di dalam sebuah hubungan n-ary ketika nilai–nilai yang lain (n-1) ditentukan. Multiplicity biasanya terdiri dari dua batasan terpisah yaitu a. Cardinality : M endeskripsikan jumlah maksimum dari kemungkinan

kejadian– kejadian yang saling berhubungan untuk sebuah partisipasi entitas dalam proses penentuan tipe hubungan.

b. Participation: menentukan apakah semua kejadian–kejadian entitas akan ikut berpartisipasi dalam sebuah hubungan atau hanya beberapa saja yang ikut berpartisipasi

M enurut Connolly dan Begg (2005, p357) ada beberapa jenis multiplicity yaitu :

1. One-to-One (1:1) Relationships

(21)

Pada gambar 2.4, kita bisa melihat bahwa A hanya terhubung to-One (1:1) dengan C, dan B hanya terhubung One-to-One (1:1) I dengan D. Jadi dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicity-nya dengan gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Notasi One-to-One Relationships

2. One-to-Many Relationships (1:*)

Gambar 2.6 One –to-Many Relationships M empunyai

Kelompok 1 Kelompok 2

Multiplicity

(22)

Pada gambar 2.6, kita bisa melihat bahwa B terhubung One-to-Many (1:*) dengan D dan E. Jadi dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicity-nya dengan gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Notasi One-to-Many Relationships

3. Many-to-Many (*:*) Relationships

Gambar 2.8 Many-to-Many Relationships M empunyai

Kelompok 1 Kelompok 2

Multiplicity

(23)

Pada gambar 2.8, kita bisa melihat bahwa A terhubung One-to-Many (1:*) dengan D dan E. Sedangkan E terhubung One-One-to-Many (1:*) dengan A dan B. Jadi entitas Group 1 (value-nya A dari gambar di atas) dan Group 2 (value-nya E dari gambar di atas) terhubung Many-to-Many (*:*). Dari gambar tersebut kita dapat menulis notasi multiplicity-nya dengan gambar di bawah ini :

Gambar 2.9 Notasi Many-to-Many Relationships

2.2 Teori –teori Sumber Daya Manusia

2.2.1 Manajemen S umber Daya Manusia

M enurut Dessler (2005, p4), manajemen sumber daya manusia adalah proses untuk mendapatkan, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, dan hadir dalam hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, dan masalah keadilan.

M anajemen sumber daya manusia meliputi : 1. M elakukan analisa pekerjaan

2. M erencanakan kebutuhan kerja dan perekrutan calon pekerja 3. M elakukan seleksi terhadap calon pekerja

M empunyai

Kelompok 1 Kelompok 2

Multiplicity

(24)

4. Orientasi dan melatih karyawan baru 5. M engatur upah dan gaji

6. M enyediakan insentif dan manfaat 7. Penilaian kinerja

8. Komunikasi

9. Pelatihan dan pengembangan manajer 10. Pembentukan komitmen karyawan

2.2.2 Cuti Pegawai

M enurut Dessler (2005, p489), Cuti adalah hak yang di terima oleh karyawan untuk melakukan kepentingan

1. Cuti Tahunan.

2. Ijin kepentingan keluarga 3. Cuti menjalankan ibadah agama 4. Cuti melahirkan.

2.2.3 Perekrutan

M enurut Dessler (2005, p157) , Perekrutan yang efektif sedang meningkat menjadi penting sekarang ini, untuk beberapa alasan . M embatasi beberapa perubahan drastis, akan ada segera terjadi kekurangan suplai pekerja. Jika sebuah negara melanjutkan untuk mengeksport pekerjaan white-collar , maka jumlah dari pekerjaan baru yang ditambahkan secara domestik akan berkurang.

(25)

M enurut Dessler (2005, p175), beberapa manajer menggunakan internet untuk mencari pelamar kerja begitu pula sebaliknya. Dibanding dengan meletakkan iklan internet milik mereka, mereka menggunakan kata kunci untuk mencari di berbagai situs seperti hotjob’s resume database. Pekerja mencatat berbagai keuntungan dari merekrut via internet , umumnya , web lebih relatif hemat biaya.

2.2.4 Pelatihan

M enurut Dessler (2005, p270), Training merupakan sebuah metode yang digunakan untuk memberikan pekerja sekarang atau pekerja baru sebuah kemampuan yang mereka perlukan dalam melakukan pekerjaan mereka.

2.2.5 Penilaian kinerja

M enurut Dessler (2005, p338), Performance Appraisal merupakan bagian dari proses manajemen perkembangan rata-rata perusahaan. Dimana pada porses ini terjadi penilaian atas kinerja karyawan.

2.2.6 Promosi

M enurut Dessler (2005, p358), Promosi adalah kemajuan posisi peningkatan tanggung jawab. M elalui promosi karyawan lebih termotivasi untuk bekerja dan meningkatkan mutu kemampuannya lebih lagi untuk kemajuan jabatan dalam perusahaan.

(26)

2.2.7 PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

M enurut Dessler (2005,p538), PHK dapat di lakukan atas 4 dasar yaitu

1. Kinerja yang tidak memuaskan

2. Kurang kompeten untuk pekerjaan yang dilakukan 3. Prilaku yang buruk

4. Kebutuhan akan pekerjaan berubah.

2.2.8 Rotasi

M enurut setneg (web source) Rotasi memiliki peranan penting dalam sistem penyelenggaraan kepegawaian dari sebuah organisasi. Perputaran jabatan merupakan alat yang dapat digunakan oleh manajemen perkantoran untuk mendapatkan

keuntungan-keuntungan antara lain:

a. Sebagai sarana evaluasi penugasan pejabat.

Rotasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan kantor untuk melakukan penilaian terhadap pejabatnya,apakah kinerja yang bersangkutan meningkat atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah dipegangnya.

b. Sebagai sarana meningkatkan produktivitas kerja.

M elalui rotasi, pimpinan unit kerja akan tahu keunggulan dan kelemahan kinerja pejabatnya. Dari evaluasi/penilaian atas

(27)

stafnya dalam jabatan yang tepat. Dengan demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan maksimal pada jabatan barunya, dan pada gilirannya kantor akanmendapatkan manfaat berupa

meningkatnya produksi

c. Sebagai sarana pembinaan Pegawai.

M anfaat lain bagi kedinasan, rotasi dapat dijadikan sebagai alat untuk membina pegawai. Sebagai contoh, pejabat yang ditempatkan pada jabatan tertentu ternyata telah sering melakukan kesalahan, maka pimpinan dapat melakukanpembinaan dengan merotasi yang bersangkutan pada jabatan lain.

2.2.9 Demosi

M enurut Organisasi.org (websource) Demosi adalah pindahnya seseorang dari pekerjaannya ke posisi yang lebih rendah dengan tingkat tanggung jawab dan tugas yang lebih kecil dari pekerjaan semula dan begitu pula dengan kompensasi penggajiannya. Turun jabatan biasanya diberikan pada karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik atau buruk serta bisa juga diberikan ada karyawan yang bermasalah sebagai sanksi hukuman. Demosi lebih disukai karyawan / pegawai dibandingkan pemecatan atau pemberhentian phk (putus hubungan kerja).

(28)

2.2.10 Mutasi

M enurut Organisasi.org (web source)M utasi dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan atau pegawai pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan atau ke cabang perusahaan yang lain. M utasi terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan awal atau batu loncatan untuk mendapatkan promosi di waktu mendatang.

2.3 Topologi S tar

M enurut David Bell (2003,p39) Dalam konfigurasi bintang, beberapa peralatan yang ada akan dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang ada. Semua link harus berhubungan dengan pusat apabila ingin menyalurkan data ke simpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka semua terminal juga akan terganggu.

M odel jaringan bintang ini relative sangat sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak perbankan yang biasanya mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar di pelbagai lokasi. Dengan adanya konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada di kantor cabang dapat dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik.

(29)

Gambar 2.10 Topologi Jaringan(Star Network)

2.4 Microsoft SQL Server 2000

M enurut Delaney (2000, p33), M icrosoft SQL Server 2000 adalah sebuah client / server relational database management system yang berkinerja tinggi. M icrosoft SQL Server 2000 dirancang untuk mendukung proses transaksi yang besar maupun data warehousing dan aplikasi pendukung pengambilan keputusan.

M enurut Delaney (2000, p47), dalam hal keamanan, M icrosoft SQL Server 2000 menyediakan dua cara untuk melakukan login yaitu Windows Authentication dan SQL Server Authentication. Pada Windows Authentication SQL server terintegrasi dengan sistem operasi, sedangkan pada SQL Server Authentication pengguna harus memasukkan nama dan password setiap melakukan koneksi ke SQL Server. Selain masalah login, SQL Server menyediakan fasilitas untuk mengamankan data.

(30)

2.5 Visual Basic.Net

M enurut Wikipedia (web source) M icrosoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti M icrosoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam M icrosoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari M icrosoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh M icrosoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.

Hingga pada tahun 2005, mereka pun merilis versi terbaru dari Visual Basic .NET, yang kali ini disebut dengan Visual Basic 2005 (dengan membuang kata ".NET"), bersama-sama dengan beberapa aplikasi pengembangan lainnya.

Untuk rilis 2005 ini, M icrosoft menambahkan beberapa fitur baru, di antaranya adalah:

Edit and Continue

Fitur ini sebelumnya terdapat di dalam Visual Basic, akan tetapi dihapus di dalam Visual Basic .NET. Dengan keberadaan fitur ini, para programmer

(31)

dapat memodifikasi kode pada saat program dieksekusi dan melanjutkan proses eksekusi dengan kode yang telah dimodifikasi tersebut.

• Evaluasi ekspresi pada saat waktu desain

M unculnya Pseudo-Namespace "My", yang menyediakan:

o Akses yang mudah terhadap beberapa area tertentu dari dalam .NET Framework yang tanpanya membutuhkan kode yang sangat

signifikan.

o Kelas-kelas yang dibuat secara dinamis (khususnya My.Forms). • Peningkatan yang dilakukan terhadap konverter kode sumber dari Visual

Basic ke Visual Basic .NET.

Penggunaan kata kunci (keyword) Using, yang menyederhanakan penggunaan objek-objek yang membutuhkan pola Dispose untuk membebaskan sumber daya yang sudah tidak terpakai.

Just My Code, yang menyembunyikan kode reusable yang ditulis oleh alat bantu Integrated Development Environment (IDE) Visual Studio .NET. Pengikatan sumber data (Data Source binding), yang mampu mempermudah

pengembangan aplikasi basis data berbasis klien/server.

Fungsi-fungsi yang tersebut di atas (khususnya My) ditujukan untuk memfokuskan Visual Basic .NET sebagai sebuah platform pengembangan aplikasi secara cepat dan "menjauhkannya" dari bahasa C#.

(32)

Bahasa Visual Basic 2005 memperkenalkan fitur-fitur baru, yakni:

• Bawaan .NET Framework 2.0: o Generics

o Partial class, sebuah metode yang dapat digunakan untuk

mendefinisikan beberapa bagian dari sebuah kelas di dalam sebuah berkas, lalu menambahkan definisinya di lain waktu; sangat berguna khususnya ketika mengintegrasikan kode pengguna dengan kode yang dibuat secara otomatis.

o Nullable Type

• Komentar XM L yang dapat diproses dengan menggunakan beberapa alat bantu seperti NDoc untuk membuat dokumentasi secara otomatis.

Operator overloading

• Dukungan terhadap tipe data bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) yang umumnya digunakan di dalam bahasa lainnya.

2.6 Bagan Alir (Flowchart)

Dalam bagan alir, simbol-simbol yang ada dikelompokkan menjadi 4, yaitu simbol masukan dan keluaran, simbol proses, simbol penyimpanan, dan aliran dan simbol lainnya.

(33)

2.6.1 Simbol Masukan dan Keluaran

Simbol Nama Keterangan

Dokumen Simbol ini berguna untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan bukti sebuah transaksi.

Berbagai dokumen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan dalam satu paket.

Catatan Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan

akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang digunakan di dalam dokumen atau formulir Tampilan Informasi yang ditampilkan

(34)

Terminal atau Komputer

M enggambarkan terminal atau komputer

Tabel 2.1 Tabel Simbol Masukan dan Keluaran

2.6.2 Simbol Proses

Simbol Nama Keterangan

Proses komputer Simbol ini digunakan untuk menggambarkan proses komputer

Proses manual Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan secara manual.

Auxiliary Processing

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang bukan komputer. Tabel 2.2 Simbol Proses

(35)

2.6.3 Simbol Penyimpanan

Simbol Nama Keterangan

Magnetic disk Simbol ini digunakan untuk menggambarkan

penyimpanan data di magnetic disk

Magnetic tape Simbol ini digunakan untuk menggambarkan

penyimpanan data di magnetic tape Penyimpanan

online

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan

penyimpanan data di tempat penyimpanan online

Arsip sementara Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip sementara. Arsip tersebut akan diambil kembali di masa yang akan datang untuk pengolahan lebih lanjut. Pengurutan pengarsipan dokumen digunakan simbol :

(36)

A = menurut abjad N = menurut nomor urut T = menurut kronologis tanggal

Arsip permanen Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen. Arsip tersebut tidak akan diproses lagi dalam sistem tersebut. Pengurutan pengarsipan dokumen digunakan simbol : A = menurut abjad

N = menurut nomor urut T = menurut kronologis tanggal

Tabel 2.3 Simbol Penyimpanan

2.6.4 Aliran dan S imbol Lainnya Aliran dokumen atau proses

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arah aliran dokumen atau proses

Aliran data Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arah aliran data

(37)

Hubungan komunikasi

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan transmisi data dari satu lokasi ke lokasi lain Penghubung

pada halaman yang sama

Simbol ini digunakan untuk menghubungkan aliran proses pada halaman yang sama

Penghubung pada

halaman yang berbeda

Simbol ini digunakan untuk menghubungkan aliran proses pada halaman yangberbeda

Terminal Simbol ini digunakan untuk menggambarkan awal, akhir atau interupsi dari sebuah proses

Keputusan Simbol ini digunakan untuk menggambarkan proses pengambilan keputusan

Keterangan Simbol ini digunakan untuk menggambarkan sebuah catatan atau deskripsi

Gambar

Gambar 2.1 Komponen DBMS
Gambar 2.2 S iklus Hidup Aplikasi Basis Data Database Planning System Definition Requirements Collection and Analysis Conceptual database Design Logical database design  Physical database design  DBMS selection (optional)  Application design  Prototyping (
Gambar 2.3 Notasi Entity Relationship Modelling M empunyai
Gambar 2.4 One-to-One (1:1) Relationships
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui Kepala Daerah atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan

Dilihat dari prespektif Birokrasi maka pajak Nanggroe tersebut merupakan bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan secara massif di Aceh yang disebabkan oleh perilaku para

Rancangan input form Indeks Harga Umum Konsumen berfungsi menampilkan tampilan akses database form Indeks Harga Umum Konsumen yaitu tambah, simpan, cari, ubah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Tertib

Sesuai dengan hadits Aisyah ketika beliau ditanya : “Apakah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam tidur dan dia dalam keadaan junub?”, maka Aisyah menjawab :

Koreksi yang dilakukan dengan cara menghitung disparity positif, disparity nol, disparity negatif dan disparity horizontal untuk mengetahui ada atau tidaknya rotasi citra

tidur, sebab sekarang keselamatan kita lebih dekat daripada sewaktu kita menjadi orang yang perca- ya.” (Rm. 13:11, 12) Dunia baru Allah sudah de- kat, dan keselamatan kita sudah

Hal ini berlaku pada tusing yang berupa kependekan kata, yang dikenal dengan istilah "sibra" (singkatan Braille). Catatan lebih lanjut mengenai sibra ini dapat dilihat pada