• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Peran Guru dan Orang Tua dalam Proses Pendidikan Anak:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dinamika Peran Guru dan Orang Tua dalam Proses Pendidikan Anak:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN(e) - | Vol. 1 No. 1 (2021) | 1-xx DOI:

-Dinamika Peran Guru dan Orang Tua dalam Proses Pendidikan Anak:

Pembacaan Konseptual

a) Hendra Gunawan, Alfazri, M. Syafrialdi Nasution, Fadlul Rahman Agusta, Ika Nurhandayani, Deti Sukaesih, Feni Anggriani

a) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Ar-Raudlatul Hasanah, Medan

KATA KUNCI

Dinamika, Peran, Guru, Orang Tua, Pendidikan Anak

KEYWORDS

Dynamics, Roles, Teachers, Parents, Child Education

A. Pendahuluan

Pendidikan memiliki kedudukan penting bagi hidup manusia agar mulia dan bermanfaat.1 Ia, dengan begitu, sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang secara mendasar pula tidak dapat dilepaskan darinya. Argumentasi tertulisnya dapat dilacak dari firman Allah swt. yang telah menyebutkan diksi pendidikan (‘allama) sejak proses penciptaan Nabi Adam yaitu atas nama-nama benda (al-asmâ), dan pelaksanaan evaluasi atau ujian atas pendidikan yang terlaksana. Bunyi narasi firman itu, artinya, Dan 1 Rasyidin dan Radinal Mukhtar Harahap, Wawasan Tentang Pendidikan Islam: Sebuah Pembacaan Awal (Medan: Rawda

Publishing, 2020), 1–20. ABSTRAK

Pendidikan bagi manusia adalah sesuatu yang penting untuk dilaksanakan dalam rangka mewujudkan keberadaannya yang mulia dan bermanfaat bagi lingkungan. Ia secara formal dilaksanakan oleh Guru di sekolah dan Orang Tua di rumah. Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi dinamika peran dua unsur pendidik di atas dengan menggunakan data-data kualitatif yang bersumber dari perpustakaan, yang dikomparasi antara satu dengan lainnya. Hasilnya ditemukan bahwa guru berperan dalam meningkatkan sisi intelektual seorang anak di lembaga-lembaga formal seperti sekolah, madrasah ataupun perguruan tinggi dengan sebutan dosen. Adapun orang tua, berperan dalam pembentukan kepribadian anak yang diperoleh di rumah masing-masing. Hanya saja, peran keduanya sering tidak selaras atau dilimpahkan ke satu pihak. Untuk itu, hasil pembacaan ini diharapkan menjadi bahan refleksi bagi guru dan orang tua dalam melaksanakan tugas pendidikannya masing-masing.

ABSTRACT

Education for humans is something that is important to carry out in order to realize a noble and beneficial existence for the environment. It is formally implemented by teachers at school and parents at home. This paper aims to elaborate on the dynamics of the roles of the two elements of educators above by using qualitative data sourced from libraries, which are compared with one another. The results found that teachers play a role in improving the intellectual side of a child in formal institutions such as schools, madrasas or universities as lecturers. As for parents, play a role in shaping the personality of the child who is obtained in their respective homes. However, the roles of the two are often incompatible or delegated to one party. For this reason, the results of this reading are expected to be material for reflection for teachers and parents in carrying out their respective educational tasks.

(2)

Allah telah ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang

benar!”2

Rusmaini menyebut bahwa ayat tersebut dapat dipahami sebagai indikasi historis bahwa pendidikan telah lahir bersamaan dengan waktu lahirnya manusia ke muka bumi. Itu juga menandakan bahwa pendidikan adalah bagian yang inheren dengan kehidupan manusia itu sendiri. Dengan begitu, tidak keliru jika disebut bahwa pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari gerak-gerik setiap manusia.3 Bahkan, peradaban yang muncul dari setiap gerak-gerik manusia itu sendiri, terkait erat dengan diskursus atau pemikiran tentang pendidikan.4

Dalam pembahasan yang lebih praktis, para pemikir mengelompokkan lingkup pendidikan kepada yang formal dan non formal. Lingkup pertama menempatkan guru sebagai pelaku utama proses pendidikan, dan ia dilaksanakan di lingkungan sekolah. Adapun lingkup kedua, orang tua memainkan peranan penting untuk pendidikan anak di lingkungan keluarga atau rumah. Dengan begitu, antara guru dan orang tua sebenarnya memiliki keterkaitan sebagai dua unsur pendidik yang mempunyai kesamaan peran dalam proses pendidikan yakni harus saling bekerja sama dalam merumuskan dan mendesain kegiatan pendidikan anak agar terwujud sebagaimana rumusan tujuan pendidikan.5

Tujuan yang dimaksud, secara legalnya, dapat dirujuk kepada pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdasan kehidupan bangsa, dengan maksud kecerdasan yang tidak terbatas hanya pada sisi intelektual saja, melainkan menyeluruh dan memiliki arti luas. Rumusan itu kemudian dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, yang bunyinya: “… bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Aziizu berpendapat bahwa undang-undang tersebut adalah

penegas bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk tatanan perilaku seseorang agar menjadi warga negara yang baik, dan mempunyai sebuah tindakan untuk mencapai sebuah tujuan kehidupannya.6

Terkait dengan itu, pembahasan guru dan orang tua dalam konteks pendidikan menjadi sesuatu yang menarik. Dalam konteks guru, ia memainkan peran sebagai seseorang yang memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada peserta didiknya secara formal di lingkungan sekolah. Hal tersebut menjadi alasan penting mengenai keistimewaan kedudukan guru bagi pendidikan seorang anak. Sofyan

2 QS. Al-Baqarah 2: 31.

3 Rusmaini, Ilmu Pendidikan (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014).

4 Radinal Mukhtar Harahap, “Pendidikan dan Peradaban Islam dalam Narasi Sejarah Islam Klasik: Korelasi dan Koneksi” 2, no. 1 (2019): 1–10.

5 Baca pula sebagai pengaya dari argumentasi ini Rahmad Ridwan dan Radinal Mukhtar Harahap, “Tafsir Tarbawi: Guru Menurut Pandangan Qs. Hud 11: 88,” Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman 6, no. 1 (2020): 99–116; Radinal Mukhtar Harahap, “Pembentukan Kepribadian Muslim dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,” Fikrotuna 6, no. 2 (2017): 637–54.

6 Burhan Yusuf Abdul Aziizu, “Tujuan besar pendidikan adalah tindakan,” Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada

(3)

menjelaskan bahwa keberadaan guru bagi suatu bangsa sangat dibutuhkan dan menjadi prioritas, karena dengannya suatu bangsa akan terbantu dari sisi pendidikan yang semakin lama semakin canggih dan modern, dan dengannya pula seorang penuntut ilmu akan diajarkan nilai-nilai seni yang membuat mereka berkembang dan beradaptasi terhadap zaman yang dihadapi.7

Begitu pula halnya dengan orang tua yang memberikan pendidikan untuk anaknya di lingkungan rumah. Ruli mencatat dalam Jurnal Edukasi Nonformal bahwa dalam kehidupan berkeluarga orang tua sangat berperan besar dalam pendidikan anaknya. Hal itu disebabkan kehidupan anak sebagian besar dihabiskan dalam lingkungan keluarga terutama ketika masih di bawah pengasuhan atau anak usia sekolah dasar.8 Meskipun banyak yang berpendapat peran ibu yang dominan, namun peran ayah juga harus diperhatikan sebab narasi dogmatis menyatakan kedua orang tua berperan memberi pandangan keagamaan pada anak-anaknya kelak. Hadis populer itu artinya adalah:

ي ِ ب

أ ْن َع ِّيِر

َ

ه ُّزلا ْن َع ٍب

ْ

ئ ِذ ي ِ ب

ْ

أ ُن ْبا ا

َ

ن

َ

ث

َ

د َح ُم

َّ

دآ ا

َ

ن

َ

ث

َ

د َح

َّ

َلا

ق

َ

ه

ُ

ن َع ُ

ْ

للَّا َ ي ِ

ه

ض َر

ة َر ْي َر

َ

ه ي ِ ب

ُ

أ ْن َع ِن

َ

َم ْح َّرلا ِدْب َع ِنْب

ة َم

َ

ل َس

َ

ْو َم ُّل

ك َم

ُ

ل َس َو ِه ْي

ه

ل َع ُ

َ

للَّا

ه

لَّ َص ُّ ي ِ

ه

ب

نلا َلا

َّ

ق

َ

ِة َمي ِهَبْلا ِل

ث َم

َ

ك ِهِنا َس ِّج َمُي

َ

ْو

أ ِهِنا َ ِّ

َ

صِّ

ن ُي ْو

َ

أ ِهِنا

َ

د ِّو َه ُي ُها َو َب

َ

أ

َ

ف ِة َر

َ

ْط ِفْلا َلََّع ُدَلوُي ٍدو

ل

ُ

َءا َع

د َج ا َهي ِف ى َر

ْ

ت ْل

َ

ه

َ

ة َمي ِه

َ

َبْلا ُجَتْنُت

“Abdan menceritakan kepada kami (dengan berkata) 'Abdullâh memberitahukan kepada kami (yang berkata) Yunus menceritakan kepada kami (yang berasal) dari al-Zuhri (yang menyatakan) Abu Salamah bin 'Abd al-Rahmân memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Setiap anak lahir (dalam keadaan) fitrah, Kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusi, sebagaimana binatang ternak memperanakkan seekor binatang (yang sempurna anggota tubuhnya). Apakah anda melihat

anak binatang itu ada yang cacat (putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)?.9

Berlatar belakang keterangan tersebut di atas, penelitian ini ingin menelusuri dinamika peran guru dan orang tua pada proses pendidikan anaknya meski masih terbatas pada sisi konseptual. Hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru maupun orang tua dalam mewujudkan tujuan pendidikan anak-anaknya. Penelusuran difokuskan untuk menjawab peran masing-masing guru dan orang tua dan bagaimana hubungan antara keduanya dalam proses pendidikan anak. Ia diharapkan melengkapi kerja yang pernah dilakukan oleh Sofyan,10 Ruli11 maupun Jannah12 dalam tulisan-tulisan mereka.

7 Ahmad Sopian, “Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan,” Raudhah Proud to Be Professionals: Jurnal Tarbiyah

Islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–97.

8 Efrianus Ruli, “TUGAS DAN PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDK ANAK,” JURNAL EDUKASI NONFORMAL 1, no. 2 (2020): 143–46.

9 Imâm Abû ‘Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al-Ju’fi al-Bukhori, al-Jâmi’ al-Shahîh (Beirut: Dâr Tâq Najâh, 1987), 456.

10 Sopian, “Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan.” 11 Ruli, “TUGAS DAN PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDK ANAK.”

12 Musholli Jannah, “Pengaruh peran orang tua dan kemampuan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa,” Jurnal

(4)

B. Peran Guru dalam Pendidikan Anak

Guru adalah sosok yang berperan dalam proses belajar dan pembelajaran anak. Dengannya, anak terbantu untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan. Peranannya begitu penting. Termasuk bagi bangsa yang merupakan susunan dari orang-orang yang terdidik.13 Islam memberi nama bagi guru dengan penekanannya masing-masing, yakni Murabbi, Mu’allim, Mu’addib, Mudarris, dan Mursyid. Aziizu menjelaskan bahwa Murabbi memiliki arti orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik untuk berkreasi dan memeliharanya agar tidak mengakibatkan sebuah petaka bagi dirinya, masyarakat dan lingkungan. Mu’allim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya dan menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, dan menjelaskan teori dan prakteknya. Adapun Mu’addib itu adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggungjawab dalam membangun sebuah peradaban yang baik kedepannya. Mudarris yakni orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya dan mampu mencerdaskan anak didiknya, memberantas kebodohannya, dan mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan anak didiknya. Adapun pengertian Mursyid ialah orang yang mampu menjadi model atau panutan serta suri tauladan bagi para anak didiknya.14 Dari keterangan tersebut, terlihat peran yang besar yang terdapat dalam diri seorang guru.

Undang-Undang menarasikan tiga jenis tugas guru dalam dunia pendidikan sebagai berikut: a. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

b. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta penelitian dan pengabdian pada masyrakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.15

Dua poin tugas itulah yang dilaksanakan oleh seorang guru secara formal di lingkungan sekolah. Sekolah yang dimaksud adalah tempat mendapatkan ilmu pendidikan secara formal dan di dalamnya terdapat guru sebagai pemberi ilmu, kelas sebagai tempat untuk belajarnya. Meskipun dengan istilah yang berbeda-beda, maka tujuan pendidikan di sekolah secara umum adalah: 16

1) Tingkatkan keimanan serta ketakwaan dan akhlak yang mulia.

2) Tingkatkan kemampuan, kecerdasan, serta atensi cocok dengan tingkatan pertumbuhan serta keahlian partisipan didik.

13 Sopian, “Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan.”

14 Aziizu, “Tujuan besar pendidikan adalah tindakan”; Bandingkan pula dengan penerjemahan dalam Rasyidin dan Harahap, Wawasan Tentang Pendidikan Islam: Sebuah Pembacaan Awal.

15 Undang-Undang 20/2003, Bab XI, Pasal 39 Ayat 1 & 2.

16 Rintan Suryaningsih, “SEKOLAH ALAM TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” (Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, 2011).

(5)

3) Membekali partisipan didik dengan pengetahuan yang mencukupi supaya bisa melanjutkan ke jenjang pembelajaran yang lebih besar.

4) Meningkatkan keragaman kemampuan serta ciri wilayah serta area buat menciptakan lulusan yang bisa berikan donasi untuk pengembangan wilayah.

5) Menunjang penerapan pembangunan wilayah serta nasional. 6) Meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni.

7) Menunjang kenaikan rasa toleransi serta kerukunan antarumat beragama.

8) Mendesak partisipan didik supaya sanggup bersaing secara global sehingga bisa hidup berdampingan dengan anggota masyarakan bangsa lain.

9) Mendesak pengetahuan serta perilaku kebangsaan serta persatuan nasional buat menguatkan keutuhan bangsa dalam Negeri Kesatuan Republik Indonesia.

10) Mendukung kelestarian serta keragaman budaya. 11) Mendesak berkembang kembangnya kesetaraan gender.

Berdasarkan cakupan di atas, maka seharusnya guru juga harus bisa bersikap dan bersifat seperti orang tua di rumah, sehingga sang anak bisa mendapatkan pendidikan jasmani dan rohani atau terciptanya suatu tujuan pendidikan yang menyeluruh.

C. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Keluarga adalah ruang lingkup yang paling dekat dengan anak. Di dalam keluarga, ada orang tua yang berperan dalam kehidupan anak-anaknya, termasuk proses pendidikan. Orang tua adalah fasilitas utama serta awal dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sangat efisien. Oleh sebab itu, seperti ada jaminan bahwa perkembangan anak baik dari sisi raga, mental serta religius adalah seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya dalam keluarga yang harmonis, sehat serta senang.

Dalam hal itu, orang tua selayaknya menjadi panutan ataupun model yang senantiasa ditiru dan dicontoh oleh anaknya. Anak ialah amanah dari Allah swt. Seseorang anak dilahirkan dalam kondisi fitrah, laksana sehelai kain putih yang belum memiliki motif serta warna. Dari orang tuanya, ia akan mendapatkan warna. Dari pemikiran tersebut, setiap orang tua lantas berupaya menyekolahkan anaknya agar berpikir lebih baik, bertingkah laku cocok dengan agama dan yang sangat utama bisa membawakan mereka ke pintu gerbang kesuksesan cocok dengan profesinya.17

Ada 3 tahapan peranan orang tua dalam pendidikan anak:18

1) Mengajarkan anak untuk melakukan ibadah dan mengikuti kegiatan yang positif 2) Mengajarkan anak untuk bertingkah laku yang sopan dan saling menyayangi saudara 3) Mengajarkan anak untuk berakhlak dan bersifat jujur dan sabar.

17 Ahmad Muhklis dan Izhar Salim, “Peranan Orang Tua dan Sekolah dalam Mengantisipasi Anak Putus Sekolah,” Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa 5, no. 8 (t.t.).

(6)

Orang tua juga harus bisa menguasai pelajaran yang diampu sang anak, agar terciptanya suatu pendidikan yang baik. Karena orang tua juga harus bisa menjadi guru dirumah bagi anaknya, walaupun pada dasarnya guru dan orang tua sama-sama mempunyai peran yang penting dalam proses pendidikan anak untuk mewujudkan suatu tujuan pendidikan yang baik.

D. Hubungan Peran Guru dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Guru dan orang tua adalah sama-sama pendidik. Selaku pendidik, mereka harus bisa menjadi suri tauladan yang baik untuk anak didiknya, baik melalui nasihat maupun perbuatan. Pepatah arab berkata “lisān al-hal afshah min lisān al-maqāl” yang artinya nasihat yang berupa teladan nyata lebih mengena tajam dari pada nasihat ucapan).

Meskipun berkedudukan sebagai pendidik di sekolah, guru seharusnya juga bisa bersikap dan bersifat seperti orang tua yang tidak boleh lepas tanggung jawab begitu selesai jam mengajarnya. Sama halnya dengan orang tua di rumah, yang harus pula memiliki jiwa-jiwa sebagaimana guru sekolah, demi mendukung dan tidak melepaskan tanggung jawab atas pendidikan anaknya karena pada hakikatnya mereka juga adalah pendidik utama bagi seorang anak.

Seorang guru juga harus bisa mengembangkan potensi yang dimiliki anak didiknya, dan juga kreatif dalam memosisikan diri sebagai orang tua. Seorang guru harus bisa menjadi orang tua yang penuh kasih sayang kepada anaknya, bisa menjadi teman dan juga tempat mengadu bagi para anak didiknya yang ingin mengutarakan perasaannya. Seorang guru juga harus bisa menjadi fasilitator bagi anak didiknya, dan memberi kemudahan serta melayani mereka dan mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh para anak-anak didiknya. Tidak mengherankan jika kemudian di kampus-kampus pendidikan, dikembangkan pendalaman materi bimbingan konseling untuk memenuhi kebutuhan tersebut.19

Adapun peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan agama untuk anaknya di rumah. Orang tua harus bisa mensinergikan pendidikan yang telah didapat oleh sang anak di sekolah dengan aqidah dan akhlak yang diajarkan oleh orang tua di rumah. Seperti mengucap salam sebelum masuk rumah, mencium tangan orang tua ketika pergi dan pulang dari sekolah, berdoa ketika ingin melakukan sesuatu, dan lain sebagainya. Hal tersebut harus saling bersinergi agar sang anak terbiasa untuk berperilaku baik di lingkungan rumah begitu juga di lingkungan sekolah.20

19 Mutawally Mutawally, “Konseling Realitas Dan Nomophobia: Kajian Pengantar Tentang Konsep, Aplikasi Dan Tantangan,” Idrak: Journal of Islamic Education 2, no. 2 (2020).

20 Ipah Saripah, “Peran Orang Tua dan Keteladanan Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah,” Studia Didaktika 10, no. 02 (2016): 19–32; Baca pula tentang materi ini dalam Irwan Haryono Sirait, “Wawasan Pendidikan Islam Mengenai Akidah Ibadah dan Akhlak,” Idrak: Journal of Islamic Education 2, no. 1 (2019).

(7)

E. Kesimpulan

Keterangan di atas memperlihatkan bahwa kegiatan pendidikan adalah sesuatu yang penting bagi manusia. Ia secara formal dilaksanakan oleh Guru di sekolah dan Orang Tua di rumah. Dinamika peran dua unsur pendidik di atas seharusnya penting untuk digali secara mendalam guna mendapatkan porsi tujuan, fungsi dan kompetensi masing-masing unsur yang disebutkan. Tanpa pengetahuan atasnya, mustahil tujuan pendidikan akan tercapai. Kajian yang telah terpaparkan secara konseptual ini diharapkan dapat untuk dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lainnya.

F. Ucapan Terima Kasih

Tulisan ini merupakan laporan dari penelitian kolaboratif kami bersama para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ar-Raudlatul Hasanah, Medan. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kontribusi yang diberikan oleh Ust. DR. KH. Rasyidin Bina, MA, Ust. Tarikh Alhafiz Hasibuan, M.Pd.I, Ust. Abdullah Sani Ritonga, M.Pd.I, dan Ust. Fakhrurrazi Ismail, MA.

G. Referensi

Aziizu, Burhan Yusuf Abdul. “Tujuan besar pendidikan adalah tindakan.” Prosiding Penelitian Dan

Pengabdian Kepada Masyarakat 2, no. 2 (2015).

Bukhori, Imâm Abû ‘Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al-Ju’fi al-. al-Jâmi’ al-Shahîh. Beirut: Dâr Tâq Najâh, 1987.

Harahap, Radinal Mukhtar. “Pembentukan Kepribadian Muslim dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.”

Fikrotuna 6, no. 2 (2017): 637–54.

———. “Pendidikan dan Peradaban Islam dalam Narasi Sejarah Islam Klasik: Korelasi dan Koneksi” 2, no. 1 (2019): 1–10.

Jannah, Musholli. “Pengaruh peran orang tua dan kemampuan mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa.” Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS 9, no. 2 (2015).

Muhklis, Ahmad, dan Izhar Salim. “Peranan Orang Tua dan Sekolah dalam Mengantisipasi Anak Putus Sekolah.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa 5, no. 8 (t.t.).

Mutawally, Mutawally. “Konseling Realitas Dan Nomophobia: Kajian Pengantar Tentang Konsep, Aplikasi Dan Tantangan.” Idrak: Journal of Islamic Education 2, no. 2 (2020).

Rasyidin, dan Radinal Mukhtar Harahap. Wawasan Tentang Pendidikan Islam: Sebuah Pembacaan Awal. Medan: Rawda Publishing, 2020.

Ridwan, Rahmad, dan Radinal Mukhtar Harahap. “Tafsir Tarbawi: Guru Menurut Pandangan Qs. Hud 11: 88.” Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman 6, no. 1 (2020): 99–116.

Ruli, Efrianus. “TUGAS DAN PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDK ANAK.” JURNAL EDUKASI NONFORMAL 1, no. 2 (2020): 143–46.

Rusmaini. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press, 2014.

Saripah, Ipah. “Peran Orang Tua dan Keteladanan Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah.” Studia Didaktika 10, no. 02 (2016): 19–32.

(8)

Sirait, Irwan Haryono. “Wawasan Pendidikan Islam Mengenai Akidah Ibadah dan Akhlak.” Idrak: Journal of

Islamic Education 2, no. 1 (2019).

Sopian, Ahmad. “Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan.” Raudhah Proud To Be Professionals:

Jurnal Tarbiyah Islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–97.

Suryaningsih, Rintan. “SEKOLAH ALAM TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.” Universitas Atma Jaya, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah mengenai tingkat pengetahuan swamedikasi obat nyeri pada masyarakat RW 02 Kelurahan Kebonsari diperoleh hasil pada tingkat

akomodas~ yang disediakan oleh pengelola obyek wisata Kalianda Resort antara lain cottages, ruang pertemuan, restoran yang melayani makan dan minum, sarana

Abstrak: Penelitian ini bertujuan 11) Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak usia 4 ± 5 tahun di PAUD Afifah Marpoyan Damai Pekanbaru sebelum penerapan

Lokasi merupakan faktor penting dalam mendirikan suatu usaha, karena lokasi yang strategis bisa mempengaruhi minat konsumen untuk datang dalam upaya pemenuhan

problémák jelzése, adminisztráció ellátása, stb.). A teljesítmény több dolog kombinációját jelenti. Tudnunk kell, hogy amit mértünk, nagymértékben meghatározza,

Dalam perkembangan yang selanjutnya bternyata bahwa infeksi Rickettsia tsusutgamushi juga dapat terjadi di daerah-daerah yang bukan merupakan semak belukar, misalnya

Past Future Perfect Tense adalah bentuk waktu yang digunakan untuk menyatakan suatu peristiwa atau perbuatan yang akan telah terjadi atau akan telah dilakukan di waktu tertentu di

Efek positif dalam meningkatkan kesukaan muncul dari penggunaan nangka dalam pembuatan yogurt, mengingat nangka merupakan buah yang memiliki rasa manis karena kandungan