• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOTEL KAPSUL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA DI TANAH ABANG JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HOTEL KAPSUL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA DI TANAH ABANG JAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HOTEL KAPSUL

BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA

DI TANAH ABANG JAKARTA

Jessica Soegiyanto, Nina Nurdiani,

Yanita Mila Ardiani

Jurusan Arsitektur Binus University, Jalan KH Syahdan no 9 Palmerah - Jakarta Barat, 021 5543287,

jezz_sika90@yahoo.co.id

ABSTRAK

Hotel kapsul merupakan sebuah jenis hotel yang memberikan kelengkapan seperti hotel umumnya dengan harga yang lebih murah dan luasan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung hotel tersebut. Hal ini membuat luasan hotel kapsul yang cenderung lebih kecil dari pada hotel pada umumnya. Unsur kapsul digunakan dalam penamaan hotel ini lebih untuk menunjukkan bentuk unit hunian yang kecil.

Seiring dengan perkembangan waktu, hotel kapsul dapat dijadikan alternatif tempat menginap yang disediakan di tengah kota. Dengan melihat hal tersebut, penulis mencoba mengembangkan konsep hotel kapsul di kota Jakarta khususnya daerah Tanah Abang yang berdekatan dengan Pasar Tanah Abang. Pasar Tanah Abang yang menjadi pusat tekstil terbesar memiliki daya tarik bagi pedagang domestik maupun mancanegara.

Pengumpulan data yang digunakan dalam menunjang penulisan ini dilakukan dengan kuisioner dan studi banding. Data yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan pedagang sebagai pengguna hotel terkait dengan privasi. Hal ini mempengaruhi perencanaan dan perancangan hotel kapsul di Tanah Abang.

Kata Kunci : hotel kapsul, Tanah Abang, pedagang, privasi

ABSTRACT

Capsule hotel is a kind of hotel that gives the completeness as hotel prices are generally cheaper and extents that are tailored to the needs of hotel guests. This makes the capsule hotel area which tend to be smaller than at the hotel in general. Capsules used in naming the elements of this hotel is more to show the shape of small residential units.

Over the years, a capsule hotel may be an alternative place to stay is provided in the center of town. By looking at this, the author tries to develop the concept of a capsule hotel in the city, especially areas adjacent to the Tanah Abang, Pasar Tanah Abang. Pasar Tanah Abang to become largest textile center has a special attraction for domestic and foreign merchants.

The collection of data used to support the writing is done by questionnaires and comparative studies. The data obtained indicate the need for the merchant as a user-related hotel with the privacy. This affects the planning and designing a capsule hotel in Tanah Abang.

(2)

PENDAHULUAN

Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi pusat perniagaan sehingga sebagian besar kegiatan perdagangan maupun perekonomian berlangsung di Jakarta. Masyarakat dari berbagai daerah banyak berkumpul di Jakarta dengan berbagai kepentingan masing-masing. Salah satu tempat di Jakarta yang banyak menarik minat masyarakat adalah Pasar Tanah Abang. Pasar Tanah Abang dikenal sebagai pusat tekstil terbesar di Indonesia bahkan se-Asia Tenggara sehingga banyak masyarakat domestik maupun internasional yang menyempatkan untuk berkunjung ke tempat ini.

Hotel kapsul merupakan sebuah jenis hotel yang memberikan kelengkapan seperti hotel umumnya dengan harga yang lebih murah dan luasan yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunjung hotel tersebut. Hal ini membuat luasan hotel kapsul yang cenderung lebih kecil dari pada hotel pada umumnya. Unsur kapsul digunakan dalam penamaan hotel ini lebih untuk menunjukkan bentuk unit hunian yang kecil. Untuk peletakan ruang-ruang lainnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna seperti adanya ruang duduk ataupun restoran.

Bentuk hotel kapsul yang kecil disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Jepang yang membutuhkan tempat tinggal sementara dengan harga murah sebagai tempat untuk tidur. Sama halnya dengan keperluan akan tempat menginap sementara bagi pedagang yang berbelanja di Pasar Tanah Abang. Pengunjung membutuhkan tempat menginap yang murah, aman dan dekat dengan sarana transportasi serta dekat dengan Pasar Tanah Abang.

Pemenuhan kebutuhan akan rasa aman yang dibutuhkan oleh pengunjung saat mencari tempat menginap membuat penulis mengangkat tema privasi yang akan diterapkan dalam perencanaan dan perancangan. Privasi membuat adanya pemberiaan akses secara khusus yang hanya dimiliki oleh pengunjung saat menginap seperti pada unit tempat tidur dan beberapa fasilitas lain. Pemberian akses yang dibatasi hanya untuk dapat digunakan oleh pengunjung membuat adanya rasa aman dan nyaman bagi pengunjung tanpa terganggu oleh orang lain.

Maksud/Tujuan dari penyusunan proyek ini adalah :

•••• Membuat hotel kapsul sebagai sebuah alternatif tempat menginap yang ada di Pasar Tanah Abang dan dapat digunakan oleh pedagang.

•••• Membuat perencanaan dan perancangan hotel kapsul yang disesuaikan dengan kebutuhan pedagang. Sasaran pengguna dari proyek ini adalah pedagang yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang dengan tujuan untuk berbelanja. Kegiatan berbelanja membuat adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu yang diperlukan oleh para pedagang untuk memudahkan kegiatannya seperti kebutuhan akan tempat menginap dan berbagai fasilitasnya.

Pedagang yang dimaksud merupakan orang yang datang ke pasar Tanah Abang sebagai pembeli yang membeli barang di Pasar Tanah Abang dan sekitarnya. Orang-orang tersebut terkadang memiliki dua peran yang berbeda dimana saat berada di Pasar Tanah Abang mereka berperan sebagai pembeli dan saat berada di daerah asalnya, mereka dapat berperan sebagai penjual sehingga mereka dapat disebut sebagai pedagang. Berhubungan dengan kegiatan berbelanja tersebut maka diperlukan tempat menginap sementara terutama bagi orang yang memiliki keperluan di sekitar Pasar Tanah Abang ataupun orang yang berasal dari luar pulau Jawa.

Rumusan masalah dari proyek ini dapat dibedakan dalam tiga aspek, yaitu : • Aspek Manusia

o Fasilitas apa saja yang diperlukan oleh pedagang yang akan menginap? o Bagaimana rancangan unit hotel kapsul sesuai dengan kebutuhan pedagang? • Aspek Bangunan

o Bagaimana tata ruang dalam bangunan hotel kapsul yang sesuai dengan kebutuhan pengguna terkait dengan privasi?

o Bagaimana tata ruang dalam bangunan yang sesuai dengan luas tapak dan kebutuhan pengguna? • Apsek Lingkungan

o Bagaimana tata letak ruang luar bangunan dalam tapak yang memudahkan sirkulasi kedalam maupun keluar tapak?

o Bagaimana sirkulasi dalam tapak yang membuat pengguna merasa nyaman dengan tapak?

Menurut Arjun Kumar Bhatia dalam Buku International Tourism Management, unit kapsul pada hotel kapsul terbuat dari bahan fiberglass yang terbuka pada salah satu sisinya. Unit kapsul menyediakan fasilitas seperti kamar hotel pada umumnya seperti tempat tidur, jam, radio, televisi, penerangan dan meja kecil. Ruang-ruang pada hotel kapsul tersusun secara bertingkat dengan sebuah lorong didepannya seperti

(3)

pada ruang-ruang di dalam kereta api. Ruang-ruang lain seperti kamar mandi, ruang makan dan lounge terdapat pada tiap lantai (2008, 406).

Gambar 1. Contoh Unit Kapsul

Beberapa contoh hotel kapsul yang ada di Jepang antara lain : • 9 Hour Hotel

Gambar 2. 9Hour Hotel

Lokasi : Teramachi Street, Shimogyo-Ku, Kyoto Arsitek : Fumie Shibata

Hotel kapsul ini memiliki desain minimalis. Keseluruhan hotel ini terdiri dari 125 kapsul, ruang loker, kamar mandi, lounge. Hotel ini memiliki nama 9h Hotel yang di ambil dari penyimpulan 9 hour (9 jam) yang digunakan oleh pengunjung yang akan menginap.

Gambar 3. Penjelasan 9 h

Waktu yang digunakan berupa 1 jam untuk mandi, 7 jam untuk tidur/beristirahat dan 1 jam untuk bersiap-siap (total = 9 jam). Total waktu tersebut dijabarkan dalam gambar dibawah ini yang kemudian dijadikan nama dari 9h Hotel ini.

(4)

Gambar 4. Konsep 9h Hotel

Gambar di atas menjelaskan tentang desain yang digunakan oleh 9h Hotel dimana terdiri dari 3 aspek, yaitu flat, form dan texture. Flat berupa bentuk arsitektur bangunan dari 9h Hotel yang berbentuk bangunan bertingkat dengan desain interior berupa penanda yang berada di dinding maupun lantai sebagai penanda. Form menjelaskan bentuk unit tempat tidur yang digunakan berupa kapsul yang dilengkapi dengan kasur. Terakhir adalah texture yang berupa tersedianya fasilitas-fasilitas seperti wi-fi serta disediakannya handuk dan sandal yang dapat digunakan selama berada di 9h Hotel.

Gambar 5. Penyusunan Unit-Unit Kapsul

Gambar 6. Desain Dalam Unit Kapsul

Gambar 7. Lift & Pembagian Ruang Dalam 9h

Gambar 8. Desain Lounge Bersama

Gambar 9. Wastafel Bersama Gambar 10. Kamar Mandi Yang Dapat Dipakai Secara Bergantian

9h Hotel terdiri dari 8 lantai dimana setiap lantai dapat dicapai dengan menggunakan lift. Dengan luas bangunan yang tidak terlalu luas, maka 9h Hotel membuat pembagian ruang yang dipisahkan per lantai seperti lounge yang berada pada lantai 1 dan 2; kamar mandi, toilet dan wastafel untuk wanita berada di lantai 3. Untuk lantai 4-5 merupakan lantai khusus untuk wanita dan lantai 6-8 merupakan lantai khusus untuk pria dengan kamar mandi berada di lantai 9.

• UFO Capsule Hotel

(5)

Lokasi : No. 30, Jalan 1/77A, Kampung Dollah, Off Jalan Pudu, Bukit Bintang, 55100 Kuala Lumpur

Fasilitas : 24 jam, AC, brankas, penitipan bagasi, kamar bebas rokok, ruang khusus merokok Check-in : dari jam 14:00

Check-out : sampai jam 12:00

UFO Capsule Hotel menawarkan kamar-kamar kapsul yang dilengkapi dengan Wi-Fi gratis. Hotel ini berjarak 2 menit berjalan kaki dari Berjaya Times Square dan 8 menit berkendara dari Pusat Kota Kuala Lumpur. Kamar-kamar kapsul di UFO Hotel ber-AC. Masing-masing memiliki sebuah meja kerja. Loker juga tersedia untuk penyimpanan barang-barang. Hotel memiliki resepsionis 24 jam untuk kenyamanan para tamu. Bandara Internasional Kuala Lumpur berjarak 45 menit berkendara dari hotel.

Gambar 12. Kamar Mandi UFO Capsule Hotel

Gambar 13. Wastafel UFO Capsule Hotel

Gambar 14. Perletakan Unit Kapsul Di UFO Capsule Hotel

Hotel ini berntuk unit kapsul yang lebih diperuntukkan bagi wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat dari perletakan hotel ini sendiri yang berdekatan dengan pusat kota Kuala Lumpur yang banyak di kunjungi oleh wisatawan. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hotel ini menerapkan bentuk unit kapsul dan ruang unit dipisah dengan ruang kamar kandi dan wastafel.

Sehubungan dengan tema yang diambil dalam proyek hotel kapsul ini, yaitu berdasarkan kebutuhan pedagang, maka konsep fenomena perilaku lingkungan yang digunakan adalah privasi. Menurut Joyce Marcella (2005, 157), privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya. Dalam ilmu psikoanalis, privasi berarti dorongan untuk melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendaki.

Menurut Holahan dalam buku Arsitektur dan Perilaku Manusia (Joyce Marcella Laurens, 2004), ada enam jenis privasi yang terbagi menjadi dua golongan, yaitu :

• Golongan pertama adalah keinginan untuk tidak diganggu secara fisik yang terbagi menjadi : o Keinginan menyendiri (solitude)

o Keinginan menjauh (seclusion) dari pandangan dan gangguan suara o Keinginan untuk intim dengan orang-orang (intimacy)

• Golongan kedua adalah keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu (control of information), yaitu :

o Keinginan merahasiakan diri sendiri (anonymity)

o Keinginan untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve) o Keinginan untuk tidak terlibat dengan para tetangga (not neighboring)

Seiring dengan berjalannya waktu, terdapat kebutuhan-kebutuhan akan tingkat privasi yang lebih tinggi sehingga dalam proses desain perlu dilakukan perancangan. Hal terpenting adalah hidup dan bekerja dalam suatu tatanan yang memungkinkan bagi seorang individu untuk memilih keterbukaan atau ketertutupan dalam berinteraksi dengan orang lain. Maka muncullah beberapa hierarki ruang seperti ruang publik, ruang semi-publik, ruang semi-privat dan ruangan privat.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner. Data-data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa untuk memperoleh konsep-konsep yang akan digunakan dalam desain terkait aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek bangunan, serta dikaitkan dengan perilaku pengguna, khususnya aspek privasi pada hotel Kapsul di Tanah Abang.

(6)

HASIL DAN BAHASAN

Pedagang yang mengunjungi Pasar Tanah Abang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pedagang mancanegara dan pedagang domestik. Secara umum, pedagang yang berbelanja di Pasar Tanah Abang termasuk dalam pedagang perantara jenis pedagang menegah/grosir dan pedagang eceran. Pedagang grosir merupakan pedagang yang memperjualbelikan komoditas dalam partai atau skala yang besar dan konsumennya merupakan konsumen pertama yang akan mendistribusikan kembali komoditasnya kepada konsumen berikutnya. Bagi pedagang grosir, mereka akan membeli komoditi dalam jumlah banyak tetapi jenis komoditi yang dicari sedikit.

Pedagang eceran atau peritel adalah pedagang yang memperjualbelikan komoditas dalam partai kecil. Bagi pedagang eceran atau peritel, mereka akan membeli komoditi dalam jumlah cukup sedikit tetapi jenis komoditi yang dicari beragam. Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir yang terdiri dari banyak toko. Hal ini membuat pembeli memiliki banyak pilihan saat menentukan komoditi yang akan dijual kembali.

Kedua jenis pedagang tersebut membuat adanya perbedaan kegiatan bagi masing-masing pelakunya. Perbedaan kegiatan pelakunya dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan pada dua orang, yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

Kegiatan pedagang grosir dari luar Pulau Jawa antara lain : 07.30 : sampai di bandara Jakarta

07.30 – 08.00 : makan pagi

07.30 – 08.45 : perjalanan ke Pasar Tanah Abang 08.45 – 12.30 : berbelanja

12.30 – 13.00 : makan siang 13.00 – 16.00 : berbelanja

16.00 – 17.00 : mencari tempat menginap 17.00 – 17.15 : check-in di tempat menginap 17.15 – 17.30 : meyimpan barang bawaan 17.30 – 18.00 : beristirahat

18.00 – 18.15 : mandi 18.15 – 18.45 : makan malam 18.45 – 19.15 : bersantai 19.15 – 21.30 : jalan-jalan

21.30 – 22.00 : kembali ke tempat menginap 22.00 – 22.30 : bersiap tidur 22.30 – 06.30 : tidur 06.30 : bangun 06.30 – 06.45 : mandi 06.45 – 07.15 : bersantai 07.15 – 07.45 : makan pagi 07.45 – 08.30 : membereskan barang 08.30 : check-out

08.30 – 09.30 : menuju ke bandara Jakarta

Kesimpulan dari penjabaran diatas adalah pedagang grosir merupakan pedagang yang melakukan kegiatan membeli komoditi dengan ragam yang sedikit dan jumlah banyak sehingga waktu yang digunakan relatif singkat. Berdasarkan hal tersebut, pedagang grosir cenderung menghabiskan waktu singkat untuk berbelanja seperti sehari ataupun dua hari.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pedagang grosir, ruang-ruang yang diperlukan seperti ruang untuk tidur, kamar mandi (terdiri dari shower, kloset dan wastafel), tempat menyimpan barang bawaan, ruang duduk dan restoran.

Kegiatan pedagang eceran dari luar Pulau Jawa antara lain : 07.30 : sampai di bandara Jakarta

07.30 – 08.00 : makan pagi

07.30 – 08.45 : perjalanan ke Pasar Tanah Abang 08.45 – 12.30 : berbelanja

12.30 – 13.00 : makan siang 13.00 – 16.00 : berbelanja

(7)

17.00 – 17.15 : check-in di tempat menginap

17.15 – 17.30 : meyimpan barang bawaan + barang belanjaan 17.30 – 18.00 : beristirahat 18.00 – 18.15 : mandi 18.15 – 18.45 : makan malam 18.45 – 21.00: bersantai 21.00 – 21.30 : bersiap tidur 21.30 – 06.30 : tidur 06.30 : bangun 06.30 – 06.45 : mandi 06.45 – 07.15 : bersantai 07.15 – 07.45 : makan pagi

07.45 – 08.15 : perjalanan ke Pasar Tanah Abang 08.15 – 12.00 : berbelanja

12.00 – 12.30 : makan siang 12.30 – 14.30 : berbelanja

14.30 – 14.45 : kembali ke tempat menginap

14.45 – 15.30 : membereskan barang bawaan + barang belanjaan 15.30 – 15.45 : check-out

15.45 – 16.45 : menuju ke bandara Jakarta

Kesimpulan dari penjabaran diatas adalah pedagang eceran merupakan pedagang yang melakukan kegiatan membeli komoditi dengan ragam yang banyak dan jumlah sedikit sehingga waktu yang digunakan relatif banyak untuk berbelanja. Berdasarkan hal tersebut, pedagang grosir cenderung menghabiskan waktu lama untuk berbelanja seperti lebih dari dua hari.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pedagang eceran, ruang-ruang yang diperlukan seperti ruang untuk tidur, kamar mandi, kloset, wastafel, tempat menyimpan barang bawaan, tempat menyimpan barang belanjaan, tempat pengepakan barang, ruang duduk dan restoran.

Kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan diatas menunjukkan adanya ruang-ruang yang diperlukan seperti, ruang-ruang untuk tidur, kamar mandi (terdiri dari shower, kloset dan wastafel), tempat untuk menyimpan barang bawaan, tempat untuk menyimpan barang belanjaan, tempat pengepakan barang, ruang komunal, dan restoran.

Gambar 15. Perbandingan Jenis Unit Kapsul

Gambar di atas merupakan hasil kuisioner yang dilakukan untuk mendapat gambaran akan jenis unit yang diinginkan oleh penunjung saat menginap. Hasil kuisioner tersebut menunjukkan bahwa sebesar 57% responden menunjukkan keinginan untuk menginap di hotel kapsul berbentuk kabin dan sisanya menunjukkan keinginan untuk menginap di hotel kapsul berbentuk kapsul (ruang kecil). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa sebagian besar responden dapat menerima konsep hotel kapsul dengan ruang yang lebih kecil.

Hasil kuisioner tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung dimana unit kamar merupakan ruang yang digunakan untuk istirahat/tidur. Berdasarkan fungsi tersebut maka jenis unit yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan merupakan jenis unit berbentuk kapsul. Kegiatan yang dilakukan pengunjung saat berada di unit hunian berupa istirahat, tidur, dan meletakkan barang bawaan sehingga bentuk unit kapsul yang dirancang adalah sebagai berikut :

(8)

Gambar 16. Denah Unit Kapsul Gambar 17. Bentuk Unit Kapsul

Privasi merupakan keinginan untuk tidak diganggu secara fisik atau keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang terwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang perlu. Penerapan privasi dalam rancangan terwujud dalam penempatan unit kapsul dalam ruang. Untuk memberikan privasi bagi pengunjung hotel, terdapat tiga jenis ruang yang disediakan, yaitu :

• Ruang untuk unit kapsul

Ruang ini berupa sebuah ruang yang berisi delapan unit kapsul yang di susun secara bertingkat (empat di bawah dan empat di atas).

Gambar 18. Denah Unit Kapsul

Untuk memberikan privasi bagi masing-masing pengunjung yang berada di dalam ruangan yang sama, maka penyusunan kapsul dibuat selang-seling. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi interaksi langsung antar pengunjung dengan unit kapsul yang berdekatan.

Gambar 19. Susunan Unit Kapsul

• Ruang kamar mandi

Kamar tidur dan kamar mandi untuk pengunjung hotel dibuat terpisah dari unit kapsul karena unit kapsul hanya berupa unit kamar seukuran satu orang. Kamar mandi terdiri dari ruang wastafel,

Unit kapsul sisi atas

Unit kapsul sisi bawah Koridor

Koridor

Unit kapsul

(9)

shower, dan kloset. Tiap shower dan kloset dibatasi oleh dinding sehingga masing-masing pengunjung

tetap memiliki privasi dalam penggunaan shower dan kloset.

Tiap kamar mandi menyediakan wastafel, shower dan kloset yang dapat digunakan secara nyaman oleh pengunjung. Untuk mengetahui rasio perbandingan jumlah kamar mandi yang diperlukan maka digunakan pendekatan dengan proyek sejenis yang memiliki kamar mandi diluar yaitu asrama. Menurut M.Chusid dalam buku Time Saver Standards for Building Types 3rd Edition,

kamar mandi di asrama dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : o Satu kamar mandi digunakan untuk empat kamar

o Satu kamar mandi digunakan untuk dua kamar

Dengan asumsi satu kamar diperuntukkan bagi satu orang

Tiap fasilitas yang ada di kamar mandi memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut : o Satu shower untuk tiap 4-6 orang

o 1 kloset + urinal untuk tiap 6-10 pria o 1 kloset untuk tiap 6-8 wanita

Untuk memberikan privasi bagi pengunjung, maka jenis kamar mandi yang akan digunakan yaitu satu kamar mandi untuk satu kamar. Satu kamar berupa ruang yang berisi delapan unit kapsul. Berdasarkan ketentuan diatas maka tiap kamar mandi tediri dari dua wastafel, dua shower dan dua kloset yang dapat digunakan oleh satu kamar (maksimal delapan orang). Shower yang disediakan dilengkapi dengan ruang untuk berganti pakaian.

Gambar 20. Susunan Kamar Mandi

• Ruang komunal/ruang duduk

Ruang komunal/ruang duduk merupakan ruang yang disediakan bagi pengunjung hotel yang menginap. Ruangan ini dibuat dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung yang juga memerlukan suatu tempat untuk berinteraksi dengan orang lain dengan batasan-batasan tertentu. Batasan yang dimaksud berupa orang yang dapat mengakses ruang ini hanya terbatas bagi pengunjung yang menginap saja agar privasi bagi pengunjung yang menginap tetap terjaga.

Gambar 21. Letak Ruang Duduk Wastafel

Shower + tempat ganti baju

Janitor Kloset R. Duduk R. Unit hunian R. Unit hunian

Koridor

(10)

Ruang ini berupa ruang serba guna bagi pengunjung yang dapat digunakan sebagai ruang untuk bertemu atau berbincang dengan pengunjung lain, ruang untuk menonton, ruang untuk membaca maupun ruang untuk bersantai. Ruang ini diletakkan berdekatan dengan ruangan yang berisi unit kapsul dengan tujuan memberikan kemudahan untuk dijangkau oleh pengguna. Terdapat lebih dari satu ruang komunal dalam satu lantai yang disesuaikan dengan jumlah ruang kamar.

Unit hunian yang disediakan berupa unit kapsul dengan kamar mandi luar, maka dibuat pembedaan letak unit untuk pria dan unit untuk wanita. Hal tersebut bertujuan:

o Memberikan kenyamanan bagi masing-masing pengunjung agar tidak ada pihak yang merasa terganggu

o Rasio perbandingan prian dan wanita yang digunakan adalah 60% untuk pria dan 40 % untuk wanita. Berdasarkan perbandingan tersebut maka jumlah unit yang disediakan untuk :

- Pria = 60% x 208 = 124,8 ≈ 125 unit kapsul

- Wanita = 40% x 208 = 83,2 ≈ 83 unit kapsul

o Lantai untuk pria terletak pada bagian bawah dan lantai untuk wanita terletak pada bagian atas untuk memberikan privasi yang lebih bagi pengunjung wanita.

Gambar 22. Letak Ruang Duduk

Keterangan :

: area publik : area semi-publik : area service : area privat

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian terhadap perilaku terkait dengan proses perencanaan dan perancangan sangat diperlukan. Penelitian dilakukan dengan menetapkan sasaran pengguna yang sesuai dengan proyek yang akan dilakukan. Penetapan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan ciri khas dari sasaran tersebut sehingga perencanaan dan perancangan yang akan dilakukan dapat dilakukan semaksimal mungkin.

REFERENSI

- 9 hour. 2010. 9 hour. 03-12-2012 dari http://9hours.jp/

- Bhatia, Arjuna Kumar. (2008). International Tourism Management. New Delhi : Sterling. - Darsono, Agustinus. (1999). Tata Graha Hotel.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

- Darsono, Agustinus. (2001). Kantor Depan Hotel (Hotel Front Office) – Edisi Revisi. Jakarta : Grasindo.

- Ismayanti, (2011), Pengantar Pariwisata. Jakarta : Grasindo.

- Iwantono, Sutrisno. (2008). Kiat Sukses Berwirausaha : Strategi Baru Mengelola Usaha Kecil dan Menengah. 162.

- Joesoef, Jose Rizal. (2008). Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta : Salemba Empat. - Laurens, Joyce Marcella. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta : PT Grasindo. - Marlina, Endy.(2008). Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta : ANDI.

Area Wanita

(11)

- Perwani, Yayuk Sri. (2001). Teori Dan Petunjuk Praktek Housekeeping Untuk Akademi Perhotelan : Make Up Room. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

- Prabowo, Hendro. (2010). Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat.Jakarta : Gunadarma

- Prishardoyo, Bambang; Trimarwanto, Agus dan Shodiqin.(2005). Pelajaran Ekonomi Smp Kelas 1.Jakarta : Grasindo.

- PT. KAI Commuter Jabodetabek. 2011. Peta Rute Roopline. 03-12-2012 darihttp://www.krl.co.id/produk-a-layanan-topmenu-85/peta-rute-loopline.html

- Royan, Frans M. (2007). Smart Launching New Product. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. - Sunaryo.(2002). Psikologi Untuk Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. - Universitas Kristen Petra.(2008). Website Hotel. Jakarta.

RIWAYAT PENULIS

Jessica Soegiyanto lahir di kota Pontianak pada 10 Oktober 1990. Penulis menamatkan

Gambar

Gambar 2. 9Hour Hotel
Gambar 16. Denah Unit Kapsul  Gambar 17. Bentuk Unit Kapsul
Gambar 20.  Susunan Kamar Mandi
Gambar 22.  Letak Ruang Duduk

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAKSI Skripsi penciptaan ini merupakan laporan yang berisikan tentang penulis berperan sebagai produser dalam mengatur lokasi pada pembuatan video promosi musikal pada

Dimana variabel respon yang digunakan dalam penelitian adalah angka harapan hidup dan angka kematian bayi dengan lima variabel prediktor yang terdiri dari

Oleh karena itu, agar warga miskin yang ada di Kabupaten Sragen dapat menjadi peserta program jaminan sosial maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen membayarkan

a. Kerusakan dan kerugian konsumen. Pencemaran dan kerugian konsumen. Tanggung jawab pelaku usaha dalam memberikan ganti rugi diatas, tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat

ujar yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru (misalnya: memutuskan, membatalkan,

<p>•  jk ada kakek sekandung sebapak tanpa ada ahli waris yang lain, jk ada saudara lk pr sekandung atau seabapak lakukan proses hitung jumlah bagian kakek

Hasil k egiatan penyelidikan egiatan penyelidikan epidemiologi epidemiologi dan fokus dan fokus malaria adalah malaria adalah informasi mengenai permasalahan yang

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-1 adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan