Makalah dan Askep GOUT
Makalah dan Askep GOUT
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah persendian
persendian dan dan sering sering disertai disertai timbulnya timbulnya rasa rasa nyeri nyeri yang yang teramat teramat sangat sangat bagibagi penderitannya.
penderitannya. Penyakit Penyakit ini ini sering sering disebut disebut penyakit penyakit gout gout atau atau lebih lebih dikenal dikenal dengandengan penyakit
penyakit asam asam urat urat (Andry, (Andry, 2009). 2009). Penyakit Penyakit gout gout adalah adalah penyakit penyakit akibat akibat gangguangangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang.
berulang-ulang.
Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosodium dan Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap
pada tahap yang lebih yang lebih lanjut terjadi lanjut terjadi degenerasi tulang degenerasi tulang rawan sendi, rawan sendi, insiden penyakit insiden penyakit goutgout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita (Muttaqin, 2008). Secara biokomiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu daripada wanita (Muttaqin, 2008). Secara biokomiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati amba
kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang batasnya.ng batasnya.
Keadaan hiperurisemia akan beresiko timbulnya artritis gout, nefropati gout,
Keadaan hiperurisemia akan beresiko timbulnya artritis gout, nefropati gout, atau batuatau batu ginjal. Insiden gout di Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoartritis ginjal. Insiden gout di Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoartritis (Dalimartha, 2008 dikutip dari penelitian Festy dkk).
(Dalimartha, 2008 dikutip dari penelitian Festy dkk).
Prevalensi gout di Indonesia diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini Prevalensi gout di Indonesia diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007). Faktor risiko yang meningkat seiring dengan meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007). Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat, Vitahealth (2007) adalah menyebabkan orang terserang penyakit asam urat, Vitahealth (2007) adalah genetik/riwayat keluarga, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, genetik/riwayat keluarga, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas), hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan obat-obatan tertentu kegemukan (obesitas), hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan obat-obatan tertentu (terutama diuretika). Faktor-faktor tersebut diatas dapat meningkatkan kadar asam urat, (terutama diuretika). Faktor-faktor tersebut diatas dapat meningkatkan kadar asam urat, jika terjadi peningkatan kadar asam urat serta di tandai linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, jika terjadi peningkatan kadar asam urat serta di tandai linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, merah dan bengkak keadaan ini dikenal dengan gout. Gout termasuk penyakit yang dapat merah dan bengkak keadaan ini dikenal dengan gout. Gout termasuk penyakit yang dapat dikendalikan walaupun tidak dapat disembuhkan, namun kalau dibiarkan saja kondisi ini dikendalikan walaupun tidak dapat disembuhkan, namun kalau dibiarkan saja kondisi ini dapat berkembang menjadi artritis yang melumpuhkan
dapat berkembang menjadi artritis yang melumpuhkan (Charlish, 2009).(Charlish, 2009).
1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah
A.
A. Apakah pengertian dari gout?Apakah pengertian dari gout? B.
B. Bagaimana etiologi dari gout?Bagaimana etiologi dari gout? C.
C. Apa saja klasifikasi dari gout?Apa saja klasifikasi dari gout? D.
D. Bagaimana manifestasi klinis dari Gout?Bagaimana manifestasi klinis dari Gout? E.
E. Bagaimana patofisiologi dari Gout?Bagaimana patofisiologi dari Gout?
1.3
1.3 TujuanTujuan
A.
A. Untuk Mengetahui PengertianUntuk Mengetahui Pengertian B.
C.
C. Untuk Mengetahui KlasifikasiUntuk Mengetahui Klasifikasi D.
D. Untuk mengetahui Manifestasi KlinisUntuk mengetahui Manifestasi Klinis E.
E. Untuk Untuk Mengetahui Mengetahui PatofisiologiPatofisiologi
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 Definisi 2.1 Definisi
Gout adalah penyakit yang di akibatkan metabolisme purin yang ditandai dengan Gout adalah penyakit yang di akibatkan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang (chairuddin) penyakit ini paling hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang (chairuddin) penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause. sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause. (Fauci, Braunwald)
(Fauci, Braunwald)
Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada metabolism purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi defek genetic pada metabolism purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya.
urat, atau kombinasi keduanya.
2.2 Etiologi 2.2 Etiologi
Gangguan metabolic dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini di timbulkan Gangguan metabolic dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini di timbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout) dan kalsium dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout) dan kalsium pirofosfat
pirofosfat dihidrat dihidrat (CPPD, (CPPD, pseudogout) pseudogout) dan dan pada pada tahap tahap yang yang lebih lebih lanjut lanjut terjaditerjadi degenerasi tulang rawan sendi. Klasifikasi gout dibagi 2
degenerasi tulang rawan sendi. Klasifikasi gout dibagi 2 yaitu: (chairuddin, 2003).yaitu: (chairuddin, 2003).
1.
1. Gout Primer: dipengaruhi oleh factor genetik. Terdapat produksi/sekresi asam urat yangGout Primer: dipengaruhi oleh factor genetik. Terdapat produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2.
2. Gout Sekunder Gout Sekunder
a.
a. Pembentukan asam urat yang berlebihanPembentukan asam urat yang berlebihan
-- Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma retikularis)retikularis)
-- Sindroma Lech- Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanineSindroma Lech- Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanine fosforibosil transferas
fosforibosil transferase yang terjadi pada ane yang terjadi pada anak-anak dan pada ak-anak dan pada sebagian orang dewasasebagian orang dewasa -- Gangguan penyimpanan glikogenGangguan penyimpanan glikogen
-- Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel megaloblastik menstimulasiPada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat
pengeluaran asam urat b.
b. Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada:Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada: -- Kegagalan ginjal kronik Kegagalan ginjal kronik
-- Pemakain obat salsilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan Pemakain obat salsilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan sulfonamidsulfonamid -- Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik, hiperparatiroidis-Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik,
hiperparatiroidis-me dan pada miksadema me dan pada miksadema
Factor predisposisi terjadinya gout yaitu, umur, jenis kelamin sering terjadi pada pria, Factor predisposisi terjadinya gout yaitu, umur, jenis kelamin sering terjadi pada pria, iklim, herediter, dan keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemia. iklim, herediter, dan keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemia.
2.3 Epidemiologi 2.3 Epidemiologi
Gout artritis banyak diderita oleh laki-laki dan wanita postmenopause, jarang Gout artritis banyak diderita oleh laki-laki dan wanita postmenopause, jarang padalaki-laki sebelum remaja dan wanita sebelum
padalaki-laki sebelum remaja dan wanita sebelum menopause. Prevalensi gout meningkatmenopause. Prevalensi gout meningkat seiring dengan bertambahnya usia yaitu meningkat sampai 9% pada laki-laki dengan usia seiring dengan bertambahnya usia yaitu meningkat sampai 9% pada laki-laki dengan usia lebih dari80 tahun dan 6% pada wanita. Konsentrasi serum urat pada laki-laki lebih besar lebih dari80 tahun dan 6% pada wanita. Konsentrasi serum urat pada laki-laki lebih besar 1 mg/dldari pada wanita, tetapi setelah menopause level serum urat pada wanita 1 mg/dldari pada wanita, tetapi setelah menopause level serum urat pada wanita meningkat sehinggacenderung sama dengan laki. Perbedaan serum urat pada meningkat sehinggacenderung sama dengan laki. Perbedaan serum urat pada laki-laki dan
laki dan wanita ini kwanita ini karena arena pengaruh hormon pengaruh hormon estrogennya. Pada estrogennya. Pada saat premenopausesaat premenopause hormon estrogen ini menyebabkanklirens asam urat pada ginjal lebih efisien. Peningkatan hormon estrogen ini menyebabkanklirens asam urat pada ginjal lebih efisien. Peningkatan prevalensi
prevalensi gout gout juga juga bisa bisa disebabkanoleh disebabkanoleh diet diet dan dan life life style style yang yang kurang kurang terkontrol,terkontrol, obesitas, hipertensi sindroma metabolik,trnsplantasi organ, meningkatnya penggunaan obesitas, hipertensi sindroma metabolik,trnsplantasi organ, meningkatnya penggunaan obat-obatan seperti salicylate dan diuretik dosis rendah.
obat-obatan seperti salicylate dan diuretik dosis rendah.
2.4 Patofisiologi 2.4 Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl
mg/dl [SI: [SI: 0,4 0,4 ) ) dapat dapat (tetapi (tetapi tidak tidak selalu) selalu) menyebabkan menyebabkan penumpukan penumpukan KristalKristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan
penurunan mendadak mendadak kadar kadar asam asam urat urat serum. serum. Kalau Kalau Kristal Kristal urat urat mengendap mengendap dalamdalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang-ulang,penumpukan Kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan yang berulang-ulang,penumpukan Kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Nefrolitiasis mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) deengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat (batu ginjal) deengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
urat dapat timbul.
Gambaran Kristal urat dalam cairan sinoval sendi yang asimtomatik menunjukan Gambaran Kristal urat dalam cairan sinoval sendi yang asimtomatik menunjukan bahwa
bahwa faktor-faktor faktor-faktor non non Kristal Kristal mungkin mungkin berhubungan berhubungan dengan dengan reaksi reaksi inflamasi. inflamasi. KristalKristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama berupa monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis Kristal dan dengan demikian memperlihatkan IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis Kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik.
aktivitas imunologik.
Pathwey Pathwey
2.5 Manifestasi klinis
Terdapat 4 stadium perjalanan klinis gout yang tid ak diobati: (silvia A.price)
1. Stadium pertama adalah hiperurikemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari penigkatan asam urat serum.
2. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak
2.6 Pemeriksaan penunjang
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubhan sendi
2.7 Penatalaksanaan
Preparat colchicine (oral atau parenteral) atau NSAID, seperti indometasin, digunakan untuk meredakan serangan akut gout. Penatalaksanaan medic hiperurisemia, tofus, penghancuran sendi dan masalah renal biasanya dimulai setelah proses inflamasi akut mereda. Preparat urikosurik seperti probenesid akan memperbaiki keadaanhiperurisemia dan melarutkan endapan urat. Alopurinol juga merupakan obat yang efektif tetapi penggunaanya terbatas karena terdapat resiko toksisitas. Kalau diperlukan penurunan kadar asam urat dalam serum, preparat urikosurik merupakan obat pilihan. Kalau pasiennya beresiko untuk mengalami insufisiensi renal atau batu ginjal
(kalkuli renal), allopurinol merupakan obat pilihan
obat Kerja dan pemakaian Implikasi keperawatan
colchicine Mengurangi penumpukan
asam urat dan mengganggu pembentukan kinin serta leukosit sehingga mengurangi inflamasi. Tidak mengubah kadar asam urat dalam serum atau urin. Digunakan dalam penanganan akut dan kronik
Penatalaksanaan akut: berikan ketika serangan pertama kali dimulai. Takaran ditingkatkan sampai rasa nyeri merda atau terjadi diare.
Penatalaksanaan kronik: penggunaan yang lama dapat menurunkan absorpsi vitamin B12, menyebabkan gangguan
gastrointestinal pada
kebanyakan pasien.
Probenecid (Benemid) Preparat urikosurik
menghambat reabsorpsi urat dan meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin. Mencegah pembentukan tofus
Waspada terhadap
kemungkinan mual, ruam dan konstipasi
Alopurinol (zyloprim) Inhibitor xanthin oksidase
mengganggu proses
Waspada terhadap
pemecahan purin sebelum
terbentuk asam urat
menghambat enzim
xanthinoksidase karena menghalangi pembentukan asam urat
yang mencakup depresi sumsum tulang, vomitus dan nyeri abdomen
2.8 KOMPLIKASI
Gout berpotensi menyebabkan infeksi ketika terjadi ruptur tofus, batu ginjal, hipertensi dan penyakit jantung lain (Kluwer, 2011).
2.9 Masalah yang lazim muncul
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis pembengkakan sendi, melaporkan nyeri secara verbal pada area sendi
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri persendian (kaku sendi)
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d perubahan kadar elektrolit pada ginjal (disfungsi ginjal)
4. Hipertermia b.d proses penyakit (peradangan sendi)
5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit (nyeri pada sendi) 6. Gangguan pola tidur b.d
7. Kerusakan integritas jaringan b.d kelebihan cairan peradangan kronik akibat adanya kristal urat
2.10 Disaharge planning
1. Mengistirahatkan sendi yang nyeri 2. Pemberian obat anti inflamasi 3. Menghindarkan factor pencetus
4. Minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalis. Serta menghindari makanan yang mengandung purin tinggi
5. Hindari minuman beralkohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN a) Biodata
:
: usia pertengahan sampai usia lanjut
kelamin : penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause Status mariental :
a :
dikan :
aan : pada kenyataannya bahwa sebagian besar penderita kusta adalah dari golongan ekonomi lemah. bangsa : at : edrec : awat : edis : asuk : engkajian : ggung jawab : : aan : ngan dengan pt : b) Keluhan utama :
Pada pasien yang mederita GOUT biasanya mengeluh nyeri yang luar biasa
c) Riwayat kesehatan sekarang :
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencangkup awal gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgetik , allopurinol
d) Riwayat kesehatan masa lalu :
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout ( misalnya penyakit ginjal lronis, leukemia, hiperparatiroidsme ) masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan msalah yang sama . kaji adanya pemakian alcohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretic
e) Riwayat kesehatan keluarga :
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang emmpunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada prosuksi sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya
f) Pemeriksaan fisik : 1. Tanda-tanda vital
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Kesadaran : *kualitatif : CM s/d Coma, *kuantitatif: GCS c. Tekanan darah : normalnya tekanan darah 120/80
d. Nadi : nadi normalnya 60-100x/mnt
e. Suhu : suhu normalnya (pasien biasanya mengalami hipertermi) f. RR : pernafasan normalnya 16-24x/mnt
2. Antropometri
BB : pasien biasanya mengalami peningkatan berat badan. TB : tinggui badan tidak berpengaruh
3. Pemeriksaan sistematika/persistem A) Sistem pernafasan
-
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisanrongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
-
Palpasi : taktil fremitus seimbangkiridankanan-
Perkusi : Suararesonapadaseluruhlapangparu-
Auskultasi: suaranapashilang/melemahpadasisi yang sakit, biasanya didapatsuararonkiataumengi. B) Sistem kardiovaskuler
-
Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak terdapat kelenjar getah bening, tidak terdapatdistensi vena jugularis, tidak terdapat clubbing finger.
-
Palpasi : CRT<2 detik-
Perkusi : bunyi ICS 1-6 sebelah kiri pekak-
Auskultasi : S1 dan S2 tidak terdapat suara tambahanC) Sistem pencernaan
-
Inspeksi : mukosa bibir ananemis, tidak terdapat stomatitis, turgor kulit abdomen elastis,bentuk abdomen simetris
-
Auskultasi: bunyi bising usus normal 8-12x/menit-
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada area abdomen, tidak terdapat asites-
Perkusi: Bunyi perkusi abdomen timpaniD) Sistem persyarafan
torius) : klien dapat mencium bau-bauan kus) : klien dapat melihat pada jarak 2m
la motorius) : klien dapat menggerakan bola mata kesamping atas
klearis) : klien dapat menggerakkan bola mata ke atas dan kebawah normal eminus) : pada kornea mata mengkibatkan kurang/ hilangnya reflek kedip dusen) : klien dapat menggerakkan bola mata ke samping
cialis) : klien dapat membedakan rasa manis dan asin kustikus) : pendengaran klien baik saat ditanya oleh pengkaji
sofaringeus) : klien dapat menelan dengan baik
us) : klien dapat membuka mulutnya dengan baik
nal accesory) : klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri poglesal) : pergerakan klien lemah dan tidak bebas
Bentuk mata simetris, warna sklera putih, tidak adanya kelainan pada mata, reflek mengedipkan mata normal, dapat merapatkan mata.
F) Sistem pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak adanya nyeri tekan, tidak terdapat serumen, fungsi pendengaran baik
G) Sistem perkemihan
Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada
sistem ini
H) Sistem muskuloskeletal
Pada pengkajian ini ditemukan Look: keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya).
Nyeri ini biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar. feel: ada nyeri tekan pada sendi yang
membengkak. Move: hambatan gerakan sendi biasanya semakin memberat I) Sistem endokrin
Sering ditemukan keringat dingin, dan pusing karena nyeri. J) Sistem integumen
Kulit biasanya mengalami perubahan warna menjadi merah pada area yang membengkak.
No Pola Sebelum sakit Saat sakit
1. Makan dan minum
Frekuensi lergi
akanan yang tidak disukai lat bantu makan
3x/hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada 3x/hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2. Istirahat dan tidur
Siang Malam 2 jam 7 jam 2-3 jam 7-8 jam 3. Personal higiene Mandi frekuensi Oral higiene frekuaensi Cuci rambut Frekuensi 2x/hari 2x/hari 3x/minggu 1x/hari Tidak pernah Tidak pernah 4. Eliminasi BAK Frekuensi Warna
Penggunaan alat bantu BAB Frekuensi Warna Konsistensi 3-5x/hari Kuning jernih Tidak menggunakan 1-2x/hari kuning padat 2-4x/hari Kuning jernih Tidak menggunakan Tidak tentu Kuning padat
5. Pola aktivitas terbaring
A. Data Psikologis 1. Status emosi
Klien mampu mengontrol emosinya, jika marah klien memilih untuk diam 2. Kecemasan klien
Tingkat kecemasan klien sedang 3. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien menyukai bagian bentuk tubuhnya yaitu mata b. Identitas diri : klien merasa senang menjalani profesinya
c. Peran : peran klien di dalam keluarganya ( mis: ayah , ibu, anak) d. Ideal diri : klien berharap penyakit di deritanya bisa cepat sembuh e. Harga diri: klien di sekitar
B. Data Sosial 1. Pola komunikasi
2. Pola interaksi
Pasien berinteraksi dengan keluarga dan perawat dengan baik dan jelas C. Data Spiritual
Klien mengatakan pada saat sebelum sakit dapat melaksanakan aktivitas ibada tetapi saat di rumah sakit aktivitas ibadah belum dapat dilakukan karena alasan kondisinya.
D. Data penunjang
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubhan sendi
E. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: pasien
mengatakan nyeri DO: pasien terlihat meringis Skala nyeri 8 Respons inflamasi meningkat Pembesaran dan penonjolan sendi Nyeri hebat nyeri berhubungan dengan peradanagn/inflamasi 2 DS : pasien mengatakan tidak bisa jalan DO : pasien tidak bisa berjalan Pembesaran dan penonjolan sendi Deformitas sendi Kekakuan sendi
Hambatan mobilitas fisik
Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot
F. Diagnosa keperawatan
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot
G. Rencana keperawatan
Diagnosa NOC NIC Rasional
Nyeri b.d inflamasi/peradangan setelah dilakukan tindakan keperawatan1x24 jamproses inflamasi berhenti dan berangsur-angsur sembuh. Kriteria hasil: -mampu mengontrol nyeri - melaporkan bahwa nyeri berkurang - mampu megenali nyeri - menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presifitasi
Lakukan teknik relaksasi napas dalam
Biarkan pasien
mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk dikursi , tingkatkan istirahat tidur sesuai indikasi
Berikan massase yang lembut
Libatkan kembali aktivitas hiburan sesuai untuk aktivitas individu
Kolaborasi dokter untuk pemberian obat analgetik
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan progam
Pada penyakit berat ini, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi cidera Meningkatkan relaksasi/mengurang i tegangan otot Memfokuskan kembali perhatian, emme berikan stimulasi,dan meningkatkan rasa percayadiri Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam kelemahan pasien dapat teratasi Criteria hasil : KO 5-5-5-5, pasien
Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi
Pertahankan tirah
baring/duduk jika perlu Bantu dengan rentang gerak aktif-pasif
Ubah posisi dengan sering
Tingkat aktivitas bergantung pada perkembangan atau resolusi dari peradangan Istirahat sistemik dianjurkan selama meksesarbasi akut dan seluruh fase
penyakit yang
mengatakan tidak lemas mencegah kelelahan, memepertahankan kekuatan otot Mempertahankan atau meningkatkan Fungsi sendi,
kekeuatan otot, dan stamina umum Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi memepermudah perawatan diri dan
kemandirian pasien
F. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
Nyeri b.d
inflamasi/peradangan
Nyeri berkurang Kerusakan mobilitas fisik
b.d penurunan tonus otot
Pasien mampu berjalan
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
2. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang
berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
3. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4.2 SARAN
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nuratif & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jilid 2
Brunner dan suddath. 2001. keperawatan medikal bedah edisi 8 vol.2. Jakarta: EGC Elliot Chang Daly. 2009. Patofisiologi. Jakarta : ECG
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan linu-linu di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitannya. Penyakit ini sering disebut penyakit gout atau lebih dikenal dengan penyakit asam urat (Andry, 2009). Penyakit gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang.
Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi, insiden penyakit gout
daripada wanita (Muttaqin, 2008). Secara biokomiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang batasnya.
Keadaan hiperurisemia akan beresiko timbulnya artritis gout, nefropati gout, atau batu ginjal. Insiden gout di Indonesia menduduki urutan kedua setelah osteoartritis (Dalimartha, 2008 dikutip dari penelitian Festy dkk).
Prevalensi gout di Indonesia diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007). Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat, Vitahealth (2007) adalah genetik/riwayat keluarga, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas), hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan obat-obatan tertentu (terutama diuretika). Faktor-faktor tersebut diatas dapat meningkatkan kadar asam urat, jika terjadi peningkatan kadar asam urat serta di tandai linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, merah dan bengkak keadaan ini dikenal dengan gout. Gout termasuk penyakit yang dapat dikendalikan walaupun tidak dapat disembuhkan, namun kalau dibiarkan saja kondisi ini dapat berkembang menjadi artritis yang melumpuhkan (Charlish, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian dari gout? B. Bagaimana etiologi dari gout? C. Apa saja klasifikasi dari gout?
D. Bagaimana manifestasi klinis dari Gout? E. Bagaimana patofisiologi dari Gout?
1.3 Tujuan
A. Untuk Mengetahui Pengertian B. Untuk mengetahui Etiologi C. Untuk Mengetahui Klasifikasi
D. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis E. Untuk Mengetahui Patofisiologi
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi
Gout adalah penyakit yang di akibatkan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang (chairuddin) penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause. (Fauci, Braunwald)
Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada metabolism purin (hiperurisemia). Pada keadaan ini bisa terjadi
oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya.
2.2 Etiologi
Gangguan metabolic dengan meningkatnya konsentrasi asam urat ini di timbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout) dan kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD, pseudogout) dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi
degenerasi tulang rawan sendi. Klasifikasi gout dibagi 2 yaitu: (chairuddin, 2003).
1. Gout Primer: dipengaruhi oleh factor genetik. Terdapat produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout Sekunder
a. Pembentukan asam urat yang berlebihan
- Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma retikularis)
- Sindroma Lech- Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada sebagian orang dewasa - Gangguan penyimpanan glikogen
- Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena maturasi sel megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam urat
b. Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada: - Kegagalan ginjal kronik
- Pemakain obat salsilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan sulfonamid - Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik,
hiperparatiroidis-me dan pada miksadema
Factor predisposisi terjadinya gout yaitu, umur, jenis kelamin sering terjadi pada pria, iklim, herediter, dan keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemia.
2.3 Epidemiologi
Gout artritis banyak diderita oleh laki-laki dan wanita postmenopause, jarang padalaki-laki sebelum remaja dan wanita sebelum menopause. Prevalensi gout meningkat seiring dengan bertambahnya usia yaitu meningkat sampai 9% pada laki-laki dengan usia lebih dari80 tahun dan 6% pada wanita. Konsentrasi serum urat pada laki-laki lebih besar 1 mg/dldari pada wanita, tetapi setelah menopause level serum urat pada wanita meningkat sehinggacenderung sama dengan laki. Perbedaan serum urat pada laki-laki dan wanita ini karena pengaruh hormon estrogennya. Pada saat premenopause hormon estrogen ini menyebabkanklirens asam urat pada ginjal lebih efisien. Peningkatan prevalensi gout juga bisa disebabkanoleh diet dan life style yang kurang terkontrol, obesitas, hipertensi sindroma metabolik,trnsplantasi organ, meningkatnya penggunaan obat-obatan seperti salicylate dan diuretik dosis rendah.
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl [SI: 0,4 ) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan Kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau Kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang-ulang,penumpukan Kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) deengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran Kristal urat dalam cairan sinoval sendi yang asimtomatik menunjukan bahwa faktor-faktor non Kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis Kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik.
Pathwey
2.5 Manifestasi klinis
Terdapat 4 stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati: (silvia A.price)
1. Stadium pertama adalah hiperurikemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari penigkatan asam urat serum.
2. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi bengkak
2.6 Pemeriksaan penunjang
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubhan sendi
2.7 Penatalaksanaan
Preparat colchicine (oral atau parenteral) atau NSAID, seperti indometasin, digunakan untuk meredakan serangan akut gout. Penatalaksanaan medic hiperurisemia, tofus, penghancuran sendi dan masalah renal biasanya dimulai setelah proses inflamasi akut mereda. Preparat urikosurik seperti probenesid akan memperbaiki keadaanhiperurisemia dan melarutkan endapan urat. Alopurinol juga merupakan obat yang efektif tetapi penggunaanya terbatas karena terdapat resiko toksisitas. Kalau diperlukan penurunan kadar asam urat dalam serum, preparat urikosurik merupakan obat pilihan. Kalau pasiennya beresiko untuk mengalami insufisiensi renal atau batu ginjal
(kalkuli renal), allopurinol merupakan obat pilihan
obat Kerja dan pemakaian Implikasi keperawatan
colchicine Mengurangi penumpukan
asam urat dan mengganggu pembentukan kinin serta leukosit sehingga mengurangi inflamasi. Tidak mengubah kadar asam urat dalam serum atau urin. Digunakan dalam penanganan akut dan kronik
Penatalaksanaan akut: berikan ketika serangan pertama kali dimulai. Takaran ditingkatkan sampai rasa nyeri merda atau terjadi diare.
Penatalaksanaan kronik: penggunaan yang lama dapat menurunkan absorpsi vitamin B12, menyebabkan gangguan
gastrointestinal pada
kebanyakan pasien.
Probenecid (Benemid) Preparat urikosurik
menghambat reabsorpsi urat dan meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin. Mencegah pembentukan tofus
Waspada terhadap
kemungkinan mual, ruam dan konstipasi
Alopurinol (zyloprim) Inhibitor xanthin oksidase
mengganggu proses
Waspada terhadap
pemecahan purin sebelum
terbentuk asam urat
menghambat enzim
xanthinoksidase karena menghalangi pembentukan asam urat
yang mencakup depresi sumsum tulang, vomitus dan nyeri abdomen
2.8 KOMPLIKASI
Gout berpotensi menyebabkan infeksi ketika terjadi ruptur tofus, batu ginjal, hipertensi dan penyakit jantung lain (Kluwer, 2011).
2.9 Masalah yang lazim muncul
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis pembengkakan sendi, melaporkan nyeri secara verbal pada area sendi
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri persendian (kaku sendi)
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d perubahan kadar elektrolit pada ginjal (disfungsi ginjal)
4. Hipertermia b.d proses penyakit (peradangan sendi)
5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit (nyeri pada sendi) 6. Gangguan pola tidur b.d
7. Kerusakan integritas jaringan b.d kelebihan cairan peradangan kronik akibat adanya kristal urat
2.10 Disaharge planning
1. Mengistirahatkan sendi yang nyeri 2. Pemberian obat anti inflamasi 3. Menghindarkan factor pencetus
4. Minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalis. Serta menghindari makanan yang mengandung purin tinggi
5. Hindari minuman beralkohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN a) Biodata
:
: usia pertengahan sampai usia lanjut
kelamin : penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca menopause Status mariental :
a :
dikan :
aan : pada kenyataannya bahwa sebagian besar penderita kusta adalah dari golongan ekonomi lemah. bangsa : at : edrec : awat : edis : asuk : engkajian : ggung jawab : : aan : ngan dengan pt : b) Keluhan utama :
Pada pasien yang mederita GOUT biasanya mengeluh nyeri yang luar biasa
c) Riwayat kesehatan sekarang :
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencangkup awal gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgetik , allopurinol
d) Riwayat kesehatan masa lalu :
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout ( misalnya penyakit ginjal lronis, leukemia, hiperparatiroidsme ) masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan msalah yang sama . kaji adanya pemakian alcohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretic
e) Riwayat kesehatan keluarga :
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang emmpunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada prosuksi sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya
f) Pemeriksaan fisik : 1. Tanda-tanda vital
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Kesadaran : *kualitatif : CM s/d Coma, *kuantitatif: GCS c. Tekanan darah : normalnya tekanan darah 120/80
d. Nadi : nadi normalnya 60-100x/mnt
e. Suhu : suhu normalnya (pasien biasanya mengalami hipertermi) f. RR : pernafasan normalnya 16-24x/mnt
2. Antropometri
BB : pasien biasanya mengalami peningkatan berat badan. TB : tinggui badan tidak berpengaruh
3. Pemeriksaan sistematika/persistem A) Sistem pernafasan
-
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisanrongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
-
Palpasi : taktil fremitus seimbangkiridankanan-
Perkusi : Suararesonapadaseluruhlapangparu-
Auskultasi: suaranapashilang/melemahpadasisi yang sakit, biasanya didapatsuararonkiataumengi. B) Sistem kardiovaskuler
-
Inspeksi : mukosa bibir lembab, tidak terdapat kelenjar getah bening, tidak terdapatdistensi vena jugularis, tidak terdapat clubbing finger.
-
Palpasi : CRT<2 detik-
Perkusi : bunyi ICS 1-6 sebelah kiri pekak-
Auskultasi : S1 dan S2 tidak terdapat suara tambahanC) Sistem pencernaan
-
Inspeksi : mukosa bibir ananemis, tidak terdapat stomatitis, turgor kulit abdomen elastis,bentuk abdomen simetris
-
Auskultasi: bunyi bising usus normal 8-12x/menit-
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada area abdomen, tidak terdapat asites-
Perkusi: Bunyi perkusi abdomen timpaniD) Sistem persyarafan
torius) : klien dapat mencium bau-bauan kus) : klien dapat melihat pada jarak 2m
la motorius) : klien dapat menggerakan bola mata kesamping atas
klearis) : klien dapat menggerakkan bola mata ke atas dan kebawah normal eminus) : pada kornea mata mengkibatkan kurang/ hilangnya reflek kedip dusen) : klien dapat menggerakkan bola mata ke samping
cialis) : klien dapat membedakan rasa manis dan asin kustikus) : pendengaran klien baik saat ditanya oleh pengkaji
sofaringeus) : klien dapat menelan dengan baik
us) : klien dapat membuka mulutnya dengan baik
nal accesory) : klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri poglesal) : pergerakan klien lemah dan tidak bebas
Bentuk mata simetris, warna sklera putih, tidak adanya kelainan pada mata, reflek mengedipkan mata normal, dapat merapatkan mata.
F) Sistem pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak adanya nyeri tekan, tidak terdapat serumen, fungsi pendengaran baik
G) Sistem perkemihan
Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada
sistem ini
H) Sistem muskuloskeletal
Pada pengkajian ini ditemukan Look: keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya).
Nyeri ini biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar. feel: ada nyeri tekan pada sendi yang
membengkak. Move: hambatan gerakan sendi biasanya semakin memberat I) Sistem endokrin
Sering ditemukan keringat dingin, dan pusing karena nyeri. J) Sistem integumen
Kulit biasanya mengalami perubahan warna menjadi merah pada area yang membengkak.
No Pola Sebelum sakit Saat sakit
1. Makan dan minum
Frekuensi lergi
akanan yang tidak disukai lat bantu makan
3x/hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada 3x/hari Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2. Istirahat dan tidur
Siang Malam 2 jam 7 jam 2-3 jam 7-8 jam 3. Personal higiene Mandi frekuensi Oral higiene frekuaensi Cuci rambut Frekuensi 2x/hari 2x/hari 3x/minggu 1x/hari Tidak pernah Tidak pernah 4. Eliminasi BAK Frekuensi Warna
Penggunaan alat bantu BAB Frekuensi Warna Konsistensi 3-5x/hari Kuning jernih Tidak menggunakan 1-2x/hari kuning padat 2-4x/hari Kuning jernih Tidak menggunakan Tidak tentu Kuning padat
5. Pola aktivitas terbaring
A. Data Psikologis 1. Status emosi
Klien mampu mengontrol emosinya, jika marah klien memilih untuk diam 2. Kecemasan klien
Tingkat kecemasan klien sedang 3. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien menyukai bagian bentuk tubuhnya yaitu mata b. Identitas diri : klien merasa senang menjalani profesinya
c. Peran : peran klien di dalam keluarganya ( mis: ayah , ibu, anak) d. Ideal diri : klien berharap penyakit di deritanya bisa cepat sembuh e. Harga diri: klien di sekitar
B. Data Sosial 1. Pola komunikasi
2. Pola interaksi
Pasien berinteraksi dengan keluarga dan perawat dengan baik dan jelas C. Data Spiritual
Klien mengatakan pada saat sebelum sakit dapat melaksanakan aktivitas ibada tetapi saat di rumah sakit aktivitas ibadah belum dapat dilakukan karena alasan kondisinya.
D. Data penunjang
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubhan sendi
E. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: pasien
mengatakan nyeri DO: pasien terlihat meringis Skala nyeri 8 Respons inflamasi meningkat Pembesaran dan penonjolan sendi Nyeri hebat nyeri berhubungan dengan peradanagn/inflamasi 2 DS : pasien mengatakan tidak bisa jalan DO : pasien tidak bisa berjalan Pembesaran dan penonjolan sendi Deformitas sendi Kekakuan sendi
Hambatan mobilitas fisik
Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot
F. Diagnosa keperawatan
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot
G. Rencana keperawatan
Diagnosa NOC NIC Rasional
Nyeri b.d inflamasi/peradangan setelah dilakukan tindakan keperawatan1x24 jamproses inflamasi berhenti dan berangsur-angsur sembuh. Kriteria hasil: -mampu mengontrol nyeri - melaporkan bahwa nyeri berkurang - mampu megenali nyeri - menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presifitasi
Lakukan teknik relaksasi napas dalam
Biarkan pasien
mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk dikursi , tingkatkan istirahat tidur sesuai indikasi
Berikan massase yang lembut
Libatkan kembali aktivitas hiburan sesuai untuk aktivitas individu
Kolaborasi dokter untuk pemberian obat analgetik
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan progam
Pada penyakit berat ini, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi cidera Meningkatkan relaksasi/mengurang i tegangan otot Memfokuskan kembali perhatian, emme berikan stimulasi,dan meningkatkan rasa percayadiri Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam kelemahan pasien dapat teratasi Criteria hasil : KO 5-5-5-5, pasien
Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi
Pertahankan tirah
baring/duduk jika perlu Bantu dengan rentang gerak aktif-pasif
Ubah posisi dengan sering
Tingkat aktivitas bergantung pada perkembangan atau resolusi dari peradangan Istirahat sistemik dianjurkan selama meksesarbasi akut dan seluruh fase
penyakit yang
mengatakan tidak lemas mencegah kelelahan, memepertahankan kekuatan otot Mempertahankan atau meningkatkan Fungsi sendi,
kekeuatan otot, dan stamina umum Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi memepermudah perawatan diri dan
kemandirian pasien
F. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
Nyeri b.d
inflamasi/peradangan
Nyeri berkurang Kerusakan mobilitas fisik
b.d penurunan tonus otot
Pasien mampu berjalan
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
2. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang