• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEUNTUNGAN DENGAN MENERAPKAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA TANAMAN HORENSO DIP4S AGROFARM CIANJUR. Gusti Maya Sari 1 Raeza Firsta Wisra 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEUNTUNGAN DENGAN MENERAPKAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA TANAMAN HORENSO DIP4S AGROFARM CIANJUR. Gusti Maya Sari 1 Raeza Firsta Wisra 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEUNTUNGAN DENGAN MENERAPKAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA TANAMAN HORENSO

DIP4S AGROFARM CIANJUR

Gusti Maya Sari1 Raeza Firsta Wisra2

RINGKASAN

Bayam berasal dari Amerika dan Selandia Baru. Di Eropa dan Australia, awalnya bayam adalah tanaman hias. Baru ditahun 1960-an penduduk Australia mulai mengenal bayam sebagai bahan makanan. Dua jenis bayam yang dikenal di Indonesia adalah bayam cabut atau bayam sekul, bayam putih atau bayam tahun. Bayam tahun memiliki ciri utama daun lebar, jenis bayam yang kini mulai dikenal adalah spinacia, yang hanya dimakan daunnya. Contoh spinacia adalah bayam Jepang atau lebih dikenal dengan sebutan "horenso." Bayam ini kini dapat ditemukan di berbagai supermarket di Indonesia.

Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya.

Penanganan pasca panen terhadap sayuran horenso memberikan keuntungan yang lebih besar karena horenso memilki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan sayuran horenso tanpa melakukan penanganan pasca panen walaupun biaya yang dikeluarkan relatif lebih besar.

Kegiatan yang dilakukan dalam penanganan pasca panen horenso yaitu sortasi, grading, dan pengemasan yang bertujuan untuk menjaga mutu, kuantitas hingga untuk mempertahankan nilai jual suatu barang. Selain itu penanganan pasca panen ini dilakukan sesuai dengan permintaan dari supermarket yang merupakan mitra agrofarm cianjur mulai dari berat serta kemasan yang digunakan dalam penaganan horenso.

Dengan adanya penanganan pasca panen pada horenso keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penangganan pasca panen, keuntungan yang diperoleh yaitu 2.658.110, hal ini terjadi karena adanya harga jual yang lebih tinggi dan pengorbanan biaya yang lebih tinggi.

Key word : horenso,penanganan pasca panen, keuntungan

1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP. 1301362040, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi terhadap pertanian sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional. Salah satunya yaitu dalam bidang hortikultura yang merupakan satu subsektor pertanian yang memiliki pengaruh besar bagi perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari kontribusi PDB hortikultura yang terus meningkat setiap tahunnya, salah satu komoditi hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sayuran.

Sayuran merupakan salah satu komoditi hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Tingginya kandungan vitamin dan mineral pada sayuran membuat komoditi ini dinilai sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di sisi lain, sayuran juga memiliki potensi terkait dengan nilai ekonomi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang baik. Kelebihan tersebut yang menyebabkan produksi sayuran terus dilakukan. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kondisi lahan dan iklim yang sesuai untuk budidaya sayuran adalah Jawa Barat (Mastra, 2007) Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Barat tahun 2012, produksi sayuran di Jawa Barat terus meningkat sejak tahun 2007 hingga tahun 2011. Namun pada tahun 2010 terjadi penurunan produksi sebesar 8,06 persen yang disebabkan penurunan produksi yang signifikan pada beberapa komoditi seperti wortel, cabai dan daun bawang. Pada beberapa tahun terakhir, terdapat jenis sayuran yang mulai diminati para petani di bidang hortikultura, yaitu jenis sayuran eksklusif Jepang. Jenis sayuran ini dinilai sangat prospektif karena harganya yang tinggi bahkan berkali-kali lipat dari harga sayuran lokal.

Kondisi alam di beberapa wilayah di Indonesia sangat mendukung atau sesuai untuk budidaya, usia panen yang singkat, teknik budidaya yang relatif mudah dan pasar yang sangat mudah. Selain itu, restoran Jepang yang beberapa tahun terakhir banyak didirikan di wilayah Jabodetabek menjadi peluang besar bagi petani sayuran eksklusif Jepang untuk menjadi pemasok restoran -

restoran tersebut dengan

mengembangkan budidaya sayuran eksklusif Jepang.

Adapun komoditas yang

termasuk ke dalam jenis sayuran berasal dari Jepang adalah edamame, gobo, kyuri, horenso, zucchini, daikon, nasubi, dan sebagainya. Salah satu komoditas sayuran berasal dari Jepang yang banyak dikomsumsi masyarakat dan kini mulai menarik minat petani budidaya adalah

horenso. Perusahaan Agrofarm

merupakan salah satu perusahaan di wilayah Cianjur yang menjadi wadah atau perkumpulan sayuran khususnya sayuran Jepang termasuk horenso.

Berdasarkan data administrasi Agrofarm tahun 2011, volume rata-rata permintaan terhadap sayuran Jepang di agrofarm tergolong tinggi. Horenso atau yang biasa dikenal bayam jepang merupakan komoditas yang memiliki volume permintaan tertinggi dari supermarket dan restoran Jepang yang dipasok oleh Agrofarm Cianjur.

Rata-rata permintaan horenso yaitu sekitar 70-90 kg per hari dan mencapai 2.700 kg per bulan. Horenso sebagai salah satu komoditas sayuran eksklusif Jepang yang banyak dikonsumsi masyarakat, kini mulai menarik minat petani budidaya hortikultura. Dengan teknik budidaya yang tidak terlalu rumit dan usia panen yang relatif cepat, petani dapat menjual hasil panen horenso tersebut dengan harga Rp15.000 per kg. Akan tetapi agrofarm dapat menjual horenso dengan harga Rp 25.000 sampai dengan Rp 50.000/ kg dengan menerapkan startegi penanganan pasca panen pada horenso.

(3)

Penanganan pasca panen terhadap sayuran horenso memberikan keuntungan yang lebih besar karena horenso memilki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan sayuran horenso tanpa melakukan penanganan pasca panen walaupun biaya yang dikeluarkan relatif lebih besar.

Kegiatan yang dilakukan dalam penanganan pasca panen horenso yaitu sortasi, grading, dan pengemasan yang bertujuan untuk menjaga mutu, kuantitas hingga untuk mempertahankan nilai jual suatu barang. Selain itu penanganan pasca panen ini dilakukan sesuai dengan permintaan dari supermarket yang merupakan mitra agrofarm cianjur mulai dari berat serta kemasan yang digunakan dalam penaganan horenso.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan PKPM (Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa) adalah :

1. Untuk mengetahui budidaya horenso hingga pasca panen di P4S Agrofarm Cianjur.

2. Untuk menganalisis keuntungan dengan menerapkan penanganan pasca panen pada tanaman horenso

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Waktu dan Tempat

Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilakukan selama 10 minggu, dimulai pada tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2015. Kegiatan di lapangan dilakukan selama 9 minggu berturut-turut, sedangkan 1 minggu terakhir perusahaan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan laporan akhir serta LIK (Lembaran Isian Kegiatan).

Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini tepatnya di Kampung Jl. Raya Cipanas – Cianjur KM 5

Cigombomg, Desa Ciherang, Kecamaten Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. P4S Agrofarm Cianjur bergerak dibidang agribisnis pertanian yaitu budidaya tanaman hortikultura dan pemasaran.

2.2. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan untuk pasca panen horenso

Alat yang digunakan : - Timbangan elektrik - kontainer

- Pisau cutter Bahan yang digunakan :

- Horenso

- Plastik pp ukuran 20 x 40

2.3 Ruang Lingkup

Dalam laporan ini, penulis

berusaha untuk memudahkan

pembahasan agar lebih terarah, maka penulis membatasi kepada masalah analisis keuntungan dengan menerapkan

pasca panen yaitu dengan

membandingkan keuntungan yang dilakukan dengan dilakukan pasca panen dengan tanpa dilakukan pasca panen. Adapun tujuan dari laporan ini adalah Untuk menganalis keuntungan dengan menerapkan sistem penanganan pasca panen di P4S agrofarm Cianjur.

2.4 Data dan Sumber Data 2.4.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan, yang dianggap relevan seperti observasi lapangan, dan wawancara dengan narasumber yang dinilai memberikan jawaban yang relevan bagi penulis.

2.4.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang bersumber dari buku buku pedoman, literatur yang disusun oleh para ahli dan berbagai artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti serta data-data perusahaan yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.

(4)

Ketua Santoso Bendahara Nurul Awriga Sekretaris Mujafar P. Divisi Diklat Rudi Zulkifli Divisi Kreatif Yanti Divisi Agribisnis Yuki A Divisi Pemasaran Agus A.N Divisi IT Bima

Divisi Akom & Log Ari Kukuh S.Pd Divisi Pemasaran

Agus A.N

Divisi & Log Ari Kukuh S.Pd 2.5 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengambilan data yang pertama dimulai dari penelusuran data sekunder. Data-data sekunder seperti profil perusahaan, luas lahan, asset yang dimiliki, dan lain-lain. Kedua, analisis lapangan melalui wawancara dengan informasi didalam perusahaan. Langkah pengambilan data yang kedua adalah pengambilan data primer, yaitu penelusuran data yang dilakukan langsung di lapangan. Kegiatan ini dilakukan di lahan kerja P4S Agrofarm. Data-data yang dikumpulkan seperti teknik-teknik budidaya dan penanganan pasca panen yang dilakukan. Kegiatan

pengumpulan data menggunakan

beberapa metode yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka.

Pengambilan data melalui

wawancara/secara lisan langsung dengan narasumber seperti pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan. Wawancara dilakukan melalui tatap muka langsung.

Pengumpulan data menggunakan metode observasi dilakukan dengan pengamatan yang melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran,

penciuman, pembau, perasa).

Pengambilan data metode studi pustaka melalui dokumen tertulis dan elektronik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga swadaya masyarakat yang ideal untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam mengelola usahatani yang berorientasi agribisnis. Subsistem agribisnis

merupakan mega sektor dalam

pengembangan petani dan pertanian, diantaranya sub sitem input, on farm, off

farm dan lembaga penunjang.

P4S Agrofarm Cianjur berdiri dan dikukuhkan pada bulan Juli tahun 2009 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. P4S Agrofarm mendapatkan Sertifikasi Prima tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, dengan Nomor Registrasi GAP. 01- 32.03.41-II.52 dan Nomor Sertifikasi : 32/03-3-01-II-052-021-12/2011.

3.1.2 Organisasi perusahaan

A. Struktur Organisasi

Struktur organisasi P4S Agrofarm Cianjur dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1. Stuktur Organisai P4S Agrofarm Cianjur

B. Visi dan Misi P4S Agrofarm Cianjur

Visi :

Peduli dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kemampuan usaha petani agar tercapai perubahan kehidupan petani yang lebih baik, terampil, cerdas,

(5)

sehat dan lebih sejahtera serta berakhlakul karimah.

Misi :

1. Memfasilitasi petani di bidang informasi, komunikasi dan konsultasi bidang agribisnis

2. Menyelenggarakan pelatihan dan mediasi bidang agribisnis

3. Membangun sistem kerja sama dan pola usaha tani dengan orientasi pasar yang jelas dan terarah.

3.1.3 Sumberdaya Manusia Perusahaan

Sumber daya manusia merupakan salah satu asset yang paling utama dalam suatu usaha agribisnis, karena SDM adalah penggerak dalam operasional perusahaan. Sumber daya manusia yang ada di P4S Agrofarm Cianjur berjumlah sebanyak 6 orang tenaga kerja, dengan pembagian 3 orang untuk pekerja lapangan atau bagian kebun, 2 orang pada bagian penanganan pasca panen, dan 1 orang pada bagian distribusi. bagian lapangan bertugas melakukan proses produksi dan panen.

Bagian lapangan terdapat 3 orang tenaga kerja berjenis kelamin pria. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja lapangan diberikan sebesar Rp 35.000,- per hari. Jam kerja untuk tenaga kerja dikebun adalah mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Upah yang diberikan kepada bagian tenaga kerja penanganan pasca panen ini adalah sebesar Rp 20.000 per hari dengan jam kerja dimulai pada pukul 17.00 sampai dengan 00.00 WIB.Bagian distribusi ini terdapat 1 orang tenaga kerja tetap berjenis kelamin pria. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja bagian ini adalah sebesar Rp 100.000 per harinya dengan jam kerja yang dimulai pada pukul 00.00 sampai dengan selesainya pendistribusian ke restoran-restoran dan supermarket.

3.1.4 Kondisi Keuangan Secara Umum

Agrofarm merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis, perusahaan ini awal berdiri membutuhkan modal sebesar 70.000.000 yaitu 50.000.000 berasal dari pemilik dan 20.000.000 yang berasal dari pemerintah. Kondisi keuangan P4S Agrofarm Cianjur pada saat ini sangat menurun. Pada tahun 2015 penghasilan per hari lebih kurang Rp. 8.000.000 dengan asumsi 1 tahun 365 hari jadi Rp. 8.000.000 x 365 hari Rp. 2.920.000.000 per tahun sedangkan pada tahun sekarang penghasilannya perhari lebih kurang 5.000.000 jadi asumsi pendapatan pertahun 1.825.000.000.

3.1.5 Deskripsi Kegiatan Bisnis Perusahaan

3.1.5.1 Deskripsi Produksi

Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh P4S Agrofarm Cianjur terdiri dari 3 bagian bisnis yakni, kegiatan produksi sayuran, kegiatan jasa yaitu pelatihan dan kegiatan pemasaran sayuran.

3.1.5.2 Deskripsi Produk

Produk dihasilkan oleh P4S Agrofarm adalah produk barang berupa sayuran yang dihasilkan oleh perusahaan. Produk yang dibudidayakan oleh perusahaan adalah selada, zucchini, horenso, lobak, dan gobo, P4S menawarkan berbagai jenis sayuran hampir mencapai 60 jenis sayuran, selain dari hasil budidaya sendiri sayuran yang lain didapatkan dari pasar-pasar tradisional.

3.1.5.3 Deskripsi Jasa

Produk jasa yang dikelola oleh P4S Agrofarm Cianjur berupa jasa pelatihan bagi pelaku-pelaku agribisnis, siswa dan mahasiswa serta kelompok tani yang ada di seluruh Indonesia. Pada pendirian perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan promosi mengenai kegiatan pelatihan yang ditawarkan. Kegiatan promosi ini dilakukan melalui media sosial seperti e-mail bahkan perusahaan juga melakukan kegiatan promosi secara langsung. Adapun bentuk

(6)

pelatihan yang diberikan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah pelatihan mengenai ilmu-ilmu pertanian, tentang budidaya sayuran Jepang dan Korea, manfaat pasca panen bagi suatu produk, dan manfaat bermitra bagi suatu perusahaan. Dan ada juga dosen yang melakukan pelatihan tentang manfaat merek dan packing bagi suatu produk.

3.1.5.4 Deskripsi Pelanggan

P4S Agrofarm Cianjur memiliki 2 jenis pelanggan yakni pelanggan untuk produk jasa dan pelanggan untuk produk barang.

a. Pelanggan untuk Produk Jasa

Pelanggan untuk produk jasa adalah peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademis diantaranya peserta pelatihan dari BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Kementerian Pertanian RI, PPMKP (Pusat Pelatihan

Manajemen dan Kepemimpinan

Pertanian) Ciawi, BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, dan lain sebagainya.

b. Pelanggan untuk Produk Barang

Tabel 1. Daftar Pelanggan Supermarket No Nama superma rket Alamat 1. K-Mart

Jl. Darmawangsa III No.2 Melawai Kebayoran Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta

2. Hanil

Mart

Jl. Kramat Pela No.32

Kramat Pela Kebayoran

Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta

3. Word

Mart

GF, Cibubur Times Square, Jl. Trans Yogie Km. 3

Jatikarya, Jatisampurna

Bekasi Jawa Barat

4. Indomart

Jl. Jababeka Raya Blok A No. 6-15 Pasir Gombong Cikarang Utara, Bekasi Jawa Barat 5. MGH (Mu Gung Hwa) Jl. M. H Thamrin, Lippo

Cikarang, Ruko Galleria

Singaraja Blok C1-3 Bekasi Jawa Barat 6. MGH (Mu Gung Hwa)

Jl. Senayan No.43 Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 7. MGH (Mu Gung Hwa)

Plaza Pacifik Lt.1 Blok B2

Unit 43-45 Jl. Raya

Boilebard Barat, Kelapa

Gading 8. MGH (Mu Gung Hwa)

Jl. Raya Boulevard Barat

Shopping Area Kelapa

Gading

9. Asia

Mart

Jl. M. H Thamrin, Ruko Union Blok 21A / 12 Lemah Abang, Bekasi Jawa Barat Sumber : P4S Agrofarm Cianjur 2016 Tabel 2 . Daftar Pelanggan Restoran

No Nama Restoran Alamat 1. Amaro Jl. Raya Alternatif Cibubur, Jati Sampurna 2. Gang San Ruko Cibubur Time Square, Jl. Raya Alternatif Cibubur, Bekasi Jawa Barat 3. Golden Century Plaza Senayan, Lt 3, Food Court, Jl Asia Afrika, Senayan Jakarta 4. Ya Rae Hyang Jl. Senayan No.16, Senopati Jakarta 5. Ya Rae Hyang Jl. Gading Batavia Blok LC9 No.12 Kelapa Gading, Jakarta

Sumber : P4S Agrofarm Cianjur 2016 3.1.5.5 Deskripsi Pemasok

Pemasok bahan baku P4S Agrofarm Cianjur dikelompokan ke dalam 2 jenis pemasok bahan baku yaitu pemasok bahan baku untuk produk jasa, dan pemasok bahan baku untuk produk barang.

a. Pemasok Bahan Baku untuk Produk Jasa

Pemasok bahan baku untuk produk jasa adalah pihak eksternal perusahaan yang turut membantu dalam

(7)

kegiatan pelatihan yang diadakan oleh P4S Agrofarm Cianjur seperti pemateri dari Dinas pertanian Kecamatan Pacet, Kabupaten Canjur, dosen Universitas Surya Kencana, dan yang berasal dari balai-balai pelatihan pertanian seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

3.1.5.6 Deskripsi Bahan Baku

 Kebun Sendiri

Bahan baku juga berasal dari kebun yang diusahakan oleh P4S Agrofarm Cianjur sehingga P4S Agrofarn Cianjur bisa memenuhi atau menutupi orderan yang ada.

 Pasar Cianjur

Pasar Cianjur menjual berbagai jenis sayuran. Belanja di pasar Cianjur biasanya dilakukan setiap hari, jika ada permintaan sayuran yang belum mencukupi permintaan restoran dan supermarket Korea dan Jepang.

 Pasar Induk Bandung

Pasar Induk Bandung menjual berbagai jenis sayuran yang dibeli di pasar Induk Bandung sayuran yang diminta supermarket maupun restoran.

3.1.5.7 Deskripsi Kegiatan Pemasaran

P4S Agrofarm Cianjur tidak semua menghasilkan sayuran yang 60 jenis sayuran ini melalui perusahaannya melainkan juga membeli sayuran di pasar-pasar tradisional. Sayuran yang dibeli di pasar – pasar tradisional yaitu sayuran kucai, kacang kulit merah, kacang merah, cabe merah, cabe hijau, kailan, batang ubi, terung hijau. yang dibeli dari pasar induk yaitu brokoli, paprika kuning, paprika hijau, paprika merah, jagung manis, kentang, nanas matang, nanas mengkal, bayam hijau, bayam merah, bawang daun kecil, sawi putih, cabe kriting merah, cabe kriting hijau, cabe rawit, tomat, jamur tiram, jamur simeji, jagung baby, daun knip, kol, jeruk nipis, kangkung, jahe, labu siam, kubis bunga, dan toge. Sayuran ini dibeli tergantung permintaan supermarket maupun restoran. P4S Agrofarm Cianjur

sudah lama bermitra dengan restoran maupun supermarket

3.2 Produksi dan Penanganan Pasca Panen Horenso

3.2.1 Proses Produksi Horenso

Salah satu sayuran yang diproduksi oleh agrofarm secara terus menerus adalah horenso. Horenso atau bayam jepang (Spinacia Oleracea L.) adalah tanaman setahun yang ditanam diwilayah beriklim sedang, khusus untuk diambil daunnya.

Tahapan kegiatan budidaya horenso yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

a) Persiapan Benih

P4S Agrofarm Cianjur dalam 1 kali produksi menggunakan benih horenso sebanyak 250 gr, yang akan menghasilkan bibit untuk lahan seluas 400 m2. Dengan benih sebanyak 250 gr ini dapat memperoleh hasil produksi sebanyak 800 kg.

b) Pengolahan Tanah

 Penggemburan Tanah

Untuk lahan yang akan ditanami horenso penggemburan dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm.

 Pembuatan Bedengan

Pada penanaman horenso ada dua jenis bedengan, yaitu bedengan pembibitan dan bedengan penanaman. Bedengan pembibitan digunakan untuk penyemaian bibit sebelum dilakukan penanaman pada bedengan penanaman

 Pembibitan Horenso

Pembibitan dilakukan bersamaan

dengan pengolahan tanah untuk penanaman.

 Penanaman

Bedengan penanaman horenso dibuat dengan ukuran 1 m dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan penanaman ini adalah 30 cm dengan jarak antar bedengan 25-30 cm.

(8)

 Pemeliharaan

1. Penyiraman

Kegiatan penyiraman hanya dilakukan bersamaan dengan proses penanaman, hal ini untuk memudahkan pembuatan lubang tanam

2. Penyiangan

Penyiangan yang dilakukan pada horenso dilakukan satu kali dalam penanaman dimana tujuan penyiangan yaitu pembuangan gulma dari bedengan pennaman karena bisa mengganggu pertumbuhan horenso.

3. Pemupukan

Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman horenso adalah 1 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam.

 Panen

Umur panen horenso tergolong singkat biasanya dipanen pada umur 35 – 50 hari setelah tanam

3.2.2 Penanganan Pasca Panen

Pasca panen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian setelah

pemanenan. Penanganan pascapanen

mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan, karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan.

Penanganan pasca panen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pasca panen, apakah akan dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya. Penanganan pasca panen berbeda dengan pengolahan

pangan karena tidak mengubah struktur

fisik dan susunan kimiawi primer dari hasil pertanian secara signifikan.

Tujuan utama dari penanganan pasca panen adalah mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan

fisik. Sanitasi juga merupakan hal yang penting dalam mencegah keberadaan

patogen perusak bahan pertanian. Setelah

dari lahan, penanganan pascapanen dilakukan di rumah pengepakan.

Adapun penanganan pasca panen yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur terhadap sayuran horenso sebagai berikut :

Sortasi

Sortasi yang dilakukan pada tanaman horenso yaitu dengan cara memotong helaian daun dan batang daun horenso yang tidak layak dengan menggunakan pisau cutter. Daun horenso yang tidak layak seperti warna daun kekuning-kuningan, daun cacat serta daun horenso yang memiliki bekas gigitan hama, sedangkan batang daun horenso yang tidak layak adalah batang daun horenso yang busuk dan patah.

Pengemasan

Pengemasan yang dilakukan pada sayuran Horenso yaitu disesuaikan dengan SOP perusahaan atau dengan permintaan mitra agrofarm. Horenso dikemas dengan menggunakan plastik pp ukuran 20 x 40 cm, dengan berat 250 gram dalam satu plastik.

3.2.3 Analisa Keuntungan

Keuntungan merupakan kegiatan perusahaan yang mengurangkan beberapa biaya yang dikeluarkan dengan hasil penjualan yang di peroleh. Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya -biaya tersebut nilainya positif maka diperoleh keuntungan (Sadono Sukirno, 2005).

Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, penerimaan total adalah jumlah total yang didapatkan perusahaan dari penjualan produksinya. Dalam definisi fungsinya yaitu harga per unit dikalikan dengan kuantitas output yang diproduksi. Penerimaan marjinal adalah penerimaan tambahan yang diterima

(9)

perusahaan ketika perusahaan meningkatkan output sebanyak satu unit tambahan.

Keuntungan dapat meningkat dengan beberapa hal, diantaranya adalah :

(1) perusahaan memaksimalkan keuntungan,

(2) perusahaan sebagai penerima harga (price taker) yang berada di pasar input serta pasar output atau disebut juga perusahaan bisa menekan harga jual.

Hasil penjualan yang diperoleh sebagian akan digunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya-biaya usaha dan sisanya perubahan laba usaha. Apabila volume penjualan dicapai dengan biaya-biaya usaha yang bertambah besar, ini akan mengurangi laba usaha, dan akibatnya mungkin tidak diperoleh laba yang cukup untuk membayar beban bunga dan deviden (bagian keuntungan bagi pemegang saham). Kenaikan dalam volume penjualan belum tentu menguntungkan bagi perusahaan apabila kenaikan volume penjualan itu diikuti kenaikan biaya-biaya usaha yang cukup besar.

Tabel 3. Analisis keuntungan dengan dan tanpa pasca panen pada horenso selama satu kali produksi No Keterangan dengan pasca panen (Rp) tanpa pasca panen (Rp) 1 Pendapatan 2.500.000 4.500.000 2 Biaya Penyusutan alat Biaya bahan Biaya tenaga kerja Biaya lain-lain 2.890 1.500.000 100.000 100.000 2.890 1.580.000 150.000 100.000 Total biaya 1.702.890 1.841.890 Keuntungan 797.110 2.658.110

Berdasarkan data diatas dengan adanya penanganan pasca panen keuntungan yang diperoleh lebih besar, hal tersebut bisa terjadi karena adanya

nilai harga jual yang lebih tinggi serta pengorbanan biaya yang lebih tinggi. Dengan adanya penanganan pasca panen keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan tanpa pasca panen dan keuntungan yang didapat dengan adanya pasca panen yaitu sebesar 2.658.110, sehingga didapatkan selisih keuntungan dengan tanpa penanganan pasca panen adalah sebesar 1.861.000.

Harga yang ditetapkan agrofarm adalah 50.000/ kg, hal ini karena agrofarm merupakan salah pemasok horenso yang kontiniu sehingga agrofarm bisa menekan harga jual.

V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan laporan pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) analisis pendapatan dengan penerapan penanganan pasca panen pada tanaman horenso disimpulkan :

1. Pasca panen yang dilakukan secara intensif pada tanaman sayuran dapat meningkatkan kualitas, mutu dan meningkatkan keuntungan dari produk sayuran horenso sehingga pendapatan yang didapatkan oleh petani lebih besar di bandingkan tidak melakukan proses penanganan pasca panen.

2.Dengan adanya penanganan pasca panen pada horenso keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penangganan pasca panen, keuntungan yang diperoleh yaitu 2.658.110, hal ini terjadi karena adanya harga jual yang lebih tinggi dan pengorbanan biaya yang lebih tinggi.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anditio,1992. Sawi dan Bayam jepang. Penebar Swadaya. Jakarta

Decoteu.2000.Membangun Kemandirian Agribisnis.

http://www.sinartani.com. 12 april 2016

Mastra, R, R. 2007.. Bertanam sayuran dan buah. Kanisius. Yogyakarta. 50 hlm

Mutiarawati, tino. 2007. Panen dan Pasca Panen Serta Cara Khusus Keberhasilan.Bandung: Setyabook. Pangestu dan Subagyo. 2000.

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman bayam jepang(lactuca

sativa L.) yang Diberi Berbagai

Dosis Kompos dan Pupuk Urea.

Skripsi. Universitas Riau.

Piercer.1987.Membangun Kemandirian Agribisnis.

http://www.sinartani.com. 10 april 2016

Prapto, Y.2000. Balitsa Kembangkan

Benih horenso Bebas

Virus.http//sinartani

online2008.com//.10 april 2016 Purwoto, Adreng. 2006. Penanganan

Pasca panen Buah dan Sayuran Segar untuk meningkatkan keuntungan. Makalah. Forum Konsultasi Teknologi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali. Hotel Puri Bali Utama. 13 April 2016

Rubatzky.1998. Strategi Kelangsungan Hidup Rumah Tangga Miskin di Pedesaan dengan budidaya

horenso.http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php? dataId=1894. 10 april 2016

Setyowati, Asiani. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor. Sukirno, Sadono. 2005. Analisa

Perbandingan Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani horenso Antara yang Menggunakan Sistem Pertanian Organik dengan Sistem Pertanian non Organik Varietas Kentang Hitam Batang pada Kelompok Tani. Skripsi pada Fakultas Pertanian.

Gambar

Gambar 1. Stuktur Organisai P4S  Agrofarm Cianjur
Tabel  1.  Daftar  Pelanggan  Supermarket  No  Nama  superma rket  Alamat  1.  K-Mart
Tabel  3.  Analisis  keuntungan  dengan  dan  tanpa  pasca  panen  pada  horenso  selama  satu  kali produksi  No  Keterangan  dengan  pasca  panen  (Rp)  tanpa  pasca  panen (Rp)  1  Pendapatan  2.500.000  4.500.000  2  Biaya              Penyusutan alat

Referensi

Dokumen terkait

3. Mahasiswa mampu mengumpulkan, memilah dan memilih referensi penelitian terdahulu baik berupa skripsi, thesis, disertasi baik yang sudah dipublikasi maupun yang belum,

Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan

Analisis dan desain sistem penentuan prospektif pada agroindustri kelapa memiliki empat sequence chart sesuai dengan case yang terdapat dalam use case yaitu perencanaan

“Pengaruh pengetahuan, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, sanksi pajak, motivasi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Taman Sari

Peraturan-peraturan Standard Minimum Perumahan, Penginapan dan Kemudahan Pekerja (Kadar Sewa atau Caj Maksimum bagi Penginapan) 20201. Peraturan-peraturan Standard Minimum

Peneliti mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Inkuiri Terbimbing pada pokok bahasan hidrolisis garam menggunakan model pengembangan 4-D yang

Pemikiran untuk membangun (kontruksi) sistem basis data ini juga berdasarkan kegiatan-kegiatan seperti rapat koordinasi kediklatan yang rutin dilaksanakan baik dengan

jumlah skor yang diperoleh dari observer II yaitu 69 dari skor maksimal 80 dengan presentase nilai rata-rata yaitu 86.3% dengan kategori sangat baik; (b) aktivitas