• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengobatan Tradisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengobatan Tradisional"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengobatan Tradisional

A. Definisi

Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.

Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995).

B. Jenis Pengobatan Tradisional

Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional ini terbagi menjadi dua yaitu cara penyembuhan tradisional atau traditional healing yang terdiri daripada pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta obat tradisional atau traditional drugs yaitu menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu pertama dari sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah, daun, kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya dan yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah contohnya, air mata air zam-zam yang terletak di Mekah Mukarramah.

(2)

2.1.1. Obat Herbal

A. Definisi

Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia sahaja, kira-kira 1,230 jenis spesies tumbuhan telah lama digunakan di dalam rawatan tradisional (Dharmaraj, 1998). Kaum Melayu misalnya sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis) dan ubi memban (marantha

arundinacea) untuk rawatan kanser (Dharmaraj, 1998).

Dalam pengobatan tradisional ini, memang masih kurang data-data laboratorium tentang khasiat serta manfaat tanaman-tanaman tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter moderan menganggap pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada dasarnya melihat kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya berlaku gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini akan menyebabkan ketidakseimbangan pada organ tubuh yang lainnya. Tujuan utama pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk menghilangkan gejala sahaja (Mursito, 2002)

B. Keuntungan Penggunaan Obatan Herbal

Keuntungan utama dalam menggunakan obatan herbal ini adalah biayanya yang murah (Moh, 1998). Ini karena mudahnya dapat bahan baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di halaman rumah sebagai bekalan. Kebanyakan tumbuhan ini mudah membesar dan tidak memerlukan kos penjagaan yang tinggi jika ditanam sendiri. Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya relatif kecil sehingga lebih

(3)

aman digunakan daripada obat-obatan modern yang banyak efek sampingnya. Malah di kalangan masyarakat, obat herbal ini dianggap tidak memiliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap tumbuhan ini memiliki bahan kimia cuma dalam dosis yang relatif kecil sehingga tidak memberikan efek yang besar pada penggunanya (Mangan, 2003).

C. Simplisia

Obat herbal ini biasanya disediakan dalam bentuk ekstrak bahan baku dari tanaman herbal yang ada atau nama lainnya adalah simplisia. Bahan bakunya bisa terdiri dari sebagian dari tumbuhan tersebut seperti bagian batang, daun, akar, kulit, serta buah, maupun seluruh bagian tumbuhan tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk segar ataupun kering. Untuk simplisia bentuk segar, ini harus segera digunakan selagi dalam keadaan baik dan juga dikhawatirkan akan tumbuh jamur atau mikroba lainnya. Jika untuk penggunaan yang lama, biasanya akan digunakan simplisia bentuk kering supaya dapat mempertahankan kandungan metabolit-metabolit yang penting dalam mengobati pasien. Kandungan metabolit-metabolit ini terbagi dua yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang memainkan peranan dalam bidang pengobatan. Beberapa contoh senyawa metabolit yang ada dalam obat herbal ini adalah senyawa golongan alkaloida, glukosida, politenol, flavonoida, antosian, seskuiterpen dan saponin. Jumlah metabolit sekunder dalam satu simplisia amat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, waktu panen serta kegiatan pasca panen. Waktu panen sangat berhubungan dengan pembentukan metabolit sekunder, di mana yang terbaik adalah pada saat penghasilan metabolit sekunder pada kadar maksimum. Sebagai contoh, tanaman poko (mentha piperita) akan menghasilkan mentol tertinggi dalam daun mudanya saat tanaman itu berbunga.

(4)

2.1.2. Pijat Tradisional

A. Definisi

Pijat adalah sebuah perlakuan ”hands-on”, di mana terapis memanipulasi otot dan jaringan lunak lain dari tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Berbagai jenis pijat dari lembut membelai hingga teknik manual yang lebih dalam untuk memijat otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah dipraktikkan sebagai terapi penyembuhan selama berabad-abad yang hampir ada dalam setiap kebudayaan di seluruh dunia. Ini dapat membantu meringankan ketegangan otot, mengurangi stres, dan membangkitkan rasa ketenangan. Meskipun pijat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, hal itu terutama mempengaruhi aktivitas, sistem muskuloskeletal, peredaran darah, limfatik, dan juga saraf.

B. Jenis Pijatan

Ada hampir 100 pijat tubuh yang berbeda-beda tekniknya. Setiap teknik unik dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis yang paling umum diterapkan di Amerika Serikat dan semakin berkembang di negara-negara lain meliputi:

− Pijatan Aromaterapi: Minyak essensial dari tanaman dipiijat di atas kulit untuk meningkatkan penyembuhan dan efek relaksasi dari pijatan itu. Minyak essensial ini diyakini memiliki pengaruh kuat pada suasana hati dengan merangsang dua struktur jauh di dalam otak yaitu sistem limbik dan hipokampus yang merupakan penyimpan emosi dan memori.

− Pijatan Craniosakral: tekanan lembut diterapkan pada kepala dan tulang belakang untuk memperbaiki ketidakseimbangan dan memulihkan aliran cairan serebrospinal di daerah-daerah tersebut.

− Pijatan Limfatik: Pijatan yang lembut dan berirama digunakan untuk meningkatkan aliran getah bening (cairan berwarna yang membantu melawan infeksi dan penyakit) ke seluruh tubuh. Salah satu bentuk

(5)

yang paling populer dari pijat limfatik, drainase limfatik manual (MLD), berfokus pada pengeringan kelebihan getah bening. MLD biasanya digunakan setelah operasi (seperti mastektomi untuk kanker payudara) untuk mengurangi bengkak.

− Pijatan miofasial: tekanan lembut dan memposisi tubuh digunakan untuk relaksasi dan peregangan otot-otot, fasia (jaringan ikat), dan struktur terkait. Biasanya terapis fisik dan terapis pijat yang terlatih menggunakan teknik ini.

− Terapi Polaritas: Suatu bentuk energi penyembuhan, terapi polaritas menstimulasi dan menyeimbangkan aliran energi dalam tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

− Refleksi: teknik khusus menggunakan ibu jari dan jari diterapkan pada tangan dan kaki. Refleksologis percaya bahwa daerah ini mengandung "titik refleks," atau koneksi langsung ke organ tertentu dan struktur pada seluruh tubuh.

Rolfing: Tekanan diterapkan pada fasia (jaringan ikat) untuk

meregangkan, memperpanjang, dan membuatnya lebih fleksibel. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyelaraskan tubuh sehingga menghemat energi, melepaskan ketegangan, dan fungsi yang lebih baik.

− Shiatsu: tekanan lembut jari tangan diterapkan terhadap titik-titik tertentu pada tubuh untuk menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan aliran energi (dikenal sebagai qi) melalui jalur energi tubuh (disebut meridian).

− Pijatan Olahraga: Sering digunakan pada atlet profesional dan individu aktif lainnya, pijatan olahraga dapat meningkatkan kinerja dan mencegah serta mengobati cedera yang berhubungan dengan olahraga.

(6)

− Pijatan Swedia: Berbagai stroke dan teknik tekanan yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung, menghilangkan hasil metabolisme dari jaringan, meregangkan ligamen dan tendon, serta meredakan ketegangan fisik dan emosional.

Pijatan ’Trigger Poin’: Tekanan diterapkan untuk "memicu poin" (daerah lembut di mana otot-otot telah rusak) untuk mengurangi kejang otot dan sakit.

− Sentuhan Integratif: Suatu bentuk terapi pijat lembut yang menggunakan teknik non-sirkulasi. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dirawat di rumah sakit atau dalam perawatan hospis.

− Sentuhan Pengasih: Menggabungkan satu-satu fokus perhatian, sentuhan yang disengaja, dan pijatan sensitif dengan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup untuk pasien usia lanjut, sakit, atau pasien kritis (ADAM, 2010).

C. Indikasi Pijatan

Pijat diyakini dapat mendukung penyembuhan, meningkatkan energi, mengurangi waktu pemulihan cedera, meringankan rasa sakit, dan meningkatkan relaksasi, suasana hati, dan kesejahteraan. Hal ini berguna untuk banyak masalah muskuloskeletal, nyeri punggung, osteoarthritis, fibromyalgia, dan terkilir. Pijat juga dapat mengurangi depresi pada orang dengan sindrom kelelahan kronis, mudah sembelit (bila teknik ini dilakukan di daerah perut), menurunkan pembengkakan setelah mastektomi (pengangkatan payudara), mengurangi gangguan tidur, dan meningkatkan citra diri. Di tempat kerja, pijat telah terbukti dapat mengurangkan stres dan meningkatkan kewaspadaan mental. Sebuah studi (Cambron, 2006) menemukan bahwa pijat jaringan dapat mengurangi tingkat tekanan darah (pengurangan rata-rata 10,4 mm Hg dalam tekanan sistolik dan penurunan tekanan

(7)

diastolik sebesar 5,3 mm Hg). Studi lain menunjukkan bahwa pijat memiliki efek menguntungkan pada rasa sakit langsung dan suasana hati di antara pasien dengan kanker tingkat lanjut (Kutner, 2008).

Menurut studi klinis yang dilakukan (Furlan, 2008), menunjukkan bahwa pijat mengurangi rasa sakit punggung kronis lebih efektif daripada perlakuan lainnya (termasuk akupunktur dan perawatan medis konvensional untuk kondisi ini) dan, dalam banyak kasus, biayanya juga kurang dari perlakuan lainnya. Ibu dan bayi yang baru lahir juga tampak manfaat dari pijat. Ibu yang dilatih untuk memijat bayi mereka sering merasa kurang tertekan dan memiliki ikatan emosional yang lebih baik dengan bayi mereka. Bayi yang menerima pijatan dari ibu mereka juga cenderung lebih sedikit menangis, dan lebih aktif, waspada, dan ramah. Bayi prematur yang menerima terapi pijat telah menunjukkan penambahan berat badan lebih cepat daripada bayi prematur yang tidak menerima terapi ini. Bayi yang menerima pijat secara teratur juga mendapat tidur lebih baik, mengurangi masalah kenbung perut atau kolik, dan memiliki kesadaran tubuh yang lebih baik serta pencernaan lebih teratur (Beider, 2007).

Studi yang dilakukan Vennesy pada tahun 2007 yang menyentuh tentang pengobatan secara fizikal ini menunjukkan bahwa pijat bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk anak-anak muda dan remaja dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

− Autism: Anak-anak autistik, yang biasanya tidak suka disentuh, menunjukkan perilaku yang kurang autis dan lebih sosial dan perhatian setelah menerima terapi pijat dari orang tua mereka.

− Dermatitis atopik: Anak-anak dengan masalah ini, tampaknya berkurangan kemerahan, bersisik serta gatal-gatal dan gejala lain jika menerima pijat. Pijat sebaiknya tidak digunakan saat kondisi kulit meradang secara aktif.

(8)

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD): Pijat dapat

memperbaiki suasana hati pada anak dengan ADHD dan membantu mereka merasa kurang gelisah dan hiperaktif.

− Bulimia: Studi menunjukkan bahwa remaja dengan gangguan makan merasa kurang tertekan dan cemas setelah menerima terapi pijat. − Diabetes: Pijat dapat membantu mengatur kadar gula darah dan

mengurangi kecemasan dan depresi pada anak dengan diabetes.

− Rheumatoid arthritis: Anak-anak remaja dengan rheumatoid arthritis (JRA) telah terbukti kurang mengalami rasa sakit, kekakuan pada waktu pagi, dan kecemasan hasil daripada terapi pijat.

D. Kontraindikasi Pijatan

Orang-orang yang mempunyai kondisi seperti gagal jantung, gagal ginjal, infeksi pada vena superfisial atau selulitis pada bahagian kaki dan lain-lain, pengumpalan darah pada kaki, masalah koagulasi, dan infeksi kulit yang bisa berjangkit. Bagi pasien yang menderita kanker, perlu mendapatkan pengesahan daripada dokter mereka karena pijatan ini bisa merusakkan tisu yang rapuh akibat dari kemoterapi atau pengobatan radiasi. Begitu juga dengan pasien goiter, ekzema dan lesi-lesi kulit lainnya ketika masih sedang kambuh serta pasien yang menderita osteoporosis, demam tinggi, kurang sel darah putih, masalah mental dan yang sedang pulih dari pembedahan harus mengelakan dari melakukan pijatan ini.

2.1.3. Akupunktur

A. Definisi

Akupunktur adalah cara pengobatan yang menggunakan cara menusuk jarum pada titik-titik tertentu pada tubuh badan manusia dan digunakan untuk mengembalikan serta mempertahankan kesehatan seseorang dengan menstimulasi titik-titik itu.

(9)

B. Indikasi melakukan akupunktur menurut WHO tahun 1991

i. saluran pencernaan dan lambung; untuk mengatasi pelbagai masalah fungsional seperti masalah ekskresi asam lambung, nyeri kolik, otot dan peradangan

ii. saluran nafas; untuk mengatasi kondisi alergi dan meningkatkan daya tubuh

iii. mata; kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi

iv. mulut; untuk mengatasi rasa nyeri setelah pencabutan gigi ataupun peradangan kronis

v. saraf, otot dan tulang; yaitu masalah yang berkaitan dengan nyeri, kelemahan, kelumpuhan serta peradangan pada sendi

Akupunktur juga dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk penyakit yang secara konvensional belum jelas pengobatannya dan apabila pengobatan konvensional sudah kurang bereaksi terhadap panyakit tersebut. Akupunktur juga dapat digunakan secara beriringan dengan terapi konvensional ini dan terbukti dapat membantu penderita yang diserang penyakit berat seperti stroke dalam rehabilitasi mereka.

C. Kontraindikasi Pengobatan Akupunktur

Seperti yang telah diketahui, semua jenis pengobatan pasti ada kontraindikasinya. Bagi akupunktur, kontraindikasinya adalah bagi penderita yang dalam keadaan hamil. Selain itu, penderita yang menggunakan pacu jantung ataupun

pacemaker juga dinasihatkan untuk tidak memilih pengobatan akupunktur ini. Dan

dalam kerja menusuk, seorang akupunkturis tidak bisa menusuk dekat daerah tumor ganas dan juga pada kulit yang sedang meradang.

(10)

dan masyarakat yang menggunakan khidmat pengobatan akupunktur ini diharapkan diberi pendidikan tentang risiko yang bisa dialami dan cara kerja yang benar untuk menanggung ulangan keadaan ini.

2.2. Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Menurut Mangan (2003), cara pengobatan yang ada di kalangan masyarakat sekarang bisa disimpulkan kepada dua tipe pengobatan yaitu pengobatan cara barat yang bersifat konvensional dan juga dianggap moderen serta pengobatan cara timur yang bersifat alternatif dan sering kali disebut pengobatan tradisional. Secara umumnya, pengobatan timur bertujuan untuk meningkatkan sistem imun, menghambat pertumbuhan penyakit, mengurangi keluhan pengguna dan memperbaiki fungsi badan tubuh. Berbeda dengan pengobatan barat di mana sebagai contohnya bisa membuang tumor atau kanker dengan pembedahan, membunuh sel kanker dengan kemoterapi ataupun melakukan radioterapi untuk membunuh sel kanker yang kebanyakannya bersifat invasif pada tubuh manusia. Paradigma yang diterapkan dalam pengobatan barat adalah ’illness is the enemy’ dan pengobatan timur pula dengan paradigma ’illness is not an enemy but caused unbalancing energy’ menyebabkan perbedaan cara pandang masyarakat serta cara aplikasi keduanya pada upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat. Meskipun demikian, pengobatan tradisional ini diharapkan berkembang bersama pengobatan moderen supaya bisa saling mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat (Mushito, 2002).

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencarian Pengobatan dalam Masyarakat

Perilaku yang dinyatakan di atas adalah berkaitan dengan upaya atau tindakan individu ketika sedang sakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini bisa melalui dengan cara mengobati sendiri sehingga mencari pengobatan ke luar negeri. Menurut Blum(1974) yang dipetik dari Notoadmodjo(2007), faktor lingkungan merupakan

(11)

faktor utama yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat manakala faktor perilaku pula merupakan faktor yang kedua terbesar. Disebabkan oleh teori ini, maka kebanyakan intervensi yang dilakukan untuk membina dan meningkatkan lagi kesehatan masyarakat melibatkan kedua faktor ini. Menurut Notoadmodjo juga mengatakan mengikut teori Green(1980), perilaku ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:

a) Faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianuti masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

b) Faktor pemungkin yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat contohnya fasilitas pelayanan kesehatan.

c) Faktor penguat pula mencakup pengaruh sikap dan perilaku tokoh yang dipandang tinggi oleh masyarakat contohnya tokoh masyarakat dan tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas yang sering berinteraksi dengan masyarakat termasuk petugas kesehatan. Selain itu, faktor undang-undang dan peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan juga termasuk dalam faktor ini.

(12)

Gambar rajah 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Promosi Kesehatan (Notoatmodjo, 2007)

Gambar

Gambar rajah 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Promosi Kesehatan  (Notoatmodjo, 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Canna edulis Kerr yang dikenal dengan tanaman Ganyong merupakan tanaman yang berpotensi mengandung karbohidrat dalam bentuk gula kompleks seperti serat

Nilai pengelolaan tanaman dan konservasi tanah diperoleh dari peta penggunaan lahan dan dicocokkan dengan nilai dari hasil-hasil penelitian yang telah

Rain Sensor Module Sensitive Sensor digunakan untuk mendeteksi banjir, keluaran dari sensor akan diolah pada Arduino Uno.. Data h asil pembacaan pada Arduino

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) citra penginderaan jauh Quickbird dapat digunakan untuk mengektraksi parameter kondisi fisik kualitas permukiman secara mendetail, (2)

1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang

Pengaruh kondisi psikologis ibu yang mengalami masalah ini terhadap perkembangan janin sangat terasa jika kejadiannya berlangsung di trimester pertama7. Pada masa

Nilai pada kriteria ini memperlihatkan bahwa prestasi yang paling baik terjadi pada bulan Maret 2009, nilai yang diperoleh adalah sebesar 33, dan berada pada skor 3

Dengan kata lain medan vektor tak bermassa yang terkopel dengan gravitasi secara nonminimal coupling tidak terlokalisasi pada brane baik untuk decreasing warp factor maupun