• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

NURHAN BUKA 105191113716

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M

(2)

ii SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

NURHAN BUKA 105191113716

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii Bahtiar).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Gambaran Nilai-Nilai Religius yang terkandung dalam Kegiatan Ektrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiayh 3 Makassar, untuk mengetahui pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar, dan untuk mengetahui fakror-faktor kendala yang dialami siswa dalam melakukan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar.

Adapun jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumenasi. Teknik analisis datanya yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan analisis induktif. Adapun sumber data pada penelitian ini yaitu satu pembina Hizbul Wathan dan sepuluh peserta didik yang merupakan angota Hizbul Wathan.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu terkait gambaran dari nilai-nilai religius melalui kegiatan-kegiatan yang di lakukan dari ektrakurikuler Hizbul Wathan yang lebih menjunjung tinggi nilai-nilai keislamana dan kedisiplinan untuk membentuk karakter siswa yang beraklak mulia, serta kegiatan ekstrakurikuler HW (Hizbul Wathan) ini dilaksanakan sebagai salah satu ekstrakurikuler wajib yang telah dilaksanakan setiap minggunya dengan perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler HW (Hizbul Wathan). Dan adapun yang menjadi faktor pendukungnya yaitu dukungan dari pihak sekolah, sarana dan prasarana, kegiatan yang tersistem dan terjadwal, pembina yang berkompeten, serta dukungan dari orang tua.Sedangkan faktor penghambat kegiatan ini yaitu siswa-siswi yang malas dan tidak bersemangat di karenakan pelatihnya tidak tetap dalam melatih.

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah rabb semesta alam, kami panjatkan pujisyukur kehadirat Ilahi Robbi atas ridho serta rahmat dan hidayah-Nya, sehinggapenulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian proses penelitian skripsi sekaligusmenyelesaikan studi pada jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas AgamaIslam.

Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan , tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi.Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis haturkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Dahlan Buka dan Ibunda Jarian Malan, yang tiada henti-hentinya medoakan, memberikan dorongan moril maupun materil selama menempuh pendidikan.

2. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam. 4. Dra. Mustahidang Usman, M.Si dan Wahdaniya S.Pd., M.Pd.I selaku

(9)

pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. selaku ketua prodi Pendidikan Agama Islam dan Sekertaris Prodi, dan para dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sahabat Hijrah (BS) yang senantiasa setia memberikan suport dan selalu ada di samping baik suka maupun duka senantiasa menbantu baik secara materil dan non materil untuk penyelesaian skripsi ini. Serta teman-teman pondok Nurfadilah.

7. Ucapan terimah kasih juga untuk Teman-teman seperjuangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)dan Himpunan Mahasiswa jurusan (HMJ) FAI yang senantiasa memberikan dukungan sejak penulis aktif kuliah hingga penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Serta teman-teman kelas seperjuangan ( PAI D Angktan 2016) yang senantiasa memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga, dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun.Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.Aamiin.

Makassar, 1 Zulhijjah 1441 H 22 Juli 2020 M Penulis

(10)

x

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PERSETUJUAN PEMBIMBING... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 5

A. Tinjauan Tentang Nilai Religius ... 5

1. Pengertian Nilai Religius ... 5

2. Sumber Nilai Religius ... 9

3. Ruang Lingkup Nilai Religius ... 10

(11)

xi

3. Hizbul Wathan ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26 B. Lokasi Penelitian ... 26 C. Fokus Penelitian ... 27 D. Deskripsi Penelitian ... 27 E. Sumber Data ... 28 F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IVHASIL PENELITIAN ... 32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

1. Sejarah berdirinya Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 3 Makassar ... 32

2. Profil sekolah ... 33

3. Visi, Misi Dan Tujuan Hizbul Wathan ... 34

4. Data Kepala Sekolah ... 34

5. Keadaan guru ... 35

6. Keadaan Siswa ... 36

(12)

xii

10. Struktur Organisasi Hizbul Wathan Smk

Muhammadiyah 3 Makassar ... 41

11. Siswa yang Mengikuti Hizbul Wathan ... 42

B. Pembahasan 1. Gambaran Nilai–Nilai Religius Yang Terkandung Dalam Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar ... 42

2. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan SMK Muhammadiyah 3 Makassar ... 48

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat yang di alami dalam melakukan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 3 Makassar ... 50

BAB VPENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

Tabel iii data Tenaga Pendidik SMK Muhammadiyah 3 Makassar ... 35 Tabel iv Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 3 Makassar ... 37 Tabel v jumlah siswa SMK Muhammadiyah 3 Makassar berdasarkan tingkatan 37 Tabel vi sarana dan prasarana ... 37 Tabel vii Nama dan Jabatan Pengurus Hizbuk Wathan ... 41 Tabel viii Siswa Yang Aktif Mengikuti Ektrakurikuler ( HW) ... 42

(14)

1 A. Latar Belakang

Problematika kehidupan di era globalisasi telah menawarkan banyak tantangan dan keuntungan bagi kelangsungan hidup manusia, antara lain: Internet, media sosial, hand phone, dan lain-lain. Dan tantangan yang paling berat dalam hal ini adalah persoalan pilihan nilai moral, budaya, dan keagamaan, terutama bagi kalangan anak usia remaja.Hal ini disebabkan oleh faktor psikologis mereka yang mengalami masa pubertas (masa pencarian nilai-nilai/norma yang dirasa sesuai dengan dunianya). Tantangan tersebut nampaknya menjadi problematika tersendiri bagi para guru- guru untuk segera diatasi atau bahkan diantisipasi sedini mungkin.

Dengan demikian, peran pihak sekolah sangat berpengaruh dalam penanaman nilai-nilai/kepribadian siswa yang di didiknya. Sebab sekolah merupakan tempat yang memiliki peran yang lebih sering menyentuh masalah moral dan perilaku remaja baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Dalam hal ini, guru- guru di harapkaan dapat meningkatkan akhlak anak usia remaja dapat mengembangkan potensi positif yang dimiliki oleh setiap siswanya di lakukan dengan berbagai cara salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler hizbul wathan di sekolah tersebut.

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler dalam dunia sekolah ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam bidang tertentu.Karena itu, aktivitas kegiatan ekstrakurikuler harus disesuaikan dengan hobi serta kondisi

(15)

meningkatkan pengembangan wawasan anak didik khusus dalam bidang Pendidikan Agama Islam, kegiatan ekstra kurikuler juga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.1

Sebagian pendidik barat memandang bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan sarana langsung dalam proses belajar mengajar sehingga mereka memasukannya dalam materi kurikulum yang akan diajarkan. Biasanya, kegiatan ekstrakurikuler disusun bersamaan dengan penyusunan kisi-kisi kurikulum dan materi pelajaran. Itu artinya, kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelajaran sekolah dan kelulusan siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.2

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan salah satu upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional,Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3 yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, bercakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Pengembangan potensi peserta didik yang dimaksud tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang telah dirancang oleh setiap

1

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius Di Sekolah (Malang, UIN Press, 2009), h. 66

2

QiqiYuliatiZakiyah & A. Rusdiana, Pendidikan Nilai , (Bandung: PustakaSetia, 2014), hlm. 198.

3

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintahan RI Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib belajar. (Bandung: Itra Umbara 2014), h. 3

(16)

atau pilihan, diantaranya adalah ekstrakurikuler HizbulWathan.

Hizbul Wathan adalah salah satu organisasi otonom di Persyarikatan Muhammadiyah, yang merupakan pendidikan non formal, wadah pembinaan anak, remaja dan pemuda yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip dasar metode kepanduan.4

Berdasarkan uraian di atas penting rasanya untuk melakukan penelitian tentang “Penanaman Nilai -Nilai Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat yang timbul pada proses pelaksanaan ekstrakurikuler, sehingga dapat menemukan penanganan khusus serta solusi terbaik dalam pelaksanaannya.

B. RumusanMasalah

1. Bagaimana gambaran nilai-nilai religius yang terkandung dalam Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar ? 2. Bagaimana Pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK

Muhammadiyah 3 Makassar ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dialami dalam melakukan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar ?

C. TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

4

(17)

Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK

Muhammadiyah 3 Makassar

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dialami dalam melakukan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SMK Muhammadiyah 3 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi berdasarkan kajian teori tentang pelaksanaan dan kendala ekstrakurikuler Hizbul Wathan.

2. ManfaatPraktis

a. Manfaat bagi peserta didik, diharapkan dengan penelitian ini peserta didik dapat termotivasi untuk lebih giat mengikuti ekstrakurikuler Hizbul Wathan.

b. Manfaat bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi wahana untuk tukar informasi dan pengetahuan baru terkait pelaksanaan dan kendala ektrakurikuler Hizbul Wathan.

c. Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan.

(18)

5 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan TentangNilai Religius 1. Pengertian Nilai Religius

Menurut Muhaimin, religius tidak selalu identik dengan kata agama, kata religius lebih tepat diterjemahkan sebagai keberagaman. Keberagaman lebih melihat aspek yang sedikit banyak merupakan misteri bagi orang lain karena menapaskan intimitas jiwa rasa yang mencakup totalitas ke dalam pribadi manusia, dan bukan pada aspek yang bersifat formal. Namun demikian dalam konteks character building sesungguhnya merupakan manifestasi lebih mendalam atas agama dalam kehidupan sehari-hari.5

Religius tidak diartikan sebagai agama tetapi lebih luas dari itu yaitu keberagaman. Istilah nilai keberagaman merupakan istilah yang tidak mudah untuk diberikan batasan secara pasti. Ini disebabkan karena nilai merupakan sebuah realitas yang abstrak.

Secara etimologi nilai keberagaman berasal dari dua kata yakni nilai dan keberagaman. Menurut Rokech dan Bank dalam Asmaun Sahlan, bahwasannya nilai merupakan suatu tipe kepercayaan yang berada pada suatu lingkup sistem kepercayaan yang berada dimana seorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang dianggap pantas atau tidak pantas. Ini berarti pemaknaan atau pemberian arti terhadap suatu objek. Sedangkan keberagaman merupakan suatu sikap atau kesadaran yang muncul didasarkan atas suatu sikap

5

Ngainun Naim, Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan Dalam

(19)

atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama.6

Secara hakiki sebenarnya nilai religius merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai yang lainnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan dan ruang lingkup nilai ini sangat luas dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia .7

Firman Allah SWT dalam surat Rum [30]: 30 adalah sebagai berikut:

اًفۡيِىَح ِهۡيِّدهِن َكٍَ ۡج ََ ۡمِقَاَف

ؕ

اٍَۡيَهََ ََاتىنل ََََۡف ِِۡۡتنل ِ هللّٰ ََ ََ ِۡۡف

ؕ

ِهللّٰ ِِۡهلََِن َمۡيِدََۡۡ ََ

ؕ

ُه ۡيِّدنل َكِن ٰ

َن ُُۡمَهۡعَي ََ َِاتىنل َََث ۡكَل تهِكل ن ََ ۙ ُمِّيَقۡنل

Terjemahannya:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (yang benar), fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atau fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum:30 ayat 11 ).8

Ayat di atas dapat diketahui bahwa manusia diciptakan dengan membawa fitrah (potensi) keagamaan hanif, yang benar.Jadi pada dasarnya fitrah manusia itu cenderung kepada kebaikan. Jika ada orang yang melakukan keburukan, sebenarnya ia harus bersusah payah melawan fitrahnya sendiri.

Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk religius yang dalam istilah Islam dikenal dengan fitrah sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

6

Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah, (Malang; UIN MALIKI PRESS, 2010), h. 66.

7

M. Faturrohman, Budaya Religius dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.Yogyakarta: Kalimedia, 2015. h. 58

8

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Maghfirah Pustaka. (Jakarta: 2016, h. 407).

(20)

َمتهَس ََ ًِْيَهََ ُ تللّٰ ۡتهَص ِ تللّٰ ُلُُس َر َلاَق ُلُُقَي َناَك ًُتوَأ َة ََْي ٌََُ يِبَأ ْهََ

تَِإ ٍدُُن َُْم ْهِم اَم

ًِِواَس ِّجَمُي ََ ًِِول ََ ِّصَىُي ََ ًِِولَدٍَُُِّي ُيل ََُبَأَف ِة ََِْۡفْنل َۡهََ ُدَنُُي

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dza'bi] dari [Az Zuhriy] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi (HR. Bukhari,)" 9

Dari hadits di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa secara kodrati anak memelukan pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa, dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang di miliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini,sebab anak adalah rahmat dari Allah SWT kepada kita masing – masing dari kita ingin anaknya menjadi anak yang lebih baik.Karena pada dasaranya perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya orang tua, lingkungan dan masyarakat.Sehingga untuk mewujudkan itu semua anak perlu yang namanya penanaman nilai-nilai religius.Penanaman nilai-nilai agama (religius) adalah suatu proses memasukan nilai agama secara penuh ke dalam hati, sehingga ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama. Internalisasi nilai agama terjadi melalui pemahaman ajaran agama secara utuh, dan diteruskan dengan kesadaran akan pentingnya ajaran agama, serta ditemukannya posibilitas untuk merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.10

Rasulullah SAW. juga menjelaskan bahwa hendaknya penanaman nilai- nilai

9

Shahih Bukhari http://carihadis.com/Shahih_Bukhari/1296 diakses pada tanggal 07 April 2020 pukul 08.30 Wita.

10

Mumammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdyakarya, 2011), h. 10.

(21)

religius dibiasakan sejak dini kepada anak, baik yang diajarkan dilakukan oleh orang tua di rumah ataupun tenaga pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang di jelaskan oleh Rasulullah SAW :

Artinya:

Dari „Amr bin Syu‟aib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: Rasululloh SAW Bersabda “Perintahkanlah anak-anak kalian yang sudah berumur tujuh tahun. Dan pukulah mereka karena meninggalkannya ketika telah berumur 10 tahun.Serta pisahkanlah mereka dalam tempat tidur mereka.(Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang Hasan)

Pada fase ini sangat cocok untuk orangtua atau pun pendidik mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki anak.Potensi-potensi ini dapat berkembang apabila seluruh kegiatan anak mendapatkan arahan dan bimbingan dari orangtua atau pun guru. Mendidik dan mengarahkan anak bisa dilakukan dengan banyak cara, bisa melalui pemberian keteladanan, pembiasaan, atau pun pengajaran secara langsung. Melihat banyak fenomena atau tren masa sekarang bahwa banyak anak yang nakal, melawan pada orangtua, bahkan ada anak yang membunuh orangtuanya. Hal ini tidak lain dikarenakan pendidikan sejak usia dini. Pendidikan pada usia dini inilah yang memberikan banyak sumbangsih pada perkembangan anak ketika dewasa nantinya.

Beberapa cara dilakukan baik oleh orangtua, lingkungan masyarakat, mau pun lembaga pendidikan baik formal mau pun non formal, agar anak-anak di lingkungannya menjadi generasi baik. Salah satunya di lembaga pendidikan anak usia dini yang mengajarkan tentang nilai-nilai karakter dan pengetahuan pada anak usia dini. Dari sinilah, anak mendapatkan pendidikan.

(22)

Dengan demikian yang dimaksud penanaman nilai-nilai religius adalah suatu proses, cara, atau nilai luhur yang diadopsikedalam diri manusia yang berhubungan dengan tuhan Yang Maha Esa untuk membentuk sikap dan kepribadian sehingga seseorang akan terbimbing pola pikir, sikap dan segala tindakan maupun perbuatan yang diambilnya.11

2. Sumber Nilai Religius

Nilai religius merupakan bagian dari salah satu klasifikasi nilai di antaranya nilai ibadah, nilai tauhid, kesatuan, perjuangan, keteladanan, dan persaudraan.Nilai religius bersumber dari agama dan masuk ke dalam jiwa.Agama merupakan keseluruhan perilaku manusia yang terpuji, hal itu dilakukan semata-mata memperoleh ridho Allah.Penanaman nilai religius penting dalam rangka membentuk etos kerja dalam masyarakat yang sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

Pada dasarnya.Nilai religius dalam Islam disandarkan pada dua sumber pokok ajaran Islam yaitu al-Quran dan Sunnah Nabi. Dengan demikian ukuran baik dan buruknya dalam karakter Islam memiliki ukuran standar, yaitu baik dan buruk menurut al-Quran dan Sunnah Nabi, bukan baik dan buruk menurut pandangan manusia pada umumnya.

al-Quran dan Sunnah merupakan dua sumber pokok ajaran Islam yang tidak diragukan kebenarannya. Melalui kedua sumber tersebut dapat diketahui bahwa perbuatan ikhlas, qonaah, tawakal, sabar, syukur dan lain sebagainya merupakan sifat-sifat yang baik dan mulia yang harus ditanamkan kedalam diri manusia. Dengan ditumbuhaknnya sifat-sifat baik tersebut perlahan pasti akan

11

Diana Mutiah. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana Prenada media , Group, 2012). h 47.

(23)

menghilangkan sifat-sifat yang buruk dan tercela yang tidak disukai Allah dan Nabi.

al-Quran dan Sunnah juga merupakan sumber yang hidup, dinamis, dan siap untuk berinteraksi secara lintas ruang dan waktu.Perjalanan hidup Rasulullah yang mengacu pada al-Quran dan Sunnah dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga dapat dijadikan panutan bagi generasi sesudahnya.Untuk memahami al-Quran dan Sunnah harus secara total, baik sebagai mashadir (sumber) maupun manahij (metodologi) Islam, dan tidak mengabaikan pemahaman antropologi, sosiologi, psikologi dan semacamnya dari kehidupan Rasulullah. Sebab, kehidupan Rasulullah adalah eksperimentasi sejarah manusia yang ideal sebagai khairan ummah atau umat yang baik.12

3. Ruang Lingkup Nilai Religius

Ada pendapat para ahli dalam membagi Aspek dari nilai religus terbagi atas 3 bagian, yaitu:

a. Aspek keyakinan atau aqidah.

Aspek akidah merupakan bentuk keimanan atau keyakinan seseorang yang menjadi pegangan hidup bagi setiap pemeluk agama Islam.Oleh karena itu, akidah selalu ditautkan dengan rukun iman atau arkan al-iman yang merupakan asas bagi ajaran Islam.

b. Aspek praktik agama atau ibadah.

Dimensi praktik agama menyangkut pelaksanaan ibadah seperti sholat, zakat, puasa, haji, membaca al-Quran, doa, zikir, berqurban, I‟tikaf di masjid dan

12

(24)

lain sebagainya.Beberapa hal tersebut termasuk ubudiyah yaitu pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan dan diatur dalam al-Quran dan Sunnah.Aspek ibadah disamping bermanfaat bagi kehidupan duniawi, tetapi yang terpenting adalah sebagai bukti dari ketatan manusia memenuhi perintah Allah.

c. Aspek pengamalan atau akhlak.

Dimensi pengalaman atau akhlak menunjukan pada seberapa muslim berperilaku yang dimotivasi oleh ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Dalam keberIslaman, dimensi ini meliputi suka menolong, bekerjasama, berderma, mensejahterakan, dan menumbuh kembangkan orang lain dan sebagainya.13

4. Indikator Nilai Religius

Dalam karakter religius ada beberapa indikator yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

a. Taat kepada Allah yaitu tunduk dan patuh kepada Allah dengan berusaha menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya.

b. Ikhlas yaitu melakukan perbuatan tanpa pamrih apapun, selain hanya berharap ridha Allah dengan melakukan perbuatan secara tulus tanpa pamrih, menolong siapapun yang layak ditolong, memberi sesuatu tanpa berharap imbalan apa-apa dan melaksanakan perbuatan hanya mengharap ridho Allah SWT.

c. Percaya diri, yaitu merasa yakin kemampuan yang dimilikinya dengan berani melakukan sesuatu karena merasa mampu, tidak ragu untuk berbuat

13

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 289.

(25)

sesuatu yang diyakini mampu dilakukan dan tidak selalu menggantungkan pada bantuan orang lain.

d. Kreatif yaitu memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baik. Dengan terampil mengerjakan sesuatu, menemukan cara praktis dalam menyelesaikan sesuatu, tidak selalu tergantung pada cara dan karya orang lain.

e. Bertanggung jawab, yaitu melaksanakan tugas secara sungguhsungguh serta berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan perilakunya.14

f. Cinta ilmu yaitu memiliki kegemaran untuk menambah dan memperdalam ilmu.

g. Jujur yaitu menyampaikan sesuatu secara terbuka, apa adanya dan sesuai hati nurani.

h. Disiplin yaitu taat pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.

Dari indikator-indikator yang sudah dijelaskan di atas, maka akan muncul karakter religius melalui kegiatan Ektrakurikuler. Program kegiatan Ektrakurikuler di sekolah mempunyai peran penting dalam membangun karakter religius melalui Ektrakurikuler yang sifatnya wajib, .Oleh karena itu perlu dukungan dari semua pihak agar terwujudnya penanaman nilai –nilai religius di sekolah tersebut.

14

(26)

B. Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan 1. Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekskurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan secar khusus di selenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Visi kegiatan eksrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal.Selain itu juga demi tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.Ada dua misi kegiatan ektrakurikuler.

Pertama, menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.

Kedua, menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok.Kegiatan ekstrakurikuler selama ini dipandang sebelah mata, hanya sebagai pelengkap kegiatan intrakurikuler. Padahal, jika kegiatan ekstra ini didesain secara profesional maka akan menjadi wahana efaktif dalam melahirkan bakat terbesar dalam diri siswa , membentuk karakter pemenang pada siswa , dan tempat aktualisasi terhebat yang akan selalu di tunggu pada siswa . Oleh sebab itu, ekstrakurikuler jangan hanya di desain biasa-biasa saja, tidak menarik, monoton, menjadi beban bagi anak, tidak ada nilai rekreasi dan refreshing, serta memusingkan kepala dan memberatkan beban pada siswa ini yang harus dihindari

(27)

dan mejadi tantangan bagi pembina dan pelatih di sekolah dalam memberdayakan ekstrakurikuler ini secara maksimal, efektif dan produktif bagi perkembangan akhlak siswa.15

Pada kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa banyak mempraktikkan secara langsung (Learning by doing) berbagai aktivitas yang dapat di arahkan pada upaya penanaman nilai-nilai religius tertentu.Untuk mengoptimalkan pelaksaan penanaman akhlak, perlu disusun panduan pengembangan ekstrakurikuler pada penanaman nilai-nilai religius siswa di sekolah.

Beberapa strategi yang dapat dapat ditempuh untuk membentuk Nilai Religius siswa melalui kegiatan ektrakurikuler adalah sebagai berikut:

a. Intervensi. Intervensi adalah bentuk campuran tangan yang dilakukan pembina ekstrakurikuler terhadap siswa. Jika intervensi dilakukan secara terus menerus, maka lama-kelamaan karakter yang diintervensikan akan terpatri dan mengkristal pada diri siswa. Di dalam kegiatan ekstrakurikuler, terhadap banyak karakter yang dapat diintervensikan oleh pembina terhadap siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.Pembina dapat melaksanakan intervensi melalui pemberian pengarahan, petunjuk dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar dipatuhi oleh para siswa yang mengikutinya contonya tidak boleh terlambat(harus disiplin)

b. Pemberian keteladanan Kepala sekolah dan guru pembina siswa adalah model bagi siswa. Perilaku mereka akan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu, berbagai karakter positif yang mereka miliki, sangat bagus jika

15

Jamal Ma‟mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (jogjakarta: Diva Press),h 62-64.

(28)

ditampakkan kepada siswa agar siswa mau meniru dan mencontohnya. Karakter disiplin yang ingin disampaikan kepada siswa, haruslah dimulai dengan keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah guru dan pembina termasuk ketika dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler contohnya pembina/guru yang lebih awal ke mesjid.

c. Habituasi (kebiasaan) Ada ungkapan menarik terkait pembentukan Nilai Religius , “hati-hati dengan kata-katamu, karena itu akan menjadi kebisaanmu. Hati-hati dengan kebiasaanmu, karena itu akan menjadi karakter”.Pembiasaan yang dilakukan secara terus menurus, akan mengkristal menjadi karakter contohnya pembina selalu mengigatkan peserta didik(anak Hw) untuk senantiasa memperbiki niatnya,ketika mengawali aktivitas apapun.

d. Mentoring/pendamping - Pendamping adalah suatu fasilitas yang diberikan oleh pembina dalam kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa dalam melakukan berbagai aktivitas. Agar karakter positif yang sudah disemaikan, dicangkokkan dan diintervensikan tetap terkawal dan di implimentasikan oleh siswa. Dalam poses pendamping ini, mungkin ada persoalan keseharian yang ditanyakan siswa kepada pembina , dalam hal ini pembina/pelatih dapat memberikan pencerahan sehingga tindakan siswa tidak keluar dari koridor Nilai-nilai positif yang hendak di kembangkan. Dengan demikian, sebelum dan selama siswa bertindak, siswa senantiasa diarahkan pada tujuan-tujuan yang positif dan juga dengan menggunakan cara-cara yang positif. Untuk mencapai tujuan yang

(29)

baik, hanya boleh dengan menggunakan tindakan yang baik dan dengan cara yang baik pula contonya pembina melakukan pendekatan persuasive kepada siswa untuk menyelesaikan masalahnya.

e. Penguatan Dalam berbagai perspektef psikologi, penguatan yang diberikan oleh pembina ekstrakurikuler bermanfaat untuk memperkuat perilaku siswa. Oleh karena itu, jangan sampai pembina / pelatihnya di dahului oleh siswa dalam memberikan penguatan perilaku sebayanya.Penguatan atas siswa ini dapat dilakukan secepatnya dengan memberikan penguatan terhadap perilaku berkarakter dan bernilai positif.

Tahapan pelaksanaan kegiatan eksrakurikuler dalam penanaman Nilai-nilai Religius siswa meliputi perencanaan, implementasi rencana dan evaluasi

a. Perencanaan Pada perencanaan ada 3 kegiatan yang dilakukan.

Pertama, karakter yang hendak dibentuk perlu di integrasikan dalam Rencana Jangka Menengah Sekolah (RJMS) atau rencana kegiatan sekolah (RKS). Agar dapat memayungi semua kegiatan di sekolah. Dalam RKS, akan terdapat banyak aktivitas baik yang bersifat intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang di pergunakan untuk membentuk karakter tertentu.

Kedua, penjabaran karakter lebih lanjut dalam program kegiatan ekstrakurikuler tahunan.Setelah karakter yang ingin dibentuk berada di RJMS atau di RKS menjadi program tahunan kegiatan ektrakurikuler ini, sebaiknya melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder). Agar dapat mengakomodasi pikiran, aspirasi dan harapan mereka terhadap

(30)

karakter positif yang akan dibentuk.

Ketiga, berdasarkan program tahunan ekstkurikuler ini, pembina kegiatan ekstrakurikuler ini, kegiatan eksrakurikuler di sekolah dapat menyusun progran tahunan pada kegiatan ekstrakurukuler yang dibina di sekolah SMK bisa menjadi satu orang, kelas membina lebih dari satu kegiatan ektrakurikuler, jika kegiatan ekstralurikuler yang berada di sekolah tersebut memang banyak dan beragam.

b. Implementasi Setelah rencana/program tahuanan ekstrakurikuler yang fokuskan pada penanaman Nilai- nilai Religius tertentu disusun dan ditetapkan, selanjutnya dilakukan implementasi program kegiatan ektrakurikuler yang mengarah pada pembentukan Nilai-nilai Religius . Dalam implementasi ini kepala sekolah, guru, pembina hendaknya terus memantau pelaksanaan, agar penanggung jawab kegiatan yang berada di sekolah konsisten dalam mengimplentasikan program.

2. Bentuk- Bentuk Ekstrakurikuler

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, berdasarkan pilihannya terdapat dua jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu

a. Ekstrakurikuler wajib, merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

(31)

b. Ekstrakurikuler pilihan, merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing.16

Menurut Suryosubroto, berdasarkan waktu pelaksananya kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Ekstrakurikuler rutin, yaitu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti : latihan bola voli, latihan sepak bola dan sebagainya.

b. Ekstrakurikuler periodik, yaitu bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, camping, pertandingan olah raga dan sebagainya.

Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013, terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:17

a. Krida. Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan lainnya.

b. Karya ilmiah. Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian dan sebagainya.

c. Latihan/olah bakat/prestasi. Pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.

16

Aqip, Zainal dan Sujak.Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung, Yrama Widya 2011), h.36

17

Usman, M. Uzar dan Setyowati, .Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: Posdakarya, 2009), h.27

(32)

3. Hizbul Wathan

a. Profil Hizbul Wathan

Hizbul Wathan adalah gerakan kepaduan dalam Muhammadiyah, yang didirikan dengan maksud menyiapkan kader kepemimpinan persyarikatan dan umat yang tangguh, bail putra maupun putri, lewat sistem kepanduan. Kepanduan adalah pendididkan karakter di luar ruangan keluarga dan sekolah, bagi anak, remaja dan pemuda bertujuan untuk menyempurnakan kedua sistem pendidikan tersebut.Pimpinan organisasi HW di sebut kwartir. Sebagaimana perjenjangan di Muhammadiyah berturut-turut dari pusat ke ranting adalah: Kwartir Pusat (Kwarpus), Kwartir Wilayah (Kwarwil), Kwartil Daerah (Kwarda), Kwartir Cabang (Kwarcab), dan Qobikal di tempat ranting..18

b. Sejarah lahirnya Hizbul Wathan

Hizbul Wathan pada mulanya adalah nama madrasah yang didirikan oleh KH. Mas Mansur di Surabaya pada tahun 1916 setelah ia meninggalkan organisasi Nahdatul Wathan yang dibentuknya bersama KH. Abdul Wahab Hasbullah.

Muhammadiyah mengambil nama itu menjadi perkumpulan pandunya yang didirikan pada tahun 1918 di Yogyakarta. Gagasan pembentukan barisan kepanduan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah muncul dari KH. Ahmad Dahlan sekitar tahun 1916 ketika beliau kembali dari perjalanan tabligh di Surakarta pada pengajian SAFT (Sidiq, Amanah, Fathonah, Tabligh) yang secara rutin diadakan di rumah KH. Imam Mukhtar Bukhari. Di kota tersebut beliau melihat anak-anak JPO (Javansche Padvinders Organisatie) dengan pakaian

18

Sidang Tanwir Muhammadiyah, Laporan Majelis dan Lembaga serta Organisasi

(33)

seragam sedang latihan berbaris di halaman pura Mangkunegaran. Sesampainya di Yogyakarta, beliau membicarakannya dengan beberapa muridnya, antara lain Sumodirjo dan Sarbini, dengan harapan agar pemuda Muhammadiyah juga dapat diajar tentang kepanduan guna berbakti kepada Allah Swt. Sejak pembicaraan itu mulailah Sumodirjo dan Sarbini merintis berdirinya di dalam Muhammadiyah. Kegiatan pertama banyak diarahkan pada latihan baris-berbaris, olah raga, dan pertolongan pertama pada kecelakaan.Pada setiap Ahad sore para peserta dilatih dengan kegiatan-kegiatan di atas, pada malam Rabu mereka diberikan bekal keagamaan.Dari cikal bakal itu lahirlah Hizbul Wathan pada tahun 1918, pada waktu itu bernama Padvinder Muhammadiyah. Kemudian, karena dianggap kurang relevan, atas usul H. Hadjid nama itu ditukar menjadi Hizbul Wathan..19

Susunan pengurus dan personalianya yang pertama adalah: Ketua H. Mukhtar Bukhari, Wakil Ketua H. Hadjid, Sekretaris Sumodirjo, Keuangan Abdul Hamid, Organisasi Siraj Dahlan, Komando Sarbini dan Damiri. Untuk memajukan Padvinder Muhammadiyah ini, para pengurus mengambil pedoman pelajaran dari JPO Surakarta.

Setelah tahun 1924 Hizbul Wathan berkembang di Jawa, bahkan telah dapat melebarkan sayapnya ke luar Jawa.Cabang-cabang baru Hizbul Wathan kian banyak berdiri.Cabang pertama yang berdiri di luar Jawa ialah di Sumatra Barat, yang dibawa oleh wakil-wakil yang menghadiri Kongres Muhammadiyah ke-17 di Yogyakarta pada tahun 1928.Dalam kesempatan itu wakil-wakil tadi tinggal beberapa lama di Yogyakarta setelah Kongres usai guna mempelajari dan

19

(34)

ikut latihan kepanduan; dengan modal itu mereka mengembangkan kepanduan di daerah yang mengutusnya.

Peranan Hizbul Wathan banyak terlihat pada sektor penanaman semangat cinta tanah air kepada para pemuda.Dari benih-benih itu menjelmalah kekuatan yang bertekad ikut serta dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.Di samping itu, latihan-latihan kepanduan mempunyai andil yang besar dalam melatih kader-kader bangsa dalam menghadapi kaum kolonial yang sedang mencengkeramkan kukunya di Indonesia.Latihan-latihan itu ternyata membuahkan hasil yang baik di kalangan pemuda.Dari barisan Hizbul Wathan ini muncul sederetan tokoh yang cukup handal, seperti Sudirman, KH. Dimyati, Surono, Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkir, Kasman Singodimedjo, Adam Malik, Suharto, M. Sudirman, Sunandar Priyosudarmo, dan lain-lain.

Ketika Jepang masuk, secara organisatoris Hizbul Wathan lebur, sesuai dengan kehendak Jepang yang membubarkan segenap organisasi yang ada pada waktu itu.Meskipun demikian, aktivis-aktivis Hizbul Wathan tetap berkiprah dalam organisasi-organisasi yang didirikan oleh Jepang seperti Keibondan, Seinendan, PETA, Hizbullah, dan sebagainya.

Dalam organisasi-organisasi tersebut malah para anggota Hizbul Wathan memegang peranan yang penting.Setelah Kemerdekaan Indonesia, para pemuda banyak diarahkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.Segala perkumpulan pandu yang ada sebelumnya dilebur dan disatukan dalam satu wadah kepanduan yaitu Kesatuan Kepanduan Indonesia.Dalam rapat yang diadakan di Surakarta pada tgl. 27-30 Desember 1945 diputuskan pembentukan

(35)

Pandu Rakyat Indonesia yang menyatukan segenap pandu yang ada di Indonesia dalam satu naungan guna mempererat tali persatuan dan kesatuan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang masih amat muda pada saat itu.

Beberapa tahun kemudian situasi politik mulai berubah dan Pandu Rakyat Indonesia yang dibentuk pada tahun 1945 dirasakan tidak begitu efektif lagi.Oleh karena itu, pada tahun 1950 Hizbul Wathan mulai diaktifkan lagi.Sejak itu Hizbul Wathan mulai merata kembali anggota-anggotanya dan organisasinya secara umum di samping mengembangkannya ke seluruh tanah air di mana Muhammadiyah ada. Kegiatan tersebut berjalan terus sampai terbitnya Keputusan Presiden no.238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang mengharapkan agar segenap organisasi kepanduan yang ada di Indonesia meleburkan diri dalam perkumpulan Pramuka.

Dalam rangka memenuhi seruan tersebut, maka gerakan kepanduan Hizbul Wathan dalam suratnya tgl.8 Juni 1961 kepada Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka menyatakan bersedia meleburkan diri dalam perkumpulan Gerakan Pramuka.Surat tersebut ditandatangani oleh HM. Mawardi dan H. Amin Luthfi, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Majlis Hizbul Wathan Yogyakarta.

Sebagai anak dari organisasi Muhammadiyah, Hizbul Wathan terkait erat dengan cita-cita Muhammadiyah. Hal ini tercermin dari Keputusan Kongres tahun 1938 yang menyatakan bahwa sebagai pemuda Muhammadiyah, anak-anak Hizbul Wathan harus membiasakan diri mengamalkan pekerjaan dalam Muhammadiyah, mereka harus siap menolong dan berjasa untuk keperluan Muhammadiyah khususnya dan agama Islam umumnya.

(36)

Keanggotaan Hizbul Wathan terdiri dari tiga tingkatan.Tingkat I disebut tingkat athfal yang diperuntukkan bagi anak-anak berumur 6-12 tahun, yang dibedakan lagi Athfal Melati, Athfal Bintang Satu dan Athfal Bintang Dua.Tingkat II disebut Pengenal, umur 12-17 tahun, yang terdiri dari Tangga I kelas III, Tangga II kelas II, Tangga III kelas I. Di atasnya lagi ada tingkat Penghela, untuk 17 tahun ke atas.Perbedaan yang ada dalam tingkat ditentukan oleh kemampuan masing-masing anggota dalam latihan dan pelajaran.

c. Visi , Misi Dan Tujuan Hizbul Wathan

Visi

Menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik yang kuat, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimahagar terwujud pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda muslim.

2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para Pemimpin Satuan, Pimpinan Kwartir dan Pelatih.

3. Mengembangkan HW di seluruh Indonesia

4. Mengadakan kerrjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri

5. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah Air, dan Bangsa.

(37)

6. Melakukan berbagai usaha sesuai dengan maksud dan tujuan Hizbul Wathan.

TUJUAN

1. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud m asyarakat Kepanduan yang Islami.

2. Pro aktif membantu orang tua dalam mendidik, mengasuh dan membimbing

anak -anak, remaja

dan pemuda melalui pendidikan dan latihan kepanduan, supaya menjadi orang Islam yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi pekerti yang luhur, berbadan sehat dan tangkas, hingga berguna bagi diri sendiri, Persyarikatan dan masyarakat umum.

d. Penghelaan dalam Gerakan Kepanduan Hisbul Wathan

Penghelaan dimaksudkan untuk membantu dan menambah pola pendidikan lama yang telah ada. Sebab sudah menjadi kenyataan, bahwa bahaya akan tersesatnya pemuda-pemudi dalam hidupnya, ialah dalam waktu di luar rumah dan sekolah. Sedangkan sekolah pada saat kini, bagaimana pun juga bermaksud memperbaiki keadaan, yang hasilnya tak lain hanyalah mencari pembeharuan cara perbaikan yang lama yang telah ada, bukan mencari metode kain yang lebih baik. Pemuda pemudi yang telah berumur 18 tahun sudah lain pandanganya dengan sebelumnya. Ia telah baligh telah menginjak masa “birahi” dan ia sangat kritis sekali. Kecekatan kecakapan teknis tidak menarik lagi, karena dipandangnya sebagai ke-kanak-kanakan, pemuda ingin lebih dari itu.bagi anggota-anggota yang telah meningkat usianya. Pemecahan itu sebagai berikut:

1) Lapanagan kerja yang memberikan kesempatan kepada pemuda untruk mengembangkan reaksi dalam pandanganya.

(38)

2) Lapangan kerja yang bukanya mengkang tetapi menyalurkan pemuda kepada jalan-jalan yang sesuai dengan pembawaanya.

3) Lapangan kerja yang memberikan kesan kepada pemudapemudi,bahwa permainan keoanduan betul-betul pada waktu semacam ini sangat diperlukan guna memelihatnya watak dan tabi‟atnya.

4) Lapangan kerja yang memberikan “pekerjaan” (kesibukankesibukan) kepada pemuda-pemudi di dalam hidupnya tak knal waktu yang tak terisi dengan suatu amalan. Mak mengingat gejala-gejala yang telah disebutkan, guan memulihkan bagi manusia lapangan kerja yang dimaksudkan itu di dasarkan atas dua dasar:

a) Hidup diluar (dalam alam bebas) Hidup diluar memberikan kesempatan bagi para pemuda dan pemudi untuk lebih mengenal alam sekelilingnya, hingga dengan demikian ia akan lebih dekat dengan penciptanya. Ia akan kuat imanya dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidupnya. Ia mudah akan kembali pada tuhanya, manakala ia berjumpa dengan kesulitankesulitan dalam memecahkan masalah hidupnya. Tetapi dengan hidup diluar saja belumlah cukup untuk memelihara kelurahan budidaya, sebab hidup diluar dapat juga menimbulkan suatu operasaan riya‟ (berlebih diri), maka belom lengkaplah watak pemuda jika tidak disertai rasa bakti didalam menuanaikan pekerjaan, ingin beramal karena Tuhan Sema – tamata.

b) Bakti (ihsan dan amal shalih) Semua amalan serta pejerjaan yang didsarkan atas kebaktian, akan menjaga pemuda dari sifat sombong, congkak, serta menonjolkan diri, amalan serta pekerjaan yang disertai

(39)

pekerjaan bakti, mendidik pemuda pemudi ikhlas berkurban guna kepentingan agama, nusa serta kepentingan bersama. Gejala individualitas yang besar dalam perkembangan masyarakat masyarakat untuk masa depan, dengan adanya kebaktian ini akan lenyap dari sifat-sifat pemuda serta perikemanusiaan.Sifat-sifat ke-Aku-an yang akan menyesatkan siswa kepada alam kesombongan, digantidengan sifat rela serta ikhlas.20.

20

Departemen Diklat Kwartir Pusat Hisbul Wathon, Gerakan Kepanduan Hisbul Wathon Tuntunan Penghela, (Yogyakarta: Pusat Pengadan Perlengkapan HW, 2013), 3-8.

(40)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.Deskriptif karena berdasarkan pada tujuan penelitian serta hasil yang ingin dicapai yang cenderung untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang hal yang dikaji, menggambarkan teori, dan bagaimana menggambarkan realitas terhadap sasaran yang dikaji.

Penelitian deskriptif berarti memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya.21

Penelitian kualitatif boleh juga diartikan sebagai suatu penelitian yang mendeskripsikan data dalam bentuk uraian, temuan lapangan yang dikemukakan dengan berpegang pada prinsip etnis dan memahami realitas, penulis tidak bersifat penafsiran atau evaluasi

Menurut Whitney mendefenisikan bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Hal lain yang dikemukan oleh Moh. Nasir mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh suatu fenomena.22

B. Lokasi Penelitian

Penelitian memilih melakukan penelitiannya disebuah lembaga pendidikan yaitu di SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR.Objek penelitian adalah

21

Winarno Surakhmad, 1994, Pengantar Penelitian Ilmuah, Bandung: Tarsito, h. 147

22

Soejono dan Abdulrrahman, metode Penelitian :suatu Pemikiran dan Penerapan,( Jakarta: RinekaCipta, 2005), h.21

(41)

pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara terarah dan merupakan inti dari problematika penelitian.Tentunya sekolah ini memiliki strategi-strategi khusus dalam membina dan membentuk kedisiplinan siswanya.Terlebih dalam bidang keagamaan.Maka dari itu penulis tertarik untuk peneliti dan mengetahui lebih mendalam tentang Penanaan Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Hizbun Wathan di Sekolah tersebut.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini fokus pada 2 hal yaitu : 1. Nilai Religius

2. . Hizbul Wathan

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan persepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan deskripsi fokus penelitian yang akan dikaji:

1. Religius tidak diartikan sebagai agama tetapi lebih luas dari itu yaitu keberagaman. Dimana keberagaman suatu sikap atau kesadaran yang muncul yang didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap suatu agama. Secara hakiki sebenarnya nilai religius merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai yang lainnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan dan ruang lingkup nilai ini sangat luas dan mengatur seluruh aspek kehidupan manusia .

(42)

2. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (disingkat HW) adalah salah satu organisasi otonom (ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran penanaman Nilai-Nilai Religius Melalui kegiatan Ektrakurikuler Hizbul Wathan di Smk Muhammadiyah 3 Makassar

E. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu terdiri dari penelitian di lapangan, dokumen (buku-buku yang telah ditulis oleh para tokoh pendidikan) dan para informan kunci yaitu pembina Hizbul Wathan,dan Siswa yang akan memberi informasi terkait dengan penanaman nilai-nilai religius melalui kegiatan ekstrakurikuler hizbul wathan di smk muhammadiyah 3 makassar.

2. Sumber data sekunder

Sumber data merupakan sumber dari data dapat diperoleh. Menurut Arikunto yang dimaksud sumber data dari penelitian ini adalah “subyek darimana data yang diperoleh”. 23

Dalam penelitian ini sumber datanya

23

(43)

disebut responden yaitu orang yang akan merespon atau menjawab pertanyaan peneliti baik pertanyaan lisan mapun tulisan.

F. Instrument Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul data utama, hal ini dilakukan karena peneliti memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan seperti interaksi antar objek dan subjek.Peneliti sebagai perencana, pelaksanan, menganalisis, menafsirkan hingga pelaporan hasil penelitian.Peneliti juga menggunakan instrumen bantuan seperti kamera, daftar catatan dan alat tulis.

1. Pedoman Observasi

Yaitu berupa teknik yang digunakan sebagai pencatat dalam melaksanakan observasi baik secara langsung maupun tidak langsung.Berdasarkan keterangan di atas teknik observasi sangat sederhana tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar. Berhubungan dengan penelitian penulis, observasi ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan informasi tentang apa yang akan diteliti. Dalam observasi ini peneliti menggunakan kamera untuk merekam kejadian yang penting suatu peristiwa baik dalam bentuk foto ataupun video.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab langsung dengan para informan.Pedoman tersebut berisi sejumlah pertanyaan menyangkut masalah yang diteliti dalam proposal ini. Menurut Surya: “Metode wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan secara langsung dengan mengungkapkan

(44)

pertanyaan-pertanyaan pada para informan dan kegiatannya dilakukan secara langsung”.24

Adapun alat yang digunakan dalam wawancara seperti buku tulis/catatan, pensil, pulpen.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.25Metode tersebut digunakan untuk mendapatkan sumber data yang berkaitan dengan penelitian seperti latar belakang berdirinya Hizbul Wathan pada umunya dan nilai-nilai religius pada khususnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: Riset lapangan, yaitu cara pengumpulan data dengan penulis turun langsung ke lapangan. Dalam hal ini peneliti guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut :

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.26

2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.27

3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek peneliitian.28

24

Surya, Pengajaran Ramediasi (Jakarta: Percetakan Negeri RI, 1978), h. 55

25

Ibid, h. 30.

26

Ibid,.h 220.

27

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011). h 330.

28

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

(45)

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan ferifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sample melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data.29

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi disusun dengan berkelompok dengan berkelompok sesuai dengan rumusan masalah, baru kemudian dilakukan analisis dengan pendekatan kualitatif.Analisa ini dilakukan dengan tehnik analisis induktif.

Analisis induktif adalah pengambilan kesimpulan dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak kearah pembentukan kesimpulan kategoris atau ciri-ciri umum tertentu.30Oleh karena itu, tehnik analisis induktif ini dimulai dari pekerjaan klasifikasi data.Dalam konteks ini penulis berusaha menggali data-data dari lapangan yang selanjutnya di paparkan dalam suatu paparan data kemudian dianalisi dengan tehnik induktif ini.

29

Andi Prastowo, Loc.cit, h. 69

30

Burhan Bungin, , Metodologi Penelitian Sosial(Surabaya: Airlangga Universitas Press, 2001) h. 290

(46)

33

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah SMK Muhammadiayah 3 Makassar

Berdasarkan wawancara dengan ibu kasma pada Hari rabu, 1 Juli 2020. SMK Muhammadiyah 3 Makassar merupakan lembaga pendidikan formal tingkat sekolah menengah kejuruan yang terletak di Jl. Muhammadiyah No.51 Makassar.

Ini terlihat dari observasi yang penulis lakukan dan juga hasil wawancara dengan Ibu Kasma selaku guru/pengajar di sekolah, yang mengatakan bahwa:

Awalnya pada tahun 1993 nama sekolah ini kan Sekolah Menengah Atas (SMEAH UTAMA MUHAMMADIYAH). SMEAH ini di dirikan oleh majelis DIKDASMEN CABANG MAKASSAR, waktu itu di pimpin oleh Drs. KASIM ASTIN, nah beliau ini juga salah satu dosen di UNM62

Dulunya sekolah ini di awal tahun berdirinya pada tahun 1993 sampai 1996 itu diberlakukan masuk siang atau sore.Pada tahun 1996 sampai sekarang barulah sekolah ini memberlakukan masuk pagi. Awalnya sekolah ini ada dua jurusan namanya akuntansi dan sekretaris.Sekarang namanya administrasi perkantoran dan akuntansi.Pada tahun 2009, dibuka jurusan baru TKJ dan menyusul pada tahun 2010 di buka lagi jurusan keperawatan sampai sekarang.Jadi, sekolah ini sudah berdiri kurang labih 27 tahun.

62

(47)

Tabel I

Profil Sekolah SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR

Nama Satuan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR

NPSN 40307393

Bentuk Pendidikan SMK

Status Sekolah Swasta

Status Kepemilikan Yayasan SK Izin Operasional -

Tanggal SK Null

Alamat JL. MUHAMMADIYAH NO. 51 B MAKASSAR

Desa/Kelurahan Melayu

Kecamatan Wajo

Kabupaten/Kota Kota Makassar

Propinsi Sulawesi Selatan

RT/RW 0/0

Nama Dusun -

Kode Pos 90171

Lintang/Bujur -5.124100000000/119.415000000000 Layanan Keb. Khusus Tidak ada

SK Pendirian Null

Tanggal SK Null

Rekening BOS 1300020000297401

Nama Bank BPD SULAWESI SELA...

Nama KCP/Unit

BPD SULAWESI SELATAN CABANG UTAMA MAKASSAR...

Atas Nama SMKMUHAMMADIYAH3MAKASSAR...

MBS Tidak

Nomor Telepon 04113653252

Nomor Fax Null

Email smkmuh3makassar@yahoo.co.id

(48)

a. Visi

Menjadi sekolah yang unggul dalam kualitas keislaman,kompetensi dan kewirausahaan.

b. Misi Sekolah

1) Meningkatkan kemampuan akademik 2) Mewujudkan iklam sekolah yang islami 3) Meningkatkan keterampilan berbahasa

4) Meningkatkan keterampilan iformasi dan teknologi (IT ) 5) Menanamkan kesadaran berwirausaha

6) Meningkatkan kompetensi di bidangnya masing- masing63 c. Tujuan Sekolah

Menghasilkan siswa yang mampu memadukan ilmu agama dan intelektual serta berakhlak mulia

4. Data Kepala Sekolah

Tabel II

Kepala Sekolah Dari Periode Ke Periode

No. Nama Periode

1. Drs.H Amir Gany Samad 1993-1997

2. Drs. H. Ali Hamid 1997 -2003

3. Drs.Syamsuriadi 2003 -2013

4. Drs. Ruslan SE,MM. 2013-2020

5. Keadaan Guru

Guru yang mengajar di SMK Muhammadiyah 3 Makassar merupakan

63

(49)

IKIP DAN STIKES NANI

Tabel III

Data Tenaga Pendidik di SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR

No Nama L/P NIP NUPTK Jenis Status

1 Ichsan Jaya L Guru Mapel

Guru Honor Sekolah 2 Nur Imran

Amin L Guru TIK

Guru Honor Sekolah 3 Budiarman

Wahid L Guru Mapel GTY/PTY

4 Awaluddin L Tenaga Administrasi Sekolah Tenaga Honor Sekolah

5 Fitriani Z P Guru Mapel

Guru Honor Sekolah

6 Hamrawati P 5544746647300043 Guru Mapel

Guru Honor Sekolah 7 Nasri L 197108232006041012 2155749652200013 Guru Mapel PNS 8 Suryana P

Tenaga Administrasi

Sekolah

GTY/PTY

9 Haryadi L Guru Mapel GTY/PTY

10 Salmiah Mn P 5649765666130152 Guru Mapel

Honor Daerah TK.I Provinsi 11 Putri Nur

Ihsani P 8656772673130002 Guru Mapel

Honor Daerah TK.I Provinsi 12 Syamsuddin

S L 2841747649200052 Guru Mapel GTY/PTY

13 Junardi L

Tenaga Administrasi

Sekolah

GTY/PTY

14 Suherman L Guru Mapel GTY/PTY

15 Abu L 195812311986031226 0560736639208023 Guru Mapel PNS

16 Ruslan L Kepala

Sekolah GTY/PTY 17 Musdalifah

(50)

18 Jumriana P Guru Mapel Honor Sekolah 19 Fatmawati

A P 1635756657130112 Guru Mapel GTY/PTY

20 Suardi L Guru Mapel

Guru Honor Sekolah

21 Syamsinar P 9558757659300073 Guru Mapel

Guru Honor Sekolah

22 Abdul Azis L 9055757659200033 Guru Mapel

Guru Honor Sekolah

23 Kasmawati P 6842746648300112 Guru Mapel GTY/PTY

24

St. Rahmiyah

Shaleh

P 5441758659300033 Guru Mapel GTY/PTY

25 Untung

Suryadi L Guru Mapel

Guru Honor Sekolah

26 Nuriffah P 5562767668130073 Guru Mapel GTY/PTY

27 Israyhuni

Iskandar P 6934769670130082 Guru Mapel GTY/PTY

28 Rusliah P 197203142014072001 2646750652300062 Guru Mapel PNS

29 Nurlaela P Guru BK GTY/PTY

30

Ali Syahbana

Abu

L 196612031994121004 0853744637200043 Guru Mapel PNS 31 Baharuddin L 196507011995121005 6033743644200033 Guru Mapel PNS 32 Dra. Jernih

Amir, M.si P Guru Mapel GTY/PTY

6. Keadaan Siswa

Siswa SMK Muhammadiyah 3 Makassar, berasal dari berbagai macam daerah dengan keanekragaman suku, agama, bahasa ,budaya daerah dan sebagainya .tetapi dengan terdaftarnya di smk muhammadiyah 3 makassar sesuia dengan jurusan yang di pilihnya yang terdiri dari jurusan, yaitu jurasan Akuntansi keuanggan lembaga, Administrasi tata kelola keuagan, teknik komputer jaringan dan keperawatan.mereka di bimbing sesuai dengan

(51)

Sehingga dapat bergabung antara satu dengan yang lain, hidup rukun, akrab dan sangat kuat persaudaraan diantra mereka,sehingga factor ini juga membuat mereka semangat dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam sekolah maupun di luar sekolah.begitulah gambaran kondisi siswa di SMK Muhammadiyah Makassar.

Tabel. IV

Jumlah Siswa SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR

Laki-Laki Perempuan Total

106 237 343

Tabel . V

Jumlah Siswa SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Berdasarkan Tingkatan

Tingkat kelas Laki-Laki Perempuan Total

Kelas 10 47 71 118

Kelas 11 38 87 125

Kelas 12 21 79 100

7. Sarana Dan Prasarana

Tabel VI

Sarana dan Prasarana Sekolah

No Jenis

Prasarana Nama Ruang Lantai Lebar

1 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XI Teknik Komputer Jaringan 1 17.0 2 Ruang Perpustakaan Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Perpustakaan 1 17.0 3 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XII Teknik Komputer Jaringan 1 17.0 4 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH XI Adm. Perkantoran 1 17.0

(52)

5 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR X Administrasi Perkantoran 1 17.0 6 Kamar Mandi/WC Siswa Laki-laki Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR WC Siswa Laki-laki 1 2.0 7 Ruang Guru Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Ruang Guru 1 17.0 8 Ruang Ibadah Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Mushollah 1 17.0 9 Laboratorium Komputer Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Lab KKPI 1 7.0 10 Ruang TU Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Ruang TU 1 2.0 11 Ruang UKS Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Lab Keperawatan dan UKS 1 6.0 12 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR X Akuntansi 1 17.0 13 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR X Keperawatan 1 6.0 14 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XI Akuntansi 1 17.0 15 Laboratorium Komputer Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Lab TKJ 1 7.0 16 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XII Akuntansi 1 17.0 17 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR X Adm. Perkantoran 1 17.0 18 Ruang Kepala Sekolah Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Ruang Kepala Sekolah 1 4.0 19 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XII Adm. Perkantoran 1 17.0

(53)

20 Ruang Teori/Kelas MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR Komputer Jaringan 1 17.0 21 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XI Keperawatan 1 6.0 22 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XI KPW 1 17.0 23 Ruang Teori/Kelas Bangunan SMKS MUHAMMADIYAH 3 MAKASSAR XII Keperawatan 1 17.0

8. Sejarah berdirinya Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah 3 Makassar

Berdasarkan wawancara dengan ibu kasma pada Hari rabu, 1 Juli 2020. SMK MUHAMMADIYAH 3 MAKASSARdiperoleh informasi bahwa penyelenggaraan ekstrakurikuler HW (Hizbul Wathan) ini sudah menjadi kewajiban bagi seluruh siswa siswi yang terdaftar di SMK Muhammadiyah 3 Makassar. Karena sekolah ini termasuk sekolah kader Muhammadiyah.

Ekstrakurikuler HW (Hizbul Wathan) ini ada semenjak sekolah ini berdiri tahun 1993 hingga sekarang,sebagai ekrakurikuler wajib di SMK Muhammadiyah 3 Makassar.64

9. Visi, Misi Dan Tujuan Hizbul Wathan a. Visi Hizbul Wathan

64

(54)

dan di cintai oleh anak didik, orang tua,gurudan masyarakat di Indonesia khususnya umat Islam dan wargam Muhammadiayh.

b. Misi Hizbul Wathan

1) Membentuk kader Muhammadiyah yang handal dan berakhlak mulia. 2) Membina remaja Muhammadiayah yang sehat jasmani dan rohani 3) Meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas trampil dan

percaya diri.65

c. Tujuan Hizbul Wathan

Memperkokoh taqwa, membentuk akhlak dan watak yang berdasarkan iman kepada Allah SWT. sehingga anggota HW (Hizbul Wathan) memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga, bangsa, cinta lingkungan dan tanah air.Cinta tanah air berarti menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. Dalam tujuan pandu HW (Hizbul Wathan) ini sudah jelas bahwa sebagai kader Muhammadiyah kita harus bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan rasa tanggung jawab yang besar.66

65

Ibid

66

Gambar

Tabel iii data Tenaga Pendidik SMK Muhammadiyah 3 Makassar  .................... 35  Tabel iv Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 3 Makassar .................................
Tabel II
Tabel III

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Siswa khususnya Sekolah Menengah Pertama sebagai generasi penerus bangsa tentunya harus memiliki rasa semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi melalui kegiatan

Untuk mendiskripsikan hambatan implementasi nilai kerjasama dalam kegiatan kepanduan Hizbul Wathan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.. Untuk mendiskripsikan upaya mengatasi

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai kerjasama dalam kegiatan gerakan kepanduan hizbul wathan kafilah penuntun mohammad djazman universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan gerakan kepanduan Hizbul Wathan sertabentuk-bentuk penanaman karakter disiplin dan patriotisme

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan gerakan kepanduan Hizbul Wathan sertabentuk-bentuk penanaman karakter disiplin dan patriotisme

Solusi alternatif untuk mengatasi kendala dalam penanaman karakter disiplin dan mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan pada siswa kelas VII di SMP

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan berorientasi nilai–nilai

Endra Purna Irawan, Q100160146, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Pengembangan Nilai-nilai karakter di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta. Program