BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Masalah Vertebra atau tulang belakang merupakan tulang yang sangat penting Masalah Vertebra atau tulang belakang merupakan tulang yang sangat penting bagi
bagi manusia. manusia. Struktur Struktur dari dari vertebra vertebra terdiri terdiri dari dari ruas-ruas ruas-ruas tulang tulang yang yang tersusuntersusun secara vertical sehingga membentuk postur tubuh mausia menjadi tegak. secara vertical sehingga membentuk postur tubuh mausia menjadi tegak. Ruas-ruas itu terdiri dari tujuh Ruas-ruas tulang cervical, dua belas Ruas-ruas tulang thorakal, lima ruas itu terdiri dari tujuh ruas tulang cervical, dua belas ruas tulang thorakal, lima tulang lumbal, sacrum, dan koksigis. Selain itu tulang vertebra merupakan tempat tulang lumbal, sacrum, dan koksigis. Selain itu tulang vertebra merupakan tempat keluarnya medulla spinals dan roots nerve. Saraf – saraf ini kemudian menjalar ke keluarnya medulla spinals dan roots nerve. Saraf – saraf ini kemudian menjalar ke selu
seluruh ruh tubtubuh uh sebsebagaagai i medmedia ia untuntuk uk menmenghaghantantarkarkan n impimpuls uls padpada a otaotak k untuntuk uk men
mengekgekseksekusi usi perperintintah ah terstersebuebut. t. MedMedullulla a spispinalnalis is dan dan akaakar r sarasaraf f mermerupaupakankan bagian yang
bagian yang sensitif sensitif pada tulang pada tulang belakang. Sehingga belakang. Sehingga apa bila apa bila ada ada kerusakan padakerusakan pada saraf akan terjadi gangguan – gangguan yang sesuai dengan lesi sarafnya, baik itu saraf akan terjadi gangguan – gangguan yang sesuai dengan lesi sarafnya, baik itu pada
pada tingkat tingkat dermatom dermatom ataupun ataupun miotom. miotom. erusakan erusakan ini ini bisa bisa muncul muncul karenakarena berbagai
berbagai penyebab, penyebab, seperti seperti trauma, trauma, postur postur yang yang salah, salah, patologis patologis atau atau degenerasi.degenerasi. !esi pada ruas – ruas belakang memba"a dampak yang berbeda. #ergantung pada !esi pada ruas – ruas belakang memba"a dampak yang berbeda. #ergantung pada tingkatan ruas mana yang terkena.
BAB II BAB II
PEMBAHASAN PEMBAHASAN
2.1
2.1 DefinisiDefinisi SpondiloarthrosisSpondiloarthrosis
Spon
Spondiloadiloarthrosrthrosis is adalah kondisi adalah kondisi dimandimana a terjadi perubahan degeneratif terjadi perubahan degeneratif pada sendi intervertebralis
pada sendi intervertebralis antara corpus dan diskus. Spondiloarthrosis merupakanantara corpus dan diskus. Spondiloarthrosis merupakan bagian
bagian dari dari osteoarthritis osteoarthritis yang yang juga juga dapat dapat menghasilkan menghasilkan perubahan perubahan degeneratif degeneratif pada sendi
pada sendi – sendi – sendi synovial sehingga synovial sehingga dapat terjdapat terjadi pada adi pada sendi – sendi – sendi apophysealsendi apophyseal tulang belakang. Secara klinis kedua perubahan degeneratif tersebut terjadi secara tulang belakang. Secara klinis kedua perubahan degeneratif tersebut terjadi secara bersamaan
bersamaan $hamdy$hamdy, , %&'&(. %&'&(. Spondyloarthrosis Spondyloarthrosis cervical cervical merupakan merupakan suatu suatu kondisikondisi proses
proses degenerasi degenerasi pada pada discus discus intervertebralis intervertebralis dan dan jaringan jaringan pengikat pengikat persendianpersendian an
antartara a ruruas-as-ruruas as tutulanlang g bebelalakakang ng $)r$)rfafan, n, %&%&'%'%(. (. *u*ulalang ng bebelalakakang ng $$ spine spine osteoarthritis
osteoarthritis( ( yayang ng disdisebaebabkabkan n oleoleh h proproses ses degdegeneenerasi rasi sehsehingingga ga menmenggagganggngguu fungsi dan struktur normal tulang belakang. Spondylosis+ Spondiloarthrosis
fungsi dan struktur normal tulang belakang. Spondylosis+ Spondiloarthrosis dapatdapat terjadi pada leher $
terjadi pada leher $cervical cervical (, (, pupungnggugung ng tetengngahah (thoracal (thoracal (, (, maupmaupun un pungpunggunggung ba"ah
ba"ah $$lumbal lumbal (. (. roroses ses degdegeneenerasi rasi dapdapat at menmenyeyerang rang sensendi di antantar ar ruaruas s tultulangang belakang, tulang dan juga peny
belakang, tulang dan juga penyokongnya $okongnya $ligament ligament (.(.
Spondyloarthrosis merupakan penyakit degeneratif yang mengenai tulang Spondyloarthrosis merupakan penyakit degeneratif yang mengenai tulang belakang, dapat disebut juga osteorthrisis vertebra. al
belakang, dapat disebut juga osteorthrisis vertebra. al ini disebabkan oleh karenaini disebabkan oleh karena pada saat
pada saat melakukan aktivitas melakukan aktivitas $misalnya bangun $misalnya bangun dari duduk, dari duduk, mengangkat barang(mengangkat barang( te
tekakananan n teterurutatama ma bebertrtumumpu pu papada da tutulalang ng bebelalakakang ng sesehihingngga ga tetempmpat at ininii menanggung beban yang paling besar. Selain itu, tulang belakang mempunyai menanggung beban yang paling besar. Selain itu, tulang belakang mempunyai sendi yang banyak, terdiri dari % buah persendian pada diskus intervertebralis sendi yang banyak, terdiri dari % buah persendian pada diskus intervertebralis
dan /0 buah permukaan posterior. 1leh karena itu kolumna vertebralis merupakan struktur pertama dari sistem muskuloskeletal yang mengalami perubahan degeneratif pada proses penuaan dan terutama terjadi pada daerah yang lebih mobil yaitu segmen lumbal dan servical.
2iskus intervertebralis tersusun atas jaringan fibrokartilago yang berfungsi sebagai peredam kejut $shock absorber(, menyebarkan gaya pada kolumna spinal dan juga memungkinkan gerakan antar vertebra. 3amun dengan bertambahnya usia terjadi degenerasi diskus yang ditandai dengan perubahan ukuran dan bentuk diskus. 2imulai dari dekade ke tiga, nukleus polpusus secara gradual akan mengalami sedikit dehidrasi dan kadar proteoglikan akan menurun sehingga menyebabkan diskus bertambah kaku dan bila ada gaya tekan maka akan disalurkan ke anulus secara asimetris, akibatnya bisa cedera atau robekan pada anulus dan nukleus bisa herniasi. ernia 3ukleus ulposus $3( adalah suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh dari nukleus pulposus mengalami penonjolan kedalam kanalis spinalis $4"ad 53. %&&0(. revalensi 3 berkisar
antara ' – % 6 dari populasi $pur"anto.%&&(. erbandingan laki-laki dengan perempuan adalah seimbang, yaitu 7 ' 7 ' $Ramachandran *S.et all.%&&8(. 9sia yang paling sering adalah usia & – :& tahun $;eske S.et all.%&&(. 3 lumbalis paling sering $<&6( mengenai diskus intervertebralis !: – S' dan !/ – !:
2.2 Anatomi Vertera
=olumna vertebralis merupakan poros tulang rangka tubuh yang memungkinkan untuk bergerak. *erdapat columna vertebralis, meliputi > columna vertebra cervical, '% columna vertebra thoracal, : columna vertebra lumbal, : columna vertebra sacral dan / columna vertebra coccygeal. Vertebra sacral dan cocygeal menyatu menjadi sacrum-coccy? pada umur %& sampai %: tahun. =olumna vertebrales juga membentuk saluran untuk spinal cord . Spinal cord merupakan struktur yang Sangat sensitif dan penting karena menghubungkan otak dan sistem saraf perifer.
=analis spinalis dibentuk di bagian anterior oleh discus intervertebralis atau corpus vertebra, di lateral oleh pediculus, di posterolateral oleh facet joint dan di posterior oleh lamina atau ligament. =analis spinalis mempunyai dua bagian yang
terbuka di lateral di tiap segmen, yaitu foramina intervertebralis.
Recessus lateralis adalah bagian lateral dari canalis spinalis. 2imulai di pinggir processus articularis superior dari vertebra inferior, yang merupakan bagian dari facet joint. 2i bagian recessus inilah yang merupakan bagian tersempit. Setelah melengkung secara lateral mengelilingi pediculus, lalu berakhir di caudal di bagian terbuka yang lebih lebar dari canalis spinalis di lateral, yaitu foramen intervertebralis. 2inding anterior dari recessus lateralis dibatasi oleh discus intervertebralis di bagian superior, dan corpus verterbralis di bagian inferior.
2inding lateral dibentuk oleh pediculus vertebralis. 2inding dorsal dibatasi oleh processus articularis superior dari vertebra bagian ba"ah, sampai ke bagian kecil dari lamina dan juga oleh ligamen kuning $lamina(. 2i bagian sempit recessus lateralis, dinding dorsalnya hanya dibentuk oleh hanya processus lateralis, dan perubahan degeneratif di daerah inilah mengakibatkan kebanyakan penekanan akar saraf pada stenosis spinalis lumbalis.
4kar saraf yang berhubungan dengan tiap segmen dipisahkan dari kantong dura setinggi ruang intervertebra lalu melintasi recessus lateralis dan keluar dari canalis spinalis satu tingkat diba"ahnya melalui foramina intervertebralis. 2i tiap-tiap titik ini dapat terjadi penekanan.
@ambar 7 Struktur =olumna Vertebralis !umbal
2.! Anatomi Dis"#s Inter$ertera
2iskus intervetebralis adalah lempengan kartilago yang berbentuk sebuah bantalan di antara dua tulang belakang. Material yang keras dari fibrosa digabungkan dalam satu kapsul. #antalan seperti bola di bagian tengah diskus dinamakan 3ukleus ulposus. 2iscus pada vertebrae cervical lebih kecil disbanding dari toracal dan lumbal. *erdiri dari nucleus pulposus, annulus fibrosus, dan % cartilaginous end plate. !ebih tertutup tulang bila dibandingkan dengan vertebra yang lain.
2.% Etiolo&i
;aktor penyebab dan predisposisi adalah7
'. 4danya trauma pada sendi-sendi vertebra
ada kasus Spondyloarthrosis terjadi perubahan discus intervertebralis, pembentukan osteofit paravertebral dan facet joint serta perubahan arcus laminalis posterior. 1steofit yang terbentuk seringkali menonjol ke dalam foramen intervertebrale dan mengadakan iritasi atau menekan akar saraf. Akstensi dapat meningkatkan intensitas rasa nyeri.
2.' Patolo&i dan pato&enesis
enyakit degeneratif pada vertebra lumbal lebih sering ditemukan dimana terjadi kelainan degenersi pada sendi intervertebral $antara kedua badan vertebra( serta faset posterior yang menimbulkan keadaan yang disebut osteoartitis.
ada sendi sentral terjadi degenerasi yang menyebabkan penyempitan diskus intervertebralis dan hipertrofi pada pinggir sendi dengan terbentuknya osteofit. 4kibat lain yang ditimbulkan adalah terjadinya instabilitas. iperekstensi dan penyempitan segmental dari vertebra. 5uga dapat terjadi herniasi diskus intervertebralis.
1steofit yang terjadi dapat memberikan tekanan pada foramen intervertebralis yang memberikan tekanan pada saraf yang mele"atinya.
Saat mengalami degenerasi, diskus mulai menipis karena kemampuannya menyerap air berkurang sehingga terjadi penurunan kandungan air dan matriks dalam diskus. 2egenerasi yang terjadi pada diskus menyebabkan fungsi diskus sebagai shock absorber menghilang, yang kemudian akan timbul osteofit yang menyebabkan penekanan pada radiks, medulla spinalis dan ligamen yang pada akhirnya timbul nyeri dan menyebabkan penurunan mobilitas+toleransi jaringan terhadap suatu regangan yang diterima menurun sehingga tekanan selanjutnya akan diterima oleh facet joint. 2egenerasi pada facet joint akan diikuti oleh timbulnya penebalan subchondral yang kemudian terjadi osteofit yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pada foramen intervertebralis. al ini akan menyebabkan terjadinya kompresi+penekanan pada isi foramen intervertebral ketika gerakan ekstensi, sehingga timbul nyeri yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan mobilitas+toleransi jaringan terhadap suatu regangan yang diterima menurun. ada uncinate joint yang memang sebagai sendi palsu yang terus mengalami friksi dan iritasi secara terus-menerus akan timbul osteofit juga yang kemudian akan menekan kanalis spinalis sehingga timbul nyeri dan menurunkan mobilitas+toleransi jaringan terhadap suatu regangan.
#erkurangnya tinggi diskus akan diikuti dengan pengenduran ligamen yang mengakibatkan fungsinya berkurang dan instabilitas. 4kibatnya nukleus pulposus dapat berpindah kearah posterior, sehingga menekan ligamentum longitudinal posterior, menimbulkan nyeri dan menurunkan mobilitas+toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Spasme otot-otot cervical dan lumbal juga dapat
menyebabkan nyeri karena iskemia dari otot tersebut menekan pembuluh darah sehinggga aliran darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas+toleransi jaringan terhadap suatu regangan. 2ari kesemua faktor diatas akan menimbulkan penurunan lingkup gerak sendi pada cervical. $ )rfan, %&'% (
roses degenerasi juga dapat menimbulkan penipisan tulang ra"an dan penonjolan tulang yang disebut osteophyte atau biasa disebut pengapuran. 4kibatnya otot dan jaringan penunjang sekitarnya dapat teriritasi oleh tonjolan tulang tersebut dan penderita akan merasakan nyeri dan kaku.
2.) Insiden
enyebab seseorang mengalami proses degenerasi pada sendi sedangkan orang lain tidak atau seseorang lebih cepat proses degenerasi pada tulangnya belum dapat dipastikan. *etapi ada beberapa faktor resiko yang dapat memperberat atau mencetuskan penyakit ini. ;aktor usia dan jenis kelamin salah satunya, semakin tua semakin banyak penderita spondyloarthrosis. 2ari temuan radiografik $olt, '<00( kejadiannya '6 pada pria usia &-an, dan '&&6 pada pria usia >&-an. Sedangkan pada "anita umur /&-an :6 dan umur >&-an <06. ;aktor lain yang turut meningkatkan kejadian spondyloarthrosis adalah faktor trauma, B"ear and tearB alias pengausan, dan genetik. erlu diingat bah"a tulang punggung adalah penahan berat, jadi tentunya berhubungan dengan pekerjaan dan
obesitas. Misalnya orang yang mempunyai pekerjaan sering mengangkat beban berat maka kecenderungan terkena Spondyloarthrosis lebih tinggi, dan orang yang
gemuk dengan sendirinya juga memberi beban lebih pada sendi di ruas tulang punggung sehingga meningkatkan kemungkinan terkena spondyloarthrosis.
Merokok juga dilaporkan merupakan faktor resiko penyakit ini.
2.* Manifestasi +linis
Manifestasi gejala pada Spondyloarthrosis tergantung pada posisi dan bagian tulang yang mengalami kelainan serta usia penderita. #ila degenerasi terjadi pada sendi antar ruas-ruas tulang belakang, maka dapat terjadi penipisan sendi dan ruas tulang merapat satu sama lain, sehingga tinggi badan bisa berkurang. Selain itu juga jaringan yang terdapat di dalam sendi antar ruas tersebut bisa menonjol ke luar yang disebut hernia discus. #ila terjadi seperti ini maka penderita Spondyloarthrosis akan merasa nyeri di punggungnya akibat penekanan struktur tersebut ke jaringan sekitarnya. ernia discus juga dapat menekan ke dalam sumsum tulang belakang sehingga menimbulkan gangguan saraf baik motorik, sensorik, maupun otonom sehingga bisa saja bermanifestasi menjadi kelumpuhan, gangguan sensori seperti kesemutan dan mati rasa, dan gangguan otonom seperti gangguan berkeringat, gangguan buang air besar maupun kecil.
roses degenerasi juga dapat menimbulkan penipisan tulang ra"an dan penonjolan tulang yang disebut osteophyte atau biasa disebut pengapuran. 4kibatnya otot dan jaringan penunjang sekitarnya dapat teriritasi oleh tonjolan tulang tersebut dan penderita akan merasakan nyeri dan kaku.
@ejala klinis Spondyloarthrosis dapat ringan sampai berat dan sangat tergantung pada usia penderita. @ejala Spondyloarthrosis dapat diklasifikasikan sebagai berikut7
'. !eher $Cervical Spine(
• Rasa sakit yang hilang timbul
• 3yeri yang menyebar ke bahu, lengan, tangan, atau jari
• ekakuan sendi pada bahu atau leher sehingga membatasi pergerakan
setelah bangun tidur
• Mati rasa pada daerah leher atau bahu
• elemahan atau kesemutan di leher, bahu, lengan, tangan, atau jari
• Sakit kepala di bagian belakang kepala
• ehilangan keseimbangan
• esulitan menelan $ini jarang terjadi, tetapi mungkin terjadi jika
sumsum tulang belakang dikompresi( %. unggung *engah $Thoracal Spine(
• 3yeri di bagian atas dan pertengahan punggung
• aku punggung setelah bangun tidur
• *erbatasnya gerak tulang punggung
. unggung #a"ah $ Lumbar Spine(
• Rasa sakit yang hilang timbul
• Rasa sakit yang berkurang dengan istirahat atau setelah berolahraga
• Mati rasa daerah sekitar pinggang atau punggung ba"ah
• elemahan pada punggung ba"ah
• Sering terjadi kesemutan pada kaki
• esulitan berjalan
• Masalah usus atau kandung kemih $ini jarang terjadi, tetapi mungkin
terjadi jika sumsum tulang belakang dikompresi.(
2., Pemeri"saan -isi"
a. )nspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera penglihatan untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. )nspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk, postur, "arna, posisi, ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh pasien. )nspeksi
dilakukan pada posisi tidur, duduk, berdiri, dan saat pasien berjalan.
b. alpasi adalah cara pemeriksaan dengan jalan meraba, menekan, dan memegang bagian tubuh pasien untuk mengetahui tentang adanya spasme otot, nyeri tekan, suhu, oedema, kountur dan lainya. 2engan kata lain bah"a palpasi merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi, disamping untuk menemukan yang tidak terlihat.
c. Move merupakan tes gerak untuk mengetahui ada tidaknya nyeri, keterbatasan gerak atau R1M, dan kelemahan dari otot maupun gerakan pasien.
d. emeriksaan MM* $Manual Muscle *esting(, Suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui kekuatan otot atau kemampuan mengontraksikan otot secara volunteer dengan tujuan membantu menegakkan diagnosa. 3ilai MM* 7
3ilai & $Cero( 7 tidak ada kontraksi sama sekali $baik terlihat maupun teraba(.
3ilai ' $trace( 7 kontraksi otot dapat terlihat+diraba tetapi tidak ada gerakan sendi.
3ilai % $poor( 7 kontraksi otot dapat menggerakan sendi secara penuh tanpa mempengaruhi gravitasi.
3ilai $fair( 7 kontraksi otot dapat menggerakan sendi secara penuh dengan mela"an gravitasi
3ilai / $good( 7 kontraksi otot dengan gerakan sendi penuh, mampu mela"an gravitasi dg tahanan sedang
3ilai : $normal( 7 kontraksi otot dengan gerakan sendi penuh, mampu mela"an gravitasi dg tahanan penuh
e. Status @iCi
#ody Mass )nde? $#M)( atau dalam bahasa )ndonesia disebut )nde? Masa *ubuh $)M*( adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang de"asa ke dalam kategori 9nder"eight $kekurangan berat badan(, 1ver"eight $kelebihan berat badan(
dan 1besitas $kegemukan(. Rumus atau cara menghitung #M) sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter $kg+mD(. 9ntuk mengetahui nilai )M* ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut7
2.1 Pemeri"saan /adiolo&i
4pabila menemukan gejala tersebut dokter biasanya menanyakan keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik seperti nyeri tekan dan jangkauan gerak. Setelah itu apabila dianggap perlu, dokter akan menyarankan penderita melakukan berbagai pemeriksaan misalnya E-ray, =*-scan atau MR).
!umbo Sacral !ateral7 tidur miring dengan kaki di tekuk
@ambar 7 Spondylosis dan Spondyloarthrosis Cervical
@ambaran Radiologis
@ambaran yang mungkin didapatkan pada pemeriksaan Radiologi adalah sebagai berikut7
'. enyempitan ruang discus intervertebralis
%. erubahan kelengkuangan vertebrae dan penekanan saraf . 1steofit+Spur formation di anterior ataupun posterior vertebrae /. emadatan =orpus vertebrae
:. orotik $!ubang( pada tulang
>. Sendi sacroiliaca tidak tampak atau kabur 8. =elah sendi menghilang
0amar 3steofit
0amar Pene"anan a"ar saraf
0amar 3steofit ata# Sp#r formation
ada foto rontgen didapatkan adanya kelainan berupa penyempitan ruangan intervertebralis serta adanya osteofit.
@ambar 7 !umbosakral 4+!ateral
asil emeriksaan
*ampak lipping process pada corpus vertebrae *h E)) s+d ! : dengan sedikit pergeseran dari corpus vertebrae ! : ke dorsal terhadap ! / disertai sedikit penyempitan pada intervertebral space ! /-:.
edicle, processus spinosus dan transversus tampak baik dan intact. 4lignment masih baik dengan columna vertebralis melurus. !ine "eight bearing jatuh dibelakang promontorium.
esimpulan 7 Spondyloarthrosis lumbalis dan adanya paravertebral muscle spasme.
@ambar 7 !umbo Sakral 4+!ateral
asil emeriksaan 4lignment baik
=orpus vertebrae 7 lipping V! ', %, , /, : dengan vacuum phenomenon V! /-: edicle, trabekulasi 7 baik
)ntervertebral space tidak menyempit
*idak tampak lesi osteolitik atau osteoblastik esimpulan 7 2egenerative disk disease
2.11 4erapi
enanganan bervariasi tergantung penilaian dokter akan kondisi dan gejala pasiennya. Secara umum ada penanganan bedah dan non-bedah. enanganan bedah baru disarankan apabila penderita menampilkan gejala gangguan neurologis yang mengganggu kualitas hidup penderita. Selain itu dokter juga memperhatikan ri"ayat kesehatan umum pasien dalam menyarankan tindakan bedah. 4pabila tidak perlu, maka dokter akan menyarankan penanganan non bedah yang meliputi pemberian obat antiradang $3S4)2(, analgesik, dan obat pelemas otot. Selain itu
apabila perlu dokter dapat menganjurkan pemasangan alat bantu seperti cervical collar yang tujuannya untuk meregangkan dan menstabilkan posisi. ;isioterapi berupa pemberian panas dan stimulasi listrik juga dapat membantu melemaskan otot. 2an yang tak kalah pentingnya adalah exercise. 2engan exercise maka otot-otot yang lemah dapat diperkuat, lebih lentur dan memperluas jangkauan gerak.
*erapi atau tindakan yang dapat dilakukan pada penderita Spondyloarthrosis dapat digolongkan menjadi7
'. *indakan 1perasi7 apabila ada gangguan berupa penekanan saraf+ akar saraf yang progresif atau instabilitas yang hebat maka perlu pembedahan. %. 1bat-obatan7 tujuan obat adalah untuk mengurangi nyeri dan kaku pada
leher dan lengan.
. Rehabilitasi Medik7 program rehabilitasi medik pada penderita Spondyloarthrosis cervicalis tergantung gejala klinis yang timbul, bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, mempertahankan lingkup gerak
sendi, menguatkan otot serta meningkatkan aktifitas hidup sehari-hari.
• *erapi ;isik7
o *erapi dingin digunakan hanya pada kondisi akut saja yaitu
untuk mengurangi nyeri dan proses peradangan. Setelah le"at fase akut baru dapat diberikan terapi panas.
o *erapi panas merupakan modalitas terapi fisik yang sering
digunakan terutama pada fase sub akut dan kronis serta bisa digunakan sebelum dimulai terapi latihan.
o *raksi cervical7 traksi adalah suatu teknik yang menggunakan
gaya tarikan, digunakan untuk meregangkan jaringan ikat dan untuk memisahkan permukaan sendi atau fragmen tulang. Macam kekuatan tarikan yang diberikan dapat bersifat terus menerus $continous( atau terputus-putus $intermitens(.
o *erapi latihan7 beberapa kasus memberikan respon yang baik
terhadap program latihan pada otot-otot leher, sehingga akan memperbaiki fungsi leher dan mengurangi nyeri. *ujuan latihan ini adalah untuk relaksasi, mobilisasi sendi dan memperkuat otot leher. =ontoh7 !atihan relaksasi, lingkup gerak sendi, dan isometrik.
*erapis mengajarkan pasien melakukan segala aktifitas kehidupan sehari-harinya dengan posture tubuh, terutama leher yang baik dan benar.
BAB III
+ESIMPULAN
Spondiloarthrosis adalah kondisi dimana terjadi perubahan degeneratif pada sendi intervertebralis antara corpus dan diskus. Spondiloarthrosis merupakan bagian dari osteoarthritis yang juga dapat menghasilkan perubahan degeneratif pada sendi – sendi synovial sehingga dapat terjadi pada sendi – sendi apophyseal
tulang belakang. Secara klinis kedua perubahan degeneratif tersebut terjadi secara bersamaan $hamdy, %&'&(. Spondyloarthrosis cervical merupakan suatu kondisi proses degenerasi pada discus intervertebralis dan jaringan pengikat persendian antara ruas-ruas tulang belakang $)rfan, %&'%(. *ulang belakang $ spine osteoarthritis( yang disebabkan oleh proses degenerasi sehingga mengganggu fungsi dan struktur normal tulang belakang. Spondylosis+ Spondiloarthrosis dapat terjadi pada leher $cervical (, punggung tengah (thoracal (, maupun punggung ba"ah $lumbal (. roses degenerasi dapat menyerang sendi antar ruas tulang belakang, tulang dan juga penyokongnya $ligament (.
4pabila menemukan gejala tersebut dokter biasanya menanyakan keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik seperti nyeri tekan dan jangkauan gerak. Setelah itu apabila dianggap perlu, dokter akan menyarankan penderita melakukan berbagai pemeriksaan misalnya E-ray, =*-scan atau MR).
Daftar P#sta"a
Snell, R.S., %&&0. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 5akarta7 A@=. remkumar, ., %&&/. Anatomy and hysiolo!y. 9S47 !ippincott Filliams G Filkins.
Robert #ruce Salter, Text Book "f #isorders And $n%uries "f The Musculoskeletal System, '<8. p %&'
Sjamsjulhidayat R., 5ong F.2., #uku 4jar )lmu #edah, Adisi %, A@=, 5akarta, %&&/, lm <'
9rban, 5. %&&. #e!eneration of the intervertebral disc& #ioMed =entral !td. 9