Nama kelompok :
Nama kelompok :
1. Brian
1. Brian
2. Onalin
2. Onalin
3. Desty
3. Desty
4. Kk sendy
4. Kk sendy
5. Acha
5. Acha
6. ivon
6. ivon
7. Gerlhard
7. Gerlhard
8. Novita
8. Novita
9. Wati
9. Wati
10. Agung
10. Agung
11. Riko.
11. Riko.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN DERMATITIS KONTAK Topik : Dermatitis Kontak
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018 Waktu / Jam : 30 Menit / 08.00-08.30 WIB Tempat : FK 2
Peserta : Pasien dan Keluarga
Penyuluh : Perawat Onalin Habibuw dan Perawat Gerlhard Krikhoff
I.
TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar Pasien dan Keluarga dapat memahami dan mengerti tentang penyakit dermatitis kontak.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Pasien dan Keluarga dapat mengetahui tentang :
1. Definisi dari dermatitis kontak
2. Penyebab terjadinya dermatitis kontak 3. Tanda dan gejala dari dermatitis kontak 4. Penatalaksanaan dari dermatitis kontak
III. POKOK BAHASAN
Dermatitis Kontak
IV. SUB POKOK BAHASAN
1. Definisi dermatitis kontak 2. Penyebab dermatitis kontak
3. Tanda dan gejala dermatitis kontak 4. Penatalaksanaan dermatitis kontak 5. Komplikasi dermatitis kontak
V.
SASARAN
1.Pasien dan Keluarga
VI. TEMPAT
VII. METODE
1. Ceramah dan Tanya Jawab
VIII. MEDIA
1. LCD 2. Laptop 3. Leaflet
IX. PENGORGANISASIAN
a. Moderator : Alfunsina Batkunda dan Brian Joel Sapulette
b. Penyaji : Perawat Onalin Habibuw dan Perawat Gerlhard Krikhoff c. Peserta : 1. Pasien Sendy Haulussy
- Keluarga Pasien : 1. Novita Manuputty 2. Calvin Pilyai
2. Pasien Marcia Maruanaya. - Keluarga Pasien : 1. Agung Sabatani 2. Ivon Talle 3. Desty Tuasela
X. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU Atau FaseKEGIATAN PENYULUH PELAKU KEGIATAN PESERTA Pra interaksi 1. Pembuatan SAP - Mengundang peserta untuk mengikuti penyuluhan 2. Pembagian leaflet Penyaji Penyaji Menerima 5 menit/kerja Pembukaan: Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan Kontrak waktu
Menyebutkan materi yang akan diberikan
Moderator 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 5. Memperhatikan
15 menit Pelaksanaan : 1. Menjelaskan tentang definisi dermatitis kontak. 2. Menjelaskan tentang penyebab dermatitis kontak.
3. Menjelaskan tanda dan gejala dermatitis kontak. 4. Menjelaskan
penatalaksanaan dermatitis kontak. 5. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk bertanya. Penyaji Penyaji Penyaji Pengaji Moderator 1. Memperhatikan 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 5. Memperhatikan 6. Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan 5 menit E valuasi : 1. Menanyakan kepada peserta tentang materi
yang telah diberikan
Penyaji Menjawab pertanyaan
5 menit Terminasi
1. Kesimpulan
- Mengucapkan terima kasih atas perhatian peserta. 2. Mengucapkan salam penutup Moderator Moderator Moderator 1. Mendengarkan 2. Memperhatikan 3. Menjawab salam
XI. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
Semua anggota hadir/ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Auditorium lantai Pengorganisasian penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan Dermatitis Kontak
Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
Pasien dan Keluarga dapat menjelaskan definisi Dermatitis Kontak. Pasien dan Keluarga dapat menyebutkan penyebab Dermatitis Kontak.
Pasien dan Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala Dermatitis Kontak. Pasien dan Keluarga dapat menyebutkan penatalaksanaan Dermatitis Kontak. Pasien dan Keluarga dapat menyebutkan komplikasi Dermatitis Kontak.
MATERI PENYULUHAN DERMATITIS KONTAK
Definisi :
Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak eksternal yang menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontak (dermatitis venenata) merupakan
reaksi inflamasi kulit terhadap unsure
–
unsure fisik, kimia, atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang sering bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadapsejumlah bahan yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas
yang tegas.
Etiologi :
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. (Mansjoer, A : 1998)
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, ba sa), fisik (sinar uv, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya pada seseorang yang memiliki riwayat kepek aan terhadap zat tertentu.
Penyebab yang baku dari dermatitis kontak pada berbagai bagian tubuh
Bagian Tubuh Penyebab
Muka Kosmetik, hairspray, semir rambut. Cuping telinga Nikel, perhiasan imitasi
Kelopak mata Kosmetik, transfer oleh tangan, tangkai kaca mata
Bagian Tubuh Penyebab Hidung, bibir dan sekitarnya Pasta gigi, lipstick
Leher Parfum, pakaian (bahan wool) Aksila Deodoran, pakaian, parfum
Dada Bahan kuningan
Lengan dan kaki Deterjen, bahan pembersih, sepatu Tangan Sarung tangan, deterjen
Tanda dan Gejala :
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radan g akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra
dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta. c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi. b. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal dermatitis memberi gambaran klinis
berupa kelainan kulit stadium kronis.
Penatalaksanaan :
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan kontaktan merupakan tindakan penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium permulaan, sebab tidak ada pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya terjadi pembebasan histamin secara pasif.
Kortikosteroid diberikan bila penyakit berat, misalnya prednison 20 mg/hari. Terapi topikal diberikan sesuai petunjuk umum.
a. Kompres Cara kompres :
Rendam kain putih halus ke air Letakkan di lesi, 10-20 menit Ganti dengan kain dan air yang bersih
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif. Diobati dengan penicillin/ampicillin untuk penderita yang tidak alergi, buctrim, supristol, septrin (efek
aplasticanemia). c. Antihistamin d. Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat obat topical dapat sering digunakan,beberapa obat dengan konsentrasi yang tinggi dapat dioleskan langsung pada kulit yang sakit dengan sedikit absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga
sedikit.adapun obat topikalnya antara lian: 1) Lotion
Lotion memeiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk dan dalam air yang perlu di kocok sebelum di gunakan ,dan larutan jernih yang mengandung unsur - unsur aktif yang bisa
di larutkan seluruhnya. 2) Bedak
Bedak biasanya memiliki bahan dasar talk,zinkoksida,bentonit atau pati jagung dan ditaburkan pada kulit dengan alat pengocok atau spons katun.Meski kerja medisnya singkat ,bedak merupakan preparat higroskopis yang menyerap serta menahan kelembaban kulit dan
seprei. 3) Krim
Krim dapat berupa suspensi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak dengan unsur-unsur untuk mencegah bakteri ataupun jamur.
4) Jel
Jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketila dioleskan pada kulit,bentuk preparat topikal ini secara kosmetik dapat diterima oleh pasien karena tidak terlihat setelah
dioleskan dan juga tidak terasa berminyak serta tidak meninggalkan noda.
5) Pasta
Pasta merupakan campuran bedak dengan salep dan digunakan pada keadaan inflamasi,pasta melekat pada kulit tetapi sulit dihilangkan tanpa menggunakan minyak seperti
minyak zaitun atau minyak mineral. 6) Salep
Salep bersifat menahan kehilangan air dan melumasi serta melindungi kulit, bentuk preparat topikal ini lebih disukai untuk kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi.
7) Preparat spray dan aerosol
Dapat di gunakan untuk lesi yang luas,bentuk ini akan mengisat ketika mengenai kulit sehinga harus digunakan dengan sering.
8) Korrtikosteroid
Banyak dipakai dalam pengobatan kelainan dermatologik untuk memberikan efek anti inflamasi,anti priritus dan vasokontriksi.
Komplikasi :
Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini sebaiknya menghindari
inokulasi virus hidup yang dilemahkan.
Gangguan metabolik melibatkan suatu resiko hipotermia, dekompensasi kordis, kegagalan sirkulasi perifer, dan trombophlebitis.. Bila pengobatan kurang baik, akan terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : FKUI Anonimus. 2010. Asuhan Keperawatan Dermatitis Kontak .
http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-dermatitis-kontak.html. Di akses Tanggal 12 September 2015 Jam 09.00 WIB