BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan a. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2009;hal. 89-98).
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu). Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Manuaba, 2010).
Perubahan Anatomik dan Fisiologik pada kehamilan
a. Sistem Reproduksi 1) Vagina
(Rukiyah, dkk, 2009;h. 13). 2) Perubahan uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomik yang paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon esterogen dan progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi meometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkataan vaskularisasi, kongesti, dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chanwick, Goodell, Hegar.
Tanda Chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,dan serviks. Tanda Goodell adalah perubahan konsistensi serviks dibandingkan dengan konsistensi kenyal pada saat hamil. Tanda Hegar adalah pelunakan dan kompresibilitas ismu serviks sehingga ujung-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang berlawanan.
dorongan mekanik fundus uteri ke kandung kemih sehingga timbul gejala sering berkemih selama periode trimester pertama. Gejala ini akan berkurang setelah usia kehamilan memasuki trimester kedua dimana uterus semakin membesar dan keluar dari rongga pelvik sehingga tidak lagi terjadi dorongan fundus pada kandung kemih (Sarwono, 2009).
3) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesterone ( Sulistyawati, 2009;h. 61).
b. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Pada ib hamil dengan penyakit jantung, ia dapat jatuh dalam keadaan decompensate cordis (Sulistyawati, 2009;h. 61).
c. Sistem traktus urinarius
karea kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan iretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine (Kusmiyati, dll, 2008;h. 65).
d. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada didalam lambung dank arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke krongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membalik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit ( Sulistyawati. 2009;h. 63).
e. Metabolisme
keatas. Akan tetapi bila dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita cukup hemat dalam pemakaian tenaganya. BMR kembali setelah hari kelima atau keenam pasca partum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin, plasenta, uterus, serta peningkatan kerja jantung ibu. Pada kahamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktivitas ringan. Perasaan ini sebagian dapat diebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolic (Kusmiyati, dll. 2008;h. 60). f. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil, menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan (Rukiyah, dkk, 2009;h. 49).
g. Sistem Endokrin
h. Sistem Pernafasan
Adaptasi ventilasi dan structural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida (Kusmiyati, dkk, 2008;h. 62).
i. Sistem Persyarafan
Sedikit sekali yang diketahui tentang perubahan yang spesifik pada fungsi persyaratan selama kehamilan. Disamping perubahan neurohormonal pituitary-hipotalamik. Perubahan fisiologis yang spesifik yang diakibatkan oleh kehamilan mungkin menyebabkan beberapa gejala neurologis dan neurovascular antara lain adanya kompresi persyaratan pelvis atau statis vaskuler disebabkan oleh pembesaran uterus yang menyebabkan perubahan sensori pada kaki. Lordosis dorsolimbar mungkin menimbulkan nyeri yang disebabkan oleh penarikan syaraf atau penekanan pada akar-akar persyarafan (Rukiyah, dkk, 2009;h. 61).
j. Sistem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone
progesterone meningkatan. Selain itu perut kembung juga terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran
pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir (Hemorrhoid)
naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena
hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran
balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah (Kusmiati, dkk,
2008;h. 64).
2. Perubahan psikologis pada kehamilan (Yunita, 2010;h. 72).
a. Perubahan psikologi pada trimester 1
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester 1 di
dasari pada teori revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita
memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas..
Perubahan psikologi pada ibu 1) Terbuka atau diam – diam
2) Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya.
3) Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi
ibu.
4) Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu
yang tidak menginginkan kehamilan.
5) Perasaan gembira.
6) Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai
ibu.
7) Menerima atau menolak perubahan fisik.
b. Perubahan psikologi pada trimester ll Perubahan psikologi pada ibu
2) Ibu merasakan adanya pergerakan janin karena ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya.
3) Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun. 4) Mencari perhatian suami.
5) Berkonsentrasi pada kebutuhan dirinya dan bayinya.
6) Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya.
7) Perasaan cenderung lebih stabil. c. Perubahan psikologi pada trimester lll
Perubahan psikologi pada ibu
1) Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
2) Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
3) 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya. 4) Adanya perasaan tidak nyaman.
5) Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.
6) Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan. 3. Tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan pervagina b. Sakit kepala menetap c. Nyeri perut yang hebat d. Pandangan kabur
f. Odema pada wajah dan tungkai g. Demam tinggi
h. Ketuban pecah dini i. Kejang
4. Ketidaknyamanan dalam kehamilan
Menurut (varney, 2007;h. 539-543) tanda ketidaknyamanan dalam kehamilan:
a. Nause adalah mual muntah yang terjadi pada saat perut kosong dan paling sering pada siang dan sore hari ataupun sepanjang hari.
b. Salvias berlebih c. Keletihan
d. Nyeri punggung bagian atas
e. Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi kental atau cair.
f. Sering buang air kecil g. Nyeri ulu hati
h. Konstipasi
i. Insomnia
j. Kesemutan dan baal pada jari
Asuhan Pada Kehamilan
Menurut (Prawirohardjo, 2010;h. 96). Asuhan antenatal adalah
upaya preventif program pelayanan kesehatn kesehatan obstetrik untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pematauan rutin selma kehamilan.
a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
d. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan dan merawat bayinya
f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakn keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil menurut (Rustam
Mochtar, 2012;h. 38).
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas
dengan demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat
Tujuan khusus adalah :
a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan persalinan, dan nifas.
b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortaitas ibu dan anak.
d. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
a. Memantau kemajuan kehamilan seperti, tekanan darah, nadi, respirasu, oedema, suhu, tinggi fundus uteri, detak jantung janin, dan gerakan janin
b. Memberikan zat besi c. Memrikan imunisai TT d. Memberikan konseling :
1) Gizzi 2) Senam
3) Perubahan fisiologis bumil 4) Kunjungan ulang
5) Tanda bahaya
6) Persiapan, rencana persalinan 7) Personal hygiene
8) Petunjuk dini untuk cegah
9) Terlambat dalam ambil keputusan 10) Perawatan payudara
11) Ketidaknyamanan pada ibu hamil Hamil dengan masalah khusus :
a. Memberi seluruh asuhan ibu hamil normal
b. Memberikan konseling khusus sesuai kebutuhan dan masalah c. Merujuk ke dokter untuk konsultasi
d. Merencanakan secara dini jika tidak aman untuk partus dirumah Menurut Manuaba, 2010. Jadwal pemeriksaan antenatal care : a. Trimester I dan II
2) Diambil data tentang laboratorium 3) Pemeriksaan ultrasonografi
4) Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan protein
5) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan
6) Rancangan untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus I.
b. Trimester III
1) Settiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran 2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan 3) Diet empat sehat lima sempurna
4) Pemeriksaan ultrasonografi 5) Imunisasi tetanus II
6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga
7) Rencana pengobatan
8) Nasihat tentang tanda in partu, kemana harus datang untuk melahirkan.
Menurut (Roestam Muchtar, 2012;h. 38). Jadwal kunjungan pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut :
1) Periksa pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1bulan
Komplikasi Pada Kehamilan
1. Perdarahan a. Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang tetap berbahaya dan mengancam jiwa ibu (Moctar, 2010;h. 40).
Perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu sering kali berhubungan dengan aborsi dan kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur trauma atau penyakit saluran kelamin bagian bawah.
b. Klasifikasi
1) Plasenta Previa a) Pengertian
b) Etiologi menurut (Mochtar, 2012;h. 185).
Banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau belum jelas. Teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagian etiologinya.
(1) Endometrium yang inferior (2) Chorion leave yang persisten
(3) Korpus luteum yang bereaksi lambat c) Tanda dan gejala
Perdarahan pada kehamilan setelah 288 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang. Kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur.
2) Solusio Plasenta a) Pengertian
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir biasanya dihitung jika kehamilan 28 minggu (Mochtar, 2012;h. 191). b) Klasifikasi
Menurut derajat lepasnya plasenta (1) Solusio Plasenta Paralis
Bila hanya sebagian saja plasenta yang terlepass dari tempat perlekatannya.
(2) Solusio Plasenta Totalis
(3) Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapata teraba pada pemeriksaan dalam, biasanya disebut dengan prolapsus plasenta.
3) Etiologi Solusio Plasenta
Sebab yang jelas terjadi solusio plasenta belum diketahui hanya para ahli mengemukakan teori:
Akibat turunya tekanan darah secra tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju keruangan interviler, terjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya. Sebelum ini menjadi nekrotis spasme hilang dan darah kembali mengalir ke dalam intervili, namun pembuluh darah distal tadi sudah demikian rapuhnya serta mudah pecah, sehingga terjadi hematoma yang lambat laun melepaskan plasenta dari rahim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :
a) Faktor Vaskuler (80%-90%) yaitu toksemia gravidarum, glumerulonefritis kronika, dan hipertensi esensial.
b) Faktor utama
(1) Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidramnion dan gemeli.
(2) Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/ bebas, versi luar atau pertolongan persalinan.
(3) Faktor Parilitas
(4) Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena cava inferior, dan lain-lain.
(5) Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
2. Pre – eklamsia dan eklamsia a. Pengertian
Eklampsia yaitu kelanjutan dari preeklampsia berat dengan tambahan gejala kejang dan/ atau koma. Menjelang kejang-kejang dapat didahului gejala subjektif yaitu nyeri kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, penglihatan semakin kabur, dan terdapat mual dan muntah dan pemeriksaan penunjang hiper-refleksia atau mudah terangsang, selama kejang-kejang dapat terjadi kenaikan suhu 400 C, frekuensi nadi bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat (Manuaba, 2012;hal. 267). Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda Hipertensi, Oedema, dan Proteinuria yang timbul karena kehamilan.
b. Klasifikasi
1) Preeklampsia Ringan
2) Preeklampsia Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium. Terdapat edema paru dan epigastrium (Icesmi Sukarni K, 2013; h. 170).
3) Tanda dan gejala
Tanda-tanda pre eklamsia biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti oedema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklamsia ringan tidak ditermukan gejala-gejala subjektif, pada preeklamsia ditemukan sakit kepala di daerah frontal, skotomata, diploma, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual dan muntah-muntah.
Gejala -gejala ini sering ditemukan pada preeklamsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa preeklamsi akan timbul ( Marmi.dkk, 2011;hal. 67 ).
3. Kelainan letak (letak lintang/letak sungsang) a. Pengertian
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya (Mochtar, 2010;h. 243).
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas.Panggul janin merupakan kutub bawah.Petunjuknya adalah sacrum (Oxorn H, 2010;h. 195).
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri (Prawirohardjo,2008;h. 606).
b. Etiologi
Menurut (Prawirohardjo, 2008;h. 207), etiologi pada presentasi bokong meliputi :
1) Multiparitas 2) Hidramnion 3) Hidrosefalus 4) Plasenta previa 5) Panggul sempit 6) Kelainan uterus
7) Lilitan tali pusat atau tali pusat pendek
8) Terdapat tumor di pelvis minor yang menggangu kepala janin ke pintu atas panggul (PAP).
9) Kehamilan ganda c. Tanda dan gejala
1) Sering kali ibu merasa kehamilannya terasa penuh dibagian atas. 2) Ibu merasa gerakan janin terasa lebih banyak pada bagian bawah. 3) Pada pemeriksaan palpasi :
I. Fundus uteri dapat diraba bagian yang keras, bulat dan melenting yakni kepala.
II. Bagian bawah terasa bagian yang lunak, tidak rata dan tidak melenting yakni bokong.
4) Pada pemeriksaan auskultasi
lebih tinggi dari pada umbilicus.
5) Apabila masih ada keragu-raguan, harusdipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik.
4. Ketuban pecah dini a. Pengertian
Ketuban pecah dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Norma,dwi, 2013). b. Etiologi
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matriks. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
c. Tanda dan gejala
2) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetaes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.
3) Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi jika duduk atau berdiri kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat”
kebocoran untuk sementara.
4) Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda - tanda infeksi (Nugroho,
2012).
5. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan
ibu pada saat proses persalinan, Kondisi ibu hamil dengan kadar
Hemoglobin kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 gr
% pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk
terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,
abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008;h. 281).
b. Tanda dan gejala
Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah, kulit
pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal
perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh
yang malnutrisi dan pucat. Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah
berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain dapat
menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit,
menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat
badan rendah dan persalinan prematur (Dewi, 2009).
6. TBC (Tuberculosis) a. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan.
b. Tanda dan gejala
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya secara langsung (Dewi, 2009).
7. Diabetes melitus a. Pengertian
dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.
b. Tanda dan gejala
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :
1) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.
2) Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu terakhir.
3) Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium), yang disebut glikosuria.
4) Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan sakit kuning.
5) Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan diabetes mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan memperberat diabetes mellitus dan memperbesar kemungkinan timbulnya komplikasi seperti koma (Dewi, 2009).
Tujuan asuhan antenatal
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. f. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian asi ekslusif.
g. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
a. Satu kali pada triwulan pertama b. Satu kali pada triwulan lkedua
c. Dua kali pada triwulan ketiga (Prawirohardjo, 2009;h. 89-90).
d. Pada kehamilan yang memacu terjadinya ketuban pecah dini meliputi:
1) Hidramnion
Cairan amnion yang berlebihan yang didapatkan sekitar 1% kehamilan, Diagnosis biasanya diduga secara klinis dan dipastikan melalui pemeriksaan sonografi.
janin,terutama pada sistem saraf pusatdan saluran cerna. Penatalaksanaan:
Hidramnion derajat ringan jarang memerlukan terapi bahkan derajat sedang dengan sedikit rasa tidak nyaman biasanya dapat diatasi tanpa intervensi sampai persalinan terjadi atau sampai selaput ketuban ruptur secara spontan.Jika terdapat dispnea atau nyeri perut atau jika pasien sulit untuk berjalan-jalan,pasien perlu dirawat di rumah sakit.Tirah baring,diuretik,serta retriksi air dan garam tidak efektif.Akhir-akhir ini,terapi indometrasin telah digunakan untuk hidramnion simtomatik (wiliams,2012;h. 512-514).
2) Oligohidramnionawitan dini
Sejumlah kondisi telah dikaitkan dengan berkurangnya cairan amnion.Kondisi yang dikaitkan dengan oligohidramnion yaitu: a) Janin: abnormalitas kromosom,anomali kongenital,retriksi
pertumbuhan,kematian,kehamilan lebih bulan,rupture membran.
b) Plasenta: solutio,tranfusi kembar-kembar
c) Ibu:insufisiensi uteroplasenta,hipertensi,preeklamsi,diabetes (Wiliams, 2012;h. 516-517).
B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan dan kelahirannormal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahirspontan dengan pesentasi belakang keala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Prawiroharjo, 2009:h.101).
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Prawirohardjo, 2010;h. 334-335).
Ada tiga ukuran diameter kepala janin yang digunakan sebagai patokan dalam mekanisme persalinan normal antara lain:
a. Jarak piparietal
Merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin dipakai di dalam definisi penguncian (engagment).
b. Jarak suboksiput bregmatika
Jarak antara batas dari leher dan oksiput ke anterior fontanel,ini adalah diameter yang bersangkutan dengan presentasi kepala.
c. Jarak oksipitomental
Merupakan diameter terbesardari kepala janin merupakan diameter yang bersangkutan dengan presentasi dahi.
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi.
1) Penurunan kepala.
pasien.
2) Penguncian (engagment)
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui lubang masuk panggul pasien.
3) Fleksi.
Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul tahannya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi naksimal.
4) Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anterposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien.Kepala akan berputar dari arah diameter kanan miring ke arah diameter PAP dari panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri dengan demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin dengan panjang dari bahu akan berubah dari leher akan berputar 45 derajat.Hubungan antara kepala dan panggul ini akan terus berlanjut selama kepala janin masih berada dalam panggul. 5) Lahirnya kepala dengan cara ekstensi.
pubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian memberiakan tekanan di kepala yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva-vagina membuka lebar.
6) Resitusi
Perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri,bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior.
7) Putaran paksi luar
Putaran terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu.Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul,bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul.Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva vaginal,dimana akan bergeser di bawah simfisis pubis.
8) Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi.
Bahu posterior akan mengembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus (Sulistyawati,2010;h.110-111).
2. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
a. Faktor Hormonal
Perubahan - perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsung partus, antara lain penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron. Seperti di ketahui progesteron merupakan penenang bagi otot - otot uterus. Menurunnya kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
b. Pengaruh prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm meningkat, lebih - lebih sewaktu partus. Seperti telah di kemukaan plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan. Villi korioles mengalami perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
c. Struktur uterus
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
d. Sirkulasi uterus
3. Permulaan persalinan
Tanda persalinan sudah dekat Lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.
Penyebab dari proses ini adalah a. Kontraksi Braxton Hiks b. Ketegangan dinding perut
c. Ketegangan ligamentum rotundu
d. Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus.
Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang b. Di bagian bawah terasa penuh dan mengganjal
c. Kesulitan saat berjalan d. Sering berkemih Tanda-tanda inpartu
Tanda in-partu menurut Rustam Mochtar (2012). yaitu :
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat , sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Tanda masuk dalam persalinan
Terjadinya his persalinan Karakter dari his persalinan
a. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
b. Sifat his teratur,interval makin pendek,dan kekuatan makin besar c. Terjadi perubahan pada serviks
d. Jika pasien menambah aktivitasnya,misalnya dengan berjalan,maka kekuatannya bertambah.
Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)
Dengan adanya his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan:
a. Pendataran dan pembukaan
b. Pembukaan menyebabkan selaput yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas
c. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah Pengeluaran cairan Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam.Namun jika tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ektraksi vakum, atau sectio caesaria(Sulistyawati,2010).
5. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Pembukaan).
menjadi 2 fase yaitu fase laten (8 jam) diman serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan his,kala berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient ( ibu yang sedang bersalin ) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap bisa diperkirakan.
b. Kala II (Pengeluaran Bayi).
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah dengan kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga keluar. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam multigravida. Diagnosa persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik.
3. Ketuban pech pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser.
4. Dua kekuatan yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu suboksiput bertindak sebagai hipomochlion , berturut - turut lahir ubun-ubun besar ,dahi, hidung, dan muka, serta kepala seluruhnya.
5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar , yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
6. Setelah putaran paksi luar berlangsung , maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut :
a. Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagukemudian ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang. b. Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikai untuk melahirkan
sisa badan bayi.
c. Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit.
3). Kala III (Pelepasan Plasenta).
diperkirakan dengan memperhatikan tandan-tanda sebagai berikut :
(1). Uterus menjadi berbentuk bundar.
(2). Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
(3). Tali pusat bertambah panjang. (4). Terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada fundus uterus.
Sebab-sebab terlepasnya plasenta
(a) Saat bayi dilahirkan, rahim sangat mengecil dan setelah bayi lahir uterus merupakan organ dengan dinding yang tebal dan rongganya hampir tidak ada. Posisi fundus uterus turun sedikit dibawah pusat, karena terjadi pengecilan uterus, maka tempat perlekatan plasenta juga sangat mengecil. Plasenta harus mengikuti proses pengecilan ini hingga tebalnya menjadi dua kali lipat dari pada permulaan persalinan, dan karena pengecilan tempat perlekatannya maka plasenta menjadi berlipat-lipat pada bagian yang terlepas dari dinding rahim katrena tidak dapat mengikuti pengecilan dari dasarnya. Jadi faktor yang paling penting dalam pelepasan plasenta ialah retraksi dan kontraksi uterus setelah anak lahir.
membesar maka seolah-olah plasenta terangkat dari dasarnya oleh hematom tersebut sehingga daerah pelepasan meluas. 4). Kala IV (Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
(1). Tingkat kesadaran pasien
(2).Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernafasan
(3). kontraksi uterus
(4). Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Sulistyawati, 2010).
Pada persalinan dapat tejadinya persalinan dengan ketuban pecah dini, penatalaksanaan persalinan ketuban pecah dini meliputi:
1. Konservatif
a. Rawat di rumah sakit
b. Beri antibiotika : bila ketuban pecah > 6 jam berupa: Ampisillin4 x 500 mg atau Gentamycin 1 x 80 mg.
c. Umur kehamilan <32-34 minggu: dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
untuk terminasi kehamilan (hal sangat tergantung pada kemampuan perawatan bayi premature).
e. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu,leukosit,tanda-tanda infeksi intrauterine)
f. Pada usia kehamilan 32-34 minggu,berikan st.eroid selama untuk memacu kematangan paru-paru janin. 2. Aktif
Kehamilan > 35 minggu : induksi oksitosin,bila gagal dilakukan seksio sesaria.
Cara induksi : 1 ampul syntocinon dalam dektrose 5 %,dimulai 4 tetes/menit,1/4 jam dinaikan 4 tetes sampai maksimum 40 tetes/menit.
a. Pada keadaan CPD, letak lintang dilakukan seksio sesaria. b. Bila ada tanda-tanda infeksi : beri antiobiyikadosis tinggi
dan persalinan diakhiri (Nugroho, 2012;h. 55).
Pada persalinan dengan ketuban pecah dini sering terjadi persalinan prematur atau persalinan kurang bulan,Persalinan prematur adalah persalinan belum cukup umur dibawah 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram.
anemia),penyakit sistemik (paru, jantung, hati diabetes melitus, hipertensi, dan infeksi organ vital) dan infeksi kehami lan(korioamnionitis, servisitis, dan inspeksi plasenta.
BAYI BARU LAHIR NORMAL
a. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa pucat (Rukiyah, 2013).
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mjtlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatic dan cepat berlangsung adalah pada sistem pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa ( Rukiyah, 2013).
Tanda-tanda bayi baru lahir normal jika mempunyai beberapa tanda antara lain:
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir ialah: a) Membersihkan jalan nafas
b) Memotong dan merawat tali pusat c) Mempertahankan suhu tubuh bayi d) Identifikasi
e) Pencegahan infeksi
Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
Bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan / kelainan yang menunjukkan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai beberapa tanda antara lain : sesak nafas, frekuensi pernafasan 60 kali/ menit, gerak retraksi didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan minum.
Sebelum menangani bayi baru lahir pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan. c. Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT
atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi .
d. Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur,termometer,stetoskop dll).
Segera setelah lahir letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan di atas perut ibu ( bila tidak memungkinkan, letakkan didekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau disebelah ibu) pastikan area tersebut bersih dan kering keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih, kemudian lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut : a. Apakah menangis kuat dan bernafas tanpa kesulitan? b. Apakah bergerak dengan aktif atau lemas?; Jika bayi tidak bernafas atau megap-megap, atau lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR, 2007).
a) Inisiasi Menyusui Dinin (IMD)
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu dan anak, setelah dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan . Sentuhan kulit dengan kulit mampu memghadirkan efek psikologis yang dalam antara ibu dan anak.Penelitian membuktikan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir. Satu jam setelah bayi dilahirkan , insting bayi membawanya untuk mencari puting ibunya ( Info-Sehat,2007). Pada jam pertama bayi menemukan payudara ibunya, ini adalah awal hubungan menyusui yang berlanjut dalam kehidupan antara ibu dan bayi. Setelah IMD dilanjutkan pemberian pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga 2 tahun. Berdasarkan penelitian, jika bayi yang baru lahir dipisahkan dengan ibunya ,maka hormon stress akan meningkat 50% (Info-Sehat,2007).
Tatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini, yaitu :
b. Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses melahirkan.
c. Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak putih (verniks).
d. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti agar tidak kedinginan.
e. Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.
f. Biarkan bayi bergerak sendirimencari puting susu ibunya.
g. Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama minimal 1 jam walaupun proses menyusui telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusu hingga 1 jam, biarkan bayi berada di dada ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
h. Tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan memberikan suntikan vitamin K1 sampai proses menyusu pertama selesai.
i. Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi atau tindakan lain. j. Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali ada indikasi
medis yang jelas ( Febrianti, 2008). 1). Pencegahan Kehilangan Panas
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam ruangan yang hangat.
2). Mekanisme Kehilangan Panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a). Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti;
b). Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
c). Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin ( misalnya melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan).
d). Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan langsung).
(1). Mencegah Kehilangan Panas
(a). Keringkan bayi segera setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain ( menyeka tubuh bayi juga termasuk rangsangan taktil untuk membantu memulai pernafasan).
(c). Selimuti bagian kepala karena kepala merupakan permukaan tubuh yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika tidak ditutupi.
(d). Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Sebaiknya pemberiaan ASI harus dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.
(e). Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah bersama ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya, dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
Pada bayi baru lahir dengan persalinan ketuban pecah dini,bisa terjadi komplikasi seperti:
1. Asfiksia
Asfiksia berarti berarti hipoksia yang progresif,penimbunan Co2dan asidosis.bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.Asfiksia juga dapat mempengaruhifungsi organ fital lainnya (Prawirohardjo, 2009;h, 347). Pada asfiksia tiga hal yang perlu mendapat perhatian:
a) denyut jantung janin
frekuensi normal ialah 120-160 denyutan semenit.Apabila frekuensi denyutan turun sampai dibawah 100 permenitdi luar his dan lebih-lebih juka tidak terartur,hal itu merupakan tanda bahaya.
b) mekonium dalam air ketuban.
Adanya mekonium pada presentasi kepala mungkin menunjukan gangguan oksigenasi atau gawat janin,karena terjadi rangsangan nervus X,sehingga peristaltik uterus meningkat dan sfingter ani terbuka.
c) pemeriksaan PH darah janin.
Adanya asidosis menyebabkan turunnya PH.Apabila PH itu turun sampai dibawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya (Rukiyah, dkk, 2013;h. 250).
2. Sepsis neonatorum
Merupakan infeksi sistemik pada neonatus yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus.
a) Gejala umum:tampak sakit
tidak mau minum,suhu naik turun,dan sklerema. b) Gejala gastrointestinal
Muntah, diare, hepatomegali,perut kembung. c) Gejala saluran nafas
Dispneu, takipneu, sianosis. d) Gejala kardiovaskuler
Takikardi, edema, dehidrasi e) Gejala syaraf pusat
Letergi, iritabel, kejang f) Gejala hematologi
Ikterus, splenomegali, pleki/perdarahan, lekopenia. Diagnosa yang muncul:
a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. b) Pola nafas tidak efektif.
c) Kerusakan integrasi kulit. d) Resiko defisit volume cairan
e) Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses pengobatan dan perawatan.
f) Infektif thermogulasi. g) Risiko infeksi. Pk sepsis (fauziah,2013). Bayi Baru Lahir Rendah.(BBLR)
dengan atau kurang dari dari 46 cm,lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 30cm,rambut lanugo masih banyak,jaringan lemak subkutan tipis atau kurang,tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya,tumit mengkilat,telapak kaki halus,genetalia belum sempurna,labia minora belum tertutup oleh labia mayora,klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan ruguepada skrotum kurang (pada bayi laki-laki), tonus otot melemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah, fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah,jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan ototdan jaringan lemak masih kurang,verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada (Rukiyah,dkk,2013;h. 245).
a. Asuhan bayi baru lahir Menurut (mochtar,2013;h. 91). 1. Kebersihan
Buang air kecil dan buang airbesar harus dijaga dan selalu dibersihkan dan popok diganti. Tempat tidur dan pakaian bayi harus selalu dibersdihkan dan hangat.
2. Menyusui bayi
Pada 12 jam pertama, bayi dipuaskan kemudian baru disusui. 3. Makanan tambahan kalau ASI kurang
b. Kunjungan bayi baru lahir di rumah
Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir palng sedikit dilakukan sebanyak 4 kali. Hal ini dilakukan untuk menilai status kesehatan bayi dan untuk mencegah terjadinya masalah.
o Kunjungan pertama (6 – 8 jam pasca persalinan)
a) Melakukan hubungan antara bayi dan ibu (bonding attachment)
b) Pemberian ASI Eksklusif
c) Memberi kehangatan pada bayi
o Kunjungan kedua (6 hari pasca persalinan)
a) Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi b) Memastikan bayi mendapatkan ASI secara on
demand
c) Melakukan penimbangan berat badan d) Melakukan pemeriksaan tali pusat
o Kunjungan ketiga (2 minggu pasca persalinan)
a) Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi b) Memastikan bayi diberikan ASI
c) Melakukan penimbangan berat badan d) Melakukan pengukuran panjang badan e) Melakukan pemeriksaan tali pusat
o Kunjungan keempat (6 minggu pasca persalinan)
Memberikan konseling tentang ASI eksklusif, imunisasi, dan tanda bahaya yang
dialami ibu dan bayi
Masa Nifas
a. Pengertian
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009).
Masa nifas ( puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Rustam mochtar, 2012).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
1). Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologik.
2). Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3). Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan : gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi, perawatan bayi sehat dan KB. 4). Memberikan pelayanan KB (Suherni,2009).
c. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Masa Nifas
1). Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam,6 hari, 2 minggu dan 6 minggu. 2). Mengadakan kolaborasi antara orang tua dan keluarga.
d. Asuhan masa nifas sangat penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya (Suherni,2009).
1).Tahapan Masa Nifas
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum /puerperium) adalah : a. Peurperium dini : Masa kepulihan, yakin saat-saat ibu diperbolehkan
berdiri dan berjalan - jalan.
b. Puerperium intermedial : Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genetial, kira-kira antara 6-8 minggu.
c. Remot puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau bersalin mempunyai komplikasi (Suherni, 2009).
2). Perubahan Fisiologis Masa Nifas 3). Perubahan Sistem Reproduksi 4).Uterus
Proses Involusi
Pengembalian uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promotorium sakralis. Pada saat ini, uterus kira-kira sebesar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu kira-kira sebesar grapefruit atau jeruk asam dengan berat kira-kira 1000 gram (Mardiah, 2013).
Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Fundus normal dapat berada dipertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis pada hari pascapartum minggu ke-6 . Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 postpartum. Uterus yang pada waktu hamil penuh (full-term) mencapai 11 kali berat sebelum haml, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gram 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gram 2 minggu setelah melahirkan. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati . Pada minggu ke-6, berat uterus menjadi 50-60 gram.
Peningkatan kadar esterogen dan progesteron berkontribusi terhadap pertumbuhan pasif uterus selama hamil. Pertumbuhan uterus prenatal bergantung pada hiperplasi, peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrovia atau pembesaran sel-sel yang sudah ada. Oenurunan hormon tersebut menyebabkan autolisis selama pascapartum. Autolisis adalah perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap sehingga menyebabkan ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil. Subinvolusi merupakan kegagalan uterus untuk kembali ke keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah fragmen plasenta yang tertahan dan infeksi ( Mardiah, 2013).
a. Kontraksi
pembuluh darah, dan membantu hemostasis. Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum, intensitas kontraksi uterus dapat berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa itu, biasanya suntikan oksitosin ( pitosin) secara intravena atau intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir . Ibu membiarkan bayinya dipayudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
a. Afterpain
Tonus uterus yang meningkat pada primipara menyebabkan fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan dapat menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri tersebut lebih nyata setelah ibu melahirkan, yang dirasakan di area uterus yang sangat teregang seperti pada bayi besar atau kembar. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri iiitersebut karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
b. Tempat Plasenta
akhir minggu ke-3 pascapartum, kecuali pada bekas tempat plasenta. Regenerasi pada tempat tersebut biasanya tidak tuntas sampai enam minggu setelah melahirkan.
e.Lokia
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lokia. Lokia awalnya berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas itu dapat mengandung bekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi. Selain itu, aliran lokia yang keluar harus semakin berkurang.
sakit atau nyeri tekan pada abdomen yang dihubungkan dengan pengeluaran cairan.
f. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula 18 jam pascapartum. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. Ekstoserviks ( bagian serviks yang menonjol ke vagina) terlihat memar dan sedikit laserasi kecil, kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap. Dua jari masih dapat dimasukkan ke dalam muara serviks pada hari ke-4 sampai ke-6 pascapartum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara serviks eksterna tidak berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan, namun terlihat memanjang seperti suatu celah, yang sering disebut " mulut ikan ". Laktasi menunda produksi esterogen yang mempengaruhi mukus dan mukosa.
Vagina dan Perineum
Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan esterogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina vagina dan penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus atau dispareunia menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat, pencegahan atau pengobatan dini hematoma, dan higiene yang baik diperlukan sehingga episiotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan luka episiotomi, sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi seperti nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas atau tepian insisi yang tidak saling mendekat dapat terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam dua atau tiga minggu.
Hemoroid ( varises anus ) umumnya terlihat. Wanita sering mengalami gejala terkait seperti gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu defekasi. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir.
Topangan otot panggul
pelemahan topangan permukaan struktur panggul. Struktur tersebut terdiri atas uterus, dinding vagina posterior atas, uretra, kandung kemih, dan rektum. Walaupun relaksasi dapat terjadi pada setiap wanita, tetapi biasanya merupakan komplikasi langsung yang timbul terlambat akibat melahirkan.
Perubahan Sistem Pencernaan
Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan dan diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgenia, anestesi, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperbolehkan makanan menjadi dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai mengonsumsi kudapan secara sering.
Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus digestivus menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestasia dapat memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan bormal.
Defekasi
PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
Perubahan hormonal pada masa hamil ( kadar steroid yang tinggi ) menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal pascapartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira dua sampai delapan minggu untuk hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada sebagian kecil wanita, dilatasi traktus urinarius dapat menetap selama tiga bulan.
Perubahan Tanda-tanda vital pada Masa Nifas (Suhermi,2009). a. Suhu badan
1). Sekitar hari ke-14 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2'C - 37,5'C.Kemungkinan disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara.
2). Bila kenaikan mencapai 38'C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
b. Denyut nadi
1). Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60x/menit,yakni pada waktu setelah persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama post partum.
c. Tekanan darah
1). Tekanan darah < 140/90 . Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 3 hari post partum.
2). Bila tekanan menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya per-eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas. Namun hal ini jarang terjadi.
d. Respirasi
1). Pada umunya respirasi lambat atau bahkan normal. Karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
2). Bila ada respirasi cepat post partum (>30x/menit), mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok (Mardiah, 2013).
Pada masa nifas ini terjadi peubahan-perubahan fisiologis yaitu: a) Perubahan fisik
b) Involusi uterus danpengeluaran lokhea c) Laktasi/pengeluaran air susu ibu d) Perubahan sisitem tubuh lainnya e) Perubahan psikis
Tujuan asuhan masa nifas
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikolog.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentangperawatan kesehatan diri,nutrisi,keluarga berencana,menyusui,pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
d) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya diperkirakan bahwa 60% keelah permatian akibat kehamilan terjadi setalinan dan 50% kematin masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Program dan kebijakan teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
a. kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan) tujuannya yaitu: a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan:rujuk bila perdarahan berlanjut
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggotakeluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d) Pemberian asi awal
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f) Menjagabayi tetep sehat dengan cara mencegah hipotermia. g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan maka harus tinggal
b. kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal:uterus berkontraksi,fundus dibawah umbilikus,tidak ada perdarahan abnormal,tidak ada bau. b) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi atau perdarahan
abdnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat. d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dantak memperhatikan
tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan,tali pusat,menjaga bayitetap hangat dan merawat bayi sehai-hari.
kunjungan 3 (2 minggu setelah persalinan)
Tujuannnya sama seperti tujuan 6 hari setelah persalinan. kunjunga4 (6 minggu setelah persalinan)
a). Menanyakan tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. b). Memberikan konseling tentang kb secara dini
a. Asuhan kebidanan Pada Masa Nifas Normal
Peran seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas adalah untuk memastikan ibu merasa nyaman dalam menjalani peran barunya dan selalu memberi dukungan dalam proses adaptasi yang diberikan ibu.Asuhan mmasa nifas normal merupakan wewenang dan tanggung jawab bidan untuk melaksanakan kompetensi dan keterampilan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan individu(Suherni, 2013).
awal, pedoman untuk sisa masa puerperium, pelaksanaan kunjungan pada dua minggu pascapartum, dan pelaksanaan pemeriksaan pada empat hingga enam minggupascapartum. Sebagai bidan mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan evaluasi kontinu dan penatalaksanaan perawatan kesejahteraan wanita.
b. Memberikan pemulihan dan ketidaknyamanan fisik. c. Memberikan bantuan dalam menyusui.
d. Memfasilitasi pelaksanaan peran sebagai orang tua. e. Melakukan pengkajian bayi dan kunjungan rumah. f. Memberikan pedoman antisipasi dan intruksi.
g. Melakukan penapisan kontinu untuk komplikasi puerperium.
Kebutuhan dasar pada ibu nifas meliputi : a. Pemenuhan nutrisi dan cairan b. Ambulasi dini
c. Buang air kecil dan buang air besar d. Kebersihan diri
e. Istirahat
f. Melakukan hubungan sexsual setelah darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri
Metode Keluarga Berencana Pengertian program KB
Pengertian Keluarga berencana menurut UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Salah satu peran penting bidan adalah untuk meningkatkan jumlah penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat. Sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah metode sederhana (kondom, pantang berkala, pemakaian spermisid, senggama terputus), metode kontrasepsi efektif (MKE) (hormonal suntikan KB dan susuk KB , AKDR, metode MKE kontap) (Manuaba, 2010).
Sasran program KB tertuang dalam RPJM 2004-2009:
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c. Menurunnya PUS yang tidak pengen punya anak lagi dan tidak ingin menjarangkan kelahiran berikutnya,tetapi tidak memakai alat /cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
d. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%
f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB nasional.
Ruang lingkup Program KB 1. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.Adapun manfaat yang diperoleh ibu adalah sebagai berikut:
a. Tercegahnya kehamilan tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek,sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ repsoduksinya. b. Meningkatkan kesehatan mental dan social yang dimungkinkan
oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirhat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.
2. suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut:
a. Memperbaiki kesehatan fisik
3. seluruh keluarga
Dilaksanakan program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,mental,dan social setiap anggota keluarga dan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih saying orang tua
Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran
Program KB bertujuan memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelengarakan pelayanan kesehatan produksi yang berkualitas,serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga –keluarga kecil berkualitas .Sasaran utama kinerja Program KB adalah sebagai berikut:
a. Menurunnya pasangan usia subur (PUS) yang ingin melaksanakan KB namun pelayanan KB tidak terlayani(unmet need) menjadi sekitar 6,5 %.
b. Meningkatnya partisipasi laki-laki dalam melksanakan KB menjadi sekitar 8%
c. Menurunnnya angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,4% per perempuan.