i
PENERAPAN TERAPI MADU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENYEMBUHAN LUKA
DI WILAYAH PUSKESMAS II GOMBONG
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
NAMA : Muhammad Bima Billy Ardy
NIM : A01401924
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
v Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017
Muhammad Bima Billy Ardy, Fajar Agung Nugroho
ABSTRAK
PENERAPAN TERAPI MADU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENYEMBUHAN LUKA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS II GOMBONG
Latar Belakang. Pada tahun 2013 penderita Diabetes Mellitus di Indonesia mencapai 8.554.155 orang. Komplikasi yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak, yaitu timbulnya luka pada kaki.
Tujuan Penelitian. Menggambarkan ke-efektifan Asuhan Keperawatan dengan pemberian terapi madu pada penderita Diabetes Mellitus dalam mempercepat proses penyembuhan luka.
Metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subyek studi kasus ini adalah pada salah satu keluarga yang mengalami luka diabetik di kaki. Analisis data dan penyajian data yang digunakan yaitu teks yang bersifat naratif dan tabel distribusi frekuensi.
Hasil. Hasil skor pengkajian dengan DESIGN pasien sebelum dan sesudah diberikan perawatan luka menggunakan madu termasuk dalam kategori bagus, dengan kedalaman luka yang bernilai 3 (Lesi sampai lapisan dermis) menjadi bernilai 2 (Lesi sampai lapisan dermis) dalam jangka waktu pemberian selama 3x24 Jam.
Pembahasan. Pemberian terapi madu dalam perawatan luka dapat mempercepat proses penyembuhan luka diabetik.
Kesimpulan. Luka diabetic menjadi lebik baik setelah diberikan terapi madu dalam pemberian perawatan luka untuk mempercepat proses penyembuhan.
v DIII Study Program of Nursing
Muhammadiyah Gombong Health Sciences College KTI, July 2017
Muhammad Bima Billy Ardy, Fajar Agung Nugroho
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF HONEY THERAPY IN PASTENT DIABETES MELLITUS TO ACCELERATE THE HEALING PROCESS IN WORKING
AREAS OF PUSKESMAS II GOMBONG
Background. In 2013 Diabetes Mellitus sufferers in Indonesia reached 8,554,155 people. Complications that often occur in people with Diabetes Mellitus is the occurrence of pathological changes in the limbs, namely the incidence of leg injuries. Research purposes. Describing the effectiveness of Nursing Care with the provision of honey therapy in patients with Diabetes Mellitus in accelerating the process of wound healing.
Method. The method used in this research is descriptive method with case study approach. The subject of this case study was in one of the families who suffered diabetic wounds in the legs. Data analysis and presentation of data used is narrative text and frequency distribution table.
Results. The results of the assessment scores with the DESIGN of the patients before and after the wound treatment were administered included in the good category, with a wounded depth of 3 (Lesions to dermis layer) to be 2 (Lesion to dermis) within 3x24 hours.
Discussion. Provision of honey therapy in wound care can accelerate the process of healing diabetic wounds.
Conclusion. The diabetic wound becomes better after being given honey treatment in wound care to speed up the healing process.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini dengan judul “Penerapan Terapi Madu Pada Pasien Diabetes Mellitus Untuk Mempercepat Proses Penyembuhan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.
Tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah adalah sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan.
Penyelesaian penulisan proposal karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.
2. Ibu Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu Nurlaila, S. Kep. Ns M. Kep selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal karya tulis ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang membangun untuk penulis. 4. Bapak Fajar Agung Nugroho, MNS selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh dosen dan staf karyawan Prodi DIII Keperawatan yang telah membantu
kelancaran proses penulisan proposal karya tulis ilmiah.
vii
Penulis menyadari bahwa di dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini pada waktu yang akan datang. Harapan penulis semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.
Gombong 10 Juni 2017
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN ORISINALITAS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Studi Kasus ... 3
D. Manfaat Studi Kasus ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Penerapan terapi madu pada pasien Diabetes Mellitus untuk mempercepat proses penyembuhan A. Pengkajian ... 4
B. Diagnosa ... 11
C. Perencanaan... 11
D. Pelaksanaan ... 12
E. Evaluasi ... 12
2. Ulkus pada Diabetes Mellitus A. Pengertian ... 12
B. Etiologi ... 13
C. Manifestasi Klinis ... 13
D. Komplikasi ... 14
E. Penatalaksanaan ... 14
viiii
4. Pengertian Penyembuhan Luka ... 19
BAB III METODE STUDI KASUS A. Rancangan Studi Kasus ... 20
B. Subyek Studi Kasus ... 20
C. Fokus Studi Kasus ... 20
D. Definisi Operasional... 20
E. Instrumen Studi Kasus ... 20
F. Metode Pengumpulan Data ... 21
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ... 22
H. Etika Studi Kasus ... 22
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Kasus ... 23
B. Pembahasan ... 24
C. Keterbatasan Studi Kasus ... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 29
2. Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA
INFORMED CONSENT LAMPIRAN
ixi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Instrumen Penilaian DESIGN ... 9
2. Gambar 2.2 Instrumen Penilain DESIGN (2) ... 10
3. Gambar 2.3 Komposis Madu ... 18
4. Gambar 4.1 Luka Grade II Hari Pertama ... 25
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus menurut American Diabetes Association (ADA) adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau akibat dari keduanya. Diagnosis Diabetes Mellitus menurut ADA jika hasil pemeriksaan gula darah : 1) Kadar gula sewaktu lebih atau sama dengan 200 mg/dl, 2) Kadar gula puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dl, 3) Kadar gula darah lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam setelah beban glukosa 75 pada tes toleransi glukosa. (ADA, 2011).
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, disertai dengan kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, dan menimbulkan berbagai komplikasi akut dan kronik. Penyakit ini menimbulkan beberapa komplikasi, komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien Diabetes Mellitus adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak, yaitu timbulnya luka pada kaki. Luka yang apabila tidak dirawat dengan baik akan berkembang menjadi ulkus gangrene (Suyono S, 2007). Jadi Diabetes Mellitus adalah kelompok penyakit heterogen yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akibat gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau keduanya, dan menimbulkan berbagai komplikasi akut dan kronik.
2
Populasi penderita Diabetes Mellitus di Indonesia saat ini menduduki peringkat kelima terbanyak di dunia (WHO, 2013). Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 penderita Diabetes Mellitus di Indonesia mencapai 8.554.155 orang. Bahkan angka tersebut semakin naik pada tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang. Tahun 2035 jumlah penderita Diabetes Mellitus diprediksi melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,67 persen untuk populasi orang dewasa (DINKES, 2013).
Luka diabetik sangat mudah menimbulkan komplikasi berupa infeksi akibat invasi bakteri serta adanya hiperglikemia menjadi tempat yang optimal untuk pertumbuhan bakteri (Sudoyo AW, 2008). Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada luka diabetic adalah bakteri yang menghasilkan biofilm. Biofilm ini dihasilkan oleh bakteri Staphylococcuc aureus, dan
Pseudomonas aeuroginosa. Adanya biofilm pada dasar luka dapat
menghambat aktivitas fagosisotis neutrofil polimorfonuklear dalam proses penyembuhan luka (Abidin RK, 2013).
Penanganan luka pada pasien Diabetes Mellitus dapat dilakukan dengan terapi non-farmakologis. Madu merupakan terapi non-farmakologis yang biasa diberikan dalam perawatan luka Diabetes Mellitus. Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit (Hammad S, 2012).
3
dilakukan perawatan luka Diabetes Mellitus dengan madu diharapkan angka kematian dan amputasi pada penderita Diabetes Mellitus dapat menurun, dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengambil topik “Pemberian terapi madu pada penderita luka Diabetes Mellitus untuk mempercepat proses penyembuhan luka”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah ke-efektifan Asuhan Keperawatan dengan pemberian terapi madu pada penderita Diabetes Mellitus dalam mempercepat proses penyembuhan ?
C. Tujuan Studi Kasus
Menggambarkan ke-efektifan Asuhan Keperawatan dengan pemberian terapi madu pada penderita Diabetes Mellitus dalam mempercepat proses penyembuhan.
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini, diharapakan memberikan manfaat bagi : 1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam merawat luka penderita Diabetes Mellitus dengan pemberian terapi madu.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan
Menambahkan keluasan ilmu dan terapan bidang keperawatan dalam pemberian terapi madu pada penderita Diabetes Mellitus.
3. Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Abidin RK. Faktor penghambat proses proliferasi luka diabetic foot ulcer pada pasien diabetes mellitus tipe ii di klinik kitamura Pontianak. [Tanjungpura]: Keperawatan Universitas Tanjungpura; (2013) [cited 13 Februari 2014].
ADA. (2011). Diagnosis and Clasification of Diabetes Mellitus.
Aden, R. (2010). Manfaat dan Khasiat Madu. Hanggat Kreator : Yogyakarta. 128 hlm.
Andyagreeni. (2010). Tanda Klinis Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Askandar. (2009). Hidup Sehat dan Bahagia bersama Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DINKES. (2013). IDF Diabetes Atlas.
Dr. Nabyl RA. (2011). Prinsip Pencegahan Diabetes Mellitus. Jakarta : CV. Trans Info Media
Hammad S. 99 resep sehat dengan madu. Solo: Aqwamedika; (2012).
Hardjito K, Wijayanti LA, Saputri NM., (2012). Senam kegel dan penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu post partum. 2-TRIK : Tunas-Tunas Riset Kesehatan.
Prodan A, Rusu M, Campean R, Prodan R. (2008). A Java framework for analyzing and processing wound images for medical education. Proceedings 20th European Conference on Modelling and Simulation (ECMS).
Sanada, Kuniko. (2008). Why Not Try Growing Bonsai. Nipponia
Setyarini EA, Barus LS, Dwitari A., (2013). Perbedaan alat ganti verband antara dressing set dan dressing trolley terhadap resiko infeksi nosokomial dalam perawatan luka. Jurna Kesehatan STIkes Santo Borromeus.
Soegondo. (2009). Pengaturan Pola Hidup Penderita Diabetes Mellitus untuk Mencegah Komplikasi Kerusakan Oragn-Organ Tubuh.
Subekti. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit dan Komplikasi Pada Penderita Diabetes Mellitus Dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula Darah di Wilayah Kerja Puskesmas I Gatak Sukoharjo. Berita Ilmu Keperawatan ISSN.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 4. Jakarta: FK Universitas Indonesia; 2008.
Suyono S. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 4. Jakarta: FK Universitas Indonesia; 2007.
SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIS KHUSUS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin(L/P) : Umur/Tgl Lahir : Alamat : Telepon :
Menyatakan dengan sesungguhnya dari :
saya sendiri/*sebagaiorangtua/*suami/*istri/*anak/*wali dari: Nama :
Jenis Kelamin(L/P) : Umur/Tgl Lahir : Alamat : Telp :
Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis berupa………. Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinana pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.
Kebumen,………2017
Perawat/Pelaksana, Yang membuat pernyataan,
Ttd Ttd
(………) (………..)
LAMPIRAN
SOP (Standart Operasional Prosedure) Perawatan Luka 1. Pengertian
Penggantian/mengganti balutan untuk membantu dalam proses penyembuhan luka.
2. Tujuan
- Menghilangkan sekresi yang menumpuk & jaringan mati pada luka insisi. - Mempermudah proses penyembuhan luka.
- Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme terhadap luka/insisi. 3. Pengkajian
- Mengkaji program/intruksi medik mengenai prosedur rawat luka, tipe balutan, dan frekuensi ganti balut.
- Mengkaji tipe dan lokasi luka/insisi.
- Mengkaji tingakt nyeri klien dan kapan terakhir kali mendapat obat penghilang nyeri.
- Mengkaji riwayat alergi pada obat atau plester. 4. Intervensi
A. Persiapan Alat :
1. Set ganti balut steril (pinset cirugis, pinset anatomis, kasa, dan lidi kapas).
2. Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (bila dibutuhkan). 3. Handuk.
4. Handscoen bersih dan handscoen steril. 5. Kapas bulat.
10.Bengkok. 11.Bak Instrumen. 12.Perlak/pengalas.
13.Kantong plastic tempat sampah
B. Persiapan Pasien
- Menjelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai tujuan dan prosedur tindakan yang akan segera dilakukan.
- Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
- Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan tindakan yang akan dilakukan.
C. Implementasi
1. Mencuci tangan.
2. Menyiapkan dan mendekatkan alat. 3. Membuka set ganti balut.
4. Menggunakan handsoen bersih.
5. Meletakan handuk menutup bagian tubuh privasi klien yang terbuka. 6. Meletakan perlak dibawah luka.
7. Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan luka.
8. Membuka plester searah tumbuhnya rambut dan membuka balutan dengan hati-hati, masukan balutan kotor kedalam kantong plastic yang telah disediakan.
9. Membuka hanscoen bersih dan mengganti dengan handscoen steril. 10. Membuka sekitar luka dengan alcohol swab.
12. Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas kebawah diikuti sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauhi dari area lokasi luka (1 alkohol swab untuk 1 kali usapan).
13. Mengolesi luka dengan bethadine mulai sejak dari tengah luka.
14. Menutup luka dengan kasa steril, dan lakukan fiksasi dengan plester pada area pinggiran kasa pembalut.
15. Menuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan pada plester dan tempelkan pada balutan.
16. Merapihkan klien dan membereskan alat-alat. 17. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan. D. Evaluasi
- Mengevalusi respon serta toleransi klien selama, dan sesudah prosedur. - Mengevaluasi kebutuhan frekuensi ganti balut.
- Mengevaluasi adanya tanda-tanda alergi terhadap plester.
- Mengevaluasi adanya tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka juga karakteristiknya.
E. Dokumentasi
- Mencatat lokasi, tipe luka dan kondisi luka insisi. - Mencatat kondisi luka sebelumnya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN ULKUS DIABETES MELITUS DI DESA KLOPOGODO
RT02 RW06 KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN GOMBONG
A. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. S (65 Tahun)
2. Alamat : Klopogodo RT02 RW06 3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh
4. Pendidikan Kepala keluarga : SMA Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
No Nama Umur JK Hub. Dengan KK Pekerjaan Pendidikan
1 Ny. S 57 Thn P Istri - SD
5. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan : Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti yaitu keluarga yang dalam satu rumah hanya ada ayah, ibu, anak, yaitu Tn. S (KK), Ny. S (Istri), Sdr I (Anak).
7. Suku Bangsa
Keluarga Tn. S bersuku bangsa Jawa, Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia.
8. Agama
Keluarga Tn. S semua beragama Islam dan taat menjalankan ibadah. 9. Status Sosial, Ekonomi Keluarga
Keluarga Tn . S mengatakan sekarang ini tidak memiliki penghasilan karena Tn. S hanya berkerja sebagai buruh dan Ny. S tidak bisa kemana-mana karena penyakit yang dialaminya.
10.Aktivitas Rekreasi Keluarga
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Saat ini keluarga Tn. S sudah mencapai tahap perkembangan keluarga dewasa dengan anak satu-satunya yang belum menikah berusia 37 tahun, serta belum mempunyai pekerjaan.
Tugas perkembangan saat ini adalah :
a. Membantu orang tua memasuki masa tua
b. Membantu anak untuk mandiri dan sosialisasi di masyarakat c. Penataan kembali peran dan tugas serta kegiatan rumah tangga 2. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga Tn. S hanya Ny. S yang pernah dirawat di Rumah Sakit karena mempunyai penyakit DM dan terdapat Ulkus di kakinya. Ny. S mengatakan kakinya bengkak sudah 2 bulan yang lalu, sejak kaki Ny. S terdapat Ulkus dan bau, klien tidak pernah keluar rumah untuk bersosialisasi karena malu diejek oleh temanya, klien mengeluh aktivitas sehari-hari terganggu.
3. Riwayat Keluarga Sebelumnya
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Kamar
Mandi
Dapur
Kamar Tidur
Ruang Keluarga Kamar
Tidur
Ruang Tamu
Teras
Rumah Tn. S merupakan jenis rumah permanen ukuran 3x5m, milik pribadi yang terdiri dari teras, kamar tidur dua, ruang keluarga, ruang tamu, kamar mandi dan dapur, atap rumah menggunakan genteng, lantai dengan keramik, sudah memiliki kamar mandi yang sumber airnya dari sumur, lantai sedikit kotor dan ruang tamu sedikit berantakan.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Sekitar lingkungan rumah Tn. S sebagian besar merupakan sekelompok social, antar rumah berjarak dekat, dan ada kegiatan setiap tanggal 16. 3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. S merupakan penghuni baru di desa klopogodo sejak 5 tahun yang lalu, sebelumnya keluarga Tn. S tinggal di Jakarta, kendaraan yang digunakan sehari-hari angkutan umum.
4. Sistem pendukung keluarga
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa jawa, pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Ny. S mengatakan kalau ada masalah diselesaikan dengan musyawarah dan keputusan sepihak.
3. Struktur peran
Keluarga Tn. S sudah berperan dengan semestinya, Tn. S bekerja mencari nafkah dan Ny. S dirumah menjadi ibu rumah tangga.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. S tidak ada kepercayaan dengan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. S saling mendukung dan menerima sehingga terjalin keluarga yang bahagia.
2. Fungsi Sosial
Keluarga Tn. S dalam bersosial dapat bersosialisasi dengan baik, Ny. S mengatakan ingin mengaji di masjid dan mengikuti kerja bakti mingguan. 3. Fungsi Perawatan
a. Kemampuan keluarga mengenali masalah
Keluarga Tn. S sudah mengetahui penyakit DM sejak 11 tahun yang lalu, namun masih belum mengerti tentang penyebab, gejala, dan pencegahanya.
Ny. S sudah mengetahui cara merawat Ulkus DMnya dengan menggunakan air hangat dan dioleskan minyak ditepi luka, dan meminum obat herbal.
c. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny. S langsung membawa ke rumah sakit saat pertama kali Ny. S mengalami Ulkus DM.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga Tn. S sudah mampu memelihara lingkungan yang sehat seperti membersihkan ruangan dan teras.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan Keluarga Tn. S sudah mempunyai BPJS.
4. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak dari Tn. S dan Ny. S adalah 1, Ny. S tidak menggunakan KB suntik, Ny. S mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. S mengatakan belum merasa cukup dengan ekonomi sekarang, kebutuhan kadang tidak tercukupi.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangkan pendek dan panjang a. Stressor jangka pendek
Tiap bulan harus membayar tagihan listrik yang jumlahnya tidak sedikit
b. Stressor jangka panjang
Biaya kehidupan yang semakin maju dan mahal. 2. Kemampuan keluarga berperan terhadap stressor
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. S mengatakan menghadapi masalah dengan bersama.
G. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga Tn. S adalah penyakit Ny. S segera sembuh dan masalah ekonomi keluarga mampu tercukupi, anakya mendapat pekerjaan yang tetap.
H. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Tn. S Ny. S Sdr. I
Keadaan Umum Composmentis Composmentis Composmentis TTV :
Ekstremitas atas dan dikaki kiri & kanan
Anggota gerak
Data Fokus Diagnosa Keperawatan DS :
- Ny. S mengatakan kaki kanan dan kirinya bengkak dan luka sejak 2 bulan yang lalu
- Ny. S mengatakan bau busuk sudah berkurang
DO :
penyebab, gejala, dapat cara pencegahanya
- Ny. S mengatakan merawat lukanya dengan air hangat dan di oleskan minyak di tepi luka
DO :
- Ny. S sering menanyakan cara menurunkan gula darah
- Ny. S bingung saat ditanya penyebab, gejala, dan cara pencegahan penyakit DM
Skala untuk menentukan prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Intgritas Jaringan
No Kriteria Bobot Hasil
1
2
3
Sifat masalah
Skala : Tidak/Kurang sehat/aktual Ancaman kesehatan/resiko Keadaan sejahtera/potensial
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah
Sebagian Tidak dapat
4
Sedang Rendah
Menjadinya masalah
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani Masalah tidak dirasakan 2. Kurang Pengetahuan Tentang Penyakit
No Kriteria Bobot Hasil
Skala : Tidak/Kurang sehat/aktual Ancaman kesehatan/resiko Keadaan sejahtera/potensial
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah
Sebagian Tidak dapat
Potensial masalah untuk dicegah/diubah Skala : Tinggi
Sedang Rendah
Menjadinya masalah
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 0 keperawatan selama 3x24 Jam diharapkan masalah Kerusakaan Jaringan Integritas dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Pengukuran DESIGN :
3. Berikan perawatan luka dengan menggunakan terapi madu
4. Monitor luka dengan metode DESIGN
K. IMPLEMENTASI
No Implementasi Evaluasi
1 1. Melakukan pengkajian luka dengan metode DESIGN 2. Meminta persetujuan
diberikanya perawatan luka menggunakan terapi madu 3. Memberikan perawatan luka
DS :
- Klien mengatakan setuju diberikan perawatan luka dengan menggunakan terapi madu
dengan menggunakan terapi madu
4. Memonitor luka dengan metode DESIGN
- Terdapat luka dikaki kanan dan kiri klien
2 1. Memberikan perawatan luka dengan menggunakan terapi madu
2. Memonitor luka dengan metode DESIGN
DS : Klien mengatakan luka terasa lebih nyaman setelah diberikan perawatan luka 3 1. Memberikan perawatan luka
dengan menggunakan terapi madu
2. Memonitor luka dengan metode DESIGN
L. EVALUASI
No SOAP
1 S :
- Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah diberikan perawatan luka menggunakan terapi madu
- Klien mengatakan setuju diberikan perawatan luka dengan menggunakan terapi madu
O : Pengukuran DESIGN D : 2 I : 1 P : 1 E : 2 G : 5 S : 2 N : 0
A : Masalah belum kerusakan integritas jaringan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi nomor 3 dan 4
2 S : Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah diberikan perawatan luka menggunakan terapi madu
O : Pengukuran DESIGN D : 2 I : 0 P : 1 E : 2 G : 5 S : 2 N : 0
A : Masalah kerusakan integritas jaringan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi nomor 3 dan 4
O : Pengukuran DESIGN D : 2 I : 0 P : 1 E : 1 G : 5 S : 2 N : 0