• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - RIZKI KURNIA WAHYUNINGSIH BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - RIZKI KURNIA WAHYUNINGSIH BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap kegiatan manusia tidak pernah dapat terlepas dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa untuk menjalin hubungan dengan orang lain, menyatakan pikiran dan perasaan, menyatakan keinginan, menyampaikan informasi kepada orang lain, dan sebagainya. Bahasa menurut Kridalaksana (2011:24) adalah sistem lambang bunyi ujaran yang arbitrer, yang digunakan manusia untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Jadi, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial antara penutur dan lawan tutur dalam kehidupan bermasyarakat.

Ilmu yang mempelajari bahasa disebut linguistik. Salah satu cabang ilmu dari linguistik adalah pragmatik. Pragmatik merupakan cabang linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu (Nadar, 2009:2). Pragmatik ini mengkaji maksud penutur. Pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara menginterpretasikan ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan tersebut dalam konteks (Searle dalam Nadar, 2009:4). Jadi, pragmatik adalah kajian mengenai maksud pembicaraan dengan berdasarkan konteks.

(2)

tulisan-tulisan tertentu, serta ditempelkan pada sepeda motor miliknya agar lebih menarik. Sepeda motor merupakan kendaraan bermotor yang kini menjadi salah satu alat transportasi yang paling diminati di dunia khususnya di Indonesia. Hal ini terlihat dengan begitu banyak sepeda motor yang melintas atau yang antre saat lampu merah sedang menyala.

Penempelan stiker pada sepeda motor ini selain karena hobi membuat sepeda motornya lebih menarik, tulisan-tulisan yang terdapat di dalamnya juga dapat mewakili apa yang diungkapkan dalam hati si pengendara. Ungkapan yang terdapat pada stiker sepeda motor ini memiliki maksud tertentu yang dapat berupa ungkapan meminta, memerintah, melarang, menasihati, dan sebagainya. Ungkapan-ungkapan tersebut disampaikan dengan maksud agar pembaca melakukan tindakan yang disampaikan dalam ujaran. Tindakan itu dapat berupa sebuah permintaan, perintah, larangan, maupun nasihat yang disampaikan oleh seorang pengendara sepeda motor kepada pembaca stiker. Jadi, tulisan dalam stiker itu dapat dikatakan sebagai tuturan dan si pengendara adalah penuturnya, sedangkan pembaca berperan sebagai lawan tuturnya.

Peneliti menemukan stiker di wilayah Purbalingga ketika parkir di pasar Segamas Purbalingga dengan tulisan:

(1) “WARNING! ANTI KEBUT-KEBUTAN INGAT ANAK-ISTRI”

(3)

kepada seorang ayah yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, maka penutur bermaksud memberikan nasihat kepada lawan tutur agar tidak kebut-kebutan ingat anak dan istri. Apabila melakukan tindakan kebutan-kebutan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang berujung kematian. Jika hal itu terjadi maka kasihan anak dan istrinya di rumah harus kehilangan sosok ayah yang merupakan tulang punggung keluarga. Kemudian, peneliti juga menemukan stiker di wilayah Purwokerto pada tanggal 26 November 2013 dengan tulisan:

(2)“JANGAN GUNAKAN HP DIWAKTU MENGEMUDI”

Tuturan tersebut termasuk tindak tutur direktif larangan yang ditandai dengan penggunaa kata jangan. Tuturan tersebut berhubungan dengan pengendara sepeda motor tidak boleh menggunakan handphone (HP) saat berkendara. Apabila tuturan itu disampaikan oleh pengendara kepada pengendara lain yang terlihat menggunakan HP saat berkendara, maka penutur bermaksud melarang lawan tutur untuk tidak menggunakan handphone. Jadi, melalui tuturan itu penutur bermaksud melarang lawan tutur menggunakan HP ketika mengendarai sepeda motor, karena dikhawatirkan mengganggu konsentrasi pengendara. Jika seorang pengendara tidak konsentrasi dalam mengendalikan sepeda motor dapat menimbulkan kecelakaan. Selain itu, tuturan berikut juga peneliti temukan di wilayah Purwokerto.

(3)“WARNING! JAGA JARAK BUKAN MUKHRIM”

(4)

menjaga jarak, karena mitra tutur bukan muhrim bagi penutur. Dalam agama Islam diajarkan bahwa pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim ada batasan-batasannya, seperti tidak boleh bersentuhan secara fisik yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Jadi, apabila hal yang dituturkan oleh penutur tidak dilakukan, maka dikhawatirkan akan melanggar norma agama.

Dari ketiga wacana stiker yang ditemukan mengandung tindak tutur direktif. Wacana di atas mengandung tindak tutur direktif karena tuturan pada wacana tersebut digunakan oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Kemudian, peneliti juga menemukan tuturan direktif pada stiker sepeda motor yang berkaitan dengan perilaku pengendara saat berkendara. Tuturan pada stiker sepeda motor ternyata tidak selalu berkaitan dengan sepeda motor, tetapi ada juga yang berkaitan dengan perilaku, sopan santun pengendara, maupun cara berkendara. Tuturan tersebut sebagai berikut.

(4)“DARIPADA ZINA LEBIH BAIK NIKAH MUDA”

(5)

(5)“WARNING! DILARANG KENTUT SEMBARANGAN”

Tuturan tersebut ditemukan di Purbalingga pada tanggal 26 November 2013. Tuturan ini juga termasuk tindak tutur direktif yang berhubungan dengan pengendara dalam menjaga sopan santun saat berkendara. Tuturan di atas termasuk tuturan melarang yang ditandai dengan penggunaan kata dilarang. Tuturan ini secara langsung disampaikan oleh penutur dengan maksud melarang lawan tutur untuk tidak kentut sembarangan. Tindakan kentut sembarangan selain tidak sopan, juga dapat mengganggu aktivitas orang lain karena merasa tidak nyaman dengan adanya bau yang tidak sedap. Jadi, kesopanan harus selalu dijaga dan diterapkan, meskipun dalam keadaan berkendara.

Dari beberapa fenomena yang ditemukan pada wacana stiker sepeda motor maka peneliti berasumsi bahwa dalam wacana stiker sepeda motor mengandung tindak tutur direktif. Untuk mengetahui dan membuktikan asumsi bahwa stiker sepeda motor mengandung tindak tutur direktif, peneliti merasa perlu melakukan kajian secara empirik tentang adanya fenomena tersebut. Peneliti akan mengkaji tindak tutur direktif pada wacana stiker sepeda motor dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang menelaah penggunaan bahasa untuk menuangkan maksud dalam tindak komunikasi sesuai dengan konteks. Oleh karena itu, penelitian dengan judul Tindak Tutur Direktif dalam Wacana Stiker Sepeda Motor di Wilayah Purbalingga dan Purwokerto Maret-April 2014 penting untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

(6)

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif yang terdapat pada wacana stiker sepeda motor di wilayah Purbalingga dan Purwokerto.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan perkembangan linguistik pada umumnya dan khususnya dalam bidang pragmatik.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk dijadikan acuan atau referensi tambahan dalam menganalisis menggunakan kajian pragmatik.

E.Sistematika Penulisan

(7)

Kemudian, diuraikan juga tentang tujuan penelitian yang mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tentang penelitian yang relevan dan landasan teori. Penelitian yang relevan ini dicantumkan untuk membandingkan penelitian ini dengan penelitian yang relevan. Selanjutnya, landasan teori yang memuat tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan tentunya adalah teori-teori yang mendukung dalam penelitian tentang tindak tutur direktif dalam wacana stiker sepeda motor. Teori-teori tersebut antara lain: bahasa dan fungsi bahasa, pragmatik (tindak tutur dan jenis-jenis tindak tutur), wacana, dan kerangka berpikir.

Bab ketiga berisi metodologi. Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, data dan sumber data, serta metode penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini mencakup tiga tahap yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis. Pada tahap penyediaan data menguraikan langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tahap analisis data diuraikan metode dan teknik yang digunakan untuk analisis data. Kemudian, bab ini juga memuat tentang tahap penyajian hasil analisis data yang ditampilkan dalam wujud laporan tertulis mengenai hal-hal yang telah dihasilkan dari kerja analisis.

(8)

adalah metode padan. Hasil penelitian ini membahas tentang jenis-jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam wacana stiker sepeda motor.

Referensi

Dokumen terkait

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

[r]

Desain tabel gejala berfungsi untuk menampilkan daftar gejala kehamilan yang sering dialami oleh pengguna, kemudian sistem memproses data gejala yang telah dipilih dan

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat