• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI INSTALASI PENJUALAN OBAT DI FARMASI PUSKESMAS MANTUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI INSTALASI PENJUALAN OBAT DI FARMASI PUSKESMAS MANTUP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

659 | P a g e

APLIKASI INSTALASI PENJUALAN OBAT DI FARMASI

PUSKESMAS MANTUP

Kemal Farouq Mauladi*)

*)Dosen Prodi Teknik Informatika FT Universitas Islam Lamongan Abstrak

Pada beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak di segala bidang, salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Apotek sebagai salah satu bagian pada rumah sakit yang bergerak di bidang layanan kesehatan, perlu memiliki suatu sistem informasi untuk memudahkan dan mengefisienkan sistem atau cara kerja dari apotek tersebut. Banyak bagian atau divisi pada rumah sakit yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada tiap bagian itu menangani banyak data dan kegiatan. Untuk itu dibutuhkan suatu aplikasi basis data yang dapat mencatat seluruh data dan kegiatan tersebut, sekaligus kemampuannya dalam berkomunikasi dengan bagian lain melalui jaringan client server. Pada tugas akhir ini dibuat suatu Aplikasi Manajerial Apotek (AMA) dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai program aplikasi dan SQL Server 2000 sebagai server basis datanya. Basis data yang dibuat dinormalisasi untuk mendapatkan basisdata dikehendaki, dan aplikasi diuji agar sesuai dengan sistem yang sudah ada pada apotek. Aplikasi ini mengolah pendataan obat, supplier, dokter dan transaksi-transaksi yang dilakukan di apotek berikut informasi keuangan untuk tiap data atau transaksi. Setiap karyawan apotek mempunyai .

Tingkat akses yang berbeda-beda terhadap AMA. Tingkat akses yang dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kepentingan dari masing-masing pengguna sistem. Pada dasarnya aplikasi ini harus mampu menangani proses penampilan, penambahan, perubahan, dan penghapusan data-data apotek yang ada di dalam basis data

(2)

660 | P a g e

PENDAHULUAN

Sistem perekonomian di Indonesia saat ini sudah menggunakan perkembangan teknologi yang semakin maju, terutama dalam bidang Teknologi Informasi. Dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi saat ini, individu maupun organisasi dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien, karena itu banyak perusahaan ataupun instansi pemerintah mulai beralih dari sistem manual ke sistem komputerisasi dalam pengerjaan setiap kegiatan. Dalam hal ini, informasi bisa sebagai penunjang dalam pengambilan sebuah keputusan yang efektif dan efisien. Sistem Informasi harus ditunjang oleh perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat meningkatkan keakurasian dan kecepatan informasi yang dihasilkan. Selain itu, sumber daya manusia yang digunakan dalam proses penyajian sebuah data menjadi sebuah informasi pun harus diperhatikan, karena keakurasian dan kecepatan informasi yang dihasilkan harus ditunjang oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memadai.

Proses Transaksi Penjualan Obat yang ada di Instalasi Farmasi Puskesmas Mantup saat ini masih menggunakan cara manual, sehingga rentan terjadi kesalahan dalam proses pencatatan transaksi. Dengan cara yang masih manual, prosedur pelayanan penjualan terhadap konsumen menjadi tidak efektif dan menghambat kecepatan karyawan di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup dalam mendapatkan informasi mengenai, penjualan, data obat, gaji karyawan dan data karyawan. Dengan belum diterapkanya sistem komputerisasi pada di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup, memungkinkan terjadinya kesalahan pencatatan dalam rekapitulasi data penjualan, data obat, data karyawan, dan penggajian karyawan, dan juga kesalahan dalam proses perhitungan transaksi penjualan dan pembelian obat guna untuk mendapatkan informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran.

Ketika pihak konsumen membeli suatu obat yang belum terdata maka Klinik Obat tersebut membutuhkan waktu kurang lebih sekitar sepuluh menit hanya untuk mencari obat yang dimaksud dengan kriteria yang diajukan oleh konsumen, hal ini demikian akan menjadi tidak efektif bila ditambah

dengan pencatatan transaksi yang dilakukan secara manual. Ketika karyawan di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup akan melakukan rekapitulasi data penjualan obat pada bulan tertentu, dengan cara manual pihak di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup harus mengumpulkan data penjualan dalam buku pencatatan penjualan terlebih dahulu baru kemudian akan diberikan kepada Manager di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup, begitu pula ketika melakukan rekapitulasi data pembelian Obat.

Instalasi Farmasi Puskesmas Mantup menyediakan Obat resep Dokter maupun Obat Umum, hal ini membutuhkan sebuah Sistem Informasi yang dapat menyediakan informasi-informasi seputar kegiatan transaksi, baik bulanan dan tahunan maupun stok Obat yang ada. Dengan adanya Sistem Informasi ini dapat mempermudah pihak di Apotek Farmasi Puskesmas Mantup dalam mengambil sebuah keputusan yang efektif dan efisien

Perkembangan Instalasi Farmasi Puskesmas

Perkembangan instalasi farmasi puskesmas sekarang ini sudah sangatlah maju dan mulai berkembang pesat di daerah-daerah perdesaan. Maka dalam aplikasi penjualan sudah menggunakan komputerisasi sehingga akan menpermudah pekerjaan dari pada aplikasi yang secara manual.

Pengertian Barcode dan Fungsinya

Auto-mengadaptasi interface memungkinkan konektivitas cepat dan mudah fleksibilitas Interface mengurangi kebutuhan untuk beberapa perangkat, menghemat biaya umum POS peripheral dan perangkat lunak yang didukung agresif scan tingkat dipatenkan teknologi pemindaian membaca kode bar rusak atau buruk dicetak. mudah konfigurasi dan personalisasi mendukung editing data ringan dan nyaman untuk memegang ikhtisar Produk. Pemindai genggam Intermec SR30 memenuhi kebutuhan Point-of-Service (POS) aplikasi di kantor ritel, kesehatan, dan pengaturan industri ringan. Dirancang untuk secara otomatis beradaptasi dengan antarmuka yang berbeda, SR30 ini cepat dan mudah untuk menginstal, dan sama-sama mudah untuk mengkonfigurasi ulang.Dibangun untuk produktivitas, SR30 ringan mengintegrasikan Intermec Vista linier dipatenkan teknologi pencitraan untuk memberikan cepat,

(3)

661 | P a g e

pemindaian selalu akurat bahkan ketika kode bar yang rusak atau buruk dicetak. Otomatis

mengadaptasi SR30 kapabilitas

menyederhanakan instalasi, memungkinkan konektivitas hampir instan ke terminal POS, Intermec ponsel atau komputer mount tetap, dan komputer pribadi. Pengguna dapat dengan mudah menghubungkan scanner untuk menjadi tuan rumah dan memulai pemindaian. Ketika persyaratan aplikasi baru muncul, pengguna hanya perlu mengubah antarmuka kabel, bukan perangkat itu sendiri.Fleksibilitas ini mengurangi biaya perangkat dan kerumitan untuk kedua perusahaan pengguna dan pemasok teknologi informasi mereka. Kebutuhan persediaan yang disederhanakan, dan pengguna biaya pelatihan dikurangi.

Pemindai SR30 genggam mendukung komunikasi mulus dengan peripheral POS umum dan perangkat lunak, yang selanjutnya menyederhanakan set-up dan digunakan.Ini juga mencakup EasySet Intermec ™ perangkat lunak set-up alat untuk konfigurasi mudah dan personalisasi. Pengguna dapat dengan cepat memilih nada pager dan volume, membaca yang baik dan respon kesalahan membaca, dan preferensi lainnya.Selain itu, SR30 dapat dikonfigurasi untuk editing data. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memindai data barcode, mengeditnya melalui pemindai, dan hanya mengirimkan output yang diinginkan untuk menjadi tuan rumah. Pemegang aksesori yang tersedia untuk scanner desktop SR30 termasuk berdiri, dinding dudukan mount, dan tangan-bebas berdiri.

Tajam dan akurat, pemindai genggam Interm 2 Desain Sistem

Desain sistem ini nantinya dapat terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya desain sistem flowchart, Data Flow Diagram, Entity Relarionship Diagram, Conceptual Data

Modelling, dan Phisically Data Modelling,

Kamus Data, dan desain Interface. 2.1 Flowchart

Dalam Flowchart terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah Prosedur Penjualan Obat, Prosedur Pembelian Obat, dan Prosedur pencatatan Persediaan Obat.

Gambar 1. Flowchart Penelitian 2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Pada proses desain Data Flow Diagram Pembuatan Context Diagram sistem pembelian dan Penjualan obat di instalasi farmasi puskesmas mantup dapat dilihat pada gambar

3.4 Context Diagram tersebut merupakan

gambaran secara umum dan sederhana aktivitas-aktivitas yang terjadi di instalasi farmasi puskesmas mantup. Gambar dapar dilihat di bawah ini :

(4)

662 | P a g e

2.3 Entity Relationship Diagram (ERD) Pada desain Entity Relationship Diagram pada sistem pembelian, penjualan, dan persediaan obat pada instalasi farmasi puskesmas mantup ini merupakan tahap desain terakhir sebelum implementasi dilakukan.

2.4 Conceptual Data Modelling (CDM)

Gambar 3. Entity Relationship Diagram (ERD) 2.4 Conceptual Data Modelling (CDM)

Gambar 4.Conceptual Data Modelling

3 Implementasi system

Tahap implementasi sistem program merupakan suatu tahapan yang menerapkan semua desain sistem yang telah dibuat kedalam bentuk interface sehingga suatu software dapat digunakan oleh user.

Uji Coba Kasus

Dalam pembuatan sistem informasi apotek Puskesmas Mantup ini sedikitnya 11 contoh uji kasus sebagai berikut :

Uji Kasus Pertama contoh Kasus :

Form Login Langkah-langkah :

Masuk ke menu utama kemudian pilih data infentory kemudian pilih form login lihat gambar 5

Gambar 5. Form Login  Uji Kasus Kedua

contoh Kasus : Product Form Product

Langkah-langkah :

Masuk ke menu utama kemudian pilih data product kemudian pilih bebrapa item untuk menginputkan produk yang akan di jual.

(5)

663 | P a g e

Uji Kasus Keempat contoh Kasus : Reorder Menginputkan data Reorder

Langkah-langkah :

Masuk ke menu utama kemudian pilih data reorder kemudian pilih bebrapa item untuk melihat data barang yang masih ada dan yang akan habis

.

Gambar 7. Form Reorder KESIMPULAN

Setelah melakukan analisa dan pengembangan sistem, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Perancangan sistem ini dapat memperbaiki prosedur penggajian menjadi lebih efektif karena adanya penyederhanaan dari prosedur karyawan, seluruh bagian, personalia dan keuangan menjadi prosedur karyawan, personalia dan keuangan saja pada sistem yang diusulkan. Pada sistem yang lama karyawan yang datang, pulang, keluar, masuk, ijin maupun lembur dilakukan pencatatan secara manual diseluruh bagian, sedangkan pada sistem yang baru karyawan yang datang, pulang, keluar, masuk, ijin maupun lembur hanya akan memasukkan nomor induk pegawai (NIP) pada form yang tersedia, waktu kedatangan, kepulangan dan sebagainya akan langsung tercatat dan tersimpan dalam database secara otomatis. Pada saat penggajian pihak personalia dapat langsung mengetahui jumlah gaji para karyawan, yang kemudian diserahkan ke bagian keuangan. Dengan adanya sistem informasi yang terintegrasi akan mempermudah tugas manajemen personalia dalam menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

Daftar Pustaka

Abdul. Kadir, dan Triwahyuni CH Terra, 2003 Pengenalan Teknologi Informasi,Andi, Yogyakarta

Jogiyanto,2005 Analisa Dan Desain, Andi Yogyakarta

M Faisal,2008 Sistem Informasi Manajemen Jaringan, UIN Press, Malang

Uus.Rusmawan, 2009 Koleksi Program Vb 6.0

Konsep ADO, PT Elex Media

Gambar

Gambar 2. Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 3. Entity Relationship Diagram (ERD)  2.4 Conceptual Data Modelling (CDM)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, program Plangisasi telah terlaksana sesuai dengan rencana yang tertulis di dalam proposal program kerja KKN Alternatif IIB Kelurahan Susukan.. 70

Berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangn antara Pemerintah Pusat dan

Berdasarkan hasil penelitian usulan perencanaan jadwal dan rute pendistribusian bahan bakar minyak yang telah didapatkan dengan menggunakan algoritma Tabu Search,

Bagi saudara-saudari yang ingin menjadi anggota jemaat GPIB ‘GIBEON‟, dimohon dapat menghubungi Majelis Jemaat yang bertugas saat ini, seusai jam ibadah, atau pada

Hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 1 Teluk Belitung Kecamatan Merbau Kabupaten Meranti berkategorisedang dengan rata- rata 78.8 dari

Pendapat tersebut dimaksudkan bahwa organisasi sebagai komunitas yang punya kecenderungan untuk mengembangkan lingkungan baik eksternal maupun internal yang mendorong

Abdulhak (2000:8) bahwa “orang yang memiliki motivasi tinggi memperoleh hasil belajar yang jauh berbeda dengan orang yang tidak memiliki motivasi.” Jika seseorang

Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil dari peran guru BK dalam mencegah penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan layanan informasi dan layanan bimbingan kelompok di