ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI
“Studi Kasus pada Perusahaan yang Tercatat di BEI Tahun 2005 – 2009”SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh : Gilver Saully
052214103
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Waktu sedetik tidak bisa di ulang lagi, jadi manfaatkan waktu sedetik dengan semaksimal mungkin.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”
(Philippians 14:6)
Karya ini kupersembahkan kepada : Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan Anugrah dan kehidupan yang luar biasa.
vi
vii
Abstrak
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI “Studi Kasus pada Perusahaan yang Tercatat di BEI Tahun 2005 – 2009”
Gilver Saully
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan asuransi “studi kasus pada perusahaan yang tercatat di BEI 2005-2009”.
Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah dengan melakukan perhitungan rasio likuiditas meliputi current
ratio. Rasio profitabilitas meliputi rasio keuntungan bersih atas aktiva, return on
equity,price earning ratio, retrun on assets, operating profit margin, earning per
share. Rasio solvabilitas meliputi total debt to total assers. Rasio leverage
meliputi debt equity ratio. Dan rasio saham meliputi book value, price to book
value.
Hasil analisis rasio keuangan asuransi pada tahun 2005-2009 sebagai
berikut: rasio likuiditas, perusahaan belum mempunyai current ratio yang baik.
Rasio profitabilitas, perusahaan hanya memenuhi ROI, ROE dan ROA yang
dianggap baik, sedangkan PER dan EPS masih dibawah standar dari teori. Rasio
solvabilitas, pada rasio ini total debt to total assest keuangan perusahaan asuransi
dianggap baik karena lebih dari 50%. Rasio leverage, kinerja keuangan
perusahaan dianggap tidak baik karena DER yang dihitung lebih rendah dari
standar. Rasio saham, dilihat dari book value perusahaan memiliki kinerja
keuangan yang baik, sedangkan PBV masih dianggap rendah.
viii
ABSTRACT
PERFORMANCE ANALYSIS OF FINANCIAL INSURANCE COMPANY “Case Study on Companies Listed in Stock Exchange Year 2005 –2009”
Gilver Saully
Sanata Dharma University in Yogyakarta 2012
This study aims to analyze the financial performance of insurance
companies case studies on companies listed on the Stock Exchange 2005-2009.
Data were collected by documentation techniques. Data analysis technique
used is to perform the calculation of liquidity ratios include current ratio.
Profitability ratios include the ratio of net gain on assets, return on equity, price
earnings ratio, retrun on assets, operating profit margin, earnings per share.
Solvency ratio includes total debt to total assets. Rasio leverage include debt
equity ratio. And, the ratio of book value of shares included, price to book value.
The results of financial ratio analysis of insurance in the year 2005-2009
as follows: the ratio of liquidity, the company has not had a good current ratio.
The ratio of profitability, the company only meet ROI, ROE and ROA are
considered good, while the PER and EPS is still below the standard of theory.
Solvency ratio, the ratio is total debt to total financial assets of insurance
companies are considered good because more than 50%. Leverage ratio, the
company's financial performance is particularly bad because DER is calculated
lower than the standard. The ratio of the stock, judging from the book value of the
company has good financial performance, while PBV is still considered low.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya
dengan rahmat dan berkat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Asuransi”, penulis menemui banyak kesulitan, namun penulis
akhirnya menyadari bahwa tanpa bantuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan pernah selesai. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.,Akt. QIA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., Selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D., selaku Dosen
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
masukan, nasihat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, nasihat dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hyginus Suseno Triyanto Widodo M.S., selaku Dosen tamu, yang
telah meluangkan waktunya untuk menguji hasil dari skripsi penulis.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistimatika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Pengertian Laporan Keuangan ... 7
B. Tujuan Laporan Keuangan ... 8
C. Elemen Laporan Keuangan ... 9
D. Pemakaian dan kebutuhan Informasi ... 11
E. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 15
F. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ... 16
G. Pentingnya Analisis Keuangan ... 17
H. Prosedur Analisis Laporan Keuangan ... 18
I. Pengertian Kinerja Keuangan ... 19
J. Analasis Rasio Keuangan ... 21
K. Ringkasan Literatur Terdahulu ... 32
L. Kerangka Teoritis ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
C. Jenis Data : Data Sekunder ... 40
D. Objek Penelitian ... 40
E. Data yang Dicari ... 41
F. Variabel Penelitian ... 41
G. Tehnik Pengumpulan Data ... 42
H. Tehnik Analisis Data ... 42
xii
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 48
A. PT. Asuransi Bina Dana Arta ... 48
B. PT. Asuransi bintang Tbk ... 50
C. PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 51
D. PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ... 52
E. PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 53
F. PT. Lippo General Insurance Tbk ... 54
G. PT. Maskapai Reansuransi Indo ... 56
H. PT. Panin Insurance Tbk ... 57
I. PT. Panin Life Tbk ... 59
J. PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 60
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62
A. Rasio Likuiditas ... 62
1. Current Ratio ... 62
B. Rasio Profitabilitas ... 69
1. Return on Incestment ROI ... 69
2. Return on Equity ROE ... 78
3. Price Earning Ratio PER ... 86
4. Return On Assets ROA ... 93
5. Earning Per Share EPS ... 101
C. Rasio Solvabilitas ... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
V.1 Current Ratio PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 63
V.2 Current Ratio PT. Asuransi Bintang Tbk ... 63
V.3 Current Ratio PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 64
V.4 Current Ratio PT. Harta Aman Pratama Tbk ... 64
V.5 Current Ratio PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 65
V.6 Current Ratio PT. Lippo General Insurance Tbk ... 65
V.7 Current Ratio PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 66
V.8 Current Ratio PT. Panin Insurance Tbk ... 66
V.9 Current Ratio PT. Panin Life Tbk ... 67
V.10 Current Ratio PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 67
V.11 Ringkasan Perhitungan Current Ratio ... 68
V.12 ROI PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 70
V.13 ROI PT. Asuransi Bintang Tbk ... 70
V.14 ROI PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 71
V.15 ROI PT. Asuransi Harta Aman Tbk ... 72
V.16 ROI PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 72
V.17 ROI PT. Lippo General Insurance Tbk ... 73
V.18 ROI PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 73
V.19 ROI PT. Panin Insurance Tbk ... 74
V.20 ROI PT. Panin Life Tbk ... 75
V.21 ROI PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 75
V.22 Ringkasan Perhitungan ROI ... 76
V.23 ROE PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 78
V.24 ROE PT. Asuransi Bintang Tbk ... 79
V.25 ROE PT Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 79
V.26 ROE PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ... 80
V.27 ROE PT Asuransi Jasa Tania Tbk ... 80
V.28 ROE PT. Lippo General Insurance Tbk ... 81
V.29 ROE PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 81
V.30 ROE PT. Panin Insurance Tbk ... 82
V.31 ROE PT. Panin Life Tbk ... 83
V.32 ROE PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 83
V.33 Ringkasan Perhitungan ROE... 84
V.34 PER PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 86
V.35 PER PT. Asuransi Bintang Tbk ... 87
V.36 PER PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 88
V.37 PER PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ... 88
V.38 PER PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 89
V.39 PER PT. Lippo General Insurance Tbk ... 89
V.40 PER PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 90
V.41 PER PT. Panin Insurance Tbk ... 90
xiv
V.42 PER PT Panin Life Tbk ... 91
V.43 PER PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 91
V.44 Ringkasan Perhitungan PER ... 92
V.45 ROA PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 94
V.46 ROA PT. Asuransi Bintang Tbk ... 94
V.47 ROA PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 95
V.48 ROA PT. Asuransi Harta Aman Tbk ... 96
V.49 ROA PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 96
V.50 ROA PT. Lippo General Insurance Tbk ... 97
V.51 ROA PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 97
V.52 ROA PT. Panin Insurance Tbk ... 98
V.53 ROA PT. Panin Life Tbk ... 98
V.54 ROA PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 99
V.55 Ringkasan Perhitungan ROA ... 100
V.56 EPS PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 101
V.57 EPS PT. Asuransi Bintang Tbk ... 102
V.58 EPS PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 103
V.59 EPS PT. Asuransi Harta Aman Tbk ... 103
V.60 EPS PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 104
V.61 EPS PT. Lippo General Insurance Tbk ... 104
V.62 EPS PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 105
V.63 EPS PT. Panin Insurance Tbk ... 105
V.64 EPS PT. Panin Life Tbk ... 106
V.65 EPS PT Asuransi Ramayana Tbk ... 106
V.66 Ringkasan Perhitungan EPS ... 107
V.67 Total Debt To Total Assets PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk... 109
V.68 Total Debt To Total Assets PT. Asuransi Bintang Tbk ... 110
V.69 Total Debt To Total Assets PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 110
V.70 Total Debt To Total Assets PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 111 V.71 Total Debt To Total Assets PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 111
V.72 Total Debt To Total Assets PT. Lippo General Insurance Tbk ... 112
V.73 Total Debt To Total Assets PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk112 V.74 Total Debt To Total Assets PT. Panin Insurance Tbk ... 113
V.75 Total Debt To Total Assets PT. Panin Insurance Tbk ... 114
V.76 Total Debt To Total Assets PT. Asuransi Ramayana Tbk... 114
V.77 Ringkasan Perhitungan Total Debt To Total Assets ... 115
V.78 DER PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 117
V.79 DER PT. Bintang Tbk ... 118
V.80 DER PT. Dayin Mitra Tbk ... 118
V.81 DER PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ... 119
V.82 DER PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 119
V.83 DER PT. Lippo General Insurance Tbk ... 120
V.84 DER PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 121
V.85 DER PT. Panin Insurance Tbk ... 121
V.86 DER PT. Panin Life Tbk ... 122
V.87 DER PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 122
xv
V.88 Ringkasan perhitungan Rasio Leverage ... 123
V.89 Book Value PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 125
V.90 Book Value PT. Asuransi Bintang Tbk ... 125
V.91 Book Value PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 126
V.92 Book Value PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ... 126
V.93 Book Value PT. Asuransi Jasa Tania Tbk... 127
V.94 Book Value PT. Lippo General Insurance Tbk ... 127
V.95 Book Value PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 128
V.96 Book Value PT. Panin Insurance Tbk ... 128
V.97 Book Value PT. Panin Life Tbk ... 129
V.98 Book Value PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 130
V.99 Ringkasan Perhitungan Book Value ... 130
V.100 PBV PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk ... 132
V.101 PBV PT. Asuransi Bintang Tbk ... 132
V.102 PBV PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk ... 133
V.103 PBV PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ... 133
V.104 PBV PT. Asuransi Jasa Tania Tbk ... 134
V.105 PBV PT. Lippo General Insurance Tbk ... 134
V.106 PBV PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk ... 135
V.107 PBV PT. Panin Insurance Tbk ... 135
V.108 PBV PT. Panin Life Tbk ... 136
V.109 PBV PT. Asuransi Ramayana Tbk ... 136
V.110 Ringkasan perhitungan price to book value ... 137
V.111 Ringkasan Nilai Rerata Rasio Keuangan Perusahaan ... 138
xvi
Tabel Gambar
V.1 Grafik Current Ratio Perusahaan Asuransi ... 69
V.2 Grafik ROI Perusahaan Asuransi ... 77
V.3 Grafik ROE Perusahaan Asuransi ... 85
V.4 Grafik PER Perusahaan ... 93
V.5 Grafik ROA Perusahaan ... 100
V.6 Grafik EPS Perusahaan ... 108
V.7 Grafik Total Debt to Total Assets Perusahaan ... 116
V.8 Grafik DERPerusahaan ... 124
V.9 Grafik Nilai Buku Saham Perusahaan... 131
V.10 Grafik PBV Perusahaan ... 138
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan
pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Informasi mempunyai peran yang sangat besar dalam keputusan
investasi. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan perubahan modal dan Laporan aliran kas
dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi karena informasi ini
menunjukkan prestasi perusahaan pada periode tersebut (Erwin dan Evi, 2004).
Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal terhadap pasar
modal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam
keadaan seperti ini, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar
modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya
mencerminkan semua informasi sampai kepada calon pemodal dan dicerminkan
pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien (Umi
dan Shinta, 2006).
Dalam hal ini perusahaan asuransi yang tercatat di BEI, dengan melihat
kinerja keuangannya. Dengan menggunakan rasio keuangan yang bermanfaat
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan
membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan tersebut, yang
2
pada gilirannya dapat menunjukan kepada analisis resiko dan peluang bagi
perusahaan yang sedang ditelaah (Erwin dan Evi, 2004).
Dengan laporan keuangan investor akan memberikan penilai yang berbeda
terhadap nilai intrinsik suatu saham. Penilaian ini dipengaruhi oleh seberapa besar
tingkat optimisme investor terhadap perusahaan akan melahirkan dua pihak
(kelompok) yang mempunyai tujuan yang berbeda. Pihak pembeli saham
menghendaki kenaikan harga saham setelah dilakukan pembelian saham,
sedangkan pihak penjual menghendaki terjadinya penurunan harga saham setelah
dilakukan penjualan saham. Tujuan yang berbeda dari pihak penjual dan pembeli
saham inilah yang melatarbelakangi terjadinya perubahan harga saham (Umi dan
Shinta, 2006).
Penilaian terhadap harga saham dapat dilakukan dengan beberapa cara,
secara spesifik penilaian harga saham dapat dilakukan dengan menggunakan
model analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dirancang untuk memperlihatkan
hubungan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Ada beberapa model
analisis rasio keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu Rasio
Lancar (Current Ratio), Rasio Hutang atas Aktiva (Total Debt to Total Assets),
Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER),
Return on Asset (ROA), Rasio Utang atas Modal (Debt to Equity Ratio), Earning
Per Share (EPS), Nilai Buku Saham (Book Value), Price to Book Value.
3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor
ketika akan mengubah maupun membentuk portofolio investasi dan melakukan
transaksi. Sebelum membentuk protofolio, sebaiknya investor mempertimbangkan
rasio-rasio yang mempengaruhi perubahan harga saham. Disamping itu penelitian
ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh emiten dalam mengelola usahanya,
terutama untuk memperlihatkan rasio-rasio tersebut dengan benar, harga saham
perusahaan dapat menjadi optimal. Dengan demikian tujuan perusahaan
memaksimumkan nilai perusahaan dengan memaksimumkan harga saham dapat
tercapai.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja perusahaan asuransi yang go public di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2005 – 2009?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya menggunakan rasio keuangan sebagai instrumen
mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan tersebut
Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Hutang atas Aktiva (Total Debt to
Total Assets), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE),
Price Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), Rasio Utang atas
Modal (Debt to Equity Ratio), Earning Per Share (EPS), Nilai Buku
Saham (Book Value), Price to Book Value.
2. Penelitian ini dibatasi pada lima tahun yaitu 2005 – 2009.
4 D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan dapat memberi bukti empiris mengenai jawaban
atas ketiga pertanyaan di atas dan diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
para pemakai laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia, yaitu :
1. Memberikan informasi mengenai rasio keuangan sebagai alat prediksi
kegagalan suatu perusahaan, khususnya pada kondisi perekonomian
yang sedang dilanda krisis.
2. Memungkinkan para pemakai laporan keuangan perusahaan dapat
lebih berhati-hati dan lebih obyektif dalam menggunakan laporan
keuangan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
yaitu :
1. Bagi Badan Pengawasan Pasar Modal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi refrensi baru bagi
Bapepam yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal
yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal
dan masyarakat. 2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan, menambah
wacana sebagai dasar pembuatan penelitian yang mempunyai topik
yang sama dan menambah pengetahuan bagi para mahasiswa
khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
5
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai ilmu yang
efektif di dalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang
telah diterima selama di bangku kuliah kedalam praktek nyata,
khususnya bagaimana kinerja keuangan perusahaan asuransi.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi
alasan penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika laporan
penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, populasi,
sampel, lokasi, waktu, subjek objek, teknik, data yang
diperlukan, variabel, serta teknik yang akan digunakan
dalam analisis data.
6
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini membahas tentang gambaran umum perusahaan.
Bab V : Analisis Data
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan
pembahasannya.
Bab VI: Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran, dan
keterbatasan dari penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu
(Kasmir,2010:66).
Laporan keuangan yang pokok adalah neraca dan laporan rugi laba.
Umumnya kedua laporan keuangan tersebut disajikan setahun sekali,
meskipun sekarang terdapat kecenderungan untuk makin sering
penyajian per triwulan atau per semester, tergantung dari perusahaan
tersebut (Husnan,2000:36).
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva,
kewajiban, dan modal perusahaan (ekuitas). Artinya, dari suatu neraca
akan tergambar berapa jumah aktiva, kewajiban, dan modal suatu
perusahaan. Sedangkan laporan rugi laba, menunjukkan kondisi usaha
suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Artinya, laporan rugi laba
harus dibuat dalam suatu siklus operasi tertentu guna mengetahui jumlah
perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat
diketahui, perusahaan dalam keadaan rugi atau laba (Kasmir,2010:66).
8 2. Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut
(kasmir,2010:10-11):
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas),
dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.
c. Informasi kinerja perusahaan, terutama probabilitas diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan di masa yang akan datang, serta dapat memprediksikan
kapasitas perusahaan dalam beroprasi serta untuk merumuskan
efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Laporan keuangan yang disusun untuk memenuhi tujuan tersebut
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Meskipun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin dibutuhkan pemakaian dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi mereka. Laporan keuangan juga menggambarkan
penanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
padanya.
9 3. Elemen Laporan Keuangan
Elemen laporan keuangan harus didefinisikan dengan jelas agar
dapat ditentukan dengan tegas kemanakah suatu objek transaksi
dimasukkan dalam laporan, berikut elemen-elemen tersebut
(Suwardjono,2003:70-74):
a. Aset adalah kekayaan atau sumber ekonomi yang dikuasai
perusahaan dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuannya (laba).
Untuk dapat disebut sebagai aktiva, suatu objek atau pos harus
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Mempunyai manfaat ekonomi yang cukup pasti di masa
datang.
2. Dikuasai oleh perusahaan.
3. Timbul karena transaksi masa lalu.
b. Kewajiban merupakan suatu jumlah uang yang harus diserahkan
kepada pihak lain menggunakan kekayaan perusahaan.
Disebut sebagai kewajiban, ketika mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Menjadi pengorbanan sumber ekonomi yang cukup pasti di
masa datang.
2. Menjadi kewajiban saat ini untuk menyerahkan kas, barang
atau jasa di masa datang.
3. Terjadi karena transaksi masa lalu.
10
c. Ekuitas merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban. Dari
sudut pandang pemilik, ekuitas merupakan hak residual pemilik
setelah semua aset dikurangi dengan kewajiban perusahaan. Jika
dari sudut pandang kreditor, ekuitas adalah modal (modal pasif)
sebenarnya dapat diartikan utang kepada pemilik.
d. Investasi dari pemilik atau setoran adalah kenaikkan ekuitas
pemilik karena pemilik menanamkan atau menyetorkan kekayaan
pribadi ke dalam perusahaan.
e. Distribusi ke pemilik adalah akibat transfer aset atau penyerahan
jasa oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Pendapatan adalah aliran dana ke dalam perusahaan karena
perusahaan menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
melakukan kegiatan utama perusahaan secara terus-menerus.
g. Biaya adalah aliran keluar sumber daya atau aset yang melekat
pada produk atau jasa yang diserahkan perusahaan kepada
konsumen dalam rangka menimbulkan pendapatan.
h. Untung merupakan kenaikan aset tetapi bukan kenaikan yang
disebabkan operasi perusahaan utama. Kenaikan aset ini
disebabkan oleh transaksi yang bersifat insidental.
i. Rugi merupakan penurunan aset akibat transaksi yang periferal
atau bersifat insidental.
j. Laba adalah selisih bersih antara pendapatan ditambah untung dan
biaya ditambah rugi.
11 4. Pemakaian dan kebutuhan informasi
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan
maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik
perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,
bankers, para investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut
berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya.
a. Manajer Keuangan
“Uang” atau “dana” bagi perusahaan ibarat “darah” bagi tubuh
manusia. Manusia tanpa darah akan mati, perusahaan tanpa uang
(dana) juga akan mati. Oleh karena itu sangatlah penting
pengelolaan uang (dana) secara tepat dan baik. Dalam perusahaan
yang melakukan pengelolaan dana adalah seorang manajer
keuangan. Untuk itu perlulah kita mengetahui tugas dan fungsi
seorang manajer keuangan (Dermawan,2009:1).
b. Pemilik Perusahaan
Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaannya, karena dengan laporan keuangan
tersebut pemilik perusahaan akan menilai sukses tidaknya
manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan
manajer biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh
perusahaan.
12
c. Para Investor dan Calon Investor
Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu
perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk
memperluas usaha atau kapasitas usahanya di samping
memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank dapat
pula diperoleh dari para investor melalui penjualan saham. Dalam
memilih sumber dana pihak perusahaan memiliki berbagai
pertimbangan tentunya seperti faktor bunga dan jumlah angsuran
ke depan. Namun, di sisi lain, perusahaan juga ingin memberikan
peluang kepemilikan kepada masyarakat atau pihak lainnya.
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu
usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu
mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar
pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang di
sajikan perusahaan yang akan ditanamkannya. Dalam hal ini
investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang
akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang
akan diperoleh (deviden) serta perkembangan nilai saham ke
depan. Setelah itu, barulah investor dapat mengambil keputusan
untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak
(Kasmir,2008:22-23).
13
d. Para Kreditur dan Bankers
Kreditur adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya
pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
Kepentingan pihak kreditur terhadap laporan keuangan
perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman
yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditur, prinsip
kehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada
berbagai perusahaan sangat diperlukan. Kepentingan pihak
kreditor antara lain sebagai berikut (kasmir,2010:21-22):
1. Pihak kreditur tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami
kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut
(macet). Oleh karena itu, pihak kreditur sebelumnya
mengucurkan kreditnya, terlebih dahulu melihat kemampuan
perusahaan untuk membayarnya. Salah satu ukuran
kemampuan perusahaaan dapat dilihat dari laporan keuangan
yang telah dibuat.
2. Pihak kreditur juga perlu memantau terhadap kredit yang
sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan
membayar kewajibannya. Oleh karena itu, kelayakan usaha
yang akan dibiayai dan besarnya jumlah pinjaman yang
disetujui akan tergambar dari laporan keuangan yang dibuat.
3. Pihak kreditur juga tidak ingin kredit atau pinjaman yang
diberikan justru menjadi beban nasabah dalam
14
pengembaliannya apabila ternyata kemampuan perusahaan
diluar dari yang diperkirakan (Kasmir,2008:21-22).
e. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan
yang dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui departemen
keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun
dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik. Arti
penting laporan keuangan bagi pihak pemerintah adalah :
1. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan
seluruh keuangan perusahaan sesungguhnya.
2. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara
dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini
terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara
secara jujur dan adil (Kasmir, 2008: 22).
Dengan demikian maka jelaslah bahwa mengadakan analisis
laporan keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat
penting artinya bagi pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan yang bersangkutan meskipun kepentingan mereka
masing-masing adalah berbeda. Hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
15 B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan,
serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penelitian yang benar,
akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah
harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam
neraca yang dimiliki. Kemudian, juga akan diketahui jumlah
pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama
periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil
usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari
laporan laba-rugi yang disajikan.
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat
dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis
laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajeman, tujuan utama
analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan,
setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan
terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah
direncanakan sebelumnya atau tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi
tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan
mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau
16
menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki
perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan
ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja
manajemen ini.
Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan
mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil
keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan.
Perencanaan ke depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada,
mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan
dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah
diperolehnya selama ini.
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat. Dengan
menggunakan metode dan tehnik analisis yang tepat sehingga hasil
yang diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukan
angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang
hendak dicapai. Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang
sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti,
mendalam, dan jujur (Kasmir,2008:66-67).
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan
adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa
17
tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah
(Kasmir,2010:92):
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil
usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2) Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
3) Untuk mengetahui kekuatan perusahaan.
4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan keuangan
perusahaan saat ini.
5) Untuk melakukan penilaian atau tidak karena sudah dianggap
berhasil atau gagal.
6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan
sejenis tentang hasil yang mereka capai.
3. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu sumber
informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi. Tetapi keuangan bukanlah
segala-galanya, karena laporan keuangan memiliki keterbatasan.
Analisis laporan keuangan digunakan untuk mengambil
keputusan investasi dalam suatu sistem pasar modal. Dirancang untuk
untuk mereka yang memahami pelaporan keuangan. Dengan
18
menganalisis laporan keuangan, kita dapat mempelajari bagaimana
memanfaatkan, menganalisis, dan menginterpretasi data yang termuat
dalam laporan keuangan untuk menunjang keputusan investasi dalam
surat-surat berharga yang diterbitkan suatu perusahaan (saham,
obligasi, opsi, dan sebagainya). Selain itu, juga dapat mengetahui
teknik-teknik untuk mengukur kinerja perusahaan atau
pertanggungjawabannya (Suwardjono,2003:40).
4. Prosedur Analisis laporan Keuangan
Berbagai langkah harus ditempuh dalam menganalisis laporan
keuangan. Adapun langkah yang harus ditempuh adalah sebagai
berikut (Prastowo,1995:32):
1) Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang
dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang di
terjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan
diterapkan oleh perusahaan tersebut. Memahami latar belakang
data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah
yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan
perusahaan tersebut.
2) Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi tentang
kecenderungan trend industri dimana perusahaan beroperasi,
19
perubahan teknologi, perubahaan selera konsumen, perubahan
faktor-faktor ekonomi seperti perubahan yang terjadi didalam
perusahaan itu sendiri.
3) Mempelajari dan me-review laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan,
perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan secara
menyeluruh. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa
laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan
yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
4) Menganalisis laporan keuangan
Setelah memahami profil perusahaan dan me-review laporan
keuangan maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik
analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan
menginterpretasikan hasil analisis tersebut.
5. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja mengandung pengertian kemampuan kerja untuk
menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif. Dalam suatu
usaha bisnis, tinggi rendahnya kinerja biasanya diukur dalam bentuk
laba atau rugi yang dihasilkan.
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (IAI,1999:4). Informasi kinerja perusahaan, terutama
20
profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber
daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi
tentang kinerja keuangan perusahaan sangat bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dan menghasilkan arus kas dari
sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna
dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya.
Sedangkan kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai
oleh sebuah perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu (misal 5
tahun) yang dapat mencerminkan tingkat kesehatan keuangan
perusahaan. Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan
kemampuan untuk melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi
masa yang akan datang. Disamping itu, manajemen harus memiliki
kemampuan menggerakkan kredibilitas sumber daya manusia yang
ada agar dapat bekerja secara efisien dan efektif. Motivasi yang kuat
akan menghasilkan kemampuan kerja secara optimal.
Kemampuan manajemen menggerakkan dan memanfaatkan
seluruh sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan
keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan
keuangan tersebut, dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan
sehubungan dengan peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
21 6. Analisis Rasio keuangan
Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling
banyak digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Dalam
hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan,
analisis rasio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang
telah diambil perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas
usahanya. Analisis rasio keuangan perusahaan digunakan untuk
menilai kondisi dan prestasi keuangan suatu perusahaan. Rasio
keuangan dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi prestasi
perusahaan.
Beberapa penggunaan rasio keuangan antara lain dipakai untuk
(Raharjo,1993:57):
1) Membandingkan perusahaan-perusahan dalam industri yang
sama. Rasio dapat menunjukkan faktor-faktor yang berkaitan
dengan keberhasilan dan kegagalan perusahaan dan dapat
menunjukkan mana perusahaan yang lemah dan yang kuat.
2) Membandingkan industri-industri yang berbeda. Setiap industri
mempunyai sifat operasi dan keuangan yang khas. Kekhasan
tersebut dapat diidentifikasikan dengan bantuan rasio.
3) Membandingkan prestasi perusahaan dalam periode waktu yang
berbeda. Setelah melewati suatu periode suatu perusahaan akan
membuat norma-norma tertentu yang menunjukkan keberhasilan
atau kegagalan di masa mendatang.
22
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dana potensi
atau kemajuan-kemajuan perusahaan langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah menghitung rasio keuangan perusahaan.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari kas,
surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan utang lancar
terdiri dari utang dagang, utang wesel jangka pendek, utang wesel
jangka panjang, yang jatuh tempo tahun ini, utang pajak dan
utang lainya (terutama utang gaji dan upah) (Kasmir,2008)
Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum untuk
mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancarnya (utang lancarnya), karena rasio tersebut
menunjukkan seberapa jauh tagihan para kreditor jangka pendek
bisa ditutup oleh aktiva yang bisa berubah menjadi kas dalam
jangka waktu yang sama dengan tagihan tersebut.
Current Ratio
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dan aktiva lancar yang paling likuid,
tidak memperhitungkan persediaan karena perusahaan
23
memerlukan waktu yang lebih lama untuk di realisir sebagai kas,
walaupun mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang.
Quick Ratio =
c. Rasio Hutang Atas Aktiva (total debt to total assets)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva.
Rasio hutang atas aktiva
=
Semakin tinggi rasio hutang atas aktiva maka semakin besar
resiko yang dihadapi dan semakin besar jumlah modal pinjaman
yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar jumlah
hutang dari suatu perusahaan (Kasmir,2008:156).
d. Profit Margin (Profit Margin on Sales)
Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara
mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal
dengan nama profit margin.
24
Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai
berikut:
1) Untuk margin laba kotor dengan rumus:
Profit margin =
2) Untuk margin laba bersih dengan rumus:
Net Profit Margin =
e. Rasio Keuntungan Bersih Atas Aktiva
Rasio Bersih Atas Aktiva (net profit to total assests atau ROI = rate of return on investment) adalah perbandingan antara
keuntungan bersih perusahaan dengan seluruh aktiva perusahaan.
ROI adalah salah satu bentuk dari Rasio Probabilitas yang
dimaksud untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
seluruh dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Rasio keuntungan bersih atas aktiva =
f. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumusnya adalah:
25 Return on Equity =
g. Price Earning Ratio (PER)
PER tergolong dalam rasio penilaian (valuation ratio) yang
merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh
karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh dari
rasio resiko dengan rasio pengembalian.
Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer
dipakai di kalangan analisis saham dan praktisi. PER
menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham
terhadap earning perusahaan (Tandelilin,2001:191). Rasio ini
juga disebut rasio harga atau laba yang merupakan rasio harga per
saham terhadap laba per saham. Rasio ini menunjukkan berapa
rupiah atau dolar (atau satuan moneter lainnya) yang harus
dibayar investor untuk setiap Rp. 1,00,- atau $1 laba periode
berjalan.
Model PER tampaknya lebih mudah dipergunakan daripada
model dasar atas deviden. Kesederhanaan model tersebut dapat
menyebabkan para analisis melupakan bahwa estimasi masa
depan yang tidak pasti diperlukan untuk menggunakan model ini.
Dengan kata lain, setiap pendekatan dan model evaluasi
memerlukan penaksiran terhadap masa depan yang tidak pasti.
Dilihat dari sisi teori ekonomi, secara konseptual basis model
PER memang tidak sekuat model berdasarkan dividen, meskipun
26
demikian, dengan menggunakan asumsi tertentu, model PER
masih dapat dianggap konsisten dengan analisis present value
karena model tersebut juga berkaitan dengan taksiran atas nilai
intrinsik suatu saham.
=
h. Return on Assets (ROA)
Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh
mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan
mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang
disyaratkan investor (Tandelilin,2001:240).
ROA tergolong dalam rasio profitabilitas yang merupakan hasil
akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio ini
adalah tingkat pengembalian atas total aktiva, yang dihitung
dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
ROA digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang
dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
ROA mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya. ROA menggambarkan
sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba (Tandelilin 2001:240).
27 ROA =
i. Net Profit Margin (NPM)
NPM tergolong dalam rasio profitabilitas yang merupakan hasil
akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio ini
adalah margin laba atas penjualan, yang dihitung dengan
membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio
ini dihitung untuk mengetahui laba yang dihasilkan untuk setiap
rupiah (atau satuan moneter lain) penjualan.
NPM =
j. Debt Equity Ratio (DER)
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total hutang
dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber
pendanaan perusahaan. DER menunjukkan struktur permodalan
suatu perusahaan. Semakin besar DER menunjukkan struktur
permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang
relatif terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan
resiko perusahaan yang relatif tinggi (Rosyadi,2002). Secara
logika, para pemodal tidak ingin membeli saham suatu
perusahaan yang memiliki resiko tinggi.
DER =
28 k. Rasio utang atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini sering disebut dengan istilah rasio leverage,
menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan,
dengan demikian dapat dilihat struktur resiko tidak tertagih
hutang. Semakin kecil angka rasio ini semakin baik.
Debt to Equity =
l. Operating Profit Margin
Rasio ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan
terhadap laba operasi. Rasio ini semkain besar semakin baik.
OPM =
m. Earning Per Share (EPS)
Rasio ini menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan
perusahaan untuk tiap saham yang diterbitkan.
EPS =
n. Nilai Buku Saham (Book Value)
Menggambarkan perbandingan total dana pemegang saham
terhadap jumlah saham (IDX,2008).
BV =
29 o. Price to Book Value
Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku
saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar
percaya akan prospek perusahaan(IDX,2008).
PBV =
C.
Review Penelitian Terdahulu1. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Wahyono 2000
Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan
dan investasi yang cukup besar. Dengan demikian peranan lembaga
sangat penting dan strategi agar peran serta masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya
kemandirian negara akan lebih terwujut. Asuransi memiliki fungsi
yaitu menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan kepada
masyarakat. Badan usahaa ini berfungsi sebagai penghimpun dana
masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat
bisnis sebagai badan usaha. Variabel pengukuran kinerja asuransi
yang digunakan adalah rentabilitas ekonomi, net profit margin, debt
ratio, struktur modal, laba perlembar saham, dan equity per share.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan bank dan asuransi
yang terdaftar di BEI. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu.
Dari kriteria tersebut diambil 10 perusahaan asuransi. Langkah
30
pengujian dan pembuktian secara statistik terhadap hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara: a) menyusun fomulasi Hipotesis
Nihil (Ho) dan hipotesis Alternatif (Ha) untuk setiap variabel, b)
menentukan kriteria pengujian, c) melakukan t-test, d) mengambil
kesimpulan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Supardi tahun 1996
Dalam rangka penyediaan dana investasi ang cukup besar, maka
keberadaan dan peranan “pasar modal” di Indonesia menjadi alternatif
penting. Sampai saaat ini pasar modal di Indonesia telah berkembang
dengan cukup pesat. Secara kelembagaan terlihat infrastruktur pasar
modal dapat dikatakan telah sempurna mengingat telah terbentuk
berbagai lembaga kelengkapan pasar. Lembaga keuangan adalah
semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan
menarik uang dari dan menyalurkan ke masyarakat (UU Perbankan,
1992). Sementara itu lembaga keuangan bukan bank sebagai salah
satu sisi lembaga keuangan disamping lembaga perbankan dan
asuransi telah memiliki peranan sebagai lembaga penyediaan
pembiayaan dan investasi dalam pembangunan nasional. Lembaga
keuangan bukan bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, yang secara langsung dan tidak langsung
menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas surat
berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat, terutama guna
membiayai investasi perusahaan-perusahaan (Thomas Suyanto, 1988,
31
hal 11). Dari sisi tugas dan fungsi yang dijalankan baik lembaga
keuangan jenis bank maupun lembaga keuangan bukan bank dapat
diuraikan bahwa kedua-duanya merupakan lembaga-lembaga
keuangan berfungsi sebagai perantara antara pihak yang surplus dana
dengan pihak yang defisit dana.
Dalam penelitian ini rumusan masalah penelitian adalah bagaimana
keadaan kinerja perusahaan bank dan lembaga keuangan bukan bank
yang go public di BEI tahun 1993 dan 1994, apakah ada perbedaan
yang berarti antara kinerja perusahaan bank dan lembaga keuangan
bukan bank tahun 1993 dan 1994. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mengukur dan mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan
bank dan LKBB, (2) mengetahui dan menguji tingkat perbedaan
kinerja perusahaan bank dan LKBB.
32 Ringkasan Literatur Terdahulu
No Judul
Penelitian
Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 ”Kemampuan Prediksi Rasio
Keuangan Terhadap Harga Saham: Suatu Studi Empiris Menurut Sudut Pandang Investor”, oleh Erwin
go public yang terdaftar di BEI pada periode regresi parsial (uji t) untuk periode sebelum krisis, Ho berhasil ditolak pada variabel rasio pengembalian atas Ekuitas (ROE), deviden per saham, hasil deviden dan Rasio harga terhadap laba, ini berarti rasio-rasio di atas secara individu mempunyai pengaruh dengan harga saham satu tahun kedepan pada periode selama krisis moneter, hasil uji t dapat diketahui bahwa tidak ada variabel yang Ho berhasil ditolak, ini berarti
33
tidak ada rasio keuangan yang berpengaruh secara nyata dengan harga saham satu tahun ke depan pada periode selama krisis moneter. 2. Berdasarkan pengujian regresi secara serentak (uji F) Ho berhasil ditolak pada periode harga saham satu tahun ke depan. 3. Berdasarkan hasil analisis uji Chow diketahui F hitung > dari F tabel, ini berarti terdapat perbedaan pengaruh yang significant
pada periode sebelum krisis moneter. Ternyata jika dilihat dari hasil analisis uji Chow ini menunjukkan bahwa
terjadinya krisis moneter dapat
34
mempengaruhi kemampuan prediksi rasio keuangan terhadap harga saham satu tahun ke depan.
2 “ Studi Tentang Rasio Keuangan
Sebagai Alat Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Publik Di Indonesia Pada Masa Krisis Ekonomi”, oleh Surifah,tahun 2002.
35
3 ” Pengaruh Price Earning Ratio
(PER) Terhadap Faktor Fundamental Perusahaan (Dividend Payout Ratio,
Earnings Per Share, dan Risiko) Pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia” payout ratio, growth, dan standar deviasi. Penelitian ini menggunakan 60 sampel. Pemilihan sampel didasarkan
purposive sampling. Data yang digunakan yaitu data archival.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 10, No. 1, Maret 2003, Hal 51-66.
Dividend Payout Ratio
(DPR), yakni
perbandingan besarnya dividen yang dibagi untuk setiap lembar saham (DPS) ,
merupakan rasio yang mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham, yang diperoleh dari pembagian laba bersih dengan jumlah saham; Growth, atau laju pertumbuhan diperkirakan dengan melihat rata-rata geometrik laju pertumbuhan EPS;
Standart Deviation, merupakan indikator risiko investasi diperoleh dari datahistoris EPS.
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu regresi berganda.
37
4 ”Rasio Keuangan Yang Paling Baik
Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DI BEI”, oleh Meythi, tahun 2005.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XI No.2, September 2005.
current ratio, quick ratio, debt ratio, equity to total asset, equity to total liabilities, equity to fixed asset, profit margin, return on asset, return on equity, inventory turnover, total asset trunover, profit growth menunjukkan bahwa
return on asset yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor basic and chemical unutk periode 2000-2003.
5 ” Preferensi Investor Terhadap
38
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 2, Mei 2003.
3) Strategi investasi modal. mendukung pada hipotesis H2.
39 D. Kerangka Teoritis
Kinerja Perusahaan Asuransi
Rasio Saham Rasio Laverage Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Rasio Likuiditas
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian
tentang objek tertentu pada suatu perusahaan, terhadap data perusahaan yang
dibutuhkan. Kesimpulan yang ditarik dari analisis ini hanya berlaku bagi
perusahaan yang bersangkutan. Studi kasus ini dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian untuk memperoleh data pada perusahaan asuransi
yang tercatat di BEI tahun 2005-2009.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di pojok BEI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2011.
C. Jenis Data : data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk
kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk beberapa tujuan
lain, misalnya riset. Data sekunder diambil dari ICMD atau BPS.
D. Obyek Penelitian
Obyek yang akan diteliti adalah rasio-rasio keuangan perusahaan yang
didasarkan pada laporan keuangan yang terdiri dari:
1. Laporan neraca perusahaan per 31 Desember 2005 sampai 31 Desember
2009
41
2. Laporan rugi laba perusahaan untuk periode yang berakhir 31
Desember 2005 sampai 31 Desember 2009
E. Data yang Dicari
1. Gambaran umum perusahaan, meliputi: sejarah perusahaan dan
manajemen perusahaan.
2. Data yang terdapat dalam neraca, yaitu: aktiva lancar, kas, surat
berharga, persediaan piutang, jumlah aktiva, hutang lancar, dan modal
sendiri.
3. Data yang terdapat dalam laporan rugi laba, yaitu: keuntungan sebelum
biaya bunga dan pajak (EBIT), laba bersih, laba usaha.
F. Variabel Penelitian
Untuk mengetahui tingkat kinerja perusahaan tersebut digunakan alat
analisis untuk mengukurnya antara lain:
a) Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Current Ratio).
b) Rasio Profitabilitas
Rasio Keuntungan Bersih Atas Aktiva, Return on Equity (ROE),
Price Earning Ratio (PER), Return on Assets (ROA), Earning Per
Share (EPS)
c) Ratio Solvabilitas
Rasio Hutang Atas Aktiva (total debt to total assets).
d) Rasio Leverage
Debt Equity Ratio (DER)
42
e) Rasio Saham
Nilai Buku Saham (book Value), Price to book Value
G. Tehnik Pengumpulan Data
Dokumentasi; pengumpulan data-data keuangan diambil dari BEI USD
yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu data laporan keuangan dari
masing-masing perusahaan.
Data diperoleh dengan cara membeli data per perusahaan per tahun,
sebesar Rp 2.000,00.
H. Tehnik Analisis Data
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat dilakukan
dengan menganalisis rasio keuangan, yang meliputi beberapa rasio:
1. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari kas, surat-surat
berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan utang lancar terdiri dari
utang dagang, utang wesel jangka pendek, utang wesel jangka panjang,
yang jatuh tempo tahun ini, utang pajak dan utang lainya (terutama
utang gaji dan upah).
Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum untuk mengukur
kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya
(utang lancarnya), karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh
tagihan para kreditor jangka pendek bisa ditutup oleh aktiva yang bisa
43
berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang sama dengan tagihan
tersebut.
Current Ratio
2. Rasio Profitabilitas
a) Rasio Keuntungan Bersih Atas Aktiva
Rasio Bersih Atas Aktiva (net profit to total assests atau ROI =rate of return on investment) adalah perbandingan antara keuntungan bersih
perusahaan dengan seluruh aktiva perusahaan. ROI adalah salah satu
bentuk dari Rasio Probabilitas yang dimaksud untuk mengukur
kemampuan perusahaan dengan seluruh dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan.
Rasio keuntungan bersih atas aktiva =
b) Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio
ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin
kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumusnya adalah:
Return on Equity =
44
c) Price Earning Ratio (PER)
PER tergolong dalam rasio penilaian (valuation ratio) yang merupakan
ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio
tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh dari rasio resiko dengan
rasio pengembalian.
Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai di
kalangan analisis saham dan praktisi. PER menggambarkan rasio atau
perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan
(Tandelilin,2001:191). Rasio ini juga disebut rasio harga atau laba yang
merupakan rasio harga per saham terhadap laba per saham. Rasio ini
menunjukkan berapa rupiah atau dolar (atau satuan moneter lainnya)
yang harus dibayar investor untuk setiap Rp. 1,00,- atau $1 laba periode
berjalan.
Model PER tampaknya lebih mudah dipergunakan daripada model
dasar atas deviden. Kesederhanaan model tersebut dapat menyebabkan
para analisis melupakan bahwa estimasi masa depan yang tidak pasti
diperlukan untuk menggunakan model ini. Dengan kata lain, setiap
pendekatan dan model evaluasi memerlukan penaksiran terhadap masa
depan yang tidak pasti.
Dilihat dari sisi teori ekonomi, secara konseptual basis model PER
memang tidak sekuat model berdasarkan dividen, meskipun demikian,
dengan menggunakan asumsi tertentu, model PER masih dapat
45
dianggap konsisten dengan analisis present value karena model tersebut
juga berkaitan dengan taksiran atas nilai intrinsik suatu saham.
=
d) Return on Assets (ROA)
Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai
prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting
diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan
dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return
yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor
(Tandelilin,2001:240).
ROA tergolong dalam rasio profitabilitas yang merupakan hasil akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio ini adalah tingkat
pengembalian atas total aktiva, yang dihitung dengan membagi laba
bersih setelah pajak dengan total aktiva.
ROA digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat
diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. ROA
mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
sumber dayanya. ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan
aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba
(Tandelilin,2001:240).
ROA =