• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 15018436494 BAB IV ANALISIS SOSIAL EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 15018436494 BAB IV ANALISIS SOSIAL EKONOMI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 ANALISIS SOSIAL

4.1.1 Komponen Sosial Ekonomi

Program investasi bidang Cipta Karya yang merupakan investasi dalam bentuk pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek/komponen sosial ekonomi. Dalam tahap pembangunan (investasi) kemampuan pembiayaan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan aspek ini. Karena itu investasi yang dilakukan harus memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan potensi sumber-sumber pembiayaan lainnya seperti APBD Provinsi, APBN, swasta dan masyarakat.

Investasi yang dilakukan tidak boleh menyebabkan beban yang tidak proporsional terhadap keuangan daerah. Begitu pula halnya dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat, dimana investasi infrastruktur tidak boleh membebani sosial ekonomi masyarakat. Bahkan seharusnya harus memberikan dampak positif terhadap sosial ekonomi masyarakat, baik dalam tahap pembangunan (konstruksi) maupun pasca konstruksi (operasional)

4.1.2 Komponen Sosial Budaya

Komponen sosial budaya yang harus menjadi perhatian dalam melaksanakan program investasi bidang Cipta Karya adalah struktur sosial budaya lokal, dimana nilai-nilai positif yang berkembang di masyarakat harus ditempatkan sebagai bagian dari potensi dalam mendukung pelaksanaan program. Keterlibatan masyarkat secara partisipatif dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan program merupakan modal dasar dalam pembangunan. Hal ini juga

(2)

menjadikan pembangunan sebagai bagian dari hasil peran serta masyarakat yang akan memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap sosial budaya mesyarakat.

4.2 ANALISIS LINGKUNGAN

4.2.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPI2JM yang telah disusun oleh pemerintah Kabupaten Sijunjungmaka dilakukan penapisan untuk masing-masing sektor dengan mempertimbangkan isu pokok:

a) Perubahan iklim,

b) Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,

c) Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

d) Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, e) Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

f) Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,

g) Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tabel:4.1. Kreteria Penapisan Usulan Program / Kegiatan Bidang Cipta Karya Di Kabupaten Sijunjung

No Kreteria Uraian PertimbanganPenilaianKesimpulan (Signifikan/ Tidak Signifikan)

1. Perubahan Iklim

-Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi

unit air baku akan

menyebabkan terjadinya

pengerukan serta

Pengaruh yang ditimbulkan

(3)

No Kreteria Uraian PertimbanganPenilaianKesimpulan (Signifikan/

4. Penurunan mutu dan

kelimpahan sumber

daya alam

-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan

Penurunan mutu dan

kelimpahan sumber daya alam.

5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau

Komunal dan IPLT akan merubah beberapa bagian

Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan

Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

(4)

 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis

Dampak Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana

Pengelolaan Lingkungan – RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan – RPL);

 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL); atau Standar Operasi Baku - SOP;

 Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek;

3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi AMDAL;

4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :

 Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;

 Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes;

 Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan

Berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang

menggunakan, menghasilkan, menyimpan, atau mengangkut

bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;

 Pestisida, herbisida, dan insektisida.

 RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan

pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;

(5)

RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun;

 Kekayaan budaya.

RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual; dan

 Penebangan kayu.

RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu.

4.2.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni pentapisan awal subproyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan

safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, dan RKL/RPL), pelaksanaan, dan pemantauan pelaksanaan.

Tabel 4.2 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

A

Subproyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan

keragaman dampak yang

ditimbulkan, upaya pemulihan

kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL *)

B Subproyek dengan ukuran dan

(6)

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

dampak lingkungan akan tetapi upaya

pemulihannya sangat mungkin

dilakukan

C

Subproyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah, dan air.

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

Catatan :

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan

RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan

UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

 Pembiayaan

Dalam pembiayaan penilaian lingkungan berupa AMDAL, UKL/UPL dan RPL pada proyek/kegiatan Infrasruktur di kabupaten Sijunjung, dibebankan kepada pemrakarsa baik pemrakarsa dari unsur swasta maupun pemrakarsa dari unsur pemerintahan sendiri.

Besaran Pembiayaan tergantung kepada jenis kegiatan dan dampak yang akan ditimbulkan meliputi dampak Biotik dan Abiotik. Dokumen penilaian lingkungan berupa Amdal, UKL/UPL dinilai kelayakannya oleh Komisi Penilai dibawah koordinasi Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sijunjung

Pelaksana pengelolaan kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM Kabupaten Sijunjung. Pemrakarsa kegiatan bertanggung jawab untuk melaksanakan :

(7)

2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL atau RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya mencakup : ringkasan tujuan kegiatan, rincian kegiatan, dan gambaran menyeluruh potensi dampaknya. Hasil konsulatasi dalam forum stakeholder

tersebut harus dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan subproyek;

3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya ke Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, Bupati Sijunjung.

4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan

5. Penanganan keluhan publik secara transparan. Perlu dikembangkan prosedur penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus dijawab sebelum tahap pelelangan kegiatan dimulai. Keluhan yang diajukan sebelum konstruksi, selama konstruksi dan/atau operasi kegiatan perlu diselesaikan secara musyawarah antara pemrakarsa kegiatan dengan pihak-pihak yang mengajukan keluhan.

Bappedalda Atau Dinas/Instansi Terkait:

1. Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003, Bappedalda atau dinas/instansi yang berkecimpung dalam masalah lingkungan hidup, bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

2. Dalam pelaksanaan RPIJM, Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu juga bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan terhadap lingkungan secara umum;

(8)

4. Mulai tahun 2013 Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sijunjung akan berubah menjadi Badan Lingkungan Hidup

Komisi AMDAL adalah badan yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan :

1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL yang

dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Bupati yang bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL Tingkat I yang bekedudukan di Propinsi.

Rencana Program yang telah dilengkapi denganSafeguardadalah Rencana peningkatan TPA Muaro Batuk. Kegiatan yang dilakukan adalah UKL/UPL. Dalam kegiatan ini upaya-upaya yang harus dilakukan antara lain :

 Pengelolaan dan pemantauan pada tahap Prakonstruksi.

 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap konstruksi.

 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap operasional.

 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap pasca operasional

 Prinsip Dasar Safeguard

Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

5. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dalam sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :

 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis

Dampak Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana

Pengelolaan Lingkungan – RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan – RPL);

 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL); atau Standar Operasi Baku - SOP;

(9)

6. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek;

7. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi AMDAL;

8. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :

 Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;

 Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes;

 Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan

Berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang

menggunakan, menghasilkan, menyimpan, atau mengangkut

bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;

 Pestisida, herbisida, dan insektisida.

 RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan

pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;

 Pembangunan bendungan.

RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang sedang dibangun;

 Kekayaan budaya.

(10)

benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual; dan

 Penebangan kayu.

RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan penebangan kayu.

 Kerangka Safeguard

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni pentapisan awal subproyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan

safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, dan RKL/RPL), pelaksanaan, dan pemantauan pelaksanaan.

Tabel 4.1 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

A

Subproyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan

keragaman dampak yang

ditimbulkan, upaya pemulihan

kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL *)

B

Subproyek dengan ukuran dan

volume kecil, mengakibatkan

dampak lingkungan akan tetapi upaya

pemulihannya sangat mungkin

dilakukan

UKL/UPL

C

Subproyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah, dan air.

Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/UPL

(11)

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan

RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan

UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

4.2.3 KELEMBAGAAN SAFEGUARD 4.2.3.1 Pemrakarsa Kegiatan

Pelaksana pengelolaan kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM Kabupaten Sijunjung. Pemrakarsa kegiatan bertanggung jawab untuk melaksanakan :

1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL, melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya. Bila diperlukan Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dapat membantu pemrakarsa kegiatan dalam melaksanakan pemantauan;

2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak

lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL atau RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya mencakup : ringkasan tujuan kegiatan, rincian kegiatan, dan gambaran menyeluruh potensi dampaknya. Hasil konsulatasi dalam forum stakeholder

tersebut harus dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan subproyek;

3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya ke Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, Bupati Sijunjung.

4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan

(12)

selama konstruksi dan/atau operasi kegiatan perlu diselesaikan secara musyawarah antara pemrakarsa kegiatan dengan pihak-pihak yang mengajukan keluhan.

4.2.4 BAPPEDALDA ATAU DINAS/INSTANSI TERKAIT

1. Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003, Bappedalda atau dinas/instansi yang berkecimpung dalam masalah lingkungan hidup, bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

2. Dalam pelaksanaan RPIJM, Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu juga bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan terhadap lingkungan secara umum;

3. Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu juga merupakan anggota tetap Komisi AMDAL Tingkat I.

4. Mulai tahun 2013 Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sijunjung akan berubah menjadi Badan Lingkungan Hidup

4.2.5 KOMISI AMDAL

Komisi AMDAL adalah badan yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan :

1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL yang

dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Bupati yang bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL Tingkat I yang bekedudukan di Propinsi.

(13)

Rencana Program yang telah dilengkapi denganSafeguardadalah Rencana peningkatan TPA Muaro Batuk. Kegiatan yang dilakukan adalah UKL/UPL. Dalam kegiatan ini upaya-upaya yang harus dilakukan antara lain :

 Pengelolaan dan pemantauan pada tahap Prakonstruksi.

 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap konstruksi.

 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap operasional.

(14)

Gambar

Tabel 4.2 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan
Tabel 4.1 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Viskositas adalah fluida yang memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu, atau dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui efek yang terjadi pada sistem perpipaan apabila dikenakan gaya reaksi akibat beroperasinya safety valve apakah

pemecahan masalah termasuk salah satu keterampilan yang harus dikuasai di abad 21 (PISA 2012). Dengan demikian sudah seharusnya pembelajaran fisika di kelas diharapkan tidak

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Pembuatan TESIN KASA ini tidak jauh beda seperti pembuatan telur asin pada umumnya, namun disini kami akan mengganti penggunaan abu dari kayu bakar dengan abu dari

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa share growth , pergantian dewan direksi dan reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP sedangkan proporsi public ownership ,

Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan.Jika Tp telah