• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM KARYA FELIX Y. SIAUW - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM KARYA FELIX Y. SIAUW - Test Repository"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI EDUKATIF

DALAM KARYA FELIX Y. SIAUW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)

Oleh

SETYA UTAMI

NIM 111 11 044

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

NILAI-NILAI EDUKATIF

DALAM KARYA FELIX Y. SIAUW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh

SETYA UTAMI

NIM 11111044

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan ketulusan hati

yang paling dalam, kupersembahkan skripsi ini untuk :

1.

Emak dan Bapak tercinta (Sri Hartatik, Zuhri), yang telah memberikan

kasih sayang, doa, motivasi, dukungan, bimbingan dan nasihat dalam

kehidupan ini.

2.

Adik-adikku

tersayang (Anisya’ Uswatun Khasanah, Abdul Khakim Al

-Farizi, dan Marwatus Zahwa) kalian adalah teman sekaligus guru

kehidupanku.

3.

(Alm. Mbah Rustam), Mbah Rori, Mak Endang, dan Mbok Khosiyah,

kalian adalah orang penting bagiku yang selalu menekankan untuk

menjadi manusia bermoral.

4.

Dosen pembimbing skripsi Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag. yang

membimbing dan mendidik ku dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

5.

Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik,

dan memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama

perkuliahan.

6.

Sahabatku Tari Suprobo, Al Milatul Mizza, Sri Sulastri, dan Fredita

Anjar Sari bersama kalian aku menjemput hidayah.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Siti Rukhayati M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). 4. Dr. Imam Sutomo, M. Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. M. Farid Abdullah, S. Pd. I., M. Hum. selaku pembimbing akademik.

(10)

7. Bapak dan ibu serta keluarga besarku yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

8. Ustadz Felix Y. Siauw yang telah bersedia menjadi narasumber.

9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 12 Agustus 2015 Penulis,

(11)

ABSTRAK

Utami, Setya. 2015. Nilai-nilai Edukatif dalam Karya Felix Y. Siauw. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M. Ag.

Kata kunci: Nilai-nilai edukatif

Penelitian ini merupakan upaya penggalian nilai-nilai edukatif dalam karya Felix Y. Siauw. Rumusan masalah pada skripsi ini adalah apa sajakah nilai-nilai edukatif dalam karya Felix Y. Siauw. Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dan masukan kepada semua pihak terutama pada bidang pendidikan, penelitian, dan kepenulisan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research),

dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze

research). Deskripsi analisis ini mengenai bibliografis yaitu pencarian berupa

fakta, hasil, dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai edukatif pada buku-buku karya Felix Y. Siauw adalah; 1. Nilai-nilai individual: visioner, motivasi, keseriusan, sabar, rajin, memaafkan, hijrah, mudah beradaptasi, tabayyun, kepemimpinan, ketangkasan, mempelajari sebab-sebab kemenangan, simpati, waspada, tidak terburu-buru, rasional, meluruskan niat, adil, optimis, amanah, tawadhu’, jujur,

husnudzan, rindu pada kebaikan, kecerdasan emosional, keberanian, tawakal,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman SAMPUL ...

LEMBAR LOGO ... i

JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Kegunaan Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 4

F. Penegasan Istilah 8

(13)

BAB II BIOGRAFI FELIX Y. SIAUW

A. Latar Belakang Keluarga ... 11

B. Latar Belakang Pendidikan ... 12

C. Karya Tulis Felix Y. Siauw ... 13

D. Aktivitas Dakwah Felix Y. Siauw ... 13

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN FELIX Y. SIAUW A. Pemikiran Akhlak ... 18

B. Pemikiran Sistem Pemerintahan ... 52

C. Pemikiran Sejarah ... 65

BAB IV PEMBAHASAN A. Signifikansi Pemikiran ... 99

B. Relevansi Pemikiran ... 100

C. Implikasi ... 102

1. Nilai-nilai individual... 102

2. Nilai-nilai sosial ... 129

3. Nilai-nilai praktis ... 141

4. Nilai-nilai dakwah ... 141

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 145

(14)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Quesioner yang diajukan pada Felix Y. Siauw

Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Felix Y. Siauw

Lampiran 3 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 4 Daftar Nilai SKK

Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keluaran pendidikan1 seharusnya dapat menghasilkan orang “pintar”

tetapi juga orang “baik” dalam arti luas. Pendidikan tidak hanya menghasilkan

orang “pintar” tetapi “tidak baik”, sebaliknya juga pendidikan tidak hanya

menghasilkan orang “baik” tetapi “tidak pintar” (Hidayatullah, 2010: 1).

Pendidikan dapat diproleh tidak hanya melalui pendidikan formal tetapi juga in-formal dan non-formal. Dalam Islam, pendidikan senantiasa bersambung (kontinu) dan tanpa batas. Hal ini karena hakikat pendidikan Islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan konsensus universal yang ditetapkan Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan istilah “Life long education” (Muhaimin, 1993: 138). Pentingnya pendidikan ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5:

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajarkan manusia dari perantaraan kalam. Dia

mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu, ketrampilan, teknologi, tetapi juga ingin mengembangkan aspek-aspek lainnya: kepribadian,

1 Dalam bahasa Inggris, pendidikan adalah education dan kata education berasal dari

(16)

etik moral dan lain-lain, yang kesemuanya disebut pendidikan nilai (Kaswardi, 1993: 3). Salah satu sumber belajar yang sangat vital adalah buku. Dengan membaca buku kita dapat menggali nilai-nilai pendidikan.

Felix Y. Siauw adalah seorang Islamic Inspirator. Ustadz Felix dalam sapaan akrabnya adalah seorang mualaf yang dapat menjadi sosok ustadz dalam 10 tahun usia muslimnya. Ustadz Felix aktif mengisi kajian di perkantoran, pesantren, radio, dan masjid. Selain itu, Ustadz Felix juga mengisi kajian yang ditayangkan beberapa stasiun televisi, baik nasional yaitu TVRI dalam acara Ispirasi Islam, maupun swasta yaitu Tv One sebagai bintang tamu dalam acara Satu Jam Lebih Dekat dengan Felix Y. Siauw, Trans Tv dalam acara Mozaik Islam, dan Share Channel Tv dalam acara Inspiring Islam. Tidak hanya itu Ustadz Felix juga mengisi kajian di luar negeri. Negara yang pernah mendatangkan Ustadz Felix antara lain: Australia, Jepang, dan Amerika.

Hal menarik dari Ustadz Felix adalah sebutannya sebagai ustadz sosial media. Kiprah Ustadz Felix dalam menyampaikan agama di jejaring sosial membuatnya terkenal di dunia maya. Dunia di mana penghuninya didominasi oleh remaja. Tulisan Ustadz Felix di facebook maupun di twitter kerap menggunakan diksi yang tepat, kata-kata Ustadz Felix yang sampai ke lubuk hati, dan tetap mudah dipahami. Analisis logis yang menggunakan fakta-fakta

real dan tidak banyak berdalil, menjadikan tulisannya renyah dan mudah

(17)

Dengan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang nilai-nilai pendidikan yang dihubungkan dengan buku-buku karya Ustadz Felix. Sehingga peneliti merumuskan judul NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM KARYA FELIX Y. SIAUW.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013: 302). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apa sajakah nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam karya Felix Y. Siauw?

C. Tujuan Penelitian

(18)

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretik

Secara teoretik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi bidang pendidikan pada umumnya dan bagi pengembangan nilai-nilai edukatif pada khususnya.

2. Manfaat Prakatis

Secara praktis, manfaat penyampaian pesan melalui buku ada tiga yaitu:

a. Bagi bidang kepenulisan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat karya buku yang sarat dengan nilai-nilai edukatif.

b. Bagi bidang pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengembangkan metode pembelajaran nilai-nilai edukatif melalui bacaan buku karya Felix Y. Siauw.

c. Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

E. Metode Penelitian

(19)

menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010: 24).

Metodologi merupakan filosofi atau prinsip umum yang akan memandu penelitian (Dawson, 2010: 15). Sedangkan penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sitematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi, 2009: 4). Adapun komponen dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research), dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis

(descriptive of analyze research). Deskripsi analisis ini mengenai

bibliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Moleong, 2005: 29).

(20)

2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah

metode dokumentasi. Dokumentasi adalah ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan (Sudaryono, 2013: 41).

Metode dokumentasi yang relevan untuk penulisan skripsi ini adalah data dari berbagai literatur, berupa wawancara melalui email, buku, brosur, majalah, dan website.

3. Sumber Data

Sumber data dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: sumber data primer dan sekunder (Suryabrata, 1995: 84-85). Adapun yang penulis paparkan adalah sebagai berikut:

a. Sumber data primer, merupakan sumber utama yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu buku-buku karya Felix Y. Siauw meliputi: How to Master Your Habits; Yuk, Berhijab; Udah Putusin Aja; Beyond The Inspiration; Muhammad Al-Fatih 1453;

Khilafah *Remake; The Chronicles of Ghazi: The Rise of

Ottomans; dan The Chronicles of Ghazi: The Clash of Cross and

Crescent.

(21)

4. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan menganalisis atas teks-teks yang dideskripsikan. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48).

Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi. Penelitian menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi (Ratna, 2007: 49).

Langkah yang digunakan untuk mengelola data adalah:

a. Langkah deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku: How

to Master Your Habits; Yuk, Berhijab; Udah Putusin Aja; Beyond

The Inspiration; Muhammad Al-Fatih 1453; Khilafah *Remake;

The Chronicles of Ghazi: The Rise of Ottomans; dan The

Chronicles of Ghazi: The Clash of Cross and Crescent yang

(22)

b. Langkan interpretasi, yaitu pemberian kesan, pendapat atau pandangan yang berhubungan dengan nilai-nilai edukatif.

c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari buku yang mengandung nilai-nilai edukatif.

d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari buku yang mengandung nilai-nilai edukatif.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menelaah judul penelitian, maka penulis akan menjelaskan istilah pokok yang terkandung dalam judul, yaitu:

1. Nilai

(23)

2. Edukatif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edukatif diartikan: 1. Bersifat mendidik; 2. Berkenaan dengan pendidikan. (Purwanto, 2007: 10) menyatakan pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Berdasarkan pendapat di atas peneliti mendefinisikan nilai-nilai edukatif adalah konsep-konsep, suatu ideal, suatu paradigma yang mengilhami anggota masyarakat agar berperilaku sesuai yang diterima masyarakat selanjutnya akan menentukan perilaku seseorang melalui usaha yang mendidik ke arah kedewasaan mengenai hal-hal yang dianggap baik maupun buruk.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Bagian isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(24)

BAB II BIOGRAFI FELIX Y. SIAUW

Dalam bab ini diuraikan mengenai biografi Felix Y. Siauw berdasarkan data yang diperoleh.

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN FELIX Y. SIAUW

Bab iii adalah ringkasan dari buku-buku How to Master Your

Habits; Yuk, Berhijab; Udah Putusin Aja; Beyond The

Inspiration; Muhammad Al-Fatih 1453; Khilafah *Remake;

The Chronicles of Ghazi: The Rise of Ottomans; dan The

Chronicles of Ghazi: The Clash of Cross and Crescent yang

telah digali nilai-nilai edukatifnya.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan mengenai analisis pemikiran Felix Y. Siauw berdasarkan data yang diperoleh pada bab sebelumnya berdasarkan sudut pandang peneliti kemudian disajikan butir-butir nilai edukatif dalam karya Felix Y. Siauw.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

BIOGRAFI FELIX Y. SIAUW A. Latar Belakang Keluarga

Felix Yanwar Siauw2 merupakan sosok pendakwah yang terkenal di sosial media terutama facebook dan twitter. FX Iwan S. dengan Jarniwati Ishack mempunyai lima orang anak, salah satunya adalah Ustadz Felix. Ustadz Felix kelahiran Palembang, 31 Januari 1984. Berlatar belakang keluarga keturunan etnis Tionghoa. Dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat.

Kehidupan Ustadz Felix mulai berubah semenjak keraguannya di dalam agamanya. Membenci agama tetapi masih percaya pada Tuhan. Mulai mendalami Islam sejak masuk di bangku kuliah. Kemudian memutuskan masuk Islam pada tahun 2002. Meskipun Ustadz Felix sudah menjadi mualaf, Ustadz Felix tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang kesemuanya berbeda agama.

Setelah empat tahun masa keislamannya, tepatnya pada tahun 2006, Ustadz Felix memutuskan untuk menikah. Nama istri Ustadz Felix adalah Parsini. Sampai saat ini Ustadz Felix dikaruniai empat orang anak, dua putra, dan dua putri. Alila Shaffiya Asy-Syarifah (2008), Shifr Muhammad Al-Fatih 1453 (2010), Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453 (2011), dan Aia Shaffiya Asy-Syarifah (2013).

2 Data diperoleh melalui tanya jawab dengan email [email protected]

(26)

B. Latar Belakang Pendidikan

Ustadz Felix mengenyam pendidikan di SD Xaverius II, SMP Xaverius Maria, dan SMA Xaverius I. Kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi di Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Masuk di IPB tahun 2002 dan lulus pada tahun 2006. Di IPB Ustadz Felix belajar tentang Islam di Lembaga Dakwah Kampus Badan Kerohanian Islam Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (LDK BKIM IPB) Fakultas Pertanian. Kiprah dakwahnya juga bermula dari sini.

Ustadz Felix mendalami Islam berawal dari dugaan bahwa Islam itu keras, teroris, radikal, mau menang sendiri, tak ada belas kasihan, serampangan, anti-kemajuan, dan gila. Setelah mengenal teman-teman dari HT (Hizbut Tahrir) Ustadz Felix mengenal konsep Islam yang sama sekali berbeda dari yang diketahui, tentang konsep Islam mengenai aqidah aqliyah (akidah dari jalan perpikir), qadha-qadar (tentang takdir, hidayah, nasib), politik, ekonomi, pendidikan, keuangan sampai ideologi Islam, pandangan tentang Islam sama sekali berubah, dari situ Ustadz Felix memahami Islam yang benar-benar sempurna (Siauw, 2015).

(27)

bukan karena partai, bahwa Islam itu tinggi dari segala-galanya, bahwa ukhuwah Islam itu seutama ikatan.

C. Karya Tulis Felix Y. Siauw

Karya-karya Ustadz Felix dalam bentuk buku yaitu:

1. How to Master Your Habits.

2. Yuk, Berhijab.

3. Udah Putusin Aja.

4. Beyond The Inspiration.

5. Muhammad Al-Fatih 1453.

6. Khilafah *Remake.

7. The Chronicles of Ghazi: The Rise of Ottomans.

8. The Chronicles of Ghazi: The Clash of Cross and Crescent.

D. Aktivitas Dakwah Felix Y. Siauw

(28)

kajian-kajian berupa penguatan akidah yang berpusat di Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu (Pesantren).

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai penulis dan marketing

manager di perusahaan agro kimia, PT. Biotis Agrindo, dakwah tetaplah

menjadi prioritas Ustadz Felix. Ustadz Felix tidak mempunyai manager dalam mengatur jadwal keseharian pun juga tidak memasang tarif dalam berdakwah. Bagi Ustadz Felix yang telah mengabdikan hidup di jalan dakwah, bisnis merupakan biaya untuk berdakwah bukan dakwah untuk biaya bisnis.

Bagi ustadz yang bermotto hidup kebenaran hanya satu yaitu Islam. Menyatakan bahwa waktu berdakwah adalah seumur hidup, tempat berdakwah adalah bumi Allah, materi dakwah adalah Al-Qur’an dan As -Sunnah, dan audiensi adalah semua manusia.

Gaya dakwah Ustadz Felix yang khas yaitu dengan selalu memakai

power point dalam setiap penyampaian materi membuat jamaah selalu

tertarik. Dengan selalu mengenakan baju batik juga menjadi ciri khas Ustadz Felix dalam berdakwah.

Tema dakwah Ustadz Felix sangat bervariasi mulai dari model penyampaiannya hingga tema materinya. Model dakwah berupa tulisan-tulisan jejaring sosial, menulis buku, bedah buku, dan seminar. Berikut beberapa tema yang sering disampaikan Ustadz Felix sebagai Islamic

Inspirator (Alfatih, 2013):

(29)

a. Materi B-ILT b. Life is Choice

c. Muhammad Al-Fatih 1453

2. Materi Training Spiritual Performance Boosting (SPB) a. SPB-Get The Guidance Easier

b. SPB-The Way To Belief

c. SPB-The True Shahadah

d. SPB-Beyond The Ispiration e. SPB-Living After Life

3. Materi Bagaimana Khilafah Diruntuhkan a. Presentasi materi

b. Film 1 (Misionaris-Nasionalis) c. Film 2 (Serangan Fisik)

d. Film 3 (Ottoman Empire) e. Film 4 (Balfour)

4. Materi Khsus Presentasi Palestina a. Presentasi power point

b. Film 1 (Tragedi Palestina HIP Edited)

c. Film 2 (Proof of HAMMAS Victory)

d. Film 3 (Obama: USD 30 Milliar Buat Israel) e. Film 4 (Deklarasi Balfour)

f. Surat Ummu Taqi

(30)

h. Film potongan Ila Mata 5. Materi Kajian Tematik

a. Tujuan hakiki hidup manusia

b. Islam dan toleransi menyikapi natal dan tahun baru c. Krisis ekonomi 2008

d. Keunggulan dinar dan dirham

e. Jihad dalam Islam, makna hijrah Rasulullah f. Syariat Islam mengatasi kemiskinan

g. Karunia terbaik buat wanita h. Islam in China

i. Tarhib Ramadhan

j. Penentuan awal akhir Ramadhan k. Hikmah Nuzul Al-Qur’an

6. Kajian Materi Holistik Revolusioner a. Cloting in Islam

b. Mencintai Karena Allah c. Ultimate True Love d. Sistem Peradilan Islam e. Sistem Ekonomi Islam f. Sistem Pendidikan Islam

g. Isra-Mi’raj, Titik Tolak Dakwah Rasulullah

(31)
(32)

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN FELIX Y. SIAUW A. Pemikiran Akhlak

Pemikiran akhlak oleh Felix Y. Siauw terangkum dalam empat buku yaitu How to Master Your Habits, Yuk Berhijab, Udah Putusin Aja, dan

Beyond The Inspiration. Buku How to Master Your Habits yang terdiri dari

169 halaman adalah buku yang menjelaskan bagaimana mengusai keahlian tanpa motivasi, bahkan tanpa berpikir. Buku ini juga dikhususkan untuk para pejuang dakwah Islam. Buku ini akan menuntun bagaimana pekerjaan bisa dilakukan secara otomatis, mendakwahkan Islam, beribadah pada Allah, dan juga melakukan kebaikan secara otomatis.

Menurut Ustadz Felix, motivasi saja ternyata tidak cukup untuk membuat seseorang memiliki keahlian-keahlian yang diperlukan dalam berdakwah (Siauw, 2014d: iv). Tulisan yang dibuat Ustadz Felix pada buku ini terinspirasi dari kawan-kawannya yaitu: seorang pengemban dakwah bukan pustakawan yang kecanduan buku-buku sejarah dan referensi Islam lainnya kemudian mampu menceritakannya kembali, Ustadz Felix juga

mengenal pengemban dakwah bukan wartawan namun mampu

menghasilkan tulisan dakwahnya sama cepatnya dengan dokter menuliskan resep untuk pasien, ada juga pengemban dakwah yang bukan arabian

(33)

ringannya dengan kapas. Ustadz Felix berharap agar buku ini bukan hanya menginspirasi tapi juga agar mampu mengkondisikan setiap pengemban dakwah untuk menguasai keahlian di jalan dakwah.

Dalam buku ini penulisan tidak disajikan daftar isi. Bagian awal dimulai dengan Greet Them ‘The Inspirator’ yang isinya mengajak pembaca untuk menengok orang-orang hebat di dalam Islam yaitu Imam

Syafi’i yang mampu menghafal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun dan hafal kitab Al-Muwaththa’ pada usia dua belas tahun. Ath-Thabari setiap hari menulis empat puluh lembar dalam 40 tahun hidupnya. Khalid bin Walid ahli dalam bidang militer yang mampu memporak-porandakan Persia dan Romawi dalam beberapa tahun. Siti Aisyah penghafal hadis terbanyak dari kalangan sahabiyyah. Serta keteladanan pada sifat kedermawanan Abdurrahman bin Auf. Sayangnya kebanyakan orang Islam hanya berhenti di rasa kagum dan menganggap kelebihan yang dimiliki seseorang adalah takdir Allah. Padahal kenyataannya bertolak belakang dari anggapan seperti itu. Namun, keahlian adalah hasil pilihan, latihan, dan pengulangan pilihan-pilihan yang telah dibuat.

Tulisan-tulisan berikutnya Ustadz Felix menyatakan bahwa bukan bakat yang lebih berpengaruh dalam keahlian (atau ketidak ahlian) seseorang, melainkan sesuatu yang lain yaitu habits (kebiasaan). Dengan kata lain seseorang yang sukses dalam mengemban dakwah memiliki

(34)

jawab terhadap kebaikan-kebaikan yang muncul. Sebaliknya habits juga bertanggung jawab atas buruknya kehidupan seseorang (Siauw, 2014d: 6).

Pada judul Everything are Habits diterangkan habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi bagian dari seseorang. Dia adalah kebiasaan kita. Jadi menguasai bahasa adalah habits, rajin dan malas pun juga habits, kreatif dan jumud juga habits, ramah dan pemarah juga habits, bahkan kaya dan miskin juga hasil dari habits, sampai bersemangat dakwah juga futur adalah hasil

habits (Siauw, 2014d: 21). Diri kita mempunyai program-program yang

mengatur semua respons kita, dan semua itu adalah habits. Semua tergantung habits, sehingga seorang muslim akan berpikir dengan jalan yang berbeda dengan non-muslim. Sumber pemikiran muslim berasal dari

habits taat pada Allah.

Habits adalah penentu nilai pribadi kita. Habits adalah pembentuk

kepribadian kita di mata orang lain, yang membuat kita berharga di hadapan orang lain. Seseorang yang memiliki banyak habits baik dalam dirinya sudah dapat dipastikan akan lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sedikit habits yang baik (Siauw, 2014d: 29). Proses terbentuknya habits: thoughts, purposes, action,

habits, dan person abilities.

Pemikiran adalah pangkal daripada kepribadian, karena

(35)

hidup, cara hidup, pandangan hidup, sampai aktivitas seorang manusia. Pemikiran mendasar pada seorang manusia akan menghasilkan cara pandang khas ini, dalam terminologi Islam disebut dengan aqidah (Siauw, 2014d: 30).

Faktor yang menentukan habits adalah latihan dan pengulangan. Dalam Al-Qur’an dijelaskan: “Dan demikianlah Kami menurunkan Al

-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang

kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau

(agar) Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (Q. S.

Thahaa: 113). Dalam hadis Rasullullah SAW bersabda: “Sesungguhnya

amalan yang paling disukai Allah yaitu yang dikerjakan terus menerus.”

(H. R. Bukhori Muslim) (Siauw, 2014d: 80). Menginstal habits awalnya mungkin akan sulit namun setelah terinstal penggunaannya akan sangat mudah dan sangat membantu. Membentuk habits memerlukan kejelasan tujuan, maka sering-seringlah berpikir tentang masa depan, merencanakan masa depan. Karena masa depan menentukan aktivitas apa yang akan kita lakukan pada saat ini (Siauw, 2014d: 57).

(36)

berkualitas dibandingkan dengan habits yang terbentuk karena paksaan. Perlu diketahui bahwa mengendalikan habits adalah sebuah pilihan.

Shalat khusuk dan tepat waktu, menghafal Al-Qur’an, kebiasaan memberi daripada diberi.

Ciptakan keberuntungan dengan habits jangan menunggu

keberuntungan (Siauw, 2014d: 94). Seorang pengemban dakwah yang selalu meluaskan pengetahuannya dengan membaca buku, melatih dirinya untuk menulis, berdakwah dengan bersemangat, beribadah dengan khusyuk dan menaati Allah semaksimal mungkin, maka dipastikan dia akan lebih beruntung dalam karir dakwahnya dibandingkan dengan pengemban dakwah yang tidak melakukannya. Keberuntungan adalah hasil kali dari persiapan dan kesempatan.

Langkah praktis dan mudah untuk membentuk habits baru: 1. Mulai dari yang kecil

Mematok target yang tinggi hanya akan menghasilkan rasa jenuh dan putus di tengah-tengah. Misalnya, ingin membenuk habits

membaca buku. Memulai dengan 10 menit sehari. Apabila telah terbiasa target akan meningkat secara otomatis.

2. Temukan tempat habits

Menyisipkan habits baru pada habits yang sudah jadi.

Kuncinya adalah kata ‘setelah’. Misalnya, saya akan menbaca

(37)

Menempel pengingat, meminta teman untuk mengingatkan, dan ingat untuk melakukan setiap hari.

Seorang muslim tidak akan merasa puas dengan hanya membentuk

habits. Namun ia harus dikembangkan menjadi expertise (keahlian

spesialis). Seorang expert mampu memberikan manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri namun juga bagi orang lain (Siauw, 2014d: 102). Seorang

expert menjadikan dirinya sendiri sebagai role model, dan bisa

menduplikasi keahlian yang sama pada orang lain, berbagi keahlian. Perlu waktu untuk bisa melakukan sesuatu dengan benar, dan perlu banyak waktu untuk menjadikannya habits, dan lebih banyak waktu untuk menjadikannya

expert, dan mungkin perlu waktu seumur hidup untuk menjadikannya

master. Tidak ada jalan pintas untuk dapat menguasai suatu keahlian. Perlu

kesabaran untuk terus melakukan habits yang ingin kita bentuk (Siauw, 2014d: 109).

(38)

Action adalah pertanda kesungguhan, ia pembeda antara impian dan khayalan. Juga pembeda antara orang munafik dan orang beriman (Siauw, 2014d: 133). Kemudian visioner dijadikan suatu sikap mental wajib bagi para pengemban dakwah. Meyakini visi yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta berjuang sekuat tenaga karenanya tidak akan dapat dilakukan maksimal apabila kita tidak visioner (Siauw, 2014d: 142). Bagi seorang pengemban dakwah yang visioner, kenyataan terpuruknya kaum muslim di zaman ini tidak menjadikan ia yakin bahwa Islam tak akan bangkit kembali, sebaliknya, ia justru semakin yakin bahwa kondisi ini akan dibalik oleh Allah.

Buku ini diakhiri dengan epilog yang berkesimpulan, semua orang memiliki keterbatasan dan masalah masing-masing. Semua orang bisa saja mencari alasan untuk gagal, sama seperti dia bisa mencari alasan untuk berhasil (Siauw, 2014d: 168). Semua adalah pilihan kita. Alasan untuk gagal atau alasan untuk sukses, keduanya memerlukan waktu dan juga menguras pikiran.

(39)

Di dalam buku Yuk Berhijab disajikan sembilan bab yaitu: Dunia Memandang Wanita, Pandangan Islam tentang Wanita, Wanita dan Aurat,

Menutup Aurat dan Pakaian Syar’i Penutup Aurat, Berpakaian tetapi

Telanjang, Tabarruj, Hijab Bukan Perhiasan, Kata Orang, Berhijablan dan Taatlah. Dalam setiap bab disajikan catatan si benefiko yaitu seorang muslimah yang bernama asli Emeralda Noor Achni, dipanggil benefiko karena di akun twitternya lebih dikenal dengan @BENEFIKO. Catatan si benefiko berisi cerita dalam bentuk komik mengenai perjalanan berhijab

seorang muslimah.

(40)

antara peradaban yang dahulu dikenal dunia, hanya wanita Mesir berstatus bangsawan, yang sedikit menghirup hak sebagai manusia, setidaknya mereka mengenal Hatshepsut dan Cleopatra sebagai wanita yang memegang tengkuk kekuasaan.

Setelah membandingkan berbagai peradaban, di buku Yuk Berhijab

kemudian membandingkan berbagai agama. Telah disepakati bahwa agama diturunkan untuk kebaikan (Siauw, 2015b: 16). Kebaikan tidak dikhususkan bagi kaum pria semata, namun juga bagi kaum wanita. Tapi, sejarah mancatat sebaliknya. Tafsir dari teks-teks kitab suci dan pendapat-pendapat agamawan pada agama Yahudi dan Nasrani justru berujung pada diskriminasi wanita. Contoh dalam Talmud, Menahoth 43b-44a tertulis

bahwa, “Seorang lelaki Yahudi diwajibkan membaca doa berikut setiap

hari: ‘Terima kasih Tuhan! Karena tidak menjadikanku seorang kafir,

seorang wanita, atau budak belian.’” (Siauw, 2015b: 17). Dalam toelogi

nasrani, wanita dianggap bertanggung jawab atas diusirnya Adam dari

surga. Karena wanita termakan rayuan setan. “Lagi pula bukan Adam yang

tertipu, melainkan perempuan itulah yang tertipu dan jatuh ke dalam dosa.”

(1 Timotius 2: 214) (Siauw, 2015b: 19). Saat Islam bersentuhan dengan budaya Eropa, pemikiran tentang hak asasi manusia mulai bangkit. Dan kaum wanita menuntut kesetaraan yang tidak diberikan oleh agama dan negara.

(41)

bangkit dan menuntut kesetaraan antara lelaki dan wanita. Perjuangan bukannya berakhir pada hasil yang memuliakan wanita, tetapi berujung pada penghancuran martabat, karena mengingkari fitrah. Bila pada masa lalu wanita direndahkan secara terpaksa, saat ini wanita rela untuk direndahkan. Menghinakan diri demi sekeping emas dengan badan sebagai modal. Pada masa kini hiburan, pertunjukan, iklan, fashion, dan seni menjadi alasan untuk menanggalkan harga diri, atas nama tren, wanita-wanita berlaku tanpa rasa malu. Ketika agama berganti dengan sekularisme yang menjadikan standar kebahagiaan dan kesuksesan adalah dunia. Eksploitasi tubuh wanita menjadi bisnis dan wanita itu sendiri menjadi bangga terhadap apa yang dipamerkannya. Saat itulah tiada lagi kehormatan (pelacuran visual).

Pada bab dua yang berjudul Pandangan Islam tentang Wanita berisi Islam memandang bahwa kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta, tahta, dan cinta semata, tatapi terletak pada ridho Allah. Karenanya, baik lelaki maupun wanita punya kesempatan yang sama untuk meraihnya (Siauw, 2015b: 34). Lelaki dan wanita tidak berkompetisi di jalur yang sama, tetapi berkompetisi di jalur kebaikan yang berbeda. Karena lelaki dan wanita memang berbeda.

(42)

belakang. Jika lelaki memperoleh pahala tertinggi dengan jihad fi sabilillah,

wanita memperoleh pahala semisal dari melahirkan anak-anaknya, atau melaksanakan umrah dan haji. Islam memberi jalur beribadah kepada wanita, dengan kelebihan-kelebihan yang Allah berikan untuk wanita, bukan beradu dengan lelaki yang Allah beri kelebihan yang berbeda. Konsekuensinya Islam juga memberikan hukum yang berbeda kepada lelaki dan wanita dalam rangka beribadah kepada Allah. Karena itulah, lelaki dan wanita sama di hadapan Allah.

Pada masa Arab Jahiliyah, keberadaan keturunan perempuan dianggap sebagai aib karenanya tidak jarang bayi perempuan dikubur hidup-hidup. Kemudian Islam datang dengan pencerahan. Al-Qur’an turun dengan nasihat sebagaimana firman Allah pada surat Al-Hujurat ayat 13, yang

artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya

orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Islam juga memuliakan wanita sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Menuntut ilmu

itu adalah wajib atas seluruh kaum muslim dan muslimat.” (H. R. Muslim). Demikianlah Islam menyamakan hak pendidikan bagi muslim laki-laki dan perempuan.

(43)

keluarga, Islam menjadikan wanita sebagai pemimpin bagi rumahnya. Walau lelaki dilebihkan Allah untuk memimpin wanita, bukan berarti lelaki dibolehkan bertindak semena-mena. Sirah nabawiyah menjadi teladan bagi orang Islam.

Islam tidak hanya berbicara dalam tataran konseptual. Namun mengatur masalah teknis dalam memulikan wanita, dari urusan pendidikan sampai tataran pernikahan, dari masalah keluarga sampai warisan, dari pakaian sampai perhiasan (Siauw, 2015b: 44). Pada bab selanjutnya dibahas khusus bagaimana Islam memuliakan wanita dari aturan berpakaian. Bagaimana Islam memuliakan wanita dengan menutup aurat. Bagaimana wanita dihormati dengan hijab.

Bab tiga berjudul Wanita dan aurat membahas tentang Islam mewajibkan jilbab dan kerudung, bukan bermaksud memasung namun agar wanita terhormat dan terlindung. Secara makna syariat, aurat adalah bagian tubuh yang haram dilihat, dan karena itu harus ditutup. Khusus bagi muslimah, auratnya adalah semua bagian tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.

(44)

dalamnya. Sebagaimana firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta

izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih

baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (Q. S. An-Nur: 27).

Pakaian wanita di kehidupan khusus saat berada di rumahnya, dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa dia lakukan bersama dengan mahramnya, tentu wanita muslimah tidak perlu menutup aurat dengan pakaian lengkapnya sebagaimana keluar rumah. Karena Allah membolehkan mahram wanita muslimah itu untuk meliat bagian tubuh wanita sampai batas tempat melekat perhiasannya. Sebagaimana firman Allah: “ ... Dan janganlah menampakkan periasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau

putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau

saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-pura saudara-saudara laki-laki mereka, atau

putra-putra saudara perempuan mereka, atau perempuan-perempuan

Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki (tua)

yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak

yang belum mengerti tentang aurat perempuan.” (Q. S. An-Nur: 31).

(45)

Adapun bila wanita berada di rumah mereka, dan di sana terdapat

laki-laki asing (non-mahram) yang memungkinkan lelaki itu

memandangnya, wanita muslimah wajib mengenakan pakaian yang menutup semua aurat (al-tsaub), ditambah dengan kain kerudung (khimar)

yang menutupi kepala hingga batas dada. Sebagaimana firman Allah:

“Katakanlah kepada perempuan yang beriman, hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah

mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa)

tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung

hingga batas dadanya ... ” (Q. S. An-Nur: 31).

Selain beraktivitas di kehidupan khusus, tentu wanita tidak bisa menghindarkan dirinya untuk beraktivitas di kehidupan umum atau di tempat-tempat umum ketika dia bertemu dengan lelaki asing

(non-mahram). Pada kehidupan umum inilah wanita disyariatkan mengenakan

pakaiantambahan untuk menutup auratnya, yaitu jilbab. Perinta Allah untuk mengenakan jilbab yaitu: “Hai Nabi! Katakanlah kepada i stri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin, hendaklah

mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian

itu supaya merekalebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak

diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(Q. S. Al-Ahzab: 59).

(46)

dada). Ada yang mengartikan jilbab adalah miqna’ah (kain yang menutup kepala dan muka). Ada yang mengartikan milhafah (mantel). Ada pula

izar (baju layaknya selimut yang menyelubungi badan). Ada pula mula’ah (baju kurung yang memiliki lengan).

Bab lima berjudul Berpakaian tetapi Telanjang. Rasul bersabda:

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat,

yaitu suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul

manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang,

berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperi itu

tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun

baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (H. R. Muslim) (Siauw, 2015b: 90). Dan satu hadis yang berbunyi: “ ... wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna

membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk surga dan

tidak mencium aromanya. Padalah aroma surga bisa dicium dari jarak

(47)

pundak mereka hingga diperhatikan lelaki. Mereka cenderung suka dengan perhatian lelaki ataupun yang tingkahnya ditujukan untuk menggoda lelaki (Siauw, 2014: 93).

Bab eman berjudul Tabarruj. Allah berfirman dalam surat An-Nur ayat 31 “... hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara

kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya ...”.

Perintah ini berlaku tidak hanya bagi wanita Islam tetapi juga untuk laki-laki Islam, artinya sama-sama menjaga. Karenanya seorang muslimah dilarang mendandani diri dengan pakaian ataupun berhias dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian laki-laki. Syariat menyebut perilaku semisal dengan nama tabarruj (berhias yang berlebihan). Allah berfirman: “dan

janganlah kamu bertabarruj dengan tabarruj jahiliyyah terdahulu.” (Q.S. Al-Ahzab: 33). Tabarruj bisa terjadi dengan dandanan wajah, bisa pula dengan menggunakan parfum, atau mengenakan pakaian yang bercorak mentereng, bertingkah genit, dan menggoda lelaki dengan ucapan ataupun gaya jalan, atau menggunakan hijab yang tidak sempurna semisal ketat, transparan, atau menyingkap sebagian aurat yang harusnya tertutup (Siauw, 2015b: 104).

Indikasi kebolehan membuka jilbab bagi wanita tua yang sudah menopause yaitu firman Allah: “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin nikah (lagi),

tiadalah atas mereka dosa meninggalkan pakaian luar (jilbab) mereka

(48)

baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(Q. S. An-Nur: 60).

Bab tujuh berjudul Hijab Bukan Periasan. Hijab adalah identitas wanita muslimah. Hijab ditujukan untuk menutupi perhiasan wanita dan melindungi keindahannya, bukan justru menjadi perhiasan baru atau pengganti keidahan. Karenanya, kerudung bukanlah pengganti keindahan rambut hingga dibentuk menyerupai rambut, bahkan untuk mendapat perhatian yang lebih dari sekedar rambut. Jilbab bukan pengganti kemolekan tubuh, yang ketat lalu menunjukkanlekuk badan. Rasulullah bersabda: “Siapa yang mengenakan pakaian popularitas (syuhrah) di

dunia, maka Allah akan kenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari

kiamat.” (H. R. Ahmad) (Siauw, 2015b: 115). Jadi hakikat jilbab adalah melindungi keindahan wanita hingga ia tidak menjadi perhatian lelaki. Karena wanita terlalu berharga untuk menjadi bahan perhatian semata (Siauw, 2015b: 118).

Bab delapan berjudul Kata Orang, berisi motivasi untuk mengabaikan komentar miring tentang wanita berhijab. Sudah sewajarnya seseorang mencari teman dalam kesalahan dan biasanya yang menjadi kompor bagi muslimah untuk menanggalkan hijabnya adalah meraka yang tidak berhijab. Kasarannya ingin mendapat teman sebanyak-banyaknya dalam bermaksiat, hingga seolah-olah apa yang dilakukan dianggap benar karena banyak pendukungnya. Kemudian diingatkan pada suatu hadis:

(49)

‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mengajak kepada suatu

petunjuk, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang

mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka.

Dan barang siapa yang mengjak pada suatu kesesatan maka dia

memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa

mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka.” (H. R. Muslim) (Siauw,

2015b: 135).

Bab sembilan berjudul Berhijablah dan Taatlah. Disampaikan bahwa hijab bukanah pernyataan ‘aku sudah baik’ atau ‘aku tiada dosa’.

Hijab sederhananya pernyataan ‘aku ingin taat’ (Siauw, 2015b: 140).

Hijab adalah usaha muslimah untuk menjauhi maksiat. Hijab memberikan

sebuah pengingat bagi diri untuk senantiasa menjauhi dosa. Bahkan

berhijab itu sendiri sudah menghindarkan diri dari dosa mengumbar aurat.

Udah Putusin Aja dengan tebal 180 halaman adalah buku yang

bermuatan dakwah, disajikan beberapa bab yang mengupas tentang maksiat pacaran di dalam Islam, bagaimana menghindarinya, dan bagaimana move on bagi yang telah menyudahi maksiat. Buku Udah

Putusin Aja terdiri dari sebelas poin yaitu: cinta itu fitrah; salahkah

merasa?; pacaran tanda dewasa atau beradegan dewasa?; pacaran

dalam pandangan Islam; udah putusin aja; bagi yang sudah siap;

khitbah-ta’aruf bagi yang sudah siap; bagi yang belum siap; udah putus, galau

nih! Gimana bisa move on?; yang muda yang bercinta; kapan aku

(50)

Cinta adalah pemberian Allah dan karunia-Nya. Allah menanamkan rasa cinta pada jiwa sebagai bentuk dari rasa cinta-Nya agar manusia berfikir tentang-Nya. Allah yang menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan, sama seperti Allah jadikan rasa cinta manusia terhadap apapun yang diinginkan di dunia. Cinta bagi manusia adalah bagian dari fitrah, bagian dari naluri-naluri, al-ghara’iz. Al-ghara’iz adalah naluri-naluri yang tidak dapat diindra mata, namun terdapat pada manusia dan ia menuntut pemenuhan. Maka wajar saat seseorang sudah balig, ia mulai merasakan naluri ini. Bukan sebagai tanda yang salah, namun sebagai indikasi bahwa ia sudah siap melanjutkan keturunan. Bila cinta adalah karunia Allah, mustahil Allah mengaruniakan sesuatu yang buruk. Cinta bisa dimaknai sebagai potensi maksiat, juga bisa dimaknai sebagai potensi taat. Makna cinta itu luas, maka jangan disempitkan dengan syahwat. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih. Islam tidak pernah mengharamkan cinta, Islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada koridor yang semestinya. Islam mengatur bagaimana menunaikan cinta kepada orang tua, cinta kepada saudara seiman, kepada sesama manusia, juga tentu cinta kepada lawan jenis.

(51)

Islam sederhana, bila cinta datangi walinya dan menikahlah, bila belum siap perisapkan diri terlebih dahulu. Islam tidak mengenal hubungan pra-pernikahan semisal pacaran dan pertunangan (Siauw, 2013: 30).

Kebanyakan muslim, khususnya remaja, beranggapan bahwa pacaran adalah tanda kedewasaan. Alasan berkenalan sebelum menikah adalah klise. Bukan pacaran namanya jika tidak berpegangan, berciuman, meraba-raba, atau segala perbuatan lain yang meninggikan syahwat. Tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan bebas hambatan menuju zina dan ini hal yang sangat memprihatinkan (Siauw, 2013: 33). Disajikan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang melakukan penelitian di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007: 92% pelajar melakukan

kissing, petting, dan oral sex; 62% pernah melakukan hubungan intim;

22,7% siswi SMA pernah melakukan aborsi (Siauw, 2013: 34). Bila melihat fakta ini, seharusnya wanita sadar bahwa pacaran bukanlah aktivitas yang aman baginya dan bagi masa depannya.

(52)

diperbolehkan syariat (jual beli, belajar mengajar, ibadah semisal haji dan umrah, berjihad di jalan Allah, dan segala aktivitas syar’i yang menuntut adanya interaksi). Selain itu, wanita harus menutup aurat di hadapan lelaki bukan mahramnya, menundukkan pandangan, menjaga kehormatan dan kemuliaan di hadapan lelaki. Tidak melakukan tabbaruj yang dapat menggoda lelaki. Islam juga mewajibkan wanita bepergian dengan mahram, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mengundang fitnah bagi dirinya semisal berkhalwat. Islam juga memberikan batasan bagi muslim secara umum untuk meminta izin dan memberikan salam sebelum memasuki rumah yang bukan rumahnya. Sehingga wanita di dalam rumah yang tidak menutup aurat bisa mempersiapkan diri sebelum menerima tamu (Siauw, 2013: 41). Dalam shalat lelaki diperintahkan oleh Rasulullah untuk melakukannya secara berjamaah di masjid, tidak diperintahkan bagi wanita walau boleh saja mereka ikut berjamaah di masjid. Saat melakukan shalat Rasulullah memisahkan barisan antara lelaki di depan dan wanita di belakang.

Pemisahan ini bukan ditujukan untuk mengekang dan

(53)

bersama, pergi ke masjid atau kajian Islam, bertamasya, nonton bioskop, dan sebagainya. Aktivitas ini adalah pintu menuju kemaksiatan yang lain (Siauw, 2013: 44). Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada

Allah dan hari akhir, maka janganlah ia berkhalwat dia dengan seorang

wanita tanpa ada mahram wanita tersebut karena setan menjadi yang

ketiga di antara mereka berdua.” (H. R. Ahmad) (Siauw, 2013: 45). Cinta itu memikirkan yang dicintai, bukan hanya kemarin dan kini, tapi nanti (Siauw, 2013:54). Lelaki harus tahu arah saat melangkah, wanita seharusnya tahu bagaimana bertingkah. Bagi lelaki yang tidak lulus ujian tanggung jawab dan komitmen, merekalah yang akhirnya masuk dalam jurusan pacaran. Cinta disempitkan dalam arti pacaran, yang terbatas pada rayuan palsu dan gandengan tangan. Padahal pendamping yang saleh tiada pernah didapatkan dari proses pacaran, karena kesalehan dan kebatilan jelas bertentangan (Siauw, 2013: 56). Jalan yang baik diawali dengan perbuatan yang baik, bukan sebaliknya. Jalan pernikahan yang mulia pun tidak diawali dengan pacaran yang nyata-nyata dilarang Allah. Ketaatan kepada Allah yang merupakan nyawa setiap bahtera rumah tangga haruslah dilatih dari awal. Pasangan yang baik juga datang dari awal yang baik (Siauw, 2013: 59).

(54)

kepada umat muslim dan mendakwahkan Islam kepada mereka. Perlu diketahui bahwa pacaran selalu dimulai dengan pengorbanan dan diakhiri saat ada korban. Sebelum semua terjadi, baik kiranya akhiri sekarang (Siauw, 2013: 68).

Ada budaya yang didakwahkan oleh kapitalis hedonis misalnya

valentine day. Valentine day dijadikan sebagai hari untuk menyatakan

cinta, mencari pacar, melakukan aktivitas maksiat dengan kehormatan sebagai taruhan. Remaja memang menjadi target utama dalam menjajakan cinta palsu, yaitu sejenis cinta berbalut syahwat. Wajar saja kenapa remaja yang dipilih, karena masa remaja adalah saat-saat mencari jati diri. Remaja bisa cepat berubah mengikuti lingkungannya. Bila lingkungannya baik, dia ikut baik, bila lingkungannya buruk, dia ikut buruk. Bagi remaja, interaksi antara lawan jenis memang paling menarik (Siauw, 2013: 71). Karena itulah kalangan-kalangan yang tidak suka kepada Islam terus mempropagandakan segala sesuatu yang baerkaitan dengan kenikmatan interaksi lawan jenis, baik hiburan visual-audio, seperti film, sinetron, atau bioskop, bisa juga hanya audio, seperti musik, atau visual-audio, kinetik, seperti pacaran. Allah berfirman: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.

Katakanlah ‘sesunggunya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’.

Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah

pengetahuan datang kepadamu, Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan

(55)

Islam tidak pernah bertentangan dengan fitrah manusia (Siauw, 2013: 84). Dalam Islam, pernikahan adalah jalan untuk menyalurkan cinta dengan bertanggung jawab dan penuh komitmen. Rasulullah bersabda:

“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk

menikah, menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan,

dan lebih membenengi kemaluan. Dan barang siapa belum mampu,

hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi

dirinya.” (H. R. Bukhori dan Muslim) (Siauw, 2013: 85). Kemampuan yang dimaksud di sini bukanlah dilihat dari harta, keturunan, atau status sosial, melainkan dari agama semata (Siauw, 2013: 85). Rasulullah bersabda: “Seorang wanita dinikahi kerena empat hal; karena hartanya,

keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka hendaklah kamu pilih

wanita yang taat agamanya (memahami Islam), niscaya kamu akan

beruntung.” (H. R. Bukhori dan Muslim) (Siauw, 2013: 86). Allah berfirman: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba

sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan

mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi

Maha Mengetahui.” (Q. S. An-Nur: 32).

(56)

(peminangan) dan ta’aruf (perkenalan). Lelaki atau wanita yang sudah mampu dan siap membina rumah tangga, maka boleh bagi mereka menentukan calon yang mereka sukai karena Allah pun telah membolehkannya: “Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang kalian

senangi.” (Q. S. An-Nisa: 3). Bila sudah mendapatkan yang disenangi kemudian dilanjutkan dengan proses khitbah. Khitbah adalah sebuah pernyataan peminangan dari seorang lelaki kepada seorang wanita atau walinya, agar wanita itu bersedia menikahinya dan membina keluarga bersamanya. Berlaku juga sebaliknya dari wanita kepada lelaki (Siauw, 2013: 99). Boleh saja untuk menolak saat dipinang bila yang meminang tidak disukai atau tidak memenuhi syarat yang diinginkan oleh yang dipinang. Pembeda khitbah-ta’aruf dengan pacaran ada dua hal, yaitu: petama adalah akad yang jelas kapan khitbah-ta’aruf itu akan diakhiri dengan pernikahan dan kedua adalah tidak ada interaksi ta’aruf yang

berkhalwat atau ada mahram wanita yang terlibat saat terjadi interaksi.

(57)

Bila belum siap seharusnya tahu batas kemampuan diri dan jangan dulu melakukan interaksi. Jangan memulai apa yang tidak bisa diselesaikan. Nikahi atau sudahi, halalkan atau tinggalkan (Siauw, 2013: 121). Alihkan cinta ke jalan yang bermanfaat lagi halal juga berpahala. Berjuang di jalan Islam, misalnya, jadi pengemban dakwah Islam, dan menyampaikan kebaikan-kebaikan dari Allah dan Rasulullah kepada seluruh manusia (Siauw, 2013: 123). Beberapa poin yang bisa meminimalisasi galau karena cinta: 1) mengingat Allah akan membuat galau karena cinta menjadi ketenangan; 2) gabungkan diri dalam perjuangan Islam; 3) baca kisah-kisah Rasulullah, sahabat, dan panglima-panglima Islam; 4) temukan hobby positif yang bisa mengalihkan.

(58)

Banggalah menjadi muslim yang menempatkan Allah lebih dari seluruh ciptaan-Nya. Halalkan yang Allah halalkan, haramkan yang Allah haramkan. Bila belum sanggup mengikat cinta, bersabar adalah pilihan yang utama. Bersabar untuk masa depan, masa yang lebih lama. Allah sayang kepada hamba-hamba-Nya yang berserah dan menjaga diri. Terlebih lagi pemuda yang memperhatikan harga diri (Siauw, 2013: 153).

Tujuan pernikahan adalah ibadah. Dengan itu, seorang muslim akan mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin bagi anak-anaknya agar beriman kepada Allah. Muslimah juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi pendidik dan pembina genetasi Islam ke depan yang tangguh dan bertakwa (Siauw, 2013: 161). Pernikahan yang bernilai ibadah dapat dicapai dengan dua sebab yaitu: sebab langsung dan sebab tak langsung. Sebab langsung adalah sebab-sebab yang secara langsung memiliki hubungan dengan akibat yang diharapkan. Sebab tak langsung adalah perkara-perkara yang tidak langsung, yang diminta kepada Allah. Pernikahan bukanlah sebuah bahtera yang hanya bisa dijalani dengan cinta. Ia perlu ilmu yang tunjukkan terang agar terang jalannya (Siauw, 2013: 176).

Beyond The Inspiration merupakan buku setebal 267 halaman yang

(59)

dalam menorehkan catatan sejarah dunia dengan tinta emas. Namun pada saat ini, kebanyakan manusia tidak lagi mengingat Islam sebagai inspirasi yang membuat umatnya tegak di hadapan umat lain, namun kaum muslim dikenal sebagai umat pesakitan, terpuruk dalam berbagai bidang kehidupan. Bahkan kaum muslim lupa akan jati diri mereka. Pasti ada sesuatu yang diterapkan di masa lalu yang tidak diterapkan di masa kini. Tujuan

penulisan buku Beyond The Inspiration dapat diketahui pada

muqaddimahnya yaitu pada kalimat maka satu-satunya pilihan saya, adalah

menunaikan kewajiban dakwah mengembalikan kehidupan Islam ke tengah-tengah masyarakat (Siauw, 2014c: i).

Buku Beyond The Inspiration terdiri dari sembilan pokok bahasan

yaitu: Prologue, Life is Choice, Get The Guidance Easier, The Way To Belief, The True Shahadah, As Allah Assign, Beyond The Inspiration, Living

After Life, Epilogue.

(60)

Keterpurukan umat diakibatkan pada kesalahan dalam membuat pilihan. Padahal hidup adalah pilihan (Siauw, 2014c: 8). Kita akan hidup berdasarkan pilihan yang kita buat, kita akan dinilai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan dihargai sesuai dengan pilihan-pilihan yang kita buat, kita akan menjadi seperti apa yang kita pilih dalam setiap segmen dari kehidupan kita. Apa yang terlihat di hari ini adalah hasil pilihan di masa lalu. Kehidupan di masa depan akan ditentukan oleh pilihan saat ini. Kemarin telah berlalu, dan hari esok masih sesuatu yang ghaib,

sesungguhnya hari ini adalah milik kita, dan kita memiliki kendali untuk mengisi hari ini dengan pilihan-pilihan. Apabila menginginkan keadaan berubah maka konsekuensinya adalah segera mengganti pilihan-pilihan yang sudah dibuat.

Kesungguhan dan keseriusan seseorang dalam mewujudkan keinginan masa depannya dapat dinilai dari pilihan-pilihan yang mereka buat saat ini. Kesungguhan adalah niat yang kuat dan tidak akan putus sebelum keinginannya tercapai. Keseriusan adalah melakukan aksi konkret yang relevan dengan besarnya keinginan (Siauw, 2014c: 16). Hidup senantiasa dihadapkan pada hambatan. Memilih fokus pada tujuan merupakan pilihan. Seorang visioner akan mengubah fakta agar sesuai dengan tujuannya (Siauw, 2014c: 18).

(61)

konsekuensinya dengan penuh kesadaran, ketaatan, dan keikhlasan sebagai bagian yang harus dia jalani. Dia tidak akan pernah jemu untuk menjalankan setiap perintah Allah seberapapun sulitnya. Dia akan menghormati orang tuanya, menyayangi anak-anaknya, dan mencintai istrinya sebagaimana dia sangat memedulikan sesamanya. Dia tidak akan bosan menolak segala bentuk kemaksiatan. Dia akan menolak riba dalam bentuk apapun, menjauhi zina dan khalwat, mencegah dirinya dari suap dan disuap, serta menggunjing dan menghibah saudaranya (Siauw, 2014c: 28).

Pada judul Get The Guidance Easier berisikan bagaimana memaknai takdir, kaidah pertama dalam memahami takdir tidak boleh mencampur adukkan antara aktivitas Allah dan aktivitas manusia. Maksud dari aktivitas Allah adalah seluruh amal yang dilakukan oleh Allah dan bersifat ghaib, hal ini terbagi menjadi tiga macam yaitu: 1) ilmu Allah, yaitu bahwa Allah mengetahui semua hal yang terjadi baik dahulu, sekarang maupun yang akan datang; 2) kehendak Allah, yaitu bahwa setiap yang besar dan kecil, yang terjadi di muka bumi ini semuanya terjadi karena kehendak Allah; dan

3) lauhul mahfudz, yaitu bahwa setiap yang terjadi pada seluruh kehidupan

(62)

kemuliaan, petunjuk teknis yang diikuti adalah akal, wahyu, dan taufiq.

Allah memberi akal pada manusia agar manusia dapat menerima wahyu dan bila manusia bersungguh-sungguh dalam memahami wahyu, maka Allah akan menurunkan taufiq. Taufiq adalah pemberian Allah pada hamba-hamba-Nya yang meminta kepada-Nya (Siauw, 2014c: 76).

The Way to Belief berisikan bagi sebagian besar kaum muslim,

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna dan paripurna. Allah menjamin dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,

melainkan untuk (menjadi) rahmad bagi semesta alam.” (Q. S. Al-Anbiyaa: 107). Dan “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyeru kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

(63)

muslim terpuruk. Lebih tepatnya ini adalah akibat, bukan sebab. Dalam sejarah dunia, peradaban-peradan yang maju untuk memimpin dunia semuanya memiliki satu kesamaan, yaitu meningkatnya taraf berfikir. Meningkatnya taraf berfikir akan membawa perubahan pada sistem pendidikan, ekonomi, sains dan teknologi, akhlak dan lainnya. Meningkatnya taraf berfikir akan mengkristalisasi dan membentuk suatu cara pandang seseorang terhadap kehidupan yang lazim disebut sebagai way

of life (Siauw, 2014c: 87).

Way of life inilah yang nantinya akan menjadi standar kolektif umat,

suatu dasar dimana pemikiran lain akan dibangun di atasnya, way of life

akan mempersatukan umat dalam ikatan pemikiran yang sama, selanjutnya akan menarik mereka menuju kebangkitan dan kepemimpinan atas umat lainnya. Inti dari way of life terletak pada tujuan hidup yang mereka rumuskan, yang akhirnya menentukan pandangan terhadap kehidupan. Tujuan manusia hidup di dunia haruslah datang dari sumber yang valid dan dapat diandalkan, yang berasal dari penciptanya, manual instruction yang bersal dari penciptanya. Dari manual instruction inilah manusia akan mengetahui fungsi-fungsi kehidupannya di dunia, fitur-fiturnya, bagaimana cara mengoperasikan, dan penyelesaian masalah yang mungkin timbul.

Manual instruction ini adalah Al-Qur’an, tantangan untuk seluruh jin dan

(64)

yang benar, dapat ditemukan bahwa nama Tuhan itu adalah Allah dan tujuan hidup adalah beribadah kepada Allah secara total.

Ibadah dalam Islam tidak boleh diartikan sebagai sesuatu yang bersifat sempit yang hanya berkisar sekitar ibadah mahdhah atau ibadah ritual (Siauw, 2014c: 121). Tetapi, ibadah dalam arti sesungguhnya adalah setiap aktivitas manusia yang disesuaikan dengan kehendak Allah.

The True Shahadah, iman adalah kondisi yang menjadikan

seseorang menjadi muslim, dan kunci keimanan terletak kali pertama mengucapkan syahadatain. Sehingga seorang muslim harus benar-benar memahami arti dari kalimat syahadat, kosekuensinya, dan bagaimana metode untuk membentuk keimanan dari kedua kalimat syahadat tersebut.

Syahadat tidak hanya dimaknai aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain

Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Tetapi juga harus berkonsekuensi menjadikan Allah sebagai Tuhan sekaligus sesembahan. Syahadat akan menghasilkan iman kemudian iman akan dibina oleh akal. Akal adalah pembeda satu-satunya antara manusia dan hewan, yang dengan akalnya manusia diperintahkan untuk beriman kepada Allah.

As Allah Assign. Ada dua potensi kehidupan pada menusia pertama,

(65)

aktivitas sehingga aktivitas ini dapat memenuhi dan memuaskan needs dan

wants. Pada titik inilah, manusia memerlukan aturan. Manusia adalah

makhluk yang terbatas sehingga sangat masuk akal dan wajar apabila aturan yang dihasilkan akan terbatas. Satu-satunya opsi yang tertinggal hanyalah menggunakan aturan bukan makhluk. Standar yang berasal dari Sang Pencipta yang mengetahui manusia secara utuh dan aturan apa yang seharusnya digunakan dalam kehidupan adalah yang terbaik baginya.

Al-Qur’an adalah job description manusia di dunia untuk menjalani tugasnya sebagai khalifah Allah di atas muka bumi (Siauw, 2014c: 171).

Beyond the Inspiration, bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang

Allah turunkan kepada hamba-Nya, baik melalui Al-Qur’an ataupun melalui ucapan Rasulullah. Bisyarah adalah perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama berabad-abad lamanya, kayakinan akan janji Allah ini terpatri kuat dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan di tengah-tengah keputusasaan, mejadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sumber energi yang tidak terbatas sampai kapanpun. Melalui bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia (Siauw, 2014c: 186).

Dalam judul Beyond the Inspiration disajikan kisah Muhammad Al-Fatih berisi bisyarah yang dapat mengispirasi setiap muslim. Bisyarah

Rasulullah yang disampaikan oleh Abdullah bin Amru kepada para sahabat:

Abdullah bin Amru berkata, “ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Safiyyur Rahman, 18 nilai karakter yang tengah menjadi tujuan nilai karakter

Saya diminta dosen saya , kalau bisa bertemu dengan panjenengan secara langsung, terkait dengan kelanjutan skripsi saya yang meneliti buku panjenengan yang