• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan manajemen yang baik dan profesional (www. waspada.co.id). Bisnis ini merupakan usaha sepanjang masa yang tidak ada matinya karena menyangkut kebutuhan pokok manusia. Bisnis ini menuntut pengelolaan manajemen yang baik dan ketekunan dalam menjalankan suatu usaha, agar bisnis rumah makan dapat terus berkembang dari waktu ke waktu. Seorang pengusaha harus memiliki sebuah motivasi yang dapat mendorong berjalannya suatu usaha, supaya bisnis rumah makannya bisa berjalan dengan lancar.

Secara umum motivasi dapat dikatakan sebagai rangkaian yang terdiri dari satu atau lebih persyaratan yang bergerak mengubah dan memelihara perilaku untuk berani bersikap untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan (dalam Ranto, 2007:19). Berusaha lebih dilihat bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa besar pun kecilnya uluran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan fasilitas yang lengkap.

(2)

Menurut Robbins (2002:55) motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan individu. Suatu kebutuhan (need) berarti suatu kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik.

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Wirausaha tidak melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Dorongan motivasi berusaha untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada.

Masalah kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting dalam perekonomian suatu negara sebagai penggerak perekonomian serta pendorong berkembangnya suatu bisnis. Melihat begitu pentingnya keberadaan bisnis atau usaha bagi perekonomian Indonesia maka perlu dilakukannya pembinaan dan pengembangan agar daya saing dari usaha kecil dapat ditingkatkan. Pengusaha akan menggunakan keahlian kewirausahaannnya untuk mengorganisasi tanah, modal, dan tenaga kerja dalam memproduksi barang dan jasa.

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2003:10). Kewirausahaan (entrepreneurship) merujuk kepada

(3)

kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, yang mampu berdiri sendiri di atas kemampuan sendiri, yang mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri.

Kemandirian berusaha direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfkleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam pekerjaan juga sangat berperan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha (www. waspada.co.id).

Kinerja pengusaha yaitu serangkaian nilai kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya (Ranto, 2007:19). Serangkaian hasil kerja itu akan diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja agar memperoleh kepercayaan dari relasinya.

Berdasarkan kondisi tersebut diatas, dalam upaya meningkatkan kinerja dan pengembangan usaha diperlukan pembinaan dan pelatihan yang berkaitan kepada aspek-aspek yang menjadi kebutuhan usaha diantaranya aspek : permodalan, pemasaran, menajemen, sistem produksi yang meliputi teknologi, peralatan dan mutu. Pengusaha juga perlu memperhatikan masalah distribusi, kewirausahaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Fasilitas

(4)

yang disediakan menyangkut berbagai sarana kerja, hunian, sarana penunjang dan fasilitas sosial yang cukup lengkap serta adanya pembinaan berbagai aspek yang dibutuhkan pengusaha, diharapkan dan seharusnya para pengusaha mampu meningkatkan kinerjanya, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja para pengusaha baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal lebih banyak berasal dari pengusaha itu sendiri diantaranya adalah: keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, latar belakang pendidikan, kemampuan teknis, permodalan, pemasaran, sistem operasi, informasi, sikap mental, etos kerja, kemandirian, percaya diri, motivasi, dan masalah internal lainnya. Faktor eksternal dihadapkan kepada permasalahan di luar organisasi diantaranya: lingkungan, peluang, persaingan, sistem informasi global, dan masalah eksternal lainnya.

Bisnis makanan atau Rumah Makan merupakan prospek yang tinggi bagi suatu daerah, khususnya kota Medan. Fakta membuktikan bahwa pada tahun 2005 ditargetkan perolehan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor UKM sangat signifikan. Rinciannya, dari sekretariat Kota Medan berupa ritribusi izin usaha mencapai Rp.100 juta, Dinas Pendapatan Daerah Berupa Pajak Hotel Rp.16,5 milyar, Pajak Restoran Rp.35,480 milyar, Pajak Hiburan Rp.8 milyar. yang paling tinggi adalah pada Pajak Restoran, ini membuktikan bahwa bisnis rumah makan atau makanan di Kota Medan berkembang pesat.

Peneliti memilih usaha Rumah Makan yang terletak di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan. Karena lokasinya sangat strategis untuk membuka usaha

(5)

makanan. Penyebabnya adalah jalan ini berada pada daerah pendidikan dan perumahan. Sebagai contoh untuk tempat Pendidikan adalah USU (Universitas Sumatera Utara) dan UMA (Universitas Medan Area). Untuk Perumahan adalah Kompleks TASBI (Taman Setia Budi Indah), Villa Abadi, Setia Budi Regency, dan Villa Abadi Residence yang terletak di Jl. Setia Budi Medan. Hal ini yang menyebabkan Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan sebagai tempat refreshing untuk melepaskan lelah bagi para Mahasiswa, pegawai kantor serta tempat berkumpul bagi remaja dan keluarga.

Ada beberapa Rumah Makan atau Usaha Makanan yang berada di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan ini, antara lain adalah Rumah Makan Sibul Jaya, Rumah Makan Minang Setia, Bakso Masno, Bakso Sahabat, Mie Aceh Titi Bobrok, Mie Aceh baru, Warung Nasi Timbel, Warung Kampoeng, Bakso & Ayam Penyet Ponegoro, serta beberapa aneka jenis usaha makanan yang lainnya. Usaha-usaha di atas yang akan peneliti digunakan sebagai objek penelitian untuk mengetahui kinerja pengusaha tersebut.

Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pengusaha yang kinerjanya meningkat adalah pengusaha yang cukup agresif dan atraktif serta didukung motivasi yang baik, memiliki pengetahuan kewirausahaan yang tinggi, tingkat kemandirian usaha yang baik, dan mampu meningkatkan kinerjanya. Pengusaha yang statis banyak berharap mendapatkan bantuan dari pihak lain, serta tidak didorong motivasi, pengetahuan kewirausahaan yang baik mengakibatkan kinerjanya cenderung menurun.

(6)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ” Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah Terdapat Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. (Cantika, 2005:89). Dapat dikatakan bahwa kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi atau perusahaan, di mana hasil kegiatan kinerja dapat dilaksanakan secara efisiens dan efektifitas.

Motivasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).

(7)

Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari orgasnisasi lain.

Kemandirian usaha adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam Ranto, 2007:23).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah:

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Cantika (2005), Suryana (2003) diolah D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut ”Terdapat hubungan antara Motivasi berusaha, Pengetahuan kewirausahaan dan Kemandirian usaha secara bersama-sama dengan Kinerja Pengusaha”.

Motivasi berusaha ( X1 ) Pengetahuan Kewirausahaan

( X2 )

Kemandirian Usaha ( X3 )

(8)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha secara bersama-sama dengan kinerja pengusaha pada pengusaha Rumah Makan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk : a. Bagi Pelaku Bisnis

Sebagai sumber informasi untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan kepada wirausahawan mengenai hubungan motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha secara bersama-sama terhadap kinerja pengusaha.

b. Bagi Peneliti

Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir dalam menganalisis hubungan motivasi berusaha pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

(9)

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengusaha Rumah Makan, Warung Bakso, dan Mie Aceh di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan, untuk mengetahui hubungan antara kinerja pengusaha dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya secara lebih rinci. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha. 2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka perlu definisi operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (independent variable) 1. Motivasi Berusaha (X1

a. Tanggung Jawab

), adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (tujuan), yang terdiri dari :

(10)

c. Kondisi kerja yang menyenangkan d. Promosi

2. Pengetahuan kewirausahaan (X2

a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha

), adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dapat dilihat melalui :

b. Kemampuan berinisiatif c. Kemampuan berinovasi

d. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri 3. Kemandirian usaha (X3

a. Mengandalkan kemampuan diri sendiri b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c. Keberanian menghadapi tantangan

d. Kebebasan berfikir

), adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain. Dapat dilihat melalui :

b. Variabel Terikat (Dependent variable)

Kinerja Pengusaha (Y) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

(11)

Tabel 1.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Motivasi berusaha (X1

suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses

psikologis, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (tujuan) )

a. Tanggung Jawab b. Pencapaian

c. Kondisi Kerja yang menyenangkan d. Promosi Likert Pengetahuan kewirausaha an (X2

suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya ) a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha b. Kemampuan berinisiatif c. Kemampuan berinovasi d. Kemampuan

mengatur waktu dan membiasakan diri

Likert

Kemandirian usaha (X3

kekuatan diri dalam upaya untuk

menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain ) a.Mengandalkan kemampuan diri sendiri b.Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c.Keberanian menghadapi tantangan d. Kebebasan berfikir Likert Kinerja pengusaha (Y)

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. a. Semangat kerja b. Kualitas kerja c. Produk unggulan d. Keberhasilan e. Akuntabilitas Likert

(12)

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.2

Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2008:133)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai Februari 2010 sampai dengan Mei 2010. 5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2006:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengusaha rumah

(13)

makan yang terletak di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan yang berjumlah 31 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus atau sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2006:78). Sehingga responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 31 orang.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

a. Wawancara

Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat langsung didalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

b. Daftar Pertanyaan (kuesioner)

Teknik yang digunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diterapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable.

(15)

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r table

b. Jika r

, maka pertanyaan dinyatakan valid

hitung < r table

b. Uji Reliabilitas

, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha> 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282).

(16)

Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliable alat ukur tersebut.

Dalam pengujian realibilitas instrumen digunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.

9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206). Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

b. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Korelasi Rank Spearman

Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang berskala ordinal, dan untuk mendapatkan data berskala ordinal pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner hendaknya menggunakan opsi jawaban model skala Likert. Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai

(17)

dengan ketentuan, kita perlu mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat atau lemahnya korelasi (Sarwono, 2006:107). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1

b. Besar kecilnya angka berkorelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Kriteria angkanya adalah sebagai berikut:

0 - 0.25 : Korelasi Sangat Lemah (dianggap tidak ada) > 0,25 – 0,5 : korelasi Cukup

> 0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat

> 0,75 – 1 : Korelasi Sangat Kuat

c. Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel terikat juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel terikat menjadi kecil. Dengan ketentuan jika angka mendekati 1 (satu), hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika angka mendekati 0 (nol) hubungan kedua variabel semakin lemah.

d. signifikansi hubungan kedua variabel dapat di analisis dengan ketentuan sebagai berikut :

(18)

Jika Probabilitas < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan Jika Probabilitas > 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan 2. Menentukan signifikansi Hasil Korelasi :

Menentukan signifikansi hasil korelasi digunakan untuk mengetahui apakah angka korelasi tersebut signifikan atau tidak. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tentukan Hipotesis :

H0 : Hubungan antara variabel motivasi berusaha, pengetahuan

kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha tidak signifikan.

H1

b. Kriteria Pengambilan Keputusan :

: Hubungan antara variabel motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha signifikan.

Jika Probabilitas atau signifikansi < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan.

Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan atau peranan variabel motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha, dapat dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi (Sarwono, 2006:114). Rumusnya adalah : KD = r2 x 100%

Gambar

Gambar 1.1  : Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Seram Bagian Barat, Maluku Dengan hormat kami sampaikan bahwa, dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga yang berperan untuk meningkatkan mutu pendidik dan

Asistensi Pengelolaan Aset Kabupaten Polewali Mandar dengan menggunakan aplikasi SIMDA BMD dalam rangka peningkatan opini dari WDP menuju WTP atas LKPD Provinsi

Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah variabel kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) (aspek keuangan, operasional, dan administrasi), sedangkan

TNDS terdiri atas sekumpulan danau musiman (23%), berwarna hitam kemerahan, yang muka airnya sangat tergantung atas curah hujan, dan limpasan air dari sungai kapuas, juga

Pengertian harapan di sini adalah memegang peran penting dan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepu- asan pelanggan

Metode Penulisan yang digunakan oleh Penulis merupakan yuridis normatif yang akan dilakukan dengan cara melakukan studi kepustakaan dalam melakukan Analisis

215 Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan grafik maturity level model seperti Gambar 5, terlihat bahwa organisasi dalam hal manajemen komunikasi dan operasi telah

Sebagaimana para ulama sepakat bahwa keuntungan yang didapat oleh masing-masing pihak ( shahibul māl dan mudharib) harus dalam jumlah nisbah tertentu, jika keduanya telah