Sistem Sertifikasi kompetensi
dan Pengembangannya pada
Unit Pendidikan berbasis
Kompetensi
2015
Disampaikan pada Sosialisasi SKKNI Kominfo, 1 April 2015:
Bonardo Aldo Tobing
Komisi Perencanaan dan Harmonisasi Kelembagaan, BNSP.
aldo.tobing@yahoo.com
Latar belakang
Kesejahteraan
rakyat
Pertumbuhan
ekonomi
•
Produktivitas
•
Efisiensi
•
SDM berkualitas
STANDARDISASI
DAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
Daya saing
Nasional, Regional, InternasionalSDM
KOMPETEN
Pelatihan
berbasis
kompetensi
Sistem/pola
kerja industri
berbasis
kompetensi
Pendidikan
berbasis
kompetensi
Pendidikan
dalam
masyarakat
(Community
Education)
Sumber: BPS, Susenas, Sakernas , Berita statistik bulan Pebruari 2012 Lulusan pelatihan dan penempatan oleh Ditjen Binalattas
NO
PENDIDIKAN YANG
DITAMATKAN
Lulusan Pendidikan
(orang)
Jumlah Penganggur
Orang (juta)
%
1
≤ SD
55.510.000
2,13
3,69
2
SMP
20.290.000
1,72
7,80
3
SMA
17.200.000
1,98
10,34
4
SMK
9.430.000
0,99
9,51
5
DIPLOMA
3.120.000
0,25
7,50
6
UNIVERSITAS
7.250.000
0,54
6,95
Jumlah
112.800.000
7,61
6,32
Dasar pemikiran kebijakan sertifikasi
kompetensi profesi tenaga kerja.
Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikasi
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji
kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia/dan atau internasional. (PP23/2004).
Pengakuan kompetensi melalui sertifikasi adalah hak tenaga kerja yang
telah kompeten. (pasal 18 UU 13/2003).
Undang-Undang Perindustrian 3/ 2014: Setiap Perusahaan Industri
dan/atau Perusahaan Kawasan Industri wajib mempekerjakan tenaga
kerja industri yang memenuhi standar kompetensi
UU 20/2004: SISDIKNAS
UU 12/2012: DIKTI
PERMENDIKBUD 81/2014 ttg: Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Dan Sertifikat
Profesi Pendidikan Tinggi
Tuntutan industri, organisasi, masyarakat akan kompetensi tenaga
kerja/profesi dalam memproduksi produk atau jasa.
Sistem industri/organisasi menuntut personel harus kompeten dan
terpelihara kompetensinya.
Memastikan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Mempersiapkan kompetensi tenaga kerja Indonesia dalam persaingan
Manafaat sertifikasi
NO PEMANGKU
KEPENTINGAN MANFAAT
1. Industri/organi sasi
• Membantu industri/organisasi meyakinkan kepada kliennya bahwa produk/jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten.
• Membantu industri/organisasi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi guna meningkatkan efisensi HRD khususnya dan efisiensi nasional pada umumnya.
• Membantu industri/organisasi dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.
2. Tenaga kerja • Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.
• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.
• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara
• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja
3. Lemdiklat • Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan kompetensi dunia industri.
• Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.
• Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.
• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
MENGEMBANGKAN
KOMPETENSI
MEMASTIKAN
DAN
MEMELIHARA
KOMPETENSI
MEMASTIKAN
KESESUAIAN
UNTUK
TUJUAN
PENERAPAN
WAJIB
SERTIFIKASI
KOMPETENSI
PENDIDIKAN &
PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI
REGISTRASI/ LISENSI PROFESILEMBAGA PENDIDIKAN &
LEMBAGA PELATIHAN
LSP
OTORITAS KOMPETEN
Sertifikasi pendidikan &
Pelatihan
kompetensi
Sertifikasi
Registrasi/lisensi personil
UU No.13 Tahun 2003
Pasal 18
1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
setelah mengikuti pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau
pelatihan di tempat kerja.
2)
Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
3)
Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan
nasional sertifikasi profesi yang independen.
5)
Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
PP No.23 Tahun 2004
Pasal 3
BNSP mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
Pasal 4
1.
Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
BNSP dapat memberikan
lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja.
2.
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian
lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP.
PENERAPAN SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
PENERAPAN SKEMA
SERTIFIKASI
Lisensi LSP Pihak 1, 2, & 3.
Lisensi Lembaga
Profisiensi
Sertifikasi
Harmonisasi
Notifikasi
Kooperasi Verifikasi Standar KompetensiPerbaikan
Berlanjut
Regulasi: •Wajib, •Disarankan •SukarelaKlasifikasi LSP:
LSP pihak ketiga
LSP yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi
profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja untuk sektor dan atau profesi tertentu sesuai ruang
lingkup yang diberikan oleh BNSP
LSP pihak kedua
LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan
utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap
sumber daya manusia lembaga induknya, sumber daya
manusia dari pemasoknya dan /atau sumber daya manusia
dari jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan
oleh BNSP.
LSP pihak kesatu industri
LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan
tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
terhadap sumber daya manusia lembaga induknya,
sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.
LSP pihak kesatu lembaga pendidikan dan /atau
pelatihan
LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan atau
pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja terhadap peserta pendidikan/pelatihan
berbasis kompetensi dan /atau sumber daya manusia
dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai ruang
Mengembangkan Sertifikasi Profesi Pada
Pendidikan Vokasional
1.
Memastikan Sistem Pendidikannya
berbasis kompetensi.
2.
Mengembangkan TUK.
3.
Mengembangkan kelembagaan
sertifikasi Pihak 1 pendidikan.
1. Memastikan Sistem Pendidikannya berbasis
kompetensi.
PBK
Standar
Kompetensi
Kerangka
Kualifikasi
Strategi dan Materi
Pembelajaran
Asesmen &
sertifikasi
LINK & MATCH
SKEMA
Standar Kompetensi
PP 31/2006
SKKNI
STANDAR INTERNASIONAL
STANDAR KHUSUS
Adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja
serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor.
merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa
Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan
pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia.
DESKRIPSI UMUM KKNI
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
S2
S1
S3
Sekolah
Menengah
Umum
1
2
3
4
5
7
8
9
6
Profesi
Spesialis
D I
D IV
D III
D II
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Subspesialis
AHLI TEKNISI/ANALIS OPERATORSKKNI: KEMAMPUAN TELUSUR , LINK AND MTCH SISTEM DIKLAT, SERTIFIKASI
DAN SOP INDUSTRI
PENDIDIKAN
VOKASI DAN
PELATIHAN KERJA
Judul Learning
material
Ruang lingkup
diklat
Pencapaian hasil
pembelajaran
(LO)
Kriteria evaluasi
belajar
Kontektualisasi
diklat
evaluasi
Judul Unit
Deskripsi unit
Elemen
KUK
Batasan
Veriabel
Panduan
Penialaian
PENERAPAN
PADA
ORGANISASI/IND
USTRI
Judul SOP
Ruang lingkup
SOP
Langkah-langkah
proses
Instruksi kerja
Spesifikasi sesuai
dengan konteks
QA
SERTIFIKASI
Skema sertifikasi
unit kompetensi
Ruang lingkup
asesmen
Elemen asesmen
Kriteria
pencapaian
Kompetensi
Kontektualisas
asesmen dan
spesifikasi
Penduan
asesmen
Memastikan Strategi dan Paket
pembelajaran berbasis kompetensi
Strategi:
o
Parameter/komponen strategi pembelajaran, mencakupi
standar kompetensi,sesuai level, strategi dan materi
pemebelajaran traceable terhadap standar kompetensi
o
Kerangka kerja strategi pembelajaran dikembangkan
dari materi pembelajaran ≈ judul unit, Learning outcome
≈ elemen kompetensi, dan indicator kompetensi ≈
kriterai unjuk kerja)
o
Pertimbangan pengembangan materi dan struktur
strategi pembelajaran yakni dengan batasan variable
standar kompetensi, benchmark yang kontekstual (SOP
industri, standar produk, standar sistem industri).
o
Kajian Strategi Pembelajaran dilakukan melalui Tracer
study need assessment, identifikasi kualifikasi KKNI
dan Okupasi, identifikasi skema sertifikasi dan standar
kompetensi, mengembangkan modul pendidikan,
pelaksanan pembelajaran, asesmen dan sertifikasi,
serta identifikasi penempatannya, serta evaluasi
pencapaian Tracer study need assessment.
Asesmen dan sertifikasi kompetensi
Asesmen berbasis
kompetensi:
Proses pengumpulan bukti-bukti dan
membuat keputusan-keputusan
tentang apakah kandidat mencapai
atau tidak kompetensi.
criterion referenced or
standards-based assessment.
Competency-Based Assessment (CBA)
Proses pengumpulan
bukti-bukti dan
membuat
keputusan-keputusan tentang
apakah kandidat
mencapai atau tidak
kompetensi.
criterion referenced
or standards-based
assessment.
Criterion referenced
Evidence-based
Participatory
Asesmen
Formatif
• Asesmen dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk memastikan setiap elemen kompetensi dapat dicapai.
• Untuk memonitor pencapaian kompetensi sebagai feedback pendidik untuk meningkatkan proses pembelajaran untuk memastikan pencapaian komnpetensi peserta didik.
• Dapat digunakan untuk mengumpulkan bukti secara bertahap skill passport.
Sumatif
• Asesmen dilakukan pada setiap akhir materi/unit pembelajaran.
• Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik diakhir penyampaian materi pembelajaran dengan membandingkan dengan standar kompetensi.
• Dapat dilakukan pada UTS atau UAS sertifikasi skema unit kompetensi atau klaster.
Holistik
• Asesmen Holistik dilakukan dimana proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi adalah inter-related dan kompleks yang diukur berdasarkan established standards.
SKEMA SERTIFIKASI
Skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan
sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi
yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan
khusus yang sama, serta prosedur yang sama. Dalam
bahasa sehari-sehari merupakan jenis-jenis produk
sertifikasi profesi.
Tujuan sertifikasi profesi adalah untuk memastikan dan
memelihara kompetensi yang telah didapat melalui proses
pembelajaran baik formal, non formal, pelatihan kerja,
ataupun pengalaman kerja. Karena dalam dunia kerja
kompetensi harus dipelihara, bukan hanya pernah
kompeten, tetapi kompeten dan terus kompeten
JENIS SKEMA-SKEMA/PAKET SERTIFIKASI KOMPETENSI
Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja
Nasional Indoensia
Skema Sertifikasi Kualifikasi
Okupasi Nasional
Skema Sertifikasi berdasar Paket
Kompetensi (cluster)
Skema Sertifikasi Unit Kompetensi
SKEMA SERTIFIKASI
JENIS
SKEMA
URAIAN
KKNI 1. Bersifat Nasional
2. Jenjang Kualifikasi terdiri dari 9 Level
3. Setiap Level disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi berdasarkan Deskripsi KKNI
4. Ditetapkan oleh Otoritas Kompeten OKUPASI atau
JABATAN NASIONAL
1. Bersifat Nasional
2. Dapat berupa Jabatan Fungsional atau Struktural yang merujuk pada Standar Jabatan Nasional atau Internasional
3. Setiap Jabatan disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi yang sesuai dengan Standar Jabatan Nasional atau Internasional
4. Ditetapkan oleh Otoritas Kompeten
KLASTER 1. Bersifat Kebutuhan Industri atau Organisasi Pengguna (lokal) yang bersifat Khusus pada suatu Industri
2. Setiap Klaster disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Industri
3. Ditetapkan oleh Komite Skema LSP bersama Industri Pengguna
ISI SKEMA SERTIFIKASI
SKEMA KUALIFIKASI (KKNI):
Pendahuluan
Ruang Lingkup Skema Sertifikasi
Tujuan Sertifikasi
Acuan Normatif
Kualifikasi KKNI
Deskripsi
Okupasi yang mungkin dapat ditempati
Jenjang karir: persyaratan awal dan setalah mencapai
level tertentu
Persyaratan Dasar Peserta Sertifikasi
Proses Sertifikasi
Persyaratan
Kode Etik Profesi
2. Mengembangkan tempat Uji
Kompetensi
PBK
mendidik sampai kompeten
diperlukan
asesmen ditempat kerja (WPA= Work Place
Assessment).
TUK (Tempat Uji Kompetensi): tempat kerja atau
simulasi
tempat kerja yang baik.
Tempat Kerja yang Baik:
menerapkan Good Practices
(GMP= Good Manufacturing Practices; GCP= Good
Catering Practices; GFP = Good Farming Practices;
GHP = Good Handling Practices; GMP = Good Mining
Practices; dll).
3. Mengembangkan kelembagaan sertifikasi Pihak
1 pendidikan (LSP Pihak 1)
Tujuan:
a.
Memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik
selama proses pembelajaran.
b.
Memberikan
career path
peserta didik untuk mencapai
kualifikasi tertentu.
c.
Mengumpulkan bukti kompetensi (jam terbang) sejak dini
melalui skill passport.
d.
Memberikan akses sertifikasi mencapai kualifikasi tertentu,
KKNI dan Kualifikasi Okupasi Nasional.
e.
Biaya menjadi minimal.
f.
Lulusan Siap kerja.
g.
Setelah lulus siap kerja dan kompetensi dapat langsung
dipelihara oleh LSP Pihak III.
Mutual Recognition Arrangement
(MRA) Sertifikasi Kompetensi Profesi
Merupakan perangkat (
arrangement
),
yang berisi kesepakatan dari berbagai
pihak untuk bersedia saling menerima
atau
mengakui
sistem
sertifikasi
kompetensi profesi yang dilaksanakan
oleh masing-masing negara.
Tujuan MRA
Manfaat MRA
Memperluas jaringan
pengakuan sertifikasi
kompetensi kerja
yang telah ditetapkan
oleh suatu negara
atau lembaga
otoritas tertentu, oleh
negara atau lembaga
otoritas lain sejenis.
• Memperluas
kesempatan
kerja
• Meningkatkan
daya saing
pemegang
sertifikat
• Menjamin
kepastian mutu
MRA ASEAN dalam AEC 2015
MRA
1.
MRA Kesehatan
2.
MRA Pariwisata
3.
MRA E-telecommunication
4.
MRA Logistik
5.
MRA Engineering
6.
MRA Architect
7.
MRA Land Surveying
8.
MRA Akutansi
HARMONIZATION
Level
Transparency
Eqivalency
Harmonization
MRA
Necessity
International Standards
Adjustment of differences and inconsistencies
among different measurements, methods,
procedures, schedules, specifications, or systems to
make them uniform or mutually compatible.
Harmonized
Standard / TR
Dimensi
Harmonisasi standar kompetensi
Harmonisasi program & sistem serta
organisasi pelatihan berbasis kompetensi
Harmonisasi sistem dan skema sertifikasi
Harmonisasi sistem dan organisasi akreditasi
Standar implementasi MRA
Harmonization Principles
Transparency
Impartiality and consensus
Openness
Coherence
Effectiveness and relevance
Development
Dimension
Link and Match kompetensi lulusan Lembaga
Pendidikan dan kebutuhan kompetensi tenaga
kerja bidang KOMINFO
a.
Pastikan Penerapan Progam Pendidikan berbasis kompetensi
yang mampu telusur dengan Standar kompetensi dan kerangka
kualifikasi.
b.
Identifikasi Standar Kompetensi dan kerangka Kualifikasi untuk
pencapaian sertifikasi.
c.
Pastikan komitmen manajemen untuk membangun
mengorganisasikan kelembagaan sertifikasi profesi
SK
pendirian oleh Pimpinan Puncak Unit Pendidikan Vokasional.
(Pedoman BNSP).
d.
Sediakan dan kembangkan SDM, prasarana dan sarana LSP.
(Pedoman BNSP).
e.
Kembangkan manajemen LSP Pihak 1. (Pedoman BNSP).
Penerapan
QMS-LSP
Kerangka Program Menyiapkan Lisensi LSP
Komitmen Manajemen SK pendirianPembentukan
Tim QMS
Verifikasi/
Validasi
Pra-validasi
Pengembangan
QMS-LSP
Permohonan
Lisensi
Apresiasi
Pelatihan
QMS-LSP dan
dokumentasi
Pelatihan
Audit QMS
Gap Assessment
Pelatihan karyawanOnline Registration and
Document Submission
Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Nasional Sertifikasi Profesi secara Online dan Terpadu