• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Sertifikasi kompetensi dan Pengembangannya pada Unit Pendidikan berbasis Kompetensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Sertifikasi kompetensi dan Pengembangannya pada Unit Pendidikan berbasis Kompetensi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Sertifikasi kompetensi

dan Pengembangannya pada

Unit Pendidikan berbasis

Kompetensi

2015

Disampaikan pada Sosialisasi SKKNI Kominfo, 1 April 2015:

Bonardo Aldo Tobing

Komisi Perencanaan dan Harmonisasi Kelembagaan, BNSP.

aldo.tobing@yahoo.com

(2)
(3)

Latar belakang

Kesejahteraan

rakyat

Pertumbuhan

ekonomi

Produktivitas

Efisiensi

SDM berkualitas

STANDARDISASI

DAN SERTIFIKASI

KOMPETENSI

Daya saing

Nasional, Regional, Internasional

(4)

SDM

KOMPETEN

Pelatihan

berbasis

kompetensi

Sistem/pola

kerja industri

berbasis

kompetensi

Pendidikan

berbasis

kompetensi

Pendidikan

dalam

masyarakat

(Community

Education)

(5)

Sumber: BPS, Susenas, Sakernas , Berita statistik bulan Pebruari 2012 Lulusan pelatihan dan penempatan oleh Ditjen Binalattas

(6)

NO

PENDIDIKAN YANG

DITAMATKAN

Lulusan Pendidikan

(orang)

Jumlah Penganggur

Orang (juta)

%

1

≤ SD

55.510.000

2,13

3,69

2

SMP

20.290.000

1,72

7,80

3

SMA

17.200.000

1,98

10,34

4

SMK

9.430.000

0,99

9,51

5

DIPLOMA

3.120.000

0,25

7,50

6

UNIVERSITAS

7.250.000

0,54

6,95

Jumlah

112.800.000

7,61

6,32

(7)
(8)

Dasar pemikiran kebijakan sertifikasi

kompetensi profesi tenaga kerja.

Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikasi

kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji

kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional

Indonesia/dan atau internasional. (PP23/2004).

Pengakuan kompetensi melalui sertifikasi adalah hak tenaga kerja yang

telah kompeten. (pasal 18 UU 13/2003).

Undang-Undang Perindustrian 3/ 2014: Setiap Perusahaan Industri

dan/atau Perusahaan Kawasan Industri wajib mempekerjakan tenaga

kerja industri yang memenuhi standar kompetensi

UU 20/2004: SISDIKNAS

UU 12/2012: DIKTI

PERMENDIKBUD 81/2014 ttg: Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Dan Sertifikat

Profesi Pendidikan Tinggi

Tuntutan industri, organisasi, masyarakat akan kompetensi tenaga

kerja/profesi dalam memproduksi produk atau jasa.

Sistem industri/organisasi menuntut personel harus kompeten dan

terpelihara kompetensinya.

Memastikan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

Mempersiapkan kompetensi tenaga kerja Indonesia dalam persaingan

(9)
(10)

Manafaat sertifikasi

NO PEMANGKU

KEPENTINGAN MANFAAT

1. Industri/organi sasi

• Membantu industri/organisasi meyakinkan kepada kliennya bahwa produk/jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten.

• Membantu industri/organisasi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi guna meningkatkan efisensi HRD khususnya dan efisiensi nasional pada umumnya.

• Membantu industri/organisasi dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.

2. Tenaga kerja • Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/kliennya bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi.

• Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara mandiri.

• Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.

• Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara

• Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja

3. Lemdiklat • Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan tuntutan kompetensi dunia industri.

• Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program diklat.

• Membantu memastikan pencapain hasil diklat yang tinggi.

• Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen baik formatif, sumatif maupun holistik yang dapat memastikan dan memelihara kompetensi peserya didik selama proses diklat.

(11)
(12)

KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI

MENGEMBANGKAN

KOMPETENSI

MEMASTIKAN

DAN

MEMELIHARA

KOMPETENSI

MEMASTIKAN

KESESUAIAN

UNTUK

TUJUAN

PENERAPAN

WAJIB

SERTIFIKASI

KOMPETENSI

PENDIDIKAN &

PELATIHAN BERBASIS

KOMPETENSI

REGISTRASI/ LISENSI PROFESI

LEMBAGA PENDIDIKAN &

LEMBAGA PELATIHAN

LSP

OTORITAS KOMPETEN

Sertifikasi pendidikan &

Pelatihan

kompetensi

Sertifikasi

Registrasi/lisensi personil

(13)
(14)
(15)

UU No.13 Tahun 2003

Pasal 18

1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja

setelah mengikuti pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga

pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau

pelatihan di tempat kerja.

2)

Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.

3)

Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.

4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan

nasional sertifikasi profesi yang independen.

5)

Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen

sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

(16)

PP No.23 Tahun 2004

Pasal 3

BNSP mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.

Pasal 4

1.

Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

BNSP dapat memberikan

lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi yang memenuhi

persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan sertifikasi

kompetensi kerja.

2.

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian

lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP.

(17)

PENERAPAN SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PENERAPAN SKEMA

SERTIFIKASI

Lisensi LSP Pihak 1, 2, & 3.

Lisensi Lembaga

Profisiensi

Sertifikasi

Harmonisasi

Notifikasi

Kooperasi Verifikasi Standar Kompetensi

Perbaikan

Berlanjut

Regulasi: Wajib, Disarankan Sukarela

(18)

Klasifikasi LSP:

LSP pihak ketiga

LSP yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi

profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi

kerja untuk sektor dan atau profesi tertentu sesuai ruang

lingkup yang diberikan oleh BNSP

LSP pihak kedua

LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan

utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap

sumber daya manusia lembaga induknya, sumber daya

manusia dari pemasoknya dan /atau sumber daya manusia

dari jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan

oleh BNSP.

(19)

LSP pihak kesatu industri

LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan

tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja

terhadap sumber daya manusia lembaga induknya,

sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.

LSP pihak kesatu lembaga pendidikan dan /atau

pelatihan

LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan atau

pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi

kompetensi kerja terhadap peserta pendidikan/pelatihan

berbasis kompetensi dan /atau sumber daya manusia

dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai ruang

(20)

Mengembangkan Sertifikasi Profesi Pada

Pendidikan Vokasional

1.

Memastikan Sistem Pendidikannya

berbasis kompetensi.

2.

Mengembangkan TUK.

3.

Mengembangkan kelembagaan

sertifikasi Pihak 1 pendidikan.

(21)

1. Memastikan Sistem Pendidikannya berbasis

kompetensi.

PBK

Standar

Kompetensi

Kerangka

Kualifikasi

Strategi dan Materi

Pembelajaran

Asesmen &

sertifikasi

LINK & MATCH

SKEMA

(22)

Standar Kompetensi

PP 31/2006

SKKNI

STANDAR INTERNASIONAL

STANDAR KHUSUS

(23)

Adalah kerangka penjenjangan kualifikasi

kompetensi yang dapat menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan antara

bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja

serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian

pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan

struktur pekerjaan di berbagai sektor.

merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa

Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan

pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia.

(24)

DESKRIPSI UMUM KKNI

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam

menyelesaikan tugasnya.

c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta

mendukung perdamaian dunia.

d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian

yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan

agama serta pendapat/temuan original orang lain.

f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk

mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

(25)

S2

S1

S3

Sekolah

Menengah

Umum

1

2

3

4

5

7

8

9

6

Profesi

Spesialis

D I

D IV

D III

D II

Sekolah

Menengah

Kejuruan

Subspesialis

AHLI TEKNISI/ANALIS OPERATOR

(26)

SKKNI: KEMAMPUAN TELUSUR , LINK AND MTCH SISTEM DIKLAT, SERTIFIKASI

DAN SOP INDUSTRI

PENDIDIKAN

VOKASI DAN

PELATIHAN KERJA

Judul Learning

material

Ruang lingkup

diklat

Pencapaian hasil

pembelajaran

(LO)

Kriteria evaluasi

belajar

Kontektualisasi

diklat

evaluasi

Judul Unit

Deskripsi unit

Elemen

KUK

Batasan

Veriabel

Panduan

Penialaian

PENERAPAN

PADA

ORGANISASI/IND

USTRI

Judul SOP

Ruang lingkup

SOP

Langkah-langkah

proses

Instruksi kerja

Spesifikasi sesuai

dengan konteks

QA

SERTIFIKASI

Skema sertifikasi

unit kompetensi

Ruang lingkup

asesmen

Elemen asesmen

Kriteria

pencapaian

Kompetensi

Kontektualisas

asesmen dan

spesifikasi

Penduan

asesmen

(27)

Memastikan Strategi dan Paket

pembelajaran berbasis kompetensi

Strategi:

o

Parameter/komponen strategi pembelajaran, mencakupi

standar kompetensi,sesuai level, strategi dan materi

pemebelajaran traceable terhadap standar kompetensi

o

Kerangka kerja strategi pembelajaran dikembangkan

dari materi pembelajaran ≈ judul unit, Learning outcome

≈ elemen kompetensi, dan indicator kompetensi ≈

kriterai unjuk kerja)

o

Pertimbangan pengembangan materi dan struktur

strategi pembelajaran yakni dengan batasan variable

standar kompetensi, benchmark yang kontekstual (SOP

industri, standar produk, standar sistem industri).

o

Kajian Strategi Pembelajaran dilakukan melalui Tracer

study need assessment, identifikasi kualifikasi KKNI

dan Okupasi, identifikasi skema sertifikasi dan standar

kompetensi, mengembangkan modul pendidikan,

pelaksanan pembelajaran, asesmen dan sertifikasi,

serta identifikasi penempatannya, serta evaluasi

pencapaian Tracer study need assessment.

(28)

Asesmen dan sertifikasi kompetensi

Asesmen berbasis

kompetensi:

Proses pengumpulan bukti-bukti dan

membuat keputusan-keputusan

tentang apakah kandidat mencapai

atau tidak kompetensi.

 criterion referenced or

standards-based assessment.

(29)

Competency-Based Assessment (CBA)

Proses pengumpulan

bukti-bukti dan

membuat

keputusan-keputusan tentang

apakah kandidat

mencapai atau tidak

kompetensi.

criterion referenced

or standards-based

assessment.

Criterion referenced

Evidence-based

Participatory

(30)

Asesmen

Formatif

Asesmen dilakukan dalam proses pembelajaran, untuk memastikan setiap elemen kompetensi dapat dicapai.

Untuk memonitor pencapaian kompetensi sebagai feedback pendidik untuk meningkatkan proses pembelajaran untuk memastikan pencapaian komnpetensi peserta didik.

Dapat digunakan untuk mengumpulkan bukti secara bertahap skill passport.

Sumatif

Asesmen dilakukan pada setiap akhir materi/unit pembelajaran.

Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik diakhir penyampaian materi pembelajaran dengan membandingkan dengan standar kompetensi.

Dapat dilakukan pada UTS atau UAS sertifikasi skema unit kompetensi atau klaster.

Holistik

Asesmen Holistik dilakukan dimana proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi adalah inter-related dan kompleks yang diukur berdasarkan established standards.

(31)

SKEMA SERTIFIKASI

Skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan

sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi

yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan

khusus yang sama, serta prosedur yang sama. Dalam

bahasa sehari-sehari merupakan jenis-jenis produk

sertifikasi profesi.

Tujuan sertifikasi profesi adalah untuk memastikan dan

memelihara kompetensi yang telah didapat melalui proses

pembelajaran baik formal, non formal, pelatihan kerja,

ataupun pengalaman kerja. Karena dalam dunia kerja

kompetensi harus dipelihara, bukan hanya pernah

kompeten, tetapi kompeten dan terus kompeten

(32)

JENIS SKEMA-SKEMA/PAKET SERTIFIKASI KOMPETENSI

Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja

Nasional Indoensia

Skema Sertifikasi Kualifikasi

Okupasi Nasional

Skema Sertifikasi berdasar Paket

Kompetensi (cluster)

Skema Sertifikasi Unit Kompetensi

(33)

SKEMA SERTIFIKASI

JENIS

SKEMA

URAIAN

KKNI 1. Bersifat Nasional

2. Jenjang Kualifikasi terdiri dari 9 Level

3. Setiap Level disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi berdasarkan Deskripsi KKNI

4. Ditetapkan oleh Otoritas Kompeten OKUPASI atau

JABATAN NASIONAL

1. Bersifat Nasional

2. Dapat berupa Jabatan Fungsional atau Struktural yang merujuk pada Standar Jabatan Nasional atau Internasional

3. Setiap Jabatan disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi yang sesuai dengan Standar Jabatan Nasional atau Internasional

4. Ditetapkan oleh Otoritas Kompeten

KLASTER 1. Bersifat Kebutuhan Industri atau Organisasi Pengguna (lokal) yang bersifat Khusus pada suatu Industri

2. Setiap Klaster disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Industri

3. Ditetapkan oleh Komite Skema LSP bersama Industri Pengguna

(34)

ISI SKEMA SERTIFIKASI

SKEMA KUALIFIKASI (KKNI):

Pendahuluan

Ruang Lingkup Skema Sertifikasi

Tujuan Sertifikasi

Acuan Normatif

Kualifikasi KKNI

Deskripsi

Okupasi yang mungkin dapat ditempati

Jenjang karir: persyaratan awal dan setalah mencapai

level tertentu

Persyaratan Dasar Peserta Sertifikasi

Proses Sertifikasi

Persyaratan

Kode Etik Profesi

(35)

2. Mengembangkan tempat Uji

Kompetensi

PBK

mendidik sampai kompeten

diperlukan

asesmen ditempat kerja (WPA= Work Place

Assessment).

TUK (Tempat Uji Kompetensi): tempat kerja atau

simulasi

tempat kerja yang baik.

Tempat Kerja yang Baik:

menerapkan Good Practices

(GMP= Good Manufacturing Practices; GCP= Good

Catering Practices; GFP = Good Farming Practices;

GHP = Good Handling Practices; GMP = Good Mining

Practices; dll).

(36)

3. Mengembangkan kelembagaan sertifikasi Pihak

1 pendidikan (LSP Pihak 1)

Tujuan:

a.

Memastikan dan memelihara kompetensi peserta didik

selama proses pembelajaran.

b.

Memberikan

career path

peserta didik untuk mencapai

kualifikasi tertentu.

c.

Mengumpulkan bukti kompetensi (jam terbang) sejak dini

melalui skill passport.

d.

Memberikan akses sertifikasi mencapai kualifikasi tertentu,

KKNI dan Kualifikasi Okupasi Nasional.

e.

Biaya menjadi minimal.

f.

Lulusan Siap kerja.

g.

Setelah lulus siap kerja dan kompetensi dapat langsung

dipelihara oleh LSP Pihak III.

(37)

Mutual Recognition Arrangement

(MRA) Sertifikasi Kompetensi Profesi

Merupakan perangkat (

arrangement

),

yang berisi kesepakatan dari berbagai

pihak untuk bersedia saling menerima

atau

mengakui

sistem

sertifikasi

kompetensi profesi yang dilaksanakan

oleh masing-masing negara.

(38)

Tujuan MRA

Manfaat MRA

Memperluas jaringan

pengakuan sertifikasi

kompetensi kerja

yang telah ditetapkan

oleh suatu negara

atau lembaga

otoritas tertentu, oleh

negara atau lembaga

otoritas lain sejenis.

• Memperluas

kesempatan

kerja

• Meningkatkan

daya saing

pemegang

sertifikat

• Menjamin

kepastian mutu

(39)

MRA ASEAN dalam AEC 2015

MRA

1.

MRA Kesehatan

2.

MRA Pariwisata

3.

MRA E-telecommunication

4.

MRA Logistik

5.

MRA Engineering

6.

MRA Architect

7.

MRA Land Surveying

8.

MRA Akutansi

(40)
(41)

HARMONIZATION

Level

Transparency

Eqivalency

Harmonization

MRA

Necessity

International Standards

Adjustment of differences and inconsistencies

among different measurements, methods,

procedures, schedules, specifications, or systems to

make them uniform or mutually compatible.

Harmonized

Standard / TR

(42)

Dimensi

Harmonisasi standar kompetensi

Harmonisasi program & sistem serta

organisasi pelatihan berbasis kompetensi

Harmonisasi sistem dan skema sertifikasi

Harmonisasi sistem dan organisasi akreditasi

Standar implementasi MRA

(43)

Harmonization Principles

Transparency

Impartiality and consensus

Openness

Coherence

Effectiveness and relevance

Development

Dimension

(44)

Link and Match kompetensi lulusan Lembaga

Pendidikan dan kebutuhan kompetensi tenaga

kerja bidang KOMINFO

a.

Pastikan Penerapan Progam Pendidikan berbasis kompetensi

yang mampu telusur dengan Standar kompetensi dan kerangka

kualifikasi.

b.

Identifikasi Standar Kompetensi dan kerangka Kualifikasi untuk

pencapaian sertifikasi.

c.

Pastikan komitmen manajemen untuk membangun

mengorganisasikan kelembagaan sertifikasi profesi

SK

pendirian oleh Pimpinan Puncak Unit Pendidikan Vokasional.

(Pedoman BNSP).

d.

Sediakan dan kembangkan SDM, prasarana dan sarana LSP.

(Pedoman BNSP).

e.

Kembangkan manajemen LSP Pihak 1. (Pedoman BNSP).

(45)

Penerapan

QMS-LSP

Kerangka Program Menyiapkan Lisensi LSP

Komitmen Manajemen  SK pendirian

Pembentukan

Tim QMS

Verifikasi/

Validasi

Pra-validasi

Pengembangan

QMS-LSP

Permohonan

Lisensi

Apresiasi

Pelatihan

QMS-LSP dan

dokumentasi

Pelatihan

Audit QMS

Gap Assessment

Pelatihan karyawan

(46)

Online Registration and

Document Submission

Pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Nasional Sertifikasi Profesi secara Online dan Terpadu

http://bnsp.tv/lsp-baru

Versi 1.0

(47)

Menu Utama

Calon LSP dapat dengan leluasa mengakses berbagai

referensi, dokumen, dan template terkait dengan persyaratan

(48)

Persyaratan Dokumen

Calon LSP dipersilahkan secara mandiri untuk mengunggah

(upload) seluruh dokumen yang dipersyaratkan BNSP untuk

(49)

Daftar Calon LSP

BNSP dapat mengetahui daftar seluruh inisiatif pendirian LSP

baru dari berbagai asosiasi, perkumpulan, institusi, atau

(50)

Status Pengiriman Dokumen

BNSP dapat memantau status proses pemenuhan persyaratan

seluruh calon LSP baru yang telah mengunggah berbagai

(51)

File Peraturan BNSP

Calon LSP dapat mengunduh (download) berbagai dokumen

peraturan dan panduan BNSP yang relevan dengan pendiian

(52)

Komunikasi dan Interaksi

Calon LSP dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan

anggota BNSP, sekretariat BNSP, maupun antar calon LSP baru

(53)

Referensi

Dokumen terkait

1) Melakukan studi pendahuluan, yaitu kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian. 2) Melakukan

Sarana dan peralatan yang dibutuhkan untuk produk tepung ubikayu terdiri dari : Bak perendaman dan pencucian, pisau pengupas ubikayu, mesin penyawut atau perajang, atau chip,

Pada simulasi alt III, investasi untuk pembangunan fasilitas intake, pompa intake, pompa distribusi (25%), pembangunan IPA untuk tahap II (50%), serta pengadaan

Dengan demikian, penelitian kata sapaan bahasa Baduy ini dapat memperlihatkan anekawarnanya sistem tutur sapa bahasa-bahasa di Indonesia serta dapat pula mencerminkan sistem

Sama seperti sebelumnya, persamaan TDGL 1 ternormalisasi sebagai fungsi T diperoleh dengan cara mensubstitusikan setiap variabel yang sesuai pada kolom Normalisasi 2 dari Tabel 2

Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang penting bagi ikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein bolu kukus dari tepung singkong (Manihot esculenta Crantz) dan ekstrak buah naga merah (Hylocereus

Gejala klinis muntah dan penurunan kesadaran mempunyai hubungan dengan tekanan tinggi intrakranial sehingga dapat digunakan sebagai deteksi dint pada pasien