• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “ZIA ANAK HEBAT” KARYA LINDA SATIBI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM - STAIN Kudus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL “ZIA ANAK HEBAT” KARYA LINDA SATIBI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM - STAIN Kudus Repository"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendidikan merupakan usaha untuk menjadikan manusia mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya, sehingga dapat hidup sebagai manusia yang optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Selain itu, pendidikan juga dianggap sebagai usaha untuk mendewasakan, bukan hanya semata-mata mendewasakan dalam arti secara fisik tetapi juga mencakup kedewasaan intelektual, sosial, dan moral. Menurut Nana Sudjana, pendidikan merupakan proses sosisialisasi untuk mencapai kompetisi pribadi, dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasaitas yang dimilikinya.1

Selain itu pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil orang dapat hidup berkembang dan mengikuti zaman yang semakin maju dan moderen. Hal tersebut sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang mengatakan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Pendidikan dianggap sebagai salah satu solusi yang dapat dijadikan cara dalam pembentukan kepribadian dan karakter yang baik. Menurut Muhammad Nuh yang dikutip oleh Nurla Isna Aunillah, pendidikan pada dasarnya berfungsi menyiapkan peserta didik agar mampu membangun kehidupan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dimasa

1

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Sinar Baru Al Gensindo, Bandung, 1991, hal. 2

2

(2)

mendatang, oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan bagian dari upaya untuk menyiapkan peserta didik supaya ia menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter.3

Terkait dengan hal tersebut, aspek pendidikan akhlak atau pembentukan akhlak menempati urutan yang sangat diutamakan dalam pendidikan, bahkan harus menjadi tujuan prioritas yang harus dicapai. Hal ini dikarenakan dalam dinamika kehidupan, akhlak merupakan mutiara hidup yang dapat membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lain. Jika manusia tidak berakhlak maka akan hilanglah derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia, karena manusia akan terlepas dari kendali nilai-nilai yang seharusnya dijadikan pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

Akhlak mulia merupakan aspek paling penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh akhlak bangsanya. Karakter seorang manusia itu perlu dibangun sejak dini. menurut Doni Koesoema Albertus, karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas diri seseorang, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir.4

Anak merupakan pondasi awal sebuah kehidupan dan peradaban, dengan menanamkan nilai-nilai karakter yang baik yaitu dengan mengenalkan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dijauhi atau bahkan jangan sampai melakukannya, pasti nantinya anak tersebut akan terus mengingat dan melakukan apa yang didapatnya sewaktu masih kecil sampai dengan dewasa kelak. Sehingga kelak anak tersebut akan tumbuh menjadi manusia yang berilmu dan berakhlakul karimah.

3

Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, Laksana, Jogjakarta, 2011, hal. 137

4

(3)

Mengingat pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Oleh karakter itu diperlukan kepedulian oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran bersama dalam membangun pendidikan karakter.5 Dengan demikian, pendidikan karakter tidak bisa dijalankan oleh satu atau dua pihak saja, akan tetapi harus menyertai semua aspek kehidupan termasuk di lembaga pendidikan.

Islam menjadikan takwa sebagai karakter tertinggi yang harus dimiliki setiap muslim. Takwa yang dimaksudkan di sini adalah takwa yang seutuhnya, bukan yang setengah-setengah. Dalam salah ayat Al-qur’an Allah menuntut kepada orang-orang yang beriman agar bertakwa kepada-Nya dengan takwa yang sebenarnya. Allah berfirman:

































Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”(QS. Ali’Imran : 102)

Sebagai konsekuensi dari tuntutan tersebut, Allah menjadikan takwa sebagai satu-satunya ukuran baik atau tidaknya seorang manusia dihadapanNya.6 Sehingga ketakwaan dari seseorang tersebut dapat menjadikannya lebih mulia. Allah berfirman :











5

M. Furqon Hidayatullah, Op,Cit, hal. 3

6

(4)

Artinya :

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al-Hujurat :

13)

Tanpa karakter, seseorang dengan mudah melakukan sesuatu apapun yang dapat menyakiti atau menyengsarakan orang lain. Seperti halnya saat ini sering sekali kita mendengar masalah pertengkaran, pembunuhan, pemerkosaan, pemakaian narkoba, pelacuran, semuanya sudah merajalela. Oleh karena itu, kita perlu membentuk karakter untuk mengelola diri dari hal-hal negatif. Dengan banyaknya bermunculan perbuatan yang negatif, mulai dirasakan dampaknya yaitu munculnya individu-individu yang gelisah, gundah gulana, rasa sepi yang tak beralasan bahkan sampai pada tingkat keinginan untuk bunuh diri. Keadaan ini tentunya sudah menyangkut pada akhlak manusia dalam mengarungi kehidupan yang makin kompleks.

Mendidik anak yang berakhlak tentu membutuhkan proses dan juga media yang tepat. Berbagai macam media pembelajaran kini banyak bermunculan untuk mendidikan akhlak anak, diantaranya adalah dengan media cerita atau kisah. Bentuk-bentuk teknik kisah dapat berupa dongeng, fable, legenda, roman, novel, cerpen, cergam, prosa, puisi, dan sebagainya.7 Novel bisa dikatakan sebagai media belajar karena merupakan salah satu bentuk perwujudan teknis dari metode cerita yang memuat cerita-cerita yang dapat diambil nilai-nilai pendidikannya. Satu hal yang melandasi novel dimasukkan sebagai media belajar adalah isi novel yang berupa cerita. Cerita memuat kisah-kisah yang menarik, ringan, menghibur dan mendidik.

Alasan lain yang dapat dikemukakan diantaranya, novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan juga paling luas, bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum

7

(5)

digunakan dalam masyarakat.8 Dengan mengambil makna yang terkandung dalam novel dapat dijadikan sebuah contoh untuk mendidikan anak menjadi anak yang berakhlakul karimah.

Selanjutnya novel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

“Zia Anak Hebat” karya Linda Satibi, dalam novel tersebut menceritakan

sebuah perjalanan hidup dari seorang anak yang masih duduk di sekolah dasar. Tokoh utama dari novel tersebut adalah Mumtazia Rasikha atau Zia, seorang anak kecil yang dilahirkan dalam keluarga yang kaya. Namun terjadilah hal yang tidak pernah Zia bayangkan adalah ketika dia dan keluarganya harus menghadapi kenyataan pahit dari sebuah kehidupan, Zia dan keluarganya jatuh miskin. Tentu saja dengan perubahan kehidupan yang tadinya serba ada menjadi serba hemat dan terbatas membuat Zia mengalami shock.

Dalam novel ini terdapat pesan-pesan yang sarat akan makna pendidikan yang sangat berharga bagi kehidupan anak untuk menjadi lebih dewasa. Salah satu pelajaran yang dapat dipetik adalah berbakti dan membantu orang tua, karena meski dalam keadaan apapun seorang anak haruslah selalu berbakti dan membantu orang tua. Seperti yang terdapat dalam salah satu teks yang terdapat dalam novel Zia Anak Hebat, yaitu:

“Alah bisa karena biasa, begitu kata pepatah. Itu yang kualami sekarang. Pekerjaan yang dulu nggak kepikir bisa kulakukan, ternyata sekarang karena biasa kulakukan akhirnya jadi bisa. Mencuci, menyapu, mengepel, bahkan memasak yang sederhana, sekarang aku bisa. Itu semua karena aku terbiasa membantu mama

melakukannya.”9

Berbakti dan membantu orang tua adalah perilaku yang harus dimiliki oleh seorang anak. Tentu saja pendidikan seperti ini harus dicontoh dan diterapkan kepada anak-anak agar dapat membentuk karakter akhlak anak dengan baik. Contoh karakter tokoh Zia yang pada awalnya merupakan anak manja yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah sekarang

8

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode dan Penelitian Sastra, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hal. 335-336.

9

(6)

menjadi anak yang rajin membantu orang tua dan mampu menjalankan hampir seluruh pekerjaan rumah.

Salah satu kelebihan novel ini adalah novel Zia Anak Hebat karya Linda Satibi adalah novel tersebut mendapat penghargaan dalam kategori buku Islam terbaik kategori fiksi anak dalam acara Islamic Bokk Fair yang diselengarakan di Jakarta pada tanggal 26 Februari - 6 Maret 2016. Selain itu, cerita yang disajikan juga menarik. Sosok Mama dan juga Zia sebagai tokoh utama dalam novel sangat berpengaruh. Mama yang menjadi tulang punggung keluarga setelah usaha yang dijalankan suaminya bangkrut dan semua aset termasuk rumah disita serta suaminya yang tiba-tiba menghilang membuat Mama Zia harus bekerja ekstra setiap harinya.

Selain itu, tokoh Zia yang berubah dari anak manja menjadi anak yang rajin membantu orang tua dan juga rajin mengerjakan pekerjaan rumah menjadikan tokoh Zia sebagai keunikan dalam alur cerita dalam novel yang membuat menarik untuk dibaca dan dikaji. Untuk itu penulis tertarik untuk menganalisis dan meneliti novel tersebut dengan judul penelitian “NILAI -NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL ZIA ANAK HEBAT

KARYA LINDA SATIBI DAN RELEVANSINYA TERHADAP

PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM”

B. Rumusa Masalah

(7)

Novel banyak mengandung nilai-nilai di dalamnya, dengan mengambil hikmah dan nilai dalam sebuah novel tentu dapat dijadikan pembelajaran bagi peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam Novel Zia Anak Hebat Karya Linda Satibi?

2. Apa relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel zia anak hebat karya linda satibi terhadap pendidikan karakter Islam?

C. Fokus Penelitian

Banyaknya permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan membuat tenaga pengajar harus berinovasi dalam mendidik anak. Salah satu media yang dapat dijadikan alat untuk mendidik karakter anak adalah novel. Dalam pendahuluan di atas sudah dipaparkan tentang gambaran bagaimana peran dari karya sastra dalam membentuk karakter. Untuk itu agar penelitian ini tidak melebar tanpa ada arahan yang pasti maka peneliti memfokuskan pada nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Zia Anak Hebat dan relevansinya terhadap pendidikan karakter Islam.

D. Tujuan Penelitian

Pembentukan karakter pada anak sangat diperlukan, mengingat karakter akan membentuk sikap dan perilaku dari seseorang. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan untuk membentuk karakter seseorang, salah satunya adalah penelitian ini. Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan yang perlu dicapai. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter dalam Novel Zia Anak Hebat Karya Linda Satibi

(8)

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasanah ilmu pengetahuan tentang pendidikan, terutama nilai-nilai pendidikan karakter melalui karya sastra. Karena dalam setiap karya sastra pasti mengandung makna-makna yang dapat diambil dalam setiap jalan ceritanya. Selain itu penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan tambah pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai edukatif pada anak-anak khususnya dalam pembentukan karakter pada anak.

Dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan yang diambil dari novel ini, maka diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dalam mendidik karakter anak. Cerita atau kisah dalam novel dapat menjadi salah satu media untuk mendidik anak dengan mengambil nilai-nilai pendidikannya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran terdapat berbagai media yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, diantaranya adalah karya sastra. Karya sastra yang salah satunya adalah novel mempunyai nilai-nilai yang dapat diambil untuk bahan pembelajaran untuk anak didik dengan cara mengambil makna dan faedah yang terdapat dalam karya satra atau novel tersebut.

(9)

kepada anak karena dapat mengambil beberapa kisah yang terkandung dalam novel tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

dalam mewujudkan peradaban masyarakat yang qur’ani. Pelaksanaan pembelajaran tahfi>z ini dilaksanakan pada dua tempat yakni PPTQ Al- Hasan pada hari Senin dan

"MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN TAPIN (Studi Multi Kasus di TK Idhata, RA Miftahul Ulum, dan TK Islam Terpadu Al-Madani) adalah benar-benar

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pemyataan ini tidak benar, maka saya akan sanggup menerima sanksi apapun sesuai dengan peraturan yang berlaku... Lautan Berlian Utama Motors

Sehubungan dengan insiden malaria yang tinggi di Desa Datar Luas dan ditemukannya berbagai habitat perkembangbiakan yang potensial bagi nyamuk vektor serta belum pernah dilakukan

Metode ceramah tentang kanker serviks dan papsmear lebih efektif dibandingkan metode ceramah-testimoni terhadap peningkatan sikap guru wanita sekolah dasar di Kota Yogyakarta

Hasil analisa uji t pre eksperimen dan post eksperimen kelompok intervensi diperoleh nilai p =0.000, yang berarti nilai p < 0.05 maka dapat disimpulkan ada

The regression result shows the significance number of 0,000 or less than equal to 0,05 which means that the corporate governance score has correlation with extent

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu