• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : biomassa, K 2 HPO 4, klorofil, NaNO 3, Tetraselmis chuii. iii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : biomassa, K 2 HPO 4, klorofil, NaNO 3, Tetraselmis chuii. iii"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iii

I Gusti Ayu Putu Agung Puspita Swandewi. 1211205039. 2016. Pengaruh Penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada Media BG-11 terhadap Konsentrasi Biomassa dan Klorofil Tetraselmis chuii. Dibawah bimbingan A. A. Made Dewi Anggreni, S.TP., M.Si. dan Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H, MP.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 terhadap konsentrasi biomassa dan klorofil Tetraselmis

chuii serta menentukan konsentrasi penambahan NaNO3 dan K2HPO4 terbaik untuk produksi mikroalga Tetraselmis chuii dengan konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil tertinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial. Faktor pertama adalah NaNO3 terdiri atas 3 taraf yaitu 0,5, 1,5 dan 2,5 g/l. Faktor kedua adalah K2HPO4 terdiri dari 3 taraf yaitu 0,020, 0,035 dan 0,050 g/l. Faktor-faktor ini diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan waktu kulturisasi sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Data yang diperoleh di analisis dengan sidik ragam, jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan NaNO3 dan K2HPO4 berpengaruh sangat nyata terhadap konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil

Tetraselmis chuii. Penambahan NaNO3 sebanyak 1,5 g/l dan K2HPO4 sebanyak 0,035 g/l menghasilkan konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil tertinggi yaitu 3,27 x 106 sel/ml dan 10,17 mg/g.

(2)

iv

I Gusti Ayu Putu Agung Puspita Swandewi. 1211205039. 2016. The Influence of Addition of NaNO3 and K2HPO4 on BG-11 Medium on Biomass and Chlorophyll Concentration of Tetraselmis chuii. Under Guidance of A. A. Made Dewi Anggreni, S.TP., M.Si. and Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H, MP.

ABSTRACT

The aims of this study were to know the effect of addition of NaNO3 and K2HPO4 on BG-11 medium on biomass and chlorophyll concentration of Tetraselmis chuii and to fine out the best concentration of NaNO3 and K2HPO4 on BG-11 medium to produce highest biomass and chlorophyll concentration of Tetraselmis chuii. This study used a factorial randomized block design. The first factor was NaNO3 consists of three levels i.e. 0.5, 1.5 and 2.5 g/l. The second factor was K2HPO4 consists of three levels i.e. 0.020, 0.035 and 0.050 g/l. The experiments were grouped into 2 groups based on the time of culturitation, in order to obtain 18 experimental units. Data were analyzed by analysis of variance and if the treatment significantly affected the parameter followed by Duncan test. The result showed that addition of NaNO3 and K2HPO4 had very significant effect on the concentration of biomass and chlorophyll content of Tetraselmis chuii. The addition of NaNO3 1.5 g/l and K2HPO4 0.035 g/l was produce the highest of biomass and chlorophyll concentration of 3.27 x 106 cells/ml and 10.17 mg/g, respectively.

(3)

v

RINGKASAN

Mikroalga adalah kelompok tumbuhan paling primitif berukuran seluler yang umumnya dikenal dengan nama fitoplankton. Mikroalga juga merupakan produsen primer perairan yang mampu berfotosintesis seperti tumbuhan lainnya (Kumalasari et al., 2014). Salah satu contoh mikroalga yaitu Tetraselmis chuii. Tetraselmis chuii

merupakan mikroalga dari kelas Prasinophyceae yang berukuran 7 – 12 mikron dan berwarna hijau atau dikenal dengan flagelata berklorofil. Selnya berupa sel tunggal yang berdiri sendiri, mempunyai empat buah bulu campuk yang bergerak aktif, berkembangbiak melalui pembelahan sel dan seksual serta dinding selnya terbentuk dari selulosa dan pektin (Kawaroe et al., 2010). Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) Tetraselmis chuii memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu protein sebesar 48.42%, karbohidrat sebesar 20.63%, dan lemak sebesar 9.70%.

Mikroalga seperti tumbuhan lainnya dapat melakukan fotosintesis yang dibantu dengan cahaya, CO2, H2O, dan klorofil. Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama dengan karoten dan xantofil. Klorofil juga bermanfaat bagi manusia. Penggunaan klorofil pada manusia bermanfaat untuk mengikat radikat bebas sebagai antioksidan (Mujoriya, 2011). Pembentukan klorofil oleh mikrolaga dipengaruhi oleh kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) dalam media tumbuh yang digunakan selama kulturisasi (Pujiono, 2013). Unsur-unsur tersebut ada dalam bentuk nitrat (NO3) dan fosfat (PO4). Menurunnya kandungan nitrat (NO3) dan fosfat (PO4) pada media menyebabkan pertumbuhan sel menjadi terhambat (Wijoseno, 2011). Unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) merupakan unsur hara (nutrisi)

(4)

vi

yang diperlukan oleh mikroalga untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Konsentrasi nitrogen pada media kultur dalam keadaan optimal maka kegiatan metabolisme sel akan berjalan dengan baik, termasuk sintesis klorofil. Kandungan klorofil yang meningkat maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan mikroalga akan optimal (Ernest, 2012).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 terhadap konsentrasi biomassa dan klorofil

Tetraselmis chuii, serta menentukan konsentrasi penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 yang terbaik untuk menghasilkan biomassa Tetraselmis chuii

dengan kadar klorofil tertinggi.

Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor yang pertama adalah penambahan NaNO3 (N) yang terdiri atas tiga taraf yaitu 0,5 g/l, 1,5 g/l dan 2,5 g/l. Faktor yang kedua adalah penambahan K2HPO4 (P) yang terdiri atas tiga taraf yaitu 0,020 g/l, 0,035 g/l dan 0,050 g/l. Faktor – faktor diatas diperoleh 9 kombinasi perlakuan, masing – masing perlakuann dikelompokkan menjadi dua berdasarkan waktu kulturisasi sehingga terdapat 18 unit percobaan. Data yang diperoleh dari masing-masing perlakuan dianalisis dengan sidik ragam, dan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

Penelitian ini diawali dengan sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media BG-11

dan vitamin mix, pembuatan starter dan produksi Tetraselmis chuii dengan menggunakan media BG-11 pada perlakuan NaNO3 dan K2HPO4 yang berbeda, setelah 10 hari inkubasi dilakukan analisis konsentrasi biomassa mikroalga

(5)

vii

inkubasi karena waktu panen optimum mikroalga Tetraselmis chuii pada media BG-11 adalah pada akhir fase eksponensial atau hari ke-10 inkubasi (Putra et al., 2014).

Tetraselmis chuii mengalami puncak pertumbuhan dan kepadatan sel tertinggi, sehingga kandungan nutrisi pada sel Tetraselmis chuii akan menjadi lebih baik (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Pemanenan mikroalga Tetraselmis chuii

dilakukan dengan metode pengendapan dengan menggunakan Al2(SO4)3. Biomassa murni yang telah didapatkan dari hasil pemanenan kemudian dikeringkan dengan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40oC, tekanan 80 Mbar dan kecepatan 200 rpm. Biomassa Tetraselmis chuii yang sudah kering kemudian dianalisis kandungan klorofil dan kadar airnya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa Tetraselmis chuii yang dikulturisasi dengan media BG-11 yang diberikan perlakuan penambahan NaNO3 dan K2HPO4 berpengaruh terhadap konsentrasi biomassa dan klorofil Tetraselmis chuii. Konsentrasi penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 yang terbaik untuk menghasilkan biomassa Tetraselmis chuii dengan kadar klorofil tertinggi yaitu pada penambahan NaNO3 sebanyak 1,5 g/l dan K2HPO4 sebanyak 0,035 g/l sehingga menghasilkan konsentrasi biomassa dengan kandungan klorofil tertinggi yaitu 3,3 x 106 sel/ml dan 10,17 mg/g. Tetraselmis chuii yang di kulturisari pada media BG-11

dengan perlakuan penambahan NaNO3 sebanyak 0,5 g/l dan K2HPO4 sebanyak 0,020 g/l menghasilkan konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil terendah yaitu 2,3 x 106 sel/ml dan 6,01 mg/g.

(6)

viii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada Media BG-11 terhadap Konsentrasi Biomassa dan Klorofil Tetraselmis chuii

Nama : I Gusti Ayu Putu Agung Puspita Swandewi

NIM : 1211205039

Pembimbing I

A.A.M. Dewi Anggreni, S.TP., M.Si NIP. 19741117 199903 2 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H, MP. NIP. 19650221 199003 1 004

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

Dr. Ir. I Dewa Gde Mayun Permana, M.S. NIP. 19591107 198603 1 004

(7)

ix

RIWAYAT HIDUP

I Gusti Ayu Putu Agung Puspita Swandewi dilahirkan di Kecamatan Pekutatan, Desa Medewi, Kabupaten Jembrana, Bali pada tanggal 6 Januari 1994. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan I Gusti Putu Darma dan Gusti Ayu Kade Suntari.

Penulis mulai menempuh pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2000 di SD Negeri 1 Buduk dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Mengwi dan lulus pada tahun 2009. Tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Mengwi dan lulus pada tahun 2012. Sejak tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.

Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif sebagai panitia pelaksana maupun panitia pengarah pada kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.

(8)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada Media BG-11 Terhadap Konsentrasi Biomassa dan Klorofil Tetraselmis chuii”. Penulisan skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ibu A. A. Made Dewi Anggreni, S.TP., M.Si., selaku dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H, MP., selaku dosen pembimbing II yang tidak pernah lelah memberikan bimbingan, arahan, solusi dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Dewa Gede Mayun Permana, M.S., selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, atas bantuan moral dan bimbingan yang diberikan.

3. Ibu Ir. Amna Hartiati, MP., selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.

4. Bapak I Wayan Arnata, S.TP., M.Si yang selalu memberikan motivasi dan solusi dalam penyelesaikan skripsi ini.

(9)

xi

5. Bapak/Ibu dosen beserta pegawai di lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, atas fasilitas dan dukungan selama menempuh kuliah hingga penyusunan skripsi ini.

6. Keluarga terutama orang tua yaitu Bapak I Gusti Putu Darma dan Ibu Gusti Ayu Kade Suntari serta Saudara tersayang I Gusti Made Agung Dika Ryanta atas doa, dukungan, motivasi, semangat dan solusi yang diberikan selama menempuh perkuliahan.

7. Teman-teman sebimbingan, Dedi dan Ananta yang selalu memberi semangat, solusi, saran dan kerja samanya.

8. Sahabat - sahabat khususnya Ria, Dayu Sinta, Kak Dayu, Maya, Dodik, Nyoman Sri yang selalu memberi dukungan selama penelitian.

9. Teman-teman TIP 2012, yang senantiasa membantu dan memberikan penulis semangat serta motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat menambah wawasan, informasi, dan sumber pengetahuan bagi semua pihak.

Bukit Jimbaran, November 2016

(10)

xii

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL ... i HALAMAN PERSYARATAN ... ii ABSTRAK ... iii RINGKASAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Hipotesis ... 4 1.4 Tujuan Penelitian ... 4 1.5 Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Mikroalga ... 6

2.2 Morfologi Tetraselmis chuii ... 7

2.3 Kultur Tetraselmis chuii ... 9

2.4 Pertumbuhan Mikroalga ... 13

2.5 Klorofil ... 16

(11)

xiii

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

3.2 Alat dan Bahan ... 20

3.2.1 Alat ... 20

3.2.2 Bahan ... 20

3.3 Rancangan Percobaan ... 21

3.4 Tahapan Penelitian ... 22

3.4.1 Sterilisasi alat dan bahan ... 22

3.4.2 Pembuatan media ... 23

3.5 Pembuatan Starter ... 25

3.6 Produksi Biomassa Tetraselmis chuii ... 26

3.7 Pemanenan ... 27

3.8 Variabel yang Diamati ... 29

3.8.1 Konsentrasi biomassa sel Tetraselmis chuii ... 29

3.8.2 Kandungan klorofil Tetraselmis chuii ... 30

3.8.3 Kadar air Tetraselmis chuii ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Konsentrasi Biomassa Tetraselmis chuii ... 33

4.2 Kandungan Klorofil Tetraselmis chuii ... 35

4.3 Kadar Air pada Tetraselmis chuii ... 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(12)

xiv

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

I. Komposisi Larutan Trace Elment ... 23

2. Komposisi Media BG-11 ... 23

3. Komposisi Larutan Vitamin mix... 24

4. Konsentrasi Biomassa Sel Tetraselmis chuii ... 33

5. Kandungan Klorofil Tetraselmis chuii ... 35

(13)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

I. Morfologi Tetraselmis chuii ... 9

2. Fase Pertumbuhan Mikroalga ... 16

3. Rumus Struktur Klorofil a dan b ... 17

4. Diagram Alir Biosintesis Klorofil ... 19

(14)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

I. Analisis Konsentrasi Biomassa Sel Tetraselmis chuii ... 43

2. Analisis Kandungan Klorofil Tetraselmis chuii ... 50

3. Analisis Kadar Air Tetraselmis chuii ... 54

(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroalga adalah kelompok tumbuhan paling primitif berukuran seluler yang umumnya dikenal dengan nama fitoplankton. Mikroalga juga merupakan produsen primer perairan yang mampu berfotosintesis seperti tumbuhan lainnya (Kumalasari et al., 2014). Mikroalga yang habitatnya di lingkungan perairan juga mampu melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari, air, karbondioksida, dan berbagai nutrien lainnya. Mikroalga ada beberapa jenis seperti Chaetoceros calcitrans,

Nannochloropsisoculata, Chaetoceros sp, Dunnaleilla sp,Chlorella sp, Skeletonema

sp, Dunaiella salina dan Rhodomonas salina, dan Tetraselmis chuii.

Tetraselmis chuii merupakan mikroalga dari kelas Prasinophyceae yang berukuran 7 – 12 mikron dan berwarna hijau atau dikenal dengan flagelata berklorofil. Sel mikroalga Tetraselmis chuii berupa sel tunggal yang berdiri sendiri, mempunyai empat buah bulu campuk yang bergerak aktif, berkembangbiak melalui pembelahan sel dan seksual serta dinding selnya terbentuk dari selulosa dan pektin (Kawaroe et al., 2010). Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) Tetraselmis chuii

memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu protein sebesar 48.42%, karbohidrat sebesar 20.63%, dan lemak sebesar 9.70%.

Mikroalga seperti tumbuhan lainnya dapat melakukan fotosintesis yang dibantu dengan cahaya, CO2, H2O, dan klorofil. Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama dengan karoten dan xantofil pada semua makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis termasuk Tetraselmis chuii (Li et

(16)

2

al., 2006). Klorofil juga bermanfaat bagi manusia. Penggunaan klorofil pada manusia bermanfaat untuk mengikat radikal bebas sebagai antioksidan (Mujoriya, 2011). Pembentukan klorofil oleh mikroalga dipengaruhi oleh kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) dalam media tumbuh yang digunakan selama kulturisasi (Pujiono, 2013). Unsur-unsur tersebut ada dalam bentuk nitrat (NO3) dan fosfat (PO4). Menurunnya kandungan nitrat (NO3) dan fosfat (PO4) pada media menyebabkan pertumbuhan sel menjadi terhambat (Wijoseno, 2011).

Unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) merupakan unsur hara (nutrisi) yang diperlukan oleh mikroalga untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya (Huppe dan Turpin, 1994). Adanya pertumbuhan dalam kultur mikroalga ditandai dengan bertambahnya jumlah sel mikroalga dan bertambah besarnya ukuran sel (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Dengan demikian pada saat konsentrasi nitrogen dan fosfor pada media kultur optimal maka kegiatan metabolisme sel akan berjalan dengan baik, termasuk sintesis klorofil. Dengan adanya kandungan klorofil yang meningkat maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan mikroalga akan optimal (Ernest, 2012).

Media tumbuh mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroalga, salah satu contohnya adalah media Blue-Green 11 (BG-11). Media BG-11

merupakan media yang terbaik untuk produksi biomassa mikroalga Tetraselmis chuii

jika dibandingkan dengan media lainnya (Walne, BBM, MQ, dan Pertanian) dengan kepadatan sel sebesar 2,2 x 106 sel/ml pada hari ke-10 inkubasi, diikuti media BBM

dengan kepadatan biomassa sebesar 2,0 x 106 sel/ml pada hari ke-10 inkubasi, media Pertanian dengan kepadatan biomassa 1,9 x 106 sel/ml pada hari ke-9 inkubasi, media

(17)

3

Walne dengan kepadatan biomassa sebesar 1,5 x 106 sel/ml pada hari ke-9 inkubasi dan media MQ dengan kepadatan biomassa sebesar 1,3 x 106 sel/ml pada hari ke-5 inkubasi (Putra et al., 2014). Konsentrasi Fe dan Mg yang terkandung dalam media

BG-11 yang menghasilkan konsentrasi biomassa dan klorofil terbaik yaitu 4 g/l (MgSO4.7H2O) dan 24 µM (FeCl3) (Primaryadi et al., 2015). Selain nutrien yang berasal dari media tumbuh yang digunakan, pertumbuhan mikroalga juga dipengaruhi oleh faktor salinitas dan pH lingkungan (Kawaroe et al., 2010). Salinitas dan pH awal yang optimum pada media BG-11 untuk mendapatkan kandungan klorofil mikroalga

Tetraselmis chuii tertinggi adalah 40‰ dan pH 8 (Adi et al., 2015).

Chlorella vulgaris pada media BG-11 memiliki kandungan klorofil tertinggi sebanyak 1,7 mg/l (Wijoseno, 2011). Kandungan astaxanthin Botryococcus braunii

tertinggi dihasilkan pada fase stasioner dengan penambahan kalium nitrat sebanyak 1,5 g/l dan media penambahan kalium dihidrogen fosfat sebanyak 0,035 g/l sebesar 17,875 ppm dan 16,01 ppm (Agustini, 2014). Total kandungan klorofil Dunaiella salina tertinggi dihasilkan pada fase logaritmik sebesar 23,96 ppm pada media penambahan kalium dihidrogen fosfat 0,035 g/l (Agustini dan Kusmiati, 2011). Selama ini belum diketahui penambahan NaNO3 dan K2HPO4 yang tepat untuk produksi biomassa dan kandungan klorofil Tetraselmis chuii. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh NaNO3 dan K2HPO4 terhadap konsentrasi biomassa dan klorofil Tetraselmis chuii.

(18)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah :

1) Apakah penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 berpengaruh terhadap konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil Tetraselmis chuii ? 2) Berapakah penambahan NaNO3 dan K2HPO4 yang tepat pada media BG-11

untuk menghasilkan konsentrasi biomassa dengan kandungan klorofil

Tetraselmis chuii tertinggi?

1.3 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :

1) Penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 berpengaruh terhadap konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil Tetraselmis chuii.

2) Pada konsentrasi penambahan NaNO3 dan K2HPO4 tertentu pada media BG-11 akan menghasilkan konsentrasi biomassa dengan kandungan klorofil tertinggi.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Mengetahui pengaruh NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 terhadap konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil Tetraselmis chuii.

2) Menentukan konsentrasi penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11

yang tepat untuk menghasilkan biomassa Tetraselmis chuii dengan kandungan klorofil tertinggi.

(19)

5

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Memberikan informasi mengenai pengaruh penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 terhadap konsentrasi biomassa dan kandungan klorofil

Tetraselmis chuii.

2) Memberikan informasi mengenai penambahan NaNO3 dan K2HPO4 pada media BG-11 yang optimal untuk menghasilkan konsentrasi biomassa dengan kandungan klorofil Tetraselmis chuii tertinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada tahun 1922 Suwardi yang kini memakai nama baru Ki Hajar Dewantoro mendirikan sekolah Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta yang memadukan

Setelah pembelajaran diadakan tes terhadap hasil belajar untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa dalam bentuk tes tertulis bentuk tes objektif. Terjadi peningkatan

Pada paruh pertama 2011 ini, kategori Telekomunikasi masih memimpin belanja iklan di media dengan total belanja hampir sama dengan tahun lalu, yaitu sebesar hampir

Pada permasalahan konsep diri yang negatif yaitu pada aspek diri sosial, konseling kelompok realita berusaha membantu konseli memberikan pemahaman terhadap

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan pepton dengan berbagai konsentrasi (0%; 0,5% dan 1%) dan lama waktu inkubasi (12 jam, 18 jam dan 24 jam) tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan Sasaran strategi yang ditetapkan oleh KPS Bogor pada perspektif pelanggan ini ada dua yakni 1 kepuasan anggota

Meskipun teks Injil Yohanes telah mencukupi untuk memperkaya kontemplasi atas peristiwa tiga murid perempuan di dekat Yesus yang wafat di salib karya Antoni Gaudí,