• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Tempat Dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Tempat Dan Waktu Penelitian"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

A. Gambaran Umum

1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan objek penelitian adalah akuntan publik (auditor) yang bekerja di kantor akuntan publik wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Auditor yang terlibat dalam penelitian ini adalah auditor junior, auditor senior, partner, dan manajer.

Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden dengan mendatangi Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Penyebaran dilakuan pada tanggal 1Februari 2017 sampai dengan 1 Maret 2017 dan dilakukan pada 10 Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar Pengiriman Kuesioner Kantor Akuntan Publik

No Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner yang dikirim

Kuesioner yang kembali

1. KAP LAUDDIN, SUDIN & REKAN 15 15

2. KAP SUKRISNO SARWOKO DAN SANDJAJA 10 6

3. KAP DRS AMIN WIDJAJA TUNGGAL 10 7

4. CABANG KAP GPAA (GATOT PERMADI,

AZWIR & ABIMAI) 5 5

5. KAP FAISAL RIZA AK, CA, CPA 20 15

6. KAP DRS ABDUL AZIZ 10 8

7. KAP JUNAEDI, CHAIRUL DAN SUBYAKTO 15 10

8. KAP SOEJATNA, MULYANA & REKAN 10 6

9. KAP ISHAK, SHALEH, SOEWONDO & REKAN 25 25

10. KAP USMAN & REKAN 15 10

JUMLAH 135 107

(2)

Dari 10 (Sepuluh) Kantor Akuntan Publik diatas telah tersebar kuesioner yang berjumlah 135 kuesioner. Jumlah kuesioner yang dikembalikan berjumlah 107kuesioner. Sebanyak 28 kuesioner tidak kembali. Kemudian dari 107 kuesioner yang kembali terdapat 7 kuesioner yang memiliki data kosong dan tidak lengkap sehingga tidak dapat digunakan untuk melakukan hasil penelitian.

Kuesioner tidak kembali dan tidak memiliki data lengkap ini disebabkan karena beberapa auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik tersebut sedang bertugas ke luar kota. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner:

Tabel 4.2

Hasil Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dikirim 135

Kuesioner yang kembali 107

Kuesioner yang tidak kembali 28

Kuesioner yang dapat digunakan 100

Kuesioner yang tidak dapat digunakan 7 Sumber : Data yang diolah penulis, 2017

2. Hasil Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan tekahir, jabatan di KAP dan lamanya bekerja.

Berdasarkan umur auditor terbagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu umur dibawah 30, umur antara 30-50, dan umur diatas 50. Dengan melihat Tabel 4.3 dibawah ini dapat kita lihat presentase responden berdasarkan umur auditor.

(3)

Tabel 4.3

Profil Responden Bedasarkan Umur

Usia Jumlah Presentase

<30 Tahun 67 67%

30-50 Tahun 29 29%

>50 Tahun 4 4%

Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa responden auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan dengan usia dibawah 30 tahun ada sebanyak 67 orang atau (67%), pada usia 30-50 tahun ada sebanyak 29 orang atau (29%), dan pada usia diatas 50 tahun ada sebanyak 4 orang atau (4%). Maka dapat simpulkan bahwa usia auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan lebih didominasi dengan usia dibawah 30 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu Laki-laki dan Perempuan. Dengan melihat Tabel 4.4 dibawah ini dapat kita lihat presentase responden laki-laki dan responden perempuan.

Tabel 4.4

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 63 63%

Perempuan 37 37%

Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2017

Hasil penelitian terhadap jenis kelamin yang tersedia pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa jumlah auditor laki-laki adalah sebanyak 63 orang atau (63%) dan jumlah auditor perempuan sebanyak 37 orang atau (37%). Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang ada

(4)

di Jakarta Barat dan Jakarta Selatanpaling banyak adalah laki-laki dibandingkan dengan perempuan.Karena untuk bekerja sebagai auditor memang dibutuhkan waktu yang banyak untuk berada di KAP tempat dia bekerja.

Berdasarkan pendidikan terakhir auditor dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu SLTA, D3, S1, S2, S3. Dengan melihat Tabel 4.5 dapat dilihat responden berdasarkan pendidikan terakhir auditor.

Tabel 4.5

Profil Responden Bedasarkan Pendidikan Terakhir Auditor Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase SLTA 0 0% D3 0 0% S1 71 71% S2 24 24 % S3 5 5% Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.5 pendidikan terkahir responden yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, responden dengan pendidikan SLTA dan D3 sebanyak 0 orang (tidak ada) atau 0%. Pendidikan S1 sebanyak 71 orang atau sekitar 71%, S2 sebanyak 24 orang atau sekitar 24 %, dan S3 sebanyak 5 orang atau sekitar 5%.Berdasarkan hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan rata-rata auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Jakarta Barat dan Jakarta Selatanadalah berpendidikan S1.

Berdasarkan lama bekerja auditor dibagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu dibawah 1 tahun, diantara 1-3 tahun, diantara 3-5 tahun. Dan lebih dari 5 tahun. Dengan melihat Tabel 4.6 dapat dilihat responden berdasarkan lama bekerja.

(5)

Tabel 4.6

Responden Bedasarkan Lamanya Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Presentase

< 1 Tahun 21 21%

1-3 Tahun 44 44%

3-5 Tahun 27 27%

> 5 Tahun 8 8%

Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2017

Dari Tabel 4.6 diketahui auditor yang bekerja < 1 tahun berjumlah 21 orang atau sekitar 21%, bekerja selama 1 – 3 tahun sebanyak 44 orang dengan presentase 44%, bekerja selama 3-5 tahun sebanyak 27 orang dengan jumlah presentase sebesar 27%. Dan bekerja >5 tahun sebanyak 8 orang atau sekitar 8%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata secara keseluruhan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik JakartaBarat dan Jakarta Selatanmemiliki pengalaman berkerja selama1-3 tahun.

Berdasarkan jabatan auditor dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu auditor junior, auditor senior, manajer, supervisior dan partner. Dengan melihat Tabel 4.7 dapat dilihat responden berdasarkan jabatan auditor.

Tabel 4.7

Profil Responden Berdasarkan Posisi Auditor

Jabatan Auditor Jumlah Presentase

Auditor Junior 54 54% Auditor Senior 42 42% Manager 4 4% Supervisior 0 0% Partner 0 0% Total 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.7 posisi responden dalam KAP bahwa junior auditor sebanyak 54 orang atau 54%, senior auditor sebanyak 42 orang atausekitar 42%,

(6)

untuk manager auditor sebanyak 4 orang atau sekitar 4% sedangkan supervisior dan partner sebanyak 0 orang atau 0%. hal ini menunjukkan bahwa rata-rata secara keseluruhan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Jakarta Barat dan Tangerang adalah junior auditor.

B. Hasil Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi responden (auditor) terhadap kualitas audit. Penilaian diambil dari nilai rata-rata setiap faktor yang diperoleh dari jumlah skor total dibagi dengan pernyataan yang ada pada setiap faktor. Masing-masing variabel memiliki beberapa pertanyaan.

Interpretasi atas pernyataan-pernyataan yang ada di dalam kuesioner tersebut penting untuk menilai pengalaman auditor, independensi, objektivitas, integritas dan kompetensi berdasarkan dimensi dan indikator yang diambil sebagai acuan sehinggga pernyataan-pernyataan yang dimaksud menjadi lebih jelas arah dan tujuannya.Berikut ini akan dibahas hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel: Tabel 4.8 Descriptive Statistics N Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation TO 100 24.0 40.0 33.770 4.1654 TP 100 24.0 40.0 34.680 3.8478 TI 100 27.0 45.0 37.760 4.3696 TK 100 33.0 50.0 41.540 4.0137 TKA 100 30.0 50.0 42.710 5.0418 TIG 100 40.0 61.0 51.980 5.0512 Valid N (listwise) 100

(7)

Berdasarkan tabel 4.8, diperoleh data deskriptif statistik responden sebagai berikut :

1. Pengalaman Auditor (X1)

Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan. Untk variabel pengalaman auditor terhadap 100 responden, memiliki nilai minimum sebesar 24,0 dan nilai maksimum sebesar 40,0. Sedangkan rata-rata dan standar deviasi 34,680 dan 3,8478. Hal ini menunjukan data memiliki sebaran yang kecil, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan dta yang baik.

2. Independensi (X2)

Independensi adalah sikap yang diharapkan oleh seorang akuntan publik untuk tidak memiliki kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya. Untk variabel independensi terhadap 100 responden, memiliki nilai minimum sebesar 27,0 dan nilai maksimum sebesar 45,0. Sedangkan rata-rata dan standar deviasi 37,760 dan 4,3696. Hal ini menunjukan data memiliki sebaran yang kecil, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan dta yang baik.

3. Objektivitas (X3)

Objektivitas adalah suatu hal yang langka dan hendaknya tidak dikompromikan. Untuk variabel objektivitas terhadap 100 responden, memiliki nilai minimum sebesar 24,0 dan nilai maksimum sebesar 40,0.

(8)

Sedangkan rata-rata dan standar deviasi 33,770 dan 4,1654. Hal ini menunjukan data memiliki sebaran yang kecil, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik.

4. Integritas (X4)

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya suatu pengakuan profesional. Untk variabel integritas terhadap 100 responden, memiliki nilai minimum sebesar 40,0 dan nilai maksimum sebesar 61,0. Sedangkan rata-rata dan standar deviasi 51,980 dan 5,0512. Hal ini menunjukan data memiliki sebaran yang kecil, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik.

5. Kompetensi (X5)

Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Untk variabel kompetensi terhadap 100 responden, memiliki nilai minimum sebesar 33,0 dan nilai maksimum sebesar 50,0. Sedangkan rata-rata dan standar deviasi 41,540 dan 4,0137. Hal ini menunjukan data memiliki sebaran yang kecil, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik.

6. Kualitas Audit (Y)

Kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan. Jika seorang auditor

(9)

melaksanakan pekerjaannya secara profesional maka audit yang dihasilkan akan berkualitas. Untk variabel integritas terhadap 100 responden, memiliki nilai minimum sebesar 30,0 dan nilai maksimum sebesar 50,0. Sedangkan rata-rata dan standar deviasi 42,710 dan 5,0418. Hal ini menunjukan data memiliki sebaran yang kecil, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang baik

C. Hasil Uji Kualitas Data

Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjunya adalah pengujian terhadap data tersebut. Pengujian data yang akan penulis lakukan adalah pengujian validitas dan realibilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi alat ukur yang digunakan dalam item kuesioner.Sedangkan realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukurandapat diandalkan. Dalam penelitian ini penulis mengunakan bantuan SPSS 21 untuk mengolah data.

1. Uji Validitas

Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai pearson correlation dengan r table. Jika r hitumg (pearson correlation) > dari r tabel, maka item pernyataan

dinyatakan valid dan jika r hitumg<dari r tabel, maka item pernyataan dinyatakan tidak

valid. Nilai r tabledi dapat dari degree of freedom (df=n-2), dimana n adalah jumlah

responden dengan α= 0,05. Dalam penelitian ini nilai r table yang di dapat adalah

(10)

Atau dapat dilihat dari sig (2-tailed) dimensi masing-masing kurang dari 0,05. Hasil uji validitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Auditor

No. Indikator Nilai korelasi (pearson correlation) Rtable Keterangan 1. Pengalaman 1 0, 774 0,1966 Valid 2. Pengalaman 2 0, 858 0,1966 Valid 3. Pengalaman 3 0, 840 0,1966 Valid 4. Pengalaman 4 0, 793 0,1966 Valid 5. Pengalaman 5 0, 829 0,1966 Valid 6. Pengalaman 6 0, 748 0,1966 Valid 7. Pengalaman 7 0, 821 0,1966 Valid 8. Pengalaman 8 0, 420 0,1966 Valid

Sumber :Data hasil SPSS diolah penulis,2017

Tabel 4..9 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk variabel pengalaman auditor (X1) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Variabel Independensi

No. Indikator Nilai korelasi (pearson correlation) Rtable keterangan 1. Idp1 0, 720 0,1966 Valid 2. Idp2 0, 766 0,1966 Valid 3. Idp3 0, 662 0,1966 Valid 4. Idp4 0, 749 0,1966 Valid 5. Idp5 0, 839 0,1966 Valid 6. Idp6 0, 876 0,1966 Valid 7. Idp7 0, 793 0,1966 Valid 8. Idp8 0, 803 0,1966 Valid 9. Idp9 0, 347 0,1966 Valid

(11)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk variable independensi (X2) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Variabel Objektivitas

No Indikator Nilai korelasi (pearson correlation) Rtable Keterangan 1. Objektivitas1 0, 742 0,1966 Valid 2. Objektivitas 2 0, 772 0,1966 Valid 3. Objektivitas 3 0, 688 0,1966 Valid 4. Objektivitas 4 0, 764 0,1966 Valid 5. Objektivitas 5 0, 857 0,1966 Valid 6. Objektivitas 6 0, 871 0,1966 Valid 7. Objektivitas 7 0,793 0,1966 Valid 8. Objektivitas 8 0,818 0,1966 Valid

Sumber : Data yang diolah penulis,2017

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk variabel objektivitas (X3) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100.

(12)

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Variabel Integritas

No Indikator Nilai korelasi (pearson correlation) Rtable Keterangan 1. Integritas 1 0, 813 0,1966 Valid 2. Integritas 2 0, 675 0,1966 Valid 3. Integritas 3 0, 813 0,1966 Valid 4. Integritas 4 0, 295 0,1966 Valid 5. Integritas 5 0, 438 0,1966 Valid 6. Integritas 6 0, 295 0,1966 Valid 7. Integritas 7 0,505 0,1966 Valid 8. Integritas 8 0,438 0,1966 Valid 9. Integritas 9 0,457 0,1966 Valid 10. Integritas 10 0, 343 0,1966 Valid 11. Integritas 11 0, 645 0,1966 Valid 12. Integritas 12 0, 675 0,1966 Valid 13. Integritas 13 0, 813 0,1966 Valid 14 Integritas 14 0, 439 0,1966 Valid

Sumber : Data yang diolah penulis,2017

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk variabel integritas (X4) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100.

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Variabel kompetensi

No. Indikator Nilai korelasi (pearson correlation) Rtable keterangan 1. Kompetensi 1 0, 755 0,1966 Valid 2. Kompetensi 2 0, 626 0,1966 Valid 3. Kompetensi 3 0, 717 0,1966 Valid 4. Kompetensi 4 0, 712 0,1966 Valid 5. Kompetensi 5 0, 776 0,1966 Valid 6. Kompetensi 6 0, 522 0,1966 Valid 7. Kompetensi 7 0, 440 0,1966 Valid 8. Kompetensi 8 0, 313 0,1966 Valid 9. Kompetensi 9 0, 367 0,1966 Valid 10. Kompetensi 10 0, 711 0,1966 Valid

(13)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk variabel pemanfaatan kompetensi (X5) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100.

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit

Sumber : Data yang diolah penulis,2017

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk variabel kualitas audit (Y) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100.

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh bukti pernyataan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam, 2009:47). Suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha dari variabel tersebut > 0,60. Hasil pengujian realibilitas ditampilkan dalam tabel berikut ini:

No. Indikator Nilai korelasi (pearson correlation) Rtable keterangan 1 Ka1 0, 802 0,1966 Valid 2 Ka2 0, 878 0,1966 Valid 3 Ka3 0, 784 0,1966 Valid 4 Ka4 0, 805 0,1966 valid 5 Ka5 0, 786 0,1966 valid 6 Ka6 0, 727 0,1966 Valid 7 Ka7 0, 760 0,1966 Valid 8 Ka8 0, 684 0,1966 Valid 9 Ka9 0, 777 0,1966 Valid 10 Ka10 0, 842 0,1966 Valid

(14)

Tabel 4.15

Hasil Uji Realibilitas Variabel Pengalaman Auditor

Sumber : Data yang diolah penulis, 2017

Berdasarkan Tabel 4.15 bahwa variabel pengalaman auditor mempunyai Cronbach Alpha sebesar 0,889 atau 88,9% yaitu lebih besar dari 0,60. Berarti variabel pengalaman kerja dikatakan realibel.

Tabel 4.16

Hasil Uji Realibilitas Variabel Independensi

Sumber : Data yang diolah penulis, 2017

Berdasarkan Tabel 4.16 bahwa variabel independensi mempunyai Cronbach Alpha sebesar 0,878 atau 87,8% yaitu lebih besar dari 0,60. Berarti variabel independensi dikatakan realibel.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .889 .896 8 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .878 .890 9

(15)

Tabel 4.17

Hasil Uji Realibilitas Variabel Objektivitas

Sumber : Data yang diolah penulis, 2017

Berdasarkan Tabel 4.17 bahwa variabel objektivitas mempunyai Cronbach Alpha sebesar 0,906 atau 90,6% yaitu lebih besar dari 0,60. Berarti variabel pengalaman kerja dikatakan realibel.

Tabel 4.18

Hasil Uji Realibilitas Variabel Integritas

Sumber : Data yang diolah penulis, 2017

Berdasarkan Tabel 4.18 bahwa variabel pengalaman kerja mempunyai Cronbach Alpha sebesar 0,811 atau 81,1% yaitu lebih besar dari 0,60. Berarti variabel pengalaman kerja dikatakan realibel.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .906 .914 8 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .811 .819 14

(16)

Tabel 4.19

Hasil Uji Realibilitas Variabel Kompetensi

Sumber : Data yang diolah penulis, 2017

Berdasarkan Tabel 4.19 bahwa variabel pengalaman kerja mempunyai Cronbach Alpha sebesar 0,795 atau 79,5% yaitu lebih besar dari 0,60. Berarti variabel pengalaman kerja dikatakan realibel.

Tabel 4.20

Hasil Uji Realibilitas Variabel Kualitas Audit

Sumber : Data yang diolah penulis, 2017 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .795 .797 10 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .928 .931 10

(17)

Berdasarkan Tabel 4.20 bahwa variabel kualitas audit mempunyai Cronbach Alpha sebesar 0,928 atau 92,8% yaitu lebih besar dari 0,60. Berarti variabel kualitas audit dikatakan realibel.

D. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov yang dapat dilihat pada signifikasi, apabila nilai sig > 0,05 maka data dikatakan terdistribusi dengan normal dan normal probability plot dalam penentuan normal atau tidaknya data yang digunakan. Hasil yang digunakan didapat dari output SPSS menunjukan bahwa data distribusi dengan normal karena titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan titik-titik tersebut searah dengan garis diagonal.

Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output SPSS,2017

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation 1.32859470 Most Extreme Differences Absolute .067 Positive .067 Negative -.040 Kolmogorov-Smirnov Z .670

Asymp. Sig. (2-tailed) .760

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(18)

Dari tabel 4.21 diatas diketahui nilai kolmogorov smirnov 0,670 dan signifikansi pada 0,760 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal.

Selain itu, uji normalitas dilakukan dengan penyebaran grafik P-Plot. Uji Normalitas pada grafik P-Plot dapat dlihat pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Berdasaran grafik p-plot pada gambar 4.1 grafik normal p-plot menunjukkan titi-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan terjadinya pola distribusi normal, sehingga model regresi pada gambar diatas memenuhi asumsi normalitas.

(19)

2. Uji Multikoloniearitas

Uji multikolonieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang lain dalam satu model regresi linier. Uji multikolonieritas dilakukan dengan cara (1) melihat nilai tolerance >0,10 dan (2) nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala Multikolonieritas. Dibawah ini adalah hasil pengujian multikolonieritas :

Tabel 4.22

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.375 1.768 -1.343 .183 TP .199 .064 .152 3.115 .002 .312 3.207 TI .802 .069 .695 11.674 .000 .208 4.799 TO -.104 .035 -.086 -3.000 .003 .894 1.118 TIG .257 .038 .257 6.848 .000 .523 1.911 TK -.046 .058 -.037 -.796 .428 .348 2.873

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Sumber : Output SPSS,2017

Dari hasil Tabel 4.22 perhitungan nilai tolerance masing-masing variabel tidak kurang dari nilai 0,10 dan hasil perhitungan nilai VIF kurang dari 10, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel yang terkena gejala multikolonieritas.

(20)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik Heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regrsi. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini, untuk melihat adanya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID), jika grafik yang diperoleh membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), grafik scatterplot dapat dikatakan tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Gambar 4.2 Scatterplot

Dari hasil output SPSS pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta

(21)

tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

E. Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0<R<1).

Tabel 4.23

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .965a .931 .927 1.3635

a. Predictors: (Constant), TK, TO, TIG, TP, TI b. Dependent Variable: TKA

Sumber : Output SPSS,2017

Dari Tabel 4.23 diketahui nilai adjusted R square adalah 0,927 , artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varian variabel dependen adalah relatif kuat yaitu sebesar 92,7% pada model penelitian. Masih terdapat 100% - 92,7% = 7,3% varians variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh kelima variabel bebas dalam model penelitian ini.

(22)

2. Uji F (Pengujian Secara Bersama)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen).

Tabel 4.24

Hasil Uji F ( Uji Secara Bersama)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2341.839 5 468.368 251.939 .000b

Residual 174.751 94 1.859

Total 2516.590 99

a. Dependent Variable: TKA

b. Predictors: (Constant), TK, TO, TIG, TP, TI

Sumber : Output SPSS

Dari Tabel 4.24 tampak bahwa nilai F hitung pada model penelitian sebesar 251,939 dengan taraf signifikansi 0,000. Nilai signifikansi berada dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

3. Uji t (Pengujian Secara Parsial)

Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial atau individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

(23)

Tabel 4.25

Hasil Uji t ( Uji Parsial)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.375 1.768 -1.343 .183 TP .199 .064 .152 3.115 .002 .312 3.207 TI .802 .069 .695 11.674 .000 .208 4.799 TO -.104 .035 -.086 -3.000 .003 .894 1.118 TIG .257 .038 .257 6.848 .000 .523 1.911 TK -.046 .058 -.037 -.796 .428 .348 2.873

a. Dependent Variable: TKA

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. H1 : Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel pengalaman auditor sebesar 0,002 dan lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dengan kata lain Ha1 diterima, H01 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa, semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik juga kualitas audit yang dihasilkan.

2. H2 : Independensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel independensi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

(24)

audit. Dengan kata lain Ha2 diterima, H02 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa, semakin indepen seorang auditor, maka semakin baik juga kualitas audit yang dihasilkan.

3. H3 : Objektivitas berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel objektivitas sebesar 0,003 dan lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa objektivitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dengan kata lain Ha3 diterima, H03 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa, semakin objektif seorang auditor, akan menghasilkan kualitas audit yang tidak baik.

4. H4 : Integritas berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel integritas sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05. Disimpulkan bahwa integritas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dengan kata lain, Ha4 diterima, H04 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa, semakin integritas seorang auditor, maka semakin baik juga kualitas audit yang dihasilkan.

5. H5: Kompetensi tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Pada output regresi menunjukkan nilai probabilitas signifikansi (sig t) variabel kompetensi sebesar 0,428 dan lebih besar dari 0,05. Disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit. Dengan kata lain, Ha5 ditolak, H05 diterima. Hal ini

(25)

menunjukan bahwa semakin baik kompetensi seorang auditor, tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan antar beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Selain itu sebagai analisis persamaan regresi yang menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Tabel 4.26

Hasil Analisa Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.375 1.768 -1.343 .183 TP .199 .064 .152 3.115 .002 TI .802 .069 .695 11.674 .000 TO -.104 .035 -.086 -3.000 .003 TIG .257 .038 .257 6.848 .000 TK -.046 .058 -.037 -.796 .428

a. Dependent Variable: TKA

Sumber: Hasil data output SPSS 20.

Berdasarkan tabel 4.26 diatas, maka diketahui persamaan regresinya adalah :

= + + + + + +

KA= (-2,375) + 0,199TP + 0,802TI + (-0,104)TO + 0,277TIG + (-0,046)TK + e Dari persamaan diatas, dapat dijelaskan bahwa :

a. Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa terdapat nilai konstanta sebesar -2,375 yang berarti bahwa jika pengalaman auditor, independensi,

(26)

objektivitas, integritas dan independensi dianggap konstan, maka nilai variabel kualitas audit berada pada -2,375.

b. Koefisien regresi pengalaman auditor terdapat hubungan positif dengan kualitas audit sebesar 0,199 yang berarti bahwa jika setiap kenaikan pengalaman auditor sebesar 1% maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,199 (19,9%).

c. Koefisien regresi independensi terdapat hubungan positif dengan kualitas audit sebesar 0,802 yang berarti bahwa jika setiap kenaikan independensi sebesar 1% maka akan meningkat kualitas audit sebesar 0,802 (80,2%). d. Koefisien regresi objektivitas terdapat hubungan negatif dengan kualitas

audit sebesar -0,104 yang berarti bahwa jika setiap kenaikan objektivitas sebesar 1% maka akan menurunkan kualitas audit sebesar 0,104 (10,4%) e. Koefisien regresi integritas memiliki hubungan positif dengan kualitas audit

sebesar 0,277 yang berarti bahwa jika setiap kenaikan integritas sebesar 1% maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,277 (27,7%).

f. Koefisien regresi kompetensi memiliki hubungan negatif dengan kualitas audit sebesar 0,046 yang berarti bahwa jika setiap kenaikan kompetensi sebesar 1% maka tidak akan mempengaruhi kualitas audit.

(27)

F. Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, dan kompetensi terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian variabel Pengalaman Auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,002. Hasil hipotesis ini dapat memberi gambaran bahwa semakin berpengalaman seorang auditor maka akan semakin tinggi tingkat kualitas auditor tersebut. Dengan melihat lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan akan menentukan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing.

Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki auditor, terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat auditor, auditor yang sudah berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang tidak lazim atau wajar dan lebih selektif terhadap informasi-informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman

(28)

Dengan demikian pengalaman yang dimiliki oleh auditor sangatlah penting dan wajib dimiliki karena dapat mempengaruhi tingkat kualitas audit seorang auditor, karena pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap keputusan auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Silvya (2015), Putu (2014), dan Asih (2006) yang memiliki hasil hipotesis pertama dapat diterima bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan.

b. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian variabel independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil hipotesis ini memberikan gambaran bahwa auditor dalam melakukan penyusunan program audit bebas dari campur tangan pimpinan, intervensi pimpinan dan usaha-usaha pihak lain untuk menentukan subjek pekerjaan.

Auditor harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki.

(29)

Tidak mudah menjaga tingkat independensi agar tetap sesuai dengan jalur yang seharusnya. Kerjasama dengan klien yang terlalu lama bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan klien selama penugasan audit untuk auditor. Bukan tidak mungkin auditor menjadi ”mudah dikendalikan” klien karena auditor berada dalam posisi yang dilematis. Sikap independen merupakan sikap netral dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun, auditor harus memiliki sikap yang independen karena bekerja untuk kepentingan umum.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nizarul (2007), Sari (2012) dan Nungki (2011) menunjukkan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

c. Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian variabel objektivitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar variabel objektivitas sebesar 0,003. Hasil hipotesis ini dapat memberi gambaran bahwa semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin rendah kualitas hasil pemeriksaannya.

Prinsip objektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya.

(30)

Auditor yang professional dalam melaksanakan pekerjaan dengan didukung dengan adanya sikap obyektivitas akan dapat meningkatkan kualitas audit. Semakin tinggi obyektivitas yang dimiliki oleh seorang auditor, maka akan semakin meningkat kualitas audit yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah objektivitas auditor, maka semakin rendah kualitas audit yang dihasilkan. Dengan meningkatnya kualitas audit yang dihasilkan, maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap audior. Obyektivitas dalam hal ini yaitu bebas dari benturan kepentingan, dan pengungkapan kondisi sesuai fakta. Bebas dari benturan kepentingan dimaksudkan yaitu situasi dimana seorang auditor tidak boleh menyalahgunakan pekerjaannya untuk kepentingan lain. Sehingga sikapnya tersebut dapat mempengaruhi kualitas audit, serta kualitas audit tersebut dapat merugikan bagi masyarakat luas. Sedangkan, pengungkapan kondisi sesuai fakta dimaksudkan bahwa seorang auditor harus mengungkapkan hasil audit sesuai dengan hasil yang sebenarnya sehingga auditor dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Dengan mengungkapkan hasil audit yang sebenarnya maka hasil audit yang berkualitas akan dihasilkan.

Objektivitas menunjukkan bahwa auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil pemeriksaan dan tidak memihak kepada siapapun yang mempunyai kepentingan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukriah (2007), Arianti (2014) dan Nungki (2011) bahwa objektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

(31)

d. Pengaruh Integritas terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian variabel integritas mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil hipotesis ini dapat memberi gambaran bahwa Kualitas audit dapat meningkat dengan adanya sikap integritas auditor, karena integritas berkaitan dengan kejujuran, keberanian, sikap bijaksana, dan tanggung jawab auditor. Apabila auditor memiliki sikap integritas maka auditor tersebut telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan etika.

Sikap jujur auditor akan menunjukan hasil audit yang benar, atau bukan merupakan rekayasa. Sehingga, dengan diungkapkannya kebenaran dari suatu audit akan menunjukan kualitas audit yang baik. Sikap berani yang diperlukan auditor bukan berani dalam arti siap menentang siapa saja, tetapi sikap berani yang dimaksudkan adalah sikap berani dalam mengungkapkan hal yang sebenarnya tanpa tekanan oleh pihak manapun. Sehingga dengan adanya keberanian auditor untuk mengungkapkan kebenaran, maka hasil audit akan mencerminkan kebenaran pula. Sedangkan sikap bijaksana mencerminkan sikap yang tepat dalam menghadapi setiap keadaan sehingga auditor mampu bersikap adil dalam mengambil suatu tindakan. Tanggung jawab auditor diperlukan agar auditor selalu ingat mengenai kewajibannya sebagai auditor yaitu untuk merencanakan serta melaksanakan audit sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga mampu menghasilkan audit yang berkualitas. Auditor

(32)

harus senantiasa menjaga integritas yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan audit. Sikap integritas auditor diperlukan karena berkaitan dengan kualitas audit yang dihasilkan.

Dengan adanya integritas yang tinggi yang diiringi dengan meningkatnya kualitas audit, tentunya akan dapat meningkatkan kepercayaan dari publik terhadap jasa dari akuntan publik. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian milik Arianti (2014), Endang (2015), dan Silvya (2015) bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. e. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian variabel kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,428. Hasil hipotesis ini dapat memberi gambaran bahwa kompetensi yang memadai tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, kompetensi hanyalah faktor pendukung dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Tinggi atau rendahnya kompetensi yang dimiliki seorang auditor, tidaklah berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

Kompetensi pada penelitian ini ditinjau dari mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus. Penelitian ini memiliki responden dengan auditor junior lebih dominan dari pada auditor senior, manager, supervisior maupun partner. Sehingga, masih minim pengalaman, pengetahuan dan kemahiran dalam melakukan analisa kesalahan. Oleh karena itu, kompetensi tidak berpengaruh terhadap

(33)

kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian dari Fransiska (2015), Dewa (2015) dan Ponny (2014) bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Gambar

Tabel  4..9  menunjukkan  bahwa  indikator  yang  digunakan  untuk  variabel  pengalaman auditor (X1) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih  besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100
Tabel 4.10  menunjukkan  bahwa  indikator yang digunakan untuk variable  independensi  (X2) dalam penelitian  ini adalah  valid, dimana r-hitung  lebih  besar  dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100
Tabel 4.12  menunjukkan  bahwa  indikator yang digunakan untuk variabel  integritas (X4) dalam penelitian ini adalah valid, dimana r-hitung lebih besar dari  r-tabel untuk sampel sebanyak 100
Tabel 4.13  menunjukkan  bahwa  indikator yang digunakan untuk variabel  pemanfaatan kompetensi (X5) dalam penelitian  ini adalah  valid, dimana r-hitung  lebih besar dari r-tabel untuk sampel sebanyak 100
+3

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dari pengujian yang dilakukan dapat dilihat pengaruh temperatur terhadap waktu pengereman atau laju pemberhentian dari tiap variasi putaran mesin memiliki hasil

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana ketepatan klasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi korban

menganalisis peerangkat pembelajaran dan menyusun langkah perencanaan produksi media pembelajaran sederhana - Mendiskusikan media hasil produksi dan menelaah prosedur

Bab III berisi tentang proses pembelajaran biola pada remaja di Gereja Pugeran yang meliputi pelaksanaan pembelajaran, materi yang harus diajarkan, cara

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan petugas kesehatan IGD terhadap tindakan triage berdasarkan

Media jaringan komputer bisa tanpa kabel dan bisa melalui kabel, hal ini memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi, misalnya data atau dokumen,

[r]

Tahapan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode pendekatan yang juga dapat digunakan untuk sistem pengenalan pola karakter dengan menggunakan metode