• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari (Winarni,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari (Winarni,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat menurut setiap manusia mampu menyesuaikan diri guna mangikuti perubahan-perubahan yang terjadi, serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya secara cermat, tepat, dan kreatif. Guna mengimbangi tuntutan laju perkembangan IPTEK tersebut, kiranya seseorang perlu memahami, melatih diri agar trampil dalam memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari (Winarni, 2011).

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, yang mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir siswa. Untuk menguasai teknologi dimasa yang akan datang diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir, logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Dengan mengetahui kekhasan matematika dan karakteristik siswa, dapat diupayakan cara-cara yang sesuai dalam pembelajarannya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Peranan seorang guru dalam hal ini sangat penting. Guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa dengan baik, sehingga pelajaran matematika dapat menjadi mata pelajaran yang diminati dan dikuasai oleh siswa. Seorang guru juga perlu memberikan

(2)

bimbingan belajar terhadap siswa yang “kurang” maupun yang “lebih”. Akan tetapi, tidak semua guru memperhatikan hal ini.

Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta–fakta yang harus dihapal. Pembelajaran masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian metode ceramah menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga konsep dasar matematika tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung, ada siswa yang masih asyik berbicara dengan teman sebangkunya. Ada pula yang pura-pura mencatat materi, padahal mereka sedang membuat sebuah gambar. Kejenuhan mulai timbul karena siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru. Untuk itu, guru perlu merubah strategi belajar baru yang sesuai sehingga lebih memperdayakan siswa.

Hasil survei menunjukkan bahwa kelas 3 SDN Aengsareh 01 Kecamatan Sampang diperoleh bahwa dalam pembelajaran Matematika siswa sulit berlogika dalam menanggapi soal cerita dan setiap pemberian materi siswa mengerti, akan tetapi di saat pemberian tugas siswa kesulitan dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru, siswa juga kurang dukungan belajar dari orangtua sehingga siswa kurang merespon pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh peneliti bahwa ada sebagian besar siswa kelas III SDN Aengsareh 1 Kecamatan Sampang hasil belajarnya kurang dalam mata pelajaran Matematika, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika adalah 63, siswa dikatakan tuntas apabila nilainya > 63.

(3)

Data nilai yang diperoleh dari hasil angket, siswa yang masih dibawah KKM yang telah ditentukan, yaitu sebesar 54,03% dan siswa yang memenuhi KKM yaitu sebesar 29,42%. Dengan kondisi tersebut hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan dengan KKM 63, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kurang. Dari kondisi tersebut, guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi belajar mengajar yang variatif, yang digunakan dalam pembelajaran. Guru harus pandai dalam memilih berbagai metode atau model yang relevan dengan materi ajar yang mudah dipahami oleh siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, perlu adanya metode alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Metode yang di maksud adalah metode problem solving. Menurut Khilmiyah (2005), metode pemecahan masalah (problem solving) merupakan metode yang berfokus pada siswa. Siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi, berpeluang untuk menggunakan dan menerapkan pengetahuan, mencari umpan balik langsung dari konsep yang selama ini mereka pahami, dan meyakinkan mereka apakah mereka telah benar–benar memahami materi. Metode problem solving sesuai dengan kondisi siswa, dikarenakan siswa yang aktif dalam bergerak, dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, akan diadakan penelitian tindakan kelas dengan metode problem solving pada tema lingkungan pokok bahasan perhitungan yang berkaitan dengan kesetaraan nilai uang yang berjudul “Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Kesetaraan Nilai Uang pada Siswa Kelas III-A SDN Aengsareh 01Kecamatan Sampang”.

(4)

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan masalah. Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa siswa kelas III-A SDN Aengsareh 01 Kecamatan Sampang dalam kegiatan pembelajarannya mengalami kesulitan berlogika dalam menanggapi soal cerita. Selain itu, setiap pemberian materi siswa mampu menyerap materi, akan tetapi pada saat pemberian tugas siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal yang telah diberikan oleh guru.

Beberapa faktor di atas merupakan pemicu siswa lemah dalam pemahaman materi matematika yang nampak dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih kurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memberikan alternatif yaitu menggunakan metode problem solving. Metode ini merupakan metode pembelajaran aktif yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas, yaitu :

1. Bagaimanakah penerapan metode Problem Solving untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang pada siswa kelas III-A di SDN Aengsareh 01 Kecamatan Sampang?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas III-A SDN Aengsareh 01 Kecamatan Sampang melalui metode Problem Solving?

(5)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode Problem Solving untuk mata pelajaran Matematika tentang memecahkan masalah perhitungan yang berkaitan dengan uang pada siswa kelas III-A SDN Aengsareh 01 Kecamatan Sampang.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil bealajar siswa kelas III-A SDN

Aengsareh 01 Kecamatan Sampang dengan menggunakan metode Problem

Solving.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi munculnya penelitian sejenis, sehingga menjadi suatu hal yang baik terhadap peneletian tentang pengembangan model pembelajaran metode Problem Solving pada mata pelajaran Matematika sehingga lebih bervariasi dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yang disampaikan oleh guru.

(6)

2) Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi menetukan kesetaran nilai uang dengan berbagai satuan uang yang disampaikan guru terutama pada mata pealajaran Matematika.

3) Siswa menjadi lebih aktif. b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan belajar

mengajar.

2) Dapat memacu guru agar lebih kreatif dalam menggunakan metode

pembelajaran.

3) Untuk mengetahui kesulitan siswa. c. Bagi Peneliti

1) Memperoleh pengalaman dan menambah wawasan tentang penerapan

pembelajaran dengan menggunakan meode problem solving dalam

memecahkan masalah mata pelajaran Matematika.

2) Syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

d. Bagi Sekolah

1) Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2) Berbagi inforamsi mengenai variasi strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menambah kepustakaan sekolah guna meningkatkan pembelajaran.

F. Batasan Istilah

Agar penelitian terarah maka perlu adanya batasan-batasan istilah untuk menghindari terjadinya presepsi lain yang ada, maka perlu penjelasan mengenai

(7)

definisi istilah yang berada pada judul. Adapun batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam penulisan PTK ini yaitu sebagai berikut:

1. Problem Solving (pemecahan masalah) dimasudkan peneliti adalah kegiatan untuk mengembangkan suasana belajar yang berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif. Metode problem solving ini akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari pengajar (Bahri Djamarah, 2010:92). Menurut Winarni (2011), pemahaman siswa tentang pelajaran yang diajarkan dapat terlihat dari sifat aktif, kreatif, dan inovatif siswa dalam menghadapi pelajaran tersebut. Keaktifan siswa akan muncul jika guru memberikan persoalan kepada siswa agar mau mengembangkan pola pikirnya, mau mengemukakan ide-ide dan lain-lain. Siswa dapat berpikir dalam menalar suatu persoalan matematika apabila telah memahami persoalan matematika

tersebut.Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam

pembelajaran matematika yang mencakup masalah dengan berbagai cara penyelesainnya. Menurut Schoenfeld (1985) beberapa ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon, namun tidak setiap pertanyaan otomatis merupakan masalah.

2. Hasil belajar menurut (Sudjana, 1989:22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

3. Menggunakan pokok bahasan/tema “Lingkungan” dengan kompetensi dasar yakni “Memecahkan Masalah Perhitungan Termasuk yang Berkaitan Dengan Uang”. Materi uang berdasarkan kegiatan belajar kesetaraan nilai uang &

(8)

menyelesaikan soal cerita adalah kegiatan belajar yang akan digunakan dalam penelitian (Tim Bina Karya Guru, 2001).

4. Matematika adalah ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini digunakan rujukan dari penelitian yang dilakukan oleh Siti Sara (2013) meneliti tingkat kepuasan konsumen terhadap gerai kopi di Kota Medan dari hasil

(5) Dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap sumber tidak bergerak dan kegiatan lainnya, pejabat pengawas sebagaimana dimaksud ayat (2) berwenang melakukan

Pengembangan mobile learning bertujuan terjadi proses belajar sepanjang waktu (long life learning), peserta didik dapat lebih aktif dalam proses

Langkah-langkah strategi apa yang paling tepat dilakukan oleh Pemm Prasarana Perikanan Samudera Jakarta dalam usaha mengembangkan sarana produksi dan operasional yang meliputi

Data pertanyaan ‘kuesioner’ merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden secara logis mengenai masalah penelitian dan kuesioner

LKP menerapkan tata kelola lembaga yang dapat mendukung proses pendidikan karakter dalam bentuk proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil- gesekan-gesekan pada permukaan komponen komponen yang bergerak dan bersinggungan. selain itu minyak