• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

KABUPATEN BADUNG

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKjIP)

KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2017

(2)

ii KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dibuat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016.

Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan bekerja sama dengan baik sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini jauh dari sempurna maka masukan dan saran pendapat dari semua pihak sangat kami harapkan sebagai bahan penyempurnaan penyusunan laporan dimasa mendatang.

Semoga laporan ini bermanfaat serta dapat dijadikan bahan evaluasi.

Kuta, 2 Pebruari 2017 Kepala Pelaksana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung

Drs. I Nyoman Wijaya, M.M Pembina Utama Muda

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan....…..………... 2 1.3 Gambaran Umum Badan Penanggulangan Bencana...

Daerah Kabupaten Badung

2 1.4 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan... 4

1.5 Isu Strategis……….……..…. 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 2.2 Rencana Strategis...………... Rencana Kinerja………... 8 11 2.3 Perjanjian Kinerja... 13 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi... 16 3.2

3.3

Pengukuran Capaian Kinerja BPBD…….……….... Analisis Capaian Kinerja...

16 17 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan……….……….……….….. 37 4.2 4.3

Strategi Peningkatan Kinerja...……..…….….…... Saran………... 38 38 LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. Perjanjian Kinerja Rencana Kinerja

Laporan Monitoring Rencana Aksi

(4)

iv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama 10

Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahunan 13

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja 14

Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja 16

Tabel 3.2

Analisa Capaian Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam

Pengurangan 18

Resiko Bencana Tabel 3.3

Akumulasi Capaian Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan

Dalam 23

Pengurangan Resiko Bencana Sampai Dengan Tahun 2016 Dibandingkan

Dengan Target RENSTRA Tahun 2016-2021 Tabel 3.4

Analisa Capaian Sasaran Mengingkatnya Penanganan

Kedaruratan 26

Bencana yang Efektif

Tabel 3.5 Kejadian Bencana di Kabupaten Badung Tahun 2016 26 Tabel 3.6 Kejadian Bencana di Kabupaten Badung Tahun 2011-2016 27 Tabel 3.7

Akumulasi Capaian Sasaran Meningkatnya Penanganan

Kedaruratan 28

Bencana yang Efektif Sampai Dengan Tahun 2016 Dibandingkan Dengan

Target Akhir RENSTRA Tahun 2016-2021

Tabel 3.8 Penetapan Status Bencana Oleh Bupati Badung 29 Tabel 3.9 Hasil Verifikasi Proposal Tahun 2011-2016 31 Tabel 3.10 Analisis Capaian Sasaran Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan 32 Tabel 3.11

Akumulasi Capaian Sasaran Dampak Bencana yang Siap

Dipulihkan 33

Sampai Dengan Tahun 2016 Dibandingkan Dengan Target Akhir

RENSTRA Tahun 2016-2021

Tabel 3.12 Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Tahun 2016 33 Tabel 3.13 Realisasi Anggaran Berdasarkan Pagu Anggaran BPBD 35 Tabel 3.14 Realisasi Anggaran Program Sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2016 35

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan organisasi. Dalam rangka mencapai good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung adalah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dikelompokkan dalam Lembaga teknis Daerah. Badan Penangggulangan Daerah Kabupaten Badung dibentuk untuk melaksanakan amanah Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

LKjIP merupakan wujud kinerja yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2017 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja ini juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.Target kinerja yang harus dicapai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016, yang merupakan penjabaran dari visi, misi Pemerintah Kabupaten Badung dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016–2021 serta Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016 perlu dilakukan penilaian dan evaluasi. Pengukuran pencapaian kinerja tersebut untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung.

(6)

2 Oleh karena itu, substansi penyusunan LKjIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing sasaran strategis, program dan kegiatan yang dilaksanakan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung.

1.2 Maksud dan Tujuan

Salah satu bentuk pertanggungjawaban akhir dari pelaksanaan tugas pengendalian program penanggulangan bencana di Kabupaten Badung, maka disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2017. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan sebagai perwujudan kinerja penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran serta target yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan penyusunan LKjIP ini adalah :

1. Mengukur kinerja Capaian Indikator Kegiatan (CIK) berdasarkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs) dan hasil (outcomes) sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016;

2. Mengevaluasi aspek-aspek kinerja keuangan dalam penyelenggaraan program dan kegiatan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016.

1.3. Gambaran Umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung merupakan pelaksana Otonomi Daerah di bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah membawahi unsur pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung bertanggung jawab langsung kepada Bupati Badung.

Unsur pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Unsur pelaksana terdiri dari :

(7)

3 - Kepala Pelaksana

- Sekretariat, terdiri dari:

 Subag Umum dan Kepegawaian

 Subag Perencanaan

 Subag Keuangan

 Bidang Pencegahan dan Kesiapsigaan , terdiri dari :

 Seksi Pencegahan

 Seksi Kesiapsiagaan

 Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri dari :

 Seksi Kedaruratan

 Seksi Logistik

 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri dari :

 Seksi Rehabilitasi

 Seksi Rekonstruksi

Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Badung

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung mempunyai tugas :

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan;

3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan bencana; 5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah; 6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

8. Melakukan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

9. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

(8)

4 Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung adalah :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien;

2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

Selanjutnya struktur organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung diilustrasikan dalam bagan, sebagai berikut :

Gambar.1.1

Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung

1.4. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Sumber daya manusia yang merupakan Personalia di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Harian Lepas (THL) dan Tenaga Kontrak dengan jumlah personil yang ada sebanyak 78

Kepala Pelaksana

Sekretariat

Subag Umum dan

Kepegawaian Keuangan Subag PerencanaanSubag

Bidang Pencegahan dan

Kesiapsiagaan Bidang Kedaruratan dan Logistik

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Seksi Pencegahan Seksi Kesiapsiagaan Seksi Kedaruratan Seksi Logistik Seksi Rehabilitasi Seksi Rekonstruksi Unsur Pengarah

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(9)

5 orang dengan rincian, pegawai dengan status PNS berjumlah 37 orang, THL berjumlah 1 orang dan Pegawai Kontrak 40 Orang. Data susunan kepegawaian pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung digambarkan sebagai berikut :

1 4

9

Eselon II/b Eselon III/b Eselon IV/a Gambar 1.2. Grafik Jumlah Pejabat/Eselon

5 21 10 2 35 GOL. IV GOL. III GOL. II Gambar 1.3 Grafik Jumlah Pegawai Menurut Golongan

55 19

Laki - Laki Perempuan Gambar 1.4 Grafik Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin

1 4

9

SMA / SMK S1 S2 Gambar 1.5 Grafik Jumlah Pegawai Menurut pendidikan

Peralatan dan perlengkapan yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, berupa kendaraan operasional, sarana dan prasarana tanggap darurat, peralatan komunikasi, peralatan kesehatan dan perlengkapan kantor lainnya, secara umum digambarkan sebagai berikut:

 Kendaraan operasional dan kendaraan emergency response

 Alat – alat besar berupa water treatment 1 unit, dan 2 portable generating set  Alat bengkel dan alat ukur berupa mesin gergaji,

 Alat studio dan alat komunikasi  Alat-alat kedokteran

 Perlengkapan kantor berupa meja kursi, perangkat komputer dan kelengkapannya, peralatan ukur dan inventaris kantor lainnya.

(10)

6 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai pelaksana tugas bidang penanggulangan bencana, dituntut berperan dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terkena bencana. Pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana meliputi pelayanan pra bencana, pelayanan tanggap darurat dan pelayanan pasca bencana.

Kabupaten Badung merupakan daerah yang tidak luput dari kerawanan bencana. Karakteristik iklim Kabupaten Badung sangat ekstrem yakni sebelah utara merupakan pegunungan dan sebelah selatan beriklim laut. Struktur tanah di sebelah utara merupakan struktur sidemen yang berlapis dan banyak aliran – aliran air bawah tanah sehingga keadaan tanahnya sangat labil. Kawasan rawan bencana alam Kabupaten Badung terdiri atas :

 Kawasan potensi rawan bencana angin kencang tersebar di Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta dan Kecamatan Kuta Selatan.

 Kawasan potensi rawan bencana tanah longsor tersebar di Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi.

 Kawasan potensi rawan bencana kekeringan dengan klasifikasi rendah terdapat di Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Kuta Selatan.

 Kawasan rawan bencana gelombang pasang/rawan tsunami tersebar di pesisir pantai Kabupaten Badung mulai pantai di Desa Cemagi sampai Pantai Jimbaran, kemudian pantai di Kelurahan Benoa sampai dengan pantai di Kelurahan Tanjung Benoa.

Badung sebagai daerah pariwisata juga rawan terhadap bencana sosial (konflik) dan bencana endemik penyakit. Kondisi Kabupaten Badung sebagai daerah rawan bencana sebagai tersebut diatas menuntut upaya pemerintah dalam pengurangan resiko bencana melalui peningkatan pengetahuan, pemahaman masyarakat Desa/Kelurahan maupun masyarakat sekolah dengan membentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana dan sekolah aman bencana serta menyiapkan tempat evakuasi melalui penentuan titik evakuasi apabila bencana terjadi.

Aparatur pelaksana penyelenggaraan penanggulangan bencana memegang peranan yang sangat besar untuk terlaksananya perlindungan kepada masyarakat. Kemampuan teknis dan manajerial di bidang penanggulangan bencana sangat dominan perlu dimiliki oleh personil pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Semua staf dan SKPD terkait yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat diberikan pelatihan dasar – dasar kebencanan, manajemen kebencanaan dan teknis penanggulangan bencana yang diselenggarakan secara bertahap mulai tahun 2012 sampai tahun 2016 ini dengan harapan semua personil Tim Reaksi Cepat memiliki kemampuan yang memadai dalam penanggulangan bencana.

(11)

7 Pelayanan tanggap darurat harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sehingga resiko bencana dapat diminimalisasi. Pelaksanaan pelayanan tanggap darurat bisa terlaksana dengan baik apabila diawali dengan penerimaan informasi yang dapat diterima dan dapat dikomunikasikan dengan baik. Personil Ruang Pusat Pengendalian Operasional (RUPUSDALOPS) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung berjumlah 40 orang yang siaga 24 jam, secara bergiliran bertugas menerima dan mengelola informasi kejadian bencana. Setelah diterima oleh petugas Rupusdalops, informasi tersebut kemudian dikoordinasikan kepada Tim Reaksi Cepat untuk melakukan tindakan tanggap darurat dan penyelamatan.

Pada fase pasca bencana pemerintah daerah melakukan pemulihan terhadap sarana dan prasarana yang terkena dampak bencana dan pemulihan sosial ekonomi masyarakat yang terkena resiko bencana. Pemulihan diberikan dengan pemberian bantuan sesuai prosedur yang berlaku. Pengajuan usulan bantuan dilengkapi dengan administrasi proposal yang merupakan dasar pengkajian pemberian nilai bantuan.

(12)

8 BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang mempunyai peran yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembangunan. Dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana dalam undang-undang tersebut ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.

Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam penyelenggaraan otonomi daerah hendaknya dilakukan secara terencana dan terukur. Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan apabila didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan.

Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2016-2021 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016. Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di tuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016.

Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun 2016–2021 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap 5 (lima) Tahun yang merupakan perencanaan jangka menengah yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Daerah. Dan secara sistematis mengedepankan isu–isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk strategis kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.

Sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan oleh Kabupaten Badung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dalam melaksanakan strategi pencapaian sasaran melalui Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi berikut.

Visi merupakan gambaran tentang kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh Pimpinan dan seluruh staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung.

(13)

9 Visi harus mampu memperlihatkan gambaran keseluruhan apa yang akan dicapai secara jelas, ringkas, mudah diingat, memberi inspirasi, sebagai titik temu, memiliki fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya.

Visi harus memenuhi persyaratan - persyaratan sebagai berikut : 1. Dapat dibayangkan ( imaginable ) oleh Pimpinan dan staf;

2. Memiliki nilai yang diinginkan (desirable) oleh Pimpinan dan staf; 3. Memungkinkan untuk dicapai (achievable);

4. Terfokus pada permasalahan utama;

5. Berwawasan jangka panjang (5 s/d 25 tahun) dan tidak mengabaikan perkembangan;

6. Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh stakeholders.

Dengan mempertimbangkan potensi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada, Visi yang hendak dicapai dalam periode pembangunan jangka menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai berikut :

Memantapkan arah pembangunan Badung berlandaskan Tri Hita Karana menuju

Masyarakat yang maju, damai dan sejahtera”

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana serta berhasil dengan baik. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka perlu dituangkan dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan mempertimbangkan peluang yang dimiliki untuk mewujudkan partisipasi masyarakat serta memberikan pelayanan di bidang penanggulangan bencana maka rumusan misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung antara lain :

Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan terhadap sumber daya alam,

lingkungan hidup dan penanggulangan bencana”

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan Visi dan Misi serta didasarkan pada isu – isu dan analisis strategis. Disamping itu juga dalam rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap peran masing-masing misi yang telah ditetapkan serta menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Tujuan

(14)

10 yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai berikut :

Terwujudnya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung yang Siap, Tanggap

dan Pulih”

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Sasaran yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung adalah :

1. Terwujudnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana 2. Meningkatnya penanganan kedaruratan bencana yang efektif 3. Dampak bencana yang siap untuk dipulihkan

Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran. Strategi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung untuk mencapai tujuan adalah dengan menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai alat ukur keberhasilan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung telah menetapkan lima indikator kinerja utama yang dianggap mampu untuk mengukur kinerja dalam melaksanakan Visi dan Misi di dalam mewujudkan tujuan dan sasaran sebagai berikut :

Tabel. 2.1

Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU )

Sasaran Strategi 1 :

Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana

1. Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya

2. Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk

3. Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk

Sasaran Strategi 2 :

Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif

Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan

Sasaran Strategi 3 :

Dampak Bencana yang Siap Untuk Dipulihkan

Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Siap Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali

Sesuai dengan strategi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, maka tujuan akhir yang diharapkan pada akhir periode adalah terwujudnya penanggulangan bencana di Kabupaten Badung yang siap, tanggap dan tangguh dengan tercapainya target Renstra Tahun 2016 sebagai berikut :

(15)

11  Indikator 1 : Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya

sejumlah 124 Orang

 Indikator 2 : Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk sejumlah 9 Desa/Kelurahan

 Indikator 3 : Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk sejumlah 7 Sekolah  Indikator 4 : Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan

Response Time yang Telah Ditentukan sebesar 100%

 Indikator 5 : Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Siap Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali sejumlah 100% dengan jumlah 70 proposal

2.2 Rencana Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (RPJM SKPD) Kabupaten Badung Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan Tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat informasi tentang Sasaran yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dalam tahun bersangkutan, indikator kinerja sasaran serta rencana capaian/target.

Rencana Kinerja Tahun 2016 yang telah ditetapkan memberikan titik berat pada tercapainya 3 sasaran. Fokus pertama adalah meningkatnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana dengan meningkatkan pengetahuan 124 orang tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat memegang peranan sangat penting dalam rangka penyebarluasan informasi tentang penanggulangan bencana. Tokoh masyarakat yang telah terdidik dan terlatih diharapkan dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilannya kepada masyarakat disekitarnya dalam berbagai pertemuan – pertemuan dengan anggota masyarakatnya, sehingga masyarakat di Desa/Kelurahan di Wilayah Kabupaten Badung mendapatkan informasi tentang penanggulangan bencana.

Langkah kedua adalah membentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana. Kegiatan ini lokusnya adalah Desa/Kelurahan di wilayah Kabupaten Badung yang lokasinya berada di daerah rawan bencana. Desa/Kelurahan tangguh bencana adalah Desa/Kelurahan yang didalamnya telah terdapat sarana prasarana pencegahan dan pengurangan resiko bencana berupa

(16)

12 dokumen kebencanaan, peta kebencanaan serta rambu- rambu, memiliki tokoh dan anggota masyarakat berpengetahuan dan berketerampilan dalam penanggulangan bencana, terlembaga dalam bentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana dan Forum pengurangan Resiko Bencana tingkat Desa/Kelurahan, memiliki pendanaan sendiri, dan memiliki rencana kerja yang berkelanjutan. Dalam periode Renstra 2010 – 2015 lokusnya Desa/Kelurahan yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Sampai akhir periode Renstra 2010-2015 telah terbentuk 6 (enam) Desa/Kelurahan tangguh bencana. Untuk periode Renstra 2016 – 2021 lokusnya adalah Desa/Kelurahan yang berada pada daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami serta daerah rawan bencana longsor. Tahun 2016 akan dibentuk 3 (tiga) Desa/Kelurahan tangguh bencana sehingga pada periode Renstra Tahun 2016 terdapat 9 (sembilan) Desa/Kelurahan tangguh bencana.

Langkah ketiga adalah membentuk sekolah aman bencana. Sekolah adalah salah satu wahana yang sangat efektif dalam rangka mewujudkan upaya pengurangan resiko bencana karena di sekolah tersebut terdapat guru – guru yang dengan mudah bisa mentransper pengetahuan dan keterampilan penanggulangan bencana kepada anak – anak didiknya. Disamping itu juda di sekolah adalah tempat beraktifitasnya anak – anak yang menjadi kelompok rentan dalam penanggulangan bencana yang wajib diberikan informasi dan keterampilan penanggulangan bencana. Dalam sekolah aman bencana terdapat gedung sekolah yang berstandar SNI, terdapat sarana dan prasarana pengurangan resiko bencana, terdapat SDM terdiri dari guru – guru, pegawai sekolah dan murid – murid yang terdidik seta terlatih. Dalam periode Renstra 2010 – 2015 telah dibentuk 4 (empat) sekolah aman bencana, selanjutnya Tahun 2016 akan dibentuk 3 (tiga) sekolah aman bencana, sehingga pada akhir periode Renstra Tahun 2016 telah terbentuk 7 (tujuh) sekolah aman bencana.

Fokus selanjutnya memulihkan dampak bencana. Sebagaimana kita pahami bahwa bencana tidak bisa diprediksi terjadinya. Apabila bencana datang siapapun tidak kuasa untuk menolaknya, dengan kata lain harus dihadapi. Dalam rangka memberikan pelayanan tanggap darurat kepada masyarakat yang terkena bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung berupaya memberikan pelayanan tanggap darurat dengan membentuk Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung yang berkoordinasi dengan SKPD teknis terkait dengan target kinerja semua kejadian bencana dapat tertangani (100%).

Fokus ketiga adalah memulihkan kondisi fisik dan sosial masyarakat yang terdampak bencana. Pemerintah daerah harus memberikan perhatian yang sama besar antara saat tanggap darurat dengan saat pemulihan yang dikenal dengan istilah pasca bencana. Kegiatan pemulihan dengan melakukan rehabilitasi yaitu memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana dan rekonstruksi yaitu membangun kembali sarana prasarana yang rusak. Rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas umum akibat bencana dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana

(17)

13 dan Perangkat Daerah teknis dilingkungan Pemerintah Kabupaten Badung dan untuk fasilitas sosial diberikan bantuan kepada kelompok sosial yang terkena dampak bencana. Tahun 2016 Target kinerja adalah seluruh dampak bencana siap untuk dipulihkan. Rencana Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Rencana Kinerja Tahunan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Badung Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana

Jumlah Tokoh Masyarakat yang

Meningkat Pengetahuannya 124 Orang Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh

Bencana yang Terbentuk 9 Desa/Kelurahan Jumlah Sekolah Aman Bencana

yang Terbentuk 7 Sekolah

2 Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif

Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan

100%

3 Dampak Bencana yang Siap Untuk Dipulihkan

Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Di rehabilitasi dan Direkonstruksi Kembali

100%

2.3 Perjanjian Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam Tahun tertentu.

Mengawali suatu pelaksanaan program/kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung menyusun dokumen Perjanjian Kinerja setelah diterimanya Daftar Penetapan Anggaran. Dokumen Penetapan Kinerja memuat sasaran strategi, Indikator Kinerja, Target, Program dan Anggaran yang merupakan perikatan antara Bupati Badung dengan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Penetapan Kinerja yang ingin dicapai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, akuntabel.

Dalam mewujudkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2016, telah ditetapkan kinerja program dan kegiatan dengan anggaran yang mencukupi untuk mencapai target sasaran seperti yang diuraikan sebagai berikut :

(18)

14 Untuk mencapai sasaran strategis 1 yaitu terwujudnya kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana, dilaksanakan melalui beberapa program antara lain Program Pencegahan dan Peringatan Dini, Program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana, Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana, dan Program Kesiapsiagaan dengan cakupan kegiatan :

 Sosialisasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana  Pembentukan Sekolah Aman Bencana

 Pengendalian Penanggulangan Bencana

 Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana

 Bimbingan Teknis Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Badung

Untuk mencapai sasaran strategis 2 yaitu meningkatnya penanganan kedaruratan bencana yang efektif, dilaksanakan melalui program Pengadaan Sarana dan Prasarana Kedaruratan dan Logistik dan Program Penanganan Darurat Bencana dengan cakupan kegiatan :

 Siaga Penanggulangan Bencana

 Penanganan Bencana di Kabupaten Badung dan Lintas Kabupaten  Pengadaan Sarana Kebencanaan

 Penanganan Tanggap Darurat

Untuk mencapai sasaran strategis 3 yaitu Dampak bencana yang siap untuk dipulihkan, dilaksanakan melalui Program Pemulihan Pasca Bencana dengan kegiatan kegiatan :

 Verifikasi Kejadian Bencana

 Inventarisasi dan Identifikasi Tingkat Kerusakan/Kerugian Bencana  Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

Anggaran yang dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk kegiatan prioritas sebagai tersebut di atas adalah Rp. 5.361.679.125,00-

Perjanjian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Badung Tahun 2016

No Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) 1 Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya Orang 124 124 100 Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk

Desa/

(19)

15

No Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%)

Jumlah Sekolah Aman

Bencana yang Terbentuk Sekolah 7 7 100 2 Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan Persen 100 100 100 3 Dampak Bencana yang Siap Dipulihkan Persentase Kerusakan/Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali

Persen 100 100 100

Program Anggaran Keterangan

1. Program Pencegahan Rp. 10.658.100 Sumber Dana ABPD Dan Peringatan Dini

2. Program Pengadaan Sarana Rp. 135.818.850 Sumber Dana ABPD dan Prasarana Kedaruratan

dan Logistik

3. Program Pencegahan Rp. 89.755.825 Sumber Dana APBD dan Pengurangan Resiko Bencana

4. Program Pemberdayaan Masyarakat Rp. 206.541.500 Sumber Dana APBD Dalam Menghadapi Bencana

5. Program Kesiapsiagaan Rp. 28.383.400 Sumber Dana APBD 6. Program Penanganan Darurat Bencana Rp. 1.862.917.150 Sumber Dana APBD 7. Program Pemulihan Pasca Bencana Rp. 3.027.604.300 Sumber Dana APBD

(20)

16 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung selaku pengemban amanah dari Bupati Badung melaksanakan kewajiban akuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

3.2 Pengukuran Capaian Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan realisasinya.

Tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 berdasarkan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Badung Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Satuan Realisasi Capaian

1 Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana

Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat

Pengetahuannya

124 Orang 124 Orang 100% Jumlah Desa/Kelurahan

Tangguh Bencana yang Terbentuk

9 Desa/Kelurahan

11

Desa/Kelurahan 100% Jumlah Sekolah Aman

Bencana yang Terbentuk 7 Sekolah 7 Sekolah 100% 2 Meningkatnya

Penanganan Kedaruratan

Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan

(21)

17

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/Satuan Realisasi Capaian

Bencana yang Efektif

Response Time yang Telah Ditentukan

3 Dampak Bencana

yang Siap

Dipulihkan

Persentase Kerusakan/ Kerugian Akibat Bencana yang Dapat Direhabilitasi dan Direkonstruksi Kembali

100% 100% 100 %

3.3 Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : mengumpulkan data dasar dan data kinerja, mengolahnya dengan cara mengkompilasi, membandingkan, dan dilanjutkan dengan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat capaiannya, kendala – kendala dalam pelaksanaan serta upaya – upaya perbaikan tahun berikutnya. Prosedur Standar Operasional Pengumpulan Data Kinerja sebagai dalam lampiran dokumen LKjIP.

Data dasar berupa jumlah Desa/Kelurahan di wilayah Kabupaten Badung, jumlah sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas bersumber dari Buku Badung dalam Angka Tahun 2015. Data dasar berupa data lokasi daerah rawan bencana beserta petanya bersumber dari Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Badung Tahun 2012, dan data dasar berupa jumlah anggaran bersumber dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran BPBD Kabupaten Badung Tahun 2016.

Data kinerja berupa data realisasi keuangan bersumber dari Laporan Keuangan BPBD Kabupaten Badung Tahun 2016, dan data realisasi pelaksanaan kegiatan bersumber dari Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016 yang dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) serta dari hasil surve tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh BPBD Kabupaten Badung.

Pengolahan data dan evaluasi dilakukan oleh Tim Penyusun Akuntabilitas Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Tim ini terdiri dari pejabat eselon 2, eselon 3, eselon 4 dan staf sekretariat BPBD.

Analisis atas capaian kinerja ini menyajikan capaian tujuan yang ingin dicapai seperti tertuang pada RENSTRA 2016 – 2021 dan menyajikan capaian kinerja setiap pernyataan kinerja yang diperjanjikan melalui sasaran strategis tahunan dari Tahun 2016 – 2021 sesuai hasil pengukuran kinerja dengan rencana akhir yang ingin dicapai berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan setiap tahunnya.

Tujuan yang ingin dicapai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung sebagai berikut :

(22)

18

Terwujudnya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Badung yang Siap, Tanggap

dan Pulih”

Analisis capaian masing-masing sasaran dan indikator sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

SASARAN STRATEGI 1 :

TERWUJUDNYA KESIAPSIAGAAN DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA

Dalam pencapaian sasaran strategis ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung menetapkan Indikator Kinerja Utama yaitu jumlah tokoh masyarakat yang meningkat pengetahuannya, jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang terbentuk, dan jumlah sekolah aman bencana yang terbentuk. Penetapan Indikator Kinerja Utama ini merupakan ukuran untuk menunjukan adanya kesiapsiagaan masyarakat Desa/Kelurahan dalam menghadapi bencana dan meminimalisasi resiko bencana apabila terjadi bencana. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja alat ukur terinci pada analisa sebagai berikut:

Tabel 3.2

Analisis Capaian Sasaran

Terwujudnya Kesiapsiagaan dalam Pengurangan Resiko Bencana

No Indikator Sasaran Capaian Kinerja Tahun 2011 Capaian Kinerja Tahun 2012 Capaian Kinerja Tahun 2013 Capaian Kinerja Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Capaian Kinerja Tahun 2016 Target Reali sasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya 0 600 Orang 1500 Orang 2400 Orang 3300 Orang 124 Orang 124 Orang 3424 Orang 2 Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk 0 2 Desa/ Kelurahan 2 Desa/ Kelurahan 4 Desa/ Kelurahan 6 Desa/ Kelurahan 9 Desa/ Kelurahan 11 Desa/ Kelurahan 11 Desa/ Kelurahan 3 Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk 0 2 Sekolah 3 Sekolah 3 Sekolah 4 Sekolah 7 Sekolah 7 Sekolah 7 Sekolah

Analisis terhadap capaian kinerja masing-masing indikator kinerja sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan dalam Pengurangan Resiko Bencana secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

Indikator 1. Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya.

(23)

19 Di Bali umumnya tokoh masyarakat terutama tokoh adat memegang peranan sangat penting untuk menggerakkan masyarakat di desa, karena masyarakat memandang bahwa tokoh tersebut merupakan panutan, sehingga kata – kata seorang tokoh akan diikuti oleh warga masyarakat tersebut. Hal ini sangat baik sebagai upaya mempercepat dan memperluas penyebaran informasi terkait upaya pengurangan resiko bencana, sehingga cakupan penyebaran informasi dalam rangka pengurangan resiko bencana cepat terwujud.

Program utama untuk mendukung capaian indikator jumlah tokoh masyarakat yang meningkat pengetahuannya adalah program kesiapsiagaan dengan kegiatan Bimbingan Teknis dan Pelatihan Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Badung dan Pengendalian Penanggulangan Bencana. Kedua kegiatan ini sasarannya adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan.

Tahun 2016 tokoh masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan peningkatan pengetahuan adalah tokoh masyarakat di wilayah kecamatan Petang yang tersebar pada 5 (lima) Desa yaitu Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Pelaga, Desa Belok dan Desa Sulangai. Berdasarkan Tabel 3.2 realisasi kinerja untuk indikator jumlah tokoh masyarakat yang meningkat pengetahuannya tahun 2016 sejumlah 124 orang sudah sesuai dengan target. Tokoh masyarakat di 5 desa di wilayah Kecamatan Petang tersebut terdiri dari Bendesa Adat, Kelian Adat, Babinsa, Baninkamtibmas, Pecalang, Ketua FPRB dan Ketua Kelompok Tani.

Berdasarkan Tabel 3.2 kita juga dapat menyimak bahwa jumlah tokoh masyarakat yang mendapat sosialisasi tentang penanggulangan bencana yang menghasilkan peningkatan pengetahuan tokoh masyarakat tersebut dari Tahun 2011 - 2016 menunjukkan terjadi peningkatan target capaian. Hal tersebut dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini :

Gambar 3.1

Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya

0 600 1500 2400 3300 3424 0 1000 2000 3000 4000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah

Indikator 2. Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk.

Program utama untuk mendukung capaian indikator Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Yang Terbentuk adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana dengan kegiatan Sosialisasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

(24)

20 Ketentuan perundang – undangan sebagai dasar hukum kegiatan Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pelaksanaan kegiatan Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang difasilitasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 meliputi :

1. Sosialisasi penanggulangan bencana yang dilakukan terhadap tokoh masyarakat dan anggota masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor;

2. Pembentukan Forum Pengurangan Resiko Bencana yang masing – masing Desa berjumlah 30 (tiga puluh) orang;

3. Pembentukan Tim Relawan

4. Penyusunan dokumen kontijensi dan dokumen penanggulangan bencana yang dilakukan oleh anggota Forum, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat;

5. Pelaksanaan simulasi/gladi posko dengan peserta tokoh masyarakat, anggota forum dan masyarakat di wilayah Kecamatan Petang;

6. Legalisasi kebijakan dengan menetapkan pembentukan Desa Tangguh bencana dengan Surat Keputusan Kepala Desa bersangkutan.

Desa yang menjadi sasaran kegiatan pembentukan Desa/Kelurahan tangguh bencana adalah Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Pelaga, Desa Belok dan Desa Sulangai yang lokasinya berada pada daerah rawan tanah longsor. Tiga desa yaitu Desa Pangsan, Desa Belok dan Desa Petang difasilitasi dengan anggaran APBD Badung Tahun 2016, sedangkan pembentukan Desa/Kelurahan tangguh bencana di Desa Sulangai dan Desa Plaga difasilitasi oleh pemerintah pusat melalui BPBD Provinsi Bali dengan anggaran bersumber dari APBN tahun 2016. Dengan terbentuknya 5 Desa tangguh bencana tahun 2016, Kabupaten Badung telah memiliki 11 Desa/Kelurahan tangguh bencana. 6 (enam) Desa/Kelurahan tangguh bencana yang telah terbentuk sebelumnya adalah :

1. Kelurahan Kuta

2. Kelurahan Tanjung Benoa 3. Kelurahan Kedonganan 4. Kelurahan Jimbaran 5. Kelurahan Seminyak 6. Kelurahan Legian.

Berdasarkan Tabel 3.2 realisasi kinerja untuk indikator Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk tahun 2016 sebesar 11 Desa/Kelurahan. Dari tabel perbandingan capaian kinerja tersebut diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan target capaian yaitu targetnya 9 Desa/Kelurahannya sedangkan realisasinya 11 Desa/Kelurahan.

Capaian kinerja dengan indikator Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk dari Tabel 3.2 dapat disimak bahwa jumlah desa tangguh bencana semakin meningkat

(25)

21 dari Tahun 2011-2016. Hal merupakan bukti peningkatan kesiapsiagaan Kabupaten Badung dalam penanggulangan bencana.

Sebagai perbandingan keberhasilan peningkatan capaian kinerja kami bandingkan jumlah Desa/Kelurahan tangguh bencana di Kabupaten/Kota yang terdekat yaitu Kota Madya Denpasar dan Kabupaten Tabanan. Bila dibandingkan dengan Kotamadya Denpasar yang memiliki 2 Desa/Kelurahan tangguh bencana dan Kabupaten Tabanan yang memiliki 3 Desa/Kelurahan tangguh bencana, jumlah Desa/Kelurahan tangguh bencana di Kabupaten Badung yang berjumlah 11 Desa/Kelurahan merupakan capaian yang cukup besar. Capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam membentuk Desa/Kelurahan tangguh bencana dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini :

Gambar 3.2

Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang Terbentuk

0 2 2 4 6 11 0 2 4 6 8 10 12 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah

Indikator 3. Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk.

Kegiatan penguatan kelembagaan dalam rangka mewujudkan kesiapsiagaan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah disamping menyasar organisasi pemerintah terendah, juga menyasar organisasi pendidikan yaitu dengan pembentukan sekolah aman bencana. Program utama untuk mendukung indikator jumlah sekolah aman bencana terbentuk adalah program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana dengan kegiatan Pembentukan Sekolah Aman Bencana. Kriteria pembentukan Sekolah Aman Bencana sebagaimana terdapat dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Sekolah Aman dari Bencana adalah :

1. Konstruksi fisik sekolah untuk mengurangi resiko bencana meliputi :

a. lokasi aman dari bencana dimana lahan sesuai peruntukan lokasi, luas lahan dapat digunakan secara efektif untuk bangunan, tempat bermain dan tempat berolah raga, lahan terhindar dari potensi bahaya;

(26)

22 b. struktur bangunan berdasarkan SNI dan peraturan perundangan yang berlaku, desain bangunan memperhitungkan analisa gempa, bangunan didesain dengan menyediakan jalur evakuasi, menyediakan sirkulasi udara dan pencahayaan yg alami, akses penyediaan air bersih dan sanitasi;

c. desain dan penataan kelas yaitu tiap kelas memiliki 2 (dua) pintu dengan pintu membuka keluar dan memiliki jalur evakuasi yang aman;

d. dukungan sarana dan prasarana seperti peralatan pendidikan, buku- buku, teknologi informasi dan komunikasi, memiliki sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran (APAR) pada setiap lantai.

2. Non Fisik sekolah untuk mengurangi resiko bencana berupa pembuatan kebijakan, kampanye, membangun sikap dan tindakan kesiapsiagaan kepada seluruh warga sekolah dengan penyiapan SDM melalui pendidikan dan pelatihan.

Sasaran pembentukan sekolah aman bencana untuk kurun waktu RPJMD 2016-2021 adalah sekolah – sekolah yang lokasinya rawan bencana gempa bumi dan tsunami serta sekolah – sekolah yang rawan bencana tanah longsor. Untuk sekolah yang lokasinya rawan bencana gempa bumi dan tsunami yaitu di wilayah Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan sedangkan untuk sekolah yang berlokasi pada daerah rawan longsor yaitu sekolah yang berlokasi di wilayah Kecamatan Petang dan Kecamatan Abiansemal. Masyarakat sekolah yang berada di lokasi rawan bencana wajib menjadi perhatian Pemerintah Daerah

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan sekolah aman bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung yaitu :

1. Sosialisasi Penanggulangan Bencana

2. Menyediakan sarana pengurangan resiko bencana berupa peta evakuasi, rambu evakuasi dan papan informasi

3. Memfasilitasi pembentukan sekolah aman bencana

Berdasarkan Tabel 3.2 realisasi kinerja untuk indikator jumlah sekolah aman bencana yang terbentuk Tahun 2016 sejumlah 7 (tujuh) sekolah sudah sesuai dengan target. Dari Tabel 3.2 dapat disimak bahwa jumlah sekolah aman bencana dari Tahun 2011-2016 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan target capaian. Peningkatan capaian kinerja tersebut dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini :

(27)

23 Gambar 3.3

Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk 0 2 3 3 4 7 0 2 4 6 8 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah

Realisasi akumulasi capaian kinerja sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan Dalam Pengurangan Resiko Bencana sampai dengan Tahun 2016 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam Renstra dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Akumulasi Capaian Sasaran Terwujudnya Kesiapsiagaan dalam Pengurangan Resiko Bencana sampai dengan Tahun 2016

dibandingkan dengan Target Restra Tahun 2016-2021

No Indikator Sasaran Kondisi awal

Realisasi Kinerja s/d. Tahun 2016 Target Akhir Renstra Persentase Capaian Kinerja (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Jumlah Tokoh Masyarakat yang Meningkat Pengetahuannya.

3300 Orang 3424 Orang 3424 Orang 100% 2 Jumlah Desa/Kelurahan

Tangguh Bencana yang Terbentuk. 6 Desa/Kelurahan 11 Desa/Kelurahan 30 Desa/Kelurahan 36,6% 3 Jumlah Sekolah Aman

Bencana yang Terbentuk 4 Sekolah 7 Sekolah 36 Sekolah 19,4%

Tahun 2016 merupakan tahun pertama pelaksanaan Renstra Tahun 2016-2021. Tabel 3.5 menunjukan pada kita bahwa untuk indikator Jumlah Tokoh yang Meningkat Pengetahuannya sudah mencapai 100%, sehingga tahun berikutnya tidak menjadi sasaran utama lagi. Sedangkan untuk indikator kedua yaitu Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Terbentuk capaian kinerja baru 11 Desa/Kelurahan sedangkan target akhir Renstra adalah 30 Desa/Kelurahan. Demikian pula dengan indikator ketiga yaitu Jumlah Sekolah Aman Bencana yang Terbentuk capaian kinerja sampai akhir tahun 2016 baru 7 sekolah dengan target ahir Renstra 36 sekolah. Mengingat capaian kinerja terhadap target akhir Renstra Tahun 2016-2021 untuk indikator kedua dan ketiga masih kecil maka upaya peningkataanya harus terus digiatkan

(28)

24 mengingat masih banyak Desa/Kelurahan dan sekolah yang berada di daerah pesisir yang sangat rawan terhadap bencana belum bisa dikatagorikan sebagai desa tangguh bencana dan sekolah aman bencana.

Kesiapan sarana dan prasarana peringatan dini terhadap bencana tsunami di wilayah pesisir Kabupaten Badung dapat dikatakan cukup memadai dengan telah terpasang 5 buah early warning system (sirene peringatan dini) yang memberikan peringatan bila ada gejala akan terjadi tsunami. Sampai akhir Tahun 2016 sirene ini tetap dipantau dan diuji coba setiap bulan pada tanggal 26, dengan hasil pemantauan peralatan tersebut berfungsi dengan baik. Demikian pula dengan tempat evakuasi juga telah tersedia dengan baik.

Dari uraian tersebut diatas dapat kami sampaikan bahwa upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana pada Tahun 2016 dapat dikatakan berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu :

1. Dukungan anggaran yang sangat memadai.

Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana dengan kegiatan Sosialisasi Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana memberikan pengaruh peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam pengurangan resiko bencana. Suatu Desa/Kelurahan masuk katagori Desa/Kelurahan tangguh bencana berarti pada Desa/Kelurahan tersebut sudah terdapat tokoh dan anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan bencana, sudah terdapat sarana pencegahan dan kesiapsiagaan, sudah terbentuk wadah yang baik untuk berkoordinasi berupa Forum Pengurangan Resiko Bencana, dan sudah ada komunikasi yang baik dengan para pengusahan terdekat dari wilayahnya. Adanya dukungan anggaran APBD Kabupaten Badung tahun 2016 yang sangat memadai ditambah lagi dukungan anggaran dari APBN sehingga jumlah Desa/Kelurahan tangguh bencana realisasinya melampoi target yaitu target 9 Desa/Kelurahan menjadi 11 Desa/Kelurahan. Demikian pula dengan program Pencegahan dan Pengurangan Resiko Bencana yang kegiatannya adalah pembentukan sekolah aman bencana sangat besar memberi peran dalam peningkatan kesiapsiagaan terutama terhadap anak – anak sekolah yang merupakan kelompok rentan.

2. Dukungan instansi terkait

Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki pegawai sangat sedikit dan dengan kwalifikasi propesional dalam penanggulangan bencana yang belum memadai. Sejak berdiri BPBD beberapa instansi terkait yaitu Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas PU, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Dinas Peternakan, PMI Kabupaten Badung, Dinas Kesehatan, BPBD Provinsi Bali, PMI Provinsi Bali, Forum pengurangan Resiko Bencana Provinsi Bali, TNI, dan POLRI telah telah

(29)

25 menjadi mitra kerja BPBD. Dengan dukungan instansi terkait inilah maka Badan Penanggulangan Bencana dapat meningkatkan kesiapsiagaan.

3. Dukungan masyarakat

Program pencegahan dan peringatan dini dengan kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana memberikan manfaat terhadap peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan. Masyarakat Kabupaten Badung sudah mulai sadar akan adanya ancaman bencana dan dampak yang ditimbulkan sehingga dengan bekerjasama mereka ingin meningkatkan kesiapsiagaan dengan harapan apabila bencana datang maka dampak bencana dapat diminimalisasi.

Pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Pengurangan Resiko Bencana yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung telah melakukan efisiensi terhadap sumber daya yang disiapkan yaitu Sumber Daya Manusia. Secara keseluruhan pegawai yang bertugas pada Badan Penanggulangan Bencana daerah sangat sedikit. Pegawai yang bertugas menyelenggarakan kegiatan terkait dengan upaya peningkatan kesiapsiagaan dalam pengurangan resiko bencana berjumlah 8 (delapan) orang yang terdiri dari 3 (tiga) unsur pejabat dan 5 (lima) orang staf. Kwalifikasi keahlian yang dimiliki petugas juga belum memadai. Dengan keterbatasan kwantitas dan kwalitas pegawai kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini merupakan efisiensi penggunaan sumber daya manusia. Selanjutnya efisiensi dilakukan dengan memilih sasaran yaitu tokoh masyarakat yang sangat efisien dalam mempercepat penyebarluasan informasi pengurangan resiko bencana.

SASARAN STRATEGI 2 : MENINGKATNYA PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA YANG EFEKTIF

Dalam mencapai sasaran strategis 2 ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah menetapkan Indikator Kinerja Utama yaitu Persentase Korban Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Response Time yang Telah Ditentukan. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melindungi

(30)

26 bencana pemerintah harus memberikan pertolongan secara cepat dan tepat sehingga korban bencana dapat diminimalisasi dan dampak bencana tidak meluas. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja alat ukur terinci pada analisa dalam Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Analisis Capaian Sasaran

Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif

No Indikator Sasaran Capaian Kinerja Tahun 2011 Capaian Kinerja Tahun 2012 Capaian Kinerja Tahun 2013 Capaian kinerja Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Capaian Kinerja Tahun 2016 Target Reali sasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11)

1 Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time

yang Telah Ditentukan

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Penanganan pada saat tanggap darurat kegiatannya berupa : 1. Melakukan kajian (assessment)

2. Pencarian dan penyelamatan korban 3. Pelayanan kesehatan darurat

4. Penyediaan hunian sementara 5. Pelayanan logistik dan dapur umum

Pelaksanaan penanganan kedaruratan bencana diawali dengan kegiatan siaga penanggulangan bencana. Badan Penanggulangan Bencana menerapkan pola siaga 24/7 yang bertugas selama 24 jam dengan tiga kali pergantian shift. Jumlah personil yang bertugas siaga 40 orang. Masyarakat dapat melaporkan kejadian bencana dengan menghubungi nomor telepon (0361) 41 45 45 atau 08113894000. Tujuan kegiatan siaga ini adalah melakukan olah data kebencanaan di Ruang Pusat Pengendalian Operasional (Rupusdalops). Dari kegiatan siaga penanggulangan bencana tahun 2016 terhimpun data jumlah kejadian bencana yang ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai dalam Tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.5

Kejadian Bencana di Kabupaten Badung 2016

No Jenis Bencana

Jumlah Kejadian Per Kecamatan

Jumlah Kec. Petang Kec. Abian semal Kec. Mengwi Kec. Kuta Utara Kec. Kuta Kec. Kuta Selatan 1 Banjir 0 1 5 1 2 6 15 2 Pohon Tumbang 6 36 24 11 9 7 93 3 Tanah Longsor 16 0 1 0 0 0 17 4 Kebakaran 3 5 9 15 16 8 56 5 Bangunan Roboh 0 0 0 0 0 0 0 6 Orang Tenggelam 0 0 0 1 3 0 4 7 Orang Hilang 0 0 0 0 0 0 0 8 Penemuan Mayat 0 1 0 3 1 0 5 9 Kecelakaan 0 0 0 1 1 0 2

(31)

27

No Jenis Bencana

Jumlah Kejadian Per Kecamatan

Jumlah Kec. Petang Kec. Abian semal Kec. Mengwi Kec. Kuta Utara Kec. Kuta Kec. Kuta Selatan 10 Pembunuhan 0 0 0 0 0 0 0 11 Senderan jebol 2 0 2 2 0 1 7

12 Tembok penyengker Jebol 2 0 1 0 0 0 3

13 Atap roboh/Genteng jatuh 0 0 3 0 1 0 4

14 Kapal Tenggelam 0 0 0 0 0 0 0 15 Konflik Sosial 0 0 0 0 0 0 0 16 Gempa Bumi 0 0 0 0 0 0 0 17 Tsunami 0 0 0 1 1 1 3 18 Putting Beliung 0 0 1 3 0 0 4 19 Gunung Meletus 0 0 0 0 0 0 0 20 Kekeringan 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH 29 43 46 38 34 23 213

Sumber Data : Laporan Kegiatan Bidang Kedaruratan dan Logistik Tahun 2016

Data kejadian bencana Tahun 2016 diatas menunjukan bahwa kejadian bencana didominasi oleh pohon tumbang, kebakaran, tanah longsor dan banjir. Kejadian bencana tersebut diakibatkan oleh curah hujan yang sangat besar, musim kemarau yang cukup panjang oleh hembusan angin atau yang dikenal dengan angin puting beliung dan disertai dengan hujan. Jumlah kejadian bencana Tahun 2016 sangat banyak. Berkat kesigapan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dan lancarnya koordinasi dari instansi terkait serta masyarakat seluruh kejadian bencana Tahun 2016 sudah mendapat penanganan ( capaian kinerja 100%).

Sebagai analisa perbandingan data kejadian bencana yang terjadi dari tahun 2011-2016 yang ditangani Badan penanggulangan Bencana Daerah sebagai tertera dalam Tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Kejadian Bencana di Kabupaten Badung 2011 – 2016

No Jenis Bencana Tahun Jumlah 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Banjir 0 11 1 2 0 15 29 2 Pohon Tumbang 2 97 19 24 42 93 277 3 Tanah Longsor 0 14 2 14 4 17 51 4 Kebakaran 10 88 67 113 97 56 431 5 Bangunan Roboh 35 52 6 0 3 0 96 6 Orang Tenggelam 4 6 8 1 2 4 25 7 Orang Hilang 0 0 0 1 0 0 1 8 Penemuan Mayat 2 4 10 6 3 5 30 9 Kecelakaan 2 1 7 2 0 2 14 10 Pembunuhan 0 0 0 1 0 0 1 11 Senderan jebol 0 16 16 12 6 7 57

12 Tembok penyengker Jebol 0 7 4 1 0 3 15

13 Bangunan roboh 0 22 0 1 0 4 27 14 Kapal Tenggelam 0 0 0 0 0 0 0 15 Konflik Sosial 0 0 0 0 1 0 1 16 Gempa Bumi 51 0 0 0 0 0 51 17 Tsunami/Gelombang Pasang 0 1 0 1 0 3 5 18 Puting beliung 0 2 0 0 0 4 6 19 Tersambar petir 0 1 0 0 0 0 1 20 Tersengat listrik 0 0 1 0 0 0 1

(32)

28

Sumber Data : Laporan Kegiatan Bidang Kedaruratan dan Logistik Tahun 2016

Dari Tabel 3.6 diatas terlihat bahwa kejadian bencana yang terjadi dari Tahun 2011-2016 jumlah dan jenisnya bervariasi. Namun untuk jenis bencana masih didominasi oleh kebakaran dan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang. Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung dari Tahun 2011 – 2016 telah melalukan tugasnya dengan baik, hal ini dibuktikan dengan semua kejadian bencana telah mendapatkan penanganan kedaruratan sesuai SOP. Keberhasilan ini disebabkan karena meningkatnya intensitas koordinasi antar instansi terkait, ketersediaan sarana dan prasarana yang semakin meningkat jumlahnya dan sesuai kebutuhan teknis operasional di lapangan, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung. Capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana ini bila dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini :

100 100 100 100 100 100 0 20 40 60 80 100 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan

Persentase

Realisasi akumulasi capaian kinerja sasaran sampai dengan Tahun 2016 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam Renstra dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7

Akumulasi Capaian Sasaran Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif sampai dengan Tahun 2016 dibandingkan dengan

Target Akhir Restra Tahun 2016-2021

No Indikator Sasaran Kondisi awal Realisasi Kinerja s/d. Tahun 2016 Target Akhir Renstra Tahun 2016-2021 Persentase Capaian Kinerja (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 21 Keracunan makanan 0 0 1 0 0 0 1 JUMLAH 106 322 142 179 158 213 1120

(33)

29

1 Persentase Kejadian Bencana yang Dapat Ditangani Sesuai Dengan Response Time yang Telah Ditentukan

100% 100 % 100 % 100%

Tabel 3.7 menunjukan bahwa sasaran Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana yang Efektif sampai Tahun 2016 capaian kinerjanya 100%. Capaian kinerja 100% ini sudah menjadi kewajiban pemerintah Kabupaten Badung karena merupakan perintah Undang – Undang 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Keberhasilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mewujudkan sasaran tersebut diatas karena :

1. Dukungan Anggaran

Anggaran untuk kegiatan penanganan darurat bencana tersedia cukup memadai sehingga penanganan bencana Tahun 2016 dapat terlaksana dengan cepat dan tepat. 2. Dukungan Sumber Daya Manusia

Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat mulai Tahun 2011 telah mendapat Bimbingan Teknis dan pelatihan– pelatihan manajemen penanggulangan bencana sehingga menjadi tenaga yang siap pakai.

3. Dukungan Instansi Terkait dan Masyarakat

Masyarakat dan instansi terkait sangat aktif memberikan informasi terjadinya bencana melalui petugas siaga di Rupusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sehingga dapat dengan segera dikoordinasikan penanganannya.

Penanganan kejadian bencana dilaksanakan melalui program Pengadaan Sarana dan Prasaranan Kedaruratan dan Logistik serta Program Penanganan Darurat Bencana. Kegiatan Penanganan Kedaruratan dengan dana siap pakainya yang penggunaannya berdasarkan Surat Keputusan Bupati sangat besar menunjang peningkatan penanganan kedaruratan karena prosedur pengeluaran anggaran yang cukup sederhana dan ketersediaan jumlah anggaran yang sangat memadai. Demikian pula dengan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana kedaruratan dan logistik yang out putnya berupa sarana dan prasarana yang dipakai pada saat penanganan darurat bencana sangat besar perannya untuk tercapainya target kinerja 100%. Data penanganan kedaruratan tersebut tersaji dalam Tabel 3.8 berikut :

Tabel : 3.8

Penetapan Status Bencana Oleh Bupati Badung Tahun 2016

No Tanggal Penetapan Uraian No. SK Lokasi

1 18 Februari 2016 Penetapan status keadaan darurat penanganan bencana akibat peningkatan intensitas angin dan curah hujan

713/03/HK/2016 Beberapa titik di wilayah

Kabupaten Badung 2 21 April 2016 Penetapan status keadaan

darurat penanganan

1200/03/HK/2016 Wilayah Desa Cemagi, Mengwi

Gambar

Gambar 1.4 Grafik Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin
Tabel 2.3  Perjanjian Kinerja
Tabel 3.1  Pengukuran Kinerja
Tabel  3.7  menunjukan bahwa sasaran  Meningkatnya Penanganan Kedaruratan Bencana  yang  Efektif  sampai  Tahun  2016  capaian  kinerjanya  100%
+2

Referensi

Dokumen terkait

A dalam pengoptimalan penerapan tax planning mereka, antara lain dengan membuat daftar nominatif dari beban entertainment, menyediakan makanan dan minuman di

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Tahun 2015 ini lebih berfokus pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan Peraturan

Adapun saran yang melengkapi simpulan di atas adalah bahwa ASEAN harus memaksimalkan fungsinya sebagai organisasi internasional regional lewat AICHR dan ACWC, selaku badan

Penelitian sebelumnya (Y ULISTIANI et al., 2002) mendapatkan bahwa pada pengujian kecernaan secara in-vitro terhadap bungkil kedelai yang dicampur dengan caiaran batang pisang

Kedua asoasiasi fasies ini merupakan bagian yang dalam dari pola fasies yang berkembang di umur Miosen dengan daerah Teluk Sumbang dan Batu Putih yang berada barat

Pada lampiran Perjanjian Kinerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2017 dicantumkan sasaran-sasaran strategis dinas, indikator kinerja sasaran, target

Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Biro Pemerintahan Setda Provinsi Gorontalo mengidentifikasikan 1 (Satu) indikator kinerja yaitu; Jumlah Kabupaten/Kota yang

Hal ini sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 105 paragraf 22 yaitu pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi