commit to user BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN
1. Penokohan dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja. a. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis dalam novel ini adalah Rapingun, Raden Ayu Supartinah, Den Bei Asisten Wedana, Den Ayu Asisten Wedana, Nyonyah Oei Wat Hien, Kerta, Kasna, Salijem, Raden Mantri guru ing Parakan, Raden Ayu Mantri guru, Den Bei Mantri gudang, Den Ayu Mantri gudang, Mantri guru Kedungwuni, Istri Mantri guru.
b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis dalam novel Ngulandara ialah Hardjana dan Suratna.
c. Tokoh Sentral
Tokoh Rapingun merupakan tokoh sentral dalam novel Ngulandara.
d. Tokoh Peripheral
Tokoh peripheral dalam novel Ngulandara adalah Raden Ayu
Supartinah, Den Bei Asisten Wedana, Den Ayu Asisten Wedana, Nyonyah Oei Wat Hien, Kerta, Kasna, Salijem, Raden Mantri guru ing Parakan, Raden Ayu Mantri guru, Den Bei Mantri gudang, Den Ayu Mantri gudang, Mantri guru Kedungwuni, Istri Mantri guru.
e. Tokoh Kompleks
Tokoh Rapingun, Raden Ajeng Supartienah, Raden Bei Asisten Wedana, Raden Ayu Asisten Wedana dan Nyonyah Oei Wat Hien.
f. Tokoh Sederhana
Tokoh sederhana lebih merujuk pada tokoh yang kurang mewakili personalitas manusia atau hanya satu sisi saja yang ditunjukkan. Tokoh sederhana dalam novel Ngulandara adalah Raden Mantri guru ing Parakan, Raden Ayu Mantri guru, Den Bei Mantri gudang, Den Ayu Mantri gudang, Mantri Guru Kedungwuni, Istri Mantri Guru, Kerta, Kasna dan Salijem.
commit to user g. Penggambaran Tokoh
Penggambaran tokoh dilakukan secara analitik dan dramatik. Analisis dengan metode analitik merupakan penggambaran tokoh langsung oleh pengarang watak atau karakternya. Sedangkan dari metode dramatik diperoleh dari pilihan nama tokoh yang menggunakan gelah khusus seperti Raden Bei, Raden Ayu, Raden Ajeng, Raden Mas, Raden Mantri, dan Nyonyah. Penggambaran tokoh ini bermanfaat dalam menentukan watak dan karakter tersebut baik atau buruk.
2. Nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja.
a. Nilai Religiusitas
Nilai religiusitas adalah sikap dan kesadaran manusia bahwa dalam hidup ini ada kekuatan atau kekuasaan yang jauh melampaui kekuatan dan kekuasaan manusia.
b. Nilai Sosialitas
Nilai sosialitas adalah sikap yang perlu dikembangkan manusia dalam kehidupan bersama dan dijadikan sebagai nilai hidup.
c. Nilai Gender
Nilai gender mengajak memahami bahwasannya baik laki-laki atau perempuan pada hakikatnya adalah ciptaan Tuhan yang diberi kesempatan hidup yang sama.
d. Nilai Keadilan
Nilai keadilan merupakan perlakuan yang sama terhadap semua orang dalam situasi yang sama dan untuk menghormati setiap hak semua orang yang bersangkutan.
e. Nilai Demokrasi
Nilai demokrasi dapat diwujudkan dalam beberapa tindakan yaitu menghargai pendapat, memperlaukan orang dengan cara yang sama tanpa diskriminatif.
f. Nilai Kejujuan
Kejujuran merupakan segala sesuatu yang dilakukan seseorang sesuai dengan hati nurani dan norma peraturan yang ada, jujur berart menepati janji atau kesanggupan.
g. Nilai Kemandirian
Nilai kemandirian yang dimaksud merupakan sikap penuh kepercayaan dan dapat dipercaya.
h. Nilai Daya Juang
Nilai daya juang adalah suatu sikap untuk tidak mudah menyerah, tidak mudah putus asa, memiliki daya kemauan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
i. Nilai Tanggung Jawab
Nilai tanggung jawab berarti keberanian, kesiapan, keteguhan hati untuk menerima konsekuensi atas segala keputusan dan tindakan yang telah dipilih.
j. Nilai Penghargaan terhadap Lingkungan
Nilai penghargaan terhadap lingkungan adalah sikap untuk mencintai kehidupan.
3. Relevansi Penokohan dan Nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja sebagai Materi Ajar Apresiasi Sastra Jawa di SMA.
Relevansi yang terdapat dalam novel Ngulandara karya Margana
Djajaatmadja, terdapat kesesuaian isi novel tersebut sebagai materi
pembelajaran apresiasi sastra Jawa, khususnya novel siswa SMA. Berdasarkan data hasil analisis kurikulum dan hasil wawancara dari informan mengenai materi teks novel Jawa maka dapat disimpulkan bahwa novel Ngulandara karya Margana Djajaatmadja dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran apreisasi sastra Jawa, khususnya novel siswa SMA.
commit to user B. IMPLIKASI
Berdasarkan simpulan di atas, penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian kualitatif deskriptif sastra, khususya yang berkaitan dengan analisis novel Jawa mengenai penokohan dan nilai pendidikan budi pekerti serta relevansinya sebagai materi ajar. Penelitian ini melakukan pengkajian terhadap novel Jawa berjudul Analisis Penokohan dan Nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja serta Relevansinya sebagai Materi Ajar Apresiasi Sastra Jawa di SMA. Hasil penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan yaitu implikasi teoretis, implikasi praktis.
Implikasi teoretis penelitian ini adalah sebagai berikut: hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal meneliti lebih lanjut tentang penokohan dan nilai pendidikan budi pekerti. Analisis penokohan dan nilai pendidikan budi pekerti novel Ngulandara karya Margana Djajaatmadja sebagai materi ajar merupakan hal yang menarik sebagai alternatif materi pembelajaran novel yang baru, karena novel Ngulandara memang masih jarang digunakan sebagai materi ajar. Penelitian ini setidaknya dapat memberikan sumbangan yang berarti dan tambahan ilmu bagi para guru yang berminat untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai analisis penokohan dan nilai pendidikan budi pekerti serta relevansinya sebagai materi ajar. Selain itu, hasil penelitian ini dapat membantu memperkaya pengembangan analisis penokohan dan nilai budi pekerti.
Implikasi praktis penelitian dapat digunakan untuk pengajaran dan apresiasi karya sastra Jawa, khususnya novel. Penelitian ini memperluas wawasan siswa bahkan mahasiswa terhadap novel Jawa yang dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran. Disamping itu novel Jawa tersebut relevan dijadikan sebagai bahan ajar bahasa Jawa apresiasi sastra Jawa, khususnya novel. Hasil penelitian diharapkan mampu memberi sumbangsih bagi instansi terkait dalam upaya menumbuh kembangkan minat belajar dalam apresiasi sastra Jawa di masyarakat. Hasil penelitian ini mengenai analisis penokohan dan nilai budi pekerti ini dapat dijadikan sarana dan modal, bagi para mahasiswa, pendidik yang bergelut dibidang pengajaran bahasa dan sastra Jawa, maupun bidang studi
kebahasaan. Khususnya dalam mengajarkan penokohan dan nilai budi pekerti yang terdapat dalam materi pembelajaran bahasa Jawa yang mengangkat materi ajar mengenai novel Jawa dikaitkan dengan unsur penokohan. Namun perlu diketahui bahwa novel Ngulandara merupakan novel lama sehingga terdapat ejaan lama atau kata-kata sulit yang tidak diketahui oleh siswa. Penting bagi guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kata-kata yang sulit tersebut atau guru dapat memberikan tugas kepada siswa agar sebelumnya mencari kata-kata sulit tersebut dalam kamus bahasa Jawa. Bahasa selalu berkembang dari zaman ke zaman demikian juga dengan bahasa yang terdapat dalam novel Ngulandara yang sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang, guru sebelum memulai pembelajaran novel baiknya memberikan penjelasan mengenai latar belakang novel Ngulandara sehingga tidak akan terjadi salah pemaknaan kata atau peristiwa yang terdapat dalam novel oleh siswa.
Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan memberi pengetahuan secara praktis tentang pembentukan karakter positif. Siswa diharapkan mampu untuk memahami unsur penokohan dalam cerita yang erat kaitannya dengan nilai-nilai budi pekerti yang terdapat dalam karakter tokoh tersebut. Selain itu siswa mampu meneladani nilai-nilai yang terdapat pada novel tersebut sehingga dapat menyaring dan memilah nilai yang relevan dengan kehidupan sekarang. Watak positif yang dapat diambil siswa selain materi pembelajarannya, dapat juga menanamkan sikap dan tindakan pada saat menganalisis isi novel sehingga berupaya mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. Siswa juga diharapkan secara aktif memecahkan masalah-masalah dalam mempelajari novel Ngulandara seperti adanya kata-kata yang sulit, siswa dapat secara aktif mencarinya di kamus bahasa Jawa.
Penelitian mengenai analisis Penokohan dan Nilai Pendidikan Budi Pekerti dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja serta Relevansinya sebagai Materi Ajar Apresiasi Sastra Jawa di SMA. Hasil penelitian dapat digunakan dan dimanfaatkan guru maupun siswa sebagai
commit to user
memberikan materi, tetapi juga pada pemahaman siswa mengenai nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini memiliki implikasi dengan dunia pendidikan. Nilai pendidikan tersebut juga dapat diterapkan pada pendidikan di Indonesia sebagai penanaman nilai budi bekerti dalam diri siswa. Nilai budi pekerti yang merupakan jati diri bangsa berupa pitutur luhur mampu memberikan petunjuk kehidupan. Petunjuk yang dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat, karena kondisi masyarakat yang semakin cerdas cenderung melupakan nilai-nilai budi pekerti yang penting dalam masyarakat.
C. SARAN
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru bahasa Jawa
a. Guru menjadikan novel Ngulandara sebagai materi ajar pembelajaran apresiasi sastra Jawa khususnya teks novel di SMA, novel Ngulandara karya Margana Djajaatmadja ini di dalamnya memenuhi syarat materi pembelajaran yang baik
b. Guru memilih novel Ngulandara sebagai materi ajar karena terdapat nilai-nilai budi pekerti yang baik yang tercermin dari perilaku tokoh-tokoh baik di dalam cerita, sehingga siswa tidak hanya memperoleh hiburan saja tetapi juga mendapatkan ilmu kehidupan.
c. Guru bahasa Jawa juga harus selektif dalam pemilihan materi pembelajaran, guru harus pandai menyesuaikan materi tersebut karena terdapat kata-kata yang sulit serta kata yang mengalami perluasan dan penyempitan makna. d. Guru harus membimbing siswa dalam mempelajari novel tersebut dengan
memberi penjelasan latar belakang novel Ngulandara agar tidak terjadi salah pemaknaan yang dilakukan oleh siswa
2. Bagi peserta didik
a. Siswa lebih aktif untuk belajar karena terdapat kata-kata atau arti kata yang belum dimengerti dalam novel Ngulandara sehingga peserta didik lebih terdorong untuk mencari tahu lewat kamus bahasa Jawa, majalah atau
sumber yang lain.
b. Siswa dalam mempelajari novel Ngulandara dapat menggali informasi mengenai latar belakang sejarah atau kehidupan yang terjadi pada masa novel tersebut sebagai pengalaman baru bagi siswa. Siswa dapat bertanya kepada guru atau mencari informasi di sumber-sumber terkait.
c. Siswa mempelajari nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam novel Ngulandara karena dapat dijadikan renungan dan refleksi kehidupan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi peneliti lain
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan lebih lanjut bagi peneliti lain untuk memahami analisis penokohan dan nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam karya sastra Jawa khususnya novel. Novel Ngulandara merupakan novel yang bagus dan kaya akan nilai-nilai kehidupan.