• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

47 Suyono

SDN Ngelo III Kec. Margomulyo Kab. Bojonegoro Email : suyonongelo@gmail.com

Abstrak : Agar siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar maka harus menggunakan metode yang tepat. Metode diskusi kelompok diharapkan siswa menjadi aktif karena metode diskusi kelompok membantu siswa membentuk dan mengekspresikan pikiran dan pendapat secara bebas. Selain itu melalui diskusi kelompok siswa dapat berbagi pengetahuan dan saling membantu atau saling bekerja sama untuk memecahkan masalah belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun penelitian ini bertujuan untuk : 1) menambah pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan diskusi kelompok dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn. 2) memberikan sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn. Dari hasil penelitian dapat memberikan bebarapa kesimpulan di antaranya bahwa terjadi peningkatan pretasi belajar pada siswa yang ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Selain itu juga terjadi peningkatan aktifitas diskusi, antusias siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, meningkatnya kerjasama, meningkatnya kedisiplinan, tumbuhnya keberanian bertanya, keberanian menjawab, keberanian menyampaikan pendapat, dan keberanian menyanggah dalam pelaksanaan diskusi kelompok.

Kata Kunci : prestasi belajar, diskusi kelompok. Hubungan antara guru dan murid

dalam rangka proses pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat efektif, menyenangkan dan tidak membosankan. Apabila guru waktu mengajar mendominasi pembicaraan dan peserta didik tidak diberi kesempatan untuk ikut serta terlibat dalam proses belajar mengajar, maka proses pembelajaran tidak akan imbang, anak didikpun akan menjadi penonton dan pendengar setia dari pembicaraan atau ceramah gurunya, akibatnya hasil belajar kurang memuaskan. Hal ini sesuai pendapat Tulus yaitu :” hasil belajar akan rendah apa bila siswa hanya pasif dan menjadi pendengar ceramah guru dengan metode monolognya”.(2004:77). Oleh karena itu guru sebagai pengajar hendaknya pandai memilih metode pembelajaran yang tepat dan dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar .

Situasi dan kondisi Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngelo 3 Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2014-2015 waktu mengikuti proses

belajar mengajar biasanya hanya senang mendengarkan ceramah gurunya dan setelah diberi kesempatan bertanya tak seorangpun mau bertanya. Hal semacam ini kalau dibiarkan berlarut-larut kegiatan proses belajar mengajar kurang efektif. Menurut W.Gulo:” seorang guru dituntut penguasaan berbagai kemampuan sebagai guru yang profesional dalam bidangnya” (2002:13). Menurut pendapat W. Gulo bahwa kemampuan guru sangat mempengaruhi proses belajar mengajar, dengan demikian guru dituntut untuk menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan interaksi antara guru dan siswa, misalnya kemampuan menguasai materi pembelajaran, kemampuan menguasai metode mengajar, kemampuan untuk membuat siswa lebih aktif, kemampuan menyampaikan materi yang menarik dan menyenangkan sehingga anak lebih antusias mengikuti proses belajar mengajar. Selain pendapat di atas J. Riberu mengatakan :” Seorang pengajar perlu membangun hubungan yang baik dengan pihak murid dan menggairahkan minat para murid” (1991:24-25). Sedangkan menurut pendapat Bobbi De Porter bahwa :”

(2)

pembelajaran yang berhasil haruslah dalam

suasana menyenangkan dan

menggembirakan” (2000:10)

Agar siswa aktif mengikuti proses belajar mengajar maka harus menggunakan metode yang tepat oleh karena itu penulis akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: Upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas V Semester 1 Sekolah Dasar Negeri Ngelo 3 Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2014/2015.

METODE

Rencana penelitian tindakan kelas mengacu pada pendapatnya Suhardjono ada empat tahapan penelitian yaitu : “perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi” (2006:16). Berdasarkan pendapat tersebut, prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan,dan evaluasi-refleksi

Siklus I

Perencanaan Siklus I

Rencana pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok pada tahap ini yang disiapkan adalah sebagai berikut: 1) menyiapkan skenario pembelajaran 2) menyiapkan alat dan sumber pembelajaran 3) menyusun alat pengumpul data berwujud lembar observasi dan tes 4) menyusun alat untuk evaluasi berwujud soal-soal 5) menentukan materi pokok yaitu globalisasi 6) menentukan indikator materi pelajaran yang hendak dicapai siswa yaitu menjelaskan makna globalisasi 7) merumuskan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan a) kegiatan pendahuluan b) kegiatan inti c) kegiatan akhir

Pelaksanaan tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran berpedom an pada rencana skenario pembelajaran dan proses pembelajaran berlangsung sebagai

berikut: 1) Kegiatan pendahuluan 2) Kegiatan inti 3) Penutup

Obsevasi tindakan

Selama proses pembelajaran guru mengamati reaksi siswa dalam diskusi kelompok yang meliputi: antusias diskusi kelompok, kerjasama dalam diskusi, kedisiplinan dalam diskusi, keberanian bertanya, keberanian menjawab, keberanian menyampaikan pendapat, keberanian menyanggah.

Evaluasi-Refleksi tindakan ( reflecting )

Data yang diperoleh melalui observasi pada siklus I dievaluasi dan dianalisa dalam tahap ini. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, ditemukan kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, kelebihan dan kelemahan yang ditemukan digunakan sebagai dasar menentukan perbaikan pada siklus II

Siklus II

Perencanaan Siklus II

Rencana tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I dan pengembangan program tindakan II berdasakan penetapan alternatif pemecahan masalah dari siklus I.

Rencana tindakan yang diajukan seperti pada siklus I yaitu: 1) menyiapkan skenario pembelajaran 2) menyiapkan alat dan sumber pembelajaran, 3) menyusun alat pengumpul data berwujud lembar observasi dan tes 4) menyusun alat untuk evaluasi berwujud soal-soal, 5) menentukan materi pokok yaitu globalisasi 6) indikator materi pelajaran yang hendak dicapai siswa pada siklus ini adalah menjelaskan pengaruh positif dan pengaruh negatif dari globalisasi, 7) merumuskan kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan Siklus II

Melaksanakan program tindakan II yang telah ditetapkan berdasarkan temuan-temuan pada siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II ini dirancang berlangsung sebagai berikut: 1) kegiatan awal selama 10

(3)

menit 2) kegiatan Inti selama 50 menit 3) kegiatan akhir 10 menit

Observasi

Selama proses pembelajaran guru mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok yang meliputi: antusias diskusi kelompok, kerjasama dalam diskusi, kedisiplinan dalam diskusi, keberanian bertanya, keberanian menjawab, keberanian menyampaikan pendapat, keberanian menyanggah.

Evaluasi-refleksi

Mengevaluasi tindakan dari

pelaksanaan siklus II dan hasilnya diterapkan pada siklus III. Langkah-langkah refleksi pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I yaitu dari hasil pengamatan pada siklus II dievaluasi dengan cara data dikumpulkan dan kemudian dianalisa.

Berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat merefleksi diri dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi akan ditemukan kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Dengan ditemukan kelebihan dan kelemahan-kelemahan pada siklus II, maka guru bersama kolaborator menentukan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus III.

Siklus III

Perencanaan tindakan

Pada siklus III rencana tindakan mengacu pada siklus II dengan melakukan perbaikan pada siklus III. Hasil evaluasi dan refleksi siklus II menunjukkan bahwa prestasi belajar dan reaksi siswa dalam pembelajaran masih kurang memuaskan oleh karena itu, penulis merevisi proses pembelajaran pada siklus II dan proses pembelajaran siklus III dirancang mampu meningkatkan prestasi belajar dan aktifias siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Rencana tindakan tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) menyiapkan skenario pembelajaran b) menyiapkan alat dan sumber pembelajaran c)

menyusun alat pengumpul data berwujud lembar observasi dan tes d) menyusun alat untuk evaluasi berwujud soal-soal e) indikator materi pelajaran yang hendak dicapai siswa pada siklus ini adalah mampu memberi contoh pengaruh globalisasi di lingkungannya f) merumuskan kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan program tindakan III yang telah ditetapkan berdasarkan temuan-temuan pada siklus II. Proses pembelajaran berlangsung sebagai berikut: 1) Kegiatan awal 2) Kegiatan Inti 3) Kegiatan akhir

Obsevasi tindakan ( observing )

Selama pembelajaran berlangsung guru mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran yang meliputi: antusias diskusi kelompok, kerjasama dalam diskusi, kedislinan dalam diskusi, keberanian bertanya, keberanian menjawab, keberanian menyampaikan pendapat, keberanian menyanggah.

Evaluasi-Refleksi

Langkah evaluassi dan refleksi pada siklus III pada dasarnya sama dengan siklus II yaitu dari hasil pengamatan dilakukan analisis bersama dengan teman sejawat atau kolaborator, hasil refleksi dapat dimanfaatkan sebagai perbaikan pada siklus berikutmya. Namun pada penelitian tindakan kelas ini hanya dirancang sampai dengan siklus III, oleh sebab itu berakhirnya siklus III dapat dibuat suatu kesimpulan dan membuat laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I

1. Hasil Observasi Siklus I

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan pembentukan kelompok yaitu satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok, selanjutnya siswa bergabung dengan kelompoknya, kemudian kegiatan diskusi. Setelah pembelajaran selesai anak di evaluasi dan hasilnya diketahui bahwa siswa yang

(4)

dikriteriakan baik dengan nilai antara 71-80 hanya 3 anak atau 16.7% dan siswa yang dikreteriakan cukup dengan nilai antara 61-70 ada 8 anak atau 44.4 %, sedangkan siswa yang siswa yang dikreteriakan kurang baik dengan nilai antara 51-60 ada 7 anak atau 38.9%.

Selama proses diskusi berlangsung, guru mengamati aktifitas siswa dalam diskusi dan hasilnya menunjukkan bahwa aktifitas siswa selama diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

a. Siswa yang mempunyai antusias dalam diskusi kelompok ada 8 anak atau mencapai 44.4% berarti masih tergolong kreteria kurang baik

b. Siswa yang mempunyai kemauan kerjasama dalam diskusi ada 10 anak atau mencapai 55.5%, berarti masih tergolong kreteria kurang baik

c. Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam diskusi ada 11 anak atau mencapai 61.1%, berarti tergolong cukup baik d. Siswa yang mempunyai keberanian

bertanya dalam kelompok ada 9 anak atau mencapai 50%, berarti masih tergolong kurag baik

e. Siswa yang mempunyai keberanian menjawab ada 9 anak atau mencapai 50%, berarti masih tergolong kurang baik f. Siswa yang mempunyai keberanian

menyampaikan pendapat ada 8 anak atau mencpai 44.4% berarti masih tergolong kurang baik

g. Siswa yang mempunyai keberanian menyanggah pendapat teman ada 8 anak atau mencapai 44.4 %, berarti masih tergolong kurang baik

2. Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengamatan siklus I menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa maupun aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi belum memuaskan.

Untuk memperbaiki dan

menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi kelompok maka sebagai usulan perbaikan dari siklus I adalah sebagai berikut:

(a) Sebaiknya pertemuan berikutnya pembelajaran tetap menggunakan diskusi kelompok agar anak menjadi terbiasa untuk berdiskusi

(b) Sebaiknya guru memberi motivasi kepada siswa sebagai individu maupun kelompok sehingga rasa ragu, ketakutan dan rasa malu yang meliputi siswa semakin kurang.

(c) Sebaiknya sebelum diskusi kelompok dilakukan guru menjelaskan kembali cara berdiskusi.

B. Hasil Penelitian Siklus II

1. Hasil observasi siklus II

Dengan mempertimbangkan rekomen dasi dari siklus I, maka dilakukan penyempurnaan atau perbaikan pada siklus II. Setelah rencana penyempurnaan atau perbaikan pada sisklus II diterapkan dalam pembelajaran, hasil yang dicapai adalah bahwa siswa yang dikriteriakan baik dengan nilai antara 71-80 hanya 7 anak atau 38.9% dan siswa yang dikreteriakan cukup dengan nilai antara 61-70 ada 6 anak atau 33.3 %, sedangkan siswa yang siswa yang dikriteriakan kurang baik dengan nilai antara 51-60 ada 5 anak atau 27.8%. Dari hasil pengamatan tentang aktivitas diskusi kelompok siswa siklus II menunjukkan aktifitas siswa di dalam mengikuti diskusi kelompok yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Siswa yang mempunyai antusias dalam diskusi kelompok ada 13 anak atau mencapai 72.2% tergolong kreteria baik 2) Siswa yang mempunyai kemauan

kerjasama dalam diskusi kelompok ada 13 anak atau mencapai 72.2%, tergolong kreteria baik

3) Siswa yang mempunyai kedislinan dalam diskusi kelompok ada 14 anak atau mencapai 77.8%, berarti tergolong baik 4) Siswa yang mempunyai keberanian

bertanya dalam diskusi kelompok ada 13 anak atau mencapai 72.2%, berarti tergolong baik

5) Siswa yang mempunyai keberanian menjawab pertanyaan dalam diskusi ada

(5)

13 anak atau mencapai 72.2%, berarti tergolong kreteria baik

6) Siswa yang mempunyai keberanian menyampaikan pendapat ada 12 anak atau mencapai 66.7% berarti tergolong kreteria cukup baik

7) Siswa yang mempunyai keberanian menyanggah ada 12 anak atau mencapai 66.7 %, berarti tergolong kreteria cukup baik.

Perubahan prestasi belajar dan aktifitas siswa selama diskusi dari siklus I ke siklus II dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa sebagai berikut:

nilai antara 81-100 pada siklus I: 0% dan pada siklus II: 0 % berarti tetap

Siswa yang mendapat nilai antara 71-80 pada siklus I mencapai 16.7% dan pada siklus II mencapai 38.9 % berarti naik 22.2%, siswa yang mendapat nilai antara 61-70 pada siklus I mencapai 44.4 %, pada siklus II menurun menjadi 33.3% berarti turun 11.1%, sedangkan siswa yang mendapat nilai 51-60 pada siklus I 38.9 % dan pada siklus II 27.8% berarti turun 11.1%.

Dari aktifitas siswa selama diskusi siklus I dan II dapat dijelaskan bahwa aktifitas siswa selama diskusi kelompok siklus I dan II sebagai berikut: antusias siswa dalam diskusi siklus I 44.4% dan siklus II 72.2% berarti meningkat 27.8%, kerja sama siswa dalam diskusi siklus I 55.5% dan siklus II 72.2% berarti meningkat 16.7%, Kedisiplinan siswa dalam diskusi siklus I 61.1% dan siklus II 77.8% berarti meningkat 16.7%, Keberanian bertanya dalam diskusi siklus I 50% dan siklus II 72.2% berarti

meningkat 22.2%, Keberanian

menjawab50% dalam diskusi siklus I 50% dan siklus II 72.2% berarti meningkat 22.2%, Keberanian menyampaikan pendapat dalam diskusi siklus I 44.4% dan siklus II 66.7% berarti meningkat 22.3%, Keberanian menyanggah dalam diskusi siklus I 44.4% dan siklus II 66.7% berarti meningkat 22.3%, 2. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengamatan siklus I menunjukkan bahwa

prestasi belajar siswa maupun aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi siklus II mengalami peningkatan yang baik, hal ini disebabkan oleh karena:

a) Sebagian siswa telah memahami aturan-aturan diskusi kelompok

b) Guru selalu memberi motivasi kepada semua siswa mulai dari cara kerja sama sampai dengan cara menyanggah

c) Sebelum diskusi dimulai guru menjelaskan kembali cara dan langkah-langkah diskusi sampai siswa memahami d) Namun demikian masih ada beberapa

siswa yang mempunyai prestasi kurang baik dan masih ada beberapa siswa yang masih nampak pasif, hal ini disebabkan oleh karena kelompok diskusi masih terlalu besar, permasalahan yang didiskusikan masih terlalu sulit

C. Hasil Penelitian Siklus III

1. Hasil observasi siklus III

Dari pelaksanaan siklus III diperoleh data tentang prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa dalam diskusi kelompok. Hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa yang dikriteriakan baik sekali dengan nilai antara 81-100 ada 5 anak atau 27.8%, siswa yang dikreteriakan baik dengan nilai antara 71-80 ada 8 anak atau mencapai 44.4%, siswa yang dikreteriakan cukup baik dengan nilai antara 61-70 ada 4 anak atau 22.2 %, sedangkan siswa yang dikreteriakan kurang baik dengan nilai antara 51-60 hanya 1 anak atau 5,6%

Dari hasil pengamatan tentang aktivitas diskusi kelompok siswa siklus III dapat dijelaskan bahwa aktifitas siswa dalam mengikuti diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang mempuinyai antusias dalam diskusi kelompok ada 14 anak atau mencapai 77.7% tergolong kreteria baik 2) Siswa yang mempunyai kemauan

kerjasama dalam diskusi kelompok ada 15 anak atau mencapai 83.3%, tergolong kreteria baik sekali

3) Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam diskusi kelompok ada 16 anak atau

(6)

mencapai 88.9%, berarti tergolong baik sekali

4) Siswa yang mempunyai keberanian bertanya dalam diskusi kelompok ada 14 anak atau mencapai 77.7%, berarti tergolong baik

5) Siswa yang mempunyai keberanian menjawab pertanyaan dalam diskusi ada 17 anak atau mencapai 94.4%, berarti tergolong kreteria baik sekali

6) Siswa yang mempunyai keberanian menyampaikan pendapat ada 16 anak atau mencapai 88.9% berarti tergolong kreteria cukup baik sekali

7) Siswa yang mempunyai keberanian menyanggah ada 17 anak atau mencapai 72.2 %, berarti tergolong kreteria baik

Perubahan prestasi belajar dan aktifitas siswa selama diskusi dari siklus II ke siklus III dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat nilai antara 81-100 pada siklus II mencapai 0 % dan pada siklus III 27.8%berarti naik 27.8%, Siswa yang mendapat nilai antara 71-80 pada siklus II mencapai 38.9% dan pada siklus III mencapai 44.4% berarti naik 6.5%, siswa yang mendapat nilai antara 61-70 pada siklus II mencapai 33.3%, pada siklus III menurun menjadi 22.2% berarti turun 11.1%, sedangkan siswa yang mendapat nilai 51-60 pada siklus II 27.8% dan pada siklus III 5.6% berarti turun 22.2%.

Dari hasil pengamatan aktifitas siswa selama diskusi siklus II dan III dapat dijelaskan bahwa aktifitas siswa selama diskusi kelompok siklus II dan III sebagai berikut: antusias siswa dalam diskusi siklus II: 72.2% dan siklus III:77.7 % berarti meningkat 5.5%, kerja sama siswa dalam diskusi siklus II: 72.2% dan siklus III: 83.3% berarti meningkat 11.1%, Kedisiplinan siswa dalam diskusi siklus II: 77.8% dan siklus III:88.9% berarti meningkat 11.1%, Keberanian bertanya dalam diskusi siklus II: 72.2% dan siklus III: % berarti meningkat 5.5%, Keberanian menjawab dalam diskusi siklus II: 72.2% dan siklus III: 94.4% berarti

meningkat 22.2%, Keberanian

menyampaikan pendapat dalam diskusi

siklus II: 66.7% dan siklus III 88.9% berarti meningkat 22.2%, Keberanian menyanggah dalam diskusi siklus II: 66.7% dan siklus III 72.2% berarti meningkat 5.5%,

2. Refleksi Siklus III

Hasil penelitian tentang prestasi belajar dan aktifitas siswa selama diskusi kelompok siklus I, II dan III di atas dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: (1) Siswa yang mendapat nilai antara

81-100 pada siklus I:0%, siklus II:0% dan siklus III: 5 anak atau 27.8%

(2) Siswa yang mendapat nilai antara 71-80 pada siklus I adalah 3 anak atau 16.7%, siklus II 7 anak atau 38.9% dan siklus III 8 anak atau 44.4%

(3) Siswa yang mendapat nilai antara 61-70 pada siklus I adalah 8 anak atau 44.4%, siklus II 6 anak atau 33.3% dan siklus III 4 anak atau 22.2%

(4) Siswa yang mendapat nilai antara 51-60 pada siklus I adalah 7 anak atau 38. %, siklus II 5 anak atau 27.8% dan siklus III 1 anak atau 5.6%

Berdasar hasil observasi aktifitas siswa dalam diskusi kelompok siklus I, II dan III dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

(1) Antusias siswa dalam diskusi kelompok siklus I adalah 44.4%, siklus II 72.2% dan siklus III 77.7%

(2) Kerjasama dalam diskusi kelompok siklus I adalah 55.5%, siklus II 72.2% dan siklus III 83.3%

(3) Kedisiplinan siswa dalam diskusi kelompok siklus I adalah 61.1%, siklus II 77.8% dan siklus III 88.9%

(4) Keberanian siswa dalam bertanya siklus I adalah 50%, siklus II 72.2% dan siklus III 77.7%

(5) Keberanian menjawab siklus I adalah 50%, siklus II 72.2% dan siklus III 94.4%

(6) Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat siklus I adalah 44.4%, siklus II 66.7% dan siklus III 88.9%

(7) Keberanian siswa dalam menyanggah siklus I adalah 44.4%, siklus II 66.7% dan siklus III 72.2%

(7)

D. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas diakhiri pada siklus III dan selanjutnya membahas hasil penelitian tindakan kelas untuk siklus I, II, dan III. Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Siswa yang mendapat nilai antara 81-100 pada siklus I: 0%, Siklus II: 0% berarti tetap dan siklus III 27.8% berarti naik 27.8%

2. Siswa yang mendapat nilai antara 71-80 pada siklus I: 16.7%, Siklus II: 38.9% berarti naik 22.2% dan siklus III 44.4% berarti naik 6,5%

3. Siswa yang mendapat nilai antara 61-70 pada siklus I: 44.4%, Siklus II: 33.3% berarti turun 11.1% dan siklus III 22.2% berarti turun 11.1%

4. Siswa yang mendapat nilai antara 51-60 pada siklus I: 38.9%, Siklus II: 27.8% berarti turun 11.1% dan siklus III 5.6% berarti turun 22.2%.

Hasil pengamatan tentang reaksi siswa selama diskusi kelompok siklus I, II, III dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Antusias siswa dalam diskusi kelompok siklus I adalah 44.4% dan siklus II: 72.2% berarti meningkat 27.8% selanjutnya siklus III: 77.7% berarti meningkat 5.5%, hal ini disebabkan oleh karena setiap diskusi guru terus memberi motivasi kepada siswa

2) Kerjasama dalam diskusi kelompok siklus I: 55.5% dan siklus II: 72.2 berarti meningkat 16.7% selanjutnya siklus III: 83.3% berarti meningkat 11.1%, hal ini disebabkan oleh karena setiap diskusi guru selalu memberi bimbingan kepada semua siswa

3) Kedislinan dalam diskusi kelompok siklus I: 61.1% dan siklis II: 77.8%, berarti meningkat 16.7%, selanjutnya siklus III: 88.9% berarti meningkat 11.1%, hal ini disebabkan oleh karena siswa telah memahami tata cara atau

aturan dalam diskusi

4) Keberanian bertanya siklus I: 50% dan siklus II 72.2% berarti meningkat 22.2%, selanjutnya siklus III: 77.7%, berarti

meningkat 5.5%, hal in disebabkan oleh karena siswa terdorong oleh motivasi dari guru dan selalu ingat kata-kata guru bahwa setiap anak harus menghargai orang lain

5) Keberanian menjawab siklus I:50% dan siklus II:72.2% berarti meningkat 22.2% selanjutnya siklus III: 94.4% berarti meningkat 22.2%, ini tidak jauh berbeda dengan keberanian bertanya yakni disebabkan oleh karena siswa terdorong oleh motivasi dari guru dan selalu ingat kata-kata guru bahwa setiap anak harus menghargai pendapat orang lain

6) Keberanian menyampaikan pendapat siklus I:44.4% dan siklus II:66.7% berarti meningkat 22.3% selanjutnya siklus III 88.9% berarti meningkat 22.2%, hal ini disamping karena motivasi guru juga karena jumlah anggota kelompok lebih kecil

7) Keberanian menyanggah siklus I:44.4% dan siklus II:66.7% berarti meningkat 22.3% selanjutnya siklus III 72.2%, berarti meningkat 5.5%, hal ini disebkan oleh karena semangat siswa dalam mempertahankan pendapat dan rasa tidak ingin kalah dengan temannya..

Dari hasil pembahasan yang diperoleh, maka metode diskusi kelompok baik sekali diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V Semester 1 SDN Ngelo 3 Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro tahun pelajaran 2014/2015.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan bebarapa kesimpulan di antaranya:

1. Peningkatan prestasi belajar

Peningkatan prestasi belajar ditandai adanya (1) siswa yang mendapat nilai antara 81-100 pada siklus I: 0%, Siklus II: 0% berarti tetap dan siklus III 38.4% berarti naik 38.4%, (2) Siswa yang mendapat nilai antara 71-80 pada siklus I: 16.7%, Siklus II: 38.9%

(8)

berarti naik 22.2% dan siklus III 44.4% berarti naik 6,5%, (3) Siswa yang mendapat nilai antara 61-70 pada siklus I: 44.4%, Siklus II: 33.3% berarti turun 11.1% dan siklus III 22.2% berarti turun 11.1%, (4) Siswa yang mendapat nilai antara 51-60 pada siklus I: 38.9%, Siklus II: 27.8% berarti turun 11.1% dan siklus III 5.6% berarti turun 22.2%.

2. Peningkatan aktifitas diskusi

Pelaksanaan metode diskusi kelompok siswa kelas V bisa berjelan efektif yang ditandai (1) Antusias siswa dalam diskusi kelompok siklus I adalah 44.4% dan siklus II: 72.2% berarti meningkat 27.8% selanjutnya siklus III: 77.7% berarti meningkat 5.5(2) Kerjasama dalam diskusi kelompok siklus I: 55.5% dan siklus II: 72.2 berarti meningkat 16.7% selanjutnya siklus III: 83.3% berarti meningkat 11.1%, (3)

Kedisiplinan dalam diskusi kelompok siklus I: 61.1% dan siklis II: 77.8%, berarti meningkat 16.7%, selanjutnya siklus III: 88.9% berarti meningkat 11.1%, (4) Keberanian bertanya siklus I: 50% dan siklus II 72.2% berarti meningkat 22.2%, selanjutnya siklus III: 77.7%, berarti meningkat 5.5%, (5) Keberanian menjawab siklus I:50% dan siklus II:72.2% berarti meningkat 22.2% selanjutnya siklus III: 94.4% berarti meningkat 22.2%, (6) Keberanian menyampaikan pendapat siklus I:44.4% dan siklus II:66.7% berarti meningkat 22.3% selanjutnya siklus III 88.9% berarti meningkat 22.2%, (7) Keberanian menyanggah siklus I:44.4% dan siklus II:66.7% berarti meningkat 22.3% selanjutnya siklus III 72.2%, berarti meningkat 5.5%,

.

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Abdurahman. 1999. Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Ali, M. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa

Bawani, Imam. 1993. Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam. Surabaya: Al Ikhlas. DepDikBud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Drajat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.

Sardiman 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sriyono, dkk. 1992.Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan. Bandung: C.V. Sinar Baru Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido

Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya penemuan ini menunjukkan bahwa tidak hanya pada sel saraf namun dari banyak tipe sel dari kucing betina memiliki smallbodies ini,

8.1 Cuti Tanpa Gaji adalah kemudahan pelepasan yang diberikan kepada anggota pekerja di atas alasan yang munasabah dan diambil disebabkan anggota pekerja telah

Atkočiūnienė pranešime „Mokslo komunikacija: Lietuvos valstybės remiamų mokslinių žurnalų redaktorių po- žiūris“ pristatė Lietuvos valstybės biudžeto lėšomis

Setelah melakukan penelitian pada proses belajar mengajar mata pelajaran Teknik komputer jaringan tentang pengenalan topologi jaringan di SMK Taman Harapan 1 Bekasi, maka dihasilkan

ICE atau Intensive Community Empowerment adalah sebuah program yang dapat membantu masyarakat Kelurahan Bangetayu untuk berdaya dan mandiri dalam memelihara kesehatan

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dan

Pada penelitian ini diketahui bahwa gulma yang paling banyak ditemukan pada lahan persawahan Kecamatan Rimau Kabupaten Banyuasin adalah famili Poaceae yang terdiri

Kajian ini hanya memfokus kepada bidang pertanian dan khusus kepada penuai sawit yang menggunakan alat pahat bagi aktiviti penuaian.Reka bentuk pahat yang digunakan secara manual