TRANFORMASI DAN AKSELERASI
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM
MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN
Oleh:
Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D
Direktur Daerah tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
OUTLINE
PENDAHULUAN
BENCHMARKING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESA
DAN KAWASAN PERDESAAN
MEKANISME PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
STRATEGI PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN
AGENDA PEMBANGUNAN (NAWACITA)
Agenda pembangunan (Nawa Cita) yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019
menegaskan tentang pentingnya kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dan
terukur untuk mendorong percepatan pembangunan desa dan daerah:
Nawa Cita 3: Membangun Indonesia DARI PINGGIRAN dengan MEMPERKUAT
DAERAH-DAERAH DAN DESA dalam kerangka Negara Kesatuan
Nawa Cita 6: Meningkatkan PRODUKTIVITAS RAKYAT dan DAYA SAING di pasar
internasional;
Nawa Cita 7:Mewujudkan KEMANDIRIAN EKONOMI dengan menggerakan
SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK
Daya saing nasional ditentukan oleh daya saing daerah
Daya saing daerah
ditentukan oleh DESA dan KAWASAN PERDESAAN yang MAJU, PRODUKTIF,
BERNILAI TAMBAH dan BERDAYA SAING TINGGI;
Percepatan pembangunan desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal,
transmigrasi dan perbatasan hanya dapat dilakukan dengan memperkuat
kerjasama dan kemitraan yang kuat antara Kementerian/Lembaga dengan
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, Pergurun tinggi
dan Swasta yang solid dan berkelanjutan.
5
TRANSFORMASI KEUNGGULAN
5DAYA SAING
BERBASIS
FAKTOR INPUT
DAYA SAING
BERBASIS
EFISIENSI
DAYA SAING
BERBASIS
INOVASI
•
Sumber Daya Alam: Pertanian,
Kelautan dan Perikanan,
Pertambangan
•
Pariwisata: Wisata Alam, Wisata
Seni dan Budaya, Wisata Kuliner
•
SDM terampil dan terdidik
•
Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik,
telekomunikasi dan informasi
•
Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat
perdagangan
•
Jaringan transportasi darat, laut dan udara
•
Ekonomi kreatif
•
Pusat Inovasi, Riset dan
Pengembangan Daerah
•
Tenaga profesional
•
Kerjasama: Pemda-Universitas dan
Swasta
Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forum)
Keunggulan
Komparatif
Keunggulan
Kompetitif
Keunggulan
Kompetitif
2020
2025
2013
Aset
sosial
Aset SDA dan
Lingkungan
Aset
ekonomi
Aset
sosial
Aset SDA dan
Lingkungan
Aset
ekonomi
t
0
t
n
PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES AKUMULASI
MODAL (ASET)
•
Akumulasi modal sosial (
Social Capital Accumulation
)
•
Akumulasi modal fisik (
Physical Capital Accumulation
)
•
Akumulasi modal ekonomi (
Economic Capital Accumulation)
SDA
SDM
Pertanian dan
Pertambangan
Manufaktur dan Jasa
Peningkatan
Kapabil
it
as
(
Day
a Saing
,
Day
a
Tar
ik
dan
Day
a L
est
ar
i
)
Berburu dan
Pengumpul
Berpindah dan
Bertani
Masyarakat Maju
Masyarakat
Tradisional
Berkembang
Masyarakat
TRANSFORMASI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI
DAN SUMBER DAYA
Sintesis dan
Daur Ulang
Prasarana
Informasi
Teknologi
Ruang
(darat dan laut)
Jawa dan Sumatera
Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan
Kalimantan dan Sulawesi
Kemajuan suatu daerah ada Perbedaaan Arah (
Direction
), Besaran
(
Magnitude
) dan Kecepatan (
Speed
)
POTENSI DAERAH
•
Perikanan dan Kelautan
•
Pertanian dan Perkebunan
•
Industri pengolahan
•
Pariwisata
•
Jasa
MASALAH DAERAH
•
Kemiskinan
•
Pengangguran
•
Ketertinggalan
•
Keterisolasian
•
Rawan bencana
RPJMN 2015-2019
(TRISAKTI DAN NAWA
CITA)
STARTEGI DAN
KEBIJAKAN
PROGRAM DAN KEGIATAN
Meningkatnya Produktivitas, Nilai Tambah, Kesempatan Kerja,
Perdagangan, Pendapatan, Daya Saing dan Keunggulan Daerah
Pendapatan
Budidaya Produksi
TRANFORMASI DAN AKELERASI PEMBANGUNAN
•
Pelayanan Dasar
•
Sumber Daya Manusia
•
Prasarana dan Sasarana
•
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Manajemen
•
Tata Kelola
FAKTOR PENENTU
• Kesesuaian RTRW • Kesiapan Lahan • Keterlibatan Masyarakat • Kesiapan Pemda• Kerjasama Perguruan Tinggi dan Kerjasama Swasta
MANAJEMEN KINERJA PEMDA
• Regulasi
• Pengorganisasin
• Perencanaan
• Penganggaran
• Pelaksanaan dan Pelaporan
• Pengendalian dan Evaluasi
Destinasi Wisata
Pendapatan
Jasa
(Akomodasi, Transportasi, Kerajinan danFestival)
Pemasaran
(Media, Promosi, Networking)
Pengolahan
(Iptek,EVALUASI PENCAPAIAN
TUJUAN DAN SASARAN
RPJMN 2015-2019
2015
2016
2017
2018
2019
EV
A
LU
A
SI
M
O
N
IT
O
R
IN
G
P
ER
SI
A
PA
N
RE
N
C
A
N
A
RE
N
C
A
N
A
Keterkaitan program dan kegiatan dalam mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN 2015-2019.
MID-TERM REVIEW RPJMN 2015-2019
2
Tercapai/on-track/ on-trend
Perlu kerja keras
Sangat sulit tercapai
SASARAN NASIONAL
1. Berkurangnya Daerah tertinggal dari 122 menjadi
42 kabupaten
2. Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi
daerah tertinggal menjadi 7,24%
3. Berkurangnya persentase penduduk miskin
daerah tertinggal menjadi 14%
4. Meningkatnya IPM daerah tertinggal menjadi 69,6
5. Berkurangnya 4.500 desa tertinggal menjadi
desa berkembang
6. Meningkatnya 1.800 desa berkembang menjadi
desa mandiri
7. Menguatnya keterkaitan desa-kota dan ekonomi
di 39 kawasan perdesaan untuk percepatan desa
mandiri
8. Terbangunnya dan berkembangnya 130 kawasan
transmigrasi/65 satuan permukiman transmigrasi
untuk percepatan desa berkembang
9. Menurunnya Indeks Risiko Bencana sebesar 30%
di 136 kabupaten/kota pusat pertumbuhan yang
memiliki risiko bencana tinggi
SASARAN RPJMN 2015-2019
INDIKATOR
(Baseline)
20142015
2016
2017
2018
2019
SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL & KAWASAN PERBATASAN
Persentase pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal (%) 6.89 6.96 7.02 7.08 7.15 7.24
Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal (%) 16.42 16 15.42 14.9 14.43 14
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal 67.46 68.13 68.49 68.84 69.18 69.59
Pengembangan Pusat Ekonomi Kawasan Perbatasan 3 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN
Pembangunan Kecamatan lokpri kawasan perbatasan 111 lokpri 50 lokpri 100 lokpri 150 lokpri 187 lokpri 187 lokpri
Pembangunan infrastruktur pendukung PLBN (Gedung Inti PLBN) -- 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN
SASARAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
Pengurangan desa tertinggal menjadi desa berkembang -- 500 desa 1.500 desa 3.000 desa 4.500 desa 5.000 desa
Peningkatan desa berkembang menjadi desa mandiri -- 200 desa 600 desa 1.200 desa 1.800 desa 2.000 desa
Peningkatan Keterkaitan Desa-Kota dan ekonomi kawasan perdesaan untuk percepatan desa mandiri
14 Kaw 28 Kaw 39 Kaw 39 Kaw
-- Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi untuk percepatan
desa berkembang 14 Kaw/ 7 SP 43 Kaw/ 22 SP 86 Kaw/ 43 SP 130 Kaw/ 65 SP 144 Kaw/ 72 SP
SASARAN REFORMA AGRARIA
Pengukuran dan Pemetaan Dasar 14.960.000 14.985.000 5.690.000 330.000 12.670.000 18.100.000
Sertipikat Prona 877.777 922.155 2.513.702 7.646.605 7.726.555
Sertipikat Redistribusi TORA -- 92.274 66.973 23.925 23.925 23.925
Sertipikat Konsolidasi Tanah 1.850 11.500 2.170 2.520 2.680
SASARAN PENURUNAN IRBI
Rata-rata Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Nasional 156.3 151.6 146.9 142.2 137.5 132.8
Sasaran Satuan 2014 (baseline) 2015 2016 Target 2019 Perkiraan Capaian 2019 (Notifikasi)
Target Ralisasi Target Ralisasi
Jumlah Daerah Tertinggal Kabupaten
122 (termasuk 9 DOB)
*) - *) - 42
Kabupaten terentaskan Kabupaten - *) - *) - 80
Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah tertinggal persen
7,10
6.96 6.55 7.02
Belum tersedia
data 7.24
Rata-rata persentase penduduk miskin di daerah tertinggal (%) 16.64 16.00 18.77 15.42 Belum tersedia data 14.00 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah
tertinggal 68.46 68.13** 59.87*** 68.49** Belum tersedia data 69.59** Tidak dapat diperbandingkan Pengembangan Pusat
Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN PKSN 3 - 2 10 9 10 PLBN - - - 7 7 7 Lokpri Kecamatan 111 50 50 100 78 150
Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
Pulau-Pulau
Kecil Terluar 12 10 10 30 20 32
*) Berdasarkan PP 78/2014, penetapan daerah tertinggal dilakukan 5 (lima) tahun sekali, sehingga target jumlah daerah tertinggal dan kabupaten terentaskan tidak dapat dirinci per tahun
**) Menggunakan perhitungan IPM metode lama sesuai baseline dan target dalam RPJMN 2015-2019. ***) Menggunakan perhitungan IPM metode baru.
7 PLBN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Motaain, Motamasin, Wini, Skouw)
10 PKSN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Atambua, Jayapura, Sabang, Ranai, Nunukan, Tahuna, Saumlaki)
REV
ISI
TAR
GET
Terdapat perubahan asumsi dasar makro
& tahun dasar Terdapat penyesuaian data dengan nasional Terdapat perubahan metode perhitungan
CAPAIAN TARGET RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN
On track/on trend/ tercapai
Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai
Sasaran Satuan 2014 (baseline) 2015 2016 Target 2019 Perkiraan Capaian 2019 (Notifikasi)
Target Ralisasi Target Ralisasi
Jumlah Daerah Tertinggal Kabupaten
122 (termasuk 9 DOB)
*) - *) - 42
Kabupaten terentaskan Kabupaten - *) - *) - 80
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal persen 7,10 6.96 6.55 7.02 Belum tersedia data 7.24 Rata-rata persentase penduduk miskin di daerah tertinggal (%) 16.64 16.00 18.77 15.42 Belum tersedia data 14.00 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal 68.46 68.13** 59.87*** 68.49** Belum tersedia data 69.59** Tidak dapat diperbandingkan Pengembangan Pusat
Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN PKSN 3 - 2 10 9 10 PLBN - - - 7 7 7 Lokpri Kecamatan 111 50 50 100 78 150
Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
Pulau-Pulau
Kecil Terluar 12 10 10 30 20 32
*) Berdasarkan PP 78/2014, penetapan daerah tertinggal dilakukan 5 (lima) tahun sekali, sehingga target jumlah daerah tertinggal dan kabupaten terentaskan tidak dapat dirinci per tahun
**) Menggunakan perhitungan IPM metode lama sesuai baseline dan target dalam RPJMN 2015-2019. ***) Menggunakan perhitungan IPM metode baru.
7 PLBN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Motaain, Motamasin, Wini, Skouw)
10 PKSN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Atambua, Jayapura, Sabang, Ranai, Nunukan, Tahuna, Saumlaki)
REV
IS
I T
A
R
GET
Terdapat perubahan asumsi dasar makro& tahun dasar Terdapat penyesuaian data
dengan nasional Terdapat perubahan metode perhitungan
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN
On track/on trend/ tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai
4
Sasaran
Satuan
2014
(baseline)
2015
2016
Target
2019
Perkiraan Capaian
2019 (Notifikasi)
Target
Realisasi
Target
Realisasi
1. mengurangi jumlah desa
tertinggal sampai 5.000 desa
desa
20.432 *)
500
N/A**)
1.000
N/A**)
5.000
2. meningkatkan jumlah desa
mandiri sedikitnya 2.000 desa
desa
50.763 *)
400
N/A**)
400
N/A**)
2.000
3. menguatkan 39 pusat
pertumbuhan dalam rangka
meningkatkan keterkaitan
kota dan desa
pusat
pertumbuhan
-
***)
***)
14
14
39
4. membangunan dan
mengembangkan kawasan
transmigrasi untuk
percepatan desa berkembang
kawasan
transmigrasi
619
14
37
43
54
144
PEMBANGUNAN PERDESAAN
4
*) Jumlah desa tertinggal dan berkembang (pada tahun baseline 2014) sebagaimana tertuang dalam Indeks
Pembangunan Desa.
**) Pencapaian target belum dapat diidentifikasi mengingat data yang diperlukan menggunakan data Potensi Desa yang dikeluarkan BPS setiap 3 tahun sekali.
***) Pencapaian target belum dapat didentifikasi karena pedoman umum pembangunan kawasan perdesaan baru disahkan pada awal tahun 2016 dan menjelang akhir tahun 2016 pemerintah pusat dan pemerintah daerah sedang menyelesaikan 14 dokumen masterplan pengembangan kawasan perdesaan.
On track/on trend/ tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai
15
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
15
Sasaran
Satuan
2014
2015
2016
Target
2018*
Target
2019*
Perkiraan
Capaian 2019
(Notifikasi)
(baseline) Target * Realisasi
Target*
Realisasi
Mengurangi Indeks
Risiko Bencana
Indonesia (IRBI)
Nasional
%
156.3
151.6
**)
146.9
Belum
tersedia
data
137.5
132.8
Mengurangi Indeks
Risiko Bencana di 136
Kab/Kota Sasaran
Prioritas Nasional
%
169.4
164.3
**)
159.2
Belum
tersedia
data
149.0
144
*) Target Penurunan Indeks Risiko Bencana sebesar 30% sampai dengan 2019 dengan melakukan peningkatan indeks kapasitas di Kabupaten/Kota
**) Pencapaian target belum dapat didentifikasi karena perhitungan Indeks Risiko Bencana baru dilakukan pada awal tahun 2016 dan membutuhkan monitoring evaluasi penilaian kapasitas perangkat daerah dengan mengisi kuesioner yang terdiri dari 71 Indikator sebagai metode pengukuran
On track/on trend/ tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai
1 2 : 3
Keterangan
16
PERMASALAHAN PENCAPAIAN TARGET
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL RPJMN 2015-2019 (1/2)
6.89
6.96
7.02
7.08
7.15
7.24
5.39
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Perubahan Target RPJMN 2015-2019
Laju Pertumbuhan Ekonomi di Dating
Semula
Menjadi
6,0-6,2
6,4-6,6
6,7-6,9
Terdapat perubahan asumsi dasar makro
Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2017
5,1 persen
Terdapat perubahan tahun dasar
tahun
2000 menjadi 2010
Mempertimbangkan capaian tahun 2015 =
sebesar 6,55% (sumber: Tinjauan Regional
PDRB Kabupaten/Kota 2011-2015, BPS),
maka ditargetkan perekonomian daerah
tertinggal dapat tumbuh rata-rata 6,3% per
tahun & ditargetkan tahun 2019 sebesar
6,9-7,1%
Perlu adanya
treatment
khusus pada daerah
tertinggal
yang
mengalami
kontraksi
perekonomian tinggi seperti di Kalimantan,
Papua dan juga daerah tertinggal dengan
PDRB yang rendah
5,6-5,8
17
Terdapat penyesuaian data
kemiskinan tahun dasar dengan data nasional (sumber data: Data &
Informasi Kemiskinan
Kabupaten/Kota 2015, BPS)
Sejalan dengan kondisi nasional, pada
tahun 2015 terjadi peningkatan persentase penduduk miskin di daerah tertinggal.
Oleh karena itu diperlukan upaya
penanggulangan kemiskinan secara lebih fokus pada daerah tertinggal yang mengadapi tingkat kemiskinan tinggi (>target RKP 2018 10%) dan pengangguran yang tinggi (>target RKP 2018 5,5%) 16.4% 16.0% 15.4% 14.9% 14.4% 14.0% 18.0% 18.8% 10.0% 12.0% 14.0% 16.0% 18.0% 20.0% 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Perubahan Target RPJMN 2015-2019 Kemiskinan di Daerah Tertinggal
Semula Menjadi 15,5-16% 17,5-18% 16-16,5% 15-15,5
%
No Wilayah Kabupaten Kemiskinan 2015 >10% Penanggura n 2015 >5,5% 1 Sumatera Aceh Singkil 21,72 7,03 2 Jawa Pandeglang 10,43 10,22 3 Nusra Lombok Tengah 16,26 7,42 4 Nusra Lombok Timur 19,14 6,46 5 Nusra Dompu 15,11 5,56 6 Nusra Sumbawa Barat 16,97 7,98 7 Kalimantan Landak 13,51 5,81 8 Sulawesi Sigi 12,75 5,74 9 Sulawesi Konawe 16,09 10,70 10 Sulawesi Gorontalo Utara 18,93 5,61 11 Kep Maluku Maluku Tengah 22,1 12,75No Wilayah Kabupaten Kemiskinan 2015 >10% Penanggura n 2015 >5,5% 12 Kep Maluku Seram Bagian
Barat 26,35 8,21
13 Kep Maluku Seram Bagian
Timur 25,37 6,18
14 Kep Maluku Buru Selatan 17,58 9,14 15 Papua Teluk Bintuni 36,66 6,87 16 Papua Sorong 33,35 5,66 17 Papua Raja Ampat 20,94 5,59 18 Papua Merauke 11,1 9,08 19 Papua Nabire 24,37 10,14 20 Papua Biak Numfor 27,23 10,08 21 Papua Supiori 39,25 10,75 22 Papua Deiyai 45,74 5,64 67.46 68.13 68.49 68.84 69.18 69.59 59.23 59.87 60.63 61.34 62.06 62.78 52.00 56.00 60.00 64.00 68.00 72.00 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Perubahan Target RPJMN 2015-2019 IPM di Daerah Tertinggal
Semula Menjadi
Terdapat perbedaan metode perhitungan
IPM
Target dihitung berdasarkan data back
casting IPM per kabupaten dengan metode baru periode 2010-2015 (sumber
data: http://ipm.bps.go.id/data/nasional)
Strategi peningkatan IPM difokuskan pada
kabupaten dating dengan IPM rendah (<rata2 59,87) dengan laju rata-rata kenaikan IPM 2010-2014 yang rendah
(<rata2 1,3% atau dibawah 2 point)
sesuai dengan capaian aspek pembentuk IPM yang rendah
No Pulau Kab/Kota IPM Rata-rata Laju Kenaikan
IPM 2010-2015
1 Sumatera Nias Barat 58,25 1,25%
2 Sumatera Kepulauan Mentawai 57,41 0,62%
3 Nusa Tenggara Alor 58,50 1,08%
4 Nusa Tenggara Rote Nda 58,32 1,26%
5 Nusa Tenggara Sumba Barat Daya 57,91 0,56%
6 Nusa Tenggara Manggarai Timur 56,83 0,93%
7 Nusa Tenggara Malaka 57,51 1,21%
8 Maluku Maluku Barat Daya 58,64 1,01%
9 Maluku Pulau Morotai 59,27 1,15%
10 Maluku Pulau Taliabu 58,26 1,23%
11 Papua Maybrat 55,78 1,15%
12 Papua Paniai 54,20 0,62%
13 Papua Boven Digoel 59,02 1,01%
14 Papua Mappi 56,11 0,74%
15 Papua Lanny Jaya 44,18 1,27%
16 Papua Deiyai 48,28 1,15%
PERMASALAHAN PENCAPAIAN TARGET
Investasi baik dalam negeri maupun asing masih TERPUSAT di JAWA-BALI dengan
share
yang sangat besar dan menunjukkan
ketimpangan yang sangat besar dengan wilayah Maluku dan Papua
18
WILAYAH
Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Desa
2012 2017 2015 2016
(Rp. Juta) (%) (Rp. Juta) (%) (Rp. Miliar) % (Rp. Miliar) %
SUMATERA 6.851.757
26
13.900.53828%
6.25730%
17.99730%
JAWA-BALI 7.742.11030
10.090.09420%
6.69932%
19.18732%
KALIMANTAN 2.255.2799
5.583.36711%
1.8129%
5.2589%
SULAWESI 3.815.92315
8.590.68717%
2.37611%
6.87311%
NUSA TENGGARA 1.891.9457
4.731.7929%
1.1155%
3.2255%
MALUKU 951.1934
2.522.5385%
6253%
1.7943%
PAPUA 2.607.74110
4.491.0479%
1.8839%
5.6659%
TOTAL 26.115.948100
49.910.063100%
20.766100,00
60.000100,00
WILAYAHInvestasi PMA Investasi PMDN Kredit Perbankan
2010 2015 2010 2015 2010 2015
(US$ Juta) % (US$ Juta) % (US$ Juta) % (US$ Juta) % (Rp. Juta) % (Rp. Juta) %
SUMATERA 747
5%
3.73313%
4.2247%
37.75221%
2.909.267 15% 6.956.62315%
JAWA-BALI 11.77773%
15.92954%
35.45458%
105.00959%
13.878.40272%
33.076.01471%
KALIMANTAN 2241%
7693%
1.8063%
1.6441%
1.107.3616%
2.865.9786%
SULAWESI 2.01112%
5.84320%
14.57624%
20.00711%
858.7984%
2.241.3825%
NUSA TENGGARA 8595%
1.5605%
4.3387%
13.6688%
201.9391%
565.4801%
MALUKU 2492%
2861%
-0%
480.03%
68.1240.4%
184.1220.4%
PAPUA 3472%
1.1564%
2290.4%
1.3391%
119.0171%
386.1381%
TOTAL 16.215100%
29.276100%
60.626100%
179,466100%
19.142.909100%
46.275.737100%
ALOKASI SUMBERDAYA ANTARWILAYAH TAHUN 2016
Alokasi dana transfer daerah
(DAK dan Dana Desa) TIDAK
MEMIHAK (AFIRMATIF)
terhadap wilayah timur
Indonesia. Alokasi KBI jauh
lebih besar dibanding KTI
terutama Nusa Tenggara,
PERTANYAAN KRITIS
19