• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DESA TUNAS JAYA KECAMATAN BONE PANTAI KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DESA TUNAS JAYA KECAMATAN BONE PANTAI KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DESA TUNAS JAYA KECAMATAN BONE PANTAI

KABUPATEN BONE BOLANGO

JURNAL

OLEH

SINTJE M. UDOKI

NIM. 121 409 022

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

2015

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Jurnal yang berjudul:

Pemberdayaan Pemuda Melalui Karang Taruna Desa Tunas Jaya Kecamatan Bone PantaiKabupaten bone bolango

Oleh:

Sintje M. Udoki

NIM. 121 409 022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Misran Rahman, M.Pd. Dr. Ummyssalam Duludu, M.Pd.

(3)

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DESA TUNAS JAYA KECAMATAN BONE PANTAI

KABUPATEN BONE BOLANGO

Sintje M. Udoki, Misran Rahman, Ummyssalam Duludu1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan pemuda melalui karang taruna Desa Tunas Jaya Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango.Penelitan ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya, yang merupakan salah satu indikator penelitian adalah aspek yang memadai terhadap peningkatan pemberdayaan pemuda melalui organisasi karang taruna. Melalui aspek tersebut pemuda memiliki pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan keahliannya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan masyarakat. Aspek tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi program karang taruna dalam peningkatan kapasitas masyarakat khususnya pemuda dan pemberian kesempatan yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk berkreativitas dalam melakukan kegiatan sosial ekonomi yang produktif, sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan oleh pihak pengelola dan anggota karang taruna bekerjasama dengan pemerintah adalah kegiatan yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama generasi muda, seperti kegiatan dibidang olahraga sepak bola, kegiatan wisata dakwah, penyerahan santunan kepada masyarakat berupa bahan makan pokok bagi warga masyarakat yang kurang mampu, serta kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya berupa pengajian dan lomba-lomba bidang keagamaan lainnya dalam menyambut peringatan hari besar agama. Dengan demikian, pemberdayaan pemuda melalui program karang taruna pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan akses hidup sejahtera bagi remaja, keluarga dan kelompok masyarakat khususnya kaum pemuda terhadap sumber daya untuk menerapkan kreativitasnya dilingkungan masyarakat. Untuk dapat mencapai hal tersebut diperlukan berbagai upaya untuk memotivasi pemuda dalam bentuk dukungan baik moril maupun materil dari pemerintah.

Kata kunci: pemberdayaan pemuda, karang taruna.

1Sintje M. Udoki, Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Misran

Rahman, M.Pd, dan Dr. Ummyssalam Duludu, M.Pd, selaku Dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo

(4)

PENDAHULUAN

Generasi muda merupakan genarasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat intelektualitas pemuda dan kemampuan dalam berorientasi ke masa depan dapat diketahui dari jenjang pendidikan. Di samping itu, masalah lain yang dihadapi pemuda adalah lemahnya pendidikan politik dan hukum bagi pemuda yang berdampak pada terjadinya euphoria (perasaan nyaman) politik dan hukum dalam proses demokratisasi dan reformasi serta kesalah pengertian tentang kebebasan dan demokrasi di kalangan pemuda. Masyarakat Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango yang berpenduduk remaja memiliki kedekatan organisasi masyarakat yakni karang taruna yang dipergunakan sebagai wadah untuk berkumpul melaksanakan aktivitas kegiatan remaja. Karang taruna yang notabene merupakan bagian integral dari organisasi kemasyarakatan adalah wadah strategis dalam rangka pembinaan remaja. Kecintaan yang sudah melekat dalam setiap sanubari remaja terhadap organisasi karang taruna, merupakan potensi awal yang sangat besar untuk membina remaja melalui karang taruna.

Khususnya remaja karang taruna yang berada di Desa Tunas Jaya dalam hitungan rata-rata pada umumnya memiliki potensi untuk berkembang. Hal ini terlihat dari data generasi muda yang tergabung dalam organisasi karang taruna, sebanyak ± 60% adalah lulusan sekolah menengah atas. Hanya saja potensi ini belum terorganisir sehingga kebiasaan hidup remaja untuk berfoya-foya sering terlihat aktivitas mereka sehari-hari. Kecendurungan yang mengarah kapada sikap konsumtif ini mengakibatkan tidak efektifnya pemberdayaan pemuda.

Ketidakefektifnya pemberdayaan pemuda ini bukan karena tidak tersedianya wadah yang bergerak dalam bidang tersebut, melainkan disebabkan oleh tidak terarahnya kemampuan dan keahlian pemuda dalam organisasi masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan. Statisnya kegiatan pemberdayaan pemuda menyebabkan kurangnya motivasi generasi muda untuk turut aktif didalamnya. Dengan kata lain bahwa wadah generasi muda dimasyarakat yang ada, tidak mampu untuk menstimulus kemampuan pemuda, sehingga daya tarik untuk mengorganisir tidak berjalan secara efektif.

(5)

Pemberdayaan pemuda dapat dilakukan secara organisatoris maupun dalam interaksi non organisasi. Secara organisasi dapat dilaksanakan dengan memberdayakan kegiatan-kegiatan organisasi sebagai media dalam pembinaan remaja. Sedangkan interaksi non organisasi yaitu dengan adanya pendekatan-pendekatan personal (personal approach) yang dapat mengetuk kesadaran remaja tersebut untuk mau mengembangkan dirinya. Dengan demikian pemberdayaan pemuda yang efektif harus dilakukan secara komprehensif dan terus-menerus sehingga pemberdayaan senantiasa berkelanjutan dan tidak terputus. Hasilnya adalah efektivitas pemberdayaan pemuda dapat tercapai secara maksimal.

Efektivitas organisasi tidak terlepas dari manajemen yang dilaksanakan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem manajerial yang mampu membawa roda organisasi pada efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi. Indikator utama manajemen yang ideal adalah adanya keselarasan antara implementasi dan hasil. Oleh karena itu manajemen yang ideal sering juga dikatakan dengan manjemen situasional atau kondisional. Penjabaran kegiatan pada hakikatnya dapat menyentuh kepentingan semua unsur yang terdapat dalam organisasi.

Kenyataan yang terlihat bahwa secara umum kegiatan-kegiatan generasi muda Desa Tunas Jaya kurang efektif dan terkesan monoton. Kreativitas pemuda bisa dikatakan hampir tidak ada. Kegiatan yang dilaksanakan hanya berkisar pada kerja bakti atau kegiatan-kegiatan yang bersifat kondisonal, yang dilaksanakan jika bertepatan dengan moment-moment tertentu, misalnya peringatan hari kemerdekaan, itupun tidak berlangsung secara kontinyu.

Kondisi tersebut juga disebabkan oleh tidak adanya kekompakan diantara generasi muda. Ide dan pelaksanaan kerja hanya bergantung pada kabijakan orang tertentu saja. Sehingga beban moril terhadap pekerjaan hanya dimiliki oleh sekelompok orang. Hal ini menyebabkan tidak efektifnya kegiatan pemberdayaan pemuda yang didistribusi lewat bidang-bidang dalam melaksanakan program masing-masing.

Disamping itu, banyak upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pemberdayaan pemuda, mulai dari peran serta orang tua, masyarakat, dan pemerintah Desa Tunas Jaya. Namun hal tersebut belum mampu menumbuhkan

(6)

semangat dan motivasi pemuda saat ini. Jika hal ini diabaikan, maka akan timbul keberadaan generasi muda yang kurang efektif dalam lingkungan masyarakat yang ditandai oleh adanya sifat pemalas dan kurang kreatif, serta akan selalu bergantung pada orang lain.

Dari fenomena yang dideskripsikan sebelumnya merupakan pendorong utama yang menjadi alasan dalam mengkaji masalah pemberdayaan pemuda yang diformulasikan dengan judul:”Pemberdayaan Pemuda melalui Karang Taruna Desa Tunas Jaya Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango”.

Menurut Isbandi (2009:56) pemberdayaan sebagai upaya menumbuhkan kekuasaan dan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat miskin. Cara dengan menciptakan mekanisme dari dalam untuk meluruskan keputusan-keputusan alokasi yang adil, yakni dengan menjadikan rakyat mempunyai pengaruh.Pemberdayaan bukan sekedar memberikan kesempatan rakyat menggunakan sumber daya dan biaya pembangunan saja, tetapi juga upaya untuk mendorong mencari cara menciptakan kebebasan dari struktur yang opresif.

Pemberdayakan mempunyai dua makna, yakni mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Makna lainnya adalah melindungi, membela dan berpihak kepada yang lemah, untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan terjadinya eksploitasi terhadap yang lemah (Prijono dan Pranarka, 1996:98). Menurut Hikmat (1999:38). pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” yang secara harfiah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau peningkatan kekuasaan (power). Istilah pemberdayaan menurut Crescent (2003:64), adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.

Pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan primer berarti proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau

(7)

kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi, mengidentifikasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya, serta mengeimplementasi rencana kegiatan (dalam Isbandi, 2009:66).

Menurut Wuradji (2009:42) konsep pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara strukturalis, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, Negara, regional, internasional, maupun dalam bidang ekonomi, dan lain-lain. Ide yang menempatkan manusia lebih sebagai subyek dari dunianya sendiri mendasari dibakukannya konsep pemberdayaan (empowerment). Apabila berpijak pada kebijakan pemerintah yang mengacu pada Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil, pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu upaya yang dilakukan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan, sehingga usaha kecil mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Dari pengertian pemberdayaan yang telah dikemukakan di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara strukturalis, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, Negara, regional, internasional, maupun dalam bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan, sehingga usaha kecil mampu menumbuhkan dan memperkuatdirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Kurniasi (2008:1) mengemukakan bahwa pemuda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari pengertian-pengertian pemuda mengarah pada satu maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa, semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner.

Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda. Di mana pemuda itu memiliki beragam potensi yang dimiliki oleh

(8)

individu pemuda itu sendiri. Sehingga pemuda identik sebagai sosok yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berfikir maju, memiliki moralitas, dan sebagainya. Kelemahan mencolok dari pemuda adalah control diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik perubahan kultural maupun perubahan sosial dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri (Wuradji, 2009:38).

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda. Di mana pemuda itu memiliki beragam potensi yang dimiliki oleh individu pemuda itu sendiri. Sehingga pemuda identik sebagai sosok yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berfikir maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mencolok dari pemuda adalah control diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik perubahan kultural maupun perubahan sosial dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.

Karang Taruna terdapat hampir di seluruh Indonesia. Pengertian Karang Taruna menurut istilah terdiri dari dua kata yaitu: kata “Karang” artinya tempat dan “Taruna” artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna artinya tempat kegiatan para pemuda.

Departemen Sosial RI (2008:1) mengartikan Karang Taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. Organisasi ini didirikan dan dibina oleh Departemen Sosial.

Karang taruna merupakan organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk massyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan berkembang di bidang usaha

(9)

kesejahteraan sosial dan bidang-bidang yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial.

Menurut Nawir (2008:25) bahwa karang taruna memiliki tujuan dalam memberdayakan masyarakat melalui:

1. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggug jawab sosial setiap warga karang taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi, dan mengantisipasi berbagai permasalahan sosial.

2. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan warga karang taruna yang trampil, berkepribadian dan berpengetahuan.

3. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam mengembangan keberdayaan warga karang taruna.

4. Terbentuknya kemampuan warga karang taruna menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bermegara.

5. Terjalinnya kerjasama anatar warga karang taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat.

6. Terwujudnya kesejahteraan sosial generasi muda desa atau kelurahan yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial lingkungannya;

7. Terwujudnya kesejahteraan sosial generasi muda desa atau kelurahan yang dilaksanakansecara komperhensif, terpadu, terarah, dan berkesinambungan oleh karang taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Dengan demikian Karang Taruna yang eksis di desa/kelurahan berperan penting dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakatnya. Peran pentingnya terutama ditujukan dalam mengadvokasi kelompok masyarakat yang kurang beruntung. Karena itu pendampingan yang dilakukan Karang Taruna bagi pemberdayaan menjadi lebih penting, karena Karang Taruna adalah komponen masyarakat yang lebih mengetahui kondisi obyektif lingkungan masyarakatnya.

(10)

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemberdayaan pemuda melalui karang taruna Desa Tunas Jaya Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango.

Penelitian ini dilaksanakan dilaksanakan pada Karang Taruna Desa Tunas Jaya Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Dipilihnya Karang Taruna Desa Tunas Jaya sebagai sasaran penelitian karena merupakan salah satu organisasi masyarakat yang ada di Kecamatan Bone Pantai, yang tetap eksis melaksanakan program kepemudaan dimasyarakat. Selain itu, lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan secara relevan dengan bentuk permasalahan yang sifatnya secara sosial.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (bulan) bulan terhitung pada saat pelaksanaan studi pendahuluan sampai dengan proses pembimbingan dalam menyelesaikan laporan akhir penelitian mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2014 dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 1) observasi awal, 2) pengumpulan data, 3) analisis data, dan 4) penulisanlaporan.

Penelitian ini didesain secara kualitatif yang bersifat interpretatif, yaitu akan mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan pemberdayaan pemuda melalui karang taruna.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan aspek motivasi atau dorongan individu, yang merupakan salah satu indikator penelitian adalah aspek yang memadai terhadap peningkatan pemberdayaan pemuda melalui organisasi karang taruna. Melalui aspek tersebut banyak diantara pemuda yang termotivasi dalam menyalurkan bakat dan potensinya secara individu dan masing-masing tanpa ada yang mengkoordinir. Mereka melakukannya sebagai bentuk kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan yang dilaksanakan. Dorongan atau motivasi tersebut yang membuat pemuda secara sadar merasa percaya diri dan mampu bereksistensi dalam berkiprah di organisasi kemasyarakat didasari oleh pemahaman dan kesadaran dari diri pemuda itu sendiri.

(11)

Dari aspek mengidentifikasi program karang taruna menunjukkan adanya peningkatan pemberdayaan pemuda melalui karang taruna. Karena dengan adanya aspek tersebut sebelum melaksanakan kegiatan di masyarakat, pemuda terlebih dahulu mengidentifikasi masalah-masalah apa saja yang sering dihadapi dalam aktivitas masyarakat, kemudian mencari pemecahan masalah tersebut, antara lain melalui program-program karang taruna khususnya dibidang sosial dan ekonomi masyarakat.

Dengan demikian, pemberdayaan pemuda melalui program karang taruna pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan akses hidup sejahtera bagi remaja, keluarga dan kelompok masyarakat khususnya kaum pemuda terhadap sumber daya untuk menerapkan kreativitasnya dilingkungan masyarakat. Untuk dapat mencapai hal tersebut diperlukan berbagai upaya untuk memotivasi pemuda dalam bentuk dukungan baik moril maupun materil dari pemerintah.

Selain itu terdapat kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan pemuda melalui karang tarunaseperti yang berasal dari karakteristik secara individudan bahkan sosial. Kendala yang berasal dari individu pemuda, misalnya menyangkut kecenderungan pemuda dalam menerapkan sikap acuh tak acuh dan masa bodoh dalam masalah setiap masalah dimasyarakat serta bersifat anarkis dalam setiap penangan masalah dilingkungan masyarakat. Kondisi tersebut timbul diakibatkan oleh adanya kurangnya komunikasi antar sesame pemuda yang tergolong dalam organisasi karang taruna. Selain itu diantara beberapa pemuda menganggap bahwa mereka terlibat dalam kepengurusan organisasi karang taruna hanya sekedar mengisi waktu luang, dan bukan untuk menjadi prioritas utama mereka dalam melakukan pekerjaan dibidang pemberdayaan masyarakat. Sedangkan kendala yang bersifat sosial meliputi adanya kelompok kepentingan tertentu yang menghambat dalam pelaksanaan program karang taruna.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan oleh pihak pengelola dan anggota karang taruna bekerjasama dengan pemerintah adalah kegiatan yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat terutama generasi muda, seperti kegiatan dibidang olahraga sepak bola, kegiatan wisata dakwah,

(12)

penyerahan santunan kepada masyarakat berupa bahan makan pokok bagi warga masyarakat yang kurang mampu, serta kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya berupa pengajian dan lomba-lomba bidang keagamaan lainnya dalam menyambut peringatan hari besar agama. Semua jenis kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan tersebut, telah mendapat apresiasi positif dari pemerintah setempat berserta masyarakat dalam memberikan kepercayaan kepada generasu muda untuk beroeganisasi melalui pengembangan program karang taruna.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwapemberdayaan pemuda melalui karang taruna Desa Tunas Jaya Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango ditinjau dari aspek motivasi atau dorongan individu, yang merupakan salah satu indikator penelitian adalah aspek yang memadai terhadap peningkatan pemberdayaan pemuda melalui organisasi karang taruna. Melalui aspek tersebut banyak diantara pemuda yang termotivasi dalam menyalurkan bakat dan potensinya secara individu dan masing-masing tanpa ada yang mengkoordinir. Mereka melakukannya sebagai bentuk kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan yang dilaksanakan. Dorongan atau motivasi tersebut yang membuat pemuda secara sadar merasa percaya diri dan mampu bereksistensi dalam berkiprah di organisasi kemasyarakat didasari oleh pemahaman dan kesadaran dari diri pemuda itu sendiri.

SARAN

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Agar motivasi pemuda yang termasuk dalam organisasi karang taruna mencapai hasilmaksimal, maka diharapkan kepada semua pihak diantaranya pengelola program, aparat desa, dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan peran serta dalam memotivasi pemudaguna mensukseskan program pemerintah melalui jalur pendidikan nonformal khususnya dibidang pemberdayaan masyarakat.

(13)

2. Agar segala upaya yang dilakukan untuk mengembangkan program karang taruna di Desa Tunas Jaya dapat berlangsung secara maksimal, maka kerja sama dengan seluruh pihak baik dengan masyarakat (pemuda) dan pemerintah, terus digalang secara kekeluargaan oleh pihak pengelola program.

3. Diharapkan agar program karang taruna di Desa Tunas Jaya dapat mengikuti proses pemberdayaan yang secara berkesinambungan, sehingga memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan sumber daya manusia yang professional dibidangnya.

DAFTAR RUJUKAN

Crescent, Tim. 2003. Menuju Masyarakat Mandiri: Pengembangan Model Sistem Keterjaminan Sosial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Departemen Sosial, R.I. 2008. Karang Taruna. (http://ktbantententangkami. blogspot.com /2008/07/pengertian-karang-taruna.html). Diakses: 20 April 2014.

Hikmat, Harry. 1999. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta, Humaniora.

Isbandi, Adi Rukminto. 2009. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pres.

Kurniasi. 2008. Partisipasi pemuda Dalam Pendidikan. (Online).Tersedia di

http://jumpa.blog.friendster.com/2008/07/partisipasi-generasi-muda-dalam-pendidikan-oleh-eka-rachma-kurniasi/. (Download, 25 Maret 2014).

Nawir. 2008. Makalah "Keberadaan Organisasi Karang Taruna. http:// makalahku.co.cc/index.php?p=1_18_Organisasi-Karang-Taruna-RBC. Diakses : 15 April 2014.

Prijono, O.S & Pranaka, A.M.W. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Wuradji. 2009. The Educational Leadership (Kepemimpinan Transformasional).Yogyakarta: Gama Media.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini mengumumkan/memberitahukan penetapan hasil kualifikasi pengadaan barang/jasa Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung

Perkembangan cara penyampaian informasi yang dikenal dengan istilah Teknologi informasi atau Information Technology (IT) bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke

En esta investigación no buscaremos realizar una historia de las máscaras mortuorias sino más bien, por decirlo de manera.. directa –ya habrá tiempo para los matices–, acercarnos

(4) Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan akan dihitung pada akhir periode. SAK ETAP tidak mengatur penentuan metode pencatatan dalam jurnal umum. Metode

A través de una mirada panorámica se pretende explicar a Emilio Duhart como un arquitecto integral, es decir, un profesional que desarrolla varias facetas de su quehacer

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten

Namun demikian dimensi orientasi keusahawanan menunjukkan hubungan yang positif dengan prestasi pulangan modal, manakala semua dimensi orientasi

output dalam memutuskan kebijakan. Sehingga sumber penetuan kebijakan terbatas kepada masukan elite. Pemberdayaan suara rakyat dan kepentingan publik tidak tampak,