• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

No. 06/05/33/Th.III, 15 Mei 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2009

PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2009 meningkat sebesar 5,5 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2008 (q-to-q). Pertumbuhan ini terjadi pada sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan-komunikasi, dan keuangan-real estat-jasa perusahaan.

Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pertanian sebesar 30,2 persen karena panen raya tanaman pangan terjadi pada triwulan ini.

PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2009 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2008 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,2 persen.

Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2009 mencapai Rp 92.455,3 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 adalah Rp 43.404,1 milyar.

Di sisi penggunaan, sebagian besar PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumahtangga sebesar 67,3 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto 19,3 persen, konsumsi pemerintah 13,2 persen, ekspor neto 10,1 persen serta konsumsi lembaga non profit 1,6 persen.

Konsumsi Rumahtangga pada triwulan I tahun 2009 dibandingkan dengan triwulan

IV tahun 2008 (q-to-q) mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 1,1 persen dan

konsumsi lembaga non profit tumbuh sebesar 1,3 persen, sebaliknya konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing mengalami pertumbuhan minus 10,0 persen dan minus 3,1 persen.

Dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2008 (y on y) , hampir

semua komponen penggunaan mengalami pertumbuhan dengan pertumbuhan tertinggi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 11,9 persen.

PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2009 TUMBUH 5,5 PERSEN

(2)

Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2009 bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB

atas dasar harga berlaku mencapai Rp 92.455,3 milyar meningkat dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008 yang sebesar Rp 88.183,9 milyar. Selanjutnya jika dilihat atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan I tahun 2009 sebesar Rp 43.404,1 milyar meningkat dbanding triwulan IV tahun 2008 yang sebesar Rp 41.151,9 milyar. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2009 dibandingkan triwulan IV tahun 2008 mencapai 5,5 persen.

Selama triwulan I tahun 2009, beberapa sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi adalah sektor pertanian (30,2 persen), diikuti sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan (5,4 persen), sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,7 persen), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (1,0 persen). Sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah sektor jasa-jasa (minus 0,1 persen), sektor industri pengolahan (minus 0,6 persen), sektor pertambangan-penggalian (minus 2,1 persen), sektor listrik,gas dan air bersih (minus 2,2 persen) , dan sektor bangunan (minus 4,0 persen).

Sektor pertanian pada triwulan I tahun 2009 meningkat 30,2 persen terhadap triwulan IV tahun 2008 lebih banyak dipengaruhi oleh faktor musim, karena panen raya terjadi pada triwulan ini. Secara lebih rinci, kenaikan ini disebabkan oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 45,0 persen, subsektor perkebunan sebesar 10,8 persen, subsektor kehutanan sebesar 3,3 persen dan subsektor perikanan sebesar 1,0 persen. Subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar minus 4,3 persen.

Sektor industri pengolahan, pada triwulan I tahun 2009 mengalami penurunan sebesar minus 0,6 persen terhadap triwulan IV tahun 2008. Penurunan tersebut disebabkan oleh subsektor industri migas sebesar minus 1,2 persen dan subsektor industri non migas sebesar minus 0,5 persen.

(3)

Besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan selama triwulan I tahun 2009 merupakan sisi lain yang perlu dicermati. Sektor ekonomi yang nilai nominalnya besar tetap akan menjadi penyumbang bagi pertumbuhan. Andil pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Nilai PDRB Tr. IV 2008 & Tr.I 2009 dan

Laju Pertumbuhan Tr I 2009 Menurut Lapangan Usaha

Harga Berlaku (Milyar Rp) Harga Konstan 2000 (Milyar Rp) Laju Pertumbuhan Andil Pertumbuhan SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA Tr IV 2008*) Tr I 2009*) Tr IV 2008*) Tr I 2009*) Tr I 2009 thd Tr IV 2008 (Persen) Tr I 2009 thd Tr IV 2008 (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 15.980,2 20.522,8 7.269,1 9.464,7 30,2 5,3

2. Pertambangan dan Penggalian 916,5 900,9 474,7 464,8 -2,1 0,0 3. Industri Pengolahan 26.773,1 25.929,5 13.008,4 12.925,6 -0,6 -0,2 4. Listrik dan Air Bersih 971,8 954,7 356,9 349,2 -2,2 0,0

5. Konstruksi 5.887,1 5.748,3 2.571,1 2.469,0 -4,0 -0,2

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 18.469,5 18.775,6 9.038,2 9.193,9 1,7 0,3 7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.824,6 5.886,8 2.225,3 2.248,7 1,0 0,1 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa

Perusahaan 3.327,4 3.565,0 1.586,8 1.673,2 5,4 0,2

9. Jasa-jasa 10.033,7 10.171,7 4.621,4 4.615,0 -0,1 0,0

Produk Domestik Regional Bruto 88.183,9 92.455,3 41.151,9 43.404,1 5,5 5,5 *) Angka sementara

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2009 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 ( year-on-year) mengalami pertumbuhan 4,2 persen. Pertumbuhan tersebut didukung hampir semua sektor ekonomi, kecuali sektor industri pengolahan yang tumbuh negatif. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10,0 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 9,7 persen, sektor konstruksi sebesar 7,6 persen, sektor jasa-jasa sebesar 7,5 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,1 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 5,0 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 4,6 persen, sektor listrik & air bersih sebesar 2,6 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar minus 2,4 persen.

(4)

Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha (Persentase)

Triw I 2009 Triw I 2009

Terhadap Terhadap Sektor Ekonomi / Lapangan Usaha

Triw IV 2008 Triw I 2008

(1) (2) (3)

1. Pertanian 30,2 9,7

2. Pertambangan dan Penggalian -2,1 5,0 3. Industri Pengolahan -0,6 -2,4 4. Listrik, Gas dan Air Bersih -2,2 2,6

5. Konstruksi -4,0 7,6

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,7 4,6 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,0 7,1 8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 5,4 10,0

9. Jasa-jasa -0,1 7,5

Produk Domestik Regional Bruto 5,5 4,2

II. STRUKTUR PDRB JAWA TENGAH MENURUT SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA TAHUN 2007-2008, TRIWULAN I TAHUN 2009

Pada triwulan I tahun 2009, sektor ekonomi yang sumbangannya besar dalam perekonomian Jawa Tengah adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 28,0 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 22,2 persen, dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 20,3 persen. Secara keseluruhan ketiga sektor tersebut mempunyai sumbangan sebesar 70,5 persen dalam PDRB. Dengan demikian enam sektor lainnya peranan terhadap PDRB sebesar 29,5 persen.

(5)

Tabel 3

Struktur PDRB Jawa Tengah

Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 dan Triwulan I Tahun 2008 – 2009

(Persentase)

Triwulan I SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA 2007 2008

2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 20,4 19,6 20,1 22,2 2. Pertambangan dan Penggalian 1,0 1,0 0,9 1,0 3. Industri Pengolahan 32,1 33,1 34,2 28,0 4. Listrik dan Air Bersih 1,1 1,0 1,0 1,0 5. Konstruksi 5,8 5,8 5,4 6,2 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,9 19,7 19,5 20,3 7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,9 6,0 5,7 6,4 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 3,5 3,5 3,4 3,9 9. Jasa-jasa 10,3 10,3 9,8 11,0

Produk Domestik Regional Bruto 100,0 100,0 100,0 100,0

III. PDRB MENURUT PENGGUNAAN TRIWULAN I TAHUN 2009

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB Jawa Tengah dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal atau investasi, dan ekspor - impor.

PDRB atas dasar harga berlaku triwulan I tahun 2009 senilai Rp. 92.455,3 milyar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar Rp. 62.198,3 milyar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar Rp. 1.490,4 milyar, konsumsi pemerintah sebesar Rp 12.182,0 milyar, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp 17.862,6 milyar, perubahan stok sebesar minus 10.582,6 milyar rupiah, transaksi ekspor sebesar Rp 43.480,7 milyar dan impor Rp 34.176,2 milyar. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan IV tahun 2008) PDRB atas dasar harga

(6)

oleh kenaikan beberapa komponen, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Triwulan IV Tahun 2008 dan Triwulan I Tahun 2009

Atas Dasar Atas Dasar Laju Andil Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertum

buhan

Pertum buhan (Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah) (Persen) (Persen) Komponen Penggunaan Triw.IV 2008 *) Triw. I 2009 *) Triw.IV 2008 *) Triw. I 2009 *) Triw. I 2009 Triw. I 2009 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumah Tangga 61.345,9 62.198,3 27.281,2 27.593,5 1,1 0,8 2. Konsumsi Lembaga Non

Profit 1.459,8 1.490,4 636,8 645,2 1,3 0,0

3. Konsumsi Pemerintah 13.250,4 12.182,0 6.054,7 5.448,3 -10,0 -1,5 4. Pembentukan Modal Tetap

Bruto 18.243,7 17.862,6 7.880,5 7.636,2 -3,1 -0,4 5. Perubahan Stok -12.372,2 - 10.582,6 -2.969,2 -187,5 - - 6. Ekspor 45.708,4 43.480,8 20.802,2 20.138,9 -3,2 -1,6 7. Dikurangi: Impor 39.452,1 34.176,2 18.534,3 17.870,5 -3,6 -1,6 PDRB 88.183,9 92.455,3 41.151,9 43.404,1 5,5 - *) Angka sementara

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2009 tercatat sebesar 5,5 persen. Petumbuhan ini didukung oleh beberapa komponen PDRB Penggunaan, yaitu konsumsi rumahtangga sebesar 1,1 persen dan konsumsi lembaga non profit sebesar 1,3 persen. Sedangkan komponen yang lain mengalami pertumbuhan yang negatif yakni konsumsi pemerintah tumbuh sebesar minus 10,0 persen, terutama disebabkan oleh belanja barang pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto sebesar minus 3,1 persen. Selain itu, dampak krisis global juga berpengaruh terhadap kondisi ekspor-impor, dimana pertumbuhan komponen tersebut juga mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar minus 3,2 persen dan minus 3,6 persen

Apabila dilihat dari andil atau sumber pertumbuhan masing-masing komponen, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2009 sebagian besar bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

(7)

sebesar 0,8 persen. Sedangkan untuk komponen lainnya memberikan andil pertumbuhan yang menurun (negatif).

TABEL 5

LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN-KOMPONEN PDRB PENGGUNAAN (Persentase) KOMPONEN PENGGUNAAN Triw I 2009 Terhadap Triw IV 2008 Triw I 2009 Terhadap Triw I 2008 (1) (2) (3)

1. Konsumsi Rumah Tangga 2. Lembaga Non Profit 3. Konsumsi Pemerintah

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5. Ekspor Barang dan Jasa

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

PDRB 1,1 1,3 - 10,0 -3,1 -3,2 -3,6 5,5 4,9 11,9 7,9 5,3 -10,2 -12,9 4,2

Pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2009 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2008 secara umum hampir semua komponen penggunaan menunjukkan peningkatan. Tingkat pertumbuhan tertinggi pada pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 11,9 persen diikuti pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,9 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 5,3 persen serta konsumsi rumah tangga sebesar 4,9 persen. Sedangkan, untuk komponen ekspor-impor barang dan jasa dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu masing-masing sebesar minus 10,2 persen dan minus 12,9 persen.

Jika dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumahtangga masih merupakan komponen terbesar dalam penggunaan PDRB Jawa Tengah meskipun porsinya cenderung turun dari triwulan sebelumnya, yakni dari 69,6 persen di triwulan IV 2008 menjadi 67,3 persen pada triwulan I tahun 2009. Diikuti oleh komponen ekspor sebesar 47,0 persen, komponen impor 37,0 persen,

(8)

pemerintah 13,2 persen dan komponen konsumsi lembaga non profit 1,6 persen.

TABEL 6

DISTRIBUSI KOMPONEN-KOMPONEN PDRB PENGGUNAAN TRIWULAN IV TAHUN 2008 DAN TRIWULAN I TAHUN 2009

(Persentase)

Harga Berlaku Harga Konstan 2000 KOMPONEN PENGGUNAAN

Tr IV 2008 Tr I 2009 Tr IV 2008 Tr I 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumah Tangga 2. Lembaga Non Profit 3. Konsumsi Pemerintah

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5. Perubahan Stok

6. Ekspor Barang dan Jasa

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

PDRB 69,6 1,7 15,0 20,7 -14,0 51,8 44,8 100,0 67,3 1,6 13,2 19,3 -11,4 47,0 37,0 100,0 66,3 1,6 14,7 19,1 -7,2 50,5 45,0 100,0 63,6 1,5 12,5 17,6 -0,4 46,4 41,2 100,0

(9)

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: BIDANG NERACA WILAYAH DAN ANALISIS

u.p. Drs. Akhmad Jaelani, M.Si Telepon: (024) 86451840 E-mail: cawilis3300@gmail.com

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA TENGAH

Jl. Menoreh Tengah X No 4 Semarang, Telp. (024) 86451840 Fax (024) 86451844, E-mail : bps3300@mailhost.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam estetika (filsafat keindahan), keindahan adalah sebuah prinsip yang penting yang membuat suatu karya seni yang bersifat indrawi (konkret) dapat

Berdasarkan hasil uji analisis jalur menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan penyuluh agama adalah ; usia mewakili karakteristik pribadi

Sumber data dalam penelitian ini ada 3 jenis, yaitu narasumber (orang), peristiwa, dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan

Sebagai lokasi yang dahulunya merupakan pusat orientasi maka keberadaan fasilitas ini dapat dianggap sebagai pengganti PIM berupa gudang relik dengan preferensi kemanan

Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) di Sungai Ulim Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi

Dalam penyusunan Renja tahun 2017 ini berpedoman pada program dan kegiatan yang tertuang pada Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pelayanan Perizinan dan Kantor

Sedangkan al-T{abari> dalam tafsirnya mengemukakan bahwa, berkaitan dengan qira>’ah ganda pada lafadz ‚la>mastum‛ beliau memilih sikap untuk mentarjih

Berlangsungnya pendidikan sebagai salah satu upaya mengembangkan potensi peserta didik dengan berbagai kegiatan perlu dukungan dari berbagai pihak, salah satunya