• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA

KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Studi Kasus: Counter HP Di Sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Florensius Sujiantoro

NIM: 021334085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

(2)

SKRIPSI

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA

KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Studi Kasus: Counter HP Di Sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta

Oleh:

Florensius Sujiantoro NIM : 021334085

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I,

Drs. FX. Muhadi, M.Pd. Tanggal : 5 Mei 2007

Pembimbing II,

Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si Tanggal : 11 Juni 2007

(3)

iii

SKRIPSI

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA

KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Studi Kasus: Counter HP Di Sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta.

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Florensius Sujiantoro

NIM : 021334085

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 3 Juli 2007 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. ... Sekretaris S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. ... Anggota Drs. FX. Muhadi, M.Pd. ... Anggota Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ... Anggota Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. ...

Yogyakarta, 3 Juli 2007

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

PERSEMBAHAN

Segala kesedihan dan kebahagiaan yang mewarnai proses

penulisan skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapa di Surga dan Bunda Maria, tiada kata selain ucap syukur.

Bapak dan Ibu yang telah memberikan segalanya untuk

keberhasilanku.

De Sari yang selalu menemani hari-hariku.

MOTTO

Apud deum omnes humanus pares sunt

(

dihadapan Tuhan semua

manusia adalah sama

)

“Ia membuat segala sesuatu indah pada

waktunya...”

(Pengkhotbah 3:11)

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Juli 2007

Penulis

Florensius Sujiantoro

(6)

ABSTRAK

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Studi Kasus : Counter HP di Sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta

Florensius Sujiantoro Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh positif permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. (2) pengaruh positif pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. (3) pengaruh positif kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Penelitian ini merupakan studi kasus dengan mengambil objek penelitian pada counter HP di sepanjang jalan Gejayan dan Jogja Phone Market. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan analisis data menggunakan analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada pengaruh positif permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha dan ada pengaruh negatif permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha (2) tidak ada pengaruh positif pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. (3) tidak ada pengaruh positif kultur lingkungan kerja (power distance) terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Tidak ada pengaruh positif kultur lingkungan kerja (individualism vs collectivism, femininity vs masculinity) terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya ada pengaruh negatif kultur lingkungan kerja (uncertainty avoidance) terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Tidak ada pengaruh positif kultur lingkungan kerja (power distance, individualism vs collectivism, femininity vs masculinity, uncertainty avoidance) terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL, EDUCATION, AND ORGANIZATIONAL CULTURE TOWARD THE RELATIONSHIP

BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND THE EFFECTIVENESS OF BUSINESS MANAGEMENT

A Case Study: Handphone Outlets at Gejayan Street and Jogja Phone Market Yogyakarta

Florensius Sujiantoro Sanata Dharma University

2007

This study was aimed to know: (1) the influence of capital towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (2) the influence of education towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (3) the influence of organizational culture towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management.

The research was a case study within the object of counter handphone outlets at Gejayan Street and Jogja Phone Market. The technique of gathering data was questionnaire and the data analysis technique used was regression model that was developed by Chow.

The results of this study show: (1) there was no influence of capital towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management and there was an influence of capital towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (2) there was no influence of education towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (3) there was no influence of organizational culture (power distance) towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management, there was no influence of organizational culture (individualism vs. collectivism, femininity vs. masculinity) towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management and there was an influence of organizational culture (uncertainty avoidance) towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. In general, there was no influence of organizational culture (power distance, individualism vs. collectivism, femininity vs. masculinity, uncertainty avoidance) towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kasih, karunia dan rahmat yang berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Permodalan, Pendidikan dan Kultur Lingkungan Kerja terhdap hubungan antara Jiwa kewirausahaan dengan Efektivitas

Mengelola Usaha”. Studi Kasus counter HP di sepanjang jalan Gejayan dan Jogja Phone Market. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas limpahan rahmat dan karuniaNya. Sungguh besar kasihMu.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R, selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakata.

(9)

5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar dan meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si selaku dosen tamu yang telah memberikan saran dan pengarahan dalam skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk masa yang akan datang.

9. Mba’ Aris dan Pak Wawi yang telah melayani dan membantu selama menjalankan pendidikan di Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Para responden yang ada di Counter sepanjang jalan Gejayan dan Jogja Phone market yang telah mengisi kuesioner.

11.Bapak Edmundus Sarjono dan Raymunda Sri Maria Siwi (terimakasih untuk semua dukungan, doa, dan cinta yang besar untukku).

12.Adik-adikku, Gregorius Dwi Prasetyanto (Salatiga), Fidelis Nunung Triatmoko (Lampung), Thanks atas dukungan dan doanya.

13.Kekasih cemplukku, Clarensia Denasri Kurnia Sari, terima kasih atas doa, cinta, dan kesabaran yang selalu menemani hari-hari indahku.

(10)

14.Keluarga besar Mbah Prawirosudjoso, terima kasih atas cinta dan penghiburanmu.

15.Mbah kakung yang ada di surga terimakasih untuk doa restunya., semoga cucumu ini tidak mengecewakan.

16.Keluarga besar Pak De` Notosumardjono, yang mau mengopeniku selama di Jogja.

17.Keluarga besar Mbah Sastro, (Bu Mamik, M. Awal, Mas Iwan, De Sari, Mas Benni) terima kasih atas doa dan dukungannya.

18.Romo Martino dan Suster-suster di Biara St. Clara, terimakasih dukungan dan doanya.

19.Teman–teman seperjuanganku Kokom, Da Sastro, Thomas, keep in pray, perjuangan ini belum berakhir. Tetap semangat!!!

20.Teman–teman seangkatanku PAK’02 (Thomas, Heri (gabuks), Banu, Candra (piye anakmu?), Satya (tetap semangat!!), Valent, Ima, Catrin, Dita, Dewi K, Risa, Esti, Dika, Tiara, TM Brenda, Ivon, Andre, Ucie and Adi, Lia, Dewi cilik, Sigit (konser bareng yuks). Terima kasih atas kebersamaan dan kenangan-kenangan indah...

21.Teman-teman PSM angkatan 2002. Kok ga wisuda bareng?

22.Teman-teman Sekawan Choir, thanks buat wadah nyanyi dan pengembangan diri. 23.Teman-teman kost Arimbi 2 (Bu Soewarno). Kapan kita maen PS bareng lagi!! 24.Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih untuk doa,

dukungan, dan perhatiannya.

(11)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

Florensius Sujiantoro

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

Halaman HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Kajian Teoretik... 8

1. Efektivitas Mengelola Usaha ... 8

2. Jiwa Berwirausaha ... 11

3. Permodalan... 13

4. Pendidikan... 16

5. Kultur Lingkungan Kerja ... 18

B. Penelitian Terdahulu ... 25

C. Hubungan Diantara Variabel Penelitian... 27

(13)

D. Kerangka Berfikir/Rasionalitas Penelitian ... 31

E. Hipotesis... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 36

D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Pengukuran ... 37

1. Variabel Penelitian... 37

2. Definisi Operasional ... 39

3. Pengukuran Variabel ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Indikator Variabel ... 42

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 44

H. Uji Prasyarat Analisis Korelasi ... 45

I. Analisis Data ... 47

1.Analisis Deskriptif ... 47

2.Pengujian Hipotesis Penelitian... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 53

A. Deskripsi Data... 53

B. Analisis Data ... 66

C. Pembahasan... 76

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Keterbatasan Penelitian... 89

C. Saran... 90

DAFTAR PUSTAKA... 105

LAMPIRAN...

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel.3.1 Counter Tempat Penelitian... 37

Halaman Tabel.3.2 Skala Sikap... 40

Tabel 3.3 Efektivitas Mengelola Usaha ... 41

Tabel 3.4 Jiwa Kewirausahaan... 42

Tabel 3.5 Kultur Lingkungan Kerja ... 42

Tabel.3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivits Mengelola Usaha... 44

Tabel.3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 45

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Kerja... 46

Tabel 3.9 Interprestasi Koefisien Koerelasi Nilai r... 47

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian ... 47

Tabel.4.1 Umur Counter Responden... 53

Tabel.4.2 Umur Pengusaha ... 54

Tabel 4.3 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari modal sendiri ... 55

Tabel 4.4 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari modal sendiri dan modal asing ... 56

Tabel 4.5 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari pendidikan rendah 57 Tabel.4.6 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari pendidikan tinggi .. 57

Tabel 4.7 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari modal sendiri ... 58

(15)

Tabel 4.8 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari modal sendiri dan modal

asing ... 59

Tabel 4.9 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari pendidikan rendah ... 60

Tabel.4.10 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari pendidikan tinggi... 61

Tabel 4.11 Permodalan... 62

Tabel 4.12 Pendidikan... 62

Tabel 4.13 Power Distance... 63

Tabel 4.14 Collectivsm and Individualism... 63

Tabel 4.15 Femininity vs Masculinity... 64

Tabel 4.16 Uncertainty Avoidance... 65

Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas... 66

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 107

Lampiran 2 Data Induk Penelitian... 116

Lampiran 3 Uji Validitas dan Rabilitas ... 125

Lampiran 4 Uji Normalitas... 128

Lampiran 5 Distribusi Frekuensi ... 129

Lampiran 6 Regresi ... 147

Lampiran 7 Statistik... 178

Lampiran 8 Surat-surat ... 179

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin cepat membuat manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara mereka. Peningkatan teknologi dan perkembangan kebutuhan manusia menuntut setiap manusia untuk berfikir dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Kebutuhan yang tidak terbatas itulah menuntut manusia untuk membuat keputusan melakukan suatu tindakan yang dapat menghasilkan uang (tindakan ekonomi) untuk kehidupannya.

Ketika manusia dituntut untuk berfikir ekonomis maka manusia akan menciptakan lapangan pekerjaan sebagai penyambung hidup tersebut. Sebagai akibat pengaruh ekonomi Negara dan perkembangan jaman. Di Negara kita Manusia sulit untuk mencari lapangan pekerjaan karena semakin banyaknya orang mencari pekerjaan. Manusia menciptakan lapangan pekerjaan mereka dengan bermodalkan apa saja dan demi keberlangsungan hidup mereka.

Berwirausaha adalah kata yang tepat untuk manusia dalam berusaha. Dengan apa yang dimiliki mereka membangun usaha akan memberi sumbangan untuk Negara dan sebagai pertumbuhan perekonomian nasional. Mereka yang bergerak dalam bidang usaha kecil yang mampu selamat dari bencana keterpurukan ekonomi Indonesia.

(18)

Mereka yang memiliki jiwa berusaha, kultur lingkungan di masing-masing tempat, pendidikan dan permodalan adalah orang-orang yang mampu mengelola usaha, sehingga mereka dapat lepas dari keterpurukkan ekonomi dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan pekerjaan .

Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behaviour) dari hewan tingkat tinggi dari manusia (Ahmadi, 1975). Perbuatan

pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmaniah, rohaniah, sosial, dan lingkungan. Proses belajar adalah proses untuk meningkatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jiwa inilah yang mengerakkan seseorang untuk mampu menggerakkan manusia untuk bisa berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

(19)

perumusan pernyataan visi dan misi. Hanya dengan kalimat singkat, pernyataan visi dan misi dapat menyiratkan nilai, etika, prinsip, tujuan, dan strategi perusahaan/industri. Menuliskan pernyataan visi dan misi perusahaan adalah cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa semua karyawan dapat memahami budaya perusahaan dan mengimplementasikannya ke dalam usaha-usaha pencapaian tujuan perusahan.

Permodalan pada awal sebuah bisnis berskala kecil akan berpola menurut perencanaan pendanaan pribadi. Seorang calon wirausaha untuk pertama kali akan menggunakan tabungan pribadi dan kemudian mencoba mendapatkan akses pada tabungan keluarga dan teman, bila dirasa kurang mencukupi, wirausaha akan mencari lebih banyak saluran resmi pendanaan lain, seperti bank, ataupun investor dari pihak luar.

Kebanyakan sumber dana ekuitas adalah tabungan pribadi, teman-teman dan saudara, investor kecil dalam komunitas perusahaan besar, para spekulan dan penjualan saham di pasar saham umum (go public). Kebanyakan sumber pendanaan utang adalah investor perorangan, penyalur, pemberi pinjaman berdasar aktiva, bank komersial, program yang didukung pemerintah, dan lembaga keuangan masyarakat.

(20)

percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka tantangan) (Suryana, 2003: 2).

Geoffrey (1996:5-6) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko dan suka tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan. Watak kewirausahaan yaitu, keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, optimisme, kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif; kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar, perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik; inovatif dan kreatif serta fleksibel; pandangan ke depan, perspektif.

(21)

dengan Efektivitas Mengelola Usaha“. Studi Kasus pada Counter HP di

sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Ada banyak faktor yang diduga berhubungan dengan efektivitas mengelola usaha. Faktor – faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam yang mempengaruhi jalannya usaha. Faktor ini meliputi: sumber daya manusia, tanggung jawab sosial, pengalaman usaha, sumber daya keuangan/permodalan, jiwa kewirausahaan dan lain-lain. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi jalannya usaha. Faktor ini meliputi: kedudukan pasar, pengembangan usaha, lokasi usaha, relasi dengan pihak luar, pesaing, pendidikan, dana (permodalan) dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis membatasi pada faktor permodalan, pendidikan, kultur lingkungan kerja dan hubungan antara jiwa kewirausahaan karena terbatasnya waktu, biaya dan tenaga.

C. Rumusan Masalah

(22)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah yaitu :

1. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?

2. Apakah ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?

3. Apakah ada pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha

2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha

3. Untuk mengetahui pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

(23)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan masukan pada masyarakat yang akan merintis usaha baru.

4. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperdalam pengetahuan yang diperoleh melalui bangku kuliah dan memperoleh pengalaman dari hasil penelitian terhadap praktek yang terjadi dalam dunia usaha.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretik

1. Efektivitas Mengelola Usaha

a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna atau di dengan tepat dan benar. Efektivitas itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan organisasi sedemikian rupa sehingga organisasi mampu mencapai tujuan dengan berbagai sasaran yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang lebih kecil dengan hasil yang dicapai.

Menurut kamus Indonesia kontemporer (1984:695) Mengelola berarti memimpin, mengendalikan, mengatur dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju, dan sebagainya serta bertangung jawab penuh atas pekerjaan tertentu

Seorang pengusaha harus memiliki beberapa dasar yang kuat agar bisa menghadapi tantangan dalam bisnisnya:

1) Semangat kerja. Mencintai apa yang dikerjakannya sehingga membuat terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan

(25)

2) Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi pikiran akan terfokus dan memudahkan mencapai apa yang diinginkan.

3) Tegas dalam mengambil keputusan. Menunda pekerjaan merupakan kerugian bagi pengusaha. Kecepatan dalam mengambil keputusan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dan keputusan harus diterapkan secara konsisten agar hasil yang diharapkan bisa segera terwujud.

4) Dedikasikan seluruh tenaga, waktu dan pikiran untuk pekerjaan. Kadangkala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari seminggu agar impian terwujud. 5) Rinci. Pengusaha harus bisa memperhatikan hal yang detail

dari proses produksi usahanya dan tidak bersikap masa bodoh. Dengan demikian ia mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Ia juga tidak mau dibohongi bawahannya. 6) Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Yang menentukan

apa yang ingin anda kerjakan dan hidup anda tidak ditentukan oleh status merealisasikan diri sendiri adalah anda sendiri 7) Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan

(26)

8) Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan jalan. Karena itu, karyawan harus harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan .

9) Memiliki etika moral. Pengusaha sukses selalu memiliki moralitas dalam menjalankan bisnis. Moralitas ini menjadi penting karena fungsi berfungsi sebagai kendali diri agar tidak terjebak pada praktik bisnis yang menghalalkan segala cara. 10)Mampu belajar dan mendengarkan. Pengusaha harus terus

belajar dan mendengarkan masukan dari orang lain, tidak tergantung pada bakat alam, berbagai ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tempat baginya untuk terus mengasah pengetahuan dibidangnya.

11)Rencana bisnis. Seseorang pengusaha selalu memiliki rencana bisinis yang akan dikembangkan. Penyusunan rencana bisnis ini penting sebagai arahan dalam mencapai tujuan perusahaan 12)Hasil terbaik. Pengusaha sukses ingin mencapai prestasi terbaik

dan prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apapun. (Http://www.republika.co.id )

b. Pengertian Efektivitas Mengelola usaha

(27)

baik sedemikian rupa sehingga organisasi mampu mencapai tujuan tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang lebih kecil dengan hasil yang dicapai.

2. Jiwa Berwirausaha

a. Pengertian Jiwa

Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behaviour) dari hewan tingkat tinggi dari manusia (Ahmadi, 1975: 7).

Jiwa merupakan azas hidup atau prinsip hidup yang dimiliki oleh setiap individu. Banyak para tokoh yang memberikan pendapatnya tentang pengertian dari jiwa, salah satunya adalah Plato yang mengemukakan bahwa jiwa merupakan sesuatu yang berasal dari dunia yang lain dan lebih tinggi dari pada dunia yang dapat musnah seperti apa yang dapat kita lihat. Ada tokoh lain yang memiliki pendapat berbeda yaitu Aristoteles yang mengemukakan bahwa jiwa merupakan daya hidup dari pada makhluk yang hidup.

(28)

banyak agar dengan kerja yang sedikit dan waktu yang sedikit pula tercapai hasil yang maksimal (Susanta, 1967). Ini merupakan salah satu cara atau suatu hal yang dipertimbangkan dalam mendirikan sebuah usaha atau perusahaan. Dalam menjalani proses berwirausaha dan sudah barang tentu hal ini tidak lepas dari perhatian kita apabila kita akan membentuk suatu usaha atau perusahaan.

b. Pengertian Jiwa Berwirausaha

Menurut Drucker (1994:4), kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda (ability to create the new and different thing.) Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah suatu

nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak , tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Sanusi, 1994: 3).

Menurut Thomas W. Zimmerer (1996) menyatakan bahwa:

Entrepreneurship is the result of a disciplined systematic proses of applying creativity and innovation too need and opportunities in the market place.

(29)

(berorientasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda). Dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan dan menyukai tantangan. (Suryana, 2000: 2)

Kewirausahaan memiliki konsep nilai, yang dibedakan menjadi: (1) person has a value dan, (2) an object has value. Konsep yang pertama menyatakan bahwa nilai yang dianut seseorang akan dijadikan sebagai ukuran baku bagi persepsinya terhadap dunia luar. Oleh karena itu, watak yang melekat pada seorang wirausaha akan menjadi ciri-ciri kewirausahaan yang dapat dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan.

Jadi, jiwa kewirausahaan adalah daya hidup yang mampu menggerakkan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, memiliki daya kreatif dan inovasi untuk membentuk sikap keyakinan dan keoptimasan dalam menjalankan usahanya.

3. Permodalan

a. Pengertian Modal

(30)

Dalam pengertian usaha, modal diartikan sebagai kekayaan atau aktiva yang sebenarnya yang dimiliki usaha itu dalam artian uang, milik yang berwujud seperti pabrik dan perlengkapan atau milik yang tak berwujud seperti goodwill, merk dagang, paten dan milik lainya yang serupa. (Komaruddin, 1981)

b. Pertimbangan-pertimbangan yang mempengaruhi usaha :

1) Jumlah permintaan konsumen yang mencukupi dan berarti terhadap barang-barang dan jasa-jasa.

2) daya beli dalam bentuk uang yang cukup

3) Sumber-sumber ekonomi yang cukup dan mudah diperoleh 4) Keahlian yang cukup untuk menangani kegiatan usaha 5) Modal yang cukup untuk mendirikan usaha

c. Sumber Pendanaan

Dalam buku Longenecker dkk (2001:301-321), pendanaan awal dari bisnis skala kecil sering berpola menurut tipikal perencanaan pendanaan pribadi. Seorang calon wirausaha, pertama kali akan menggunakan tabungan pribadi dan kemudian mencoba mendapatkan akses pada tabungan keluarga dan teman.

1) Investor Perorangan a) Tabungan pribadi

(31)

bisnis baru memerlukan ekuitas untuk memperhitungkan margin atau kesalahan.

b) Teman dan saudara

Kadang-kadang, pinjaman dari teman atau saudara dapat menjadi satu-satunya sumber yang tersedia bagi pendanaan baru. Jenis pendanaan ini lebih didasarkan pada hubungan pribadi dari pada analisis keuangan. Untuk meminimalkan kesempatan terjadinya kehancuran hubungan pribadi yang penting, wirausaha harus merencanakan pembayaran sesegera mungkin.

c) Investor perorangan lain

Sejumlah orang besar secara pribadi berinvestasi dalam kegiatan kewirausahaan milik orang lain. Mereka terutama adalah orang yang dengan pengalaman bisnis moderat sampai dengan yang signifikan, tapi juga profesional dan kaya.

2) Bank

Bank adalah penyedia utang utama bagi perusaaan kecil. Meskipun bank membatasi pemberian pinjaman mereka untuk menyediakan modal kerja.

3) Program yang didukung pemerintah

(32)

pemerintah yang mendukung dengan didirikan beberapa sarana untuk membangun tempat bisnis baru.

4) Sumber pendanaan lain

a)lembaga keuangan berdasarkan komunitas

Lembaga keuangan berdasarkan komunitas adalah pemberi pinjaman yang melayani komunitas yang berpenghasilan rendah dan menerima dana dari pemerintah. Pemberi pinjaman berdasarkan komunitas ini memberikan modal pada bisnis yang tidak mempunyai atau bahkan sedikit akses untuk pendanaan pendirian perusahaan.

b) Perusahaan besar

Perusahan besar memberikan jumlah dana terbatas bagi investasi dalam perusahaan yang kecil.

Jadi permodalan adalah sejumlah harta atau modal sebagai sumber pendanaan usaha yang akan dijalankan. Sumber pendanaan bisa berasal dari tabungan pribadi, teman, bank, program pemerintah, dan sumber pendanaan yang lainnya.

4. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

(33)

kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia adalah pendidikan menurut John Dewey.

Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam artian supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia yang bertanggung jawab. (Idris, 1981:9)

b. Jenis-jenis Pendidikan

Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada umumnya di kelola oleh pemerintah. Di Indonesia pendidikan bisa dibagi menjadi: 1) Pendidikan Formal

Pendidikan Formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau instansi lain yang sudah terdaftar dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan ini seperti : SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.

2) Pendidikan non formal

Pendidikan non formal diselenggarakan oleh pemerintah atau pihak swasta dengantujuan tertentu. Pendidikan non formal seperti: Balai Latihan Kerja, kursus, les privat.

(34)

perhatikan, siapa-siapa yang memulai usaha baru di daerah anda. Mereka pastilah orang yang pernah merantau atau minimal pernah belajar atau magang pada usaha serupa (Wijandi 1987:20)

Jadi, pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya.

5. Kultur Lingkungan Kerja

a.Kultur

Kultur dapat didefinisikan dengan berbeda-beda. Schein (1985: 9) mendefinisikan kultur sebagai:

A pattern of basic assumption invented, discovered or developed by a group as it learns to cope with its problem of external adaptation and internal integration – that has worked well enough to be considered vaild and therefore to be taught to new members as the correct way to perceived, think, and feel in relation to those problem.

Kultur oleh Hofstede (1994:5) diartikan sebagai:

… a collective phenomenon, because it is at least partly shared with people who live or lived within the same social environment, which is where it was learned. It is the collective programming of the mind which distinguishes the members of one group or category of people from another.

b. Pengertian Lingkungan Kerja

(35)

berbahasa Indonesia mengenai kultur perusahaan tidak membedakan antara istilah “kultur” dan” budaya”. Padahal, di dalam bahasa Indonesia, kedua istilah itu justru memiliki nuansa. Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai lingkungan kerja.

1) Agus Ahyari

Lingkungan kerja sebagai laingkungan dimana karyawan melasanakan tugas sehari-hari yang meliputi pelayanan perusahaan terhadap karyawan, dan hubungan antar karyawan di faham perusahaan bersangkutan. (Ahyari, 1994:24-125) 2) Lex Nitisemito

Lingkungan kerja sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, kebisingan dan lain sebagainya. (Nitisemito, 1996:109)

3) Kamus manajemen

Menurut kamus manajemen lingkungan kerja adalah adalah semua faktor fisik, psikologis, sosial, dan jaringan hubungan yang berlaku di dalam organisasi dan berpengaruh terhadap karyawan. (N.N, 1994:103)

4) Menurut Michael Amstrong (1995)

(36)

tetapi membentuk cara bagaimana orang bertindak dan berinteraksi dalam organisasi dan dapat disekspresikan melalui kepahlawanan, mitos, kisah-kisah dramatik, seremoni dan legenda. (Wibowo, 2004: 37-38)

Hofstede melihat ada empat dimensi yang mempengaruhi nilai-nilai dalam bekerja yang dikaitkan dengan kerja dalam sebuah organisasi. yaitu Power Distance (jarak kekuasaan), Individualism dan Collectivism, Masculinity dan Feminity, dan Uncertainty dan Avoidance (menghindari ketidakpastian).

1) Power Distance (jarak kekuasaan)

Dimensi pertama adalah jarak kekuasaan atau Power Distance (PD). Dimensi ini mau menunjukkan perbedaan status atau kekuasaan diantara anggota-anggotanya. Masyarakat yang memiliki budaya PD yang tinggi akan cenderung mengembangkan aturan, mekanisme atau kebiasaan-kebiasaan dalam mempertahankan perbedaan status atau kekuasaan. Hal tersebut ditandai adanya hirarki yang ketat dan kekuasaan yang terpusat.

(37)

menjadi pusat dalam pengambilan keputusan. Sehingga didapat bahwa manajer yang memiliki pengetahuan yang lebih unggul dari pada bawahannya. Sedangkan manajer yang tidak mempertahankan jarak kekuasaan, diharapkan lebih banyak berkonsultasi dengan bawahannya. Maka diperlukan komunikasi yang baik dengan bawahannya, menghargai kesetaraan. Jarak Kekuasan menjelaskan derajat ketergantungan karyawan pada atasannya. Semakin dekat jarak kekuasaan, semakin akrab hubungan antara bawahan dengan atasannya, dan semakin rendah (kecil) tingkat ketergantungan bawahan pada atasan yang bersangkutan. (Ndraha, 1999:243)

2) Individualism dan Collectivism

Dimensi yang kedua adalah individualism versus Collectivism (IC). Dimensi ini mengacu pada sejauh mana suatau budaya

mendukung tendensi individulistik dan kolektivistik. Masyarakat individualistik mengharapkan anggota-anggotanya untuk mandiri atau bebas dan merealisasikan hak-hak pribadinya, sehingga tumbuh kemandirian secara emosional pada instansi atau perusahaan. Sementara budaya kolektif menekankan kewajiban pada masyarakat atau kelompok daripada hak-hak pribadinya. Bahkan diharapkan untuk mengorbankan kepentingan pribadinya demi tujuan kelompok.

(38)

perilaku yang berkaitan dengan kerja dan perusahaan. Dimensi IC juga berpengaruh pada perbedaan tentang kepemimpinan ideal yang diharapkan.

Untuk mengukur sisi individualisme, digunakan instrumen yang terdiri dari:

a) Personal Time, yaitu pekerjaan (job) yang memberikan waktu luang yang cukup untuk diri sendiri dan keluarga

b) Freedom, yaitu kebebasan untuk menggunkan cara pendekatan sendiri terhadap pekerjaan.

c) Challenge, yaitu pekerjaan yang menantang, yang memberikan kebanggan dan kepuasan dalam melaksanakan (sense of accomplishement)

Sisi kolektivisme diukur dengan instrumen:

a) Training, yaitu kesempatan untuk mengalami pelatihan guna meningkatkan job performance.

b) Physical Conditions, yaitu adanya lingkungan kerja yang baik (ventilasi, cahaya, ruangan, warna, dsb).

c) Use of skill, yaitu penggunaan keterampilan sepenuhnya dalam melakukan pekerjaan. (Ndraha, 1999:245)

3) Masculinity dan Femininity

(39)

memahami perbedaaan gender dalam dunia kerja. Dimensi masculinity menunjukan tingkat tingkatan atau sejauh mana suatu masyarakat berpegang teguh pada peran gender atau nilai-nilai seksual yang tradisional yang didasarkan pada perbedaan biologis dan menekankan pada nilai asertivitas, prestasi, dan performansi. Sedangkan dimensi feminniity lebih mengutamakan hubungan interpersonal, keharmonisan dan kinerja kelompok.

Perbedaaan dalam dimensi ini akan berpengaruh pada struktur organisasi dan corak hubungan dalam suatu perusahaan. Biasanya dalam masyarakat yang memiliki dimensi masculinity tinggi maka perbedaan antara pria dan wanita menjadi menonjol, remaja pria mengharapkan karir pekerjaan yang bagus dan kurang mentolerir kegagalan. Masyarakat yang memiliki dimensi feminity menganggap bahwa kerja yang baik menuntut kemampuan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan orang lain dan kurang mengutamakan kepentingan diri sendiri.

Ndraha (1999:246) menulis instrumen Hoffstede yang digunakan dalam penelitian. Sisi masculinity digunakan instrumen:

a) Earning, yaitu pendapatan: kesempatan mendapat job yang menjanjikan pendapatan yang tinggi

(40)

c) Advancement, yaitu kesempatan untuk maju dan mendapat kedudukan tinggi.

Instrumen untuk femininity:

a) Manager, yaitu adanay hubungan baik atasan dan bawahannya. b) Cooperation, yaitu kerjasama antar karyawan di dalam

perusahaan yang bersangkutan.

c) Living area, yaitu bertempat tinggal di pemukuman yang layak bagi karyawan dan keluarganya.

d) Employment security, yaitu ketenagan bekerja selama karyawan suka, tanpa dihantui oleh pemutusan hubungan kerja.

4) Uncertainty dan Avoidance ( menghindari ketidakpastian).

Dimensi yang keempat adalah dimensi Uncertainty Avoidance (UA) menunjukkan tingkatan atau sejauh mana masyarakat dalam menghadapi situasi yang samar-samar atau tidak pasti. Masyarakat yang memiliki UA tinggi merasa terancam dengan ketidakpastian sehingga berusaha menciptakan mekanisme untuk mengurangi resiko itu.

(41)

ini orang akan lebih banyak diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam menyelesaikan tugas. (Daya Kisni, 2003: 277-283)

Instrumen untuk mengukur penghindaran ketidakpastian dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Job stress, yaitu frekuensi meregang aatu nervous di temapt kerja atau sewaktu bekerja

b) Rule orientation, yaitu persetujian terhadap ketentuan bahwa aturan wajib ditaati.

c) Intent to stay with company for a long-term career, yaitu seberapa banyak karyawan yang ingin bekerja untuk jangka waktu lama di perusahaan yang bersangkutan. (Ndraha, 1999:247)

Jadi, kultur lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian R. Grace Amalia Tri Andika Sari mengenai

(42)

kewiraswastaan secara bersama-sama terhadap minat berwiraswasta. Dengan analisis regresi ditemukan: 1) Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas terhadap minat berwiraswasta. 2) Ada pengaruh positif dan signifikan harga diri terhadap minat berwiswasta. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas, harga diri dan pengetahuan kewiraswstaan terhadap minat berwiraswasta.

2. Penelitian oleh Victorianus Kiswantoro

Penelitian yang dilakukan oleh Kiswantoro (1998). Mengenai hubungan antara sikap mental wiraswasta dengan tingkat keberhasilan pengusaha kecil.

(43)

C. Hubungan Diantara Variabel Penelitian

1. Pengaruh Permodalan terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha

Jiwa kewirausahaan merupakan sebuah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behaviour) yang dijadikan prinsip hidup atau asas hidup dalam menjalankan sebuah usaha. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu menciptakan sesuatu yang berbeda serta memiliki kiat dan siasat serta sumber daya yang relatif lebih baik untuk menjalankan sebuah usaha. Kemampuan dalam berkreasi dan menciptakan sesuatu yang baru serta memiliki komitmen yang tinggi, berorientasi hasil dan berwawasan ke depan hanya dimiliki oleh orang yang berjiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan yang dimiliki seseorang di duga kuat mampu meningkatkan efektivitas di dalam mengelola sebuah usaha. Keefektifan dalam mengelola usaha yang didorong oleh jiwa kewirausahaan akan terjadi hubungan yang positif.

(44)

dibandingkan dengan modal sendiri saja diduga mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan asumsi dalam keadaan biasa saja dan efektivitas mengelola usaha akan semakin besar.

2. Pengaruh Pendidikan terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha

Jiwa kewirausahaan merupakan sebuah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behaviour) yang dijadikan prinsip hidup atau asas hidup dalam menjalankan sebuah usaha. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu menciptakan sesuatu yang berbeda serta memiliki kiat dan siasat serta sumber daya yang relatif lebih baik untuk menjalankan sebuah usaha. Kemampuan dalam berkreasi dan menciptakan sesuatu yang baru serta memiliki komitmen yang tinggi, berorientasi hasil dan berwawasan kedepan hanya dimiliki oleh orang yang berjiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan yang dimiliki seseorang diduga kuat mampu meningkatkan efektivitas di dalam mengelola sebuah usaha. Keefektifan dalam mengelola usaha yang didorong oleh jiwa kewirausahaan akan terjadi hubungan yang positif.

(45)

hal mengelola usaha. Seseorang yang menempuh pendidikan tinggi memiliki wawasan yang lebih luas serta banyak mendapatkan ilmu tentang bagaimana cara mengelola usaha yang efektif. Sebaliknya seseorang yang berpendidikan rendah lebih sedikit mendapatkan ilmu dan tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik dapat menjadikan pengelolaan tersebut menjadi tidak efektif. Maka diduga kuat pengusaha yang memiliki pendidikan tinggi mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efeaktivitas mengelola usaha semakin berhasil.

3. Pengaruh Kultur Lingkungan Kerja terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha

(46)

dalam mengelola usaha yang didorong oleh jiwa kewirausahaan akan terjadi hubungan yang positif.

Jarak kekuasaan yang besar maka seseorang akan lebih leluasa dalam bekerja tanpa terbebani oleh aturan yang ketat serta kekuasaan yang terpusat. Jarak kekusaan yang kecil menempatkan pekerja dalam posisi yang setara dengan atasan dan merasa lebih dekat sehingga para pekerja dalam menciptakan kreasi dan berkreatifitas yang lebih leluasa. Maka, diduga bahwa jarak kekuasaan yang rendah mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha akan bertambah baik.

Disamping itu, pengusaha yang mengikuti atau memberikan pelatihan pada karyawannya untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas (collectivism), serta didukung oleh sifat berani menghadapi tantangan, memberikan kebebasan dalam menyelesaikan pekerjaan (individualism). Maka, diduga kuat dimensi collectivism dan individualism mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa

kewirausahaan dan efektivitas dalam mengelola usaha.

(47)

diduga kuat dimensi Masculinity dan femininity mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

Dalam lingkungan kerja yang memiliki kultur uncertainty avoidance rendah, dimana jarang terjadi keluar masuk karyawan dan

mempunyai aturan dalam melaksanakan tugas serta pemimpin yang memiliki jiwa kewirausahan. maka bisa dipastikan dalam mengelola usahanya lebih efektif. Maka, diduga dimensi uncertainty avoidance rendah mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahan dan efektivitas dalam mengelola usaha.

D. Kerangka Berfikir/ Rasionalitas Penelitian

1. Pengaruh Permodalan terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Efektivitas Mengelola Usaha

(48)

menjalankan kegiatan perusahaan. Besar-kecilnya modal yang dimiliki oleh perusahaan diduga akan berpengaruh terhadap hubungan jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2. Pengaruh Pendidikan terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Efektivitas Mengelola Usaha

Jiwa kewirausahaan merupakan proses kreatif dan inovatif orang yang percaya diri, berinisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan dan menyukai tantangan yang dibutuhkan untuk pengelolaan perusahaan. Efektivitas mengelola usaha adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan organisasi sedemikian rupa sehingga organisasi mampu mencapai tujuan yang diduga berhubungan kuat dengan kewirausahaan seseorang. Pendidikan merupakan tingkat segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan yang dalam kegiatan formalnya melalui beberapa jenjang pendidikan yang diduga kuat berpengaruh terhadap hubungan jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola

3. Pengaruh Kultur Lingkungan Kerja terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Efektivitas Mengelola Usaha

(49)

dan menyukai tantangan yang dibutuhkan untuk pengelolaan perusahaan. Efektivitas mengelola usaha adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan organisasi sedemikian rupa sehingga organisasi mampu mencapai tujuan yang diduga berhubungan kuat dengan kewirausahaan seseorang. Kultur Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan atau pekerja dan dapat berpengaruh terhadap kerja dalam menjalankan pekerjaan yang diduga berpengaruh terhadap hubungan jiwa kewirausahan dan efektivitas mengelola usaha.

Dari uraian di atas, maka dapat dibuat model penelitian sebagai berikut:

Jiwa Kewirausahan

Pendidikan

Kultur Lingkungan

Kerja Permodalan

Efektivitas Mengelola

usaha

E. Hipotesis

Berdasarkan landasan tersebut diatas, penulis mengajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang telah dikemukakan di muka.

(50)

2. Ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan meliputi: 1.Deskriptif-Assosiatif

Dalam penelitian ini penulis terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya mengenai hunbungan antara efektivitas mengelola usaha, permodalan, pendidikan, kultur lingkungan kerja, dan jiwa kewirausahaan, sehingga masing-masing variabel akan dikorelasikan. 2.Studi kasus

Penelitian ini hanya terbatas pada permasalahan efektivitas mengelola usaha, permodalan, pendidikan, kultur lingkungan kerja jiwa kewirausahaan. Penelitian ini hanya mendeskripsikan Pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efiktivitas mengelola counter HP didaerah tertentu.

3.Ex Post Facto

Penelitian ini meneliti kejadian-kejadian atau fakta-fakta yang sudah terjadi di dalam sebuah counter HP.

(52)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di sepanjang jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta. Alasan memilih lokasi itu adalah:

- Merupakan salah satu sentra dagang terpanjang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

- Toko tersebut letaknya strategis sehingga transportasinya mudah dijangkau

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan 17 Januari 2007 hingga bulan 12 Februari 2007.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pengusaha counter HP di sepanjang Jalan Gejayan dan Jogja Phone Market Yogyakarta

2. Sampel penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah 70 pengusaha

3. Teknik pengambilan sampel

(53)

memiliki kriteria: pemilik usaha, memiliki modal (sendiri atau asing+ sendiri).

Tabel 3.1

Tabel CounterTempat Penelitian

No. Wilayah Counter Jumlah Counter

1. Sepanjang Jalan Gejayan 40

2. Jogja Phone Market 30

Jumlah 70

D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Pengukuran

1.Variabel Penelitian

Variabel penelitian penelitian adalah objek penelitian yang bervariatif atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2000: 99). Dalam penelitian ini permasalahan pokok atau variabel yang akan diteliti adalah:

a. Efektivitas mengelola usaha a. Jiwa Kewirausahaan

b. Permodalan c. Pendidikan

d. Kultur Lingkungan Kerja

Adapun pengelompokkan variabel dalam penelitian ini adalah: 1) Variabel Terikat

(54)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas mengelola usaha.

2) Variabel Bebas

Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jiwa kewirusahaan 3) Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. (Sugiyono, 2001:33)

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah : a) Permodalan

b) Pendidikan

c) Kultur Lingkungan Kerja

2. Definisi Operasional

a. Efektivitas mengelola usaha

(55)

b. Jiwa kewirausahaan

Jiwa kewirausahaan merupakan proses kreatif dan inovatif, orang yang percaya diri, berinisiatif, memiliki motif berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan dan menyukai tantangan.

c. Permodalan

Modal menggambarkan hak pemilik atas suatu usaha yang timbul sebagai akibat dari penanaman yang dilakukan oleh pemilik perusahaan serta merupakan suatu sarana untuk menjalankan sebuah kegiatan yang memiliki tujuan.

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan yang dalam kegiatan formalnya melalui beberapa jenjang pendidikan.

e. Kultur Lingkungan Kerja

Kultur Lingkungan kerja berkaitan dengan bagaimana seseorang menjalin relasi dengan rekan kerja, atasan dan bawahan, keluar masuknya karyawan, hubungan kekerabatan.

3. Pengukuran Variabel

(56)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seeseorang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2001:86). Peneliti menggunakan 5 skala sikap yang berlaku bagi koesioner II, III, IV. Masing- masing pernyataan dibuat dengan 5 (lima) pilihan jawaban dan masing-masing diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skala Sikap

Skor untuk pernyataan No Keterangan

Positif Negatif

1 Sangat setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu-ragu 3 3

4 Tidak setuju 2 4

5 Sangat tidak setuju 1 5

E. Teknik Pengumpulan Data

1) Kuesioner / Angket

Kuesioner /angket yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden sebenarnya.

Kuesioner I : Berupa pertanyaan mengenai identitas responden, nama toko, permodalan, pendidikan pada counter HP di sepanjang Jalan Gejayan dan Jogaja Phone Market

(57)

Kuesioner III : Berupa pertanyaan mengenai jiwa berwirausaha yang dimiliki usahawan dalam mengelola usahanya.

Kuesioner IV : Berupa pertanyaan mengenai Kultur lingkungan kerjadi counter HP di sepanjang Jalan Gejayan dan Jogaja Phone Market

F. Indikator Variabel

Tabel 3. 3

Efektivitas mengelola usaha

No Dimensi Indikator No Pertanyaan

1 Kreativitas Rencana bisnis 1, 2, 3 2 Manajerial Impian hidup 4, 5

Hasil terbaik 6,7, 8

Dana/modal Pengendalian 9 Pembagian tanggung jawab 10, 11 Semangat kerja 12, 13

Totalitas 14

Kepercayaan diri 15, 16 3 Interpersonal

Etika moral 17, 18

4 Kepemimpinan Pengambilan keputusan 19, 20, 21

Tabel 3. 4

Jiwa Kewirausahaan

No Dimensi Indikator No pertanyaan

Resiko 6, 7

Inovasi/

Pengembangan ide

1, 2, 3, 4

Kerja kelompok 10 Kepercayaan diri 11, 12 Peraturan 13, 17, 19 Penyesuaian diri 14, 18 Ilmu pengetahuan 21, 22

Cekatan 20

Jiwa kewirausahaan

(58)

Kemampuan manajerial 8, 23 Bentuk kepribadian 26, 27 Gaya kepemimpinan 28, 29, 30 Pencapaian pertumbuhan

usaha

9

Pencapaian keuntungan 32 Kondisi perasaan 15, 16, 31 Pengendalian diri 33, 34

Tabel 3.5

Kultur Lingkungan Kerja

No Dimensi Indikator NoPertanyaan

- Hubungan atasan dan bawahan

1, 2, 3

- Struktur organisasi yang menyamakan kesetaraan dalam perbedaan tugas

4 1 Power distance

- Adanya Kesetaraan dalam perbedaan tanggungjawab

5, 6

- Kebebasan dalam menyelesaikan pekerjaan

7

- Berani menghadapi tantangan

8

- pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan

9

- Kondisi fisik lingkungan kerja

10 2 Individualism and

collectivism

- Meningkatkan keterampilan kerja

11

- Kesempatan untuk memperoleh laba

12

- Kesempatan untuk maju 13 - Kesejahteraan karyawan 14, 15, 16 3 Femininity and

masculinity

- Penghargaan masyarakat terhadap produk

17

- Keluar masuknya karyawan

18, 19 4 Uncertainty

avoidance

- Adanya aturan/ pedoman dalam melaksanakan tugas

(59)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2002:114). Untuk mengetahui validitas kuesioner yang dibagikan kepada responden maka digunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson (Arikunto, 1993:69)

r

xy

(

)

[

]

∑ ∑

[

(

)

]

− = 2 2 2 2 i i i i i i i i y y n y x n y x y x n

Keterangan :

r

xy : Koefisien korelasi

X : Skor masing-masing item tes ke-i Y : Skor total setiap item tes ke-i n : Jumlah item pertanyaan

X

Σ : Jumlah dari X (jumlah butir soal)

Y

Σ : Jumlah skor butir soal

Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel. Jika rxy lebih besar dari rtabel pada taraf siginifikansi 5% berarti menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid. Sebaliknya jika rxy lebih kecil dari rtabel berarti menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan tidak valid (Arikunto, 2002:147).

(60)

Tabel 3. 6

Tabel Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Mengelola Usaha

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,456 0,239 Valid

2 0,356 0,239 Valid

3 0,549 0,239 Valid

4 0,361 0,239 Valid

5 0,325 0,239 Valid

6 0,273 0,239 Valid

7 0,380 0,239 Valid

8 0,483 0,239 Valid

9 0,254 0,239 Valid

10 0,339 0,239 Valid

11 0,283 0,239 Valid

12 0,598 0,239 Valid

13 0,460 0,239 Valid

14 0,529 0,239 Valid

15 0,312 0,239 Valid

16 0,330 0,239 Valid

17 0,612 0,239 Valid

18 0,412 0,239 Valid

19 0,470 0,239 Valid

20 0,332 0,239 Valid

21 0,511 0,239 Valid

Sumber : data penelitian diolah

Tabel 3. 7

Tabel Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,331 0,239 Valid

2 0,330 0,239 Valid

3 0,375 0,239 Valid

4 0,419 0,239 Valid

5 0,262 0,239 Valid

6 0,431 0,239 Valid

7 0,529 0,239 Valid

8 0,588 0,239 Valid

9 0,522 0,239 Valid

(61)

11 0,600 0,239 Valid

12 0,467 0,239 Valid

13 0,355 0,239 Valid

14 0,599 0,239 Valid

15 0,589 0,239 Valid

16 0,356 0,239 Valid

17 0,405 0,239 Valid

18 0,486 0,239 Valid

19 0,552 0,239 Valid

20 0,466 0,239 Valid

21 0,307 0,239 Valid

22 0,495 0,239 Valid

23 0,304 0,239 Valid

24 0,327 0,239 Valid

25 0,297 0,239 Valid

26 0,353 0,239 Valid

27 0,283 0,239 Valid

28 0,298 0,239 Valid

29 0,416 0,239 Valid

30 0,358 0,239 Valid

31 0,539 0,239 Valid

32 0,277 0,239 Valid

33 0,349 0,239 Valid

34 0,501 0,239 Valid

Sumber : data penelitian diolah

Tabel 3. 8

Tabel Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Kerja

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,438 0,239 Valid

2 0,291 0,239 Valid

3 0,249 0,239 Valid

4 0,641 0,239 Valid

5 0,665 0,239 Valid

6 0,801 0,239 Valid

7 0,447 0,239 Valid

8 0,773 0,239 Valid

9 0,707 0,239 Valid

10 0,758 0,239 Valid

11 0,520 0,239 Valid

12 0,458 0,239 Valid

13 0,252 0,239 Valid

14 0,358 0,239 Valid

(62)

16 0,791 0,239 Valid

17 0,753 0,239 Valid

18 0,915 0,239 Valid

19 0,794 0,239 Valid

20 0,388 0,239 Valid

21 ,399 0,239 Valid

Sumber : data penelitian diolah

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah tingkat kestabilan atau keandalan alat ukur dalam mengukur gejala. Tujuan analisis reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas digunakan persamaan Alpha Cronbach (Husein, 2002:125):

r

i= ⎥

⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ Σ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − 2 2 1 ) 1 ( t b k k σ σ Keterangan:

r

i : Reabilitas Instrument k : Jumlah butir pertanyaan

2

b

σ

Σ : Jumlah Varians butir

2

t

σ : Total Varians

(63)

5%. Sebaliknya suatu instrumen penelitian dikatakan tidak reliabel jika

r

hitung lebih kecil dari rtabel.

Berikut ini interpretasi koefisien korelasi nilai r (Sugiyono, 2001:183):

Tabel 3. 9

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

Berikut ini disajikan hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini.

Tabel 3.10

Tabel Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian

No Variabel Penelitian

Koefisien r11

Koefisien rtabel

Kesimpulan Kriteria

1 Efekktivitas Mengelola Usaha

0,9215 0,239 Reliabel Sangat kuat

2 Jiwa Kewirausahaan

0,8186 0,239 Reliabel Sangat kuat

3 Kultur Lingkungan Kerja

0,8111 0,239 Reliabel Sangat kuat

Sumber : data penelitian diolah

(64)

efektivitas mengelola usaha, jiwa kewirausahaan, kultur lingkungan kerja, ini mempunyai taraf reliabilitas sangat kuat.

H. Uji Prasyarat Analisis Korelasi

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan tes one sample kolmogorov smirnov (Siegel, 1997) dengan rumus.

( )

( )

[

Fo x Sn x

]

D= −

keterangan:

D= Deviasi Maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditemukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Asymp. Sig. (2- tailed) > 0.05 maka distribusi data dikatakan normal dan sebaliknya.

Dapat juga menggunakan rumus chi kuadrat (Arikunto, 2000) yaitu:

(

)

fh fh fo

Σ =

2

χ

keterangan :

2

χ = Chi kuadrat

(65)

Dengan derajat kebebasan (dk)= fh-1, signifikansi 5% maka suatu ubahan dikatakan normal bila hasil hitungan lebih kecil dari tabel pada taraf signifikansi 5%.

2

χ χ2

I. Analisis Data

Dalam analisis data ada 2 tahap yang harus dilalui yaitu analisis deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memaparkan harga rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi dan menghitung % dari masing-masing variabel.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

(66)

a. Hipotesis 1

1) Rumusan Hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. 2) Rumus :

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

μ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel permodalan

2 1Χ

Χ = Nilai interaksi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel permodalan

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

μ = Pengganggu regresi

(67)

b. Hipotesis 2

1) Rumusan Hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. 2) Rumus

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

μ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel pendidikan

2 1Χ

Χ = Nilai interaksi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel pendidikan

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

μ = Pengganggu regresi

(68)

c. Hipotesis 3

1) Rumusan Hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2) Rumus :

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

μ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel kultur lingkungan kerja (power distance, individualism vs collectivism, femininity vs masculinity, uncertanty avoidance )

2 1Χ

Χ = Nilai interaksi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel kultur lingkungan kerja

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

μ = Pengganggu regresi

(69)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini memaparkan tentang harga rata-rata (mean), median, modus dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

1. Deskripsi Responden

a. Umur Counter

Berikut disajikan tabel deskripsi data umur counter HP di sepanjang jalan Gejayan dan Jogja Phone Market.

Tabel 4.1

Umur Counter Responden

Jl. Gejayan Jogja Phone Market No Umur Counter

Fi Fr (%) Fi Fr (%)

1. < 3 Tahun 22 55 17 57

2. 3 - 6 Tahun 14 35 13 43

3. > 6 Tahun 4 10 0 0

Total 40 100 30 100

Sumber : data penelitian diolah

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kebanyakkan counter berumur kurang dari 3 tahun, yaitu sebanyak 22 buah (55%) untuk counter di jalan Gejayan dan 17 buah (57 %) untuk counter yang berada di Jogja Phone Market. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar umur counter responden penelitian ini adalah kurang dari 3 tahun

(70)

b. Umur Pengusaha

Berikut disajikan tabel deskripsi umur pengusaha. counter HP di sepanjang jalan Gejayan dan Jogja Phone Market.

Tabel 4.2 Umur Pengusaha

Jl. Gejayan Jogja Phone Market No Umur Pengusaha

Fi Fr (%) Fi Fr (%)

1. < 30 Tahun 23 57,5 14 47 2. 30-45 Tahun 15 37,5 16 53

3. > 45 Tahun 2 5 0 0

Total 40 100 30 100

Sumber : data penelit

Gambar

Tabel.4.10 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari pendidikan tinggi..............
Tabel CounterTempat PenelitianTabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

kurs rupiah.. Variabel dependen yang digunakan adalah Net Asset Value reksadana syariah. Apakah Inflasi Berpengaruh Terhadap Net Asset Value Reksadana Syariah

Dengan meningkatan kecepatan alir ataupun memperbesar jarak atau posisi tap terhadap titik pusat ekspansi ataupun kontraksi, akan meningkatkan rasio beda tekanan terhadap

di berbagai lembaga yang ada sebelum UU No. 10/2004 diundangkan dan dikenal dengan keputusan yang bersifat tidak mengatur. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp .) dapat mengakibatkan kemandulan ( sterilizer ) oleh karena itu bakteri ini dapat menekan pertumbuhan

[r]

2. Setelah itu akan tampil kotak dialog Print. Anda dapat memilih jenis pinter yang akan digunakan serta jumlah dan halaman yang akan di print pada select

Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan

Makanya ketika saya menerima itu saya kirimlah nota dinas kepada saudara Zulkifli, saya kirim nota dinas, tolong dicek 038 apakah sudah benar, tolong itu, dan salah satu hal