• Tidak ada hasil yang ditemukan

Shared Chistian Praxis sebagai model Katekese Umat untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa Program Studi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai kaum muda dalam hidup menggereja...[Abstrak dan teks sedang dalam proses] - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Shared Chistian Praxis sebagai model Katekese Umat untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa Program Studi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai kaum muda dalam hidup menggereja...[Abstrak dan teks sedang dalam proses] - USD Repository"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Marina Yulita NIM: 041124024

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN MAHASISWA

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Marina Yulita NIM: 041124024

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur dan cinta

skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai,

ayah, ibu, adikku, seluruh keluarga, almamaterku

(6)

v

MOTTO

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.”

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 September 2008

Penulis,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marina Yulita

Nomor Mahasiswa : 041124024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan me mpublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 September 2008

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA. Pemilihan judul skripsi ini didasari oleh keprihatinan penulis akan situasi mahasiswa IPPAK yang kurang mau terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, baik di kampus, Gereja, maupun masyarakat. Mahasiswa cenderung sibuk dengan diri sendiri tanpa mau perduli dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Mahasiswa kurang peduli dengan kegiatan-kegiatan hidup menggereja, bahkan sangat jarang mereka meluangkan waktu khusus untuk terlibat di dalamnya.

Skripsi ini akan menguraikan upaya untuk melibatkan mahasiswa IPPAK sebagai kaum muda dalam hidup menggereja melalui katekese. Pembahasan masalah dikaji dengan pengumpulan data-data melalui kuesioner terbuka yang diberikan kepada mahasiswa IPPAK semester V (lima) ke atas tahun akademik 2007/2008, tentang keterlibatannya dalam berkatekese. Melalui studi pustaka penulis akan menguraikan tentang katekese umat, hidup menggereja, dan kaum muda. Gagasan-gagasan tersebut diolah untuk mendukung keterlibatan mahasiswa IPPAK dalam hidup menggereja.

Katekese umat merupakan usaha Gereja dalam membantu mengembangkan iman umat agar semakin menghayati imannya. Banyak model bisa digunakan dalam berkatekese sehingga membantu umat untuk lebih mendalami serta memaknai pengalaman hidupnya sehari- hari. Katekese umat merupakan salah satu bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja yang terbuka unt uk setiap umat beriman, termasuk kaum muda. Kaum muda hendaknya menyadari peranan mereka sebagai anggota Gereja dengan melibatkan diri dalam berbagai bentuk kegiatan hidup menggereja, baik secara internal maupun eksternal. Hidup menggereja bagi kaum muda berarti mewujudnyatakan iman dalam hidup sehari-hari, baik di dalam keluarga, Gereja dan masyarakat. Katekese umat model

Shared Christian Praxis merupakan salah satu model yang bisa digunakan untuk mendampingi kaum muda.

Katekese umat model Shared Christian Praxis merupakan sarana yang paling cocok bagi mahasis wa IPPAK sebagai kaum muda dalam membantu mereka mengungkapkan pengalaman imannya serta saling meneguhkan satu sama lain. Katekese umat model Shared Christian Praxis memperhatikan permasalahan konkrit yang dihadapi oleh mahasiswa IPPAK. Permasalahan tersebut pada umumnya berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab mahasiswa IPPAK sebagai seorang pewarta.

(10)

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is SHARED CHRISTIAN PRAXIS AS A PEOPLE CATECHESIS MODEL TO INCREASE STUDENT INVOLVEMENT OF THE

CATHOLIC EDUCATION PROGRAM OF SANATA DHARMA

UNIVERSITY YOGYAKARTA AS THE YOUTH IN OF CHURCH LIFE. The choice of this title is based on writer concern with the situation of “IPPAK” students. Who are less involved in Church life activity in the campus, the church, and society. They tend to do their own business and do not care for their environment.

This thesis will elaborate to entangle IPPAK students as effort to make the students involved in the Church life catecheses through. The data were gathered from questions given to the students of the 5th semester in the academic years of 2007/2008, about their involvement in Catecheses and from library study. The data were examined and studied a find out an did to support involvement of IPPAK students in Church life.

People catecheses represent s the church effort to assist and develop the people to be progressively involved in their faith. The catecheses have a lot of model that can be used to assist people to deepen more and also practice them in everyday life experience. People catechesis represent one of the open form involvements in church life for every religious people, including the youth. Young people shall realize their role as church members by involving them selves in internal and external church life activities. This means that they have to realize their faith in their daily activities in their families, the Church, and society. Shared Christian Praxis as a people catechesis model is one of the models which can be used to help the youth.

Shared Christian Praxis as a people catechesis model is the most appropriate way to help IPPAK students as the youth in proclaiming their faith and confirming each other. This model pays attention to IPPAK students of their problems. The problems in general relate to their responsibility and duty as catechists.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan penyertaan-Nya yang selalu membimbing penulis dalam

menyelesaikan sripsi yang berjudul SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN

MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTASEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA.

Latar belakang dari penulisan skripsi ini adalah keprihatinan akan situasi

mahasiswa IPPAK yang kurang terlibat dalam hidup menggereja. Sebagai calon

katekis keterlibatan dalam hidup menggereja sangat penting untuk diikuti oleh

setiap mahasiswa IPPAK. Skripsi ini juga ditulis dalam rangka memenuhi salah

satu syarat kelulusan Sarjana Strata 1 pada Program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pend idikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali dukungan yang penulis

dapatkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, secara khusus

penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

meluangkan waktu, memberi perhatian, membimbing penulis dengan penuh

cinta, kesabaran, dan ketelitian, serta memberi masukan- masukan yang

(12)

xi

2. Drs. L. Bambang Hendarto Y, M.Hum., selaku Dosen Wali sekaligus Dosen

Penguji II, yang dengan penuh perhatian dan cintanya dalam memotivasi

penulis selama dalam proses belajar dan penulisan skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag.M.Si., selaku Dosen Penguji III yang telah

meluangkan waktu untuk mempelajari isi keseluruhan skripsi ini.

4. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan Prodi IPPAK-FKIP Universitas Sanata

Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama berproses

belajar dan mengembangkan diri di kampus IPPAK, USD.

5. Ayah, ibu, adik dan seluruh kelurga yang selalu memberi semangat, dukungan

moral, material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

6. Anrianus, Bernadetha Maries Prananti, dan Fr. Benni Antonius, yang selalu

memberi perhatian, motivasi dan cintanya, sehingga penulis selalu

bersemangat dan termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku di kos yang selalu ceria, berbagi suka dan duka, serta selalu

menyemangati dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman angkatan 2004 yang selalu memberi semangat, perhatian, dan

dukungannya selama proses belajar di kampus IPPAK, USD

9. Teman-teman mahasiswa IPPAK yang telah membantu penulis dalam

pengumpulan data-data untuk penyusunan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang dengan

caranya masing- masing telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat

(13)

xii

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

dalam menulis skripsi ini sehingga penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu dengan tulus hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Yogyakarta, 13 September 2008

Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERTANYAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR SINGKATAN... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Permasalahan... 5

C. Tujuan Penulisan... 6

D. Manfaat Penulisan... 6

E. Metode Penulisan... 7

F. Sistematika Penulisan... 7

BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN MELALUI KATEKESE UMAT DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DI IPPAK-USD DALAM HIDUP MENGGEREJA ... 10

A. Gambaran Umum Situasi Kegiatan Mahasiswa di Kampus IPPAK-USD Yogyakarta ... 12

1. Situasi Umum Mahasiswa IPPAK-USD... 12

a. Letak dan Keadaan Geografis Tempat Tinggal Mahasiswa IPPAK-USD... 13

b. Kehidupan Budaya di Kampus IPPAK-USD... 14

(15)

xiv

2. Macam- macam Bentuk Keterlibatan Mahasiswa

IPPAK-USD dalam Hidup Menggereja ... 16

a. Pemahaman Mahasiswa IPPAK-USD terhadap Keterlibatan Hidup Menggereja... 17

b. Keterlibatan Mahasiswa dalam Hidup Menggereja di Kampus ... 18

c. Keterlibatan Mahasiswa dalam Hidup Menggereja di Luar Kampus ... 19

d. Hambatan dan Dukungan yang dijumpai dalam Keterlibatan dalam Hidup Menggereja ... 20

B. Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis Oleh Mahasiswa IPPAK-USD sebagai Bentuk Keterlibatan dalam Hidup Menggereja... 22

1. Pemahaman Mahasiswa IPPAK-USD Semester V (lima) ke atas terhadap Katekese Shared Christian Praxis... 23

2. Fasilitator Katekese... 24

3. Peserta Katekese... 25

4. Tempat dan Waktu Katekese... 26

5. Tema dan Materi Katekese... 27

6. Metode dan Sarana Katekese ... 28

7. Suasana Katekese ... 29

8. Hal-hal yang Menghambat Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis... 30

9. Hal-hal yang Mendukung Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis... 31

10.Manfaat yang dirasakan dari Model Katekese Shared Christian Praxis... 32

C. Rangkuman Permasalahan ... 32

1. Permasalahan-permasalahan Pokok dalam Keterlibatan Hidup Menggereja ... 32

2. Permasalahan-permasalahan Pokok dalam Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis... 33

BAB III. KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI BENTUK KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA ... 35

(16)

xv

1. Pengertian Katekese Umat ... 36

2. Tujuan Katekese Umat... 38

3. Isi dan Tema Katekese Umat ... 40

4. Peserta Katekese Umat ... 42

5. Sarana dan Metode Katekese Umat ... 43

6. Shared Christian Praxis sebagai salah satu Model Katekese Umat ... 46

a. Istilah- istilah dalam Model Katekese Shared Christian Praxis... 47

1) Shared... 47

2) Christian... 49

3) Praxis... 51

b. Langkah- langkah dalam Katekese Model Shared Christian Praxis... 52

1) Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Faktual .... 52

2) Langkah II: Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual ... 53

3) Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau... 55

4) Langkah IV: Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta... 57

5) Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia... 59

B. Peranan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja ... 60

1. Pengertian Kaum Muda... 62

2. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Kaum Muda... 64

3. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan Hidup Menggereja ... 66

4. Macam- macam Bentuk Kegiatan dalam Hidup Menggereja ... 69

a. Kegiatan-kegiatan Hidup Menggereja dalam Lingkup Internal ... 69

(17)

xvi

2) Rekoleksi... 70

3) Ekaristi Kaum Muda ... 71

4) Ziarah ... 72

5) Katekese Umat ... 72

b. Kegiatan-kegiatan Hidup Menggereja dalam Lingkup Eksternal... 73

1) Kegiatan Kemasyarakatan... 73

2) Live- in ... 73

3) Anjangsana dan Widyawisata ... 74

C. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis sebagai Katekese yang Cocok Bagi Kaum Muda dalam Hidup Menggereja ... 75

BAB IV: USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA MAHASISWA IPPAK-USD... 79

A. Latar Belakang Pemilihan Program Katekese... 79

B. Alasan Pemilihan Tema ... 81

C. Uraian Te ma dan Tujuan... 83

D. Penjabaran Program ... 85

E. Petunjuk Pelaksanaan Program... 89

F. Contoh Persiapan Katekese ... 90

1. Identitas Katekese ... 90

2. Pemikiran Dasar ... 92

3. Pengembangan Langkah- langkah ... 93

4. Langkah I : Mengungkapkan Pengalaman Faktual... 94

5. Langkah II : Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual... 96

6. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta ... 97

7. Langkah IV: Interpretasi/Tafsir Dialektis Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta ... 99

(18)

xvii

9. Penutup ... 103

BAB V: PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan... 104

B. Saran... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

LAMPIRAN ... 110

Lampiran 1: Pedoman Wawancara Tertulis untuk Mahasiswa IPPAK-USD... (1)

Lampiran 2: Hasil Rangkuman Wawancara Tertulis Mahasiswa IPPAK-USD... (2)

Lampiran 3: Peta Tempat Tinggal Mahasiswa IPPAK-USD... (13)

(19)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama

Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, h. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

AA

CT

DCG

EN

GS

KHK

:

:

:

:

:

:

Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang

katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

Directorium Catechisticum Generale, Direktorium Kateketik Umum yang dikeluarkan oleh Konggregasi Suci para Klerus

tentang Pedoman Umum Katekese, 11 April 1971.

Evangelii Nuntiandi, Ensiklik Paus Paulus VI tentang Pewartaan Injil dalam Dunia Modern, 8 Desember 1975.

Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

(20)

xix

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

C. Singkatan Lain

AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia

Art : Artikel

EKM : Ekaristi Kaum Muda

FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama

FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

HIMKA : Himpunan Mahasiswa Kateketik

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Kan : Kanon

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KBP : Karya Bakti Paroki

KE : Kidung Ekaristi

Komkat : Komisi Kateketik

KV : Konsili Vatikan

KWI : Konferensi Wali Gereja

MB : Madah Bakti

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PPL : Program Pengalaman Lapangan

(21)

xx RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SCP : Shared Christian Praxis

STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik

USD : Universitas Sanata Dharma

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama ini akan menguraikan latar belakang masalah dalam penulisan

skripsi ini. Bab ini juga akan diuraikan rumusan masalah mahasiswa

IPPAK-USD. Dari rumusan itu maka penulis dapat menguraikan latar belakang, tujuan,

manfaat, serta metode penulisan skripsi.

A. Latar Belakang

Latar belakang penulisan skripsi ini didasari oleh keprihatinan penulis

terhadap kurangnya keterlibatan mahasiswa IPPAK dalam hidup menggereja,

baik di lingkungan kampus, masyarakat, maupun di lingkungan Gereja.

Mahasiswa IPPAK, yang setelah lulus menempuh pendidikan di kampus, akan

kembali hidup di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa IPPAK mulai sejak dini

mengakrabkan diri dengan lingkungan sekitar yang akan menjadi lahan atau

tempat pelayanannya. Pada kenyataan mahasiswa IPPAK kurang banyak terlibat

dalam hidup menggereja, baik di kampus, lingkungan tempat tinggal, maupun

lingkungan Gereja.

Dari pengamatan penulis selama ini, para mahasiswa kurang terlibat. Hal ini

dapat dilihat dari keaktifan mereka dalam mengikuti berbagai kegiatan di

lingkungan kampus, tempat tinggal, dan Gereja. Hanya beberapa mahasiswa saja

yang termasuk aktif serta semangat dalam mengikuti berbagai kegiatan. Dalam

(23)

2

mengikuti pembinaan umum, atau ketika ada kegiatan dari HIMKA, banyak

mahasiswa yang tidak datang untuk menghadiri kegiatan. Kemudian saat ada

kegiatan di lingkungan, banyak juga mahasiswa IPPAK yang jarang mau terlibat

dan ikut dalam pertemuan, misalnya pertemuan pendalaman iman, doa bersama,

latihan koor, dan kegiatan lainnya yang diadakan di lingkungan tempat

tinggalnya. Di dalam lingkup Gereja, mahasiswa IPPAK juga sangat jarang

terlibat, misalnya sebagai lektor, koor, organis, dan dirigen. Mahasiswa IPPAK

selalu menggunakan kedoknya sebagai pendatang yang tidak mau dilibatkan

dalam setiap kegiatan. Padahal hal itu sangat penting guna menambah pengalaman

dan keterampilan dalam mempersiapkan diri sebagai seorang katekis yang dapat

diandalkan pada jaman yang semakin maju ini.

Manfaat lain yang bisa dirasakan jika mau terlibat dalam hidup menggereja

secara utuh adalah banyaknya pengalaman yang bisa didapat, hubungan yang

harmonis dengan siapa saja, serta membuat diri lebih peka terhadap situasi dan

kondisi yang ada di sekitar. Dengan mau terlibat secara terus- menerus, membantu

mahasiswa IPPAK untuk tidak melakukan hal- hal yang negatif misalnya

minum-minuman keras, seks bebas, dan narkoba. Hal ini sungguh merupakan kesempatan

untuk melatih diri untuk mengemban tugas sebagai katekis.

Figur seorang katekis yang aktif, bersahabat serta solider, akan selalu dinanti

dan diharapkan oleh umat. Oleh karena itu seorang katekis harus bisa membawa

diri dalam pergaulan sehari-hari. Mahasiswa IPPAK, sebagai calon katekis,

diharapkan selalu bisa menempatkan dirinya sebagai warga dan bagian dari

(24)

3

membantu mahasiswa dalam mengaktualisasikan semua ilmu serta teori- teori

yang diperoleh dalam proses kuliah di kampus. Melalui keterlibatan tersebut

mahasiswa bisa menunjukan dan menyumbangkan sesuatu yang baru bagi

perkembangan dirinya, masyarakat serta Gereja. Melalui sikap yang mau terlibat,

mahasiswa bisa merasakan langsung permasalahan yang dihadapi umat sehingga

bisa membantu mencari solusinya

Mahasiswa IPPAK adalah para kaum muda yang berpotensi dalam

pengembangan gereja, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekitar dimanapun

mereka berada. Sebagai seseorang yang telah dibabtis dan menjadi warga gereja,

setiap pribadi mendapat tugas untuk mengembangkan Gereja. Kaum muda

Katolik merupakan warga gereja secara utuh setelah menerima sakramen Babtis

dan Krisma, seorang telah dianggap dewasa dalam mengikuti Yesus. Mereka

secara otomatis telah memiliki tanggung jawab dan turut ambil bagian dalam

tugas perutusan Yesus. Barang siapa menyatakan diri murid Kristus, “ia wajib

hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2:6). Kristus yang “mengambil

rupa seorang hamba” (Flp 2:7), tidak ada artinya, kalau para murid-Nya

mengambil rupa penguasa. Pelayan berarti mengikuti jejak kristus. “seorang

murid tidak lebih daripada gurunya” (Mat 10:24).

Perwujudan iman Kristiani adalah pelayanan, maka iman kristiani tidak

pernah menjadi alasan untuk merasa diri lebih daripada orang lain. Sebaliknya,

“barang siapa meninggikan dirinya, akan direndahkan (Mat 23:12), (KWI, 1996:

448-449). Selain sebagai kaum muda katolik yang terpanggil, mahasiswa IPPAK

(25)

4

memajukan kehidupan gereja. Gereja diciptakan untuk menyebarluaskan kerajaan

Kristus di mana- mana demi kemuliaan Allah Bapa, dengan demikian

mengikut-sertakan semua orang dalam penebusan yang membawa keselamatan. Kerasulan

itu dilaksanakan oleh gereja melalui semua anggotanya, dengan berbagai cara.

Sebab panggilan kristiani menurut hakikatnya merupakan panggilan untuk

merasul juga (AA, art. 2).

Melalui Katekese dengan model Shared Christian Praxis, para mahasiswa IPPAK akan diajak untuk turut terlibat dalam menjalankan tugas serta

menanggapi panggilannya sebagai kaum muda katolik yang terpanggil untuk

menjadi katekis. Mahasiswa IPPAK dibantu untuk semakin menyadari peran serta

mereka sebagai kaum muda dan calon katekis, sehingga sejak menempuh studi

sekarang ini, sungguh dapat bertanggung jawab dan berusaha menampilkan diri

sebagai katekis, salah satu contohnya dengan melibatkan diri dalam hidup

menggereja. Bahan atau materi yang akan diberikan kepada peserta dalam

Katekese Umat, sedapat mungkin diangkat dari persoalan hidup umat dan

masyarakat (Lalu, 2005: 15).

Katekese Model Shared Christian Praxis dipilih sebagai sarana dalam mendampingi mahasiswa IPPAK sebagai kaum muda dan calon katekis, karena

melalui Katekese ini akan mengangkat permasalahan-permasalahan seputar

pengalaman-pengalaman hidup mereka sehari- hari, sehingga seluruh pengalaman

sungguh dimaknai dan para kaum muda disadarkan serta dimotivasi untuk terlibat

ambil bagian secara nyata berdasarkan kemampuan yang dimiliki, dalam tugas

(26)

5

ada di sekitar mereka, memberi perhatian kepada sesamanya sehingga mereka

dapat saling membantu dan menguatkan satu sama lain untuk semakin melibatkan

diri dalam hidup menggereja. Mereka semakin sadar dan semakin mantap

terhadap tugas serta panggilan mereka sebagai seorang katekis. Selain itu

Katekese dengan model Shared Christian Praxis dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun serta secara terus menerus. Dengan itu penulis memberi judul

pada skripsi ini yaitu “SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN

MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA SEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP

MENGGEREJA”.

B. Rumusan Permasalahan

Setelah melihat keprihatinan yang ada di dalam latar belakang yang telah

diungkapkan di atas, maka permasalahan-permasalahan dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Sejauh mana mahasiswa IPPAK terlibat dalam hidup menggereja?

2. Apa peranan Katekese Umat model SCP dalam membantu keterlibatan kaum

muda dalam hidup menggereja?

3. Sejauh mana Katekese Umat model Shared Cristian Praxis dapat membantu meningkatkan keterlibatan mahasiswa IPPAK sebagai kaum muda dalam

(27)

6

C. Tujuan Penulisan

Skripsi ini ditulis berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam hidup

mahasiswa IPPAK sebagai anggota Gereja yang masih kurang mau terlibat dalam

setiap kegiatan hidup menggereja, oleh karena itu skripsi ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui keterlibatan mahasiswa IPPAK dalam hidup menggereja,

bentuk-bentuk keterlibatan yang pernah diikuti, dan apa manfaat yang

dirasakan dari keterlibatan itu.

2. Untuk melihat sejauh mana Katekese Umat model Shared Christian Praxis

berperan dalam membantu meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam

hidup menggereja.

3. Untuk melihat sejauh mana Katekese Umat model Shared Christian Praxis

dapat membantu meningkatkan keterlibatan mahasiswa IPPAK dalam hidup

menggereja.

4. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan sarjana Strata 1

(S1) Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

Dari penulisan dan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai

pihak di antaranya :

1. Bagi mahasiswa IPPAK sebagai Kaum Muda katolik yang merasa terpanggil

(28)

7

menggereja serta semakin menyadari peran sertanya dalam membangun

Gereja.

2. Bagi Penulis sendiri yaitu menambah pengetahuan dan wawasan tentang

katekese model Shared Christian Praxis sertaperkembangan para kaum muda serta cara-cara pendampingan yang menarik dan bermanfaat bagi masa depan

mereka sebagai tulang punggung Gereja.

E. Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan studi pustaka dan metode deskriptif

analisis, yang memaparkan, menguraikan serta menganalisa keadaan mahasiswa

IPPAK dalam keterkaitannya dengan keterlibatan dalam hidup menggereja.

Data-data diperoleh melalui kuisioner terbuka yang diberikan kepada mahasiswa

IPPAK-USD.

F. Sistematika Penulisan

Judul dari skripsi ini adalah “SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI MODEL KATEKESE UMAT UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN

MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA SEBAGAI KAUM MUDA DALAM HIDUP

MENGGEREJA”, yang dipaparkan dalam lima bab berikut :

Bab I berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

(29)

8

Bab II terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama membahas tentang gambaran

umum pelaksanaan pendampingan iman melalui katekese umat dengan model

SCP di IPPAK-USD dalam hidup menggereja yang meliputi gambaran umum

situasi kegiatan mahasiswa di kampus IPPAK-USD Yogyakarta, situasi umum

mahasiswa IPPAK-USD, dan macam- macam bentuk keterlibatan mahasiswa

IPPAK-USD dalam hidup menggereja. Bagian kedua membahas tentang

pelaksanaan katekese SCP oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai bentuk

keterlibatan dalam hidup menggereja yang meliputi pemahaman mahasiswa

IPPAK-USD semester V (lima) ke atas terhadap katekese SCP, yang meliputi

fasilitator kateese, peserta katekese, tempat dan waktu katekese, tema dan materi

katekese, metode dan sarana katekese, suasana katekese, hal-hal yang

menghambat dan mendukung pelaksanaan katekese dan manfaat dari katekese

SCP. Bagian terakhir membahas rangkuman permasalahan yang meliputi

permasalahan-permasahan pokok dalam keterlibatan hidup menggereja, dan

dalam pelaksanaan katekese SCP.

Bab III terdiri dari tiga bagian. Bagian ini membahas katekese umat model

SCP sebagai bentuk keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Pada

bagian pertama menguraikan tentang gambaran umum katekese umat diantaranya:

pengertian katekese umat, tujuan katekese umat, isi dan tema katekese, peserta

katekese umat, sarana dan metode dalam berkatekese, dan SCP sebagai Salah satu model katekese umat. Bagian kedua membahas tentang peranan kaum muda

dalam hidup menggereja yang terdiri dari pengertian kaum muda,

(30)

9

hidup menggereja, dan macam- macam bentuk kegiatan dalam hidup menggereja.

Bagian ketiga berbicara tentang katekese umat model SCP, sebagai katekese yang

cocok bagi kaum muda dalam hidup menggereja.

Bab IV menguraikan usulan program katekese umat model SCP untuk

meningkatkan keterlibatan hidup menggereja mahasiswa IPPAK-USD, yang

terdiri dari latar belakang pemilihan program katekese, alasan pemilihan tema,

urutan tema, tujuan, subtema, dan tujuan subtema, penjabaran program, petunjuk

pelaksanaan program, dan contoh persiapan katekese.

Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan menyimpulkan isi

keseluruhan skripsi ini dari Bab I sampai Bab IV. Sedangkan saran ditujukan

kepada mahasiswa IPPAK-USD dalam usaha meningkatkan keterlibatan hidup

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN MELALUI KATEKESE UMAT DENGAN MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DI IPPAK-USD DALAM HIDUP MENGGEREJA

Prodi IPPAK-USD merupakan bagian dari Universitas Sanata Dharma yang

letak kampus berada di Jln. Ahmad Jazuli No. 2, Kotabaru, Yogyakarta. Untuk

pertama kalinya Prodi IPPAK-USD dikenal dengan nama AKKI dan didirikan

pada tanggal 1 Agustus 1962. Pada tahun 1969 AKKI membuka tingkat sarjana

sesuai dengan nama lembaga. Akhirnya pada tanggal 31 Maret 1971, AKKI

berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya. Dalam

perjalanan beberapa waktu lamanya, dilakukan penataan kembali nama unit

program studi dengan status diakui di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta

Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan proses itu, Sekolah Tinggi Kateketik

Pradnyawidya yang semula hanya terdiri dari dua unit yakni sarjana muda dan

sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana satu (S1)

dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK

PRADNYAWIDYA. Program Sarjana Satu ini berstatus diakui tertanggal 28

Januari 1985. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari

lembaga kependidikan atau yang memiliki akta mengajar boleh bekerja sebagai

guru, maka STFK Pradyawidya mengadakan perubahan jalur, dari jalur non

kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut yang mengantar

(32)

11

Februari 1995 STFK Pradyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan

Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi Pendidikan

Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Untuk

terakhir kalinya, pada tahun 1999 program studi ini mengadakan penataan

kembali. Program Studi ini berubah namanya menjadi Program studi dengan

nama Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) dan

menjadi bagian FKIP-USD (Staf Prodi IPPAK, 2004: 2). Proses studi di Prodi

IPPAK-USD disesuaikan dengan visi dan misi, tujuan dan sasaran seperti yang

ada di bawah ini (Staf Prodi IPPAK, 2004:3).

Visi:

Mewujudkan katekis yang bijaksana dan berilmu untuk membangun jemaat yang bermutu.

Misi:

Membina dan menyiapkan ahli katekese yang terampil membantu sesama orang beriman dalam mengembangkan imannya.

Tujuan:

Menghasilkan lulusan yang beriman mendalam, berkepribadian utuh, mampu berefleksi atas imannya dan berkualifikasi untuk mengemban misi

IPPAK-USD. Sasaran:

Menghasilkan lulusan yang kompeten untuk menjadi guru agama di sekolah, maupun fasilitator katekese dalam jemaat.

Visi dan misi tersebut menjadi landasan bagi Prodi IPPAK untuk

mengembangkan mahasiswa untuk menjadi katekis yang bijaksana dan bermutu.

Bagian ini akan mengemukakan tentang gambaran situasi kegiatan

mahasiswa di kampus IPPAK-USD, pelaksanaan katekese Shared Christian Praxis oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja, dan permasalahan-permasalahan pokok dalam keterlibatan hidup

(33)

12

A. Gambaran Umum Situasi Kegiatan Mahasiswa di Kampus IPPAK-USD Yogyakarta

Mahasiswa IPPAK-USD adalah calon katekis yang dibina sejak dini untuk

menjadi seorang katekis yang profesional dan bertangung jawab terhadap

tugasnya. Salah satu tugas dan tangung jawab seorang katekis adalah mewartakan

kabar gembira kepada setiap umat beriman. Banyak kegiatan kampus yang

bertujuan mengembangkan kepribadian mahasiswa, sebagaimana terungkap

melalui mata kuliah yang diberikan.

Di dalam kampus IPPAK-USD dosen juga berperan aktif dalam

pengembangan diri mahasiswa, khususnya dalam proses pembimbingan.

Pembimbingan merupakan hal pokok dalam proses pendidikan di IPPAK-USD.

Mahasiswa IPPAK-USD berhak mendapatkan bimbingan yang memadai agar

mampu mencapai perkembanga n optimal sebagai calon katekis (Staf Prodi

IPPAK, 2004: 50).

Dalam bagian ini akan dikemukakan tentang situasi umum mahasiswa

USD, yang mencakup letak geografis tempat tinggal mahasiswa

IPPAK-USD, situasi budaya yang ada di IPPAK-IPPAK-USD, dan jumlah keseluruhan

mahasiswa yang ada di kampus IPPAK-USD.

1. Situasi Umum Mahasiswa IPPAK-USD

Mahasiswa IPPAK-USD memiliki kekhasan yang sangat nampak dalam

kehidupan sehari-hari, yang tercermin dari sikap saling mengenal satu sama lain,

(34)

13

para calon katekis yang dipersiapkan untuk mengemban tugas perutusan Yesus

Kristus. Selain itu dari pihak kampus selalu berusaha untuk mengembangkan

mahasiswanya melalui berbagai macam kegiatan pembinaan. Pembinaan yang

diberikan kepada mahasiswa Prodi IPPAK-USD ini dapat membantu mahasiswa

dalam memperkembangkan diri baik kedewasaan manusiawi maupun kedewasaan

iman kristianinya, sehingga dalam melaksanakan tugasnya, mahasiswa dapat

menghayati spiritualitasnya sebagai pewarta kabar gembira (Staf Prodi IPPAK,

2004: 50).

a. Letak dan Keadaan Geografis Tempat Tinggal Mahasiswa IPPAK-USD

Mahasiswa IPPAK-USD terdiri dari mahasiswa awam dan mahasiswa

religius (biarawan/biarawati). Banyak mahasiswa awam bertempat tinggal dekat

dengan kampus yang terletak di daerah Tukangan, Kotabaru, Yogyakarta. Banyak

para biarawan/biarawati bertempat tinggal di komunitas yang lokasinya jauh dari

kampus IPPAK-USD. Hal utama yang menjadi alasan bagi mahasiswa awam

IPPAK-USD untuk bertempat tinggal di daerah Tukangan adalah karena lokasinya

yang strategis dimana dekat dengan kampus dan pusat kota Yogyakarta, sehingga

sangat memudahkan mahasiswa untuk datang ke kampus.

Mahasiswa IPPAK-USD yang tinggal wilayah Tukangan, sebagian besar

tinggal di rumah kos atau rumah kontrakan. Letak tempat tinggal mahasiswa

IPPAK-USD di daerah Tukangan dapat dilihat lebih jelas pada peta daerah

(35)

14

b. Kehidupan Budaya di Kampus IPPAK-USD

Di kampus IPPAK-USD, mahasiswa/mahasiswi berasal dari berbagai

macam daerah, suku dan budaya. Mahasiswa IPPAK berasal dari 15 daerah yang

ada di Indonesia diantaranya Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur, Kalimantan Tengah, NTT, Sulawesi, Papua, Timor Leste (Panjaitan, 2007:

1). Perbedaan latar belakang daerah, suku dan budaya yang ada di kampus

IPPAK-USD tidak menjadi hambatan untuk menciptakan terciptanya

persaudaraan dan kekeluargaan antara mahasiswa, dosen dan karyawan.

Perbedaan ini justru menjadi kekayaan yang sangat berharga dalam

mengembangkan kepribadian mahasiswa untuk dapat saling menghargai

perbedaan yang ada. “Biarlah kita berbeda...namun tetap saling mencintai”

(Seran, 2008: 124).

Perbedaan yang ada di kampus IPPAK melatih mahasiswa untuk dapat

mengembangkan talentanya dalam bergaul dan berelasi dengan berbagai macam

orang dari latar belakang daerah, suku, budaya dan kepercayaan. Mahasiswa,

yang tidak berasal dari daerah, suku, serta budaya yang sama, dapat saling bekerja

sama dan tidak mengalami kesulitan. Hal ini terungkapkan dalam artikel di bawah

ini:

(36)

15

c. Jumlah Keseluruhan Mahasiswa IPPAK-USD

Prodi IPPAK-USD berada dalam naungan universitas Sanata Dharma,

dengan letak kampus di Jln. Ahmad Jazuli No. 2 Kotabaru, Yogyakarta. Di

kampus IPPAK-USD mahasiswanya terdiri dari para awam dan para

biarawan/biarawati. Secara keseluruhan jumlah mahasiswa IPPAK-USD tahun

akademik 2007/2008, baik yang masih aktif kuliah maupun yang tidak berjumlah

190 mahasiswa yang tergabung dari semester II sampai semester XVI, dengan

jumlah laki- laki 59 orang, dan perempuan 131 orang (Prodi IPPAK, USD, 2008:

1).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Daftar dan Jumlah Mahasiswa

Semester GENAP Tahun Akademik 2007/2008, diketahui secara nyata jumlah

mahasiswa IPPAK-USD tersebut, diantaranya semester II, angkatan 2007/2008,

berjumlah 36 mahasiswa yang terdiri dari laki- laki berjumlah 13 orang, dan

perempuan berjumlah 23 orang. Semester IV, angkatan 2006/2007 berjumlah 55

mahasiswa, yang terdiri dari laki- laki berjumlah 16 orang dan perempuan

berjumlah 39 orang (Prodi IPPAK USD, 2008: 1). Semester VI, angkatan

2005/2006 berjumlah 48 mahasiswa yang terdiri dari laki- laki berjumlah 12 orang,

dan perempuan berjumlah 36 orang. Semester VIII angkatan 2004/2005

berjumlah 27 mahasiswa yang terdiri dari laki- laki berjumlah 9 orang, dan

permpuan 18 orang. Semester X, angkatan 2003/2004 berjumlah 13 mahasiswa

yang terdiri dari laki- laki berjumlah 3 orang, dan perempuan 10 orang. Semester

XII, angkatan 2002/2003 berjumlah 8 mahasiswa yang terdiri dari laki- laki

(37)

16

1). Semester XIV, angkatan 2001/2002 berjumlah 2 orang mahasiswa yang terdiri

laki- laki 1 orang, dan perempuan 1 orang. Semester XVI, angkatan 2000/2001 ada

1 mahasiswa. Mahasiswa IPPAK-USD yang masih aktif dalam perkuliahan yaitu

dari semester II sampai semester VI. Untuk semester VIII sampai XVI tidak aktif

dalam proses perkuliahan dan bahkan ada beberapa yang sudah lulus (Prodi

IPPAK USD, 2008: 1).

2. Macam- macam Bentuk Keterlibatan Mahasiswa IPPAK-USD dalam Hidup

Menggereja

Keterlibatan mahasiswa IPPAK-USD di dalam hidup menggereja dapat

dibedakan dalam dua bentuk yaitu keterlibatan di dalam kampus dan keterlibatan

di luar kampus. Dua bentuk keterlibatan tersebut sering dikenal dengan

keterlibatan secara internal dan secara eksternal. Keterlibatan internal berarti

terlibat dalam lingkup Gereja, sedangkan keterlibatan eksternal berarti terlibat di

luar lingkup Gereja. Keterlibatan dalam hidup menggereja memang sejak dini

harus selalu dipupuk karena dengan terlibat dalam kehidupan menggereja berarti

mahasiswa secara tidak langsung telah mempersiapkan dirinya untuk menjadi

seorang katekis yang bijaksana dan berpengalaman karena selain melaksanakan

teori-teori, sangat penting pula mewujudnyatakannya dalam hidup sehari- hari

seperti yang ada dikutipan Kitab suci yang berbunyi “Iman tanpa

perbuatan-perbutan adalah mati” (Yak 2:26). Oleh karena itu mahasiswa IPPAK sebagai

calon katekis diharapkan selalu terlibat setiap kegiatan yang berkaitan dengan

(38)

17

a. Pemahaman Mahasiswa IPPAK-USD Terhadap Keterlibatan Hidup

Menggereja

Mahasiswa IPPAK-USD mengartikan keterlibatan hidup menggereja adalah

suatu kegiatan atau aktivitas yang bertujuan membangun jemaat dalam lingkup

Gereja maupun luar Gereja. Terlibat dalam hidup menggereja merupakan suatu

kegiatan, dimana umat beriman ikut ambil bagian secara aktif dalam berbagai

kegiatan yang bersifat gerejani demi perkembangan iman [Lampiran 2: (6)].

Keterlibatan hidup menggereja diartikan sebagai salah satu bentuk

keterlibatan orang katolik dalam kegiatan-kegiatan menggereja secara eksternal

maupun internal. Keterlibatan hidup menggereja juga diartikan sebagaimana

seseorang atau umat mau aktif dalam kegiatan-kegiatan di paroki (Gereja)

maupun di Lingkungan [Lampiran 2: (6)].

Beberapa pendapat dari mahasiswa sehubungan dengan keterlibatan hidup

menggereja setiap pribadi yang ada di kampus IPPAK-USD, diantaranya

keterlibatan itu sangat penting karena sebagai calon katekis kita harus selalu

bertitik tolak kepada sikap Kristus yang selalu membawa perdamaian serta

mewartakan kebaikan. Terlibatnya mahasiswa IPPAK-USD di dalam hidup

menggereja dapat dikatakan belum secara penuh, maksudnya ada sebagian yang

terlibat hanya masih di sekitar kampus, belum berani untuk keluar. Beberapa

mahasiswa juga ada yang aktif dalam dua bidang tersebut yaitu di kampus dan di

Lingkungan. Tidak menutup kemungkinan ada juga mahasiswa yang sama sekali

tidak pernah terlibat. Hal ini dilihat dari peran serta mereka dalam mengikuti

(39)

18

Mahasiswa IPPAK-USD adalah calon katekis yang nantinya akan berkarya

di tengah-tengah masyarakat luas. Dengan itu mulai sejak inilah keterlibatan

hidup menggereja sangat baik ditanamkan dalam diri setiap mahasiswa. Kegiatan

untuk terlibat akan sangat membantu setiap pribadi untuk mengembangkan

dirinya, menambah pengalaman dalam bersosialisasi dengan masyarakat luas.

Hidup imannya berkembang, banyak pengalaman dan teman, dikenal oleh umat

setempat, pengetahuan dan wawasan bertambah, hidup rohani semakin diperkaya,

semakin peka dan solider dengan sesama, mampu menghargai orang lain sebagai

pribadi dan apa adanya, bisa berelasi dengan banyak orang serta sebagai

mahasiswa IPPAK-USD yang terpanggil menjadi katekis semakin positif

menjalani panggilan hidupnya [Lampiran 2: (8)].

b. Keterlibatan Mahasiswa dalam Hidup Menggereja di dalam Kampus

Keterlibatan mahasiswa di dalam kampus dapat dilihat dari beberapa hal yang

mendasarinya yaitu adanya sikap persaudaraan yang kuat diantara sesama

mahasiswa, dengan dosen, maupun karyawan, tanpa membeda-bedakan. Sikap

inilah yang menciptakan solidaritas yang tinggi di kampus IPPAK. Salah satu

bentuk keterlibatan yang nampak adalah terlibat dalam kepengurusan HIMKA

(Himpunan Mahasiswa Kateketik). Di dalam HIMKA cukup banyak bidang yang

bisa dijadikan tempat atau wadah untuk pengembangan diri mahasiswa dalam

berorganisasi dan bersosialisasi, misalnya dalam bidang sosial, kerohanian, olah

(40)

19

Setiap bahan atau materi kuliah di kampus juga mengarahkan pada

pengembangan diri setiap mahasiswa. Salah satu contoh mata kuliah yang

menuntut mahasiswa untuk terlibat dalam hidup menggereja adalah mata kuliah

Pengantar Hidup Menggereja dan Pembinaan Iman Anak. Keterlibatan mahasiswa

di dalam kampus juga dapat di lihat dari beberapa kegiatan diantaranya ikut

terlibat dalam misa kampus pada minggu pertama setiap bulan, ikut dalam

pembinaan umum setiap hari Sabtu pada minggu kedua dan ketiga setiap bulan,

aktif dalam mengikuti kuliah pembinaan spritualitas, terlibat dalam kepanitiaan

setiap acara di kampus misalnya seminar dan ulang tahun kampus [Lampiran 2:

(6)].

c. Keterlibatan Mahasiswa dalam Hidup Menggereja di Luar Kampus

Keterlibatan mahasiswa IPPAK-USD dalam hidup menggereja di luar

kampus dapat dibagi menjadi dua yaitu keterlibatan secara internal dan eksternal.

Keterlibatan internal adalah bentuk keikutsertaan mahasiswa IPPAK-USD dalam

kegiatan yang dilaksanakan di dalam lingkup Gereja Katolik [Lampiran 2: (6)].

Bentuk keterlibatan mahasiswa IPPAK-USD dalam kegiatan hidup

menggereja secara internal misalnya dengan melaksanakan karya bakti paroki,

mengajar di sekolah-sekolah Katolik pada saat PPL, mendampingi kegiatan

Rekoleksi maupun Retret, mengikuti atau terlibat dalam doa Lingkungan,

pendalaman iman, pendalaman Kitab Suci, terlibat dalam keanggotaan koor di

Lingkungan, di Gereja, menjadi anggota lektor, organis, menjadi tim EKM

(41)

20

Minggu, menjadi pendamping iman remaja, menjadi pendamping iman orang

dewasa dan berbagai bentuk kegiatan Gereja lainnya [Lampiran 2: (6)].

Keterlibatan Mahasiswa IPPAK-USD secara eksternal berkaitan juga

dengan tempat tinggal di lingkungan masyarakat yang menuntut keterlibatan

dalam kegiatan kemasyarakatan. Beberapa kegiatan yang pernah diikuti oleh

mahasiswa, misalnya kerja bakti lingkungan, acara tujuh belasan, terlibat dalam

kepanitiaan acara yang diselenggarakan di lingkungan Rukun Tetangga

(RT)/Rukun Warga (RW) [Lampiran 2: (6)].

d. Hambatan dan dukungan yang dijumpai dalam keterlibatan dalam hidup

menggereja

Sebagai seorang mahasiswa yang kegiatan sehari- harinya kuliah, mahasiswa

IPPAK-USD juga mengalami beberapa hambatan jika ingin mengikuti

kegiatan-kegiatan hidup menggereja yang dilaksanakan di lingkungan kampus, misalnya

tidak bisa membagi waktu, jadwal kegiatan bertabrakan dengan jadwal kuliah,

sibuk dengan tugas kuliah yang begitu banyak, keterbatasan sarana transportasi,

kurangnya dana, rasa malas, dan bagi para biarawan/biarawati terkadang selalu

berbenturan dengan jadwal di komunitas [Lampiran 2: (8)].

Terlibat dalam kegiatan gereja adalah salah satu bentuk keterlibatan yang

wajib dilaksanakan oleh seorang beriman kristiani yang telah memilih untuk

mengikuti Kristus, oleh karena itu terlibat dalam kegiatan gerejawi sangatlah

penting. Mahasiswa IPPAK-USD adalah calon katekis yang akan berkarya di

(42)

21

setiap kegiatan. Mahasiswa IPPAK-USD yang mau ikut terlibat di lingkungan

gereja masih sangat sedikit, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yaitu kurang

adanya niat dari diri pribadi, malas, tidak percaya diri akan kemampuan yang

dimiliki, serta kebanyakan mahasiswa kurang bisa membagi waktu untuk ikut

kegiatan-kegiatan di luar jam kuliah, keterbatasan sarana transportasi untuk ikut

kegiatan dan merasa bahwa dirinya pendatang baru [Lampiran 2: (8)].

Kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan juga menuntut mahasiswa

IPPAK-USD sebagai warga lingkungan untuk ikut serta terlibat. Mahasiswa

IPPAK-USD yang merupakan calon katekis memang harus selalu terlibat dalam

berbagai kegiatan, termasuk juga kegiatan yang ada di Lingkungan. Hal- hal yang

selalu menjadi hambatan bagi setiap pribadi untuk terlibat seperti, sibuk dengan

urusan kuliah, kurang mau bergaul dengan umat setempat, dan takut tidak di

terima oleh umat di Lingkungan [Lampiran 2: (8)].

Setiap pribadi mahasiswa di IPPAK-USD memiliki karakter serta prinsip

yang berbeda. Meskipun kebanyakan diantaranya tidak aktif dalam kegiatan hidup

menggereja, namun ada juga beberapa orang yang mau terlibat dan merasakan

manfaat yang diperoleh ketika terlibat. Manfaat utama yang dirasakan adalah

semakin mengalami perkembangan diri dan semakin yakin bahwa kegiatan hidup

menggereja sangat penting, merasa bahwa setiap kegiatan yang diikuti merupakan

penerapan dari mata kuliah yang telah diberikan di kampus, selalu merasa

dukungan dari orang tua, memiliki banyak teman, pengetahuan dan pengalaman

semakin bertambah, merupakan kesempatan mengembangkan bakat dan

(43)

22

bagi para biarawan/biarawati selalu mendapat dukungan dari komunitas dengan

adanya visi dan misi konggregasi [Lampiran 2: (8)].

B. Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis oleh Mahasiswa IPPAK-USD sebagai Bentuk Keterlibatan dalam Hidup Menggereja

Setiap mahasiswa IPPAK-USD yang telah mengikuti mata kuliah PPL PAK

PAROKI, sudah mengenal katekese model Shared Christian Praxis. Pelaksanaan katekese Shared Christian Praxis di kampus IPPAK-USD wajib dilakukan oleh mahasiswa semester V (lima), karena ini merupakan mata kuliah yang meminta

setiap mahasiswa untuk langsung praktek membawakan katekese di tengah-tengah

umat. Setiap mahasiswa IPPAK-USD khususnya semester lima ke atas, sudah

terbiasa dengan katekese model Shared Christian Praxis.

Menurut beberapa mahasiswa yang pernah melaksanakan katekese Shared Christian Praxis, kelancaran suatu proses katekese ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya pemahaman mahasiswa IPPAK-USD semester V (lima) ke atas

terhadap katekese Shared Christian Praxis, fasilitator dalam katekese, peserta, tempat dan waktu, tema dan materi, metode dan sarana katekese, suasana yang

tercipta ketika pelaksanaan katekese berlangsung, hal- hal yang menghambat

proses katekese, hal- hal yang mendukung serta manfaat yang dirasakan dari

model katekese Shared Christian Praxis. Beberapa faktor itulah yang me mbantu kelancaran suatu proses katekese. Sebelum praktek untuk memberi katekese

kepada sesama teman mahasiswa dan umat, mahasiswa pelaksana sudah diberi

(44)

23

1. Pemahaman Mahasiswa IPPAK-USD Semester V (lima) ke atas terhadap

Katekese Shared Christian Praxis

Mahasiswa IPPAK-USD sudah cukup memahami tentang katekese model

Shared Christian Praxis. Dalam menjelaskan tentang katekese Shared Christian Praxis, ada beberapa pengertian yang saling berkaitan. Katekese Shared Christian Praxis adalah salah satu model katekese yang bermula dari menggali pengalaman hidup yang selanjutnya direfleksikan secara kritis, kemudian

dikonfrontasikan dengan visi kristiani dan tradisi Gereja. Katekese ini juga

dipahami sebagai bentuk katekese yang bersifat dialogal dan partisipatif, dengan

kata lain bahwa ketekese ini merupakan kesempatan untuk berbagi atau sharing

pengalaman iman kepada sesama umat beriman [Lampiran 2: (3)].

Beberapa tujuan dari katekese Shared Christian Praxis menurut mahasiswa IPPAK-USD diantaranya untuk membantu peserta baik secara pribadi maupun

bersama dalam mengambil keputusan demi terwujudnya Kerajaan Allah di

tengah-tengah dunia. Meningkatkan penghayatan iman agar lebih terbuka serta

saling menguatkan dalam iman. Umat dapat terlibat dan berpartisipasi aktif dalam

berkatekese serta dapat mengungkapkan pengalaman imannya. Katekese Shared Christian Praxis merupakan salah satu sarana pengembangan iman umat. Katekese Shared Christian Praxis juga membantu peserta untuk mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman imannya [Lampiran 2: (3)].

Sedangkan untuk kekhasan atau ciri-ciri dari setiap langkah dalam katekese

(45)

24

ini disebabkan karena setiap mahasiswa sudah terbiasa dengan model ini

[Lampiran 2: (4)].

2. Fasilitator Katekese

Pada semester V (lima) ke atas, mahasiswa IPPAK-USD praktek

membawakan katekese di kampus dan lingkungan bersama umat. Dalam

kesempatan inilah setiap pribadi diberi kesempatan untuk membawakan katekese

secara penuh. Katekese dipandu oleh mahasiswa sendiri dari awal hingga akhir.

Dengan membawakan katekese tersebut mahasiswa IPPAK-USD telah menjadi

fasilitator di tengah-tengah umat.

Banyak pandangan mahasiswa yang mengatakan bahwa menjadi fasilitator

di tengah-tengah umat tidak mudah. Pada kenyataan yang terjadi setiap

mahasiswa pelaksana katekese sudah berusaha semaksimal mungkin dalam

membawakan katekese dengan baik. Setiap pribadi berusaha untuk santai, tidak

terburu-buru, ramah dan murah senyum sehingga tidak terkesan sombong, sabar

dalam menghadapi umat yang terkadang mau menang sendiri. Kreatif dalam

memilih tema yang sesuai dengan kebutuhan peserta [Lampiran 2: (10)].

Menurut mahasiswa IPPAK untuk menjadi seorang fasilitator yang baik

adalah menguasai materi serta memiliki wawasan yang luas sehingga tidak

canggung jika harus berhadapan dengan umat yang kritis dalam menanggapi suatu

pernyataan. Pada kenyataan yang terjadi, tidak setiap mahasiswa sudah bisa

(46)

25

adapula yang terkesan tidak siap dalam berkatekese di tengah-tengah umat

[Lampiran 2: (10)].

Usaha yang dilakukan mahasiswa agar dapat tampil menjadi fasilitator yang

baik di tengah umat yaitu pada saat persiapan membuat bahan pertemuan yang

akan diberikan kepada umat, mempersiapkan persiapan materi mulai dari awal

persiapan sampai pelaksanaan, hingga sampai pada evaluasi. Persiapan ini akan

sangat membantu kelancaran proses katekese [Lampiran 2: (10)].

3. Peserta Katekese

Dalam berkatekese unsur utama yang harus selalu ada adalah peserta.

Demikian juga denga n pelaksanaan katekese dengan model Shared Christian Praxis yang dilaksanakan oleh mahasiswa IPPAK-USD. Dalam praktek melaksanakan katekese, mahasiswa diminta untuk terlibat di lingkup kampus

bersama mahasiswa dan di lingkungan bersama umat. Dalam rangka

melaksanakan PPL, peserta yang selalu didampingi oleh mahasiswa IPPAK-USD

adalah para mahasiswa yang bersama-sama melaksanakan praktek dan umat di

Lingkungan yang terdiri dari orang tua dan mudika [Lampiran 2: (10)].

Mahasiswa IPPAK-USD melaksanakan katekese tidak hanya dalam rangka

PPL namun juga sering memberikan katekese pada kesempatan-kesempatan

tertentu. Peserta yang paling sering didampingi oleh mahasiswa yakni para orang

tua yang terdiri dari bapak-bapak, ibu- ibu, dan kadangkala mendampingi para

mudika. Kebanyakan peserta yang didampingi terdiri dari beberapa kelompok

(47)

26

mendampingi kelompok arisan bapak-bapak, arisan ibu-ibu, campuran antara

bapak, ibu, mbah- mbah, mudika, para mahasiswa IPPAK sendiri dan bahkan ada

juga anak-anak yang ikut serta dalam proses katekese [Lampiran 2: (10)].

Karakter peserta yang didampingi juga sangat berbeda-beda, ada peserta

yang sangat aktif dalam sharing, namun ada juga peserta yang pasif dan hanya

mendengarkan saja dari awal pertemuan hingga akhir. Namun ada pula karakter

peserta yang tidak mau mengalah atau egois, contohnya dalam sharing tidak

memperhatikan waktu dan selalu mempertahankan pendapatnya [Lampiran 2:

(6)].

4. Tempat dan Waktu Katekese

Tempat dan waktu mahasiswa IPPAK-USD melaksanakan katekese Shared Christian praxis yaitu selama melaksanakan praktek di kampus yang berlangsung selama satu semester, yang tepatnya pada semester V (lima). Semua mahasiswa

yang menjalani PPL PAK Paroki, wajib melaksanakan katekese minimal

sebanyak empat kali, yang dilaksanakan satu kali pertemuan di depan

teman-teman mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah, serta melaksanakan tiga

kali pertemuan katekese di lingkungan bersama umat [Lampiran 2: (4)].

Setiap mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang disertai satu

dosen. Dalam kelompok tersebut, masing- masing mahasiswa akan praktek secara

bergantian membawakan katekese kemudian setelah itu dievaluasi bersama-sama.

Tempat dilaksanakannya katekese adalah di sekit ar lingkungan kampus

(48)

27

setiap hari Kamis, dan bisa mengalami perubahan sesuai dengan waktu yang telah

disepakati.

Mahasiswa IPPAK-USD juga melaksanakan PPL PAK Paroki di lingkungan

bersama umat, dengan waktu dan tempat pelaksanaan ter lebih dahulu disepakati

dengan ketua lingkungan. Kebanyakan mahasiswa pelaksana katekese Shared Christian Praxis melaksanakan katekese ini ketika mendapat tugas dari kampus, saat diminta dari lingkungan tempat tinggal, dan ketika melaksanakan KBP

[Lampiran 2: (4)]. Beberapa lingkungan yang selalu menjadi tempat untuk para

mahasiswa melaksanakan katekese diantaranya lingkungan di paroki Baciro,

Kotabaru, Gamping, Klaten, Kalasan, Jetis [Lampiran 2: (4)].

5. Tema dan Materi Katekese

Berdasarkan hasil wawancara kepada mahasiswa IPPAK-USD menyebutkan

bahwa selama mendampingi umat dengan memberikan katekese model Shared Christian Praxis, tema yang diberikan selalu sesuai dengan kebutuhan peserta atau umat yang akan didampingi [Lampiran 2: (9)]. Dalam menentukan tema

untuk praktek di kampus, mahasiswa memilih tema berdasarkan bacaan Kitab

Suci yang dipilih sesuai dengan hari pelaksanaan katekese. Tema dipilih sesuai

dengan kebutuhan dan situasi mahasiswa sebagai peserta dan berkaitan dengan

panggilan mereka sebagai calon katekis.

Tema yang dipilih ketika melaksanakan katekese di lingkungan bersama

umat, dipilih sesuai dengan bacaan Kitab Suci dan kadangkala menyesuaikan

(49)

28

dengan kenyataan sehari- hari. Tema-tema yang pernah diberikan oleh mahasiswa

IPPAK pada saat berkatekese diantaranya dipanggil untuk mengikuti Kristus,

kesesuaian antara kata dan perbuatan, dipanggil untuk mencintai sesama,

melayani dengan rendah hati, membangun komunitas kasih [Lampiran 2: (9)].

Materi adalah uraian dari tema, yang lebih dikembangkan sehingga dapat

mengena dengan situasi peserta. Materi yang diberikan berkaitan dengan katekese

Shared Christian Praxis disesuaikan dengan langkah-langkah yang ada di dalam katekese tersebut yakni langkah pertama peserta diajak untuk mengungkapkan

pengalaman hidup. Dalam langkah ini peserta diminta untuk mensharingkan

pengalaman iman dalam hidupnya sehari- hari, langkah kedua peserta diminta

untuk merefleksikan pengalaman imannya dengan panduan pertanyaan mendalam

berkaitan dengan pengalaman imannya. Langkah ketiga peserta diajak untuk

membaca perikop Kitab Suci dan menemukan pesan dari perikope tersebut.

Langkah keempat peserta diajak untuk menerapkan pesan dari perikope ke dalam

hidup sehari- hari dengan melihat sikap-sikap yang harus dimiliki sebagai pengikut

Kristus. Langkah yang terakhir yaitu menerapkan aksi konkrit dalam hidup

selanjutnya. Peserta diajak untuk membuat nia t-niat dan harapan untuk

diwujudkan dalam kehidupan yang akan datang [Lampiran 2: (3)].

6. Metode dan Sarana Katekese

Banyak sekali kreatifitas yang telah dilakukan mahasiswa dalam

membawakan katekese, baik dalam mengolah metode dan menggunakan sarana.

(50)

29

sering digunakan adalah sharing, dan diskusi kelompok. Masih ada beberapa

metode yang bisa digunakan misalnya dengan metode bermain, nonton, dan

dramatisasi namun hal itu sangat jarang sekali diterapkan [Lampiran 2: (4)-(5)].

Selain memperhatikan metode, sarana juga digunakan oleh para mahasiswa

dalam melaksanakan katekese. Sarana yang paling sering dimanfaatkan yaitu

cerita bergambar yang isinya bercerita tentang peristiwa-peristiwa dalam

kehidupan sehari-hari. Melalui cerita itu, peserta diajak untuk merefleksikannya

kedalam kenyataan hidup sehari- hari. Dalam menggunakan sarana, kadangkala

mahasiswa mencoba kreatif dengan menggunakan sarana, tape, kaset, VCD,

alat-alat permainan dan apa saja benda yang ada di sekitar [Lampiran 2: (4)-(5)].

7. Suasana Katekese

Setiap mahasiswa IPPAK yang melaksanakan katekese selalu berusaha

untuk menciptakan suasana yang hidup dan komunikatif. Salah satu usaha yang

dilakukan mahasiswa sebagai fasilitator, agar suasana menjadi nyaman adalah

dengan berusaha santai dan selalu menyapa peserta. Oleh karena itu peran seorang

fasilitator sangat menentukan dalam mengarahkan peserta [Lampiran 2: (10)].

Berdasarkan pengalaman mahasiswa berkatekese di tengah-tengah

mahasiswa, dosen dan umat di lingkungan, suasana yang dirasakan adalah cukup

santai, penuh rasa kekeluargaan, saling mendukung dan menyemangati satu sama

lain serta saling mengevaluasi satu sama lain sehingga untuk pelaksanaan yang

akan datang lebih baik lagi [Lampiran 2: (6)]. Tidak selamanya suasana bisa

(51)

30

ingin mempertahankan pendapatnya. Situasi ini yang menyebabkan suasana

menjadi kacau dan membuat fasilitator menjadi bingung [Lampiran 2: (6)].

8. Hal-hal yang Menghambat Pelaksanaan Shared Christian Praxis

Pelaksanakan proses katekese model Shared Christian Praxis, menghadapi bermacam- macam hambatan diantaranya langkah- langkah katekese Shared Christian Praxis terlalu panjang dan banyak pertanyaan sehingga memakan waktu yang cukup lama. Aktivitas utama yang dilakukan dalam katekese Shared Christian Praxis adalah sharing (banyak bicara) yang membuat umat menjadi mudah bosan. Katekese dengan model Shared Christian Praxis belum begitu dikenal oleh banyak umat sehingga kadangkala umat menjadi terkesan hanya

ikut-ikut saja tanpa mengerti apa tujuan kegiatan tersebut sehingga membuat umat

takut, malu untuk sharing atau mengungkapkan pengalaman iman mereka

[Lampiran 2: (6)].

Dalam pelaksanaan katekese kadangkala ada umat yang mendominasi atau

tidak mau mengalah dalam mempertahankan pendapat dan idenya. Tema yang

dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan peserta sehingga membuat umat kecewa dan

tidak semangat dalam mengikuti kegiatan. Fasilitator kurang menguasai bahan

(menafsirkan Kitab Suci), kurang kreatif mencari sarana dan menggunakan

metode yang ada, kurang bisa mengatasi peserta yang pasif, dan membagi waktu

dengan baik [Lampiran 2: (6)].

Permasalahan-permasalahan inilah yang kadangkala menjadi hambatan

(52)

31

terus menerus masih sangat diharapkan. Beberapa hal diatas menjadi penghambat

sehingga dalam melaksanakan katekese mahasiswa selalu mengalami kesulitan

dan merasa bahwa katekese yang dibawanya kurang berhasil [Lampiran 2: (6)].

9. Hal-hal yang Mendukung Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis

Setelah merasakan beberapa hambatan yang dapat dikatakan sebagai

penghambat dalam melaksanakan katekese model Shared Christian Praxis, ternyata ada juga hal- hal yang dirasakan mendukung dalam pelaksanaan katekese

yakni adanya langkah- langkah dalam katekese SCP yang mempermudah proses

katekese. Persiapan yang telah dibuat dengan baik dan tema yang sesuai dengan

kebutuhan umat sanga t mendukung kegiatan karena membuat umat semangat

dalam mengikuti kegiatan. Pentingnya menguasai bahan, metode, dan sarana

ketika akan memberikan katekese karena itu akan sangat membantu proses

katekese agar berjalan dengan baik [Lampiran 2: (6)].

Partisipasi umat yang mau ikut terlibat dalam proses katekese Shared Christian Praxis dengan sharing sangat membantu kelancaran kagiatan katekese. Adanya sarana yang mendukung dan digunakan sehingga membuat proses

katekese menjadi menarik serta tidak membuat peserta menjadi bosan. Metode

katekese Shared Christian Praxis yang sangat kreatif, membuat semua peserta terlibat dan ambil bagian secara penuh dalam katekese, sehingga peserta merasa

(53)

32

10.Manfaat yang dirasakan dari Model Katekese Shared Christian Praxis

Mahasiswa IPPAK-USD banyak merasakan manfaat dari pelaksanaan

katekese model Shared Christian Praxis antara lain semakin merasa diperkaya dengan model- model katekese, dapat menggali makna Kitab Suci lebih dalam,

sangat mengena dengan situasi peserta, semakin terlatih untuk bisa

menghubungkan antara pesan Kitab Suci dengan pengalaman hidup sehari- hari,

umat semakin terbuka dalam mengkomunikasikan pengalaman imannya, khusus

bagi seorang fasilitator merasa tertentang untuk terus- menerus belajar dan

mengembangkan diri [Lampiran 2: (5)].

C. Rangkuman Permasalahan

Setelah membaca secara keseluruhan isi wawancara tertulis mahasiswa

IPPAK-USD dapat dirangkum beberapa permasalahan-permasalahan sehubungan

dalam keterlibatan mahasiswa IPPAK-USD dalam hidup menggereja, dan

Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis.

1. Permasalahan-permasalahan Pokok dalam Keterlibatan Hidup Menggereja

Kegiatan-kegiatan hidup menggereja di dalam dan luar kampus

IPPAK-USD sangat banyak, dan sangat membutuhkan keterlibatan mahasiswa. Pada

kenyataannya, banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya terlibat. Jika dilihat

dari letak tempat tinggal yang dekat dengan kampus, Gereja, dan lingkungan

masyarakat, serta dengan latar belakang budaya yang beranekaragam, tidak

(54)

33

berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Banyak diantara mahasiswa IPPAK-USD

yang belum menyadari sungguh pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja,

baik di lingkungan kampus, Gereja, dan masyarakat. Berbagai macam alasan yang

dijadikan sebagai hambatan dalam memupuk rasa keterlibatan [Lampiran 2: (8)].

2. Permasalahan-permasalahan Pokok dalam Pelaksanaan Katekese Shared Christian Praxis

Setiap mahasiswa IPPAK-USD semester V keatas sudah mengenal dan

sedikit menguasai katekese Shared Christian Praxis. Harapannya, selain hanya melaksanakan katekese Shared Christian Praxis dalam praktek, diharapkan juga katekese dilaksanakan bersama umat di lingkungan ketika ada suatu kegiatan

misalnya bulan Kitab Suci, Bulan Maria.

Pada kenyataan yang terjadi, pelaksanaan katekese hanya dilaksanakan oleh

mahasiswa ketika mendapat tugas praktek dari kampus dan ketika melaksanakan

KBP. Para mahasiswa belum memiliki kesadaran secara penuh untuk memberikan

katekese tanpa diminta. Katekese juga dilaksanakan hanya pada masa Adven dan

Prapaskah saja [Lampiran 2: (5)].

Dalam pelaksanaan katekese Shared Christian praxis yang dilaksanakan oleh mahasiswa IPPAK-USD, ada beberapa permasalahan yang terjadi

sehubungan dengan peserta, fasilitator, sarana, metode, dan suasana.

Peserta katekese yang didampingi oleh mahasiswa IPPAK-USD hanya

seputar orang tua, dan mudika. Mahasiswa IPPAK-USD yang sudah mendapatkan

(55)

34

sesama mahasiswa, baik dalam kalangan mahasiswa IPPAK-USD maupun

mahasiswa dari universitas lain. Kegiatan semacam ini sangat baik bagi

perkembangan iman, melatih mahasiswa IPPAK-USD agar semakin terbiasa

dalam berkatekse, dan memupuk rasa persaudaraan diantara mahasiswa itu sendiri

[Lampiran 2: (9)].

Setiap mahasiswa IPPAK-USD yang telah menjalani PPL PAK Paroki

pernah menjadi fasilitator di tengah-tengah umat. Dalam pelaksanaan katekese

tidak selamanya dapat berjalan baik seperti yang telah direncanakan, hal ini

dikarenakan kesiapan dari fasilitator sendiri yang kadangkala kurang

mempersiapkan diri ketika akan berkatekese, sehingga tidak menutup

kemungkinan kadang dalam pelaksanaan terlihat kurang siap, malu- malu, ragu

dan sangat bingung jika harus menghadapi umat yang bermasalah [Lampiran 2:

(6)].

Metode dan sarana yang digunakan oleh mahasiswa IPPAK dalam

berkatekese masih menoton yaitu kebanyakan hanya menggunakan metode

sharing dan diskusi kelompok. Sarana

Referensi

Dokumen terkait

Peserta yang berbadan Usaha harus memiliki Surat Izin Usaha (SIUP) Non Kecil/menengah yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan bergerak pada bidang/sub bidang bibit

Kondisi peternakan di Indonesia saat ini sedang mengalami masalah karena maraknya virus avian influenza (AI) dan penyakit anthrax. Adanya kasus ini secara tidak langsung

• Anestesi dan Perawatan Intensif: meliputi pokok bahasan tentang resusitasi, anaestesia dan analgesia, manajemen kasus kegawatdaruratan di rumah sakit • Ilmu Penyakit Kulit

Saya diminta untuk berbagi pengalaman mengenai topik “Perjuangan Masyarakat Hukum Adat untuk Mendapatkan Pengakuan Pemerintah Daerah: Pembelajaran dari Proses

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur konduktivitas dan resistivitas air laut adalah dengan melakukan pengukuran secara tidak langsung yakni dengan

Konsentrasi merkuri yang tinggi dalam conto tailing pada umumnya disebabkan oleh proses amalgamasi yang tidak sempurna. Dari uji coba yang dilakukan di daerah Cineam

(5) RKA-SKPD yang telah disempurnakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihimpun oleh PPKD dan selanjutnya disampaikan oleh Bupati kepada DPRD untuk

Maka dari itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan taraf