• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLAWANAN RADEN ADIPATI COKRONEGORO TERHADAP PASUKAN PANGERAN DIPONEGORO DI BAGELEN ( ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLAWANAN RADEN ADIPATI COKRONEGORO TERHADAP PASUKAN PANGERAN DIPONEGORO DI BAGELEN ( ) SKRIPSI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERLAWANAN RADEN ADIPATI COKRONEGORO TERHADAP PASUKAN PANGERAN DIPONEGORO

DI BAGELEN (1825-1830)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUSAFIRUL HUDA 08406241020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al Mujaadilah, 58:11)

“Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita bisa mengerti tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah.”

(Soe Hok Gie)

“Kalau cuma bicara mimpi, kita tak akan bisa melihat kenyataan.” (Conan Edogawa)

“Don’t walk, run.” (Running Man)

“Karena kita yang menciptakan sejarah, bukan dia atau mereka.” (www.kolonimusafir.blogspot.com)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Tanpa sedikitpun mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT, yang telah memberiku karunia yang tak terhingga, skripsi ini kupersembahkan untuk.

 Kedua orang tuaku. Ibu Sumidah dan Bapak Amat Wakhidi. Atas limpahan doa, keikhlasan, semangat, kerja keras, dan pengorbananmu.

 Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial

Ku bingkiskan skripsi ini untuk:

 Adikku Amirul Hidayat, meskipun aku terlihat selalu mengaturmu, yakinlah itu akan berguna di masa depanmu.

 Seluruh keluarga besar alm. Wignyo Sudarmo di Purworejo dan keluarga besar alm. Madreja di Kebumen.

(7)

vii

PERLAWANAN RADEN ADIPATI COKRONEGORO TERHADAP PASUKAN PANGERAN DIPONEGORO DI BAGELEN (1825-1830)

Oleh Musafirul Huda NIM 08406241020

ABSTRAK

Beragam kontroversi dalam keterlibatan Raden Adipati Cokronegoro dalam Perang Diponegoro menjadi sebuah kajian yang bernilai historis. Keputusannya untuk menjadi senopati perang pasukan Kasunanan Surakarta dalam melawan pasukan Diponegoro memang mendapat banyak pertentangan. Penulisan ini bertujuan untuk (1) memberikan gambaran kondisi Bagelen pada masa Perang Diponegoro, (2) menjelaskan perlawanan Raden Adipati Cokronegoro terhadap pasukan Pangeran Diponegoro di Bagelen dan (3) menjelaskan eksistensi Raden Adipati Cokronegoro pasca Perang Diponegoro di Bagelen.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis analitis menurut Nugroho Notosusanto. Tahap-tahap dalam penulisan sejarah, meliputi pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), analisis sumber (interpretasi), serta penulisan sejarah (historiografi). Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan politik, ekonomi, sosial, dan militer yang ditulis secara deskriptif analitis.

Hasil dari penulisan ini menunjukkan kondisi Bagelen mengalami perubahan yang signifikan sejak Perjanjian Giyanti dan berjalannya Perang Diponegoro. (1) Perjanjian Giyanti membagi Bagelen menjadi dua wilayah yang tidak jelas batasnya antara milik Kasunanan dan Kasultanan. Perang Diponegoro semakin membuat Bagelen menjadi daerah peperangan yang susunan pemerintahan dan kemasyarakatan menjadi kacau. (2) Perlawanan Raden Adipati Cokronegoro dipengaruhi beberapa faktor antara lain: keterlibatan Kasunanan Surakarta, Plan de Campagne Jenderal de Kock, infiltrasi pasukan Diponegoro di Bagelen, kebutuhan akan konsolidasi perlawanan lokal, dan persaingan tunggal guru. Perlawanan ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode konsolidasi dan periode komando. Periode konsolidasi berlangsung sejak kedatangan Cokronegoro ke Bagelen sampai kembalinya Pangeran Kusumayuda ke Surakarta, sedangkan periode komando ditandai dengan naiknya Cokronegoro sebagai pemimpin seluruh pasukan Surakarta di Bagelen sampai berakhirnya Perang Diponegoro. (3) Eksistensi Cokronegoro pasca Perang Diponegoro di Bagelen yaitu setelah diserahkannya daerah Bagelen kepada Hindia Belanda sebagai kompensasi perang maka Cokronegoro diangkat menjadi Bupati Brengkelan atas jasanya membantu memadamkan pemberontakan Diponegoro. Bagelen menjadi sebuah Karesidenan dan Cokronegoro melakukan banyak perubahan dalam mewujudkan pembangunan di Brengkelan yang menjadi ibukota Karesidenan Bagelen.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat karunia serta hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam dari seluruh semesta semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Rasulullah SAW beserta sahabat-sahabatnya. Penulis menyadari bahwa karya sederhana yang diperuntukkan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta ini dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., selaku Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan berbagai kemudahan kepada penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi.

3. Ibu Terry Irenewaty, M.Hum., selaku Wakil Dekan III FIS UNY sekaligus sebagai ketua penguji yang telah memberikan motivasi serta bimbingannya selama ini.

4. Bapak M. Nur Rokhman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi serta nasehat kepada penulis.

(9)

ix

5. Dr. Aman, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang tidak pernah lelah memberikan arahan dan masukan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah mencurahkan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Ibunda dan Ayahanda tercinta, tidak ada satupun kalimat yang mampu menggambarkan betapa besar jasa beliau berdua bagi penulis.

8. Adikku Amirul Hidayat dan seluruh keluarga besar Wignyo Sudarmo dan Madreja, terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

9. Semua Staf Perpustakaan UPT UNY, Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial UNY, Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Perpustakaan Kolose ST. Ignatius, Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, terimakasih banyak atas pelayanan dan bantuannya kepada penulis sehingga sumber kajian dapat penulis peroleh. 10. Teman sekaligus mentor, Afeb, Estu, dan teh Nisa, terima kasih atas waktu,

tenaga, dan bimbingan atas hal-hal sepele yang terus penulis tanyakan.

11. Seluruh Mahasiswa Pendidikan Sejarah 2008 R, Dhira, Tita, Hengky, Yermia, Panji, M. Bagus, Henry, Fina, Fitri, Wiji, Duwi, Eko, Franky, Burhan, Siti, Ferdi, Widya, Ernila, Reno, Inggit, Rieska, Yovi, Desi, Waidkha, Wahyu S, Zeni, Bagus Bayu, Jihad, Yayuk, Risty, Eka, Aditya, Wahyu P, Asep, Fredita, Alim, Jupri (semoga tidak ada yang terlewatkan). Terimakasih atas persahabatan yang telah terjalin selama ini dan semoga

(10)

x

tidak akan pernah terputus. Kebersamaan dengan kalian adalah sebuah anugrah yang tidak ternilai apapun.

12. Teman-teman KKN-PPL SMAN 2 Wates, terimakasih atas kerjasama yang singkat namun memiliki kesan mendalam bagi penulis.

13. Teman-teman Kost “Otak Udang F2 Klebengan” sekaligus Gramitor FC, Ardi, Iyas, Ari, Guntar, Hilmi, Abid, Isa, Mas Djambrong, Angga, Yos, Gombong, mas Parno, dan Ibe, terima kasih sudah memberikan sebuah bentuk persaudaraan dan kebersamaan terbaik selama ini, waktu mungkin berganti, tetapi kalian selalu di hati.

14. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dan memperlancar jalannya penelitian dari awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan menjadi karya yang bermanfaat.

Yogyakarta, Juli 2012

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR ISTILAH ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kajian Pustaka ... 9

F. Historiografi yang Relevan ... 15

G. Metode Penelitian ... 17

(12)

xii

I. Sistematika Penulisan ... 23

BAB II KEADAAN BAGELEN PADA MASA PERANG DIPONEGORO .. 25

A. Sekilas Keadaan Geografis Bagelen ... 25

B. Aspek Historis Bagelen ... 27

1. Bagelen Pra Perjanjian Giyanti ... 27

2. Bagelen Pasca Perjanjian Giyanti ... 30

C. Aspek Sosio Kultural ... 33

BAB III ASAL USUL DAN LATAR BELAKANG PERLAWANAN RADEN ADIPATI COKRONEGORO TERHADAP PASUKAN PANGERAN DIPONEGORO DI BAGELEN ... 39

A. Asal Usul Raden Adipati Cokronegoro ... 39

B. Latar Belakang Perlawanan Raden Adipati Cokronegoro terhadap Pasukan Pangeran Diponegoro di Bagelen. ... 42

1. Keterlibatan Kasunanan Surakarta ... 44

2. Plan de Campagne Jenderal De Kock ... 45

3. Infiltrasi Pasukan Diponegoro di Bagelen ... 47

4. Kebutuhan akan Konsolidasi Perlawanan Lokal ... 48

5. Persaingan Tunggal Guru ... 51

BAB IV PERIODE PERLAWANAN RADEN ADIPATI COKRONEGORO TERHADAP PASUKAN PANGERAN DIPONEGORO DI BAGELEN ... 54

A. Periode Konsolidasi (23 Agustus 1825-Desember 1828)... 54

(13)

xiii

2. Konsepsi Benteng Stelsel di Bagelen ... 56

3. Rencana Operasi 1828 di Bagelen ... 61

4. Cokronegoro diangkat sebagai Tumenggung Brengkelan ... 63

B. Periode Komando (6 Januari 1829-9 Juni 1830)... 65

1. Kembalinya Pangeran Kusumayuda ke Surakarta ... 65

2. Rencana Operasi 1829 di Bagelen ... 67

3. Terbunuhnya Pangeran Bei dan Naiknya Pamor Cokronegoro 69 4. Akhir Perang Diponegoro di Bagelen ... 72

BAB V EKSISTENSI RADEN ADIPATI COKRONEGORO PASCA PERANG DIPONEGORO DI BAGELEN ... 77

A. Pendelegasian Kekuasaan di Bagelen ... 77

1. Pengangkatan Cokronegoro sebagai Bupati Brengkelan ... 77

2. Hubungan Cokronegoro dengan Kasunanan Surakarta dan Pemerintah Hindia Belanda ... 81

B. Masa Pemerintahan Cokronegoro sebagai Bupati Brengkelan ... 86

1. Perubahan Nama Brengkelan menjadi Purworejo ... 87

2. Perbaikan Ekonomi Bagelen pasca Perang Diponegoro ... 88

3. Pembangunan Brengkelan sebagai Ibukota Karesidenan Bagelen ... 90

BAB VI KESIMPULAN ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Pembagian Wilayah Jawa Tahun 1811 ... 102

2. Peta tempat Kelahiran Raden Adipati Cokronegoro ... 103

3. Sistem Tanah Jabatan dan Pembagian Kekuasaan Tradisional di Jawa ... 104

4. Pembagian Wilayah Kasultanan dan Kasunanan di Bagelen ... 105

5. Peta Daerah Pertempuran Di Bagelen ... 106

6. Peta Ofensif Belanda di Bagelen. ... 107

7. Rute Perjalanan Diponegoro di Bagelen ... 108

8. Rencana Operasi 1827 ... 109

9. Rencana Operasi 1829 ... 110

10. Daftar Benteng yang dibangun Pada Perang Diponegoro ... 111

11. Daftar Lokasi Benteng di Bagelen ... 113

(15)

xv

DAFTAR ISTILAH

Adipati : Pemimpin sebuah wilayah dalam birokrasi Jawa, setingkat dengan bupati sekarang.

Alibasah : Pangkat atau jabatan tertinggi prajurit pada pasukan Diponegoro, setara dengan komandan divisi.

Barisan : Pasukan pribumi.

Basah : Jabatan prajurit pada pasukan Diponegoro, setingkat dengan komandan brigade.

Bekel : Kepala desa sekaligus pemungut pajak, sering disamakan dengan demang.

Cacah : Dikenal juga dengan sebutan bau, satuan ukuran seluas kurang lebih 8.000 meter.

Gowong : Abdi dalem keraton yang bertugas mencari kayu dan membuat kerangka rumah.

Gunung : Priyayi penerima tanah lungguh

Jayengsekar : Barisan pembantu yang berasal dari beberapa karesidenan dipantai utara pulau Jawa, dikenal juga sebagai barisan pengawal bupati.

Kenthol : Gelar bangsawan tingkat rendah, sering dipergunakan untuk orang- orang terkemuka di luar lingkungan raja, yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan raja.

Kolone : Kesatuan tempur yang terdiri atas komponen tempur, bantuan tempur

dan logistik, yang berkekuatan 500 orang personel. Lungguh : Tanah jabatan/ apanage.

Perdikan : Daerah yang dibebaskan dari pajak.

Referensi

Dokumen terkait

betle dapat berfungsi sebagai antibakteri dan antiinflamasi yang merupakan penyebab dari penyakit gingivitis akut ( ANUG ) dengan symptoms lymphadenopathy atau

shape with a spectral index of 2.21 ± 0.21 is consistent with values previously reported by other collaborations. It will be interesting to compare these values with future

5.4 Bank tidak akan, di bawah sebarang keadaan, dipertanggungjawabkan untuk apa-apa kerugian atau ganti rugi yang dialami atau ditanggung oleh Pelanggan CIMB@Work

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data sekunder berupa data pasien rawat inap triple negative breast cancer di Bagian Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum

Terminal Automation System (TAS) didefinisikan sebagai sistem otomasi yang menggabungkan proses bisnis dengan pengoperasian yang didukung oleh peralatan instrumentasi di lapangan,

Berdasarkan hasil dan pembahasan tulisan ini, dapat di simpulkan bahwa wilayah Jazirah Arab memiliki wilayah yang dikelilingi oleh peradaban-peradaban yang besar

Dua komponen kemampuan: intelektual (kreatifitas merancang) serta ketrampilan (mempresentasikan ide melalui gambar atau maket) perlu dikuasai untuk menghasilkan