• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kerangka pikir yang akan dijabarkan berikut ini, untuk dijadikan acuan dalam setiap tahapan yang akan dilakukan.

3.1 Kerangka Pikir

Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan untuk menyediakan informasi kepada para penggunanya dan memberi gambaran mengenai kondisi dan hasil kegiatan operasi perusahaan pada periode tertentu. Akan tetapi laporan keuangan bersifat historis karena menyajikan informasi yang terjadi di masa lalu yang menimbulkan kesenjangan informasi. Untuk mengatasinya perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan agar dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Salah satu analisis laporan keuangan adalah analisis rasio yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti untuk memprediksi pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi di masa depan.

Penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba/rugi perusahaan masih dibutuhkan. Oleh karena itu penulis mencoba memahami pertumbuhan rasio-rasio keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange dengan mengamati data-data keuangan selama tahun

(2)

2005-2

2006. Analisis yang digunakan untuk menguji hubungan pertumbuhan rasio keuangan dengan prediksi pertumbuhan laba/rugi untuk satu dan dua tahun mendatang adalah dengan menggunakan analisis regresi, dimana analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh pertumbuhan rasio keuangan pada tingkat individual terhadap pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi perusahaan manufaktur untuk periode satu tahun mendatang. Dari analisis tersebut penulis akan mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi perusahaan-perusahaan tersebut.

Secara deskriptif, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari gambar dibawah berikut ini:

(3)

3 Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian

(4)

4

3.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data digunakan beberapa teknik, yaitu: a. Studi kepustakaan.

Penulis mencari data yang bersifat teoritis berdasarkan literatur-literatur ilmiah, catatan-catatan selama kuliah, dan buku-buku tentang teori serta hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b. Dokumentasi.

Penulis mengumpulkan data berdasarkan dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari arsip yang tersedia di Indonesia Stock Exchange mengenai laporan keuangan perusahaan manufaktur.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:13), variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdapat dalam buku Financial Accounting karangan Jane L. Reimers (2007:625) dengan pengecualian untuk rasio quick ratio, Times Interest Earned Ratio, account

(5)

5

receivable ratio, return on assets, return on equity, gross profit ratio, profit margin ratio, earnings per share, dan price-earnings ratio, yang dikarenakan untuk menghindari penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik, sedangkan working capital menghasilkan nilai dalam bentuk nominal. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, serta pertumbuhan laba dan rugi perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel.

Alat ukur yang digunakan antara lain:

KELOMPOK RASIO RASIO

1. Liquidity • Current Ratio (Liq1)

Inventory Turnover Ratio (Liq2)

Current Cash Debt Coverage Ratio (Liq3) 2. Solvency • Debt to Equity ratio (Sol1)

Cashflow Adequacy Ratio (Sol2) 3. Profitability • Assets Turnover ratio (Pro1)

Current ratio (Liq1) : Yaitu rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Inventory turnover ratio (Liq2) : Yaitu rasio harga pokok penjualan terhadap

persediaan.

Current Cash Debt Coverage Ratio (Liq3) : Yaitu rasio kas yang didapat dari aktifitas operasional terhadap kwajiban lancar.

Debt-to-equity ratio (Sol1) : Yaitu rasio total kewajiban terhadap total modal atau ekuitas.

(6)

6

Cashflow Adequacy Ratio (Sol2) : Yaitu rasio kas yang didapat dari aktifitas operasional terhadap kas yang dibutuhkan untuk aktifitas investment.

Assets turnover ratio (Pro1) : Yaitu rasio penjualan terhadap total aktiva. Sedangkan untuk pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi dihitung dengan cara yaitu:

• Untuk pertumbuhan laba tahun n dihitung dari selisih laba antara tahun n dengan laba tahun n-1 dibagi dengan laba tahun n.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pertumbuhan rasio keuangan yang menggambarkan ukuran dari kinerja suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dibandingkan dengan periode sebelumnya. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Liquidity

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Yang termasuk ke dalam rasio ini adalah:

a. Current ratio.

Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang menunjukkan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Rasio ini juga dapat

(7)

7

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang dapat dihitung dengan cara:

Current ratio = Aktiva lancar Kewajiban lancar b. Inventory turnover ratio

Rasio ini mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu. Rasio ini dihitung dengan cara: Inventory turnover ratio = Harga pokok penjualan

Persediaan c. Current cash debt coverage ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang dibutuhkan untuk membayar kwajiban lancarnya dari aktifitas operasional. Rasio ini dihitung dengan cara:

Current cash debt

coverage ratio =

Kas dari aktifitas operasional Kwajiban lancar 2. Solvency

Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, serta kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dalam jangka panjang. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan tersebut adalah:

(8)

8 a. Debt to equity ratio.

Rasio ini dapat memberi gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang. Rasio ini dihitung dengan cara: Debt to equity ratio = Total kewajiban

Total modal (ekuitas) b. Cashflow adequacy ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dibutuhkan untuk aktifitas investment. Rasio ini dihitung dengan cara:

Cashflow adequacy ratio =

Kas dari aktifitas operasional Kas diperlukan aktifitas

investment 3. Profitability.

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas operasional atau pendapatan perusahaan. Rasio-rasio yang termasuk dalam assets management ratio adalah:

a. Assets turnover ratio.

Assets turnover ratio atau rasio perputaran total aktiva mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

(9)

9

Assets turnover ratio = Penjualan Total aktiva

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, pertumbuhan laba dan rugi. Pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi merupakan ukuran meningkat atau menurunnya laba/rugi perusahaan relatif pada suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Indikator pertumbuhan laba/rugi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba/rugi sebelum pajak. Penggunaan laba/rugi sebelum pajak (earning before tax) sebagai indikator pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi dikarenakan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis. Pertumbuhan laba dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ΔY = (Yt – Yt-n) Yt-n Dimana:

ΔY = pertumbuhan laba/rugi. t = periode laba.

(10)

10

3.5 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu hipotesa mengenai apakah ada pengaruh dan hubungan yang signifikan antara pertumbuhan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba perusahaan. Oleh karena itu, dapat dirumuskan suatu hipotesa sebagai berikut:

a. Hipotesis untuk menguji apakah terdapat hubungan antara variable bebas dan variable terikat

a. Terdapat hubungan antara current ratio dengan pertumbuhan laba

b. Terdapat hubungan antara inventory turnover ratio dengan pertumbuhan laba

c. Terdapat hubungan antara Current cash debt coverage ratio dengan pertumbuhan laba

d. Terdapat hubungan antara debt to equity ratio dengan pertumbuhan laba

e. Terdapat hubungan antara cashflow adequacy ratio dengan pertumbuhan laba

f. Terdapat hubungan antara assets turnover ratio dengan pertumbuhan laba

g. Terdapat hubungan antara current ratio dengan pertumbuhan rugi

(11)

11

h. Terdapat hubungan antara inventory turnover ratio dengan pertumbuhan rugi

i. Terdapat hubungan antara Current cash debt coverage ratio dengan pertumbuhan rugi

j. Terdapat hubungan antara debt to equity ratio dengan pertumbuhan rugi

k. Terdapat hubungan antara cashflow adequacy ratio dengan pertumbuhan rugi

l. Terdapat hubungan antara assets turnover ratio dengan pertumbuhan rugi

m. Terdapat hubungan antara current ratio dengan pertumbuhan laba dan rugi

n. Terdapat hubungan antara inventory turnover ratio dengan pertumbuhan laba dan rugi

o. Terdapat hubungan antara Current cash debt coverage ratio dengan pertumbuhan laba dan rugi

p. Terdapat hubungan antara debt to equity ratio dengan pertumbuhan laba dan rugi

q. Terdapat hubungan antara cashflow adequacy ratio dengan pertumbuhan laba dan rugi

r. Terdapat hubungan antara assets turnover ratio dengan pertumbuhan laba dan rugi

(12)

12

b. Hipotesis untuk menguji apakah terdapat pengaruh dari keseluruhan variable independen secara serentak terhadap variable dependen.

a. Terdapat pengaruh dari seluruh variabel indepeden secara bersama-sama terhadap pertumbuhan laba.

b. Terdapat pengaruh dari seluruh variabel indepeden secara bersama-sama terhadap pertumbuhan rugi.

c. Terdapat pengaruh dari seluruh variabel indepeden secara bersama-sama terhadap pertumbuhan laba dan rugi.

3.6 Pengujian Hipotesis Penelitian

Data-data yang telah dikumpulkan untuk tujuan penelitian ini kemudian dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data yang berupa data mentah (raw data) yang berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan sampel dari tahun 2005 sampai tahun 2006.

2. Sesuai dengan operasionalisasi variabel, maka menghitung pertumbuhan laba, pertumbuhan rugi, dan pertumbuhan laba dan rugi menggunakan laba/rugi sebelum pajak selama satu tahun yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pertumbuhan laba/rugi tahun n = (EBT n – EBT n-1)

EBT n-1

3. Menghitung rasio-rasio keuangan selama dua tahun (2005 dan 2006). Rasio-rasio yang dimasukkan dalam penelitian adalah:

(13)

13

Current ratio (LIQ1) = aktiva lancar / kwajiban lancar.

Inventory turnover ratio (LIQ2) = harga pokok penjualan / persediaan. • Current cash debt coverage ratio (LIQ3) = kas dari aktifitas operasional /

kwajiban lancar.

Debt to equity ratio (SOL1) = total kwajiban / total modal.

Cashflow adequacy ratio (SOL2) = kas dari aktifitas operasional / kas diperlukan aktifitas investment.

Assets turnover ratio (PRO1) = penjualan / total aktiva.

4. Setelah menghitung rasio-rasio keuangan tersebut, dilakukan uji data outlier. Hal ini perlu dilakukan untuk mendeteksi data-data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lainnya.

5. Setelah memperoleh data yang tidak mengandung outlier, kemudian dilakukan uji statistik pertama kali dengan menguji apakah terdapat penyimpangan asumsi model klasik yaitu dengan pengujian multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi.

• Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melakukan regresi antar setiap variabel bebas. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak korelasi yang signifikan antar dua atau lebih variabel independen, pengujian ini menggunakan metode Pearson correlation.

• Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melakukan uji White-Test. Jika X² (Obs*R²) < 0.05, maka mengandung heterokedastisitas.

(14)

14

• Pengujian apakah ada autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson. Jika nilai D-W berada di antara du dan 4-dl berada tidak ada autokorelasi. Jika nilai D-W lebih kecil dari dl berarti ada autokorelas1 positif dan jika lebih besar dari 4-du berarti ada korelasi negatif.

6. Pengujian dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) berdasarkan pada analisis terhadap hubungan antara dua atau lebih variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen yang dapat digambarkan pada suatu bentuk hubungan fungsional sebagai berikut:

Y = f(X1,X2,...,Xn)

Dimana:

Y = Variabel dependen yaitu pertumbuhan laba/rugi.

X1,X2,...,Xn = Variabel independen. Dalam kaitannya dengan

penelitian ini adalah rasio keuangan

Dalam analisis regresi berganda hubungan variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan sebab akibat. Oleh karena itu diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1+b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ε

Dimana:

Y = Nilai estimasi ΔY pertumbuhan laba/rugi.

a = Nilai Y perpotongan antara garis linear dengan vertikalY. X1,X2,...,Xn = Nilai variabel independen yaitu rasio keuangan.

(15)

15

b1,b2,...,bn = Slope (kemiringan kurva linear) yang berhubungan dengan

variabel X1,X2,...,Xn

ε = Error

Setelah melakukan uji statistik dengan menggunakan analisis regresi berganda, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba/rugi, dapat disimpulkan dari:

• Koefisien determinasi (nilai R²) yang signifikan atau semakin mendekati 1. Nilai ini mencerminkan pengaruh seluruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen.

• Koefisisen variasi (nilai F) yang signifikan. Nilai F mencerminkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap perubahan variabel dependen.

• Koefisien uji parsial (nilai t) yang signifikan. Nilai t mencerminkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap perubahan variabel dependen.

7. Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan apakah ada pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba perusahaan sampel untuk satu tahun ke depan.

(16)

16

3.7 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2005 ke 2006 yang terdaftar di Jakarta Stock Exchange.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah membentuk batin seseorang manusia. Membentuk

Terkait dengan kewenangan notaris dalam pembuatan akta sebagaimana dalam putusan pengadilan mahkamah agung No 3124 K/ Pdt/ 2013, melalui putusannya, hakim menyatakan batal dan

Yang membedakan antara lava asal dari Gunung api Merbabu dengan lava asal Gunung api Telomoyo adalah komposisi mineralnya; lava Gunung api Telomoyo dicirikan oleh warna

Bintang Lima Citra Cemerlang tersedia Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, dan telah sesuai dengan dokumen PEB dan dokumen

terhadap sengketa pajak penghasilan, Return on Asset (ROA) tidak terbukti berpengaruh negatif secara signifikan terhadap sengketa pajak penghasilan, Sales growth terbukti

Jika dikaitkan dengan jam tidur responden, jam tidur responden divisi warehouse dapat dikatakan kurang cukup ideal, karena beberapa responden jam tidurnya &lt; 7

Brand Trust Saya percaya Produk starbucks mampu memenuhi ekspetasi kosumen di masa covid 19 (Arslan, 2013) Produk starbucks mampu memberikan rasa aman dari segi

Mengenai praktik gala umong (gadai sawah) yang selama ini dilakukan oleh masyarakat di Desa Meusale Lhok antara penggadai (rahin) dan penerima gadai (murtahin) harus