• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggungjawab Underwriter (Penjamin Emisi Efek) Terhadap Surat Hutang yang Tidak Dibayar Pada Saat Jatuh Tempo (Studi Kasus Atas Surat Hutang yang Diterbitkan oleh Indah Kiat International Finance B. V.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tanggungjawab Underwriter (Penjamin Emisi Efek) Terhadap Surat Hutang yang Tidak Dibayar Pada Saat Jatuh Tempo (Studi Kasus Atas Surat Hutang yang Diterbitkan oleh Indah Kiat International Finance B. V.)"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNGJAWAB

UNDERWRITER

(PENJAMIN EMISI EFEK)

TERHADAP SURAT HUTANG YANG TIDAK DIBAYAR

PADA SAAT JATUH TEMPO

(STUDI KASUS ATAS SURAT HUTANG YANG DITERBITKAN

OLEH INDAH KIAT INTERNATIONAL FINANCE B. V.)

TESIS

Oleh :

MULDRI P. J. PASARIBU

087005119/ HK

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

TANGGUNGJAWAB

UNDERWRITER

(PENJAMIN EMISI EFEK)

TERHADAP SURAT HUTANG YANG TIDAK DIBAYAR

PADA SAAT JATUH TEMPO

(STUDI KASUS ATAS SURAT HUTANG YANG DITERBITKAN

OLEH INDAH KIAT INTERNATIONAL FINANCE B. V.)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum Dalam Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

MULDRI P. J. PASARIBU

087005119/ HK

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : TANGGUNGJAWAB UNDERWRITER (PENJAMIN EMISI EFEK) TERHADAP SURAT HUTANG YANG TIDAK DIBAYAR PADA SAAT JATUH TEMPO (STUDI KASUS ATAS SURAT HUTANG YANG

DITERBITKAN OLEH INDAH KIAT

INTERNATIONAL FINANCE B. V.) Nama Mahasiswa : Muldri P. J. Pasaribu

Nomor Pokok : 087005119

Program Studi : Magister Ilmu Hukum

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., MH.) K e t u a

(Prof. Dr. Sunarmi, SH., M.Hum) (Dr. T. Keizerina Devi A., SH., CN., M.Hum)

A n g g o t a A n g g o t a

Ketua Program Studi Ilmu Hukum, Dekan,

Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH. NIP.19620713 198803 1003

Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum NIP. 19561110 198503 1022

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 03 Januari 2012

.

PANITIA UJIAN TESIS

KETUA : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., MH Prof. Dr. Sunarmi, SH., M.Hum

Dr.T. Keizerina Devi A., SH, CN, M.Hum Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH

(5)

ABSTRAK

Keterlibatan underwriter (penjamin emisi efek) bagi perusahaan yang melakukan penerbitan efek sangat dominan. Underwriter merupakan pihak yang pertama kali diundang dalam rapat-rapat yang membicarakan rencana suatu perusahaan untuk melakukan penawaran umum atau go publik. Underwriter sebagai arranger berusaha sedapat mungkin agar penerbitan obligasi berjalan dengan lancar dan emiten mendapatkan dana yang dibutuhkan. Hak dan kewajiban emiten dan underwriter kemudian dituangkan dalam underwriting agreement (perjanjian penjaminan emisi).

Permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah mengenai peran underwriter dalam prosedur penerbitan obligasi, tanggungjawab underwriter menurut underwriting agreement dan bagaimana tanggungjawab underwriter bila terjadi gagal bayar (default). Sebagai studi kasus, tesis ini meneliti tentang Surat Hutang yang diterbitkan Indah Kiat International Finance B.V.

Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitian hukum normatif yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif analitis berupa penggambaran, penelaahan dan penjelasan terhadap tanggungjawab underwriter (penjamin emisi ) sebagai penjual surat hutang yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo, kemudian akan dihubungkan dengan kasus atas surat hutang yang dikeluarkan oleh Indah Kiat International Finance B.V.

Underwriter dalam melakukan tugasnya mempersiapkan emiten menerbitkan efek sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh emiten. Apabila dikemudian hari ternyata informasi yang disampaikan underwriter kepada investor terbukti menyesatkan atau underwriter tidak menyampaikan informasi yang benar tentang fakta materiil, maka underwriter akan dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundangan. Underwriter akan lolos dari sanksi apabila dapat membuktikan tidak terlibat dalam informasi yang tidak benar tentang fakta materiil tersebut. Oleh karena itu, underwriter harus berhati-hati dalam menerima dan menyampaikan informasi yang diterima dari emiten.

Gagal bayar (default) obligasi merupakan risiko yang paling sering terjadi, dimana emiten gagal/ lalai dalam memenuhi prestasinya membayar bunga dan pokok pinjaman kepada investor. Dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya melakukan penjaminan emisi, underwriter memberikan jaminan kepada para investor bahwa bunga beserta pokok pinjaman yang tertera pada obligasi akan dibayar pada saat jatuh tempo. Namun jika terjadi default tidaklah lantas membuat underwriter ikut bertanggungjawab melakukan pengembalian pinjaman pokok dan bunga. Bagian yang paling berisiko dalam pekerjaan underwriter adalah memberikan jaminan bahwa informasi yang diberikan oleh emiten tidak menyesatkan dan berdasarkan fakta materiil. Sebab jika terbukti dengan sengaja tidak mencantumkan atau tidak berdasarkan fakta materiil, underwriter dapat dikenakan pidana, bersama-sama dengan semua pihak yang menandatangani pernyataan pendaftaran, termasuk setiap direksi, kuasa hukum, akuntan dan penilai.

(6)

ABSTRACT

The involvement of the underwriter (the guarantor of the effect issuance) to a company which issues the effect is very dominant. An underwriter is the person who is firstly invited to the meetings which talk about a company’s program to conduct public issuane or go public. An underwriter as an arranger attempts as much as possible so that the issue of the obligation will run smoothly and the issuer can obtain the fund. The issuer’s and the underwriters’ right and obligation are embodied in the underwriting agreement (the agreement of the issuers guarantee).

The problems which would be discussed in this thesis were about the underwriters’ role in the procedure of issuing the obligation, the underwriters’ responsibility according the underwriting agreement, and the underwriter’s responsibility if there is a default. As a case study, the researcher analyzed the Debenture which was issued by Indah Kiat Internatioal Finance B.V.

The type of the research was judicial normative study which was referred to the legal norms found in the legal provisions and in the court’s verdicts. This research was categorized as a descriptive analytic study which was composed of description, analysis, and explanation on the responsibility of the underwriter (issuers’ guarantor) as the seller of the Debenture which was not paid in a due time which were related to the case of the Debenture which was issued by Indah Kiat International Finance B.V.

The underwriter, in doing his job in preparing the issuer to issue the effect, depends on the information given by the issuer. If the information given by the underwriter to the investor is proved to be false or, the underwriter does not give the right information about the material fact, he will have sanction imposed on him, based on the legal provisions. He can escape from the sanction if he can prove that he is not involved in the false information about the material fact. Therefore, he has to be careful in receiving and giving information which has been received by the issued.

The default of the obligation is a common risk where the issuer cannot pay back the interest and the main loan to the investor. In playing his role and responsibility in guaranteeing the issuance, the underwriter guarantees the investors the interest and the main loan written in the obligation which will be paid in a due time. However, if there is a default, the underwriter will not be responsible for paying back the main loan and the interest. The most risky job of the underwriter is guaranteeing that the information given by the issuer is not false but based on the material fact. If it can be proved later that the underwriter intentionally does not attach or is based on the material fact, he can have criminal sanction imposed on him, along with all parties who have signed the registration statement, including the directors, lawyers, accountants, and assessors.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada TUHAN Yang Maha

Pengasih, sebab hanya oleh kasih-Nya lah Penulis bisa menyelesaikan Tesis ini.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa dalam penulisan Tesis

ini masih banyak memiliki kekurangan maupun ketidaksempurnaan yang disebabkan

oleh keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu penulis tidak menutup diri

atas kritik dan saran yang membangun dan bermanfaat di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, untuk itu Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya atas segala sumbangsih dalam penyelesaian Tesis ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DTM&H., MSc.(CTM) SpA(K)., selaku

Rektor USU

2. Ibu Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum USU

3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH., selaku Ketua Program Magister Ilmu Hukum

Fakultas Hukum USU dan juga selaku Anggota Komisi Penguji

4. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH., selaku Ketua Komisi Pembimbing

dan Penguji

5. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, SH., M.Hum., selaku Anggota Komisi Pembimbing dan

Penguji

6. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A., SH., CN., M.Hum., selaku Anggota Komisi

(8)

7. Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum., selaku Anggota Komisi Penguji

8. Para Guru Besar dan Dosen yang telah ikhlas memberikan ilmunya dan membuka

cakrawala berpikir penulis yang akan sangat bermanfaat dalam menghadapi

tugas-tugas di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih yang

tak terhingga kepada Orangtua, Istri dan anak-anak tercinta atas segala kesabaran,

pengertian dan dukungan moril dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi

Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, rekan-rekan satu

angkatan serta semua pihak yang membantu penyelesaian Tesis ini, namun tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis juga berharap bahwa Tesis ini dapat memberikan kontribusi pemikiran

bagi semua pihak yang tertarik pada bidang pasar modal, dan semoga dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang underwriter. Semoga TUHAN Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai dan memberkati kita

semua, Amin.

Medan, Januari 2012

Penulis,

(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA DIRI

Nama : MULDRI P. J. PASARIBU

Tempat/ Tanggal Lahir : Sidikalang, 13 Januari 1973

Alamat : Jl. Darussalam/ Sejahtera No.20 Medan

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD St. Antonius Medan, tahun 1979 - 1985

2. SMP Putri Cahaya Medan, tahun 1985 - 1988

3. SMA St. Thomas 1 Medan, tahun 1988 - 1991

4. S-1 Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, tahun 1993 - 1998

III. KELUARGA

Ayah : H. Pasaribu, BrE.

Ibu : Tiolina Sianturi

Istri : Sri Nurhayati Siregar, SPd.

Anak : 1. Abner Pasaribu

2. Emily Debora

3. Cornelia Friska

IV. RIWAYAT PEKERJAAN

Staf Pengajar Kopertis Wilayah I NAD-Sumut dpk. Fakultas Hukum

(10)

DAFTAR ISI B. Peran Underwriter dalam Prosedur Penerbitan Surat Hutang ... 1. Prosedur Penerbitan Surat Hutang di Pasar Modal

Indonesia ... 2. Prosedur Penerbitan Surat Hutang Di Pasar Modal

Amerika Serikat ... B. Underwriting Agreement Sebagai Kontrak Bisnis …….

(11)

BAB IV :

BAB V :

C. Tanggung jawab undewriter menurut Underwriting

Agreement……….

1. Klausula Definisi……...………. 2. Klausula Transaksi …..……….. 3. Klausula Spesifik ………..………. 4. Klausula Ketentuan Umum ………...

TANGGUNG JAWAB UNDERWRITER SAAT

TERJADI DEFAULT ... A. Risiko Obligasi ... B. Default dalam Perjanjian Emisi Efek ………... C. Surat Hutang yang diterbitkan Indah Kiat International Finance B.V...

KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan ... B. Saran ...

99 99 102 104 106

124 124 128

132 153 153 155

(12)

ABSTRAK

Keterlibatan underwriter (penjamin emisi efek) bagi perusahaan yang melakukan penerbitan efek sangat dominan. Underwriter merupakan pihak yang pertama kali diundang dalam rapat-rapat yang membicarakan rencana suatu perusahaan untuk melakukan penawaran umum atau go publik. Underwriter sebagai arranger berusaha sedapat mungkin agar penerbitan obligasi berjalan dengan lancar dan emiten mendapatkan dana yang dibutuhkan. Hak dan kewajiban emiten dan underwriter kemudian dituangkan dalam underwriting agreement (perjanjian penjaminan emisi).

Permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah mengenai peran underwriter dalam prosedur penerbitan obligasi, tanggungjawab underwriter menurut underwriting agreement dan bagaimana tanggungjawab underwriter bila terjadi gagal bayar (default). Sebagai studi kasus, tesis ini meneliti tentang Surat Hutang yang diterbitkan Indah Kiat International Finance B.V.

Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitian hukum normatif yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif analitis berupa penggambaran, penelaahan dan penjelasan terhadap tanggungjawab underwriter (penjamin emisi ) sebagai penjual surat hutang yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo, kemudian akan dihubungkan dengan kasus atas surat hutang yang dikeluarkan oleh Indah Kiat International Finance B.V.

Underwriter dalam melakukan tugasnya mempersiapkan emiten menerbitkan efek sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh emiten. Apabila dikemudian hari ternyata informasi yang disampaikan underwriter kepada investor terbukti menyesatkan atau underwriter tidak menyampaikan informasi yang benar tentang fakta materiil, maka underwriter akan dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundangan. Underwriter akan lolos dari sanksi apabila dapat membuktikan tidak terlibat dalam informasi yang tidak benar tentang fakta materiil tersebut. Oleh karena itu, underwriter harus berhati-hati dalam menerima dan menyampaikan informasi yang diterima dari emiten.

Gagal bayar (default) obligasi merupakan risiko yang paling sering terjadi, dimana emiten gagal/ lalai dalam memenuhi prestasinya membayar bunga dan pokok pinjaman kepada investor. Dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya melakukan penjaminan emisi, underwriter memberikan jaminan kepada para investor bahwa bunga beserta pokok pinjaman yang tertera pada obligasi akan dibayar pada saat jatuh tempo. Namun jika terjadi default tidaklah lantas membuat underwriter ikut bertanggungjawab melakukan pengembalian pinjaman pokok dan bunga. Bagian yang paling berisiko dalam pekerjaan underwriter adalah memberikan jaminan bahwa informasi yang diberikan oleh emiten tidak menyesatkan dan berdasarkan fakta materiil. Sebab jika terbukti dengan sengaja tidak mencantumkan atau tidak berdasarkan fakta materiil, underwriter dapat dikenakan pidana, bersama-sama dengan semua pihak yang menandatangani pernyataan pendaftaran, termasuk setiap direksi, kuasa hukum, akuntan dan penilai.

(13)

ABSTRACT

The involvement of the underwriter (the guarantor of the effect issuance) to a company which issues the effect is very dominant. An underwriter is the person who is firstly invited to the meetings which talk about a company’s program to conduct public issuane or go public. An underwriter as an arranger attempts as much as possible so that the issue of the obligation will run smoothly and the issuer can obtain the fund. The issuer’s and the underwriters’ right and obligation are embodied in the underwriting agreement (the agreement of the issuers guarantee).

The problems which would be discussed in this thesis were about the underwriters’ role in the procedure of issuing the obligation, the underwriters’ responsibility according the underwriting agreement, and the underwriter’s responsibility if there is a default. As a case study, the researcher analyzed the Debenture which was issued by Indah Kiat Internatioal Finance B.V.

The type of the research was judicial normative study which was referred to the legal norms found in the legal provisions and in the court’s verdicts. This research was categorized as a descriptive analytic study which was composed of description, analysis, and explanation on the responsibility of the underwriter (issuers’ guarantor) as the seller of the Debenture which was not paid in a due time which were related to the case of the Debenture which was issued by Indah Kiat International Finance B.V.

The underwriter, in doing his job in preparing the issuer to issue the effect, depends on the information given by the issuer. If the information given by the underwriter to the investor is proved to be false or, the underwriter does not give the right information about the material fact, he will have sanction imposed on him, based on the legal provisions. He can escape from the sanction if he can prove that he is not involved in the false information about the material fact. Therefore, he has to be careful in receiving and giving information which has been received by the issued.

The default of the obligation is a common risk where the issuer cannot pay back the interest and the main loan to the investor. In playing his role and responsibility in guaranteeing the issuance, the underwriter guarantees the investors the interest and the main loan written in the obligation which will be paid in a due time. However, if there is a default, the underwriter will not be responsible for paying back the main loan and the interest. The most risky job of the underwriter is guaranteeing that the information given by the issuer is not false but based on the material fact. If it can be proved later that the underwriter intentionally does not attach or is based on the material fact, he can have criminal sanction imposed on him, along with all parties who have signed the registration statement, including the directors, lawyers, accountants, and assessors.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian merupakan salah satu dari tiga pilar utama pembangunan di

samping sosial dan politik.1 Perekonomian dan dunia usaha tidak pernah lepas dari

hutang piutang dan jaminan, baik dalam ruang lingkup perorangan, maupun dalam

ruang lingkup yang lebih besar, seperti perusahaan. Suatu perusahaan harus selalu

memikirkan cara untuk tetap menjaga kontinuitas perusahaan, bahkan cenderung agar

dapat bergerak lebih maju untuk mengembangkan usahanya. Pengembangan

perusahaan sudah barang tentu memerlukan dana untuk peningkatan modal. Dalam

usaha peningkatan modal perusahaan dengan menarik dana dari luar perusahaan akan

memperhatikan masalah jumlah dana dan jangka waktu untuk memperolehnya.

Di samping itu, jenis dana yang ditarik tidak kalah penting pula untuk

dipertimbangkan. Apakah dana yang ditarik itu pinjaman atau modal sendiri, akan

tergantung pada posisi keuangan perusahaan yang telah ada. Dengan demikian, bank

tidak akan selalu dapat memenuhi permintaan perusahaan yang telah ada, sehingga

bank juga tidak akan selalu dapat memenuhi kredit bagi perusahaan yang

bersangkutan. Dalam posisi demikian, penambahan modal perusahaan dapat

ditempuh dengan menambah equity (modal sendiri). Jika perusahaan sudah tidak

1

(15)

mungkin untuk meningkatkan modal pinjaman, padahal peningkatan modal sudah

sangat mendesak, akan semakin menyulitkan perusahaan jika tidak ada jalan

keluarnya. 2

Pemerintah menyadari hal itu sehingga lahirlah lembaga keuangan yang

dinamakan pasar modal. Pasar Modal adalah salah satu alternatif yang dapat

dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Pada hakekatnya,

pasar modal merupakan jenis pasar (market), yang mana dapat diartikan bahwa di dalamnya terjadi aktivitas penjual dan pembeli untuk suatu komoditas atau jasa. Pasar

modal mampu mengerahkan dana dari banyak pihak sehingga dana yang dibutuhkan

pun akan cepat terpenuhi. Pasar Modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle-term investment) dan jangka panjang (long- term investment).3

Pasar modal memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan

investasi, baik investasi yang berjangka pendek, menengah maupun investasi

berjangka panjang, sedangkan bagi pihak emiten semakin mudah untuk memperoleh

dana dari masyarakat pemodal (investor) dengan cara menerbitkan surat berharga

baik yang bersifat equitas maupun yang bersifat utang.4

2

Pandji Anoraga, dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Cetakan ke-4 (Jakarta: Rhineka Cipta, 2003) hlm. 2

3

M. Irsan Nasrudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm.10 4

(16)

Emiten adalah pengguna dana, sedangkan pemilik dana ini disebut sebagai

investor. Di pasar modal, emiten harus memiliki sesuatu untuk dijadikan jaminan atas

dana yang akan dipinjam dari investor. Di samping harus dapat meyakinkan investor

bahwa dana yang akan dipinjamkannya itu akan dikembalikan, emiten juga harus

memiliki kualifikasi perusahaan yang mendukung.

Pasar Modal menurut Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

(UUPM) Pasal 1 angka 13 mendefinisikan pasar modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek. Dalam definisi ini terdapat unsur-unsur pokok, yakni

penawaran umum (Initial Public Offering/ IPO), perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek. Definisi dari pasar modal, lembaga dan profesi yang terkait di

pasar modal, serta peraturan yang mengaturnya berbeda di tiap negara.

Namun secara substansi UUPM dalam banyak hal mirip dengan

Undang-undang Pasar Modal Amerika Serikat (Securities Act 1933 dan Securities Exchange Act 1934)5. Dan beberapa negara (seperti Brazil dan Jepang) mengambil pola peraturan pasar modal Amerika Serikat dalam rangka menciptakan pasar yang efisien

dan prinsip keterbukaan.6

5

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001) hlm. 10

6

(17)

Di pasar modal terjadi penawaran umum, dimana perusahan publik (emiten)

menawarkan efek kepada para investor di suatu tempat yang dinamakan bursa. Efek

adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,

obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak

berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.7 Dalam bahasa Inggris disebut

securities. Dalam Bahasa Belanda disebut effecten, dan dalam Bahasa Latin, effectus. Kata securities bersumber pada pengertian bahwa surat berharga tersebut memberikan garansi atau jaminan yang dapat dicairkan (liquid) dengan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu. Sedangkan kata

bursa diambil dari kata bourse, yang berarti tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk komoditas tertentu dengan penyelenggaranya melalui prosedur perantara.8

Untuk membantu di dalam mempersiapkan penawaran umum, termasuk due diligence yang diperlukan, membantu menyiapkan pernyataan pendaftaran dan menyampaikannya ke Badan Pengawas Pasar Modal 9(di Indonesia disebut Bapepam,

di Amerika Serikat disebut Securities Exchange Comission/ SEC ), emiten dibantu oleh underwriter ( di Indonesia disebut Penjamin Emisi Efek). Setelah pendaftaran dinyatakan efektif, underwriter melakukan persiapan untuk pemasaran efek.

Defenisi underwriter menurut Securities Act 1933, Sec 2 (a).11 adalah:

The term ‘‘underwriter’’ means any person who has purchased from an issuer with a view to, or offers or sells for an issuer in connection with, the distribution of any

7

Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka (5) 8

M. Irsan Nasrudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm.11 9

(18)

security, or participates or has a direct or indirect participation in any such undertaking, or participates or has a participation in the direct or indirect underwriting of any such undertaking; but such term shall not include a person whose interest is limited to a commission from an underwriter or dealer not in excess of the usual and customary distributors’ or sellers’ commission. As used in this paragraph the term ‘‘issuer’’ shall include, in addition to an issuer, any person directly or indirectly controlling or controlled by the issuer, or any person under direct or indirect common control with the issuer.

Jadi kedudukan underwriter di pasar modal (Amerika Serikat) menurut definisi ini adalah, bahwa underwriter pihak yang melakukan penawaran umum penjualan efek yang diterbitkan oleh emiten (issuer) kepada para investor melalui dealer; yang bekerja untuk kepentingan issuer.

Underwriter di Amerika Serikat terdiri atas beberapa unsur yang bekerja bersama-sama untuk kepentingan penjualan surat berharga issuer. Biasanya, yang paling dominan disebut investment bank. Walaupun disebut bank, namun secara fungsi, struktur dan ruang lingkup pekerjaan berbeda dengan bank komersial

(comercial bank). Terkadang underwriter bisa saja terdiri dari beberapa investment bank atau beberapa perusahaan yang dipilih bergabung menjadi satu. Inilah yang disebut dengan underwriting syndicate, dengan investment bank tadi menjadi syndicate manager, managing underwriter. Mereka membagi tugas dalam mempersiapkan IPO, bahkan juga mengatur sesudahnya, tergantung perjanjian

dengan issuer. Misalnya seperti broker, dealer (pialang) dan manager investasi menjadi ujung tombak pada divisi penjualan, karena berhubungan langsung dengan

(19)

masing-masing divisi hingga bagian dalam pembayaran. Karena tugas dari underwriter biasanya mengatur bagaimana caranya agar surat yang diterbitkan issuer laku dan memenuhi target penjualan, sehingga dana yang dibutuhkan pun cepat didapatkan,

maka underwriter dikatakan arranger (pengatur).10

Kebutuhan akan underwriter sebenarnya adalah karena adanya kesulitan dalam melakukan pemasaran, distribusi dan penjualan efek.11 Bagi investor dan emiten,

underwriter berperan sebagai mediator. 12

Peran underwriter bagi investor dalam suatu penawaran umum tidak hanya akan memudahkan mereka mendapatkan efek yang sedang ditawarkan, karena adanya

jaringan yang luas dari underwriter, serta para agen penjualan yang merupakan

sindikasi dalam suatu penjaminan emisi. Tetapi juga dapat merupakan ”jaminan”

bahwa efek tersebut ketika dicatatkan, dan diperdagangkan di bursa efek akan

merupakan investasi menguntungkan. Hal ini karena underwriter pada waktu efek itu diperdagangkan di bursa efek, akan memainkan peranan yang sangat penting dalam

rangka stabilisasi harga yang dilakukan oleh underwriter. Oleh karena itu, investor dalam membeli efek yang ditawarkan juga harus melihat siapa yang akan melakukan

penjaminan emisi atas efek yang sedang ditawarkan tersebut. Underwriter yang berpengalaman dianggap sebagai jaminan bahwa harga saham akan naik dan investor

10

Disarikan dari http://thismatter.com/money/stock/investmen/banking.htm, diakses tanggal 31 Agustus 2010

11

Hamud M Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Tata Nusa, 2006) hlm 62 12

(20)

akan mendapatkan capital gain (keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga beli dan harga jual saham).13

Antara emiten dan underwriter terdapat perjanjian yang mengikat keduanya. Perjanjian itu disebut Underwriting Agreement (Perjanjian Penjaminan Emisi Efek). Beberapa bentuk komitmen penjaminan emisi :14

1. Full commitment.

Dengan sistem ini, underwriter setuju untuk membeli seluruh efek yang ditawarkan dan dengan demikian ia menanggung resiko akan tidak terjualnya

keseluruhan efek yang ditawarkan.

2. Best efforts.

Bahwa underwriter setuju untuk menjamin bahwa ia akan menggunakan “best effort”-nya untuk menjual efek yang ditawarkan, dengan tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak habis terjual.

3. Standby commitment

penjamin emisi efek berkomitmen agar saham yang tidak terjual di pasar perdana

dapat dibeli oleh penjamin emisi efek pada harga tertentu.

4. Best effort all or none.

Dalam hal ini, penawaran akan dibatalkan bila underwriter tidak berhasil untuk menjual seluruh efek yang ditawarkan.

13

Balfas, Hamud M, Op. Cit., hlm. 254 14

(21)

Apabila underwriter dan emiten telah sepakat untuk melakukan penawaran umum berdasarkan jenis kontrak/ perjanjian yang ditentukan, pihak tersebut wajib

melakukan penawaran umum sesuai dengan kontrak/ perjanjian yang dibuat dan

untuk itu harus dicantumkan dalam prospektus.15

Prospektus (prospectus) adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.16 Prospektus

merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh perusahan untuk tujuan penerbitan

surat-surat berharga yang akan dijual oleh perusahaan tersebut (issuer), termasuk data-data yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.17 Kebutuhan akan prospektus ini

sangat penting bagi investor karena isinya merupakan informasi yang akan

menentukan keputusan calon investor dalam melakukan investasi.

Dengan melakukan penawaran umum, berarti perusahaan dituntut untuk lebih

terbuka dan harus mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban

pelaporan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan

maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat

dipertanggungjawabkan. Perusahaan harus selalu membuat pelaporan yang

diwajibkan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan keuangan juga terus

dipantau baik oleh pemilik modal maupun oleh masyarakat umum, sehingga jika

15

Penjelasan Pasal 39 UUPM 16

Pasal 1 angka 26 UUPM 17

(22)

terjadi penyimpangan bisa segera diketahui. Dengan adanya laporan ini, maka akan

dapat diketahui seberapa jauh perkembangan dari perusahaan.18

Jadi underwriter juga merupakan penjamin. Penjaminan mereka didasarkan atas informasi yang diberikan oleh emiten/ issuer (penerbit surat hutang). Dengan demikian mereka akan berusaha meyakinkan calon investor/ buyer bahwa dana yang akan mereka investasikan dalam bentuk surat berharga tersebut akan dibayar pada

waktu yang telah diperjanjikan. Ketika emiten/ issuer gagal atau lalai memenuhi prestasinya, apakah underwriter bisa dimintai pertanggungjawaban?

Penelitian ini akan mengambil studi kasus mengenai surat hutang (notes) yang diterbitkan oleh Indah Kiat International Finance B.V., sebagai issuer. Indah Kiat International Finance B.V. adalah anak perusahaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.,

yang merupakan satu perusahaan yang berada dibawah suatu group afiliasi19 perusahaan yaitu Sinar Mas Group.

Indah Kiat International Finance B.V. menerbitkan dan menjual suatu Surat

Hutang (Guaranteed Secured Senior Notes) yang terdiri dari tiga seri surat hutang yang jumlah pokoknya secara keseluruhan adalah kurang lebih US$ 500,000,000,-

yang berupa:

a. Surat Hutang sebesar US$ 150,000,000,- yang dijamin dengan suku bunga 11 3/8

% yang jatuh tempo pada tahun 1999 (selanjutnya disebut dengan “Surat Hutang

Jatuh Tempo Tahun 1999 (Notes Due 1999));

18

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, op. cit., hlm. 48 19

(23)

b. Dua Surat Hutang masing-masing sebesar US$ 100,000,000,- yang dijamin

dengan suku bunga 11 7/8 % yang jatuh tempo pada tahun 2002 (selanjutnya

disebut dengan “Surat Hutang Jatuh Tempo Tahun 2002 (Notes Due 2002)); dan c. Surat Hutang sebesar US$ 150,000,000,- yang dijamin dengan suku bunga 12 1/2

% yang jatuh tempo pada tahun 2006 (selanjutnya disebut dengan “Surat Hutang

Jatuh Tempo Tahun 2006 (Notes Due 2006)

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. bertindak menjadi penjamin (guarantor) terhadap surat hutang yang dikeluarkan tersebut. Diletakkannya hak tanggungan serta

jaminan fidusia atas asset-asset yang dimiliki oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.,

yang berada di Indonesia, termasuk juga Akta Assignment Polis Asuransi dan Surat

Kuasa Untuk Menjual adalah karena tanpa adanya agunan serta jaminan tersebut,

para penanam modal (investor) tidak akan memiliki jaminan serta kepastian bahwa dana yang mereka berikan akan dikembalikan. Ini dikarenakan dalam hal ini Indah

Kiat International Finance B.V. sebenarnya didirikan untuk tujuan penerbitan surat

hutang dipasar modal internasional.

Sebagai agen penjual (dealer) Surat Hutang (Notes) tersebut kemudian ditunjuklah Morgan Stanley & Co. Incorporated. sebagai Penjamin Emisi Efek

(Underwriter). Berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi (Underwriting Agreement) tertanggal 23 Juni 1994 antara Indah Kiat International Finance B.V., PT Indah Kiat

(24)

yang diterbitkan tersebut dibayarkan oleh Underwriter kepada Indah Kiat International Finance B.V. Underwriting agreement ini ditandatangani oleh Indah Kiat International Finance B.V. sebagai penerbit (issuer), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk., sebagai penjamin (guarantor) dan Morgan Stanley & Co. Incorporated sebagai underwriter (penjamin emisi efek).

Perlu diketahui bahwa surat hutang yang diterbitkan Indah Kiat International

Finance BV tersebut dicatatkan di Bursa Efek Luxembourg (Luxembourg Stock Exchange) dan dipasarkan di Bursa Saham New York (New York Stock Exchange/ NYSE, atau biasa disebut orang ”Wallstreet”). Dan keseluruhan perjanjian yang berhubungan dengan penerbitan surat hutang tersebut diatur dan tunduk kepada

hukum Negara Bagian New York.

Dari hasil penjualan ketiga jenis surat hutang tersebut, Indah Kiat International

Finance B.V. akhirnya mendapatkan dana total kurang lebih US$ 500.000.000,00.

yang selanjutnya dipinjamkan kepada PT Indah Kiat Pulp & Paper dan dituangkan

dalam Loan Agreement tanggal 29 Juni 1994 yang kemudian diperbaharui dengan Restated and Amended Loan Agreement tanggal 29 September 1995.

Pembayaran terhadap surat hutang tersebut awalnya berjalan dengan lancar

sesuai dengan mekanisme yang telah diperjanjikan dalam Underwriting Agreement, dimana Indah Kiat International Finance B.V. membayar kepada para pemegang surat

hutang (notesholder). Namun kemudian pada tanggal 10 Mei 2001, Indah Kiat International Finance B.V. telah melakukan cidera janji untuk melakukan

(25)

Tbk. dalam hal ini ternyata menolak untuk mematuhi kewajibannya sebagai Penjamin

(Guarantor).

Oleh karena cidera janji yang dilakukan oleh Indah Kiat International Finance

B.V., kemudian Para Pemegang Surat Hutang (Noteholders) mengajukan gugatan terhadap Indah Kiat International Finance B.V., PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

dan Asia Pulp & Paper Company Ltd (APPC)20 di New York. PT Indah Kiat Pulp &

Paper Tbk. didepan sidang pengadilan di New York ini secara tegas mengakui

keabsahan dari transaksi tersebut (sesuai Jawaban yang diajukan di New York pada

tanggal 7 April 2003). Pengadilan di New York pada akhirnya mengabulkan gugatan

dari Para Pemegang Surat Hutang tersebut.

Meskipun mengetahui isi putusan dari Pengadilan di New York tersebut diatas,

mengetahui dan mengakui sebelumnya mengenai keabsahan transaksi serta

penerimaan kurang lebih US$ 500 juta, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

mengajukan gugatan kembali melalui kuasa hukumnya ke Pengadilan Negeri

Bengkalis, pada tanggal 13 November 2003 dengan alasan bahwa transaksi

pembiayaan dalam perkara ini telah bertentangan dengan hukum Indonesia. Indah

Kiat International Finance BV. bahkan menjadi salah satu tergugat bersama dengan

Morgan Stanley & Co Incorporated selaku underwriter yang dituntut mengganti

20

(26)

kerugian materiil. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk juga memohon pembatalan dan

menyatakan tidak sah seluruh perjanjian termasuk underwriting agreement (perjanjian penjaminan emisi) karena menganggap perjanjian-perjanjian tersebut

dibuat tidak dengan itikad baik dan mengandung banyak rekayasa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran underwriter dalam prosedur penerbitan surat hutang di pasar modal?

2. Bagaimana tanggung jawab underwriter menurut Perjanjian Penjaminan Emisi (Underwiting Agreement)?

3. Bagaimana tanggungjawab underwriter bila terjadi penerbit (issuer) gagal memenuhi prestasinya (wanprestasi) dalam pembayaran surat hutang?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang akan dikaji, maka penelitian tesis ini

akan bertujuan:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran underwriter dalam prosedur penerbitan surat hutang di pasar modal.

(27)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis tanggungjawab underwriter bila terjadi penerbit (issuer) gagal memenuhi prestasinya (wanprestasi) dalam pembayaran surat hutang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis;

1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi Ilmu Hukum secara umum maupun Hukum Pasar Modal di Indonesia secara khusus;

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang memiliki pekerjaan di bidang investasi dan pasar modal bahkan menjadi

pertimbangan hukum bagi para aparat penegak hukum di dalam menghadapi

kasus-kasus serupa di masa yang akan datang.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang berhubungan

dengan Underwriter (Penjamin Emisi Efek), khususnya yang ada di lingkungan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, ada dua hasil penelitian yang membahas

(28)

Pertama: Penelitian yang dilakukan oleh Linda Joan Tanos21 tahun 2008 tentang perjanjian antara underwriter dan emiten dalam rangka Initial Public Offering (IPO), dimana penelitian ini membahas mengenai bagaimana aspek hukum suatu perusahaan

yang akan go public; bagaimana bentuk perjanjian antara underwriter dan emiten dalam rangka initial public offering (IPO), dan bagaimana kedudukan underwriter dan emiten dalam perjanjian penjaminan emisi efek dalam rangka initial public

offering (IPO).

Kedua: Penelitian yang dilakukan oleh Mega Kartika22 tahun 2009 tentang peran dan tanggungjawab underwriter dalam perjanjian full commitment di pasar perdana yang membahas tentang bagaimana peran dan tanggungjawab underwriter dalam perjanjian full commitment di pasar perdana; apa saja yang dikategorikan sebagai penyimpangan oleh underwriter pada proses penawaran umum perdana dan bagaimana akibat hukumnya; serta bagaimana jika terjadi sengketa antara

underwriter dan emiten.

Sementara penelitian ini akan mengkaji ”Tanggung Jawab Underwriter

terhadap Surat Hutang yang tidak dibayar pada saat Jatuh Tempo”, dengan studi

kasus atas surat hutang yang dikeluarkan oleh Indah Kiat International Finance B. V.

Pembahasan akan difokuskan mengenai apa yang menjadi tanggungjawab

underwriter dalam perjanjian penjaminan emisi (underwriting agreement) dan

21

Linda Joan Tanos, Perjanjian antara Underwriter dan Emiten dalam Rangka Initial Public Offering (IPO), Tesis, Magister Kenotariatan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008

22

(29)

bagaimana tanggungjawabnya terhadap surat hutang yang dijualnya jika tidak dibayar

oleh emiten pada saat jatuh tempo; apa yang menjadi tanggungjawab perusahaan

induk selaku guarantor jika anak perusahaan selaku emiten melakukan cidera janji.

Demikianlah dapat ditegaskan bahwa tesis dengan judul ”Tanggung Jawab

underwriterterhadap Surat Hutang yang tidak dibayar pada saat Jatuh Tempo” (Studi Kasus atas Surat Hutang yang dikeluarkan oleh Indah Kiat International Finance B.

V.), belum pernah diteliti sebelumnya. Tesis ini merupakan karya asli yang disusun

berdasarkan referensi buku-buku, media cetak dan elektronik, putusan-putusan

pengadilan serta berbagai pihak yang membantu di dalam proses penyelesaiannya,

sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya baik secara ilmiah maupun

secara akademik.

Oleh karena itu penelitian ini terbuka terhadap masukan dan kritik yang

konstruktif terkait dengan data dan analisis didalamnya, serta diharapkan penelitian

ini nantinya dapat melengkapi penelitian yang dilakukan sebelumnya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsional 1. Kerangka teori

Kerangka teori yakni kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis

(30)

pembaca menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin ia setujui

ataupun tidak disetujuinya. Ini merupakan masukan eksternal bagi pembaca.23

Dalam pembahasan mengenai ”Tanggung Jawab Underwriter terhadap Surat Hutang

yang tidak dibayar pada saat Jatuh Tempo” (Studi Kasus atas Surat Hutang yang

dikeluarkan oleh Indah Kiat International Finance B. V.), kerangka teori yang

digunakan adalah:

a. Teori Pertanggungjawaban Hukum

Teori hukum mengatakan, jika pemegang hak dan kewajiban adalah

manusia, berarti yang dibicarakan oleh teori tradisional adalah orang secara fisik

(physical person), dan apabila pemegang hak dan kewajiban itu entitas lain, berarti yang dibicarakan teori tradisional itu adalah badan hukum (juristic person)24

Manusia bukanlah satu-satunya subyek hukum. Dalam lalu lintas hukum

diperlukan sesuatu hal lain yang bukan manusia yang menjadi subyek hukum.

Disamping orang dikenal juga subyek hukum yang bukan manusia yang disebut

badan hukum. Badan hukum adalah organisasi atau kelompok manusia yang

mempunyai tujuan tertentu yang dapat menyandang hak dan kewajiban. Negara

dan perseroan terbatas misalnya adalah organisasi atau kelompok manusia yang

merupakan badan hukum. Badan hukum itu bertindak sebagai satu kesatuan

23

M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian (Bandung: Mandar Maju, 1994) hal. 80

24

(31)

dalam lalu lintas hukum seperti orang. Hukum menciptakan badan hukum oleh

karena pengakuan organisasi atau kelompok manusia sebagai subjek hukum itu

sangat diperlukan karena ternyata bermanfaat bagi lalu lintas hukum.25

Setiap subyek hukum baik orang maupun badan hukum pada umumnya

dapat mempunyai hak dan kewajiban. Dikatakan pada umumnya oleh karena

beberapa hak tertentu yang timbul dari hukum tentang orang dan hukum keluarga

yang melekat pada manusia hanya dapat dimiliki oleh subyek hukum orang saja

dan tidak dapat dimiliki oleh badan hukum. Tatanan yang diciptakan oleh hukum

itu baru menjadi kenyataan apabila kepada subyek hukum diberi hak dan dibebani

kewajiban. Setiap hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu

mempunyai dua segi yang isinya di satu pihak hak, sedang di pihak lain

kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa

hak.26

Hak adalah kepentingan yang dilindungi hukum, sedangkan kepentingan

adalah tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi.

Kepentingan pada hakekatnya mengandung kekuasaan yang dijamin dan

dilindungi oleh hukum dalam melaksanakannya. Hak pada hakekatnya

merupakan hubungan antara subyek hukum dengan obyek hukum atau subyek

hukum dengan subyek hukum lain yang dilindungi oleh hukum dan menimbulkan

kewajiban.

25

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yoyakarta: Liberty, 2005), hlm. 74

26

(32)

Apa yang dinamakan kewajiban ialah suatu beban yang bersifat kontraktual.

Hak dan kewajiban itu timbul apabila terjadi hubungan hukum antara dua pihak

yang di dasarkan pada suatu kontrak atau perjanjian. Jadi selama hubungan

hukum yang lahir dari perjanjian itu belum berakhir, maka pada salah satu pihak

ada beban kontraktual, ada keharusan atau kewajiban untuk memenuhinya.

sebaliknya apa yang dinamakan tanggungjawab adalah beban yang sifatnya

moral. Pada dasarnya, sejak lahirnya kewajiban, sudah lahir pula tanggung jawab.

Akan tetapi kalau kemudian kewajibannya tidak dilaksanakan dan hubungan

hukumnya hapus karena kadaluarsa (bukan karena berakhirnya hubungan hukum

yang disebabkan karena telah dipenuhinya kewajiban), maka tanggungjawab itu

tampak lebih menonjol. Jadi kewajiban merupakan beban kontraktual, sedang

tanggung jawab merupakan beban moral. 27

Dilihat dari aspek lingkup bidang hukum, maka secara umum konsep tanggung jawab hukum (liability) akan merujuk pada tanggung jawab hukum dalam ranah hukum publik dan tanggung jawab hukum dalam ranah hukum

privat.28 Tanggungjawab hukum dalam ranah hukum publik misalkan

tanggungjawab administrasi Negara dan tanggungjawab hukum pidana.

Sedangkan tanggungjawab dalam ranah hukum privat, yaitu tanggung jawab

27

ibid., hlm 49 28

(33)

hukum dalam hukum perdata dapat berupa tanggungjawab berdasarkan

wanprestasi dan tanggungjawab berdasarkan perbuatan melawan hukum 29 (tort (Inggris)/ onrechtmatigedaad (Belanda) (selanjutnya disingkat PMH).

Underwriter merupakan badan hukum perusahaan efek, yang memiliki organ-organ di dalamnya untuk membantu operasional perusahaan. Di dalam

menjalankan peranannya sebagai badan hukum, underwriter memiliki tanggung

jawab terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu,

perjanjian yang dituangkan dalam Underwriting Agreement (Perjanjian Penjaminan Emisi) juga mengikat underwriter untuk bertanggung jawab sesuai

dengan apa yang sepakati di dalam perjanjian hingga berakhirnya kesepakatan.

b. Teori Kehendak (Will Theory) oleh Roscoe Pound.30

Menurut teori ini, suatu kesepakatan mengikat karena memang merupakan

keinginan para pihak yang menginginkan kesepakatan itu mengikat. Para pihak

sendirilah yang pada intinya menyatakan kehendaknya untuk mengikatkan diri.

Sejalan dengan teori kehendak tersebut, Subekti mengungkapkan

bahwa,“..Perikatan yang lahir dari perjanjian memang dikehendaki oleh dua orang

atau dua pihak yang membuat suatu perjanjian...” 31.

29

Istilah Perbuatan Melawan Hukum merupakan terjemahan dari istilah onrechtmatigedaad, namun demikian ada juga yang menterjemahkannya perbuatan melanggar hukum. Namun demikian banyak ahli hukum yang menggunakan istilah perbuatan melawan hukum (Moegni Djojodirjo).Istilah “melawan” lebih tetap dari “melanggar” karena pada katamelawan melekat kedua sifat aktif maupun pasif. Lihat Moegni Djojodirdjo,Perbuatan MelawanHukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1979)., hlm. 13

30

Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional (Bandung: Refika Aditama, 2007) hlm. 18

31

(34)

Perjanjian dapat diartikan sesuai dengan Pasal 1313 KUH Perdata :

Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Perikatan adalah hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan yang

menerbitkan kewajiban pada salah satu pihak dalam hubungan hukum tersebut;

atau dengan rumusan yang lebih singkat perikatan adalah kewajiban dalam

lapangan harta kekayaan. Setiap perikatan membawa serta di dalamnya dua unsur

pembentuknya, yaitu Schuld dan Haftung. Schuld berbicara soal kewajiban yang harus dipenuhi debitor kepada kreditor, terlepas dari ada tidaknya harta kekayaan

debitor yang dapat dijadikan sebagai jaminan bagi pemenuhan kewajiban debitor.

Sementara itu, Haftung berbicara soal keberadaan jaminan harta kekayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban debitor, tanpa memperhatikan siapa

yang berkewajiban untuk memenuhi kewajiban dalam lapangan harta kekayaan

tersebut. Pada perikatan umumnya, Schuld dan Haftung senantiasa ada bersama-sama pada diri debitor. Dengan demikian, seorang debitor yang tidak memenuhi

kewajibannya dapat dituntut pemenuhannya oleh kreditor dengan mengambil

jaminan harta kekayaan atau kebendaan debitor yang ada, maupun yang akan ada

di kemudian hari. Hal ini terefleksi dalam ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata

(35)

maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di

kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan.32

Sebagai perikatan yang dibuat dengan sengaja, atas kehendak para pihak

secara sukarela, maka segala sesuatu yang telah disepakati, disetujui oleh para

pihak harus dilaksanakan oleh para pihak sebagaimana telah dikehendaki oleh

mereka. Dalam hal salah satu pihak dalam perjanjian tidak melaksanakannya,

maka pihak lain dalam perjanjian berhak untuk memaksakan pelaksanaannya

melalui mekanisme dan jalur hukum yang berlaku.33

Dikarenakan perjanjian adalah sumber dari perikatan, maka perlu diketahui

hal-hal yang menjadi syarat sah-nya suatu perjanjian yang terdapat di dalam Pasal

1320 KUH Perdata, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Jika suatu perjanjian tidak memenuhi keempat unsur diatas, maka perjanjian

dianggap tidak sah bahkan batal demi hukum. Dan mengenai hapusnya suatu

perikatan diatur dalam pasal 1381 KUH Perdata yaitu:

1.Karena pembayaran;

2.Karena penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan;

3.Karena pembaharuan utang;

4.Karena perjumpaan utang atau kompensasi; 5.Karena percampuran utang;

32

Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Efek Sebagai Benda (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)

33

(36)

6.Karena pembebasan utang;

7.Karena musnahnya barang yang terutang; 8.Karena kebatalan dan pembatalan;

9.Karena berlakunya syarat batal; 10.Karena lewat waktu.

c. Prinsip-prinsip kontrak universal

Pada kasus yang akan dianalisis didalam penelitian ini, perjanjian dilakukan

oleh pihak-pihak yang tidak tunduk pada satu sistem hukum, bahkan kontrak atau

perjanjiannya dilakukan diluar dari negara Indonesia. Oleh karena sifatnya

internasional, maka harus juga dipakai beberapa prinsip-prinsip atau asas-asas

perjanjian atau kontrak yang diakui secara universal.

Secara umum, di dalam hukum kontrak internasional dapat digolongkan

kedalam dua bagian prinsip pengaturan, yaitu:34

1). Prinsip Fundamental Hukum Kontrak Internasional,

a). Prinsip Fundamental Supremasi/ Kedaulatan hukum Nasional,

prinsip ini mensyaratkan bahwa hukum nasional tidak dapat diganggu

gugat keberadaannya. Kekuatan mengikatnya adalah mutlak. Setiap

benda, subjek hukum, perbuatan atau peristiwa hukum, termasuk

didalamnya transaksi dagang yang dituangkan ke dalam kontrak, yang

terjadi di dalam wilayah suatu negara tunduk secara mutlak pada

hukum nasional tersebut.

b). Prinsip Fundamental Kebebasan berkontrak

34

(37)

prinsip ini mensyaratkan bahwa para pihak bebas menetapkan bentuk

dan isi kontrak berdasarkan kesepakatan mereka.

2). Prinsip-prinsip Hukum Kontrak Internasional

a). Prinsip Pacta Sunt Servanda,

prinsip ini mengatur para pelaku harus melaksanakan

kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakatinya dan dituangkan dalam kontrak.

Dalam Black’s Law Dictionary diartikan : ”agreements must be kept”.

The rule that agreements and stipulations, especially those contained in treaties must be observed”35

Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua belah pihak seperti

mengikatnya sebuah undang-undang (pasal 1338 KUHPerdata)

b). Prinsip Good Faith (Itikad Baik)

Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad baik adalah:36

“in or with good faith; honestly, openly, and sincerely; without deceit or

fraud. Truly; actually; without simulation or pretense”.

Prinsip ini penting karena dengan hanya adanya prinsip inilah maka rasa

percaya yang sangat dibutuhkan dalam bisinis agar pembuatan kontrak

dapat direalisasikan. Namun prinsip ini mengandung makna yang berbeda

diantara sistem hukum kontinental dan common law.37 Dikarenakan

penelitian ini nantinya juga akan membahas kasus yang melibatkan negara

35

Henry Campbel Black, Black’s Law Dictionary (St. Paul: Minn., 5th . ed, 1979) p. 1133 36

ibid

37

(38)

dengan kedua sistem hukum tersebut, maka ada baiknya kita ketahui

perbedaan antara keduanya

Dalam sistem hukum kontinental, pendekatan terhadap prinsip ini

didasarkan pada filosofi dari kontrak yang memusatkan hubungan para

pihak. Artinya di berbagai negara penganut sistem hukum ini, seperti

KUH Perdata Belgia, Jerman dan Italia, mensyaratkan itikad baik bukan

saja ketika kontrak ditandatangani, tetapi juga sebelum kontrak ditutup.

Dalam sistem common law, tidak mengenal bahwa dalam proses negosiasi para pihak terikat oleh prinsip itikad baik. Penganut sistem ini,

seperti Inggris dan Amerika Serikat berpendirian sama, selama kontrak

belum ditandatangani, para pihak tidak terikat satu sama lain dan tidak

memiliki kewajiban apapun terhadap pihak lainnya hingga kontrak

tersebut akhirnya ditandatangani.38

Prinsip itikad baik ini juga diakui dan diwajibkan pelaksanaannya secara

internasional, seperti UNIDROIT (the UNIDROIT principles of International Commercial Contracts) dan United Nations on Contracts for the International Sale of Goods (CSIG).39

c). Prinsip Resiprositas (timbal balik)

Prinsip ini mensyaratkan bahwa para pihak dalam kontrak harus

melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing secara timbal balik,

38

Huala Adolf, op. cit., hal. 25-26 39

(39)

serta memberi “keuntungan” timbal balik. Artinya, dimana ada hak satu

pihak, disitu ada kewajiban pihak itu, demikian sebaliknya.

Di Indonesia berlaku suatu asas dalam penyusunan perancangan kontrak

perjanjian yang disebut dengan Asas Konsensualisme (Consensus), yaitu dimana persetujuan-persetujuan dapat terjadi karena persesuaian kehendak

(konsensus) para pihak yang membuat perjanjian, yang ditandai dengan apa

yang dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak lainnya.

Kedua kehendak itu bertemu dengan dalam “sepakat” tersebut.40

Asas ini

tercantum di dalam pasal 1320 KUH Perdata.

Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga) hal (pasal 1321

KUHPerdata) yaitu:

1. Paksaan (dwang); 2. Kekhilafan (dwaling); 3. Penipuan (bedrog).

2. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep yang dipakai dalam membangun penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Tanggungjawab:

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan

wajib menanggung segala sesuatunya; atau kewajiban menanggung, memikul

40

(40)

jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan

menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan

tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan

kewajibannya.41

b. Underwriter (Penjamin Emisi Efek):

Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran

Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli

sisa efek yang tidak terjual42

Beberapa bentuk komitmen penjaminan emisi :43

1. Full commitment. 2. Best efforts.

3. Standby commitment 4. Best effort all or none.

Di Pasar Modal Amerika Serikat, penjaminan emisi firm commitment (full commitment) dan best efforts adalah yang paling banyak digunakan.

c. Underwriting Agreement (Perjanjian Penjaminan Emisi):

41

Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) 42

Pasal 1, angka 17 dari UU No. 8 Tahun 1995 (Undang-Undang Pasar Modal) 43

(41)

Suatu ikatan yang ada antara underwriter di satu pihak dan emiten di lain

pihak untuk melakukan penjualan dan distribusi efek (surat berharga) yang

akan dikeluarkan emiten.

d. Surat Hutang (Notes):

dapat disebut sebagai efek bersifat hutang, obligasi atau surat berharga

komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya

ataupun ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak

atas pembayaran pokok hutang beserta bunganya beserta hak-hak lainnya

sesuai dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan penerbitan surat hutang

seperti misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu. Efek bersifat

hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tetap

dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat

disertai jaminan ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai

jaminan maka dapat diperjanjikan dalam penerbitan efek bahwa pemegang

efek adalah memiliki peringkat yang tertinggi dibandingkan peringkat

pemberi hutang tanpa jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.44

Surat Hutang (Notes) yang akan dibahas dalam penelitian ini merupakan surat hutang yang tidak pernah ditawarkan untuk dijual di pasar modal Indonesia akan

tetapi dijual melalui pasar perdana dan sekunder dan didaftarkan di Bursa Efek

Luxembourg (Luxembourg Stock Exchange) berdasarkan US Securities Act 1933 dan

44

(42)

US Indenture Act 1939, kepada investor non-Indonesia yang sebagian besar berkedudukan di Amerika Serikat.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Penelitian

hukum normatif didefinisikan sebagai penelitian yang mengacu kepada norma-norma

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan.45

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis

normatif, yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan

perundang-undangan46 .

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif analitis

berupa penggambaran, penelaahan dan penjelasan terhadap tanggungjawab

underwriter (penjamin emisi ) sebagai penjual surat hutang yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo, kemudian akan dihubungkan dengan kasus atas surat hutang yang

dikeluarkan oleh Indah Kiat International Finance B.V.

45

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) hal.10

46

(43)

3. Sumber Data

Dalam penelitian hukum dikenal data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan, sedangkan data sekunder adalah

data yang diperoleh dari bahan pustaka47. Data dalam penelitian ini adalah seperti

lazimnya penelitian hukum normatif, yaitu mempergunakan data sekunder baik dalam

bentuk bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier sebagai

data utama/ pokok penelitian.48

Uraian tentang bahan hukum yang dikaji meliputi beberapa hal berikut:

a. Bahan Hukum primer, yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan

perundang-undangan, antara lain; Undang-undang No 8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal (UUPM) dan Peraturan Pemerintah No 45 tahun 1995 sebagai

peraturan pelaksananya, Peraturan Menteri Keuangan dan Bapepam.

b. Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku

teks (textbooks) yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh (deherseende leer), jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi dan hasil-hasil simposium mutakhir yang berkaitan dengan

topik penelitian.

47

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1984) hal 51 48

(44)

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum,

encyclopedia dan lain-lain. 49

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen kepustakaan (library

research), yaitu pengumpulan data dokumen, literatur dan mempelajari ketentuan peraturan perundang-undangan serta membaca dan menganalisa hasil putusan

pengadilan terhadap kasus yang akan diteliti.

5. Metode Analisis Data

Seluruh data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan selanjutnya akan ditelaah

dan dianalisis secara kualitatif. Kemudian diuraikan kembali untuk disajikan secara

sistematis, sehingga menghasilkan pembahasan yang dapat digunakan untuk

menjawab permasalahan dalam penelitian ini.

49

(45)

BAB II

PERAN UNDERWRITER DALAM

PROSEDUR PENERBITAN SURAT HUTANG DI PASAR MODAL

A. Penerbitan Surat Hutang (Obligasi)

Surat hutang disebut sebagai efek bersifat hutang, obligasi atau surat berharga

komersial. Surat hutang (debt security) adalah surat berharga50 yang menggambarkan bahwa penerbit meminjam dana yang harus dilunasi oleh peminjam di masa yang

akan datang. Atas pinjaman tersebut pihak penerbit memberikan kupon pada tingkat

tertentu secara periodik kepada pembeli surat hutang tersebut.51 Di Indonesia, jenis

efek ini dikenal dengan obligasi yaitu suatu pernyataan hutang dari penerbit obligasi

kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang

beserta bunganya kelak pada tanggal jatuh tempo pembayaran.

Banyak perusahaan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) mencari

dana segar melalui penerbitan obligasi. Pengisuan suatu obligasi dapat dilakukan

50

Sesuatu surat dapat dikatakan sebagai surat berharga jika surat-surat tersebut mempunyai nilai, seperti uang tunai dan dapat ditukarkan dengan uang tunai. Dalam hal ini surat-surat yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni surat berharga (negotiable instrument) dan surat berharga berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan . Surat berharga (negotiable instrument) dikatakan surat berharga apabila surat tersebut sengaja diterbitkan sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi tidak dilakukan dengan mata uang, melainkan dengan alat pembayaran lain. Sementara itu Undang-undang No. 7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan memberi definisi surat berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas, kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal., Elsi Kartika Sari, Advendi Simangunsong,

Hukum dalam Ekonomi, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 85 51

Referensi

Dokumen terkait

Prestasi kerja yang lebih baik akan mengakibatkan penghargaan yang lebih tinggi apabila penghargaan tersebut dianggap adil dalam memadai, maka kepuasan kerja

Dalam pembahasan ini, penulis akan membatasi masalah terhadap salah satu kegiatan dalam perusahaan, yaitu kegiatan penjualan tunai karena aktivitas perusahaan

Fauzan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang serta Dosen Wali peneliti yang selalu mengarahkan peneliti dalam urusan akademik

Praktik Kerja Industri merupakan program kegiatan sekolah yang dilakukan di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ini dilaksanakan

Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak

Kualitas fisik buah apel, anggur dan jeruk yang dibeli pada Swalayan SM Kota Banda Aceh sangat baik dengan bau dan rasa buah masih khas seperti buah tersebut, sementara

- Membawa ASLI Kelengkapan Dokumen Kualifikasi serta Foto Copy rangkap 1 (satu) Kelengkapan Dokumen Kualifikasi;. - Membawa ASLI Kelengkapan Dokumen Penawaran serta

1. Radio Suara Muslim Surabaya memiliki peran dalam pengembangan dakwah di kalangan Milenial melalui programnya Muslim Muda Milenial dengan memberikan kajian yangg