Surat hutang disebut sebagai efek bersifat hutang, obligasi atau surat berharga komersial. Surat hutang (debt security) adalah surat berharga50 yang menggambarkan bahwa penerbit meminjam dana yang harus dilunasi oleh peminjam di masa yang akan datang. Atas pinjaman tersebut pihak penerbit memberikan kupon pada tingkat tertentu secara periodik kepada pembeli surat hutang tersebut.51 Di Indonesia, jenis efek ini dikenal dengan obligasi yaitu suatu pernyataan hutang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta bunganya kelak pada tanggal jatuh tempo pembayaran.
Banyak perusahaan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) mencari dana segar melalui penerbitan obligasi. Pengisuan suatu obligasi dapat dilakukan
50
Sesuatu surat dapat dikatakan sebagai surat berharga jika surat-surat tersebut mempunyai nilai, seperti uang tunai dan dapat ditukarkan dengan uang tunai. Dalam hal ini surat-surat yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni surat berharga (negotiable instrument) dan surat berharga berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan . Surat berharga (negotiable instrument) dikatakan surat berharga apabila surat tersebut sengaja diterbitkan sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi tidak dilakukan dengan mata uang, melainkan dengan alat pembayaran lain. Sementara itu Undang-undang No. 7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan memberi definisi surat berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas, kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal., Elsi Kartika Sari, Advendi Simangunsong,
Hukum dalam Ekonomi, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 85 51
Hendy M. Fakhrudin, Istilah Pasar Modal A-Z, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 191
dengan berbagai cara, yaitu pengisuan obligasi lewat pasar modal dalam negeri, lewat pasar modal luar negeri, dalam hal ini yang sering dilakukan adalah di Luxemburg atau Swiss, atau bahkan tanpa lewat pasar modal sama sekali.52 Biasanya mereka memiliki rencana untuk melakukan penerbitan obligasi secara bertahap per semester. Apabila penerbitan obligasi itu berhasil, maka perusahaan tersebut kemungkinan menerbitkan kembali obligasi yang sama pada semester berikutnya.
Pada dasarnya pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha. Melalui penerbitan saham atau obligasi, perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal jangka panjang, tanpa tergantung pada pinjaman bank atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah adanya peluang untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar serta peningkatan status perusahaan sebagai perusahaan publik sehingga akses untuk mendapat pendanaan menjadi besar dan luas. Fungsi pasar modal sebagai sarana pendanaan usaha semakin signifikan mengingat keterbatasan pendanaan yang disediakan jalur pendanaan. 53
Pilihan untuk menerbitkan saham memiliki alasan yang berbeda dengan keputusan untuk menerbitkan obligasi. Beberapa perbedaan dapat dilihat pada tabel berikut: 54
52
Munir Fuady, Pembiayaan Perusahaan Masa Kini, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), hlm. 62
53
Hendy, M. Fakhruddin, Go Publik: Strategi Pendanaan Jangka Panjang, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 1
54
Variabel Saham Obligasi
Sifat Penyertaan Modal Utang
Jangka Waktu Tidak Terbatas Terbatas
Instrumen terbatas Variatif
Biaya Modal Dividen Kupon
Struktur biaya Persentase Laba Bersih Fixed/ Floating
Rating Tidak Diperlukan Diharuskan
Hak Suara Hak Suara dalam RUPS
Tidak punya Hak Suara dalam RUPS
Pailit
Hak klaim Paling Akhir atas aset perusahaan
Hak klaim lebih dahulu ats aset perusahaan
Aspek Pajak
Dividen yang dibayarkan tidak mengurangi pajak
Kupon/ Bunga dibayar sebagai pengurang pajak
Jenis Aktiva Jangka panjang Jangka Menengah/ Panjang
Siklus Bisnis Fluktuatif Stabil
Risiko Aktiva Relatif Besar & Tidak pasti Relatif Kecil
1. Term dan Kondisi
2. Aspek Hukum
Sumber: Hendy M. Fakhrudin, Go Publik: Strategi Pendanaan Jangka Panjang Dalam UUPM tidak terdapat definisi obligasi secara eksplisit, tetapi terdapat
kata ”obligasi” pada Pasal 1 Butir 5, Penjelasan Pasal 21 ayat (3), pasal 24 ayat (1),
dan Penjelasan Pasal 25 ayat (1), dimana intinya bahwa obligasi termasuk salah satu jenis efek. Ketentuan yang lebih jelas terdapat pada Penjelasan Pasal 51 ayat (4), dimana dikatakan bahwa Obligasi sebagai contoh Efek yang bersifat utang jangka panjang. Obligasi adalah bukti utang dari emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya tiga tahun sejak tanggal emisi (Pasal 1 butir 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199/KMK.010/1991). Obligasi juga dapat diartikan sebagai salah satu instrumen yang bersifat utang yang
diperdagangkan di bursa efek dan jangka waktu jatuh temponya lebih dari satu tahun.55
Obligasi atau bondmenurut Black’s Law Dictionary adalah:56
A certificate of evidence of a debt, on which the issuing company or governmental body promises to pay the bondholders a specified amount of interest for a specified length of time, and to pay the loan on the expiration date. A long term debt instrument that promises to pay a lender a series of periodic interest payments in addition to returning the principal at maturity. In every case, a bond represents debt- its holder is the creditor of the corporation, and not a part owner as is the shareholder. Commonly bonds are secured by a mortgage.
Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa yang dinamakan obligasi atau bond tidak lain adalah hutang, yang pokok utangnya baru akan dikembalikan dalam suatu jangka waktu tertentu di masa mendatang. Selama hutang pokok belum dibayar, debitor akan membayar bunga dari utang pokok tersebut secara berkala (periodik) kepada kreditor. Karena pembayaran bunga secara berkala inilah, yang dilakukan debitor kepada kreditor, efek ini dinamakan dengan efek dengan pendapatan/penghasilan tetap (fix income securities).57
Jadi, jika suatu perusahaan menerbitkan obligasi senilai Rp500 miliar dengan tingkat suku bunga atau kupon sebesar 16% per tahun selama lima tahun, maka pihak penerbit obligasi berkewajiban membayar kupon tersebut pada waktu yang telah ditentukan (misalnya setiap tiga bulan) selama lima tahun dan di akhir masa
55
Gunawan Widjaja, Jono, Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggungjawab Wali Amanat dalam Pasar Modal, (Jakarta: Rajawali Pers),hlm 48
56
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, 6th Edition, (St. Paul- Minn, USA: West Publising Co., 1990)
57
Gunawan Widjaja, Seri HukumBisnis: Efek Sebagai Benda, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 137
berlakunya obligasi tersebut (akhir tahun kelima), pihak perusahaan wajib mengembalikan pokok utang senilai Rp500 miliar tersebut. Pihak yang membeli obligasi (bondholder) akan mendapatkan keuntungan melalui pembayaran kupon yang umumnya lebih besar dari tingkat suku bunga bank dan suatu ketika dapat pula memperoleh keuntungan lain yaitu dengan menjual obligasi tersebut lebih tinggi dari harga belinya. Dalam hal ini investor memperoleh capital gain.58
Namun demikian, penerbitan obligasi ini membutuhkan persyaratan berupa pendapatan yang stabil bagi penerbit obligasi. Pendapatan yang stabil ini merupakan syarat mutlak agar obligasi dapat dilunasi, dan harga obligasi akan diterima baik oleh pasar. Perusahaan yang menggunakan dana obligasi untuk membiayai bidang usaha yang sifat pendapatannya tidak stabil atau yang terpengaruh oleh siklus ekonomi, akan terancam gagal melunasi kupon dan/ atau pokoknya.59
Sebagai instrument hutang (debt securities), obligasi memiliki karakteristik antara lain:60
1. Memiliki masa jatuh tempo
Masa berlaku suatu obligasi sudah ditentukan secara pasti pada saat obligasi tersebut diterbitkan, misalnya lima tahun, tujuh tahun dan seterusnya. Artinya
58
Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 12. Capital Gain adalah keuntungan modal, keuntungan yang diperoleh karena perbedaan antara harga beli dan harga jual suatu efek. Apabila perbedaan tersebut bersifat negatif (rugi) hal ini disebut capital loss.
59
Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 217
60
jika telah melampaui masa jatuh tempo, maka obligasi tersebut otomatis tidak berlaku lagi.61
2. Nilai pokok utang
Besarnya nilai obligasi yang dikeluarkan suatu perusahaan telah ditetapkan sejak awal obligasi tersebut diterbitkan.62 Nilai pokok obligasi (principal value) sering disebut dengan istilah nilai pari (par value) obligasi, nilai nominal (face value), nilai penebusan (redemption value) atau nilai maturitas (maturity value). Semua istilah tersebut mengacu kepada sejumlah uang yang disepakati oleh penerbit akan dibayar kepada pemegang obligasi di masa datang yang sudah ditentukan.63 3. Kupon Obligasi
Pendapatan utama pemegang obligasi adalah berupa bunga yang dibayar perusahaan kepada pemegang obligasi pada waktu-waktu yang telah ditentukan misalnya dibayar setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan sekali. Pada obligasi, istilah bunga lazim disebut kupon. Kupon merupakan daya tarik utama bagi para
61
Umumnya obligasi menyebutkan tanggal di mana obligasi itu akan habis masa berlakunya. Contohnya obligasi Semen Gresik I tahun 2001akan jatuh tempo pada 12 Juli 2006. Tanggal itu penting, karena pada waktu itulah Semen Gresik akan menebus sebesar nilai yang tercantum dalam sertifikat (indenture). Waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal penebusan disebut Tenor (jangka waktu) obligasi dan dinyatakan dalam tahun. Jaka E. Cahyono, Langkah Taktis Metodis Berinvestasi di Obligasi, (Jakarta: PT Elex Media Computindo, 2004), hlm. 34
62
Misalnya PT ABC menerbitkan obligasi sebesar Rp100 Miliar. Umumnya, obligasi memiliki pecahan sebesar Rp50 juta, berarti jumlah obligasi yang diterbitkan adalah sebanyak 2.000 obligasi. Pecahan obligasi dikenal dengan istilah denominasi. Jika seseorangmembeli sebanyak dua obligasi, maka uang yang dia keluarkan adalah sebesar 2 obligasi x Rp50juta atau setara dengan Rp100 Juta. Nilai pokok utang yang sebesar Rp100 Miliar tersebut wajib dikembalikan perusahaan ketika obligasi tersebut jatuh tempo, misalnya lima tahun., ibid, hlm. 13
63
investor untuk membeli obligasi karena merupakan pendapatan pasti yang diterima pemegang obligasi selama masa berlakunya obligasi tersebut.64
4. Peringkat obligasi
Risiko dalam berinvestasi pada obligasi adalah bila perusahaan penerbit obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan. Misalnya, perusahaan tidak mampu membayar kupon atau tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat resiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar, maka didalam dunia obligasi dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi, yang dikenal dengan istilah peringkat obligasi. Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian agar dengan adanya peringkat tersebut maka investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.
64
Di Indonesia, umumnya kupon obligasi dibagikan setiap tiga bulan atau secara kuartalan. Kupon yang dibayar perusahaan penerbit obligasi, dapat berupa:
a. Kupon dengan tingkat bunga tetap, misalnya sebesar 17% setiap tahun.
b. Kupon dengan tingkat bunga mengambang, tingkat bunga yang diberikan tidak tetap atau bergantung pada tingkat suku bunga yang sedang berlaku. Biasanya, yang dijadikan patokan adalah tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Misalnya, PT X menerbitkan obligasi dengan tingkat bunga mengambang sebesar 3% diatas SBI. Jika sekarang tingkat SBI sebesar 10%, maka tingkat bunga atas kupon adalah menjadi sebesar 13%. Jadi, besarnya kupon yang diterima pemegang obligasi tergantung kepada tingkat bunga SBI yang berlaku saat itu.
c. Kupon dengan tingkat bunga kombinasi atau gabungan antara tetap dan mengambang. Misalnya PT ABC menerbitkan obligasi dengan masa 5 tahun dengan ketentuan kupon 2 tahun di awal dengan tingkat bunga tetap, dan 3 tahun selanjutnya dengan tingkat bunga mengambang. Dengan demikian, pada 2 tahun pertama investor akan menerima penghasilan tetap, sementara 3 tahun terakhir pendapatan bunga ditentukan besarnya tingkat suku bunga SBI., ibid.
5. Dapat diperjualbelikan
Sebagai surat berharga, obligasi dapat diperjual belikan seperti halnya saham.Jika suatu saat nilai obligasi meningkat, maka pemegang obligasi dapat menjual obligasi tersebut melalui dealer atau pialang obligasi. Pialang obligasi akan menerima fee atas transaksi obligasi tersebut.
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo yang berbeda-beda yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu:65
1. Obligasi Jangka pendek (sampai dengan 1 tahun) 2. Obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun) 3. Obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun)
Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya66, terdapat beberapa jenis obligasi, yaitu:
1. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah: 67
65
M. Irsan Nasrudin, op.cit, hlm. 187 66
Pada umumnya obligasi diterbitkan dengan dukungan agunan, bisa berupa agunan khusus atau umum. Kalaupun tidak ada agunan khusus, maka sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata, seluruh harta kekayaan penerbit baik barang bergerak maupun tidak bergerak, baik yang ada atau yang akan ada menjadi jaminan atas obligasi yang bersangkutan. Hak pemegang Obligasi adalah pari passu dengan hak-hak kreditor perseroan lainnya baik yang ada sekarang maupun dikemudian hari kecuali hak-hak kreditur yang dijamin secara khusus dengan kekayaan perseroan. Ada kalanya obligasi mempunyai agunan khusus (secured). Sebagai contoh, Obligasi Sinar Sosro I tahun 2001 mempunyai agunan berupa beberapa pabrik Teh Botol Sosro milik penerbit obligasi tersebut. Jika penerbit obligasi di likuidasi, maka agunan tersebut akan dialihkan ke pemegang obligasi, setelah utang perseroan pada bank dilunasi. Agunan bersifat paripasu, yakni dibagi prorata berdasarkan jumlah obligasi yang dikuasai. Obligasi bisa juga dijamin (guaranteed) atau tidak. Penjamin obligasi umumnya adalah perusahaan induk, atau perusahaan afiliasi. Kalau perusahaan penerbit lalai dalam memenuhi kewajibannya, guarantor yang bersangkutan yang akan membayarnya. Jaka E. Cahyono, Op. Cit., hlm. 38
a. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga.68 Banyak eurobond atau yankee bond yang diterbitkan oleh emiten Indonesia, dan beberapa obligasi domestik, dijamin oleh pihak ketiga-selain penerbit dan pemodal. Pihak ketiga ini, atau disebut guarantor, bisa perusahaan induk atau perusahaan afiliasi.69
b. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
c. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
Berdasarkan prioritas, obligasi dibedakan atas:
1). Obligasi Senior/ (Senior Bond). Emiten tentu saja tidak hanya mengeluarkan satu dua jenis obligasi, tetapi bermacam-macam, dan setiap tahun ada saja obligasi
67
Obligasi jenis ini banyak terdapat di Amerika Serikat, Jerman, Mexico, dan Inggris). Tanah dengan Hak Tanggungan dan aset nontanah mengalami proses sekuritisasi kemudian dijadikan jaminan untuk obligasi yang dikeluarkan senilai harga yang ditaksir., M Irsan, Op.Cit., hlm. 184
68
Pihak ketiga selain daripada penerbit obligasi, disebut guarantor
69
Contoh surat utang yang dijamin oleh perusahaan afiliasi adalah Guaranteed Floating Rate Note senilai US$ 100juta yang diterbitkan pada tahun 1995 oleh Ciputra Development International Finance BV (Belanda), anak perusahaan Ciputra Development Tbk. Bertindak sebagai guarantor surat utang ini adalah 9 perusahaan afiliasi dalam Kelompok Usaha Ciputra. Contoh di dalam negeri adalah Obligasi Duta Pertiwi II tahun 1997 yang dijamin oleh perusahaan afiliasi, yakni PT Sinar Mas. Guarantor bisa perusahaan dari luar kelompok yakni yang berbisnis sebagai guarantor. Sebagai contoh Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi guarantor untuk Obligasi Panca Wiratama Sakti III tahun 1995 dan Obligasi Mulialand I tahun 1994. Jaka E. Cahyono, Op.Cit., hlm 170
yang harus dibayar pokoknya. Karena itu, emiten biasanya akan mengelompokkan semua obligasi yang telah dikeluarkannya itu sesuai dengan urutan hak dalam hal perusahaan penerbit dilikuidasi. Obligasi senior, berarti memiliki hak mendapatkan penggantian atas semua harta yang dijaminkan, apabila dilikuidasi.
2). Obligasi Junior (Subordinated/ Subdebt) berarti tidak memiliki hak atas semua harta yang dijaminkan. Namun tetap memiliki sebagian hak untuk mendapatkan penggantian.70 Obligasi junior mendapatkan tempat kedua setelah pembayaran kepada pemegang obligasi senior selesai. Oleh sebab itu, tingkat kupon bunga yang ditawarkan pada obligasi junior biasanya lebih tinggi dari obligasi senior, karena diasumsikan tingkat risikonya lebih besar.
Dari segi penetapan dan pembayaran bunga, obligasi dapat dibagi atas:71 1. Obligasi dengan Bunga Tetap
Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertentu, misalnya obligasi yang diterbitkan oleh PT Jasa Marga IV Tahap II Seri K yang memberikan bunga sebesar 18% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Pada waktu jatuh tempo, pokok pinjaman dibayarkan kepada pemegang obligasi.
2. Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap
Cara penetapan bunga obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga yang dikalikan dengan indeks atau dengan tingkat bunga deposito atau tingkat bunga
70
Hendy M. Fakhruddin, Op. Cit, hlm. 110 71
deposito yang berlaku seperti di pasaran luar negeri seperti LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offer Rate).
3. Obligasi tanpa Bunga (zero coupon)
Jenis obligasi ini tidak mempunyai kupon bunga dan sebagai konsekuensinya pemilik tidak memperoleh pembayaran bunga secara periodik. Keuntungan yang diperoleh dari pemilikan obligasi ini diukur dari selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo (sebesar nilai pari atau nilai nominal) dengan harga pembelian. 4. Obligasi yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (perpectual bond)
Perpectual bond adalah salah satu jenis obligasi yang tidak mempunyai batas jatuh temponya. Perusahaan yang menerbitkan surat berharga ini tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan utang tersebut, kecuali perusahaan tersebut dilikuidasi.
5. Obligasi dengan Bunga Mengambang (floating rate bond)
Obligasi ini menjanjikan untuk memberikan suku bunga secara mengambang, misalnya 1% di atas tingkat bunga LIBOR72 atau LIBOR atau rata-rata tingkat suku bunga deposito berjangka pada Bank Pemerintah.
Dilihat dari hak penukaran/opsi: 73
72
LIBOR is the interest rate at which major international banks offer each other on Eurodollar certificates of deposit (CDs) with given maturities. The maturities range from overnight to 5 years. Reference to “1 moth LIBOR” means the interest rate that major international banks are offering to pay to other such banks on a CD that matures in 1month. Frank J. Fabozzi, Fixed Income Securities, Second Edition, (USA: John Wiley & Son, 2002), p. 4
73
Iswi Hariyani, R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Transmedia Pustaka , 2010), hlm 209
1. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham (common stock) milik penerbitnya.74
2. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut (sebelum jatuh tempo obligasi).
4. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. Namun hal ini jarang diberikan, karena tidak menguntungkan bagi penerbit obligasi.
Berdasarkan penerbit, obligasi dapat dibedakan atas:75 1. Obligasi pemerintah Pusat (Government Bond)
Obligasi ini merupakan suatu jenis obligasi yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah pusat dari suatu negara dengan tujuan untuk membiayai dan membangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di Indonesia saat ini hanya
74
Obligasi konversi tidak ubahnya dengan obligasi biasa sebagai hybrid. Obligasi konversi mencantumkan persyaratan untuk konversi seperti tanggal penukaran, jumlah yang dipertukarkan, dan harga konversi. Kekurangan (disadvantage) dari obligasi konversi adalah kalau terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan konversi yang tidak tepat, misalnya pada saat terjadi kenaikan suku bunga bank atau emiten tidak berhasil mendapatkan keuntungan, sehingga tidak membagikan dividen. Obligasi yang telah dikonversikan menjadi saham akan menambah modal sendiri dalam posisi neraca., M Irsan, Op. Cit.,hlm. 186
75
obligasi Bank Indonesia yang dipasarkan di pasar internasional yang dimaksudkan untuk benchmark bagi obligasi BUMN dan perusahaan swasta nasional.
2. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bonds)
Obligasi ini merupakan suatu jenis obligasi yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah daerah dengan tujuan untuk membiayai dan membangun Badan Usaha Milik Daerah. Undang-undang Otonom Daerah memungkinkan Pemda untuk mengeluarkan obligasi karena pemda sudah lebih bebas menentukan kebijakan dalam memajukan daerahnya. Obligasi pemda belum ada di Indonesia, walaupun dari segi potensi ada beberapa pemda yang mempunyai prospek untuk mengeluarkan obligasi dalam rangka menambah dana investasi pemda.
3. Obligasi perusahaan swasta (corporate bonds)
Obligasi ini merupakan suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan swasta yang membutuhkan dana atau modal secara cepat dalam rangka membangun dan memperluas bisnis perusahaannya. Di Indonesia, obligasi perusahaan swasta ini diterbitkan oleh suatu perusahaan yang telah memenuhi persyaratan dan pernyataan pendaftaran nya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.
Di Amerika Serikat, surat hutang dikenal dengan istilah Bond dan Notes. Pada dasarnya keduanya adalah sama, namun ada beberapa hal yang menjadi perbedaan, antara lain:
1. Jangka waktu, dimana untuk Bond jangka waktunya lebih lama, lebih dari 10 tahun, sedangkan Notes tidak lebih dari 10 tahun.76
2. Dari segi perlindungan investor, pada saat likuidasi, pembayaran surat hutang jenis Notes adalah dibayar belakangan sesudah Bond dan Debenture dibayar terlebih dahulu.
Keuntungan dari penerbitan suatu obligasi bagi perusahaan adalah sebagai berikut:77
a). Investor tidak berhak atas keuntungan perusahaan, kecuali hanya terhadap bunga. b). Biaya penerbitan obligasi relatif lebih murah dibandingkan penerbitan saham,