• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN ULANG BENDUNG BATANG AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATRA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN ULANG BENDUNG BATANG AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATRA BARAT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN ULANG BENDUNG BATANG AIR HAJI KECAMATAN

LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI

SUMATRA BARAT

Zulfahmi Andri, Drs. Nazwar Djali, ST, Sp-1, Ir.Taufik, MT

E-mail :zulfahmiandri371@yahoo.co.id, NazwarDjali@yahoo.com,

Taufik88@roketmail.com

ABSTRAK

Pesisir Selatan merupakan Kabupaten di Sumatra Barat yang kondisi geografisnya berupa dataran dan perbukitan di mana cukup banyak aliran sungai. Mengingat begitu pentingnya air bagi kelansungan hidup masyarakat di Nagari Air Haji, maka di Bangun Bendung Batang Air Haji untuk memenuhi kebutan air di musin kemarau supaya masyarakat bisa bercocok tanam. Di Air Haji lahan persawahan termasuk yang paling luas yaitu 2000 Ha. Petani di daerah ini hanya dapat menanam padi maupun palawija sekali dalam setahun yaitu pada musim penghujan. Kondisi tersebut dikarenakan kurangnya ketersediaan air irigasi dan minimnya jaringan irigasi.. Untuk mewujudkan sistem pengairan yang baik maka perlu dibangun Bendung yang berfungsi untuk menaikkan muka air sungai sehingga dapat dialirkan ke lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian. Penelitian ini berisi desain salah satu bendung di Daerah Irigasi Air Haji yaitu Bendung Batang Air Haji. Bendung ini direncanakan dengan mengunakan beton K225. Desain bendung Batang Air Haji berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut, lebar efektif bendung 37 meter, mercu bendung tipe ogee, tinggi bendung 3 meter, tipe kolam olak Bak tenggelam dengan panjang kolam olak 7.5 meter, panjang lantai muka 8.5 meter. Desain ini telah memenuhi syarat stabilitas terhadap guling, geser, eksentrisitas dan daya dukung tanah.

(2)

PLANNING REPEAT BARRICADE BAR IRRIGATE HAJI DISTRICT OF

LINGGO GIST SARI OF BAGANTI SUB-PROVINCE COASTAL AREA OF

SOUTH OF PROVINSI SUMATRA WEST

Zulfahmi Andri, Drs. Nazwar Djali, ST, Sp-1, Ir. Taufik, MT

E-Mail :

zulfahmiandri371@yahoo.co.id

,

NazwarDjali@yahoo.com

,

Taufik88@Roketmail.com

ABSTRACT

Coastal area of south represent sub-province in sumatra west which is geographical condition in the form of plain and hilly where quite a lot river stream. Considering important so him irrigate to siciety life continuity of in Nagari Air Haji hence in Awaking Up to Barricade Bar Air Haji to fulfill requirement of Water in drought season so that cultivation society can every year, In Air Haji of rice field tarm of is including widest that is 2000 Ha Farmer in this area can only plant and also paddy of paliwija once in one year that is at rain season. The because of lack of the availibility of irrigation Water ad its minim of irrigation network. To realize good irrigating system hence require to be woke up to barricade functioning newly to boost up fece irrigate river so that can be poured into. Agriculture farm and increase product agriculture. This research contain desain one of the barricading in Area irrigation in Air Haji of that is Barricading Bar Air Haji. Barricade to be planned with concrete using of K225. Desain Dimension barricade Bar Air Haji pursuant to result of calculation shall be as follows, offective wide barricade 37 metre, firework type barricade type of ogee, highly barricade 3 metre, Basin convection pool type sink with convection pool length 7,5 metre, long of face floor 8.5 metre, This Desain have is up to standard of stability to rolling danger, shift, eccentricityke, and energy support land ground.

(3)

PENDAHULUAN

Seiring dengan kebutuhan air,

manusia berusaha mengatasi kendala yang

disebabkan air dan memanfaatkan seoptimal

mungkin. Adanya sumber air yang

dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan

air pertanian dan kebutuhan sehari-hari.

Siklus hidrologi yang terjadi menyebabkan

jumlah volume air yang ada di dunia ini

adalah tetap. Akan tetapi, dipandang dari

aspek ruang dan waktu distribusi air secara

alamiah tidaklah ideal. Sebagai contoh,

dalam usaha sumber air baku. Jika tidak ada

usaha pengendalian air pada musim hujan,

maka akan menyebabkan terjadinya erosi

dan banjir, sedangkan pada musim kemarau

akan kekeringan dan kesulitan mendapatkan

sumber air baku. Hal tersebut diatas

merupakan salah satu permasalahan yang

timbul dalam usaha pengembangan dan

pengendalian sumber daya air.

Permasalahan tersebut perlu

secepatnya diatasi. Untuk itu diperlukan

suatu manajemen yang baik terhadap

pengembangan dan pengelolaan sumber

daya air agar potensi bencana yang

disebabkan oleh air tersebut dapat dicegah.

Pengelolaan sumber daya air yang baik akan

berdampak pada kelestarian dan

keseimbangan lingkungan hidup baik

sekarang maupun akan datang.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan

membuat sistem teknis seperti penghijauan,

perkuatan tebing, bendung, bendungan,

embung, dan sebagainya maupun dengan

sistem non teknis seperti membuat

perundang-undangan.

Semua makhluk hidup yang ada di

bumi sangat membutuhkan air, selain untuk

kelangsungan hidup dan juga untuk

kebutuhan sehari-hari. Adapun kegunaan air

seperti yang kita ketahui, antara lain :

a. Air berguna untuk kebutuhan

sehari-hari, seperti air minum, cucian, dan

lain-lain

b. Air berguna untuk keperluan irigasi

(4)

d. Air berguna untuk pembangkit tenaga

listrik

e. Air berguna untuk sektor perindustrian

dan lain-lain

Propinsi Sumatera Barat merupakan

daerah agraris dimana secara umum

masyarakatnya berada di pedesaan yang

perekonomiannya lebih dititik beratkan pada

sektor pertanian, khususnya menggarap

lahan persawahan. Dalam rangka

pengelolaan sawah ini perlu didukung sarana

dan prasarana irigasi yang memadai, agar

para petani dapat mengolah lahan

persawahannya. Salah satu usaha untuk

mencapai program tersebut, adalah

pengembangan suatu areal pertanian

khususnya Daerah Irigasi di Air Haji

Kabupaten Pesisir Selatan.

Daerah irigasi Batang Air Hji seluas

2000 Ha, berdasarkan administrasi terletak

di daerah Air Haji Kecamatan Linggo Sari

Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan.

Sedangkan untuk menuju lokasi dapat di

tempuh dengan kendaraan roda empat

dengan iklim yang tidak begitu jauh dari

kota Padang.

Kondisi geologi daerah Irigasi

Batang Batang Air Haji relatif muda atau

belum dapat dikatakan stabil, sehingga

masih banyak ditemukan lapisan – lapisan

permukaan bebatuan yang terdiri dari

endapan – endapan vukanik. Kondisi ini

mengakibatkan sungai – sungai di daerah

pegunungan ini dengan kemiringan dasar

yang cukup tajam dan beraliran deras

umumnya mengangkut material berupa

kerikil, batuan berbagai ukuran, batang

kayu, daun – daunan dan sampah. Untuk itu

penulis mengangkat masalah ini sebagai

bahan untuk pembuatan Tugas Akhir (TA)

dengan judul “Perencanaan Ulang

Bendung Batang Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat”.

METODE

Penulis melakukan studi literatur dan

pegumpulan data. Kegiatan yang akan

(5)

a. Studi literatur

Dalam studi literatur didapatkan

teori-teori yang diperoleh melalui buku-buku

untuk analisa hidrologi yang

berhubungan dengan penulisan tugas

akhir.

b. Pengumpulan data

Data yang dibutuhkan adalah peta

DAS, data curah hujan 10 tahun (tahun

2003 sampai tahun 2012) yang berasal

dari 3 Stasiun yaitu Stasiun Balai

Selasa, Stasiun Air Haji dan Stasiun

Bakir.

c. Analisa dan perhitungan.

1) Curah hujan maksimum

Pada analisa ini, data curah hujan yang

akan digunakan adalah data curah hujan

rata – rata maksimum yang diperoleh

dengan menghitung data curah hujan 10

tahun dari 3 stasiun dengan menggunakan

Metode Aljabar ( Arithmetic Mean ).

2) Curah hujan rencana

Untuk menghitung curah hujan rencana

penulis menggunakan 3 metode yaitu,

metode Gumbel, Hasper dan Weduwen

3) Analisa Debit Banjir Rencana

Untuk perhitungan Debit Banjir

Rencana dilakukan dengan metode

Hasper. Data untuk metode tersebut di

ambil dari nilai curah hujan rencana.

Perhitungan debit rencana dengan

metode ini, tinggi hujan yang

diperhitungkan adalah tinggi hujan pada

titik pengamatan.

4) Perhitungan Dimensi Bendung.

Perhitungan dimensi bendung berguna

untuk mengetahui seberapa besar debit

yang mampu ditahan oleh bendung

dengan menggunakan data dimensi yang

ada dilapangan pada saat ini. Selanjutnya

hasil perhitungan akan menunjukkan

apakah diperlukan dimensi baru untuk

bendung atau tidak.

ANALISA DAN PEMBAHASAN a. Perhitungan Curah Hujan

Didalam perhitungan data curah

hujan rencana dengan periode ulang, metoda

yang digunakan adalah :

1) Perhitungan dengan Metode Hasper

(6)

3) Perhitungan dengan Metode Weduwen

Tabel 1. Perhitungan curah hujan

(Sumber Data : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Tingkat I Sumatera Barat)

b. Curah hujan rencana

Untuk curah hujan rencana penulis

menggunakan 3 metode yaitu metode

Gumbel, Hasper, dan Weduwen

1) Metode Gumbel

Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Gumbel

(Sumber Data: Hasil Perhitungan)

2) Metode hasper

Tabel 3. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Hasper

(Sumber Data : Hasil Perhitungan)

3) Metode Weduwen

Tabel 4. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Weduwen

(Sumber Data : Hasil Perhitungan)

Dari perhitungan curah hujan

rencana dengan 3 metode di atas, maka akan

didapat curah hujan rencana rata-rata adalah:

No Tahun Pengamatan

Curah Hujan Maksimum Stasiun Surantih (mm) 1 2003 140 2 2004 130 3 2005 140 4 2006 140 5 2007 192 6 2008 240 7 2009 67 8 2000 115 9 2011 134 10 2012 88 n=10 ∑R = 1386 n Rrata-rata (mm) Sx Yn Sn Yt Rn (mm) 2 123,2 50,08 0,513 1.021 0,36 116,08 5 123,2 50,08 0,513 1.021 1,49 171,70 10 123,2 50,08 0,513 1.021 2,25 208,52 20 123,2 50,08 0,513 1.021 2,97 243,85 25 123,2 50,08 0,513 1.021 3,19 255,05 50 123,2 50,08 0,513 1.021 3,90 289,56 100 123,2 50,08 0,513 1.021 4,60 323,82 t Rrata-rata S Rt (Th) (mm) (mm) 2 138,6 83,6168 120,2044 5 138,6 83,6168 120,2044 10 138,6 83,6168 120,2044 20 138,6 83,6168 120,2044 25 138,6 83,6168 120,2044 50 138,6 83,6168 120,2044 100 138,6 83,6168 120,2044 No T Mn Rp Rn 1 2 0,498 208 135,22 2 5 0,602 208 163,46 3 10 0,705 208 191,43 4 20 0,811 208 220,21 5 25 0,845 208 229,45 6 50 0,948 208 257,42 7 100 1,05 208 285,11

(7)

Tabel 5. Rekapitulasi Curah Hujan Rencana Rata– Rata Metode Gumbel, Hasper, Weduwen

(Sumber data: hasil perhitungan ) c. Perhitungan Debit Banjir Rencana

Tabel 6. Resume Debit Banjir

(Sumber data: hasil perhitungan) Dari ketiga metode tersebut diambil

Q100 yang mendekati Q100 rata-rata yaitu

hasil perhitungan Metode Melchior –

Hasper. Jadi besarnya debit rencana (design

flood) diambil harga Q100 hasil perhitungan

(Q100) = 114,6635 m3/dt

d. Perhitungan Bendung

Elevasi Puncak Mercu

Elevasi puncak mercu bendung harus

ditentukan sedemikian rupa sehingga

1. Pada saat air sungai setinggi mercu

bendung dapat mengairi semua

daerah yang direncanakan.

2. Daya bilas pembilas bawah harus

mampu membersihkan endapan

dasar yang mendekati intake.

3. Daya bilas kantong lumpur cukup

besar, sehingga endapan dikantong

lumpur dapat dibilas dengan lancar.

Elevasi puncak mercu = Elevasi dasar sungai

dilokasi bendung + Tinggi mercu

(+250) + 2 = +252 m

Lebar Efektif Mercu Bendung

Lebar bendung yaitu jarak antara

pangkal (abutment). Sebaiknya lebar

bendung ini sama dengan lebar rata-rata

sungai pada bagian yang stabil (bagian yang

lurus). Biasanya lebar bendung diambil

antara 1,0 – 1,2 dari lebar rata-rata sungai

pada ruas yang stabil.

No Rn Metode Haspe r (mm) Gumb el (mm) Wedu wen (mm) Rata - rata 1 R2 108,7 116,0 135,2 120,0 2 R5 165,4 171,7 163,4 166,8 3 R10 206,3 208,5 191,4 202,1 4 R20 247,8 243,8 220,2 237,3 5 R25 261,7 255,0 229,4 248,7 6 R50 304,5 289,5 257,4 283,8 7 R100 349,3 323,8 285,1 319,4 no Metode Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100 1 Hasper 242,80 396,17 494,04 593,49 626,63 729,24 836,58 2 Gumbel 277,96 411,13 499,28 583,87 610,69 693,33 775,38 3 weduwen 323,79 391,41 458,37 527,29 549,40 616,39 682,68

(8)

Be = B – 2 (nKp + Ka). HI

Dimana :

Be = Lebar efektif bendung

B = Lebar bendung (lebar total

– lebar pilar)

n = Jumlah pilar

Kp = Koefisien kontraksi pilar

Ka = Koefisien kontraksi

pangkal bendung

HI = Tinggi energi (m)

(Sumber : Standar Perencanaan

Irigasi, KP 02 hal 114)

Tinggi Muka Air Banjir di Atas Bendung

Tabel 7. Resume perbandingan tinggi muka air di atas bendung

Uraian

Tipe Mercu

Mercu ogee (Perencana)

V 3,5617 m/dt

Ha = k 0,65 m

Hd 4,165 m

H1 4,815 m

(Sumber data: hasil perhitungan )

Tinggi Muka Air Banjir di atas Bendung

 elevasi muka air diatas bendung :

= Elevasi puncak mercu + h

= (+ 252,00) + 2,565 = 254,565m

 Elevasi energi diatas mercu : = Elevasi puncak mercu + H1

= (+252,00) + 2,875= 254,875 m

 Elevasi muka air dihilir bendung :

= Elevasi dasar sungai di hilir

bendung + h

= (+ 249,00) + 2,565

= + 251,565 m

Tabel 8. Resume perbandingan tinggi muka air di atas bending

(Sumber data: hasil perhitungan )

Perhitungan Back Water Dimana :

a = Kedalaman air sungai sebelum

adanya bendung (m)

h = Tinggi air berhubung adanya

bendung (m)

L = Panjang total dimana kurva

pengempangan terlihat (m) No H (m) A (m2) P (m) R (m) I N V (m/dt) Q (m3/dt) 1 1,5 50,25 36,243 1,386 0.069 0.023 14,201 713,580 2 1,56 52,35 36,412 1,438 0.069 0.023 14,548 761,598 3 1,57 52,70 36,441 1,446 0.069 0.023 14,606 769,747 4 1,5764 52,93 36,459 1,452 0.069 0.023 14,643 775,262

(9)

Z = Kedalaman air pada jarak x dari

bendung (m)

X = Jarak dari bendung (m)

I = Kemiringan Perhitungan : a = 4,165 m h = 4,815 m I = 0,069 Sehingga : ℎ 𝑎 = 4,815 4,165 = 1,1561 > 1 Maka L = 2ℎ 𝐼 L = 2 . (4,815) 0,069 = 139,5652 m ≈ 0,1395652 km

Perhitungan Hidrolis Kolam Olak Dari hasil perhitungan terdahulu diperoleh

data-data sebagai berikut :

 Debit banjir rencana = 775,3776 m3/dt

 Elevasi puncak mercu = + 252,00 m

 Elevasi air dihilir bendung = + 251,665

 Elevasi air dihulu bendung = + 256,165

 Jari-jari mercu

= 0,58 x Hd = 0,58 x 4,165

= 2,4157 m

 Tinggi mercu = 4,5 m

 Kemiringan sungai = 0,069

Tabel 9 Perhitungan Elevasi Kolam Olak

Eleva si Z (m) V1 (m/dt) Y1 (m) Fr (m) Y2 (m) Elevasi Air Loncat (m) 249.3 2.68 8,98 1.062 2.781 3,683 253.00 246,0 6,00 12,07 0,790 4,337 4,471 250,47 247,0 5.00 11,23 0,850 3,891 4,272 251,27 247,5 4,50 10,79 0,885 3.663 4,163 251,52

(Sumber data: hasil perhitungan ) Jadi : a. Debit satuan (Q100) q = Q Beff = 114,6635 37,437 = 20,7115 m 3/dt/m b. Kedalaman kritis (hc) hc = √𝑞2 𝑔 3 hc = √20,71152 9,81 3 = 3,5230 m

c. Tinggi energi dihulu

= Elevasi mercu + H1

= (+ 252,00) + 4,815

= 256,815 m

d. Tinggi energi dihilir

∆H = (+256,815) – (+251,665) = 5,15 m

e. Menentukan jari-jari bak minimum

(10)

∆𝐻 ℎ𝑐= 5,15 3,5230 = 1,4618 → dari grafik didapat : Rmin /hc = 1,55 Rmin = 1,55 x 3,5230 Rmin = 5,46 → diambil R = 5,5

f. Menentukan batas hilir minimum

(Tmin) ∆𝐻 ℎ𝑐= 5,15 3,5230 = 1,4618 → dari grafik didapat Tmin /hc = 1,88 (∆𝐻 ℎ𝑐) 0,215

Perhitungan Lantai Muka ∆hmax = (+252,00) – (+246,70)

= 5,3 m

∆hmax . C = 5,3 . 6 = 31,8 m

Sebelum ada lantai muka

LV = 3,00 + 1,50 + 2,00 + 2,00 + 3,50 + 0,5 + 0,5 + 5,0 = 18,5 m LH = 0,80 + 0,70 + 1,40 + 2,00 + 2,40 + 3,00 + 0,50 + 0,5 + 6,00 + 0,50 + 1,00 = 18,8 m Lv + 1/3 LH ≥ ∆h max . C 18,5 + 1/3 . 18,8 ≥ 31,8 m 24,77 m < 31,80 m

Dari hasil diatas maka diperlukan lantai

muka dengan creep line minimal :

L = 31,80 – 24,77 = 7,03 m

Stabilitas Bendung a. Pada Saat Air Normal

Tabel 10. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Normal)

No

Gaya-Gaya yang bekerja

Gaya (ton) Momen (tm)

V H Mv Mh 1 Berat sendiri bending - 228,58 - 2097,577 2 Gaya gempa 30,47 267,939 3 Tekanan lumpur - 1,55 2,02 - 27,78 3,75 4 Tekanan tanah - 13,33 - 6,40 5 Tekanan hidrostatis - 11,644 10,125 - 208,660 114,817 6 Tekanan uplift pressure 151,29 24,612 1348,01 118,67 Jumlah - 90,484 52,897 -1056,01 498,776

Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Normal 1. Terhadap guling

Sf = ∑ 𝑀𝑉

∑ 𝑀𝐻 ≥ 1,5

= 1056,01

(11)

= 2,117 ≥ 1,5...(Aman) 2. Terhadap geser Sf = f . ∑ 𝑉 ∑ 𝐻 ≥ 1,5 f = tan 370 = 0,75 Sf = 0,75 . 90,484 52,897 ≥ 1,5 = 1,711 ≥ 1,5…. (Aman) 3. Terhadap eksentrisitas e = B/2 – d ≤ b/6 d = ∑ 𝑀𝑉− ∑ 𝑀𝐻 ∑ 𝑉 Perhitungan : d = 1056,01 – 498,776 90,484 = 6,158 e = 18,3 2 – 6,158 = 2,992 ≤ 3,05…. (Aman)

4. Terhadap daya dukung tanah

qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 .

γ . B . Nγ

Dimana :

q = Daya dukung keseimbangan

(Ultimate bearing Capasity t/m2)

Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung tanah

yang tergantung pada

besarnya sudut geser dalam

tanah.

Berdasarkan sudut geser tanah diatas

dengan nilai Ø = 20o33’ di dapat dari tabel

Terzaqhi : Nc = 17,02

Nq = 6,95

Nγ = 3,6

Data daya dukung tanah pondasi :

Berat jenis tanah (γ) = 2,63 t/m3 Nilai kohesi tanah (C) = 0,40 t/m2

Sudut geser tanah (Ø) = 20o33’

Kedalaman pondasi (D) = 2,85 m

Lebar dasar bendung (B) = 18,30 m

qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ

= 0,40 . 17,02 + 2,63 . 2,85 . 6,95

+ 0,5 . 2,63 . 18,30 . 3,6

= 6,808 + 52,0937 + 86,6322

= 145,5339 t/m2

Tegangan tanah yang di izinkan

τ = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛

= 145,5339

2 = 72,7670 t/m

2

5. Terhadap tekanan dibawah bendung

τ = ∑ 𝑉 𝐵 (1 ± 6𝑒 𝐵 ) τ = 90,484 18,30 (1 ± 6 𝑥 2,992 18,30 ) τ max = 9,7949 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2 τ min = 0,0940 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2

(12)

b. Pada Saat Air Banjir

Tabel 11. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Banjir)

Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Banjir 1. Terhadap guling Sf

=

∑ 𝑀𝑉 ∑ 𝑀𝐻

≥ 1,5 = 1133,685 402,459

≥ 1,5 = 2,817 ≥ 1,5….. (Aman) 2. Terhadap geser Sf =

f .

∑ 𝑉 ∑ 𝐻

≥ 1,2 F = 0,75 Sf = 0,75 . 105,183 53,701 ≥ 1,5 = 1,957 ≥ 1,5…. (Aman) 3. Terhadap eksentrisitas e = B/2 – d ≤ b/6 d = ∑ 𝑀𝑉− ∑ 𝑀𝐻 ∑ 𝑉 Perhitungan : d = 1133,685 – 402,459 105,183

= 6,952 e = 18,3 2

– 6,952 = 2,198 ≤ 3,05 …. (Aman)

4. Terhadap tekanan tanah dibawah

bendung τ = ∑ 𝑉 𝐵

(

1 ± 6𝑒 𝐵

)

τ = 105,183 18,30

(

1 ± 6 𝑥 2,198 18,30

)

τ max = 9,8898 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2 τ min = 1,6056 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2 KESIMPULAN

Dari pembahasan analisa perencanaan

yang dilakukan pada Bendung Tetap

No

Gaya-Gaya yang bekerja

Gaya (ton) Momen (tm)

V H Mv Mh 1 Berat sendiri bending - 228,58 - 2097,577 2 Gaya gempa 30,47 267,939 3 Tekanan lumpur - 1,55 2,02 - 27,78 3,75 4 Tekanan tanah - 13,33 - 6,40 5 Tekanan hidrostatis - 62,29 - 0,852 - 464,982 - 97,791 6 Tekanan uplift pressure 187,237 35,393 1456,654 234,961 Jumlah - 105,183 53,701 -1133,685 402,459

(13)

Sungai Batang Air Haji, didapat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari peta topografi didapat luas

catchment area yang mempengaruhi debit

Sungai Batang Air Haji 2 sekitar 84 km2.

2. Dalam perhitungan debit banjir rencana

periode ulang 100 tahun pada

perencanaan Ulang Bendung Tetap

Sungai Batang Air Haji2 ini didapat Q100

= 114,6635 m3/dt.

3. Pada perencanaan Bendung Ulang

Bendung Batang Air Haji digunakan

mercu tipe Ogee pada kondisi yang

sebenarnya dengan jari-jari mercu 1,88

m.

4. Pada hasil perhitungan tinggi muka air

banjir diatas bendung didapat

perbandingan tinggi muka air di atas

bendung sebagai berikut :

Tabel 12. Perbandingan tinggi muka air di atas bendung

Uraian Tipe Mercu

Mercu ogee (Perencana)

V 3,5617 m/dt

Ha = k 0,65 m

Hd 4,165 m

H1 4,815 m

Dimana :

V = Kecepatan aliran dihulu mercu

Ha = k = Tinggi energi

Hd = Tinggi energi rencana diatas

Mercu H1 = Tinggi energi diatas

mercu

5. Perencanaan Ulang Bendung Batang Air

Haji ini berguna untuk meninggikan

muka air sungai agar bisa disadap untuk

mengairi areal persawahan seluas 2000

Ha.

6. Tipe kolam olak yang digunakan dalam

perencanaan yaitu tipe bak tenggelam

(Bucket), karena harus sesuai dengan

jenis kandungan sedimen yang berada di

area setempat dimana banyak

mengangkut bongkahan-bongkahan atau

batu-batu besar.

7. Hasil dari perhitungan elevasi dan

kedalaman air adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Kesimpulan hasil perhitungan

Uraian Analisa

Perencanaan Kedalaman air di hilir

bendung (h) 4,165m

Elevasi muka air di hilir

bending 251,665 m

Elevasi muka air di atas

bending 256,165 m

(14)

8. Jari-jari kolam olak yang di dapat pada

perencanaan bendung tetap ini adalah 5,5

m.

9. Pada perhitungan Stabilitas bendung

dalam keadaan air normal didapat angka

keamanan terhadap guling 2,117 dan

terhadap geser 1,711. Pada saat air dalam

keadaan banjir didapat angka keamanan

terhadap guling 2,817 dan terhadap geser

1,957. Dari hasil perhitungan yang

didapat maka konstruksi bendung stabil.

SARAN

Pada perencaan bendung di atas baru

sampai bangunan bendungnya aja belum ada

saluran irigasinya, mudah-mudahan pada

perencanaan bendung berikutnya sudah ada

saluran irigasinya supaya air di batang air

haji ini dapat di pergunakan oleh penduduk

untuk di aliri kesawahnya masing- masing.

DAFTAR PUSTAKA

Ir.Soenarno. 1972. Perhitungan Bendung

Tetap, diakses 20 Mai 1972

Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria

Perencanaan -01 Bagian

Jaringan Irigasi, Bandung:

Direktorat Jendral Pengairan

Depertemen Pekerjaan Umum

Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria

Perencanaan -02 bagian

Bangunan Utama, Bandung: Direktorat Jendral Pengairan

Depertemen Pekerjaan umum

Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria

Perencanaan -03 Bagian

Saluran, Bandung: Direktorat Jendral Pengairan Depertemen

Pekerjaan Umum

Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria

Perencanaan -04 Bagian

Bangunan, Bandung: Direktorat Jendral Pengairan Depertemen

Gambar

Tabel  2.  Perhitungan  Curah  Hujan  Rencana Metode Gumbel
Tabel 5. Rekapitulasi Curah Hujan   Rencana Rata– Rata Metode Gumbel,   Hasper, Weduwen
Tabel 9 Perhitungan Elevasi Kolam Olak
Tabel  10.  Resume  Gaya  Yang  Bekerja  Pada Bendung (Saat Air Normal)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Citra penginderaan jauh bersifat permanen sehingga mudah digunakan untuk kajian / penelitian; Citra penginderaan jauh dapat memberikan gambaran 3 dimensional apabila

tersebut seperti Columbia Agar Base dengan ditambah 5% dari darah domba, atau dengan CTBA (Cystine-Tellurite Blood Agar), kemudian setelah panen atau sejumlah

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini guna

1. Harga saha tidak dipengaruhi oleh ROE yang merupakan ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan

(2) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada teks terjemahan Al-Qur'an yang menyatakan tentang ucapan (3) Mengimplementasikan nilai pendidikan dalam

1. koordinat join, pembebanan, dan profil yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 5. Untuk lebih jelasnya, hasil program Microfeap ini dapat dilihat pada lampiran 5.

dilakukan penataan ulang layout pabrik ditentukan dengan menghitung jarak perpindahan bahan. Dengan jarak perpindahan bahan yang pendek diharapkan tata letak hasil rancangan dapat

apabila daerah asalnya heterogen terdapat banyak suku, ras, agama dan kurang adanya pembinaan dari yang pemerintah yang berwenang untuk hidup harmonis, saling menghormati,