PERENCANAAN ULANG BENDUNG BATANG AIR HAJI KECAMATAN
LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI
SUMATRA BARAT
Zulfahmi Andri, Drs. Nazwar Djali, ST, Sp-1, Ir.Taufik, MT
E-mail :zulfahmiandri371@yahoo.co.id, NazwarDjali@yahoo.com,
Taufik88@roketmail.com
ABSTRAK
Pesisir Selatan merupakan Kabupaten di Sumatra Barat yang kondisi geografisnya berupa dataran dan perbukitan di mana cukup banyak aliran sungai. Mengingat begitu pentingnya air bagi kelansungan hidup masyarakat di Nagari Air Haji, maka di Bangun Bendung Batang Air Haji untuk memenuhi kebutan air di musin kemarau supaya masyarakat bisa bercocok tanam. Di Air Haji lahan persawahan termasuk yang paling luas yaitu 2000 Ha. Petani di daerah ini hanya dapat menanam padi maupun palawija sekali dalam setahun yaitu pada musim penghujan. Kondisi tersebut dikarenakan kurangnya ketersediaan air irigasi dan minimnya jaringan irigasi.. Untuk mewujudkan sistem pengairan yang baik maka perlu dibangun Bendung yang berfungsi untuk menaikkan muka air sungai sehingga dapat dialirkan ke lahan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian. Penelitian ini berisi desain salah satu bendung di Daerah Irigasi Air Haji yaitu Bendung Batang Air Haji. Bendung ini direncanakan dengan mengunakan beton K225. Desain bendung Batang Air Haji berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut, lebar efektif bendung 37 meter, mercu bendung tipe ogee, tinggi bendung 3 meter, tipe kolam olak Bak tenggelam dengan panjang kolam olak 7.5 meter, panjang lantai muka 8.5 meter. Desain ini telah memenuhi syarat stabilitas terhadap guling, geser, eksentrisitas dan daya dukung tanah.
PLANNING REPEAT BARRICADE BAR IRRIGATE HAJI DISTRICT OF
LINGGO GIST SARI OF BAGANTI SUB-PROVINCE COASTAL AREA OF
SOUTH OF PROVINSI SUMATRA WEST
Zulfahmi Andri, Drs. Nazwar Djali, ST, Sp-1, Ir. Taufik, MT
E-Mail :
zulfahmiandri371@yahoo.co.id
,
NazwarDjali@yahoo.com
,
Taufik88@Roketmail.com
ABSTRACT
Coastal area of south represent sub-province in sumatra west which is geographical condition in the form of plain and hilly where quite a lot river stream. Considering important so him irrigate to siciety life continuity of in Nagari Air Haji hence in Awaking Up to Barricade Bar Air Haji to fulfill requirement of Water in drought season so that cultivation society can every year, In Air Haji of rice field tarm of is including widest that is 2000 Ha Farmer in this area can only plant and also paddy of paliwija once in one year that is at rain season. The because of lack of the availibility of irrigation Water ad its minim of irrigation network. To realize good irrigating system hence require to be woke up to barricade functioning newly to boost up fece irrigate river so that can be poured into. Agriculture farm and increase product agriculture. This research contain desain one of the barricading in Area irrigation in Air Haji of that is Barricading Bar Air Haji. Barricade to be planned with concrete using of K225. Desain Dimension barricade Bar Air Haji pursuant to result of calculation shall be as follows, offective wide barricade 37 metre, firework type barricade type of ogee, highly barricade 3 metre, Basin convection pool type sink with convection pool length 7,5 metre, long of face floor 8.5 metre, This Desain have is up to standard of stability to rolling danger, shift, eccentricityke, and energy support land ground.
PENDAHULUAN
Seiring dengan kebutuhan air,
manusia berusaha mengatasi kendala yang
disebabkan air dan memanfaatkan seoptimal
mungkin. Adanya sumber air yang
dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan
air pertanian dan kebutuhan sehari-hari.
Siklus hidrologi yang terjadi menyebabkan
jumlah volume air yang ada di dunia ini
adalah tetap. Akan tetapi, dipandang dari
aspek ruang dan waktu distribusi air secara
alamiah tidaklah ideal. Sebagai contoh,
dalam usaha sumber air baku. Jika tidak ada
usaha pengendalian air pada musim hujan,
maka akan menyebabkan terjadinya erosi
dan banjir, sedangkan pada musim kemarau
akan kekeringan dan kesulitan mendapatkan
sumber air baku. Hal tersebut diatas
merupakan salah satu permasalahan yang
timbul dalam usaha pengembangan dan
pengendalian sumber daya air.
Permasalahan tersebut perlu
secepatnya diatasi. Untuk itu diperlukan
suatu manajemen yang baik terhadap
pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air agar potensi bencana yang
disebabkan oleh air tersebut dapat dicegah.
Pengelolaan sumber daya air yang baik akan
berdampak pada kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup baik
sekarang maupun akan datang.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan
membuat sistem teknis seperti penghijauan,
perkuatan tebing, bendung, bendungan,
embung, dan sebagainya maupun dengan
sistem non teknis seperti membuat
perundang-undangan.
Semua makhluk hidup yang ada di
bumi sangat membutuhkan air, selain untuk
kelangsungan hidup dan juga untuk
kebutuhan sehari-hari. Adapun kegunaan air
seperti yang kita ketahui, antara lain :
a. Air berguna untuk kebutuhan
sehari-hari, seperti air minum, cucian, dan
lain-lain
b. Air berguna untuk keperluan irigasi
d. Air berguna untuk pembangkit tenaga
listrik
e. Air berguna untuk sektor perindustrian
dan lain-lain
Propinsi Sumatera Barat merupakan
daerah agraris dimana secara umum
masyarakatnya berada di pedesaan yang
perekonomiannya lebih dititik beratkan pada
sektor pertanian, khususnya menggarap
lahan persawahan. Dalam rangka
pengelolaan sawah ini perlu didukung sarana
dan prasarana irigasi yang memadai, agar
para petani dapat mengolah lahan
persawahannya. Salah satu usaha untuk
mencapai program tersebut, adalah
pengembangan suatu areal pertanian
khususnya Daerah Irigasi di Air Haji
Kabupaten Pesisir Selatan.
Daerah irigasi Batang Air Hji seluas
2000 Ha, berdasarkan administrasi terletak
di daerah Air Haji Kecamatan Linggo Sari
Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan.
Sedangkan untuk menuju lokasi dapat di
tempuh dengan kendaraan roda empat
dengan iklim yang tidak begitu jauh dari
kota Padang.
Kondisi geologi daerah Irigasi
Batang Batang Air Haji relatif muda atau
belum dapat dikatakan stabil, sehingga
masih banyak ditemukan lapisan – lapisan
permukaan bebatuan yang terdiri dari
endapan – endapan vukanik. Kondisi ini
mengakibatkan sungai – sungai di daerah
pegunungan ini dengan kemiringan dasar
yang cukup tajam dan beraliran deras
umumnya mengangkut material berupa
kerikil, batuan berbagai ukuran, batang
kayu, daun – daunan dan sampah. Untuk itu
penulis mengangkat masalah ini sebagai
bahan untuk pembuatan Tugas Akhir (TA)
dengan judul “Perencanaan Ulang
Bendung Batang Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat”.
METODE
Penulis melakukan studi literatur dan
pegumpulan data. Kegiatan yang akan
a. Studi literatur
Dalam studi literatur didapatkan
teori-teori yang diperoleh melalui buku-buku
untuk analisa hidrologi yang
berhubungan dengan penulisan tugas
akhir.
b. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan adalah peta
DAS, data curah hujan 10 tahun (tahun
2003 sampai tahun 2012) yang berasal
dari 3 Stasiun yaitu Stasiun Balai
Selasa, Stasiun Air Haji dan Stasiun
Bakir.
c. Analisa dan perhitungan.
1) Curah hujan maksimum
Pada analisa ini, data curah hujan yang
akan digunakan adalah data curah hujan
rata – rata maksimum yang diperoleh
dengan menghitung data curah hujan 10
tahun dari 3 stasiun dengan menggunakan
Metode Aljabar ( Arithmetic Mean ).
2) Curah hujan rencana
Untuk menghitung curah hujan rencana
penulis menggunakan 3 metode yaitu,
metode Gumbel, Hasper dan Weduwen
3) Analisa Debit Banjir Rencana
Untuk perhitungan Debit Banjir
Rencana dilakukan dengan metode
Hasper. Data untuk metode tersebut di
ambil dari nilai curah hujan rencana.
Perhitungan debit rencana dengan
metode ini, tinggi hujan yang
diperhitungkan adalah tinggi hujan pada
titik pengamatan.
4) Perhitungan Dimensi Bendung.
Perhitungan dimensi bendung berguna
untuk mengetahui seberapa besar debit
yang mampu ditahan oleh bendung
dengan menggunakan data dimensi yang
ada dilapangan pada saat ini. Selanjutnya
hasil perhitungan akan menunjukkan
apakah diperlukan dimensi baru untuk
bendung atau tidak.
ANALISA DAN PEMBAHASAN a. Perhitungan Curah Hujan
Didalam perhitungan data curah
hujan rencana dengan periode ulang, metoda
yang digunakan adalah :
1) Perhitungan dengan Metode Hasper
3) Perhitungan dengan Metode Weduwen
Tabel 1. Perhitungan curah hujan
(Sumber Data : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Tingkat I Sumatera Barat)
b. Curah hujan rencana
Untuk curah hujan rencana penulis
menggunakan 3 metode yaitu metode
Gumbel, Hasper, dan Weduwen
1) Metode Gumbel
Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Gumbel
(Sumber Data: Hasil Perhitungan)
2) Metode hasper
Tabel 3. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Hasper
(Sumber Data : Hasil Perhitungan)
3) Metode Weduwen
Tabel 4. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Weduwen
(Sumber Data : Hasil Perhitungan)
Dari perhitungan curah hujan
rencana dengan 3 metode di atas, maka akan
didapat curah hujan rencana rata-rata adalah:
No Tahun Pengamatan
Curah Hujan Maksimum Stasiun Surantih (mm) 1 2003 140 2 2004 130 3 2005 140 4 2006 140 5 2007 192 6 2008 240 7 2009 67 8 2000 115 9 2011 134 10 2012 88 n=10 ∑R = 1386 n Rrata-rata (mm) Sx Yn Sn Yt Rn (mm) 2 123,2 50,08 0,513 1.021 0,36 116,08 5 123,2 50,08 0,513 1.021 1,49 171,70 10 123,2 50,08 0,513 1.021 2,25 208,52 20 123,2 50,08 0,513 1.021 2,97 243,85 25 123,2 50,08 0,513 1.021 3,19 255,05 50 123,2 50,08 0,513 1.021 3,90 289,56 100 123,2 50,08 0,513 1.021 4,60 323,82 t Rrata-rata S Rt (Th) (mm) (mm) 2 138,6 83,6168 120,2044 5 138,6 83,6168 120,2044 10 138,6 83,6168 120,2044 20 138,6 83,6168 120,2044 25 138,6 83,6168 120,2044 50 138,6 83,6168 120,2044 100 138,6 83,6168 120,2044 No T Mn Rp Rn 1 2 0,498 208 135,22 2 5 0,602 208 163,46 3 10 0,705 208 191,43 4 20 0,811 208 220,21 5 25 0,845 208 229,45 6 50 0,948 208 257,42 7 100 1,05 208 285,11
Tabel 5. Rekapitulasi Curah Hujan Rencana Rata– Rata Metode Gumbel, Hasper, Weduwen
(Sumber data: hasil perhitungan ) c. Perhitungan Debit Banjir Rencana
Tabel 6. Resume Debit Banjir
(Sumber data: hasil perhitungan) Dari ketiga metode tersebut diambil
Q100 yang mendekati Q100 rata-rata yaitu
hasil perhitungan Metode Melchior –
Hasper. Jadi besarnya debit rencana (design
flood) diambil harga Q100 hasil perhitungan
(Q100) = 114,6635 m3/dt
d. Perhitungan Bendung
Elevasi Puncak Mercu
Elevasi puncak mercu bendung harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga
1. Pada saat air sungai setinggi mercu
bendung dapat mengairi semua
daerah yang direncanakan.
2. Daya bilas pembilas bawah harus
mampu membersihkan endapan
dasar yang mendekati intake.
3. Daya bilas kantong lumpur cukup
besar, sehingga endapan dikantong
lumpur dapat dibilas dengan lancar.
Elevasi puncak mercu = Elevasi dasar sungai
dilokasi bendung + Tinggi mercu
(+250) + 2 = +252 m
Lebar Efektif Mercu Bendung
Lebar bendung yaitu jarak antara
pangkal (abutment). Sebaiknya lebar
bendung ini sama dengan lebar rata-rata
sungai pada bagian yang stabil (bagian yang
lurus). Biasanya lebar bendung diambil
antara 1,0 – 1,2 dari lebar rata-rata sungai
pada ruas yang stabil.
No Rn Metode Haspe r (mm) Gumb el (mm) Wedu wen (mm) Rata - rata 1 R2 108,7 116,0 135,2 120,0 2 R5 165,4 171,7 163,4 166,8 3 R10 206,3 208,5 191,4 202,1 4 R20 247,8 243,8 220,2 237,3 5 R25 261,7 255,0 229,4 248,7 6 R50 304,5 289,5 257,4 283,8 7 R100 349,3 323,8 285,1 319,4 no Metode Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100 1 Hasper 242,80 396,17 494,04 593,49 626,63 729,24 836,58 2 Gumbel 277,96 411,13 499,28 583,87 610,69 693,33 775,38 3 weduwen 323,79 391,41 458,37 527,29 549,40 616,39 682,68
Be = B – 2 (nKp + Ka). HI
Dimana :
Be = Lebar efektif bendung
B = Lebar bendung (lebar total
– lebar pilar)
n = Jumlah pilar
Kp = Koefisien kontraksi pilar
Ka = Koefisien kontraksi
pangkal bendung
HI = Tinggi energi (m)
(Sumber : Standar Perencanaan
Irigasi, KP 02 hal 114)
Tinggi Muka Air Banjir di Atas Bendung
Tabel 7. Resume perbandingan tinggi muka air di atas bendung
Uraian
Tipe Mercu
Mercu ogee (Perencana)
V 3,5617 m/dt
Ha = k 0,65 m
Hd 4,165 m
H1 4,815 m
(Sumber data: hasil perhitungan )
Tinggi Muka Air Banjir di atas Bendung
elevasi muka air diatas bendung :
= Elevasi puncak mercu + h
= (+ 252,00) + 2,565 = 254,565m
Elevasi energi diatas mercu : = Elevasi puncak mercu + H1
= (+252,00) + 2,875= 254,875 m
Elevasi muka air dihilir bendung :
= Elevasi dasar sungai di hilir
bendung + h
= (+ 249,00) + 2,565
= + 251,565 m
Tabel 8. Resume perbandingan tinggi muka air di atas bending
(Sumber data: hasil perhitungan )
Perhitungan Back Water Dimana :
a = Kedalaman air sungai sebelum
adanya bendung (m)
h = Tinggi air berhubung adanya
bendung (m)
L = Panjang total dimana kurva
pengempangan terlihat (m) No H (m) A (m2) P (m) R (m) I N V (m/dt) Q (m3/dt) 1 1,5 50,25 36,243 1,386 0.069 0.023 14,201 713,580 2 1,56 52,35 36,412 1,438 0.069 0.023 14,548 761,598 3 1,57 52,70 36,441 1,446 0.069 0.023 14,606 769,747 4 1,5764 52,93 36,459 1,452 0.069 0.023 14,643 775,262
Z = Kedalaman air pada jarak x dari
bendung (m)
X = Jarak dari bendung (m)
I = Kemiringan Perhitungan : a = 4,165 m h = 4,815 m I = 0,069 Sehingga : ℎ 𝑎 = 4,815 4,165 = 1,1561 > 1 Maka L = 2ℎ 𝐼 L = 2 . (4,815) 0,069 = 139,5652 m ≈ 0,1395652 km
Perhitungan Hidrolis Kolam Olak Dari hasil perhitungan terdahulu diperoleh
data-data sebagai berikut :
Debit banjir rencana = 775,3776 m3/dt
Elevasi puncak mercu = + 252,00 m
Elevasi air dihilir bendung = + 251,665
Elevasi air dihulu bendung = + 256,165
Jari-jari mercu
= 0,58 x Hd = 0,58 x 4,165
= 2,4157 m
Tinggi mercu = 4,5 m
Kemiringan sungai = 0,069
Tabel 9 Perhitungan Elevasi Kolam Olak
Eleva si Z (m) V1 (m/dt) Y1 (m) Fr (m) Y2 (m) Elevasi Air Loncat (m) 249.3 2.68 8,98 1.062 2.781 3,683 253.00 246,0 6,00 12,07 0,790 4,337 4,471 250,47 247,0 5.00 11,23 0,850 3,891 4,272 251,27 247,5 4,50 10,79 0,885 3.663 4,163 251,52
(Sumber data: hasil perhitungan ) Jadi : a. Debit satuan (Q100) q = Q Beff = 114,6635 37,437 = 20,7115 m 3/dt/m b. Kedalaman kritis (hc) hc = √𝑞2 𝑔 3 hc = √20,71152 9,81 3 = 3,5230 m
c. Tinggi energi dihulu
= Elevasi mercu + H1
= (+ 252,00) + 4,815
= 256,815 m
d. Tinggi energi dihilir
∆H = (+256,815) – (+251,665) = 5,15 m
e. Menentukan jari-jari bak minimum
∆𝐻 ℎ𝑐= 5,15 3,5230 = 1,4618 → dari grafik didapat : Rmin /hc = 1,55 Rmin = 1,55 x 3,5230 Rmin = 5,46 → diambil R = 5,5
f. Menentukan batas hilir minimum
(Tmin) ∆𝐻 ℎ𝑐= 5,15 3,5230 = 1,4618 → dari grafik didapat Tmin /hc = 1,88 (∆𝐻 ℎ𝑐) 0,215
Perhitungan Lantai Muka ∆hmax = (+252,00) – (+246,70)
= 5,3 m
∆hmax . C = 5,3 . 6 = 31,8 m
Sebelum ada lantai muka
LV = 3,00 + 1,50 + 2,00 + 2,00 + 3,50 + 0,5 + 0,5 + 5,0 = 18,5 m LH = 0,80 + 0,70 + 1,40 + 2,00 + 2,40 + 3,00 + 0,50 + 0,5 + 6,00 + 0,50 + 1,00 = 18,8 m Lv + 1/3 LH ≥ ∆h max . C 18,5 + 1/3 . 18,8 ≥ 31,8 m 24,77 m < 31,80 m
Dari hasil diatas maka diperlukan lantai
muka dengan creep line minimal :
L = 31,80 – 24,77 = 7,03 m
Stabilitas Bendung a. Pada Saat Air Normal
Tabel 10. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Normal)
No
Gaya-Gaya yang bekerja
Gaya (ton) Momen (tm)
V H Mv Mh 1 Berat sendiri bending - 228,58 - 2097,577 2 Gaya gempa 30,47 267,939 3 Tekanan lumpur - 1,55 2,02 - 27,78 3,75 4 Tekanan tanah - 13,33 - 6,40 5 Tekanan hidrostatis - 11,644 10,125 - 208,660 114,817 6 Tekanan uplift pressure 151,29 24,612 1348,01 118,67 Jumlah - 90,484 52,897 -1056,01 498,776
Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Normal 1. Terhadap guling
Sf = ∑ 𝑀𝑉
∑ 𝑀𝐻 ≥ 1,5
= 1056,01
= 2,117 ≥ 1,5...(Aman) 2. Terhadap geser Sf = f . ∑ 𝑉 ∑ 𝐻 ≥ 1,5 f = tan 370 = 0,75 Sf = 0,75 . 90,484 52,897 ≥ 1,5 = 1,711 ≥ 1,5…. (Aman) 3. Terhadap eksentrisitas e = B/2 – d ≤ b/6 d = ∑ 𝑀𝑉− ∑ 𝑀𝐻 ∑ 𝑉 Perhitungan : d = 1056,01 – 498,776 90,484 = 6,158 e = 18,3 2 – 6,158 = 2,992 ≤ 3,05…. (Aman)
4. Terhadap daya dukung tanah
qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 .
γ . B . Nγ
Dimana :
q = Daya dukung keseimbangan
(Ultimate bearing Capasity t/m2)
Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung tanah
yang tergantung pada
besarnya sudut geser dalam
tanah.
Berdasarkan sudut geser tanah diatas
dengan nilai Ø = 20o33’ di dapat dari tabel
Terzaqhi : Nc = 17,02
Nq = 6,95
Nγ = 3,6
Data daya dukung tanah pondasi :
Berat jenis tanah (γ) = 2,63 t/m3 Nilai kohesi tanah (C) = 0,40 t/m2
Sudut geser tanah (Ø) = 20o33’
Kedalaman pondasi (D) = 2,85 m
Lebar dasar bendung (B) = 18,30 m
qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ
= 0,40 . 17,02 + 2,63 . 2,85 . 6,95
+ 0,5 . 2,63 . 18,30 . 3,6
= 6,808 + 52,0937 + 86,6322
= 145,5339 t/m2
Tegangan tanah yang di izinkan
τ = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
= 145,5339
2 = 72,7670 t/m
2
5. Terhadap tekanan dibawah bendung
τ = ∑ 𝑉 𝐵 (1 ± 6𝑒 𝐵 ) τ = 90,484 18,30 (1 ± 6 𝑥 2,992 18,30 ) τ max = 9,7949 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2 τ min = 0,0940 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2
b. Pada Saat Air Banjir
Tabel 11. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Banjir)
Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Banjir 1. Terhadap guling Sf
=
∑ 𝑀𝑉 ∑ 𝑀𝐻≥ 1,5 = 1133,685 402,459
≥ 1,5 = 2,817 ≥ 1,5….. (Aman) 2. Terhadap geser Sf =
f .
∑ 𝑉 ∑ 𝐻
≥ 1,2 F = 0,75 Sf = 0,75 . 105,183 53,701 ≥ 1,5 = 1,957 ≥ 1,5…. (Aman) 3. Terhadap eksentrisitas e = B/2 – d ≤ b/6 d = ∑ 𝑀𝑉− ∑ 𝑀𝐻 ∑ 𝑉 Perhitungan : d = 1133,685 – 402,459 105,183
= 6,952 e = 18,3 2
– 6,952 = 2,198 ≤ 3,05 …. (Aman)
4. Terhadap tekanan tanah dibawah
bendung τ = ∑ 𝑉 𝐵
(
1 ± 6𝑒 𝐵)
τ = 105,183 18,30(
1 ± 6 𝑥 2,198 18,30)
τ max = 9,8898 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2 τ min = 1,6056 t/m2 ≤ 72,7620 t/m2 KESIMPULANDari pembahasan analisa perencanaan
yang dilakukan pada Bendung Tetap
No
Gaya-Gaya yang bekerja
Gaya (ton) Momen (tm)
V H Mv Mh 1 Berat sendiri bending - 228,58 - 2097,577 2 Gaya gempa 30,47 267,939 3 Tekanan lumpur - 1,55 2,02 - 27,78 3,75 4 Tekanan tanah - 13,33 - 6,40 5 Tekanan hidrostatis - 62,29 - 0,852 - 464,982 - 97,791 6 Tekanan uplift pressure 187,237 35,393 1456,654 234,961 Jumlah - 105,183 53,701 -1133,685 402,459
Sungai Batang Air Haji, didapat
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari peta topografi didapat luas
catchment area yang mempengaruhi debit
Sungai Batang Air Haji 2 sekitar 84 km2.
2. Dalam perhitungan debit banjir rencana
periode ulang 100 tahun pada
perencanaan Ulang Bendung Tetap
Sungai Batang Air Haji2 ini didapat Q100
= 114,6635 m3/dt.
3. Pada perencanaan Bendung Ulang
Bendung Batang Air Haji digunakan
mercu tipe Ogee pada kondisi yang
sebenarnya dengan jari-jari mercu 1,88
m.
4. Pada hasil perhitungan tinggi muka air
banjir diatas bendung didapat
perbandingan tinggi muka air di atas
bendung sebagai berikut :
Tabel 12. Perbandingan tinggi muka air di atas bendung
Uraian Tipe Mercu
Mercu ogee (Perencana)
V 3,5617 m/dt
Ha = k 0,65 m
Hd 4,165 m
H1 4,815 m
Dimana :
V = Kecepatan aliran dihulu mercu
Ha = k = Tinggi energi
Hd = Tinggi energi rencana diatas
Mercu H1 = Tinggi energi diatas
mercu
5. Perencanaan Ulang Bendung Batang Air
Haji ini berguna untuk meninggikan
muka air sungai agar bisa disadap untuk
mengairi areal persawahan seluas 2000
Ha.
6. Tipe kolam olak yang digunakan dalam
perencanaan yaitu tipe bak tenggelam
(Bucket), karena harus sesuai dengan
jenis kandungan sedimen yang berada di
area setempat dimana banyak
mengangkut bongkahan-bongkahan atau
batu-batu besar.
7. Hasil dari perhitungan elevasi dan
kedalaman air adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Kesimpulan hasil perhitungan
Uraian Analisa
Perencanaan Kedalaman air di hilir
bendung (h) 4,165m
Elevasi muka air di hilir
bending 251,665 m
Elevasi muka air di atas
bending 256,165 m
8. Jari-jari kolam olak yang di dapat pada
perencanaan bendung tetap ini adalah 5,5
m.
9. Pada perhitungan Stabilitas bendung
dalam keadaan air normal didapat angka
keamanan terhadap guling 2,117 dan
terhadap geser 1,711. Pada saat air dalam
keadaan banjir didapat angka keamanan
terhadap guling 2,817 dan terhadap geser
1,957. Dari hasil perhitungan yang
didapat maka konstruksi bendung stabil.
SARAN
Pada perencaan bendung di atas baru
sampai bangunan bendungnya aja belum ada
saluran irigasinya, mudah-mudahan pada
perencanaan bendung berikutnya sudah ada
saluran irigasinya supaya air di batang air
haji ini dapat di pergunakan oleh penduduk
untuk di aliri kesawahnya masing- masing.
DAFTAR PUSTAKA
Ir.Soenarno. 1972. Perhitungan Bendung
Tetap, diakses 20 Mai 1972
Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria
Perencanaan -01 Bagian
Jaringan Irigasi, Bandung:
Direktorat Jendral Pengairan
Depertemen Pekerjaan Umum
Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria
Perencanaan -02 bagian
Bangunan Utama, Bandung: Direktorat Jendral Pengairan
Depertemen Pekerjaan umum
Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria
Perencanaan -03 Bagian
Saluran, Bandung: Direktorat Jendral Pengairan Depertemen
Pekerjaan Umum
Standar Perencanaan Irigasi. 1986. Kriteria
Perencanaan -04 Bagian
Bangunan, Bandung: Direktorat Jendral Pengairan Depertemen